Kapal besar militer menerjang ombak laut di hamparan laut yang sangat luas dibawah matahari yang belum terbit.
"Good morning Mr Jhos."
Pria dengan seragan kepolisian memberi hormat.
Jhose membalas melakukan hal yang sama.
Kemudian meraih teropong memperhatikan meneliti hamparan laut untuk mengatasi kemungkinan apapun disana.
" Berapa hari lagi kita akan sampai di tokyo."
Jhose berkata dengan masih memperhatikan sekitar dengan teropong.
"Kita akan sampai kurang dari 36 jam."
Balas Pria berseragam angkatan laut.
"Mengapa anda memilih jalur ini Mr? Bukan kah akan lebih praktis melewati udara?."
Kapten Hwo mendekat menuju tempat Jhose berdiri.
"Misi kali ini tidak lah praktis."
Masih terus menggunakan teropong nya.
"Ada sesuatu?." Kapten Hwo memicingkan mata nya.
"Menurut perhitungan ku, Mereka akan melewati tempat ini." Berkata sambil melihat arloji.
"Mr Jhos,Kapal berjarak sekitar 50 mil dari arah jam 3."
Seseorang menghubungi Jhose menggunakan Radio HT.
"Bergerak!!."
Jhose bergergas menuruni tangga kapal menuju kamar nya. meraih revolver menyelip kan pada paha dan kaki nya meraih rompi anti peluru kemudian mengenakan jaket hitam di bagian luar.
Jhose keluar menuju atas kapal dengan laras panjang melekat di sana.
"SIAGA..!!"
Berbicara pada Radio HT yang menghubungkan pada semua orang.
Kapter Hwo menjadikan Kapal berbelok menuju arah jam 3 sesuai arahan.
"Siap Mr Jhos."
Terdengar suara dari dalam Radio HT.
Kapal terus berlayar hingga semakin mendekat dengan kapal yang mereka curigai.
"Doo...rrr" "Dooooo...rrr?!"
Peluru menghujani kapal yang mbawa Jhose dan anggota ICPO- Interpol lain nya.
"Sial..?!"
Umpat Jhose.
"Turunkan sekoci sekarang."
Jhose memberi perintah.
Jhose membawa 10 orang anggota nya masuk kedalam sekoci
dengan persenjataan yang lengkap pun turut serta.
Sedangkan kapal militer berbalik arah menuju tempat nya semula.
Jhose menyusun strategi singkat yang akan mereka gunakan saat menghadapi mu..suh di sana.
" Titik yang aku curigai."
Menyentuh peta gambar kapal yang menghampar. "Lindungi aku. Kita gagalkan penyelundupan heroin seperti rencana awal."
"Siap Pak"
Semua yang ada di sana memberi hormat.
Sekoci canggih yang terbuat khusus untuk pe..rang memang sangat membantu. Lapisan baja sehingga kebal terhadap amunisi jenis apapun.
Jhose meng endap endap keluar dari sekoci melempar tali mengaitkan pada Kapal besar yang berada di samping nya pun ahir nya Jhose mendaki kapal besar itu dengan seuntas tali.
Kecurigaan Jhose benar adanya. para penjaga dengan laras panjang lalu lalang di atas kapal.
Terus berjaga di atas kapal itu.Jhose masih tetap di persembunyian nya.
"Berapa jam lagi kita sampai di tokyo?."
Pria berstelan Jas hitam duduk menyilangkan kaki dengan cerutu di tangan nya.
Pelayan itu menyalakan korek api membakar ujung cerutu.
"Silahkan tuan."
"Ada perintah selanjut nya dari bos?."
Bertanya sambil menghisap cerutu nya.
"Tidak ada tuan."
Bodyguard berbicara sambil membungkuk.
"Aku mencium bau penyusup."
Menghisap cerutu nya.
"Tidak ada tuan Semua telah kami beres kan."
Jari tangan bos mereka bergerak menghempas perlahan menyuruh Bodyguard itu pergi tanpa mengeluarkan suara. bos mereka bangkit dari duduk nya menuju kamar dengan fasilitas Vvip tentu nya.
Telah menunggu wanita cantik disana dengan kain serba mini melekat pada tubuh nya mengekspose setiap lekuk disana.
Wanita itu menghisap rokok sambil menyilangkan kaki dengan highheals sebagai alas kaki.
"Kau membuatku menunggu lama."
Wanita itu menarik dasi bos nya menghempaskan ke atas ranjang.
Kain yang melekat di sana satu per satu terhempas di lantai. terdengar suara suara laknat yang semakin men..da..yu da..yu di sana.
******************Sen...Sor.*******
"Brengs*k?!. Mengapa aku harus menyaksikan a..deg..an menjijikan secara live disini."
Jhose terjebak di dalam kamar mengumpat dalam hati.
"Ah..Sial."
Jhose mengusap wajah nya kasar yang masih bersembunyi di balik dinding kamar di dalam kapal yang terbuat dari besi.
Jhose yang membawa laras panjang di punggung nya, pada ahir nya mampu menyelinap ke ruangan lain meng endap endap bersembunyi menghindari orang yang lalu lalang.
"Bergerak!!. Kita memiliki waktu 43 menit 22 detik."
Berbicara pada Radio HT yang menghubungkan pada anggota Kru nya di dalam sekoci.
10 anggota Kru dengan Jhose sebagai komandan mereka mengikuti perintah.
Melempar tali tali mengaitkan pada kapal mulai keluar satu persatu dari dalam sekoci. mendaki menaiki kapal besar disana dengan seuntas tali.
Di tempat lain Jhose mulai menabur kan bubuk bius dengan menggunakan sapu tangan mendekap menutup mulut dan hidung mereka dari belakang satu per satu para penjaga yang dijumpai nya. hingga para penjaga satu persatu limpung tidak sadarkan diri.
"Doorrtt..?!" "Doorrtt?!"
"Doorrtt..?!" Doorrtt..?!
Hujan Amunisi mengenai tu..buh para penjaga seketika limpung tidak sadarkan diri. hingga baku tembak dengan laras panjang di sana tidak lagi bisa di elak kan.
"Doorrtt..!!"
Doorrtt.. ?!"
Doorrtt..?! "
Anggota Kru dari kepolisian baku tem..bak dengan para anak buah Mafia yang masih tersisa.
"Dorrtt..?!"
"Doorrtt..?!
" Doorrtt..?! "
Satu persatu penjaga berhasil di lumpuh kan.
Jhose melempar laras panjang yang telah kehabisan peluru.
menyelinap masuk mengendap endap sesekali bersembunyi di balik dinding kapal yang terbuat dari besi dengan membawa revolver ditangan nya.
"Ceklek"
"Diam di tempat dan jangan bergerak.!!"
Jhose menod*ng kan revolver di ke..pa..la nahkoda ( Kapten kapal) itu.
Kapten kapal mengangkat kedua tangan dengan dada yang berdetub takut.
Seluruh anak buah Mafia itu hingga para penjaga berhasil dilumpuhkan.
Pada ahir nya tersisa satu bandit di dalam kamar.
Bos mereka sedang sibuk dengan aktifitas nya di dalam kamar tidak tau jika diluar telah bergelimpangan anak buah nya.
"Brrrraaaaakkkkkkk....!!!!"
Jhose menendang pintu kamar itu.
"Brengs*k !!!."
Umpat bos mereka yang sedang asik berc*nta polos tanpa sehelai pun.
"Aaaa..."
Pekik wanita itu melompat dari atas ranjang memunguti pakaian nya yang berserakan di lantai berlari menuju kamar mandi.
"Bugh..!! Bugh...!! Bugh..."
Jhose melampiaskan kekesalan nya dengan kepalan tangan mendarat tepat di tubuh dan pipi itu.
"Penjaaaggaaa..?!" Pekik bandit menjijik*an yang di se..ret oleh Jhose keluar dari kamar tanpa sehelai benang pun.
"LEPASKAN AKU BRENGS*K...?!!!...."
"PENJAGAAAA....."
Pekik Pria itu lagi.
"Buuugggghhh..."
Jhose menampak kan ke..ke..jaman nya di sana.
"Doorrtt...?!"
Amunisi melayang di udara sebagai peringatan agar pria yang barusaja mendapatkan han..ta..man di pipi kanan dan kiri diam.
Pada ahirnya bandit itu menyerah mengangkat tangan memohon ampun karena dirinya hanyalah seorang ka..cung dari kelompok Mafia.
"Ini Mr Jhos."
Salah satu anggota Kru nya memberikan sehelai celana untuk diberikan pada bandit yang sedang berlutut memohon ampun.
Jhose melemparkan ce..lana secepat itu langsung di raih dan secepat nya Ia kenakan.
-
Vote...Vote...vote..
Heroin dalam jumlah besar berhasil di amankan.
Anggota Kru dari Jhose sebagian meninggalkan kapal itu dengan sekoci.
"Kirimkan Helicopter kemari"
Sesuai perintah dari Jhose.Helicopter datang menciptakan angin bergemuruh disana hingga mendarat di atas kapal.
"Jalan Kau Brengs*k..!!"
Jhose menarik paksa bandit ka..cung Mafia itu menuju helicopter.
Jhose memaksa nya untuk naik. tentu dengan pengawalan super ketat.
"Amankan Mereka."
Jhose memberi perintah.
"Siap Komandan."
Anggota Jhose yang masih tersisa memborgol mengamankan para penjaga juga bodyguard dari ka..cung tersebut.
"Masuk!!."
Jhose memaksa bandit itu menaiki Helicopter.
Helicopter meninggi mengudara meninggalkan kapal itu. menciptakan angin bergemuruh hendak menerbangkan apa saja yang ada di sana.
Di kawal oleh 2 Helicopter di belakang sana.
Speedboat datang dengan lambang ICPO-Interpol.
Mendekat pada kapal besar tempat Jhose berdiri saat ini. Kapal yang berisi 3ton heroin yang akan di selundupkan menuju ke kota tokyo berhasil di gagalkan.
Anggota ICPO-Interpol datang memberi hormat disambut dengan Jhose melakukan hal yang sama.
Anak buah Mafia yang masih hidup dipaksa untuk dipindahkan secepat nya ke atas speedboat tidak terkecuali kapten dari kapal itu juga wanita se..xy kekasih bandit ka..cung Mafia.
"Segera lah menjauh Sekarang!!."
Jhose memberi perintah dengan Radio HT.
Speedboat menjauh membawa anak buah dari sekelompok Mafia yang baru saja tertangkap. Anggota Jhose yang lain ikut mengawal di atas speedboat yang telah menjauh.
"Bagaimana dengan anda Mr Jhos???."
Pekik salah satu Anggota nya.
"Jangan pedulikan aku."
"Luncurkan Sekarang..!"
Jhose memberi perintah dengan Radio HT di tangan nya menghubungkan dengan Seluruh Anggota.
Peluru sejenis rudal meluncur dari atas kapal militer yang jauh disana menuju arah kapal tempat Jhose berdiri.
"Doooooorrrrrrrrr............?!!!!!!!"
"Buuuu......mmmmmm"
Kapal meledak menguap kan gumpalan asap meninggi ke udara dengan api yang sangat besar.
"MR. JHOS...?!!!"
Pekik salah satu anggotanya yang telah menjauh dengan Speedboat.
Dada Anggota Kru berdebar. Dalam hatinya berkata "Apakah MR Jhose telah gugur?"
Berkata sambil menunduk disana.
Speedboat kecil yang hanya muat dua orang tiba tiba keluar dari gumpalan Api dan Asap yang
begitu besar.
Wuuusssss.....Byuuu...rrr?!
"Itu Dia...!"
Di sambut tepuk tangan dari Anggota Kru nya yang berada di atas kapal Militer.
"Mr. Jhos kau mengagetkan saja."
Ujar Kapten Hwo sambil memperbaiki topi putih yang merupakan identitasnya sebagai seorang Kapten.
Jhose melesat diatas hamparan laut dengan Speedboat kecil menuju kearah kapal militer disana.
Kapten Hwo melemparkan tali secepat itu Jhose meraih nya kemudian mendaki menuju keatas kapal.
"Kami bangga pada anda MR. Jhos."
ujar Kapten Hwo mengadukan kepalan tangan Jhose pun membalas nya.
"Semua berkat kerjasama kita semua, Kapten."
Jhose bersama Kapten Hwo masuk kedalam kapal.
Hari sudah semakin sore, matahari pun tampak akan tenggelam terlihat dari langit yang berubah warna. Hamparan laut yang luas belum menampak kan ujungnya disana.
"Hhhhhh"
Jhose menarik nafas nya panjang.
Duduk di sofa menaik kan kaki nya di atas meja.
"Kau lelah Jhos?."
Ujar Kapten berbicara dengan bahasa tidak formal jika diluar jam kerja.
"Jam berapa kita akan sampai di tokyo?."
Melihat arloji yang melingkar di tangan nya sambil menurunkan kaki dari atas meja kemudian melirik pada Kapten Hwo disana.
"Ada apa?, Ada yang ingin kau kunjungi?."
Kapten Hwo duduk di hadapan Jhose terhalang meja di depan kedua nya.
"Hanya ingin mengunjungi kawan lama."
Jhose menyandarkan kepalanya di sofa memijat pelipisnya kemudian.
"Ada apa Jhose?"
Kapten Hwo meninggikan alis nya.
"Tidak, hanya sedikit berfikir keras."
"Kau punya rencana?."
"Informasi terahir Mafia dalang dari semua ini berada di EL SALVADOR."
Melempar korek api secepat itu Jhose langsung menangkap nya.
"Apa ini?."
Memperhatikan korek api yang bentuk nya tidak seperti biasa.
"Di dalamnya terdapat sighnal JPS yang bisa melacak keberadaan mu."
ujar Kapten Hwo.
"Aku tidak membutuhkan ini."
Melempar jauh pemberian Kapten Hwo hingga tenggelsm kedalam lautan.
"Apa yang kau lakukan?!."
Kapten Hwo meninggikan suara.
"Sudah ku katakan aku tidak membutuhkan mainan itu. Akan aku pertimbangkan jika itu bisa meledak kan seperti bom."
"El Salvador ya..."
Jhose tapak berfikir keras menyentuh rahang nya.
" Meringkus Mafia sekelas itu bukan lah hal yang mudah. Nyawa sudah pasti adalah menjadi taruhan nya. Mafia kali ini adalah Orang yang seolah telah kebal dengan hukum. Hidup berpindah pindah dari satu Mansion ke Mansion yang lain hingga dari satu negara ke negara lain bahkan hinggap seperti lalat dari satu pulau ke pulau lain menyebarkan penyakit seperti heroin yang merusak mental masa depan manusia seluruh dunia."
Kapten Hwo berkata panjang lebar setengah menasehati agar lebih berhati hati.
Sebelum nya Jhose meringkus Mafia sekelas Aziz saja harus dengan bantuan dari kakak nya yang bekerja sama dengan kawan kawan nya.
Kapten Hwo menepuk bahu Jhose kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu membiarkan Jhose sendiri dengan dunia nya.
"Hwo?!."
Memanggil nama jika diluar jam kerja.
"Hm"
Menjawab sekenanya tanpa menoleh.
"Apa ini alasan mu hingga hari ini kau belum juga menikah?."
"Apa maksud mu?!."
Meninggikan suara kesal karena Jhose berkata di luar topik pembicaraan.
"Kau bekerja dikelilingi bahaya. apa itu alasan mu untuk tidak mendekati wanita."
Jhose memicingkan mata nya.
Usia Kapten Hwo diatas kepala empat.(40thn lebih) Namun tidak pernah dirinya dekat dengan wanita manapun.
"Mungkin karena aku begitu terobsesi dengan pekerjasn hingga melupakan kearah itu.Ah.. Sudahlah. Jika sudah waktu nya, aku juga akan menikah."
"Lalu bagaimana dengan mu SIALAN?!. Kau terlihat berkali kali berkencan dengan wanita tapi tidak satu pun yang serius tertarik pada mu!!"
Berkata kemudian berlalu dari sana.
"Jhose Sialan?!.Sempat sempat nya membahas masalah pribadi?!. Ah.. lalu kenapa aku jadi terpancing?!!!...Aaaa.. Brengs*k?!."
Umpat Kapten Hwo disana.
"Berkali kali berkencan?.Hah..Sial! Aku tidak pernah serius akan hal itu."
Gumam Jhose di dalam ruangan teratas di dalam kapal.
*******
EL SALVADOR
(Republik El Salvador adalah sebuah negara di Amerika Tengah yang berbatasan dengan Honduras dan Guatemala.)
Di tempat ini
Sebuah Mansion dengan penjagaan yang sangat ketat.
"Prrrraaaaang....!!!!"
Pria berdarah latin, bertubuh tinggi tegap berusia kisaran 50 tahun menghantam meja kaca di hadapan nya.
Para pelayan juga anak buahnya berdebar ketakutan.
Pimpinan mereka murka setelah mendapatkan berita bahwa penyelundupan yang Klan nya rencanakan harus gagal mengakibatkan kerugian jutaan dolar.
"Cari tau siapa nama agen yang menghancurkan rencana kita!!"
Pekik Pria latin itu.
"Baik tuan."
Anak buahnya membungkuk hormat.
Pria latin itu mengepal erat dengan gigi yang menggelutuk pertanda kemarahan nya memuncak.
-
-
Like...like..like..
Mohon dukungan nya kawan
Tokyo, JAPAN.
Kapal militer menyandar sempurna di pelabuhan.
Disambut aparat kepolisian yang memberi hormat. Kapten Hwo dan Jhose beserta Anggota Kru nya membalas hormat melakukan hal yang sama. Aparat keamanan negara dengan bintang 3 menyambut kedatangan mereka.
"Kaisar sangat berterimakasih pada ICPO-Interpol dan kalian Mr Jhose. Anda diundang secara resmi untuk makan malam besok lusa."
"Terimakasih, Tapi bisakan anda siapkan untuk ku mobil CEPAT malam ini?."
Berkata sambil melangkah lebar disana.
"Akan anda dapatkan Mr. Jhose, Hubungi kami jika butuh bantuan."
Sedikit membungkuk menghormati Jhose pun membalas nya melakukan hal yang sama, Kemudian berlalu dari sana.
(Pemerintahan Jepang (日本国政府 Nihonkoku-seifu atau Nipponkoku-seifu) adalah sebuah monarki konstitusional yang di dalamnya terdapat kuasa dari seorang Kaisar yang masih dibatasi dan hanya diturunkan terutama ketika melakukan tugas resmi.)
******
Dentuman musik malam beserta iringan musik DJ ternama terdengar di sebuah Club malam di pusat kota Tokyo.
Gemerlapnya lampu beserta asap rokok mengepul menguap diudara.
Aroma alkohol pun semerbak di dalam Club malam itu.
Pria wanita melepas penatnya kehidupan di ahir pekan menikmati setiap alunan musik DJ hingga para pria di lantai dua yang juga menikmati indah nya tu..buh penari erotis di lantai dansa.
Para wanita yang berpakaian serba mini memperlihatkan setiap lekuk nya disana semakin menggila berdansa berada atas lantai dansa.
"Jhos kau yakin kawan mu berada disini?."
Kapten Hwo mengikuti Jhose masuk kedalam Club itu.
"Dia pemilik tempat ini. Tutup saja telinga mu jika tidak nyaman."
Jhose menyeringai.
Jhose dan Kapten Hwo mendekati meja bar.
Duduk di kursi tinggi di depan meja bar itu.
Para wanita menangkap takjub sosok tampan di depan meja bar dengan nerta nya.
"Tuan Jhos, lama tak jumpa."
Sapa bartender disana kemudian menoleh pada Kapten Hwo.
"Selamat datang tuan."
Sedikit membungkuk menghormati pada Kapten Hwo.
"Buatkan aku seperti biasa."
Ujar Jhose melirik pada Kapten Hwo bermaksud menawarkan.
"Aku tidak minum Jhose."
Mengangkat tangan kemudian berdiri bersandar pada meja bar.
"Special untuk anda tuan Jhos."
Bartender meletakkan segelas wine di atas meja di hadapan Jhose.
Jhose meraih gelas itu kemudian melesap nya.
"Dimana bos mu?."
"Di lantai atas tuan."
Berbicara sedikit berbisik.
"Jhos..?!."
Wanita se..xy dengan dress mini menonjol kan belahan dada disana juga punggung dan pa..ha yang terekspose datang menghampiri Jhose membawa wine ditangan nya.
Jhose menoleh pada sumber suara.
"こんにちはJhose、あなたはここにいますか? Jhoseが恋しいです。
Kon'nichiwa Jhose, anata wa koko ni imasu ka? Jhose ga koishīdesu."
"(Hai Jhose, Kau disini?. Aku merindukan mu Jhose.)"
Sapa wanita itu kemudian mengecup Jhose menautkan bibir nya disana.
Jhose pun membalas wanita itu hingga tautan semakin dalam.
Mata Kapten Hwo membelalak melihat adegan itu di depan nya.
"Brengs*k kau Jhos. Bisa bisa nya bercium*n disini"
Umpat Kapten Hwo dalam hati.
Sedangkan bartender itu terlihat sudah terbiasa melihat adegan seperti dihadapan nya sekarang.
Jhose melepas kan tautan nya.
"Aku sedang ada urusan,Baby."
Menyentuh dagu wanita se..xy disana.
Kemudian bangkit dari duduk nya melangkah masuk meninggalkan wanita se..xy yang menggerutu manja.
Jhose berlalu diikuti Kapten Hwo.
"Sialan kau Jhos."
Wanita itu menghentak kan kaki kesal berharap hu..bu..ngan malam ini berlanjut.
"Kau belum cukup umur Kapten, Sebaik nya jangan lihat."
Jhose menyeringai menepuk bahu Kapten Hwo kemudian melangkah tergesa menuju ke sana.
"O..****!!"
Jhose masuk melewati lantai dansa dengan para wanita menghampiri Jhose bermaksud menggoda. Jhose hanya mengecup pipi salah satu dari mereka dan memeluk pinggang
Kemudian berlalu begitu saja.
"Dasar play boy!."
ujar Kapten Hwo jengah.
Kapten Hwo yang tidak pernah berinteraksi dengan wanita melihat adegan seperti itu tentu saja merasa tidak suka.
"Ternyata hanya wajah mu yang mirip dengan kakak mu Jhos."
Kapten Hwo berkomentar.
"Jangan bawa bawa Geo dalam hal ini. Geo itu sama sepertimu. Tidak tertarik dengan wanita!."
Jhose mengherdik kan bahu.
"Eh.. Tunggu?!."
Jhose tiba tiba berhenti.
"Ada apa Jhose?."
Kapten Hwo berkerut dahi.
"Aku menarik kata kata ku tadi. Geo menyukai wanita, Dia pernah membawanya pada Ibu."
Kembali melangkah menaiki tangga menuju lantai dua.
Wanita wanita penghibur menemani Pria pria hidung belang duduk di sofa sambil menuangkan minuman disana.
Tentu saja para pria menikmati indah nya tu..buh penari erotis di lantai dansa.
Ada juga wanita yang berada di lantai atas me..la..yani pria hidung belang di dalam ka..mar.
Jhose membuka pintu mendekati kawan lama pemilik tempat ini.
"Jhose?! Kau datang mengapa tidak memberi tahu sebelum nya?."
Menghempaskan tangan menyuruh wanita wanita yang menemani nya untuk keluar.
Wanita wanita itu pun keluar ruangan meninggalkan bos nya bersama Jhose dan Kapten Hwo.
"Apa yang terjadi Jhos?"
Jim menyilangkan kaki sambil melesap wine ditangan nya.
"Kau mengenal nya?."
Memperlihatkan beberapa foto foto dari dalam ponsel nya.
Kemudian duduk menyandarkan kepala nya di sofa.
"Ini."
Menunjuk salah satu foto.
"Berikan informasi apapun yang kau tahu."
Jim menyentuh rahang nya."Imbalan nya?."
Tersenyum samar disana.
"Imbalan nya, Kau bisa keluar dari tempat ini hidup hidup."
Jhose merentangkan tangan nya di sofa.
"Apa?!!"
Kapten Hwo tersentak kaget.
"Kau kejam sekali Jhose, Aku kawan mu SIALAN..!!"
"Aku hanya bercanda. dasar bodoh!."
Menekan kalimat terahir.
Kapten Hwo dan Jim bernafas lega.
"Menurut informasi yang aku dapat, dia bersembunyi di timur tengah."
"Susunlah strategi sebelum kau kesana. Yang kau hadapi bukan lah orang sembarangan. Pemimpin kelompok itu ditakuti seluruh organisasi dunia hitam."
Jim menenggak menghabiskan wine yang ada di tangan nya.
"Ku dengar kau dan organisasi mu menggagalkan penyelundupan itu.Sebaiknya tutup semua informasi tentang mu juga keluarga mu."
Jim memperingatkan.
"Aku mengerti. Terimakasih sudah mengingatkan."
Menyentuh bahu Jim.
"Besok ada undangan makan malam bersama Kaisar. Sebaik nya tidak diliput oleh media."
Kapten Hwo menimpali.
"Kau benar."
Jhose menghela.
"Nanti malam bergerak lah. Aku akan membantu mu mendapatkan informasi lebih dari ini."
Sesusi yang Jhose inginkan. Ia mendapatkan mobil dengan kecepatan tinggi malan ini.
Mobil sport sejenis Ferari berpacu melesat menembus larut nya malam di kota Tokyo.
Wuuuuu.....sssssshhhhhh.......?!.
"Kau sudah gila Jhose."
Kapten Hwo merasa tegang berpegangan disana.
"Dooorrrtttt...?! Doooorrrrtttt...?!
Jhose melesatkan amunisi pada ban mobil yang ada di samping nya.
Dooorrrr!!!.
Ban mobil meledak hingga mobil hilang kendali.
Ciiittttt....?!
Mobil berdecit berputar 180 derajat.
Ciiiii......tttttt...!!!
Jhose menginjal pedal rem mendadak melepas seatbelt keluar dari mobil dengar revolver ditangan nya.
Brrraaaakkkkkk...!
Jhose me..nin..ju kaca mobil di depan nya hingga pecah.
" Keluar dari sini CEPAT..!!"
Jhose meletak kan revolver di atas ke..pa .la pria itu disana.
-
Vote...like...Komen ya kawan...
Next..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!