NovelToon NovelToon

Ghost Love

BAB 1.Kematian

HAPPY READING!!!

Vana dan neneknya berlari cepat menaiki tangga darurat menuju apartemen Tersangka pembunuhan Arwah yang neneknya tolong. Semua bukti sudah akurat kini waktunya Vana dan Neneknya menangkap Pria yang sudah tega membunuh istrinya sendiri.

Nenek Vana memberhentikan langkahnya, Satu tangga lagi mereka akan sampai di lorong apartemen Pria itu.

"Vana kamu disini ya, jangan kemana-mana!!! "" Ucap Nenek Vana sambil memegang erat kedua pundak Vana erat.

Vana mengangguk, mengerti. Memang ia selalu di tinggal seperti ini oleh neneknya karna umur vana yang masih 10 tahun dan masih sangat kecil untuk bisa memahami perbuatan tersangka ataupun neneknya nanti. nenek vana tidak mau vana melihat kekerasan atau mendengar kata-kata kasar nantinya.

"Anak pintar, Nenek akan segera jemput kamu. "ucap Nenek Vana sambil mengelus lembut puncak kepala Vana.

Nenek Vana kembali berlari melanjutkan langkahnya untuk menaiki tangga. Tapi baru dua langkah, nenek Vana kembali berhenti. Ia melihat Vana ke belakang.

" Kalau nenek ngga kembali dalam 10 menit kamu harus naik ke atas ya!. Teriak sekuat mungkin jika terjadi sesuatu sama nenek!. "Tuturnya kemudian kembali berlari menaiki tangga.

Vana melihat jam tangan yang ia kenakan, vana menghitung tiap putaran jarum panjang yang berputar di jamnya. Satu putaran lagi akan tepat 10 menit.

Tik.. Tik... Tikk

Ini waktunya vana berlari ke atas melihat keadaan neneknya. Vana berlari cepat ke atas, Vana berharap tidak terjadi sesuatu pada neneknya.

"NENEK!! "Teriak Vana melihat pria yang berada di depan neneknya itu mengeluarkan pisau dan bersiap akan menusuk neneknya.

AAAAKKKH.....

Teriak Nenek Vana saat benda tajam yang di pegang pria itu mengenai perutnya.Nenek Vana jatuh ke atas lantai, Ceceran darah berserakan di depan pintu kamar apartemen itu.

"NEEENEEKKKKK!!!! "Vana Berteriak kencang berlari menghampiri neneknya.Sedangkan Pria itu berlari pergi meninggalkan Nenek Vana yang telah terbaring di lantai.

Semua penghuni apartemen itupun keluar karna teriakan Vana yang begitu keras. Semua penghuni apartemen sangat terkejut melihat kondisi nenek Vana.

"Nenek ngga papakan? "tanya Vana sambil menangis memeluk Neneknya.

"Ini saatnya Nenek pergi sayang." ucap Nenek Vana dengan nafas yang tidak beraturan. Nenek vana sebisa mungkin meraih puncak kepala Vana, "Kamu harus lanjutin ini, kamu harus tolong para arwah untuk menemukan keadilan mereka. Nenek akan wariskan penglihatan nenek ke kamu!" lanjut Nenek vana mulai mentranfer ilmunya pada vana.

Tubuh vana bergetar hebat sesuatu yang aneh terasa masuk ke dalam tubuhnya, Vana tidak tau apa itu tapi saat ini semua penglihatannya terlihat gelap ia tidak tau apa yang terjadi sampai akirnya, tubuh vana jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.

Semua penghuni apartemen langsung berkerumun, mereka semua panik dan langsung menelfon ambulans.

Vana dan Neneknya langsung di larikan ke rumah sakit ketika ambulans datang. Dan Pria yang menusuk nenek vanapun juga telah tertangkap, ia di serahkan ke kantor polisi oleh satpam apartemen .

...######...

"AAAAAAAA... " Vana berteriak lantang saat ia baru saja sadar. Mama dan Papa Vanapun langsung berlari ke tempat brankar Vana.

Vana menutup kedua matanya kepalanya ia tenggelamkan di tekukan kakinya. Vana terlihat begitu ketakutan bahkan setelah Papa dan Mamanya datangpun Vana tetap tidak mau membuka kedua matanya.

"Sayang kamu kenpa? "tanya Tania, mama Vana yang tidak mengerti dengan Vana yang terlihat begitu ketakutan. Tania berusaha melepas tangan Vana yang menutupi kedua matanya.

" Itu maaaa!! " Vana menunjuk ke arah depan, menunjukkan sesuatu seram yang ia lihat.

"Kenapa? Ada apa di sana? "Tanya Wiliam papanya, ia tidak melihat apaun di sana tidak ada yang mencurigakan atau hal yang aneh.

"Itu paaa!!!! " tunjuk vana lagi masih dengan mata tertutup.

"Apa sayang? Ngaa ada apa-apa, sekarang vana buka mata vana ya. "bujuk Tania meyakinkan putrinya.

Vana membuka matanya perlahan-lahan, Vana masih takut yang ia liat tadi sangatlah menyeramkan. Vana melihat sekeliling mencari sosok yang ia lihat tadi.

" Ngga ada apa-apakan sayang?" ucap Tania tersenyum lebar.

Vana mengangguk membenarkan kata mamanya itu. Tapi baru saja Vana lega tiba-tiba saja sosok putih berambut panjang dengan wajah yang penuh darah jatuh dari atap dan tepat mendarat ke brankar Vana.

" AAAAAAAAAAAA" Teriak Vana ketika sosok yang ia lihat tadi kembali muncul tepat di atasnya brankarnya.

...######...

"Orang gilaaa, orang gilaaaa"ucap para murid-murid mengelilingi Vana.

" Kaca matanya ambil!" perintah salah seorang anak yang mengelilingi vana.

Anak yang di perintah itupun mencopot kaca mata vana kemudian merusaknya.

" Orang gilaaaa, orang gilaaa" ucap para murid itu semakin keras sambil bertepuk tangan dan terus menelilingi Vana.

Vana menutup kedua matanya rapat, ia berjongkok di tengah-tengah murid yang kini mengelilinginya.

"Nenek Vana takut. "Batin Vana memanggil neneknya berharap neneknya itu datang dan menolongnya.

" Hei apa-apaan ini, kalian semua bubar!!" perintah salah satu guru yng kebetulan lewat dan melihat pembulyan itu.

" Vana kamu ngga papakan?" tanya buguru itu membantu vana berdiri." mata kamu kenapa ditutup, kamu buka ya sayang!! "perintah buguru memegang tangan vana agar vana membuka matanya.

" ENGGAKKKKKK!!" Teriak Vana kuat, sambil terus menangis.Membuat sang guru terkejut.

" Kalo bigitu vana ikut buguru kekelas ya?!" ucap buguru yang di angguki vana. Ibu guru itu menuntun vana ke kelas dan menyuruh vana untuk duduk di salah satu bangku kelas.

" Halo buk, apa ibuk bisa ke sekolah sekarang?, ini tentang vana. "ucap ibu guru itu menelfon orang tua vana.

"Vana?, Saya akan segera ke sana." jawab Tania, ia sangat cemas dengan kondisi vana terlebih dengan kemampuan yang di wariskan mamanya pada vana.

...#######...

"Vana sering sekali ketakutan seperti ini bu,sikap vana terlihat sangat aneh. nilai vana juga sangat menurun drastis. Jika terus begini vana mungkin akan tinggal kelas buk. "jelas wali kelas vana pada Tania.

" Vana masih sangat terpukul dengan kematian neneknya buk, saya harap ibu bisa mengerti keadaan anak saya saat ini." balas Tania memohon pengertian pada wali kelas vana.

" Saya sangat mengerti buk, tapi ini sudah berbulan-bulan. Saya tidak bisa selalu mengerti karna saya di sini hanya seorang guru mau bagai manapun aturan dan standar nilai sekolah harus tetap di jalankan buk. Jadi saya minta maaf, saya tidak bisa lagi membantu vana. "jelas Buguru itu.

" Ibuk mungkin bisa memindahkan vana ke sekolah lain yang lebih mengerti keadaan mental anak ibuk." sambung bu guru itu lagi.

Mata tania membulat tidak terima dengan ucapan terakir guru itu, "Anak saya tidak gila ya buk, vana hanya terpukul dia tidak gila. Jika memang ibuk tidak sanggup, saya akan pindahkan vana sekarang juga dari sekolah ini." emosi tania memuncak ia tidak terima jika anaknya di katakan seperti itu. Tania langsung menggendong vana dan beranjak keluar dari ruangan.

" Buk maksud saya bukan seperti itu buuk" panggil guru itu mencoba menahan Tania tapi tania tetap terus berjalan.

" Maa vana akan pindah sekolah ya?" tanya vana saat masih dalam gendongan tania.

"Iya sayang, kita akan ke sekolah yang lebih berkualitas dari sekolah ini." jawab Tania berjalan cepat menuju parkiran.

...Bersambung...

Bab 2.SMA Lentera Bangsa

7 tahun kemudian....

Vana merapikan pakaiannya di depan cermin,vana akan berangkat ke sekolah. saat ini Vana sudah tidak takut lagi melihat para arwah-arwah itu lagi. Vana sudah menerima kelebihannya walau terkadang vana juga terkejut saat melihat penampakan arwah yang menyeramkan yang datang tiba-tiba.

"Pergi!! "Ketus Vana, ketika ada sosok arwah yang nongol di cerminnya.

" Thoolongg aakuuuuu!!" ucap hantu itu meminta bantuan pada vana.

" Ck." vana berdecak kesal, ia pun pergi keluar dari kamar menuju meja makan. Tidak akan ada habisnya jika ia terus meladeni hantu itu. Lebih baik vana yang pergi, bukan karna vana tidak mau menolong hantu itu tapi ketika melihat para hantu yang meminta tolong padanya membuat vana teringat kembali dengan kematian neneknya, jika saja waktu itu neneknya tidak menolong hantu pasti saat ini neneknya masih hidup.

"Pagi sayang." Sapa Tania menyapa anak kesayangannya itu.

Vana tidak membalas sapaan mamanya itu, vana hanya tersenyum tipis kemudian duduk di meja makan.Memang Semua sifat ceria vana hilang saat neneknya mewariskan ilmu penglihatannya pada vana. Vana berubah menjadi sosok gadis yang dingin, pendiam dan tidak suka berinteraksi dengan orang. Sudah berbagai cara di lakukan oleh Wiliam dan Tania agar vana bisa kembali menjadi dirinya yang dulu, mulai dari memilihkan sekolah terbaik juga sering mengajak vana ke tempat-tempat keramaian tapi hasinya nihil Vana masih saja tetap manjadi gadis yang tidak mau bergaul. Tidak ada satu orangpun yang mau mendekat dengan vana begitupun sebaliknya.

"Vana nanti sepulang sekolah kamu ikut sama papa mama ya untuk bertemu dengan anak-anak rekan kerja papa ! ''ucap Wiliam memandangi Vana penuh harap.

" Nanti biar mama yang dandanin kamu, mama bakal make over kamu jadi cewek paling cantik dan menawan nantinya. Pasti anak-anak rekan kerja papa kamu bakal terkasima dan suka sama kamu. "sambung tania bersemangat.

Vana berdengus," Vana ngga akan bisa normal Pa, Ma. "jawab Vana yang sudah lelah mengikuti semua usaha kedua orang tuanya itu agar ia bisa terlihat seperti anak-anak yang seumurannya.

''Tapi sayang____"

"Vana berangkat sekolah dulu ma, pa. "Pamit Vana memotong ucapan mamanya.

Kedua orang tua Vana hanya menatap nanar punggung vana yang perlahan-lahan menghilang.

" Sudahlah ma, kita akiri saja usaha kita. Vana terlihat sangat tidak suka, yang ada vana malah menjadi tambah dingin ke kita. "Ucap Wiliam yang di angguki Tania.

"Hmmm iya pa." ucap tania lesu.

...######...

Di sekolah Vana saat ini, Vana terlihat seperti murid biasa, tidak ada yang mengetahui kelebihan vana. tapi ya gitu ngga ada temen, ngga ada yang mau berteman dengan Vana karna penampilan vana yang terlihat menyeramkan. Rambut Vana yang di biarkan terjulur menutupi separuh wajahnya di tambah make up Vana yang seperti anak rok, tau kan gimana? semuanya item lipstik item maskara item yang di lingkarkan di matanya membuat vana terlihat menyeramkan, apa lagi dengan kulit putih pucat vana yang menambah kesan seram pada vana.

"Tuh cewek serem banget, udah kayak dukun santet"

"Cantik sih tapi nyeremin"

"penampilannya ngga gaul banget."

"masih ada ya cewek yang misterius kayak dia."

"Siapa juga yang mau deket sama dia"

"Cewek aneh"

Begitulah bisikan- bisikan para murid - murid baik dari sekolah lama ataupun sekolah barunya ini. Semua murid terus mengomentari, menghina bahkan ada yang terang-terangan menghujat Vana. Tapi Vana tidak mengambil pusing hal tersebut karna dari kecil dia memang selalu jadi pusat pembulyan karna sikap dan penampilannya.

...######...

"Ver lo liat tuh!" Eric menunjuk ke arah koridor yang berada di sebrang kelasnya.

"Kenapa? "tanya vero, mengikuti arah tunjuk temannya itu.

"Itu anak baru, satu kelas sama kita. Baru tiga hari sekolah di sini." jelas Eric.

"Kok gue baru liat? "tanya Vero yang baru pertama kali melihat gadis yang di tunjuk temannya itu.

" Ya iyalah lo baru liat, kan kemaren-kemaren lo sibuk ama tuh sosis-sosisan lo," ucap Eric sambil menoyor kepala Vero.

" Ya biasa aja kali bambang" kesal vero membalas toyoran Eric.

''Penampilannya ngga banget,ngga ada satu orangpun yang mau temenan sama tuh cewek aneh. "jelas Eric masih menatap wanita yang berada di sebrang.

"Keliatannya biasa aja tuh" ucap Vero terpusat pada penampilan Vana.

"Dari sini ya biasa aja, coba aja lu liat pas dia udah masuk kelas!!"

Vana terus berjalan melewati koridor-koridor kelas. kelas vana memang sedikit terpojok sehingga ia harus melewati beberapa kelas untuk sampai di 11 Ips1, ya Vana mengambil jurusan ips sesuai dengan pilihan mamanya. Mamanya berfikir dengan Vana masuk ke jurusan ips maka akan mempermudah vana untuk bersosialisasi dengan teman-temannya secara anak ipskan terkenal dengan banyak keseruan dan kelakuan- kelakuan abstraknya.

Vana masuk ke dalam kelas, tanpa mempedulikan dua orang laki- laki yang berdiri di pintu kelas yang dari tadi terus memperhatikannya.

"Gimana, kayak gitu lo bilang biasa aja? "ujar Eric setelah Vana masuk kedalam kelas.

" Menarik," balas vero yang kemudian masuk ke dalam kelas.

" yang kayak begituan lo bilang menarik, gesrek lo ya? "ucap Eric yang tak habis pikir, sambil menyamakan lakahnya dengan vero.

"Dia punya kecantikan tersendiri, gue bakal jadi orang pertama yang jadi temennya dia."

"Mata lo picek ?, cantik dari mane ? Dari ujung sedotan apa dari sudut selokan? "kesal Eric yang asal bicara. Emang tuh mulut lemes amat.

Vero terus berjalan tidak mempedulikan ocehan temannya itu. Vero berjalan mendekati meja vana.

"Hai.."sapa vero pada vana begitu sampai di meja vana.

Vana yang dari tadi menunduk sambil menulis sesuatu di bukunyapun beralih menatap orang yang menyapanya.

Vana melirik Vero sekilas kemudian kembali melanjutkan tulisannya.

Semua murid di dalam kelas menatap cengong ke arah Vero dan Vana. Apa lagi murid perempuan semuanya tidak menyangka dengan sikap Vana yang mengabaikan sapaan seorang Vero Brance Harison. Cowok populer, pintar, ketua osis juga basket siapa yang tidak tergila-gila pada Vero.

"Kan udah gue bilang nih cewek aneh. Udah buruan cabut!!" bisik Eric pada Vero.

Bukan Vero namanya jika seperti itu saja nyerah, itu bukan dia banget.

Vero menarik bangku yang berada di depan meja vana kemudian ia duduk dengan posisi hadap-hadapan dengan vana sedangkan Eric ia masih setia berdiri di samping Vero.

"Lo anak baru ya di sini?"Tanya vero lagi yang lagi- lagi tidak di jawab oleh Vana.jangankan menjawab ngelirik aja ngga.

Vero menarik nafas dalam," Kenalin gue Vero Brance Harison, Ketua Osis sekaligus Ketua tim basket di sekolah ini. "Vero mengelurkan tangannya ke arah Vana.

Vana memandang uluran tangan vero kemudian beralih menatap vero yang kini tengah tersenyum kepadannya.

Vero menggerak-gerakkan tangannya mengisyaratkan agar Vana membalas uluran tangannya.

Vana berdecak kesal," Ck.Gue ngga nanya dan gue juga ngga peduli. "jawab Vana yang kemudian pergi, keluar kelas.

Eric yang tadinya diam kini tertawa terbahak-bahak menertawakan Vero yang bisa-bisanya di permalukan oleh cewek aneh seperti Vana.

'' Kan udah gue bilang tuh cewek aneh, tapi masih aja lo ajak kenalan. Kayak ngga ada cewek lain aja lo. "cerocos Eric menertawakan Vero.

"Diem lo taik cicak!" kesal vero.

...Bersambung...

Vanadya lecerta

Semoga suka sama visualisasinya ya:). Tapi kalo kalian mau bayangin yang lain juga ngga papa.

Bab 3.Anak baru

Brakk...

Pintu mobil berwarna merah tertutup dengan rapat dengan satu orang gadis cantik berdiri di samping mobil itu. Gadis itu berjalan masuk ke koridor sekolah.semua murid terutama para kaum adam terpesona dengan kecantikan gadis yang melalui mereka.

"Permisi, ruang TU di mana ya? "tanya gadis itu memberhentikan langkahnya bertanya ke salah satu murid laki - laki yang berdiri di depan kelasnya.

" Di.. di.. di disana!" ucap murid itu terbata- bata sambil menunjukkan arah ruang TU.

"Makasi"ucap gadis itu yang kemudian berjalan sesuai arah yang di tunjukkan oleh pria tadi.

...######...

" Pagi anak-anak!." ucap bu tuti wali kelas mereka.

" Pagi buk." jawab serempak para murid.

" Tumben-tumbenan butut ( bu tuti) masuk kelas, perasaan ngga ada mapel butut deh sekarang."

" Ada gerangan apaan butut masuk kelas?"

"Woi kalian buat masalah apaan lagi? "bisik gilang ketua kelas 11 ips1.

Begitulah Bisik-bisik para murid di dalam kelas begitu bu tuti masuk.

"pagi ini kelas kita kedatang murid baru lagi." ucap bu tuti menginformasikan pada muridnya.

"What? Lagi? "kaget Eric.

" Semoga aja ni murid bener, ngga aneh-aneh kayak tuh cewek." Sambung Eric yang di acuhkan oleh Vero.

" Nak silahkan masuk!" pinta bu tuti menyuruh murid baru itu masuk.

Seketika suasana kelas menjadi hening begitu murid itu masuk.

" Hai.. Perkenalkan namaku Tiara Ariska. Kalian bisa panggil aku Tiara!!. Aku pindahan dari Amerika. " ucap gadis itu memperkenalkan dirinya.

Vana yang dari tadi menunduk dan tidak mempedulikan keadaanpun mendongak begitu mendengar suara gadis itu.

"Tiara" batin Vana membelalakkan matanya begitu tau murid baru di kelasnya adalah Tiara. Gadis yang sering membulynya ketika ia menduduki bangku sekolah dasar.

Vana dan Tiara beradu padang, Tiara mengeluarkan senyum sinisnya ke arah Vana.

"Kalo begitu kamu bisa duduk di bangku yang kosong sebelah Eric"ucap bututi menunjuk bangku yang ia katakan tadi.

Tiarapun berjalan ke bangku kosong yang di tunjuk oleh bu tuti tadi yang ternyata bangku itu sederet dengan tempat duduk Vana hanya berjarak tiga buah meja dari tengah tempat ia duduk.

Tok.. Tokk

Tiara mengetok dua kali ke meja Vana ketika ia berlalu dimeja vana, sapaan permusuhan yang sering di lakukan tiara ketika mereka sekolah dasar dulu.Sepertinya Tiara mengenali Vana kali ini.

...#######...

ISTIRAHAT..

"Hai kenalin gue Eric Surya Dinata ! "ucap Eric memperkenalkan diri. Sebenarnya dari tadi tangan Eric memang sudah meronta-ronta untuk berkenalan dengan Tiara secara dia gadis paling cantik yang ada di kelas ini sekarang,pindahan dari amerika lagi gimana ngga jeduk- jeder tuh hatinya.

"Hai, gue Tiara. "balas Tiara menerima uluran tangan Eric.

" Ahh... gue udah tau, secara mata gue ngga berpaling dari pertama kali lo masuk begitu juga dengan hati gue." gombal Eric sambil cengengesan tanpa melepas jabatan tangannya.

" Hmmm.." ucap Tiara tersenyum simpul sambil berusaha melepas tangannya dari Eric.

" Kenalin sih kenalan tapi tuh tangan anak orang jangan lo borgol juga kali!" Saut Vero dari mejanya yang berada di barisan paling tepi nomor dua deket jendela.

Tiara langsung melihat ke arah orang yang sedang berbicara ke arahnya.

Mata Tiara langsung berbinar, "Omaygattt ganteng banget." batin Tiara sambil tersenyum ke arah Vero.

"Sewot ae lo anak kambing. "balas Eric ke arah Vero sambil melepas jabatan tangannya.

Vero berjalan mendekat ke tempat temannya itu.

"Minggir lo taik cicak!" ucap Vero menyenggol Eric begitu ia sampai.

"Ganggu aja lo." ketus Eric karna Vero sudah merusak waktu PDKTnya dengan Tiara.

"Kenalin gue Vero Brance Harison , ketua Osis sekaligus ketua tim basket di sekolah ini. "ucap Vero mengembel- embelkan jabatannya.

" Sebut trussss" sindir Eric di sebelahnya.

Mata tiara tidak mengedip seolah-olah matanya terhipnotis dengan ketampanan Vero, Bibir tiara juga terus mengukir senyum.

"Hello... "ucap Vero melambai- lambaikan tangannya ke depan wajah tiara.

Tiarapun tersadar dan langsung menyebut namanya." Gue Tiara. "

Veropun mengangguk kemudian melepas jabatan tangannya.

" Semoga lo betah sekolah di sini." lanjut Vero sebelum ia pergi ke kantin dengan Eric.

"Iya, pasti." Balas tiara.

"pasti gue bakal bentah di sini selama ada lo." batin tiara.

"Yaudah, yuk Ric kantin!!! "ucap Vero menarik tangan Eric yang dari tadi mepet-mepet ke Tiara.

" Eh kutu kuprett, gue belum ngobrol ama tiara." tolak Eric namun tetap saja Vero menarik tangan Eric menyeretnya keluar kelas karna cacing-cacing perut Vero sudah meronta-ronta untuk di isi dari tadi.

"BODO, gue laper!! "ucap Vero tidak menerima penolakan dari Eric.

...######...

Pulang...

Pulang, satu kata yang selalu di nanti oleh semu siswa ketika berada di sekolah. Kata sederhana namun membuat hati gembira jika mendengarnya. Begitulah yang di rasakan 11 Ips1 saat ini karna pak bambang yang mengajar sejarah tidak datang, mereka di persilahkan pulang lebih dulu karna memang jam pelajaran pak bambang ada di jam terakir jadi karna guru malas mendengar keributan mereka jadilan mereka di pulangkan lebih dulu.

"Asekkk, gini aja terus kalo bisa!. "ujar Eric yang terlihat sangat bahagia secara dia sangat malas belajar sejarah karna menurutnya masa lalu tidak perlu di ungkit-ungkit. Ya seperti sejarah kisah cinta Eric yang selalu ngenes ngga perlu di ungkit-ungkit.

"Ajuin sana ke pak Ridwan,!" saut Vero menyuruh Eric untuk mengajukan keinginannya pada pak ridwan kepala sekolah di SMAnya.

"Lo pikir gue ngga berani? "ucap Eric berkacak pinggang di depan meja Vero.

" Emang berani?" ucap vero menatap intens.

"Ya jelaslah"Eric menjeda ucapannya, "Enggak." sambungnya yang langsung mendapat toyoran dari vero.

"Bacot lo. "ucap Vero sambil menyadang tasnya dan berjalan keluar kelas.

Di sisi lain Vana yang juga sedang nengemas tasnyapun tiba-tiba saja ada orang yang menghampiri dan memukul mejanya dua kali.

Vana langsung melihat ke arah orang tersebut.

" Ternyata itu emang lo. "ucap Tiara tertawa sinis.

Keadaan kelas saat ini memang sudah sepi hanya tinggal mereka berdua di dalam kelas.

" Ternyata lo masih sama ya, persis aneh kayak dulu."ucap tiara, memegang ujung rambut Vana.

Di sisi lain Vero yang sudah sampai di parkiran dan hendak masuk kedalam mobilnyapun tersadar jika ponselnya tertinggal di dalam laci mejanya.

" Eh Ric kayaknya ponsel gue ketinggalan deh." ujar Vero.

"Yaudah buruan ambil!."ucap Eric.

" Yaudah, nih." Ucap Vero melempar kunci mobilnya pada Eric.

Eric menangkap kuci mobil vero sedangkan vero berlari pergi menuju kelasnya.

" Kenapa lo harus sekolah di sini?" ketus Vana, karna sudah sekian lama Vana dan Tiara tidak bertemu lebih tepatnya ketika Tiara di keluarkan dari sekolah karna membuly vana waktu SD dulu.

"Suka-suka gue dong, lagian ini juga bukan sekolah punya bokap lo. "jawab tiara dengan nada mengejek.

Vero menghentikan langkahnya tepat di depan pintu, ia mendengar ada pembicaraan serius antara dua orang dari dalam kelasnya.

...Bersambung...

Bau-bau pembullyan keluar nih, jangan lupa Vote, komen, and like okeyyy.

Tiara Ariska

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!