NovelToon NovelToon

Kebangkitannya Raja Malam

Awalan

Sebuah Pulau yang begitu luas. Pulau ini sering di juluki Pulau Pohon Hitam. Karena banyak pohon ini tumbuh di atas bukit. Bintang Timur adalah julukan bagi Dinasti di pulau itu. Sebuah Dinasti yang berkembang di pulau pohon hitam ini.
Dinasti Bintang Timur adalah sebuah dinasti yang di pimpin oleh kaisar Tang. Kehidupan di sana masih penuh dengan kemajuan dalam bidang beladiri dan ekonomi.
***
Dari luasnya pulau ini. Banyak juga Kerajaan yang berdiri. Salah satunya Kerajaan Jaya Tara. Dengan Raja bernama Jaya Kara. Sebuah kerajaan yang berdiri di bagian Utara pulau pohon hitam. Kerajaan yang tepatnya berdekatan dengan bukit di sana.
***
Di wilayah Kerajaan Jaya Tara. Ada sebuah Desa yang makmur dan damai. Desa ini juga di juluki 'Desa Daun', karena desa ini asri dengan pohon yang begitu rimbun dan banyak bukit mengelilingi Desa ini. Desa ini bernama Desa Kara. Dengan Kepala Desa Kara Ning.
***
Di desa ini terdapat sebuah rumah yang berada di atas bukit. Rumah yang begitu sederhana dan di hiasi dengan tanaman bunga dan buah di sekelilingnya. Keluarga yang tinggal di rumah ini adalah Keluarga Meng. Keluarga Meng dipimpin oleh Meng Yusa. Walau tinggal di bukit, tapi mereka tidak ketinggalan informasi dari desa. Mereka memiliki 4 orang anak. Salah satunya Meng Yama, anak pertama dari keluarga tersebut. Meng Yosa, anak kedua. Meng Yusi, anak ketiga. Dan yang terakhir Meng Yuni, anak terakhir mereka.
***
***
***
[Jangan lupa bantu like dan komentar]

Sesosok Bayangan

Kediaman Keluarga Meng.
Di sekitar rumah terdapat pohon buah. Pagi hari yang masih dingin dan masih jauh dari cahaya matahari. Sebuah pohon bergetar di 100 meter dari rumah itu
Srak.. Srak
Sebuah sosok bayangan ada di atas cabang pohon. Berdiri dan menghadap ke arah cahaya matahari yang akan muncul.
-
-
Haha.. udara sungguh sejuk. Tidak sia" aku tidak tidur malam ini.
-
-
Bukan seperti itu Bai?
-
-
Hampir lupa, kamu harus tidur kalo siang hari.
Sebuah sosok terbang menjauh dari bayangan itu. Hari masih gelap ini, membuat wajah orang ini tidak terlihat.
-
-
Hm.. aku mau cari buah di sana dulu.
Srak.. Srak.
Suara getaran pada cabang pohon terdengar. Daerah ini adalah daerah perbukitan. Membuat jarak pohon tidak begitu jauh, itu membuat kita bisa pindah tempat seakan-akan dengan lompat saja
***
Di kediaman keluarga Meng masih sepi belum terdengar suara. Akan tetapi bila masuk ke dalam rumah. Maka akan terlihat gerak Ning Tiya, yang sedang menyiapkan makanan untuk pagi ini.
Krett..
Pintu terbuka dari dalam.
Meng Yusa
Meng Yusa
Selamat pagi Istri ku.
Ning Tiya
Ning Tiya
Pagi Sayang.
Meng Yusa
Meng Yusa
Mana si Yama? Dia tidak ada di dalam kamar. Kemana anak itu?
Ning Tiya
Ning Tiya
Dia? Bukannya sudah biasa dia hilang kalo sudah subuh * Sambil melakukan kegiatan.
Meng Yusa
Meng Yusa
Anak ini sungguh mau mirip Ayah saja.
Ning Tiya
Ning Tiya
Namanya juga keturunan nya *Tertawa kecil.
Meng Yusa
Meng Yusa
Anak yang lain lagi di luar Desa. Cuma si kecil aja yang ada, dia juga masih kecil. Belum bisa di ajak ke hutan. Yang pertama malah hobi keluar rumah.
Ning Tiya
Ning Tiya
Kamu juga sama dulu waktu kecil *Sambil tersenyum.
Meng Yusa
Meng Yusa
Gak ada hal seperti itu. Hahaha... waktu terlalu cepat berlalu. Siapa yang tau, anak kita ini juga sama denganku.
Mereka lanjut dengan obrolan.
***
'Kukuruyuk.' Suara ayam terdengar dari ke jauhan.
Pohon bergetar dan bergetar demi deretan. Dipinggiran Tebing ada pohon tinggi. Pohon yang sudah berusia Ratusan tahun, tapi masih tetap kokoh berdiri.
Pohon yang bergetar mulai dekat dengan pohon besar itu.
Wush...
Loncat bayangan hitam dari pohon kecil ke pohon besar itu. Dari jarak jauh itu mungkin terlihat seperti monyet. Akan tetapi yang nyata adalah manusia.
Tubuh yang tegap, gagah, tinggi, dan lincah. Sosok yang ideal dari bidang olahraga.
Sosok ini berdiri dipinggir cabang pohon. Melihat hutan ke bawah, yang begitu luas. Sebuah sinar terpancar dari balik perbukitan.
Sambil memakan buah-buahan. Terpancar cahaya yang masih redup tetap di wajah sosok ini.
Dan terlihat Sebuah sosok pria yang berusia 20 tahun. Berdiri menghadap terbitnya matahari. Dan dia adalah...
-----
----
----
[Jangan lupa bantu like dan komentar]

Kediaman Meng

Kediaman Keluarga Meng
Sinar matahari mulai terpancar di atap rumah. Karena rumah berada di bukit, membuatnya awal mendapat sinar pagi.
Dinginnya pagi terasa dengan hembusan angin dan embun dari dedaunan. Kicauan burung terdengar di sekitar rumah.
Ning Tiya masih dalam kegiatan paginya. Makanan yang sudah matang di bawa ke meja makan. Dan mulai di taruh pada tempatnya.
Ning Tiya
Ning Tiya
Yama masih belum datang, kamu panggil dulu dia. Makanan sudah matang.
Meng Yusa
Meng Yusa
Baiklah, aku panggil dulu anak itu.
Krett..
Meng Yusa pergi untuk mencari Yama di hutan.
***
Sosok bayangan itu mulai terlihat dengan pancaran sinar matahari.
Matahari mulai menampakkan diri. Suasana di sekitar mulai terasa hangat. Kicauan burung terdengar ramai di pepohonan.
Bugk..
Mendarat dengan santai dari loncatnya. Dia mulai berjalan di jalan yang jarang di lewati orang. Wilayah ini masih jarang di datangi orang. Masih banyak rahasia yang tersimpan di Desa Daun ini. Banyaknya rahasia dan sedikit informasi masih belum bisa menjelaskan situasinya.
Saat mau masuk hutan lebih dalam. Terdengar suara dari kejauhan.
'Yama!'
Dia berhenti dan berbalik badan.
Meng Yusa
Meng Yusa
Nak, ayo pulang! Ibu sudah menunggumu untuk makan *Dari kejauhan.
Meng Yama
Meng Yama
Baiklah, Ayah.
Meng Yama
Meng Yama
Nanti aku harus bisa masuk lebih dalam lagi *Batin.
Yama menuju ke asal suara. Tanpa harus tau dari mana asal suara, Yama sudah tau itu suara ayahnya. Karena sudah biasa sang ayah memanggil.
***
Ning Tiya sudah selesai menyiapkan semuanya. Sekarang cuma menunggu kedatangan mereka.
10 menit berlalu.
Tok.. tok..
Meng Yusa
Meng Yusa
Kami pulang.
Ning Tiya
Ning Tiya
Langsung duduk ke meja makan *Suara dari dapur.
Meng Yama
Meng Yama
Baik Buk.
Mereka duduk bersama di meja makan. Dan mulai makan bersama. Sedangkan si kecil masih belum bangun dari tidurnya.
20 menit kemudian.
Meng Yama
Meng Yama
Buk, Adik kedua dan ketiga kapan pulangnya?
Ning Tiya
Ning Tiya
Bulan depan. Baru pulang mereka. Masih belum mau balik mereka.
Meng Yama
Meng Yama
Hm.. keenakan sudah mereka di rumah Nenek.
Meng Yusa
Meng Yusa
Kamu di ajak juga, gak mau ikut.
Meng Yama
Meng Yama
Aku malas, lebih enak di rumah aja.
Meng Yama
Meng Yama
Yah, bukit sebelah sana. Kenapa tidak ada bekas orang lewat?
Meng Yusa
Meng Yusa
Bukit yang dimana? Bukit di bawah Pohon besar itu?
Meng Yama
Meng Yama
Iya Yah.
Meng Yusa
Meng Yusa
Bukit itu? Hm.. ayah belum pernah sampai masuk ke sana. Menurut cerita kakek mu. Bukit itu tak berujung, jangan coba masuk terlalu dalam.
Meng Yama
Meng Yama
Tapi aku penasaran Yah.
Ning Tiya
Ning Tiya
Sudah jangan pikirkan hal itu. Kita masih belum tau cerita di dalam bukit itu. Pasti banyak cerita yang tersimpan.
Meng Yama
Meng Yama
Iya Bu.
Meng Yusa
Meng Yusa
Kamu tanya sama kakek saja. Nanti bakal di kasih cerita. Gak ada hubungannya juga dengan kita, buat apa urus bukit itu.
Meng Yama
Meng Yama
Nanti aku tanya Kakek aja. Aku mau jalan" dulu ya Bu, Yah.
Meng Yusa
Meng Yusa
Gak puas jalan di hutan mulu. Ya udah, ingat nanti siang pulang.
Meng Yama
Meng Yama
Baik Ayah.
Setelah membereskan peralatan. Yama pergi keluar rumah. Sedangkan Meng Yusa dan Ning Tiya melanjutkan kegiatan masing-masing.
***
***
***
[Jangan lupa bantu like dan Komentar]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!