NovelToon NovelToon

Memikat Cinta Nona Arogan

Penolakan!!

Hayyy, Jumpa lagi sama Author Wilia

Nah yang terpilih kali ini adalah 'Memikat Cinta Nona Arogan', terimakasih sudah berpartisipasi dan buat yang baru baca mohon baca dulu yang, 'Psychopat Husband' karna kisah mereka saling bertautan.

................

Suasana begitu tegang dengan Pelototan mata elang wanita cantik yang sedang duduk diatas sofa singel sana dengan wajah keras dan kepalan tangan yang menguat.

Dialah Alen Eliotes, wanita berumur 24 Tahun yang sangat menentang Perjodohan yang dilakukan Kedua orang tuanya dengan Keluarga Moureen, ia mempunyai Perawakan wanita Amerika dengan rambut pirang, kulit kuning langsat dan wajah yang tegas namun memikat.

Si Wanita aneh, tak bisa berdandan karna hanya bergelut pada Pistol dan senjata tajam, jauh dari kata Feminim karna ia adalah anggota King Latina yang sudah merajai Darat dan Laut Amerika latin ditempat ini.

Dan sekarang, lihatlah! ia yang sudah sangat kesal dan berapi sejak sedari Pesta Pernikahan Janson dan Dania tadi meluapkan segalanya pada Kedua Orang tuanya yang sungguh tak tahu bagaimana meluluhkan hati wanita ini.

"Alen! Momy sudah bilang bukan? Kalian akan menikah dan itu TITIK!"

"Mom! aku tak suka di paksa begini, kau lihat saja dia! dia pria yang sama sekali tak masuk didalam Kriteria ku!"

Bantah Alen pada Momy Berry yang sudah tak ingin mendengar bantahan keras dari sang Putri, ia memilih pergi seraya memijat pelipisnya yang pusing mempunyai Putri Pembangkang begitu.

"Kak! kau lihat Momy, dia sudah sangat bersemangat ketika di pesta tadi melihat Mr Nareus, ayolah Kak!"

Alen hanya diam berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Cullen sang adik laki-lakinya yang sama saja seperti Kedua orang tuanya itu, sama-sama menyebalkan.

Ia melangkah cepat dengan gebuan Kekesalan yang meluap, raut wajahnya yang begitu panas membuat para Pelayan disana tak berani untuk mendekat hingga memilih untuk diam tak menyapa Nona Mudanya.

Brakk..

Tendangan keras itu mengenai pintu kamarnya yang sudah 3 kali jebol akibat terjangan kaki wanita itu membuat Cullen san adik yang baru saja ingin memanggil Kakaknya seketika terhenti didepan pintu.

"Mungkin dulu Momy Mengidam Wonder Woment hingga aku mendapatkan Kakak seperti itu!"

"Pergi dari depan pintu kamarku!!!"

Brakk..

Lemparan vas bunga itu langsung menyerang Cullen yang terlonjak kaget menghindar akan sikap aneh Kakak perempuannya, ia mengelus dada untuk sabar meski bongkahan Jengkel itu sudah menggunung.

"Kau itu akan menjadi Daun Tua kalau begini terus!!"

"Cullen!!!!"

Sayangnya Cullen si Pria berumur 22 Tahun itu sudah melesat pergi meninggalkan Alen yang sudah berapi-api berdiri didepan pintu kamarnya dengan pisau buah yang ia genggam erat,

"Sial!! kenapa aku harus berada di Posisi ini!"

"No..Nona, anda mau..!"

"Kau tak lihat aku sedang apa?"

Geram Alen pada pelayan yang ingin menanyai makan namun seketika tertunduk diam merasa takut dengan amukan wanita ini lagi.

"Apa yang kalian tunggu? Pergi dari sini!!"

"Ba..Baik, Nona!"

Para pelayan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Alen yang bersandar ke Daun pintu kamarnya dengan wajah yang lelah dan begitu emosi.

"Tidak! ini tak bisa di biarkan, aku tak ingin menikah!"

Gumam Alen lalu melangkah masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat karna telah melakukan Pekerjaan yang panjang dari Kingnya.

Setelah Pesta Pernikahan tadi berakhir, ia sempat cekcok dengan Nareus si Tuan Muda Keluarga Moureen yang sama-sama keras itu hingga membuat ia kelimpungan dan menyerah.

Kalau diteruskan pun mereka bisa membuat Satu Bangunan setelah pernikahan nanti hancur dan penuh peperangan.

..........

"Kau memang putraku! kau calon penghuni Surga, Nak!"

Momy Carolin yang menggandeng putra Tampannya yang berwajah bak Dewa Yunani ini masuk kedalam Kediaman Rashid milik Saudarinya sendiri setelah Pesta yang tadi mereka hadiri.

"Mom, aku ke kamar ku dulu!"

"Hey, kenapa wajahnya lesu begitu, anak Momy?"

Momy Carolin mengecup pipi Nareus sang putra yang begitu tak bersemangat, namun sejujurnya Nareus menyimpan kemarahan atas Wanita Sialan yang telah membuat ia pusing selama ini.

"Kak, tadi Nyonya Eliotes meminta kita untuk datang Makan malam besok di Kediamannya!"

"Tidak!"

Mereka semua terkejut akan bantahan Nareus tapi tidak dengan Momy Carolin dan Dady Albart yang sudah tahu sifat keras pria ini.

"Kita pergi!"

"Mom! kau tak lihat dia wanita seperti apa? aku memang menyetujui Pernikahan ini tapi kalau Momy dihargai oleh dia, ini momy sama sekali tak di Hargai!"

"Siapa bilang?"

Momy Carolin melangkah menuju Sofa panjang didepan sana menatap tajam wajah tampan putranya yang sudah tak bisa lagi berada di Posisi ini, desakan dan ancaman dari Momynya membuat Nareus sering Khilaf menurut.

"Mom, aku sudah pusing! sekarang aku mau tidur!"

"Stop!!!"

Langkah Nareus terhenti saat Momy Carolin mengumandangkan Suara dingin itu membuat ia terdiam dengan tatapan lurus.

"Ini bukan tawaran, Sayang! ini PERINTAH!"

"Mom!!!"

"Menunggumu mencari istri itu sama dengan Menunggu Bulan menjadi Hijau!"

Ketus Momy Carolin pada Nareus yang sudah ingin meratakan tempat ini, sayangnya ini bukan Kediaman Moureen, mereka hanya menginap sementara di Kediaman Rashid milik Saudari Momynya.

"Turuti saja kemauan kami! lagi pula kau kan sudah lama kenal dengan, Alen!"

"Lama Dady bilang? yang benar saja dad! saat itu aku menyetujuinya karna aku tak ingin Momy sakit hati!"

"Dan sekarang lihatlah, Momymu sakit! dan kau harus menurutinya!"

Ucap Dady Albert mengelus kepala istrinya yang memejamkan mata dengan wajah yang lelah dan begitu lemah membuat Nareus bingung bagaimana cara membuat orang tuanya paham kalau ia sangat tak suka bahkan membantah perjodohan ini setelah melihat lebih jauh Sikap Alen padanya.

"Terserah kalian saja, sampai lidahku patah pun kalian tak akan berhenti!!"

"Nak, Lidah itu tak bertulang! mohon di Koreksi!"

"Bulsitt!"

Umpat Nareus melangkah pergi diringi kekehan Momy Carolin dan Dady Albert yang saling berpelukan membuat Alicia sang adik menjadi bingung dengan nasip kakaknya.

"Mom! aku ke kamar!"

"Iya, sayang! jangan lupa Sholat!"

"Iya, Mom!"

Alicia melangkah pergi dengan Momy Carolin yang langsung menunjukan wajah tegasnya, ia memang berbeda Keyakinan dengan Saudarinya Aisyah dan Alicia mengikut kepercayaan dari sang Saudari.

"Kenapa kau begitu kekeh menjodohkan mereka, Sayang?"

"Ada hal yang bahkan mereka tak ketahui! dan hal itu belum bisa ku katakan sekarang!"

Dady Albert mengangguk mengecup kilas bibir istrinya dan menggendong wanita itu untuk beristirahat setelah Perjalanan panjang serta kejutan dari Mister Presiden berkuasa yang memberi Kejutan besar bagi sang istri malam ini.

Ia yakin, Cinta Sian dan Shena akan menumbuhkan Cinta baru bagi putranya, sepasang Simbol cinta itulah yang akan memekarkan Cinta yang lain.

.......

Vote and Like Sayang.,.

Semoga suka😂

Surat Perjanjian!

Rundingan keluarga itu terus dilakukan melalui sambungan Telfon oleh Momy Berry dan Momy Carolin, mereka memutuskan untuk menikahkan Alen dan Nareus besok karna keadaan yang tak mendukung untuk memperlama karna bisa saja kedua Manusia itu nekat melarikan diri apalagi Alen yang sudah jelas akan pergi.

"Nyonya, saya ingin Pernikahan ini dilakukan secara besar-besaran, kita harus mempersatukan mereka dulu didalam tali pernikahan!"

"Iya Nyonya! biar saya yang mengurus masalah Undangan, itu sangat mudah!"

"Baiklah! sudah dulu ya, nanti saya kabari lagi!"

"Baik, Nyonya!"

Mereka mematikan sambungan telfonnya dengan Momy Berry yang langsung menghubungi para Temannya untuk mengurus Acara besar ini tanpa sepengetahuan kedua mempelai itu.

............

Tatapan netra tajam kedua manusia itu langsung membekukan ruangan ini, seorang pria berperawakan tinggi dengan bulu mata lentik dan alis tebal itu menuai kekhasan daya pikat yang kental dari Seorang pria, netra elangnya menatap Tajam wanita yang tadinya datang dengan membawa isi Pikiran seenaknya saja.

"Aku mau kau menentang Pernikahan ini!"

"Lalu?"

"Nareus, bukankah kau juga membenciku?"

Nareus terdiam sesaat dengan raut wajah yang tak menentu, ia menatap Asistennya Buron yang mengangguk mengerti akan isyarat Tuannya ini.

"Maaf, Nona! sekalipun Tuan menentang, maka keputusan Nyonya besarlah yang berarti!"

Mendengar itu Alen menjadi semakin dikelabui rasa amarah, Nareus dengan jeli menatap wajah cantik khas Alen yang terlihat menyembunyikan sesuatu membuat ia sedikit tertantang mengetahui apa penyebab wanita ini begitu benci pada laki-laki.

"Jalan tengahnya, Setuju! kita jalani Pernikahan itu tapi bukan berarti menjalani Kewajiban didalamnya, kau dan aku hidup satu rumah tapi kita akan saling mengenal!"

Ucap Nareus yang susah memikirkan ini dengan Asisten Buron yang menyerahkan surat dimana ini bukanlah Kontrak Pernikahan, tapi ini lebih perjanjian dimana mereka hanya memiliki status bukan hak dan kewajiban didalamnya.

Sejenak Alen berfikir, kalau ia tak menikah maka Momynya benar-benar akan merobohkan isi Rumahnya dan memecahkan gendang telinganya setiap hari, sungguh ia tak punya jalan lain.

"Baiklah, tapi ingat! aku tak akan melakukan HAK dan KEWAJIBAN padamu!"

"Hm!"

Ucap Nareus datar nyaris tak berintonasi sama sekali, ia sangat ingin melihat wanita keras seperti Alen ini tunduk dengannya, sekilas seringaian licik itu muncul tanpa terlihat oleh Alen sendiri.

Wanita itu mungkin hanya mengetahui Seorang Nareus itu hanyalah seorang Pria biasa yang begitu cerdas berkuasa, namun sayangnya Nareus sudah membentuk Klannya sendiri di wilayah Barat Eropa itu sudah merajai Daratan mereka, ia berkedudukan sama dengan King Latina diwilayah kekuasaan masing-masing.

"Kau kenapa?"

"Menurutmu?"

"Cihh! lain kali suruh Penjaga Apartemen mu ini untuk mengenali baik-baik wajahku!"

Nareus mengerutkan dahinya menatap Alen yang melenturkan jari-jari tangannya membuat ia seketika mengerti.

"Kau memukulinya!"

"Lalu?"

"Cihh! lain kali cobalah berdandan seperti wanita! bukan seperti WANITA BATANGAN!"

Brakk..

Alen menggebrak meja kerja Nareus yang hanya menopang kaki angkuh menatap datar Alen yang begitu tersulut emosi, memangnya wanita sepertinya ini terlihat seperti Preman? Cihh, benar-benar menyebalkan.

"Jaga mulutmu! dan siap-siap kembali berbagi kamar!"

"Cihh, kau pikir aku akan sama seperti berbulan-bulan itu!"

Sinis Nareus yang begitu geram jika mengingat beberapa bulan lalu ia harus berbagi kamar dengan Alen karna hukuman dari kedua orang tuanya, sungguh ia ingin membalas perlakuan wanita batangan ini.

"Hm, lain kali punya anggota itu dilatih! Contoh Kingku!"

"Hm!"

Alen berdiri dari duduknya seraya memeriksa Ponselnya yang tadi berbunyi notif dari seseorang, tatapan elang Nareus tak lekang dari wajah Alen yang terlihat serius melihat Ponselnya.

"Shitt, ternyata King masih belum usai memberi kejutan untuk Nyonya!"

"Memangnya kenapa?"

"Kau di undang ke acara Akikah Tuan Muda!"

Dahi Nareus mengkerut, ia sama sekali tak mengerti dengan istilah-istilah dalam Islam itu, hanya Sian dan Shena-lah yang selalu membuatnya kagum akan adat istiadat dari Kepercayaan dan daerahnya.

"Apa acaranya di Indo?"

"Tidak!"

"Lalu?"

"Di Kediaman Alfonso!"

Nareus menganggukinya lalu berdiri menyambar jaketnya, ia juga harus menghadiri acara penting Sepupunya itu.

"Buron, kau urus Perusahaan!"

"Baik Tuan!"

Nareus mengangguk lalu memakai Jaketnya seraya menatap Alen yang sibuk mengetik sesuatu di Ponselnya, dengan satu tarikan ia sukses menyeret lengan wanita itu keluar.

"Hey! aku membawa mobil sendiri,"

"Hm!"

Nareus tak memperdulikannya, ia yakin para Momynya juga ada disana, tak mungkin ia meninggalkan Alen begitu saja, bisa-bisa satu Kota ini meledak akan omelan mereka.

Alen hanya menurut dengan umpatan kasar itu, ia menyentak tangannya dari cengkraman Nareus yang begitu kuat membuat ia pasrah hingga berjalan menuju lantai bawah dimana semua anggota Nareus berkumpul menyambut Tuannya.

"Tuan!"

"Perketat penjagaan disini! dan jangan biarkan seorangpun masuk kedalam Apartemenku!"

"Baik, Tuan!"

Nareus menganggukinya datar lalu melangkah menuju Mobilnya dengan tatapan Alen yang menusuk para Anggota Nareus yang menunduk.

Pletak..

"Kauu..!"

"Jangan menunjukan Taringmu disini!"

Ucap Nareus setelah menjitak kasar kening Alen yang langsung ia dorong masuk kedalam Mobilnya, wanita itu hanya mengumpat lalu kembali memakai kaca-matanya.

Dengan kaki yang bertopang tindih begitu angkuh membuat Nareus menggelengkan kepalanya saja dengan senyum singkat itu dan kembali ke wajah tampan datarnya.

"Kenapa mobilmu panas sekali?"

"Ini Mobil, bukan kutub utara!"

"Cihh, dasar bodoh! seharusnya kau tampah tingkatan AC nya!"

Nareus membulatkan matanya mendengar itu semua, wanita ini semakin berani mengatainya sesuai jidatnya saja.

"Kau marah?"

"Hm!"

"Tentu saja kau marah! memangnya seorang Nareus itu pernah di perlakukan begini oleh seseorang?"

Sinis Alen dengan sengaja melakukan hal yang membuat emosi Nareus tersulut, namun pria itu berusaha menahan emosi, bisa saja mereka bertengkar diatas mobil ini hingga membuat kekacauan disepanjang jalan.

Namun sayangnya, hal itulah yang ingin Alen lakukan, suatu kekacauan yang bisa saja membuat ia akan lepas dari Pernikahan ini.

"Aku yang menyetir!"

"Heyy!! Alen, kau jangan bercanda!"

Alen menarik Kemudi Mobil ke kiri dengan Nareus yang berusaha mengimbangi laju Mobil ini, pria itu benar-benar tak habis pikir dengan tingkat keberanian wanita ini.

"Alen, kau jangan menyesal melakukan ini!"

"Aku hanya ingin menyetir! jadi apa salahnya!"

Mobil itu terus melaju namun oleng beberapakali menabrak rerumputan yang rimbun didekat jalan kota, belum lagi umpatan para pengendara lain saat mereka seenaknya saja menerobos jalan di keramian Kota Meksiko ini.

"Alen, jangan salahkan aku jika kau terluka!"

"Hm!"

Alen terkejut saat Nareus melepas Kemudi begitu saja membuat matanya terbelalak melihat satu toko roti didekat Halte Bis Huyork yang sedang terparkir namun mereka semua berdombong keluar melihat Mobilnya yang tak terkendali.

"Na...Nareus!"

"hm!"

Nareus hanya diam dengan wajah santainya, ia terus menginjak Gas membuat Alen mulai kewalahan mengendalikan Stir Mobil.

"Re..Reus!"

"Hm!"

Alen menginjak kaki Nareus namun pria itu tetap kekeh mempertahankan laju Mobil menuju toko kecil disana.

"Re..Reus lepas Pedal Gasnya!"

"Hm!"

"Kauu..!"

Brakk..

Nareus dengan cepat membelokan Stir Mobil setelah menabrak Pot didepan Toko itu membuat Kerumunan orang bertambah banyak mengelilingi mereka dengan Nareus yang dengan lihai memutar Mobilnya kembali menghadap arah jalan dengan Liukan yang begitu gila dan terlatih.

"Mr Nareus Moureen Crops Company?"

Gumam mereka tertunduk, siapa yang tak tahu dengan seorang Pengusaha bisnis kaya raya dari Negeri Perancis itu hingga semakin mereka tahu berkat Kerjasama dan Tali keluarganya dengan Mister President AIC itu.

"Minggir!!"

Ucap Nareus membuka kaca mobilnya dengan tampan dingin itu, ia sudah sangat muak dengan keramaian ini dan sekarang ditambah para Manusia yang mengerumuni mobilnya.

"Re..Reus! kau..!"

"Kau diam!"

Tekan Nareus pada Alen yang bungkam, tapi ia tertawa didalam hati melihat wajah kelam Nareus.

"Cihh, kau pikir aku tak tahu rencana busukmu itu!"

Umpat Alen yang tak bisa diakali begitu saja hingga ia memberi sedikit pelajaran pada Pria ini.

Vote and Like Sayang..

Alergi!!

Keriuhan para Manusia itu lansung terdengar meruak di sekitar Kediaman Alfonso, semua orang sibuk menyiapkan Hidangan bagi para Alim Ulama yang datang hanya untuk meresmikan Akikahan kedua Putra dari Mark Sian Alfoenzo dan juga Shena Shanaya Mahardinata atau Rashid.

Para anak Santri dari Pesantren Sheikh Mohammed pun datang meramaikan acara itu hanya untuk memberi ucapan selamat dan sekalian disini akan mengadakan Sedekah bersaudara dari sepasang pasutri itu.

"Sayang, ini kemana yang harus di bagikan?"

Mark pria tampan berkebangsaan Amerika itu mendekati sang istri yang sedang mengurus Kedua Putranya yang tadinya sangat Rewel untuk melihat Hewan yang sudah di Sembelih di Lapangan sana.

"Mimih!"

"Baby, itu tak baik! nanti Kambing sama Sapinya lepas bisa bahaya, hm?"

"Ta.ci mimih mau!"

"Tak boleh, main yang lain!"

Ucap Shena pada Baby Denzo yang cemberut kesal seraya merampas Biskuit dari Baby Mian yang tak mau kalah dari kakaknya membuat Shena menghela nafas halus akan keaktifan para putranya.

"Sayang!"

" ada apa Sian?"

"Kau lelah, hm?"

Shena menggeleng mengecup kilas bibir Mark yang memeluknya dari belakang, pria itu memakai Kopiah dan baju kokoh hitam yang begitu kekar dan gagah membalut tubuhnya.

"Apa Alen dan Nareus sudah datang?"

"Belum, Sayang! mungkin sebe..!"

Brakk..

Suara nyaring dari luar sana membuat Shena terlonjak kaget dengan Baby Mian yang mulai sesak karnanya.

"Baby, tarik nafas pelan. Nak!"

"Memang mencari mati!"

"Si..Sian!"

Panggil Shena saat Mark sudah melangkah keluar dengan wajah mengeras yang begitu menakutkan membuat ia harus mengantisipasi kemarahan Suaminya.

"Berani sekali kalian datang dan menabrak Dinding beton ini!"

"Ma..Maaf, King!"

Ucap Alen yang tadi bertengkar disepanjang jalan dengan Nareus yang hanya diam dengan tampang datarnya, Wajah Mark sudah mengeras membuat Alen takut, memang Nareus akui ia salah namun tetap saja, ia tak akan mengaku.

"Apa acaranya sudah selesai?"

"Kau membuat putraku..!"

"Sian!"

Shena melangkah kehadapan Mark yang ingin memukuli wajah tampan pria eropa itu, bukan sekali saja sepasang parasit ini membuat ulah.

"Mereka itu sudah keterlaluan!"

"Biarkan saja, lagi pula Baby tak apa-apa, hm?"

"Cihh!"

Decih Mark seraya mengambil Baby Rea dari gendongan Shena supaya wanita itu tak lelah sedari tadi beraktifitas, dan kali ini ia tak bisa mentolerir kesalahan Nareus dan Alen yang selalu membuat jantungan Putranya Mian.

"Maaf, King! aku tak tahu kalau Tuan Muda Kedua ada di..!"

"Sudahlah, tak apa! lain kali jangan bertengkar begitu!"

"Baik, Nyonya!"

Alen menunduk patuh menatap Nareus membunuh yang hanya acuh melangkah masuk mendekati Shena untuk melihat Baby Rea si Princess milik Mark dan Shena ini.

"Hay!"

"Jangan menyentuh putriku!"

Ketus Mark mengiring Shena untuk masuk, ia harus membuat kegiatan untuk membuat dua manusia ini tak bertengkar setiap waktu.

"Alen!!"

"Iya, King!"

"Kau cincang semua daging yang sudah di Sembelih tadi!"

"Baik, King!"

Alen melangkah pergi namun ia terhenti menatap Nareus dengan pandangan yang tak biasa.

"Awas kau!"

"Cihh!"

"Kau juga bantu dia!"

Duarr..

Alen dan Nareus lansung menjauh menatap Mark dengan tak percaya, yang benar saja mereka didekatkan dengan cincang menyincang?

"Mark, aku kesini hanya untuk melihat anak-anakmu! bukan membantunya!"

"Kalau begitu seharusnya kau tak usah datang, Anak dan istriku tak perlu jengukan darimu!"

Nareus mengepalkan tangannya kuat dan mengacak rambutnya frustasi. menatap Alen yang sudah lebih dulu menuju lapangan disamping sana karna Nyonya Arabella ibunya Mark terlihat membimbing jalan.

"Selamat pagi!"

"Pagi, Nak!"

Jawab semua orang yang tampak menatap Pembantaian daging yang telah melewati prosesi Akikah ini, terlihat juga para Pelayan dan para Santri sana membantu menyelesaikan pekerjaan ini.

"Ouhh, Alen! kau sudah datang, Sayang! ayo bantu mereka!"

"Hm!"

Gumam Alen malas pada Momy Berry dan Momy Carolin yang hanya saling pandang lalu tersenyum dan kembali berbincang dengan Umi Aisyah Uminya Shena dan juga para tetua Ulama lainnya.

"Kau bantu juga!!"

"Iya, Mom!"

Nareus dengan malas melangkah mendekati Alen yang tampak berbicara dengan Petugas Pemotong yang mengarahkannya untuk memilah dan memotong dengan benar.

"Jadi harus kecil-kecil!"

"Tidak juga, Nona! daging dengan daging dan Tulang disamakan ke tempat Tulang, ukurannya tak usah terlalu besar, sedang-sedang saja!"

Alen mengangguk lalu mengeluarkan ikat rambutnya untuk mengikat rambut pendek sebahu itu tanpa memperdulikan Nareus yang membuka Jaketnya menunjukan tubuh kekar berotot yang dibaluti Kaos tipis itu.

"Pamer otot tak disini!"

Nareus hanya diam duduk diatas bangku kecil khusus untuk mencincang disini, ia memperhatikan cara anak-anak Santri sana yang terlihat sangat terlatih dan rapi.

"Hati-Hati, pisaunya tajam!"

"Hm!"

Jawab Alen acuh, ia masih sibuk mencincang pelan dan teratur segumpal Daging Sapi dihadapannya dengan Nareus yang terlihat menahan sesuatu dari aroma amis Daging kambing sana.

Melihat itu Alen terhenti sejenak, menatap Nareus yang menutup hidung karna aroma menyengat ini.

"Cihh, kalau pria sepertimu tak cocok ditempatkan disini!"

Nareus hanya diam mulai melakukan pekerjaannya, tapi wajahnya sudah sangat merah karna terlihat meradang dengan bau Amis Kambing sana.

"Ehmm!"

"Mau ini!"

Nareus memundurkan wajahnya saat Alen malah mendekatkan kepala kambing padanya, ia tak suka hewan satu ini dan sangat Alergi.

"Jauhkan itu dariku!"

"Ouh, Tubuh kekar, wajah Nyaris sempurna tapi takut kepala kambing, apa ini pria sejati itu?"

"Aku tak takut tapi..!"

"Makan saja!"

Bugh..

Alen meletakan kepala kambing itu kehadapan Nareus yang ingin muntah melihat mahluk itu, tapi tak mungkin ia malah membuat Alen semakin mempunyai bahan untuk mempermalukan-nya.

"Tuan, sebaiknya anda masuk saja kedalam!"

"Aku bisa melakukannya!"

Ucap Nareus lalu mulai mencincang sesuai arahan para petugas, ia berusaha tak bersin meski wajahnya sudah sangat panas membuat Alen yang duduk disampingnya jadi bertambah kesal karna pekerjaan pria ini sangat lelet.

"Kau bisa tidak, ha?"

"Diamlah!"

Ketus Nareus malas berdebat, ia sudah berjuang hidup dan mati membersihkan kepala kambing ini tapi Alen masih saja belum puas menyiksanya.

"Sekalian pahanya!"

"Alen!!"

"Apa? bukanya kau tak takut Kambing?"

Nareus bungkam mengepalkan tangannya kuat, sungguh baru pertama kali ia memeggang Mahluk ini setelah beberapa tahun lalu.

"Kau kerjakan saja punyamu!"

"Baiklah, tapi selesaikan tugasmu!"

"Hm!"

Alen mencabik acuh dan fokus pada tugasnya, pekerjaannya sangat telaten dalam urusan mencincang begini, bahkan para anak Santri dan Petugas pemotong sana sangat salut dengan kegesitan tangan Alen yang tampak sudah terlatih memeggang benda tajam.

"Nareus!!!"

Suara pekikan Momy Carolin membuat mereka terlonjak kaget dengan wajah panik wanita itu, begitu juga Alen yang terlihat bingung dengan wajah datarnya.

"Reus, kenapa kau malah mendekati Kambing, disini ada Sapi Kan sayang?"

"Mom, aku tak apa-apa! lanjutkan saja pekerjaan Momy!"

Ucap Nareus dengan biasa tanpa intonasi yang berlebih, namun Alen membulatkan matanya melihat wajah Nareus yang merah dengan bibir yang pucat.

"Kau kenapa?"

"Minggir!"

Nareus menepis tangan Alen yang memeggangnya, namun Alen tak bisa diam saja, ia melepas sapu tangannya dan menjadikan tubuhnya sebagai bopongan tubuh gagah Nareus.

"Heyy, lepas!!"

"Diam!!"

Geram Alen membuat Nareus meradang, ia tak suka dipegang-peggang begini membuat ia hanya bertambah pusing,

"Lepas!! aku bisa jalan sendiri!"

Geram Nareus menyentak tangannya kasar dan berdiri dengan wajah hampir merah semua bahkan sampai ke telinga Pria tampan dengan bulu mata lentik itu, Momy Carolin membantu putranya untuk melangkah masuk kedalam sana.

.......

Vote and Like Sayang..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!