NovelToon NovelToon

That Strong Woman Is Mine

Bab 1

Viana Naraya Seorang gadis cantik terlihat baru berumur 17 tahun, sedang berlutut sambil menangis di hadapan sepasang suami istri Rita dan Alex dan putri mereka Alena yang seumuran dengannya sedang berdiri di samping kedua orang itu, dan seorang anak laki-laki berdiri di samping Viana juga sedang menangis melihat Viana menangis, Dalam tangisannya Viana memohon,

"Paman bibi aku mohon jangan usir aku dan adikku, ini rumah ayah dan ibuku, kalian tidak boleh mengambilanya seperti ini" ucap Viana sambil menangis.

"Apa kau tidak malu? Semua orang sedang membicarakanmu saat ini, foto-fotomu bersama seorang pria beredar di internet, bagaimana kamu menjelaskannya, apa kamu ingin mencemarkan nama baik keluarga Naraya" Bentak Rita sambil menunjuk nunjuk Viana. Mendengar hal itu Viana menggeleng-gelengkan kepalanya tanda bahwa dia tidak bersalah,

"bibi aku tidak tau apa-apa malam itu, aku hanya minum juz di pesta ulang tahun temanku, setelah itu aku sudah tidak sadarkan diri, saat bangun aku baru tahu bahwa ada seorang pria di sampingku, dan telah melakukan hal itu kepadaku saat aku tidak sadarkan diri. Alena juga ada bersamaku saat itu. kalau bibi tidak percaya tanya saja kepada Alena"

"Apa yang kamu katakan? Kamu sendiri yang menggoda pria itu, mengapa malah ingin ibu bertanya padaku" jawab Alena membantah apa yang dikatakan Viana.

Melihat Viana yang bersikeras tidak ingin meninggalkan rumah, Rita langsung menarik Viana dan adiknya Daren keluar dari rumah itu, Viana yang tidak tega melihat adiknya didorong langsung memeluknya agar tidak jatuh,mereka juga melemparkan Koper Viana dan Daren keluar, Daren baru berumur 10 tahun dan Viana 17 tahun, Viana baru saja lulus SMA satu bulan yang lalu, sedangkan kedua orang tuanya meninggal pada kecelakaan mobil tiga bulan yang lalu. Semua aset milik kedua orang tua Viana diambil alih oleh Paman dan bibinya yaitu Rita dan Alex.

Di dalam kamarnya Alena sedang berpikir, temannya yang saat itu seharusnya tidur dengan Viana tidak hadir karena terjebak macet, lalu siapa yang tidur bersama alena saat itu? Foto-foto yang tersebar di internet diambil oleh pelayan yang disuruh oleh Alena, wajah pria itu tidak terlihat jelas, sehingga tidak ada yang mengenali pria itu. Alena tidak tahu pelayan suruhannya salah mengambil kunci kamar, seharusnya Viana diantar ke kamar nomor 69 tetapi pelayan itu malah mengambil kunci kamar nomor 96, kamar nomor 96 di huni oleh seorang pria bernama Jebby, yang sedang mengadakan pertemuan di salah satu ruangan hotel tersebut.

Jebby yang sedikit mabuk saat memasuki ruangan melihat seorang gadis cantik yang terbaring di kasurnya terkejut, awalnya dia ingin menarik wanita itu keluar dari kamarnya, tetapi saat Jebby menyentuhnya gairah dalam dirinya bangkit, selama ini dia tidak merasakan gairah seperti itu meskipun ada gadis **** di hadapannya, tetapi kali ini Jebby merasa wanita itu berbeda dari gadis lainnya, dan dia mengira bahwa gadis itu adalah hadiah dari para koleganya, sehingga dia pun tanpa berpikir panjang lagi dan mulai menyentuh inci demi inci tubuh Viana, Viana yang terbangun merasa aneh pada tubuhnya, Viana merasa Haus dan Kepanasan, dan saat Jebby menyentuhnya Viana merasakan kenyamanan sehingga dia mau menggapai apapun yang membuatnya merasa nyaman,

malam itu suhu di ruangan itu begitu panas,pergerakan di kamar begitu penuh gairah satu sama lain.

Bab 2

Matahari pagi mulai bersinar menyinari kamar yang dipenuhi aroma hormon yang kuat, Viana merasakan sakit di seluruh tubuhnya terutama pada bagian kewanitaannya, saat dia berusaha membuka matanya, dia menyadari ada seseorang yang sedang tidur di sampingnya, wajah yang sangat tampan seperti dibuat dengan sempurna oleh tuhan, Viana menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan. Tubuhnya gemetaran, Viana bangkit pelan-pelan mengumpulkan pakaiannya dan bergegas ke kamar mandi untuk berganti pakaian. ketakutan dalam hatinya makin kuat, air matanya mulai menetes, dia telah kehilangan kesuciannya, bagaimana nanti jika dia menikah, suaminya pasti akan mempertanyakannya pikirnya.

Setelah keluar dari kamar mandi Viana melihat pria itu masih tertidur, dia berjalan pelan-pelan dan meninggalkan kamar itu, saat Jebby terbangun dia melihat tempat di sampingnya sudah kosong, Jebby bergegas mengganti pakaiannya, tanpa sengaja saat melirik kasur Jebby melihat ada noda darah di sepreinya, dia menyadari bahwa Wanita itu pertama kali melakukannya, seulas senyum mengembang di bibirnya, "kamu tidak akan bisa lari dariku" bisik jebby dengan senyum yang sangat menawan.

Setelah di usir dari rumahnya Viana berjalan sambil menggandeng daren, Viana berusaha meyakinkan Daren bahwa hidup mereka akan baik-baik saja,

"Daren kita akan pergi meninggalkan Kota ini, percayalah pada kakak, kita akan baik-baik saja, suatu saat nanti kita akan kembali mengunjungi makam ibu dan ayah ya.." Daren yang mendengar kata-kata kakaknya hanya menganggukkan kepala.

Viana langsung mengajak Daren ke bandara, memesan tiket pesawat untuk mereka berdua ke Negara yang tak ada satu pun orang yang mengenali mereka,

saat pesawat akan lepas landas Viana memegang tangan Daren dengan lembut, yang di sambut senyum cerah adiknya yang sangat tampan itu, saat pesawat sedang terbang di atas tiba-tiba seorang pria berumur 50an terlihat kesakitan, wajahnya pucat dan dahinya mulai berkeringat para pramugari yang mengetahui hal itu langsung bergegas memberikan pertolongan pertama dan melaporkan situasinya kepada sang kapten yang berada di depan. Para pramugari berusaha semampu mereka untuk meringankan sakit pria paruh baya tersebut, tetapi tidak ada perubahan sedikit pun, Viana yang melihat hal tersebut ingin menolong orang itu, ibunya Viana dahulu adalah dokter yang hebat,sejak kecil Viana diajarkan hal-hal dalam bidang medis, sehingga Viana sedikit tahu apa yang terjadi pada orang tersebut, Viana memberanikan diri bangkit dari kursinya dan mencoba bicara kepada salah satu pramugari, agar dia dibiarkan menolong orang tua itu. Pramugari yang sudah berusaha mencari apakah ada dokter yang ikut penerbangan tersebut tetapi hasilnya nihil, maka meskipun ragu-ragu pramugari itu membiarkan Viana mencobanya.

Viana menyadari bahwa pria tersebut punya penyakit darah tinggi hanya dengan melihat sekilas, Viana langsung mencoba memijat kedua belakang telinga orang itu dengan dua jari berulang-ulang selama 3 menit, setelah itu Viana juga memijat leher orang itu ke atas dan kebawah, Pria itu mulai terlihat membaik, Viana meminta segelas air putih kepada salah satu pramugari, kemudian memberikan minum kepada pria itu, tekanan darah tinggi pria itu berangsur angsur reda, dan setelah pria itu membaik dia mengucapkan terima kasih kepada Viana,

"Terima kasih nak, apakah kamu mahasiswa kedokteran?" Tanya pria itu,

Viana tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Tidak Paman.. saya baru saja lulus sekolah" Pria itu bertanya lagi "kamu akan ke Negara B?, Paman tinggal di Negara B, sebagai rasa terima kasih ini kartu nama paman, jika butuh bantuan kamu hubungi paman saja."

"Terima kasih Paman" ucap Viana dengan senyum tulusnya.

Bab 3

setelah pesawat mendarat Viana dan Daren sedang menarik koper mereka sambil bergandengan tangan di depan bandara, sejujurnya Viana bingung mereka akan ke mana saat ini, tetapi dia tidak mau Daren melihat kebingungannya.

Di saat Viana sedang berpikir tiba-tiba sebuah mobil sedan berhenti di depannya, seorang pria turun dari mobil tersebut, Viana yg melihatnya tersenyum,

"nak kalian mau ke mana, biarkan paman mengantar kalian" ya pria itu adalah orang yang diselamatkan Viana di pesawat,

saat pria itu mau kembali ke rumahnya dia melihat Viana yang kebingungan, sehingga meminta supirnya untuk berhenti di depan mereka. Viana yang sudah tidak tau harus ke mana mengatakan yang sejujurnya dengan sedikit menunduk karena malu,

"sejujurnya kami tidak memiliki tempat untuk dituju saat ini paman" Pria itu melihat Viana yang polos dan kejujuran dimatanya serta harapan di mata Daren membuatnya simpati,

"tadi di pesawat saya lupa memperkenalkan diri, Kenalkan saya Hasan..panggil saja paman Hasan, siapa nama kalian nak? Tanya Hasan pada Viana dan Daren.

"Nama saya Viana ini adik saya Daren" jawab Viana.

"Maukah kalian ikut ke rumah paman?, Di rumah Paman hanya ada Paman dan istri paman"

mendengar hal itu Daren dan Viana saling menatap kemudian menganggukkan kepala tanda setuju, mereka pun ikut dengan paman Hasan ke rumahnya.

Setelah sampai disebuah pekarangan rumah yang terlihat tidak besar, tetapi cukup luas dengan halaman yang dipenuhi bunga dan tanaman berbagai jenis, dapat dilihat bahwa pemiliknya adalah orang yang menyukai tanaman.

"mari masuk.. ini rumah paman, Viana dan Daren mengikuti Paman Hasan masuk ke dalam rumah,

"Maya...Maya aku pulang" teriak paman Hasan memanggil istri tercintanya.

Maya yang sedang memasak di dapur langsung berlari menghampiri suaminya di ruang tamu dan langsung memeluknya, Mereka berpelukan saling melepaskan kerinduan,

"Maya aku hanya pergi selama 2 minggu apakah kamu se rindu itu,ucap Hasan untuk mencandai istrinya.

"Ya..aku merindukanmu, aku kesepian di rumah sendiri, lain kali ke mana pun kamu pergi aku akan ikut denganmu" jawab Maya dengan nada cemberut.

"Maya lihat kita memiliki tamu hari ini, saat di pesawat darah tinggi aku kumat, anak ini yang memberikan pertolongan pertama untukku"

"Benarkah.." Maya menghampiri Viana dan menggenggam tangannya "Terima kasih telah menolong suamiku nak"

"Tidak bibi, kami yang berterima kasih karena paman mengajak kami yang orang asing ini ke rumahnya"

"Kalian pasti lelah, bibi sudah menyiapkan makanan, mari kita makan bersama" Mereka berempat makan bersama terlihat seperti keluarga yang lengkap,

Hasan sudah menceritakan kondisi Viana dan Daren yang tidak memiliki tempat untuk di tuju di Negara ini kepada istrinya.

Maya meletakkan daging di masing-masing mangkuk Viana dan Daren. "Makan yang banyak sayang.. kalian harus tumbuh dengan baik"

Viana dan Daren tersenyum penuh rasa terima kasih, sedangkan suaminya Hasan tersenyum karena melihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah istrinya. Mereka tidak memiliki seorang anak karena Maya yang sempat sakit kanker rahim, mengakibatkan rahimnya di angkat beberapa tahun yang lalu, tetapi Hasan begitu mencintai istrinya, sehingga meskipun istrinya meminta Hasan untuk menikahi wanita lain agar Hasan dapat mempunyai keturunan. namun Hasan yang begitu mencintai istrinya tidak pernah melakukan hal itu, justru cintanya kepada istrinya makin bertambah.

Di saat mereka sedang makan tiba-tiba Maya berbicara.

"Nak maukah kalian tinggal di sini untuk selamanya? Maukah menjadi anak angkat kami? Kami tidak memiliki anak karena aku sempat sakit kanker rahim dahulu, sehingga rahimku harus diangkat" Hasan yang mendengar permintaan Maya menggenggam tangan istrinya tanda bahwa dia mendukung keinginan istrinya itu.

"kami berharap kalian mau tinggal bersama kami, dan kami juga akan menganggap kalian putra putri kami sendiri, mendengar hal itu air mata Viana menetes,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!