NovelToon NovelToon

Jodohku Sahabat Kakakku

Kenyataan

Tita Martin Seorang perawat baru yang di tempatkan di bagian bedah. Dirinya di beri kepercayaan sebagai asisten Dokter Rehan Sandika Ito. Yang merupakan dokter bedah senior yang tak lain pemilik Rumah Sakit keluarga ITO dimana dirinya bekerja.

Karena prestasinya Tita tak perlu bersusah payah untuk bisa masuk ke Rumah sakit ternama di kota B. Tita masuk atas rekomendasi kampusnya.

Tita termasuk orang yang mudah beradaptasi dimana pun berada. Termasuk di devisinya sekarang Tita dengan mudah berbaur dengan yang lainnya.

"Ta, apa saya masih ada jadwal?" Dokter Rehan.

"Tidak ada dok. Operasi ini yang terakhir." Tita.

"Baiklah. Setelah ini saya akan pulang jadi tolong selesaikan yang lainnya ya Tit." Dokter Rehan.

"Baik Dok." Tita.

Tita mengikuti operasi bersama dengan Dokter Rehan seperti biasa. Dokter Rehan selalu merasa puas dengan hasil kerja Tita. Dokter Rehan pun selalu memberikan kepercayaan penuh pada Tita.

"Hai Ta. Gimana operasinya lancar?" Tanya Mega perawat senior yang tak lain sahabat dari Istri dokter Rehan yakni Dokter Ayumi Ito seorang dokter anak yang sudah tak lagi berdinas di rumah sakit. Hanya sesekali datang untuk rapat pemilik saham.

"Alhamdulillah lancar Mba." Tita.

"Syukurlah. Masih ada jadwal?" Mega.

"Tidak ada Kak. Hanya tinggal merapihkan yang ini saja." Tita.

"Baiklah. Jangan terlalu di forsir besok masih ada waktu. Kakak pulang dulu ya." Pamit Mega.

"Iya Kak. Ini Tita juga mau pulang kok beresin ini dulu." Tita.

"Dokter Rehan sudah pulang?" Mega.

"Sudah sejak operasi usai tadi." Tita.

Kemudian Mega pun berlalu pergi dari ruangan mereka. Tak berapa lama Mega dan yang lainnya pun sama-sama pulang karena waktu mereka bekerja telah usai.

"Titaaa..." Panggil seseorang dari lobi Rumah sakit.

Tita mengamati orang tersebut. Begitu jelas terlihat siapa orangnya Tita pun langsung mengahmbur menghampiri sahabat sekaligus kakak iparnya Olla.

"Kok, ada di sini? Siapa sakit?" Tita.

"Ga ada yang sakit. Gw mau jemput adik ipar gw yang cerewet dan manja ini." Olla.

"Ceh,,, tumben." Tita.

"Balik ke rumah yuk. Mas.Nio mau bicara sesuatu." Ajak Olla.

"Tuh kan. Mana mungkin Lu jemput gw tanpa sebab." Tita.

"Yaelah sensi banget sih Lu. Ya udah ayok ah. Gw ninggalkin Cio nih." Olla.

"Terus Cio sama siapa?" Tita.

"Sama Bibik lah siapa lagi." Olla.

"Kali Bunda Lu titipin Cio." Tita.

"Bunda lagi ke tempat Sandi sama Ayah. Sandi mau kenaikan pangkat." Olla.

"Wow! Keren juga adek ipar. Kok Lu ga kesana?" Tita.

"Mana bisa Cio masih bayi." Olla.

Mereka pun pergi bersama ke rumah Olla dan Tanio Kakak dari Tita. Sepanjang perjalanan mereka berdua terus bercerita tiada henti. Sampai tak terasa sudah tiba di halaman rumah. Cio si bayi gembul sudah menyambut kedatangan Mama nya dalam gendongan Bi.Irah.

"Hai BabyBul." Sapa Tita pada Cio.

Baby Cio pun tersenyum menampilkan gigi ompongnya membuat Tita menjadi gemas. Tita pun mengambil alih Cio dari gendongan Bi.Irah.

"Titaaa...." Olla.

Daan... Oeekk....Oeeek... Baby Cio menangis kencang karena kaget mendengar teriakan sang Mama.

"Astaga! Olla. Liat anak Lu nangis kejer gini." Kesal Tita.

"Cup...Cup... Sayangnya Onty.." Tita menenangkan Cio.

"Lu baru datang dari rumah sakit ganti baju Lu dulu baru gendong anak gw." Umpat Olla langsung mengambil Cio dari gendongan Tita.

"Astaga! Sori gw lupa." Jawab Tita kemudian berlari menuju kamarnya yang ada di rumah Kakaknya itu.

Tita memang tak tinggal di rumah Tanio setelah Tanio menikah. Olla memilih tinggal di apartemen pribadinya demi menjaga privasi antara Tanio dan Olla. Hanya sesekali Tita menginap disana atau jika tiba-tiba Tanio atau Olla memintanya untuk datang seperti sekarang ini.

Setelah selesai membersihkan diri Tita pun kembali membawa Baby Cio bermain di halaman rumah belakang. Olla membiarkannya saja baby Cio bersama dengan Tita sementara dirinya menyiapkan makan malam bersama Bik.Irah.

Tita sangat asik bermain bersama Baby Cio. Sampai tak menyadari Tanio datang menghampirinya. Tanio terus memperhatikan sang adik yang bermain bersama Cio tanpa beban.

"Ta," Panggil Tanio.

"Abang! Ngagetin deh. Untung Cio ga nangis." Umpat Tita.

"Sudah lama?" Tanya Tanio.

"Sudah. Abang baru sampai?" Tita.

"Iya. Abang mandi dulu ya. Dimana Kak Olla?" Tanio.

Tanio selalu membiasakan Tita untuk memanggil sang istri dengan sebutan Kakak karena walaupun mereka bersahabat Olla sudah menjadi istrinya. Akan sangat tidak sopan jika terdengar orang jika Tita memanggil kakak iparnya hanya dengan menyebutkan namanya.

"Kakak di dapur bersama Bi.Irah." Tita.

Tanio pun pergi ke kamarnya untuk mandi setelah sebelumnya mengahampiri istri tercinta yang tengah memasak untuk mereka semua.

Setelah semua masakan selesai Olla bergabung bersama dengan Tita dan Baby Cio. Tak berapa lama Tanio pun ikut bergabung bersama. Mereka bermain bersama Cio melupakan sejenak apa yang akan Tanio bicarakan pada Tita.

Setelah makan malam Olla membawa baby Cio masuk untuk di tidurkan. Sementara Tanio dan Tita duduk di ruang keluarga. Olla sengaja memberi ruang pada suami dan adik iparnya untuk berbicara berdua.

"Ta, Abang mau tanya sesuatu boleh?" Tanio.

"Tanya saja Bang. Ada apa?" Tita.

"Bagaimana hubungan mu dengan Aldi?" Tanio.

"Baik. Kenapa memangnya?" Tita.

"Kalian sudah sama-sama bekerja. Kapan Aldi datang melamarmu?" Tanio.

"Ish! Abang." Tita.

"Kenapa? Ga salah dong Abang bertanya. Kalian kan sudah cukup lama pacaran." Tanio.

"Iya nanti Tita tanyakan sama Kak.Aldi." Tita.

"Telfonlah sekarang. Biar Abang bicara." Tanio.

"Ga bisa Bang. Dia lagi piket sekarang." Tita.

"Yakin?" Tanio.

"Ish... Apaan sih Abang." Tita.

"Dia lagi piket atau tunangan." Tanio

Deg

"K..Kok Abang bilang gitu sih?" Tita.

Tanio mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana dan membuka galeri foto. Setelah mendapatkan foto yang dia cari Tanio menyodorkan ponselnya pada Tita.

Duuuaaaarrr......

Bagaikan di sambar petir Tita melihat foto-foto Aldi yang tengah bertunangan dengan seorang perempuan yang sangat Tita kenal.

Tes... Tes...

Air mata Tita pun keluar begitu saja. Tubuhnya terasa kaku. Tita hanya diam menatap foto-foto Aldi dan pasangannya yang tak lain dokter Jessie sepupu dari dokter Rehan. Disana pun terdapat dokter Rehan dan keluarganya.

Tanio menatap penuh iba pada adik semata wayangnya. Tanio meraih ponselnya kemudian meraih Tita masuk kedalam pelukkannya. Tita pun menumpahkan segala rasanya di dada bidang Kakaknya.

Entah seperti apa perasaannya sekarang. Bukan hanya kali ini saja kakaknya mengatakan jika Aldi tak setia. Sudah beberapa kali Tanio mengatakannya dan kali ini bahkan lengkap dengan semua bukti fotonya.

🌻🌻🌻

Jangan lupa like dan komennya ya sahabat... 🙏🙏🙏

I'll Be Fine

Setelah menunjukan bukti nyata jika Aldi berselingkuh belakang Tita Tanio mengantarkan Tita kedalam kamarnya. Setelah itu Tanio bergegas masuk ke dalam kamarnya walaupun hatinya begitu marah terhadap Aldi mampu dia tahan.

"Yang, besok bicaralah dengan Tita." Tanio.

"Iya. Sekarang biarkan saja dulu seperti ini. Ayo bobo." Olla.

Pagi hari Tita sudah mengenakan seragam kebanggaannya bersiap untuk praktek pagi. Tita menyapa semua yang ada di meja makan.

"Kamu yakin kerja hari ini?" Olla.

"Yakin Kak." Tita.

"Kalo ada apa-apa bicaralah. Kami selalu ada untuk mu Dek." Tanio.

"Iya Bang. Tita ngerti." Tita.

"Lalu?" Olla.

"Tita anggap hubungan Tita dengan Aldi telah usai sejak Aldi menyematkan cincin di jari dokfer Jessie. Dan Tita akan berpura-pura tak tau dan akan bersikap sebiasa mungkin pada Aldi." Tita.

"Sayang,,, Kakak yakin kamu bisa melewatinya and trust me you'll get someone better from her." Olla.

"Thank you Sister." Tita.

Olla memeluk erak Tita dari samping. Dan mereka pun sarapan dengan hati lebih lega terutama Tanio meskipun dirinya tau jika Tita tidak sedang baik-baik saja. Tita memang pandai menyembunyikan sesuatu namun Tanio selalu dapat menangkapnya.

"Kamu ingin Abang melakukan sesuatu padanya?" Tanio.

"No. Biarkan saja Bang. Trust me Bang. I'll be fine."Tita.

"Oke." Tanio.

Tita dan Tanio pun berpamitan pada Olla untuk pergi bekerja. Tanio hari ini tak ada jadwal mengajar dirinya hanya akan ke restoran tempatnya mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Sementara Tita menuju rumah sakit keluarga.

Karena arah mereka berlawanan maka, Tita memilih menggunakan taksi online. Tanio mulai menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumahnya dengan kecepatan sedang. Tita pun segera menuju taksi online yang sudah dia pesan melalui aplikasi.

Sampai di rumah sakit Tita segera menuju ke ruangan tempat dirinya bertugas. Sepanjang koridor tak hentinya Tita menyapa setiap karyawan rumah sakit.

"Assalamu'alaikum Kak.Mega." Tita.

"Wa'alaikum salam.. Eh, sini." Mega.

"Ada apa?" Tita.

"Katanya mau ada dokter bedah baru masuk." Mega.

"Terus kenapa? Bagus dong." Tita.

"Masih muda loh." Mega.

"Iya terus kenapa Kak?" Tita.

"Katanya sih calon suaminya dokter Jessie." Mega.

Deg

Deg

"Hah," Tita menghembuskan nafasnya kasar.

"Kenapa?" Mega.

"Ceritanya nanti aja sekarang kita kerja dulu." Tita.

"Ais... Kau ini." Mega.

Mereka pun melakukan aktivitas seperti biasanya. Dokter Rehan pun menyampaikan akan ada dokter baru mulai bulan depan jadi Tita harus mengatur jadwal baru untuk dokter baru tersebut.

Tita yang mendapatkan perintah langsung dari dokter Rehan pun hanya mengiyakan saja. Sementara Suster Mega sudah begitu penasaran dengan perubahan Tita semenjak dirinya memberitahukan jika akan ada dokter baru.

Saat jam kerja usai Mega pun segera menghampiri Tita demi menghilangkan rasa penasarannya.

"Ta, kenapa?" Mega.

"Ga kenapa-kenapa." Tita.

"Kayanya Kamu ga suka ada dokter baru datang?" Mega.

"Hah! Memang aku terlihat seperti itu Kak?" Tita.

"Iya." Mega.

"Kakak sudah pernah lihat dokter barunya?" Tita.

"Sudah. Beberapa hari yang lalu Kakak ketemu sama dia pas Kakak ke rumah dokter Rehan." Mega.

"Ini orangnya?" Tita menunjukkan ponselnya yang terdapat foto Aldi dan dirinya.

"Hah! Kok..." Mega terkejut melihatnya.

"Dia pacar Tita Kak. Up's! Salah. Mantan pacar setelah dia memutuskan bertunangan dengan yang lain." Tita.

"Maksud mu?" Mega.

Tita pun menceritakan yang sebenarnya secara rinci pada Mega. Karena Tita merasa nyaman saat bercerita dengan Mega sejak awal pertemuannya. Tita selalu bercerita apapun tentang dirinya pada Mega begitupun Mega.

Setelah mendengar cerita Tita Mega merasa bersalah dan bersedih karena telah membuka luka Tita yang masih begitu basah dan mungkin akan sulit di obati.

"Maafin Kakak ya Ta." Peluk Mega.

"Kakak ga salah. Tapi, maaf jika nanti Tita akan selalu melibatkan Kakak." Tita.

"Tak apa. Disini juga bukan hanya ada Kakak Ta. Ada Suster Mala, Bruder Danang dan Bruder Joko. Jadi, kami akan siap membantu mu." Mega.

"Ada apa ini? Kok nama ku di bawa-bawa?" Bruder Joko.

"Ceh, nyaut aja Lu." Mega.

"Eh, kenapa Suster?" Tanya Joko pada Tita.

"Suster Mega nih Bruder nakal. Jadi akunya nangis deh." Tita.

"Yaelah kalian ini. Sudah sana lanjutkan saya mau pulang." Joko.

"Issh... Sudah sana pulang." Usir Mega.

Mereka semua pun akhirnya pulang bersama berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Mereka bercanda ria seperti biasanya. Tita menjadi suster paling Muda diantara yang lainnya. Walaupun suster Mala belum menikah tapi usianya sudah matang tidak seperti Tita yang masih berusia 23 tahun.

Sampai di halaman rumah sakit mereka semua berpisah menuju kendaraan masing-masing. Tita sudah memesan ojek online untuk mengantarkan dirinya menuju apartemen miliknya.

Tita memutuskan untuk pulang ke apartemen karena ingin menenangkan dirinya tanpa gangguan siapapun. Sampai di apartemen Tita membersihkan dirinya lalu berjalan menuju dapur untuk memasak sesuath demi mengganjal perutnya yang lapar.

Drrrrttt.... Drrrtttt.....

Bunyi ponselnya membuyarkan lamunan Tita.

Tita

📱Halo..

Rehan

📱Suster Tita. Maaf mengganggu istirahatnya.

Tita

📱Eh, tidak Dok. Ada apa ya Dok?

Rehan

📱Besok akan ada perkenalan dokter barunya nanti tolong di bantu ya dengan yang lainnya. Jadi, semoga besok kalian bisa datang lebih pagi.

Deg..

Deg..

Rehan

📱Suster Tita... Apa masih disitu?

Tita

📱I...Iya dokter. Nanti saya sampaikan pada semuanya.

Rehan

📱Baiklah. Terima kasih Suster Tita.

Panggilan pun terputus. Tita masih diam termenung mendengar berita dari dokter Rehan. Tak lama Tita pun segera mengirim pesan pada grup teman-temannya satu devisi untuk memberikan kabar yang dokter Rehan sampaikan.

Pagi hari Tita terasa berat melangkahkan kakinya di koridor Rumah Sakit. Fikirannya entah kemana. Dan semuanya tak luput dari perhatian Bruder Danang.

"Ta,, Tita." Panggil Danang.

Tita hanya diam asik dengan lamunannya. Langkahnya semakin melemah.

"Tita." Tepuk Danang pada bahu Tita.

"Astagfirullah.. Bruder. Ngagetin aja deh." Tita.

"Kamu mikirin apa sih. Di panggil dari tadi ga nengok-nengok." Danang.

"Tita masih ngantuk Bruder." Tita.

"Dari mana kamu sepagi ini masih teler begitu." Danang.

"Ga dari mana-mana." Tita.

"Ch... Ya sudah ayok cepet jalannya." Danang.

Mereka berdua pun berjalan lebih cepat demi sampai di ruangan mereka dan menyelesaikan tugas mereka. Sampai di ruangan sudah terdaoat Mega, Joko dan Maria.

"Astaga! Kalian dari mana kenapa baru nyampe." Mega.

"Maaf Kak. Tita kesiangan. Ini masih ngantuk." Tita.

"Klo saya nungguin Tita tadi di depan." Danang.

"Ceh,,, kau ini. Sudah ayo selesaikan tugas kita sebelum para dokter datang." Mega.

Mega merupakan kepala perawat di ruangan dokter bedah. Semua menyelesaikan tugasnya masing-masing sesuai yang telah di bicarakan di grup sebelumnya.

🌻🌻🌻

Jangan lupa like dan komennya ya sahabat.

🙏🙏🙏

Bertemu

Kini waktunya telah tiba. Dokter-dokter bedah telah datang dan menunggu kedatangan dokter bedah baru. Semua sudah pada posisinya. Dada Tita terus bergemuruh antara senang dan marah ketika akan bertemu dengan Aldi pujaan hatinya yang tega berselingkuh di belakangnya.

"Dok, jam 9 ada operasi." Tita.

"Baiklah. Sudah kamu persiapkan?" Dokter Rehan.

"Sudah Dok." Tita.

"Setelah ini kita segera menuju OK." Dokter Rehan.

Saat Tita membuka pintu ruangan dokter Rehan betapa terkejutnya Tita melihat pria yang dia rindukan tengah berdiri menjulang di hadapannya. Satu sisi dia ingin berhambur kedalam pelukkannya dan di sisi lain rasanya ingin menamparnya.

"Se..Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya Tita berpura-pura.

"Hem... Bisa bertemu dengan dokter Rehan." Aldi.

"Silahkah." Tita menggeser sedikit badannya.

Dokter Rehan melihat interaksi Tita dan Dokter Aldi.

"Assalamu'alaikum Dok." Aldi.

"Wa'alaikum salam. Selamat datang Dokter Aldi." Sapa Dokter Rehan.

"Terima Kasih Dok." Aldi.

"Suster.Tita," Rehan.

Deg

"I.. Iya Dok?" Tita.

"Perkenalkan ini dokter Rehan Pratama dokter baru yang saya maksud." Rehan.

"Perkenalkan Dok. Saya Suster Tita Martin asisten pribadi Dokter Rehan." Tita mengulurkan tangannya.

"Aldi Pratama." Aldi.

"Selamat bergabung Dokter." Tita.

"Terima kasih suster." Aldi.

Setelah berkenalan Tita keluar dari ruangan dokter Rehan dan kembali ke tempatnya. Tita menarik nafas dalam dan menundukkan kepalanya. Tak terasa air matanya menetes begitu saja. Tak ingin ada yang melihatnya Tita segera menghapus genangan air matanya.

"Suster Tita." Panggil Dokter Angga.

"Selamat Pagi Dokter." Tita.

"Pagi... Bagaimana dokter baru sudah datang? Saya mau visit dulu." Angga.

"Sudah Dok. Ada di ruangan Dokter Rehan." Tita.

"Owh! Kalo begitu kita tunggu sebentar Jok visitnya." Angga.

"Baik Dok." Bruder Joko.

"Gimana Sus? Ganteng dokter barunya?" Joko.

"Ceh, udah ada yang punya Bruder. Mau kau tawarkan untukku." Tita.

"Haha.... Lagian kau ini ingin yang seperti apa?" Joko.

Bersamaan dengan Joko bertanya pada Tita, Aldi keluar dari ruangan dokter Rehan.

"Mau yang ga nyakitin saya Bruder." Tita.

"Sesimple itu Suster?" Angga.

"Iya Dok. Percuma ganteng juga klo nyakitin." Tita.

Deg

Aldi merasa dirinya tengah di bicarakan berhenti sejenak sampai dokter Rehan menepuk bahunya.

"Mari Dokter." Ajak Rehan. Aldi pun tersenyum menundukkan kepalanya.

"Dokter.Angga, Bruder Joko, perkenalkan ini Dokter Aldi." Rehan.

"Selamat Datang Dokter selamat bergabung." Angga.

"Terima kasih Dokter. Mohon bimbingannya." Aldi.

"Selamat Datang Dokter. Saya Joko asprinya Dokter Angga." Joko.

"Terima kasoh Bruder." Aldi.

"Suster Tita, tidak berkenalan?" Angga.

"Sudah dong Dok." Tita.

"Jangan lupakan dia siapa Dok." Joko.

"Astaga! Saya lupa kalo Suster Tita aspri Dokter Rehan." Angga.

Dan semua pun tertawa bersama. Tita sekuat hati menahan perasaannya. Mengalihkan fikirannya.

"Kalo begitu saya permisi. Ada visit." Pamit Dokter Angga.

"Silahkan Dokter." Aldi.

"Tita, Dimana Dokter Maya dan Dokter Rido?" Rehan.

"Dokter Maya visit Dok. Dokter Rido masih di ruangannya." Tita.

"Baiklah. Mari Dokter Aldi saya perkenalkan dengan Dokter Rido." Rehan.

"Mari Dok." Aldi.

Setelah Rehan dan Aldi meninggalkannya Tita kembali mengatur nafasnya sesak. Rasanya Tita ingin berteriak dan menangis. Tapi, Tita begitu mampu mengendalikan hatinya. Saat ini dirinya tengah bertugas dan harus profesional.

Dokter Maya dan Bruder Danang datang setelah visit. Dan menghampiri Tita yang tengah konsentrasi pada pekerjaannya.

"Suster Tita." Maya.

"Eh, iya Dok?" Tita.

"Dokter barunya audah datang?" Maya.

"Sudah Dok. Sedang do ruangan Dokter Rido bersama Dokter Rehan." Tita.

"Owh! Baiklah. Ayo Nang, kita ke sana saja." Maya.

"Baik Dok." Bruder Danang.

Tita pun segera bersiap menuju OK bersama dengan Dokter Rehan. Setelah sesi perkenalan Dokter Aldi berpamitan dan akan kembali bertugas besok lusa.

Hari ini begitu melalahkan bagi Tita. Tita pun segera memesab ojek online menuju apartemennya. Tiba di apartemen Tita merebahkan tubuhnya di sofa. Hari ini begitu menguras tenaga dan fikirannya.

Saat Tita mencoba memejamkan matanya terdengar bunyi bel apartemennya. Dengan malas Tita menghampiri pintu dan melihat siapa tamu yang datang. Manik matanya melihat pria yang tak ingin dia temui.

Tita pun hanya diam di balik pintu tanpa ingin membuka pintu. Tubuhnya melorot ke bawah dan terduduk. Air matanya mengalir begitu saja tanpa permisi.

Aldi mencoba menghubungi Tita via telfon namun Tita hanya menbiarkan saja ponselnya tanpa ingin membukanya. Tita sengaja mengganti mode ponselnya dengan mode diam.

Tita tak ingin bertemu dengan Aldi setelah tau apa yang telah Aldi lakukan padanya. Tita tak ingin mendengar penjelasan apapun dari Aldi.

Setelah cukup lama Aldi berada di depan apartemen Tita akhirnya dirinya pun menyerah dan memilih pulang. Saat terdengar langkah kaki menjauh Tita menengok ke luar dan membuka pintunya melihat kepergian Aldi.

Sakit rasanya tapi ini yang terbaik menurutnya. Tita tak ingin menyingkap lagi masa bersama Aldi. Tita akan berusaha untuk menguburnya saja.

Setelah melihat Aldi masuk ke dalam lift Tita pun kembali masuk dan mengunci pintunya. Tita kembali merebahkan dirinya di atas sofa.

Tita

📱Halo, La.

Olla

📱 Kenapa Ta?

Tita

📱Barusan Aldi datang, gw ga bukain pintunya hiks...hiks...

Olla

📱Ta, Lu tenang ya. Mending Lu balik ke rumah aja deh jangan di apartemen.

Tita

📱Gw ga tau La. Gw ga akan bisa menghindari kehadirannya.

Olla

📱Maksud Lu? Kenapa begitu?

Tita

📱Dia kerja di rumah sakit tempat gw kerja sekarang La. Apa yang mesti gw lakuin sekarang La?

Olla

📱Astaga! Terus gimana?

Tita

📱Gw ga tau La. Rasanya ingin keluar aja La.

Olla

📱Lu tenang dulu Ta. Jangan gegabah. Gw ke sana ya.

Tita

📱Ga perlu La. Gw mau sendiri.

Setelah cukup lama panggilan pun di hentikan. Olla yang mengerti akan kesedihan sahabat sekaligus adik iparnya begitu sangat terpukul. Hanya saja Tita tetaplah Tita. Sudah sangat di pastikan Tita tak ingin di temui saat ini.

Olla pun menceritakan pada Tanio apa yang Tita ceritakan padanya. Olla pun meminta Tanio untuk membiarkan dulu Tita seperti apa yang dia mau. Dan tak perlu ikut campur dulu sampai Tita memintanya.

"Lalu kita harus bagaimana?" Tanio.

"Olla yakin Tita bisa mengatasinya Mas." Olla.

"Bagaimana kalo Tita nekat Sayang?" Tanio.

"Olla yakin Tita tak akan melakukan hal bodoh." Olla.

"Baiklah. Tapi, terus pantau dia ya sayang." Tanio.

"Sudah pasti sayang. Olla tak akan membiarkan Tita terpuruk." Olla.

Perbincangan pun terus berlangsung sampai terpaksa harus terhenti karena tangisan Cio yang meminta harus segera di hampiri. Olla pun segera menyusui Cio yang terlihat begitu lapar.

🌻🌻🌻

Jangan lupa like dan komennya ya sahabat. 🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!