NovelToon NovelToon

I LOVE YOU (Papi)

1

pren, setidaknya klw kamu sudah buka cerita ini, minimal like pren, klw kurang sreg sama ceritanya, gk perlu di baca pren, cuma like sampai eps akhir aja, krna eps sedikit kok pren😆

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Eps. 1

Anak berumur lima tahun itu tidur dengan gelisah Di kamar kumuh nya.

Dinding di tempeli kertas kertas hasil karyanya yang tak lain lukisan wajah datar lelaki yang paling di sayangi nya di dunia ini. First love nya.

Jika seseorang menggambar, pastilah ada ilustrasi yang pernah di lihatnya, jadi dia menuangkannya dengan hasil gambaran.

Zuri permata, sering di panggil riri... Bibi bilang papi nya yang memberikan panggilan itu, dan dia sangat sangat senang.

Riri selalu menggambar wajah datar papinya, karena dia tidak pernak melihat wajah papi nya tersenyum, dia pun bingung menggambar wajah papi yang sambil tersenyum.

Dia merasa gelisah, Tidak bisa tidur, dia belum melihat wajah papinya seharian.

Kamarnya berada di lantai dua, Tapi di ujung lorong yang jarang di jalani penghuni rumah itu kecuali pembantu setiap seminggu sekali membersihkannya.

Riri berjalan menyusuri lorong yang rumah yang lumayan panjang, Sampailah dia di depan tangga, dia mendengar keributan di ruang keluarga, tepatnya suara tertawaan anak kecil dan papinya.

Riri melihat papinya yang sedang tertawa lepas jika bersama nadia sepupunya, lebih tepatnya, adik sepupunya.

Dia mendengar tawa papinya dari ujung tangga menggema di ruangan itu, seakan tawa itu menular....riri ikut tertawa pelan sambil menutup mulutnya.

Tidak ada ke-irian di mata dan hatinya saat itu melihat papinya lebih menyayangi nadia.

Dia langsung berlari ke kamarnya dengan cepat, dia melihat dengan jelas raut wajah rega yang senyum, dia ingin menggambarnya.

Sampai gambar itu jadi, dia merasa sangat puas. Dia memeluknya, itu adalah gambar kesayangannya mulai saat ini.

Tapi riri juga anak biasa pada umumnya, dia juga pernah menunjukkan ke-iriannya pada nadia saat umur tiga tahun, karena merasa nadia merebut papi nya.

Saat itu dia mendorong nadia saat asik bermain, Dan papinya mengetahuinya, dia di hukum tidak di kasih makan seharian, rega, papinya tidak memperbolehkan pembantu membersihkan area lorong itu selama sebulan penuh.

Sehingga dia selalu sendirian di lorong itu sebulan penuh, biasanya ada tiga pembantu yang menemaninya sambil membersihkan lorong itu seminggu sekali.

Tapi sebulan itu dia benar benar kesepian, setiap sehari sekali pembantu meletakkan makanan di tempat batas yang di tunjuk rega, dan riri akan mengambil makanan nya setiap pagi. Dia hanya di beri makan sehari sekali, karena pembantu itu kasihan, dia menambahkan porsinya agar bertahan sampai besok paginya.

Dia seakan tawanan yang pernah melakukan kesalahan yang sangat besar, Padahal dia masih anak kecil yang masih sangat sangat membutuhkan kasih sayang.

Dari situ, saat dia merasa sifat iri itu ada, dia pendam sendiri, dia takut di hukum seperti waktu itu.

Dia sangat sayang papinya, apapun di yang di perintahkan rega, dia selalu menurut, berharap papinya akan memeluknya, tapi sekalipun tidak pernah di dapatnya.

****

Riri sudah melihat wajah papinya, dia bisa tidur nyenyak sekarang.

Dia memeluk boneka kelinci yang tidak besar juga tidak kecil itu. Boneka kesayangannya, pelayan yang merawatnya bilang itu di berikan papinya saat ulang tahun nadia.

Nadia yang mendapat banyak mainan dan boneka baru, dia bosan dengan boneka lamanya, dia ingin membuangnya, tapi rega memerintahkan bi dean memberikan boneka itu pada zuri.

Zuri menerima apapun pemberian papi tersayangnya itu, mau barang bekas sekalipun, yang penting dari papinya itu sangat berharga melebihi berlian.

2

Pagi harinya...

Zuri duduk di pertengahan anak tangga,dia bisa melihat papi, nadia, tante dan neneknya duduk di kursi meja makan.

Wajah imut dan menyedihkan itu menatap kehangatan di meja makan sambil memegang besi pembatas tangga.

Anak kecil bernama nadia, anak dari adik rega, satu tahun lebih muda dari zuri, nadia melihat ke arah tangga.

"Tak.... Cini... " Nadia mengayunkan tangannya pada zuri agar datang.

Semua orang di meja makan otomatis melihat ke arah zuri, zuri pun merasa malu di lihat seperti itu, dia berdiri hendak pergi ke kamarnya, tapi...

"Tak... Cini makan... Enak lohhh.. " Lagi lagi nadia memanggilnya.

Nadia memang tau zuri kakaknya... Karena zuri juga memanggil rega dengan sebutan papi, dan zuri juga lebih tinggi darinya.

Dengan ragu zuri melangkah menuruni tangga, sampai di lantai dasar dia diam mematung melihat tatapan tidak mengenakkan dari papinya.

Dia kembali berbalik ingin kembali ke kamarnya, tapi tangan kecil nadia menariknya menuju meja makan.

Dia menunduk karena malu.

"Papi... Naik" Nadia meminta rega membantunya untuk duduk di kursi meja makan.

"Tak... Cini... Duduk... " Nadia menepuk bangku di sebelahnya

Dengan susah payah zuri naik ke kursi itu.

Nadia meletakkan ayam goreng ke piring zuri yang sudah di isi nasi oleh pelayan.

"Eh kamu... Makan di lantai... Merusak pemandangan. "

Suara rega mengejutkan zuri dia pun menurut.

"Iya papi. "

Zuri duduk di lantai dekat meja makan, lagi lagi salah di mata rega.

"Saya tidak suru kamu makan di situ, di belakang! "

"Iya papi. " Zuri membawa piring yang berat itu ke dapur, dia makan di lantai. Walaupun mendapat bentakan dari rega, tapi dia sangat senang dapat makan enak hari ini, makanan yang dari dulu membuat air liurnya mengalir saat melihat ayam goreng itu.

Dia mencubit daging ayam goreng itu sedikit, perlahan memasukkan ke dalam mulutnya, dia mengunyah dengan seksama, Seketika matanya melotot.

"Wah... Enyak.... Em... "

Zuri makan dengan lahap, Para pembantu begitu kasihan melihat zuri di perlakukan tidak adil, tapi tidak ada yang berani bertindak jika ada rega.

...****************...

...****************...

Zuri sangat happy pagi ini... Katanya akan ada acara...dia tau dari pelayan yang sering di panggil ibu, yaitu bi dean.

Bi dean memberikan gaun sederhana pada zuri.

"Wahh.... Cantik bu.... Makasih... " Dengan bahagia zuri menerimanya.

"Ini non pakai nanti malam ya, ada acara ulang tahun non nadia, non ikut aja. "

Seketika wajah zuri datar. "Tapi riri takut papi marah . "

"Tenang bibi udah izin sana tuan "

"Wah.... Beneran bu? . " Bi dean mengangguk.

"Yeee!!!! "

...*****...

Malam harinya...anak anak mulai ramai datang bersama orang tua masing masing.

Zuri melihat dari atas, rega sambil menggendong nadia menyambut tamu dengan bahagia,beserta tante dan neneknya, ruang tamu di hias dengan cantik ala princess.

Pandangan zuri selalu tertuju pada baju dan sepatu yang di pakai nadia, begitu cantik dan indah.

Sedang kan dia....dia melihat ke arah kakinya, hanya memakai sendal jepit berbahan kapas yang ringan.

Tapi dia senang, pertama kalinya dia melihat acara ulang tahun.

Sepertinya dia akan tanya papi nya, kapan dia ulang tahun.

****

Acara ulang tahun di mulai, bi dean memanggil zuri dengan gerakan tangan, Para pembantu juga turut melihat dari jauh, bertepuk tangan, menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Riri berdiri di samping bi dean, walaupun tidak bergabung dengan anak lain, tapi dia senang bisa melihat perayaan menakjubkan ini.

Pertama kalinya melihat perayaan ulang tahun.... Padahal setiap tahun ada perayaan ulang tahun nadia di rumah ini, tapi dia tidak di selalu di kurung di kamar.

Pertama kali melihat ini, mata bulat itu mengeluarkan air mata, dia ingin di posisi nadia sekarang, dia ingin di peluk papi, di cium papi, di gendong papi, pakai baju dan sepatu bagus.

Zuri melihat rega berjalan ke arah toilet tamu, dia berlari pelan ke sana menyusul.

3

eps. sebelumnya

Acara ulang tahun di mulai, bi dean memanggil zuri dengan gerakan tangan, Para pembantu juga turut melihat dari jauh, bertepuk tangan, menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Riri berdiri di samping bi dean, walaupun tidak bergabung dengan anak lain, tapi dia senang bisa melihat perayaan menakjubkan ini.

Pertama kalinya melihat perayaan ulang tahun.... Padahal setiap tahun ada perayaan ulang tahun nadia di rumah ini, tapi dia tidak di selalu di kurung di kamar.

Pertama kali melihat ini, mata bulat itu mengeluarkan air mata, dia ingin di posisi nadia sekarang, dia ingin di peluk papi, di cium papi, di gendong papi, pakai baju dan sepatu bagus.

Zuri melihat rega berjalan ke arah toilet tamu, dia berlari pelan ke sana menyusul.

episode 3

Hup..

Zuri memeluk kaki rega, tapi sesaat kemudian rega menghempaskan zuri dengan kakinya.

"Awas kamu!... Berani berani nya....! " Rega geram.

"Maaf papi. "

"Maaf maaf... Kamu mau buat saya mati karena kaget ha... "

Zuri menggeleng cepat..."enggak papi.... Riri sayang sama papi. " Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Jadi kenapa melakukan kesalahan? kamu gak sopan tau ? mau apa kamu meluk meluk saya. "

"Ma-maaf papi.. Hik... Riri mau tanya aja. " Zuri berbicara sambil sesegukan.

"Tanya apa! "

"Papi.... Riri juga mau ulang tahun kayak nadia, kapan ulang tahun riri" Mata polos itu menengadah menatap wajah rega yang terdiam.

"Saya tidak tau, saya bukan papi kamu. "

"Papi, papi itu papinya riri. " Ralat zuri.

"Diam kamu!!. "

Rega masuk ke toilet, tidak lama dia keluar, melihat zuri masih di situ.

"Kamu ngapain masih situ? sana bantu bi dean dan pembantu lain antar makanan, jadilah berguna di rumah ini, saya tidak suka anak pemalas dan manja. "

"Iya papi. "Kata nya pelan.

"Papi!. "

Rega berhenti merasa di panggil zuri, dengan malas dia berbalik.

"Riri mau di cium di sini juga kayak nadia. " Menunjukkan kepalanya sendiri.

"Kamu tidak dengar? saya tidak suka anak yang manja."

Zuri menunduk

"Iya papi. "

"Non... Ya ampun, bibi cariin, ternyata di sini, non mau pipis? Kenapa gak bilang bibi. "

Bi dean melihat zuri yang terus menatap rega berjalan ke arah nadia.

"Bu, kapan riri ulang tahun? " Tanya riri tiba tiba.

"Bibi juga gak tau non,nanti bibi tanya sama tuan ya. "

Zuri mengangguk tersenyum.

****

Dengan telaten zuri mengantarkan cemilan untuk rega, nadia, tante dan neneknya di ruang tamu, dia mendengar pembicaraan mereka.

"Besok weekend kita semua akan liburan ke vila yang ada di puncak, karena umur nadia sudah lima tahun, bentar lagi kan nadia mau sekolah. " Kata rega.

Ibu dan adik rega berbinar... Tak terkecuali nadia dan riri

"Beneran pi? " Tanya nadia. Rega mengangguk.

"Wah... Kak, udah lama banget nih gak liburan. "

"Iya.... Mama juga, selagi di sana mama bisa sekalian perawatan kan? "

"Iya mah, bisa, nanti rega yang atur. "

Zuri masih diam di situ, berharap dia di ajak juga

"Ngapain kamu di situ senyum senyum? " Tanya rega kesal.

"Riri ikut juga kan papi? " Dengan mata berharap dia bertanya.

"Gak! kamu jaga rumah. "

"Iya papi, Em... Nadia mau sekolah? riri juga mau sekolah kayak nadia papi. "

"Gak perlu, saya bukan papi kamu. "

Ibu dan adik rega hanya diam, pura pura tidak peduli.

"Gak! papi itu papi nya riri, riri mau sekolah juga papi. "

"Saya bilang gak, ya enggak! " Bentak rega.

"Ta-tapi riri mau sekolah juga. "

Bruk!!

Rega menendang perut zuri pelan, membuat zuri terduduk di lantai.

...next...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!