NovelToon NovelToon

Gerbang Hitam

Kontak pertama

Tet .... tet... tet...

Terdengar rentetan suara klakson kendaraan yang terjebak kemacetan pada jam jam sibuk silih berganti. Terutama untuk kendaraan angkot yang sibuk mencari para penumpangnya, berhenti sesuka hati karena pada dasarnya jalanan adalah ruang kerjanya, ruang kantornya dan asap hasil pembakaran kenalpot kendaraan bercampur baur dengan debu debu yang berterbangan ditambah dengan panasnya sinar matahari berbaur menjadi satu, menambah suasana semakin tidak menyenangkan apalagi ini sudah tengah hari.

Terlihat kesibukan disalah satu sekolah menengah yang ada dikota Medan, murid muridnya berhamburan keluar sepertinya mereka semua sibuk menuju ke angkotnya masing-masing, terdengar sebuah teriakan memanggil salah satu murid yang baru keluar dari pintu gerbang sekolah.

“Rangga...Rangga...tunggu.”

Seorang laki laki remaja yang merasa dirinya dipanggil menoleh ke belakang, terlihat olehnya seorang murid perempuan berlari kecil menghampirinya.

“Shinta nebeng ya.”

“Sori lah Shin, motor aku lagi rusak nih lagi nunggu jemputan, lagian apa kamu nggak salah nih, salah satu dari sepuluh bidadari teratas minta nebeng sama aku.”

“Kok ngomongnya gitu sih kamu, nggak da hubungannya lagi dengan sistem ranking kalian para cowok, Shinta memang mau cepat pulang ja, soalnya supir rumah Shinta lagi sakit jadi nggak bisa jemput, aduh bakal kepanasan ini...” terlihat seperti ada nada kekecewaan pada diri Shinta.

“Kalau motor aku ada, kamunya bakal kepanasan juga jadi sama ja bohong Shin.”

“Memang kamu nunggu jemputan sapa Ga?“ tanya Shinta mengalihkan pembicaraan dan sepertinya Shinta pingin tahu Rangga dijemput dengan siapa.

“Pengen tahu banget kamu Shin...”

“Kan nggak apa loh Ga, mana tahu bisa nebeng juga, hehehe.”

“Dijemput sama kakek aku, soalnya aku mau pulang ke kampung tempat tinggal kakekku, kan besok uda liburan kita.” terlihat Rangga berbicara pada Shinta sambil melihat jalanan sepertinya mencari tahu kalau kakeknya sudah tiba atau belum.

“Lah... Kakek kamu datang ke Medan Ga, kok nggak kabari nih... “

“Emang mau apa kamunya Shin kalau ku kabari datang ke Medan? lagian kakek ku uda satu minggu di Medan kok.”

“Ya pendekatan dululah sama kakeknya sebelum sama cucunya...” pandangan Shinta tertuju pada Rangga.

“Bagus ya Shinta ada kemajuan, sana minum obat...” sambil telunjuk Rangga menyentuh dan mendorong sedikit kening Shinta.

“Hmm... kebal juga kamu ya Ga, nggak sia sia mendapat predikat cowok mati rasa.”

“Predikat dari mana tu ...?”

“Yee memang kalian saja yang ada penilaian, kami juga ada penilaian kaum hawa untuk para kaum Adam dan kamu Rangga mendapat julukan Cowok mati rasa, mantap kan...” sambil jempol Shinta menunjuk ke arah atas.

“Mantaps...” sambut Rangga

“Jadi kamu ikut nebeng Shin, tu kakek aku sudah datang.“ dan tangan Rangga melambai keatas dan memberi tanda untuk seseorang yang menuju ke arah sekolah.

“Nggak ah, Shinta bareng sama Dewi udah janjian kok tadi pulangnya.”

“Trus kenapa tadi minta nebeng sama aku?”

“Ya nggak apa, iseng aja lagian Shinta tahu kok kamu tadi datang ke sekolah naik angkot.”

“Bagus... bagus...”

“Dah Rangga...” sambil jari jari Shinta melambai ke Rangga.

“Yuk Wi Kita pulang...” sambil Shinta duduk di belakang sepeda motor yang berhenti disana, yang dikendarai oleh salah seorang murid cewek yang bernama Dewi.

“Da Rangga kami pulang dulu ya...” teriak Dewi juga.

“Hmm... “ terdengar gumaman kecil dari mulut Rangga.

“Kakek nggak kesasar tadi kan?” Tanya Rangga kepada seseorang yang sudah berumur tapi masih terlihat segar bugar yang ternyata adalah kakeknya.

“Nggak lah, kakek masih hapal jalanan kota Medan.”

“Jadi kek, kita langsung ke kampung apa balik pulang dulu nih?”

“Langsung aja ke kampung, lagi pula ayah dan ibu kamu sudah berangkat duluan.”

“Okelah kek.”

..........

Matahari pun tergelincir dari singgasananya, berganti dengan sinaran cahaya bulan yang cukup terang, terlihat sebuah mobil memasuki perkarangan suatu rumah yang cukup luas dan rumah itu cukup sederhana dan bergaya tradisional, seperti terlihat gaya gaya dari rumah adat Jawa terlihat ada pendoponya,

Rangga pun keluar dari mobil beserta kakeknya, terlihat sepasang suami istri menyambut mereka.

“Gimana perjalanannya Rangga, apa kakek cerewet?” Tanya seorang perempuan yang menyambut kedatangan Rangga dan Kakeknya.

“Nggak loh Bu, kakek nggak cerewet tapi dongeng terus.“ kata Rangga pada perempuan tersebut yang ternyata ibunya Rangga.

“Ya sudah bersih bersih sana...”

Rangga pun segera masuk kedalam rumah dan berlalu dari sana.

“Jangan terlalu memanjakan anakmu Ratih, nanti dia nggak bisa menghadapi kehidupan masa depannya” sepertinya orang tua dari Ratih yang juga merupakan kakeknya Rangga memberi nasehat pada ibunya Rangga sambil berjalan menuju pintu rumah.

Wuzzzz...

Terdengar suara angin kencang yang tiba tiba muncul entah dari mana, terlihat pohon pohon, tanaman yang ada disana bergoyang goyang cukup kencang terbawa hembusan angin, malam yang tadi dihiasi dengan sinar rembulan yang cukup terang tiba tiba menjadi gelap, sepertinya bakal turun hujan dengan derasnya tapi yang anehnya walau cuaca bertambah gelap ditambah dengan hembusan angin yang cukup kencang, tapi tidak disertai dengan petir, dan itu berlangsung hampir satu menitan, kedua orang tua Rangga beserta kakeknya memperhatikan suasa disekitarnya.

Tak berapa lama muncul satu titik hitam berada tepat didepan mereka kira Kira berjarak kurang lebih dua puluh meteran, titik hitam itu mula mula hanya sekecil kelereng tapi lama kelamaan membesar, membesar dan terus membesar hingga mencapai lingkaran berdiameter kurang lebih tiga meter dan lingkaran tersebut berwarna hitam pekat, dan lingkaran hitam tersebut sepertinya berputar dititik tengahnya dan mulai berhenti membesar, angin tiba tiba lenyap menimbulkan suasan keheningan total, seperti waktu seakan akan berhenti.

Tiba tiba sesuatu keluar dari lingkaran hitam tersebut, sesuatu yang keluar seperti bentuk ujung suatu ekor reptil mamalia, Seperti bentuk ekor kadal tapi ukurannya besar dan berwarna putih bersih, dan ekor tersebut semakin panjang keluar diikuti dengan sebuah langkah kaki yang keluar dari lingkaran hitam tersebut, dan ketika keluar sepenuhanya terlihat sesosok bentuk yang menyerupai manusia, Mahkluk yang memiliki ekor, dan dikepalanya sendiri terdapat satu tanduk berwarna merah menyala tepat dikeningnya, sepertinya tanduk tersebut tersulut dengan api yang berkobar kobar kecil tapi tidak padam tertiup oleh angin, dan tanduk itu terus menyala dengan api kecilnya.

Tanpa basa basi di berteriak dan menyerang tiga orang yang ada didepanya, dia menyerang dengan cepatnya hingga tak terlihat oleh pandangan mata.

Crasshh...

Tak sampai sampai dalam hitungan satu detik kedua orang tua Rangga rubuh ke tanah, terlihat sebuah lubang bersarang didada mereka berdua, terlihat sepasang tangan yang juga berwarna putih milik sesosok yang baru keluar dari lingkaran tersebut ternoda oleh darah, sambil menjilat jari jari tangannya seperti dia suka akan rasanya.

Kakek Rangga yang terkejut dibuatnya yang tidak siap siaga berteriak.

“RATIH... SETO...”

Segera saja kakeknya Rangga mengalihkan perhatiannya pada sesosok yang menyerupai manusia didepannya, dan makhluk tersebut juga mengalihkan pandangannya kepada kakeknya Rangga, sambil menunjuk jarinya yang ada kuku kuku tajam dan makhluk itu pun tersenyum, dan secepat kilat dia menyerang kakeknya Rangga.

Dduuuuaaaarrrrr...

https://rairinproject.blogspot.com/p/gerbang\-hitam

Gerbang hitam

Terdengar satu ledakan keras ketika terjadi benturan antara kakek Rangga dengan sesosok yang baru muncul dari sebuah Gerbang portal hitam tersebut.

“Keik... keik... tidak buruk untuk ukuran manusia yang belum menerima sistem.” terdengar suara agak parau yang keluar dari mulut makhluk tersebut.

Kakek Rangga hanya mengabaikan omongan dari Mahkluk yg mirip manusia dan terus kembali menyerangnya, tujuannya cuma satu membalas kematian dari anak dan menantunya juga harus melindungi Rangga yang masih didalam rumah, terus menyerang walau dia tahu kalau bukan tandingan Mahkluk itu.

Ketika terjadi benturan yang amat keras itu Rangga yang berada dalam rumah terkejut dan segera berlari keluar dari rumah, keterkejutan melanda Rangga ketika melihat kakeknya bertarung dengan Mahkluk yang agak aneh yang belum pernah dia liat sepanjang hidupnya, sesosok mahkluk yang menyerupai bentuk tubuh manusia tapi memiliki ekor yang berada di belakangnya, pertarungan kakek dan mahkluk itu telah banyak menghancurkan benda benda serta tanaman yang berada disekitar mereka.

Dan ketika pandangan Rangga beralih kepada dua sosok tubuh manusia yang terbaring, ditanam rasa keterkejutannya semakin bertambah dan Rangga betul betul mengenali dua tubuh yang terbaring disana.

“Ayah... Ibu...”

Tanpa memperdulikan bahaya dari hasil pertarungan antara kakek dan Mahkluk itu yang menciptakan gelombang angin yang sangat kuat, Rangga berusaha mendekati tubuh ayah dan ibunya, emosi langsung melanda jiwa dan raga Rangga marah, sedih semuanya bercampur menjadi satu, sambil terduduk lemas disamping kedua tubuh yang merupakan ayah dan ibunya, dilihat nya banyak genangan darah tanpa disadari olehnya air mata nya jatuh sendiri.

“Ayah... Ibu...” tertunduk pandangan Rangga dengan lemah dan lemas dia pandangi kedua sosok tubuh ayah dan ibunya yang telah mati, tanpa perlu kejelasan dengan pasti pikirannya langsung tertuju pada mahkluk itu, pasti mahkluk itu yang telah membunuh kedua orang tuanya, tanpa basa basi dan mengumpulkan semangat hidupnya, pandangan Rangga tertuju pada pertarungan kakek dan Mahkluk itu, tanpa pikir panjang Rangga pun mulai membatu dan menyerang Mahkluk itu dan membantu kakeknya.

“Mundurlah Rangga dia buka lawanmu.”

“Rangga tidak penduli walau sedikit tenaga dalam Rangga yang kakek pernah ajarkan dulu Rangga akan membunuh Mahkluk itu.”

Teriak Rangga lantang, ternyata Rangga telah mempelajari tenaga dalam yang diajarkan oleh kakeknya, dan sepertinya kakek Rangga sendiri menguasai teknik tenaga dalam yang lebih baik dari Rangga yang dipelajarinya semasa hidupnya, karena itulah tubuh kakeknya masih terlihat segar bugar dimasa tuanya yang ternyata itu hasil dari olah kanuragannya.

“Mundurlah Rangga masih ada waktu untuk membalas dendam kedua orang tuamu, asah kembali tenaga dalam yang pernah kakek ajarkan padamu.” sambil bertarung kakeknya mencoba untuk menasihati Rangga yang merupakan cucu harapannya.

“Rangga tidak perduli kek...”

“Keik keik keik...” terdengar suara yang keluar dari mahkluk tersebut sepertinya dia sedang menertawakan dua manusia yang berada didepannya, segera dia tambah daya serangnya kepada kedua orang itu terutama fokusnya pada Rangga yang begitu kesulitan mengikuti pergerakan darinya.

“Mati...” teriak Mahkluk itu dan satu pukulan mendarat ketubuh Rangga.

Bukk...

Seketika itu juga Rangga langsung muntah darah walau tubuhnya sudah diperkuat dengan tenaga dalamnya tapi tenaga dalamnya masih begitu lemah, melihat Rangga yang terkena pukulan kakeknya pun menjadi marah langsung saja tanpa memperdulikan dirinya kakeknya Rangga menyerang dengan membabi-buta apa lagi ketika ekor Mahkluk tu langsung tertuju dan mengarah ke tubuh Rangga yang tak bisa bergerak akibat luka yang dideritanya, langsung saja kakeknya Rangga mencoba menggagalkan serangan ekor Mahkluk tersebut dengan mecoba memutuskan ekor Mahkluk tersebut dengan sisi tangannya yang telah dialiri oleh tenaga dalam.

Duarrrr...

Terdengar benturan sekali lagi yang menciptakan hempasan angin ketika tangan dan ekor Mahkluk itu berbenturan, tapi walaupun sudah berusaha sekuat tenaga ekor tersebut hanya bergeser sedikit dari tujuannya yang semula ke arah dada Rangga menjadi berubah mengenai lengannya Rangga, dan hanya menciptakan luka gores sedikit saja pada ekor tersebut tapi tidak dengan Rangga lengannya langsung tertembus ekor itu walau hanya tertembus sedikit saja tapi menciptakan luka trauma pada Rangga, Rangga pun langsung berguling menahan rasa sakit yang dideritanya seperti ada rasa panas yang mendera di lenganya dan meninggalkan luka tebus yang yang cukup lebar dan sepertinya membuat tulang lenganya juga patah.

Sedangkan kakeknya sendiri ketika gagal menyelamati cucunya pandangannya teralihkan pada Rangga, dan pada saat itu tangan Mahkluk itu langsung tertuju ke leher kakeknya Rangga dan mencekiknya.

“Keik Keik... bodoh sekali.”

Kakek nya Rangga pun berusaha untuk meloloskan lehernya dari Cengkraman Mahkluk itu, tapi sepertinya Cengkraman Mahkluk itu begitu kuatnya tanpa mengulur ulur waktu langsung saja tangan mahkluk itu mematahkan leher kakeknya Rangga.

Krakkkk...

Terdengar suara patahan tulang yang berasal dari leher kakeknya Rangga walau suara nya pelan tapi karena suasa disana yang begitu hening, hingga suara yang pelan saja terdengar dengar jelasnya dan suara itu terdengar jelas oleh Rangga.

“Ka... kek...” terdengar suara yang agak parau dari Rangga yang sedang menahan rasa sakitnya tapi apa yang dilihat oleh Rangga terlihat jelas olehnya, mahkluk itu telah membunuh kakeknya, pada dasarnya pertarungan itu tidak lebih dari satu menit dan sepertinya itu bukan pertarungan melainkan hanya bermain main bagi mahkluk itu, seperti layaknya seekor kucing yang sedang mempermainkan mangsanya.

Tanpa menghiraukan luka yang dialaminya, Rangga mencoba untuk berdiri dan mengumpulkan kekuatannya segera ia berlari menerjang mahkluk itu.

“Mati kau...“ Teriak Rangga lantang.

Tapi dengan santainya Mahkluk itu mengibaskan tanganya ke arah Rangga, segera saja angin yang kuat menerpa tubuh Rangga dan Rangga pun terpental dengan jauhnya, raungan rasa sakit pun keluar dari mulut Rangga sepertinya banyak tulang tulangnya yang telah patah. Tanpa menghiraukan apa yang terjadi pada Rangga mahkluk itupun mulai kembali menyerang Rangga dengan jalan perlahan lahan dia menuju kearah Rangga.

“Keik Keik... untuk ukuran manusia yang akan menjadi ancaman dikemudian hari begitu lemah Keik Keik...”

Sambil memandangi Rangga dari atas sampai bawah yang begitu lemah dan tak berdaya.

“Keik Keik... perintah yang menyesatkan.”

Ketika ucapan dari mahkluk itu berakhir, tinju mahkluk itu pun segera tertuju ke kepala Rangga yang terbaring lemas ditanah, tapi sebelum tinju itu menyentuh kepala Rangga mendadak gerbang portal yang berwarna hitam pekat itu beresonansi dengan cahaya cahaya putih, dan pada saat itu juga tinju mahkluk itu mendadak terhenti ditengah jalan dalam sekejap dan tak mau bergerak lagi.

“Keik Keik... jangan ikut campur kau.” terdengar ucapan marah dari mahkluk itu, sambil mahkluk itu mencoba untuk mengerak gerakkan tubuhnya, tapi pada saat itu juga dengan sekejap mahkluk itu mulai tersedot kembali kearah gerbang portal tempat dia keluar tadi yang telah bercampur dengan cahaya cahaya putih yang berputar putar seperti menciptakan daya hisap yang cukup kuat untuk menarik kembali Mahkluk itu masuk kedalam gerbang portal, tapi yang anehnya yang tersedot masuk kedalam hanya Mahkluk itu dan lingkungan disekitarnya seperti pepohonan atau benda benda disekitarnya tak bergerak seperti tidak terkena imbas dari daya hisap gerbang portal tersebut.

“Keik Keik... tidakkk...” teriak mahkluk itu yang segera lenyap masuk kedalam gerbang portal dan tak lama gerbang portal itu pun lenyap, meninggalkan Rangga yang terbaring lemas jatuh pingsan serta lingkungan yang porak poranda dari hasil pertarungan sebelumnya.

Tak lama cahaya segera menyinari tubuh Rangga.

‘Selamat anda terpilih menjadi Pejuang’

https://rairinproject.blogspot.com/p/gerbang\-hitam

Pejuang

Sebuah jendela notifikasi muncul dihadapan Rangga, walau keadaan Rangga kehilangan kesadarannya tapi tidak dengan jiwanya, karena jendela notifikasi tersebut langsung terhubung dengan kesadaran jiwanya. Dan Rangga melalui jiwanya membaca notifikasi tersebut.

“Pejuang...?”

Tanda tanya besar langsung membuat Rangga bingung.

“Apa itu pejuang?”

Tanda notifikasi tidak berhenti disitu saja, tampilan jendela pesan baru pun langsung muncul diikuti juga dengan suara yang menyertainya.

‘Mulai meriksa kondisi tubuh pejuang.’

Tampilan pun mulai berubah ada tanda garis yang bergerak mengikuti progres pemeriksaan tubuh Rangga.

‘10%.....30%....50%....70%..............100%’

‘Selesai’

‘Pemeriksaan kondisi tubuh berhasil’

‘Tingkat kerusakan mencapai ...... 67%’

‘Mulai memperbaiki kondisi tubuh pejuang’

. . . . . . . . .

Dan secara tiba tiba kondisi tubuh Rangga yang terluka mulai menunjukkan tanda tanda penyembuhan.

Tulang tulang yang patah mulai tersambung kembali.

Luka luka tubuh mulai menutup dan menunjukan tanda tanda penyembuhan.

Hampir kurang lebih dua jam proses penyembuhan yang aneh berlangsung dan tubuh Rangga Kembali seperti sebelum terjadinya pertarungan,segar bugar. Walaupun kondisi tubuh Rangga telah pulih sepenuhnya, namun kesadaran Rangga masih belum terjaga dia masih tetap tak sadarkan diri.

‘Mengaktifkan pemeriksaan tingkat lanjut, menempatkan sistem pejuang’

‘10%...30%...50%...52%...53%...zzz....ERROR’

‘Memulai kembali pemeriksaan tingkat lanjut menempatkan sistem pejuang ke 2...’

‘10%...30%...53%...55%....zzz....ERROR’

‘Memulai kembali pemeriksaan tingkat lanjut menempatkan sistem pejuang ke 3...’

‘10%...30%...53%...60%....zzz....ERROR’

. . . . . . . . . . . .

Proses menempatkan sistem pejuang terus mengalami kegagalan, hingga mencapai kegagalan untuk kesembilan kalinya.

‘Memulai kembali pemeriksaan tingkat lanjut menempatkan sistem pejuang ke 9...’

‘10%...30%...53%...55%....80%...zzz....ERROR’

‘Kegagalan menanam sistem Pejuang’

‘Protokol 404i555 diaktifkan’

‘Memulai pemeriksaan DNA Pejuang...’

‘10%...20%...50%...85%...100%’

‘Selesai’

‘Terdapat zat asing ‘Dark Matter’ dalam tubuh pejuang’

‘Apakah anda akan menggabungkan atau menghapus ‘Dark Matter’ dari tubuh anda’

Rangga yang sama Sekali tidak mengetahui apa itu Dark Matter menjadi kebingungan, apa harus dilakukannya menggabungkan atau menghilangkan dari tubuhnya.

“Apa itu Dark Matter?” Tiba tiba Rangga mengeluarkan suaranya melalui kesadaran jiwanya.

‘Dark Matter adalah sebuah bentuk energi murni....................penjelasan tidak ditemukan’

Mendengar penjelasan dari suara notifikasi yang hanya menjelaskan secara singkat tentang Dark Matter, membuat kebimbangan dihati Rangga menjadi jadi, karena bisa jadi hal tersebut akan menentukan ke depannya.

“Gabungkan.”

Ketika Rangga telah memutuskan untuk menggabungkan Dark Matter dengan tubuhnya, segera saja rasa sakit menerpanya, walaupun hanya hanya berupa kesadaran jiwa tapi rasa sakit yang dideritanya benar benar dia rasakan.

“Aarrgggghhhhhhhh...” terdengar teriakan Rangga yang begitu pilu menahan rasa sakit yang dialaminya.

‘Tingkat penggabungan mencapai 34%...35%...36%...’

Sangat lama sekali proses pengabungan tersebut, dengan menahan rasa sakitnya Rangga mencoba untuk fokus dan menenangkan dirinya dan tidak melawan rasa sakitnya pasrah apa yang dideritanya, tingkat persentase penggabungan pun kecepatannya semakin bertambah.

‘60%...80%...100%....proses penggabungan selesai’

‘Mulai merestart sistem Pejuang’

Seketika itu juga sekeliling Rangga berubah menjadi kegelapan, tak ada yang bisa dilihat olehnya kecuali kegelapan, tak lama satu titik cahaya kecil muncul dan mulai menerangi kembali sekeliling Rangga.

‘Mengaktifkan pemeriksaan tingkat lanjut, menempatkan sistem pejuang’

‘10%...30%...50%.............95%......100%’

‘Selamat anda telah Menjadi Pejuang’

‘Masukan nama anda’

Tampilan pun berubah kembali menampilkan bar garis putih.

“Rangga.”

‘Pejuang telah teridentifikasi bernama Rangga dengan No id ‘Bumi2114ra379hc’ ‘

zzzzzz error error error zzzzz.....

‘Kemampuan bawaan pejuang Rangga gagal dihapus’

‘Tenaga Dalam ..................................Aktif’

‘Peringan Tubuh ...............................Aktif’

‘Memulai kembali evaluasi pejuang Rangga’

‘10%.....30%....65%.....87%....100%...’

‘Sistem berjalan normal’

‘Memulai pemilihan kelas Pejuang Rangga’

‘Warriors ......…................Tidak Aktif’

‘Archer ............…..............Tidak Aktif’

‘Mage ................................Tidak Aktif’

‘Priest ................................Tidak Aktif’

‘Support ...........................Tidak Aktif’

‘Aktifkan salah satu kelas utama’

Sejenak Rangga bingung seperti berpikir

“Kok jadi mirip game ya.” terdengar ucapan pelan dari Rangga.

‘Aktifkan dua kelas utama’

‘Jika dua kelas utama aktif bisa membuka sub kelas baru’

Sebelum Rangga memilih kelas yang diinginkannya, notifikasi baru telah muncul untuk memilih dua kelas utama, terlihat ada senyuman kecil dari mulut Rangga sepertinya ada nada kelegaan dan ketika Rangga mulai mengklik dua kelas utama yang akan diaktifkannya, terdengar kembali notifikasi baru.

‘Aktifkan tiga kelas utama’

‘Aktifkan empat kelas utama’

‘Aktifkan lima kelas utama’

Notifikasi pun sambung menyambung tak ada jeda.

zzzzzz... error ...

‘Semua kelas utama telah aktif’

‘Warriors................................. Aktif’

‘Archer .................................... Aktif’

‘Mage ....................................... Aktif’

‘Priest ....................................... Aktif’

‘Support .................................. Aktif’

‘Apakah Pejuang Rangga akan mengabungkan lima kelas utama...’

Rangga sedikit bingung apa yang terjadi kenapa dia bisa memiliki lima kelas utama, kalau lima kelas utama ada pada dirinya dan melekat bukankah ini hebat, bisa menguasai semua skill yang kuat dari masing-masing kelas.

“Gabungkan...”

Tanpa pikir panjang Rangga pun langsung mensetujui untuk menggabungkan lima kelas utama menjadi satu, karena biasnya ketika terjadi penggabungan dua kelas utama bisa menciptakan sub kelas yang unik, apalagi ini lima kelas utama pasti hebat pikir Rangga.

Sejenak sekeliling Rangga menjadi gelap gulita lagi, tapi itu hanya kurang dari satu detik dan kembali normal lagi.

‘Proses penggabungan kelas sedang berlangsung’

. . . . . . . . .

Setelah agak lama menunggu notifikasi baru pun muncul kurang dari setengah jam, karena kemungkinan sistem tidak pernah mengalami keaktifan lima kelas utama sekaligus.

‘Selamat kepada Pejuang baru Rangga yang telah menemukan Kelas tersembunyi dengan setatus level atas’

‘DemiGod .................................. Tidak Aktif’

‘Apakah Pejuang Rangga akan mengaktifkan kelas tersembunyi DemiGod?’

“Aktifkan.”

‘DemiGod ........................................Aktif’

‘Skil khusus telah aktif dan ditambahkan ke dalam skil Pejuang Rangga’

‘Sesuai Kehendak’

Tingkat penyelesaian

0%...........................................................

Segera saja Rangga mencari tahu informasi yang dimiliki sistem mengenai Demi God dan Sesuai Kehendak.

Demi God zzzzzzzzz keterangan tentang Demi God ......... Tidak diketahui

Sesuai Kehendak zzzzzzzz keterangan tentang Sesuai kehendak .......... Tidak diketahui.

“Apa aapaan ini tidak ada keterangan sama Sekali mengenai kelas yang aku miliki.”

‘Untuk melihat status yang dimiliki oleh Pejuang atau keterangan informasi bisa mengaktifkannya memanggil sistem. Sistem hanya diketahui oleh masing-masing Pejuang, Terima kasih’

Flashh

Seketika di sekeliling Rangga kembali kekeadaan semula dan Rangga pun mulai tersadar dari pingsannya.

Ketika Rangga membuka matanya dilihat dia sedang berbaring dan berada disebuah kamar, sambil mencoba mengingat apa yang terjadi dan kesadaran sudah penuh dia terkejut karena dikamar tersebut ada orang.

“Dimana aku?”

“O... syukurlah nak Rangga sudah sadar, disalah satu kamar di rumah kakek Rangga.” kata seseorang yang berada disana, seseorang lelaki yang berumur kira kira 50an dan Rangga mengenalinya sebagia ketua RT tempat kakeknya tinggal, dan tiba tiba Rangga tersentak dan segera bangkit dari tidurnya.

“Ayah... Ibu... Kakek...” teriak Rangga dan segera berlari keluar dari kamar, apa yang dilihat didepanya ternyata yang dialaminya bukan mimpi dan itu adalah kenyataan.

https://rairinproject.blogspot.com/p/gerbang\-hitam

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!