NovelToon NovelToon

Kau Bukan Milikku

Kejutan

Dor!

"Aaaa!" Aisyah terpekik kaget karena dengan sengaja semua teman yang dikenalnya sengaja meletuskan balon. Dan kepingan-kepingan warna-warni bertaburan di atasnya yang mengenai seluruh tubuhnya.

"Happy birthday!!" Ucap para sahabat bersamaan. Memang acara hari ini telah mereka rencanakan dari jauh-jauh hari.

Aisyah meneteskan air matanya haru. Ia juga menutup mulutnya, dengan cepat ia menghambur ke pelukan keempat sahabatnya.

"Terimakasih, kalian benar-benar tidak melupakan hari ulang tahunku." Ujarnya sembari mengusap lelehan di pipinya.

Tap tap tap. Langkah jenjang seseorang tengah berjalan menghampiri kelima wanita yang sedang bersuka ria tersebut.

Para sahabat yang tadi bersama Aisyah kini pergi menjauh dari Aisyah setelah menyadari kehadiran lelaki berparas tampan nan tegap.

Aisyah terheran melihat tingkah semuanya, ia membalikan badannya dan alangkah terkejutnya melihat sosok yang tengah tersenyum manis padanya.

Air matanya kembali menetes dan menutup mulutnya. Dengan berlinang air mata ia menghampiri lelaki pujaannya. Ia semakin terkejut karena secara bersamaan kedua orang tuanya dan kedua orang tua lelaki di hadapannya juga tengah tersenyum menatap keduanya.

Tanpa menunggu lama Yoga menyentuhkan lututnya ke lantai dan menyodorkan sebuah kotak dan membukanya. Aisyah begitu senang melihat isi dari kotak tersebut.

Yah, sebuah cincin dengan beberapa berlian yang menghiasi di sisi atas benda tersebut.

Yoga menarik nafasnya panjang, ia juga sebenarnya merasa sangat gugup saat ini.

"Aish, aku bukanlah seorang pria yang pandai merangkai kata-kata yang indah. Aku juga menyadari bahwa aku bukanlah lelaki yang sempurna. Namun dengan hati yang kumiliki, kau telah mencurinya dari beberapa tahun yang lalu.

Dan hari ini, izinkan aku dengan segala cinta yang kumiliki untuk menjagamu dengan seluruh hidupku. Menjadi sandaran dikala kau susah dan senang. Menjadi pendamping hidupmu hingga usia senja.

So, will you marry me?" Ungkap Yoga dengan penuh harap.

Aisyah memejamkan matanya seraya mengambil nafas dalam-dalam. Dengan mantap ia berucap. "Yes, i will." Jawabnya dengan mata yang telah berkaca-kaca.

Lengkungan senyum indah tercipta pada wajah Yoga . Dengan haru ia memasangkan cincin di jari manis Aisyah. Jujur sebenarnya ia sangat ingin memeluknya, namun ia tersadar bahwa hubungan mereka masih belum halal.

Selama ini mereka juga hanya berkomitmen dan jarang sekali melakukan kontak fisik. Dengan cinta yang mereka milikilah hubungan mereka bertahan hingga tiga tahun.

Dan hari ini, dengan segenap hati Yoga ia memberanikan diri untuk melamar Aisyah di hari ultahnya. Ia juga telah merundingkan ini semua dengan kedua orangtuanya.

Orang tuanya tentu saja sangat setuju. Mereka juga sangat menyukai gadis sholeha nan cantik seperti Aisyah. Mereka juga melihat Yoga yang juga telah memiliki pekerjaan yang layak untuk menafkahi keluarganya. Hingga mereka menyetujui segala rencana yang telah disusun matang oleh putranya.

Kedua orang tua Asiyah juga ikut serta dalam kebahagiaan yang tengah dirasakan putrinya. Terutama Melati, sebagai seorang Ibu tentu saja ia yang paling merasa paling terharu. Apalagi selama ini ia tahu bagaimana kehidupannya bersama putrinya.

Suka duka telah mereka lalui dengan ikhlas. Namun dengan melihat pancaran wajah Aisyah yang berseri-seri hari ini membuat hatinya begitu sejuk. Air matanya pun tak dapat lagi ia bendung.

Sentuhan lembut di bahunya, sudah ia kenal siapa pemiliknya. Yah, dia adalah Fahmi. Suaminya yang dengan kesabaran yang luar biasa. Meski memang sempat ia melakukan hal yang membuatnya sakit, namun ia percaya di balik itu semua terselip hikmah. Dan yang namanya manusia, tidak pernah luput dari kesalahan.

Kebahagiaan benar-benar melanda gadis dua puluh empat tahun itu. Diberi kejutan dari sahabat yang tak pernah meninggalkannya selama ini, dilamar oleh lelaki yang sangat dicintainya, dan kehadiran kedua orang tuanya yang sangat ia cintai.

Kedua calon mertuanya memberinya pelukan hangat. Dengan senang hati ia membalas dengan pelukan yang erat. Disusul oleh kedua orang tuanya.

Mereka menikmati suasana indah dan penuh bahagia pada malam hari itu.

***

"Aish ayo bangun...," Ucap Farah dengan mengguncang tubuh adiknya yang masih terbuai dalam mimpinya itu.

"Eh iya Kak, loh Kakak ada di sini?" Tanya Aisyah, ia langsung duduk bersandar pada dinding ranjangnya.

"Memangnya Kakak tidak boleh ya datang ke sini?" Farah membalikan pertanyaannya pada adiknya, dan pura-pura memasang wajah kesal.

"Eh, tentu saja tidak Kak. Justru aku sangat senang karena Kakak kemari. Kau kan tahu Kak, semenjak kau menikah jarang sekali kau datang ke sini." Tutur Aisyah dengan memeluk Kakaknya sayang dan berusaha menenangkannya.

Farah langsung tersenyum dan membalas pelukan adiknya. "Oh ya, kemarin kau ulang tahun. Maaf bukan Kakak bermaksud untuk melupakannya. Tapi untuk hadiahmu Kakak sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari. Lihat..!" Menunjukkan sebuah paper bag yang berisi pakaian rajut buatannya. Memang sudah menjadi hobinya merajut pakaian.

"Wah terimakasih banyak Kak." Ujar Aisyah berbinar, ia tahu bahwa baju yang ada di hadapannya ini adalah hasil tangan dari Kakaknya. Ia memang sangat menyukai barang-barang yang dibuat langsung oleh orang-orang terdekatnya.

Aisyah kembali menghambur ke pelukan Kakaknya. Yang dibalas dengan pelukan yang sama eratnya.

Melati yang tak sengaja melihat kedua putrinya benar-benar merasa haru. Meski mereka tak serahim dan tak sedarah, namun mereka sama sekali tak mempermasalahkannya.

"Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumsalam.." jawab mereka serempak. Senyum langsung mengambang di bibir Farah. Memang sedari tadi ia belum melihat kehadiran Ibu angkatnya. Tentu saja, Melati sedang bersama suaminya di setiap paginya. Apalagi ini adalah hari libur.

"Kapan kau datang Nak?" Tanya Melati tersenyum menghampiri kedua putrinya.

"Tadi pagi Bun," jawab Farah, ia langsung menghambur ke pelukan Bunda-nya. Rasa rindu yang kian membuncah di setiap harinya tak mampu lagi ia tahan.

"Ya sudah, ayo sekarang kita sarapan. Kebetulan hari ini Bunda juga memasak makanan kesukaanmu." Tutur lembut Melati.

"Kau Bunda terbaik untukku Bun." Ucap Farah semakin mengeratkan pelukannya.

Aisyah yang melihat semuanya hanya memasang wajah cemberut, ia merasa diacuhkan saat ini. "Apakah aku dilupakan saat ini?"

Ucapan Aisyah membuat kedua wanita berbeda generasi itu terkekeh. "Tentu saja tidak sayangku." Ungkap Farah menenangkan Aisyah.

"Tapi setiap kalian bersama terkadang kalian melupakan keberadaan aku." Celoteh Aisyah berpura-pura masih dalam mode merajuk.

"Hei sudahlah sayang. Kalian putri Bunda yang terbaik, Bunda sangat menyayangi kalian." Melati turut menghambur ke pelukan kedua putrinya.

Farah sangat senang hari ini, kehangatan keluarga yang sangat dirindukannya kini kembali ia rasakan. Meski ia mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari keluarga suaminya, namun tetap saja rasanya berbeda dengan keluarganya sendiri.

Cukup lama mereka berpelukan, Melati baru teringat akan suaminya. Ia pun meninggalkan kedua putrinya lebih dahulu.

__________

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komen dan vote.

Terimakasih yang sudah mau mampir ;)

Ig; @nick_mlsft

Kenyataan Pahit l

Beberapa Minggu setelah Yoga melamar kekasih hatinya, keluarganya pun mendatangi ke rumah Aisyah untuk membahas tentang acara pernikahan mereka. Yang tentu saja disambut antusias oleh Aisyah dan seluruh keluarganya.

Namun ada beberapa hal yang mengganjal di hati Fahmi juga istrinya. Ini semua adalah tentang masa lalu mereka dan Aisyah.

"Mas kita memang harus mengatakan hal ini semua, tapi aku masih belum memiliki keberanian untuk mengatakan semuanya. Aku tak sanggup untuk itu." Ucap Melati dengan mata berkaca-kaca.

"Berani atau tidak, siap atau tidak, bersedia atau tidak kita tetap harus mengatakan ini semua. Kita juga harus melakukan ini semua demi masa depan putri kita Mel." Tutur Fahmi dengan membelai kepala istrinya yang dibalut oleh hijab.

"Tapi bagaimana dengan perasaan putri kita nantinya Mas?" Tanya Melati yang masih terisak.

"Sayang aku minta maaf dengan semua yang pernah terjadi." Pasrah Fahmi, sebenarnya ia juga selama ini berusaha melupakan semuanya. Namun tetap saja, apapun kehidupan yang akan dijalaninya selalu saja mengaitkan semuanya ke arah masa lalu.

"Tidak Mas, ini semua mungkin memang sudah takdir kita. Kumohon jangan buat aku merasa bersalah dengan kau yang selalu meminta maaf seperti ini." Ujar Melati meraih wajah suaminya dengan kedua tangannya.

Fahmi tersenyum tipis, ia semakin mengeratkan dekapan istrinya. "Kita memang harus menanggung semua bersama Mas, karena memang kita berdua adalah pelaku semua yang telah terjadi." Lanjutnya dengan menyatukan kening mereka.

"Iya sayang, terimakasih sudah selalu mendampingi Mas. Kau wanita terhebatku setelah Ibuku." Puji Fahmi mencium pucuk kepala sang istri.

Lalu keduanya memutuskan untuk beranjak menuju tempat istirahat mereka.

***

"Nak ada yang harus Ayah katakan padamu." Ucap Fahmi di ruang makan setelah ia melihat semuanya telah selesai menyantap makan malam masing-masing.

"Iya Yah, tentu saja. Ada apa Yah?" Jujur saja, perasaan Aisyah merasa gugup dan entah kenapa hawanya menjadi tidak enak. Apalagi melihat wajah Ayahnya yang sulit untuk digambarkan.

"Setelah ini ikut Ayah ke ruangan kerja Ayah." Titahnya. Setelahnya ia meninggalkan ruangan tersebut.

"Baik Yah." Patuh Aisyah. Perasaannya menjadi semakin tak karuan. Sangat jarang ia memasuki ruangan pribadi Ayahnya seperti ini, bahkan sekedar untuk mengantarkan kopi saja ia tak berani. Dan hari ini, Ayahnya sendiri bertitah untuk mengikutinya menuju ruang kerja Ayahnya. Bukankah aneh.

Tok tok tok.

Dengan ragu Aisyah mengetuk pintu ruangan yang ada di hadapannya kini.

"Masuk." Ucap seseorang yang ia yakini adalah Ayahnya dari dalam.

Ceklek. Aisyah terkejut karena juga melihat keberadaan Bundanya yang juga berada di sana tengah menunduk. Bahkan matanya juga terlihat sedikit membengkak.

"Ayah, Bunda.." panggilnya lembut dan memasang senyum terindahnya. Ia melihat Ayahnya yang menunjuk dirinya untuk duduk di antara kedua orang tuanya.

Fahmi mengelus rambut Aisyah. Ia memasang senyum terindahnya. Sebenarnya ia tengah berusaha untuk menutupi kegelisahan yang ia rasa sedari semalam.

Perlahan Fahmi menghembuskan nafasnya, sejenak ia memandang istrinya. Istrinya hanya bisa memandangnya sendu namun sedikit menganggukkan kepalanya.

"Nak kau tahu kan tidak ada manusia yang sempurna?" Tanya Fahmi lembut.

Aisyah mengangguk.

"Kau tahu kan setiap manusia pasti melakukan kesalahan?"

Lagi-lagi Aisyah mengangguk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Ayahnya.

"Dan manusia yang memiliki hati seluas samudera pasti akan membuka pintu maaf untuk orang yang melakukan kesalahan padanya kan?"

Deg. Jantung Asiyah seakan berhenti seketika. Entahlah sedari tadi ia merasa gelisah, dan saat mendengar pertanyaan yang baru saja ia dengar hatinya semakin tak karuan.

"Kau akan memaafkan Ayah kan Nak?" Mata Fahmi mulai mengembun.

"Ayah apa yang sedang kau katakan ini?, Kenapa Ayah harus mengatakan hal ini?, Bagaimana seharusnya perilaku seorang anak pada orang tuanya jelas Ayah lebih mengetahuinya." Ungkap Aisyah dengan wajah sedih. Entahlah ia merasa seperti anak yang tak baik saat ini mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Suami Melati itu tersenyum, dengan cepat ia merengkuh tubuh putrinya. Sesekali ia mengecup pucuk kepala sang anak.

"Nak.." panggilnya ragu.

Aisyah mendongakkan wajahnya dan sedikit menjauh dari Ayahnya, agar ia dapat melihat wajah Ayahnya dengan jelas.

"Iya Yah,"

"Seburuk-buruknya orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya bukan?,"

"Tentu saja Yah. Kalian adalah orang tua terbaik bagiku."

Berkali-kali Aisyah melihat jakun serta dada Ayahnya yang naik turun. Ia tahu Ayahnya sedang gugup dan ragu untuk mengatakan sesuatu padanya. Dan itu semakin membuat dirinya gusar, namun ia tahan. Tak mungkin baginya memperlihatkan itu semua di hadapan kedua orang tuanya kini.

"Nak maaf Ayah tak dapat menjadi wali di pernikahanmu kelak.."

Deg. Bagai dihujam ribuan belati, hati Aisyah begitu sakit mendengar penuturan dari Ayahnya. Air matanya tak dapat lagi ia bendung. Ada apakah gerangan hingga Ayahnya dengan tega menggerakkan benda tak bertulang itu.

Pikirannya benar-benar kacau saat ini, hal-hal negatif tak mampu lagi ia usir dari pikirannya. Kepalanya terus menggeleng menolak semua ini.

"T-tapi mengapa Yah?" Suaranya hampir tercekat, kekuatan untuk sekedar berbicara saja seakan telah terenggut paksa darinya.

Fahmi memejamkan matanya, diliriknya wajah sang istri yang telah berlinang air mata. Namun dengan cepat itulah ia menghapusnya.

"Karena pernikahanmu hanya sah jika hakim yang menjadi walimu Nak." Ucapnya dengan suara berat dan terbata.

Aisyah menutup mulutnya rapat, apa ini maksudnya?, Apakah ia bukan seorang anak dari keluarga ini?, Tuhan, jika memang benar seperti ini mengapa harus sesakit ini?, Ia memukul dadanya untuk sekedar menghilangkan rasa sesak yang kian menghimpit dadanya.

Fahmi segera merengkuh tubuh anaknya, namun dengan cepat Aisyah menggeleng pelan.

"N-nak bagaimanapun kau tetap putri Ayah. Meski hanya sebagai Ayah biologis.." Ujarnya dengan menunduk, jujur saja ia sendiri sangat malu dengan putrinya ini.

Gadis muda tersebut mendongakkan wajahnya, keningnya mengkerut dan berusaha mencerna perkataan sosok yang dipanggil Ayah itu.

"Apa maksud Ayah?" Tanya nya dengan mengusap lelehan di pipinya.

"Maaf Nak, tapi Ayahmu dulu hilaf Nak." Hilang sudah mukanya saat ini, bahkan ia tak berani untuk menatap wajah putrinya.

Namun apa daya keadaan membuatnya harus tetap menjelaskan semuanya. Ini semua juga untuk masa depan putrinya.

Aisyah membelalakkan matanya, ia melirik ke arah Bunda-nya yang berada di belakangnya. Hatinya hancur melihat wajah rapuh wanita yang melahirkannya.

Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya namun tetap saja semua yang ada dihadapannya ini tak pernah mau berlalu. Semuanya benar-benar nyata. Air matanya kembali meluruh.

______________

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komen dan vote.

Terimakasih yang sudah mampir ;)

Ig; @nick_mlsft

Kenyataan pahit ll

Ingin rasanya Aisyah pergi dari tempat yang sangat menyesakkan itu. Bahkan meski hujan turun begitu lebatnya sama sekali tak menyalurkan kesejukannya. Hanya suara petir yang terkadang bergemuruh, seakan menggambarkan keadaan hatinya yang ingin menumpahkan nanah yang begitu perih.

Namun apa daya, kedua orang di hadapannya kini membuatnya lemah. Menarik nafasnya dalam-dalam dan berusaha untuk tetap bertahan di tempat itu.

Flashback

Entah kenapa tiba-tiba Fahmi merasa kepalanya sangat pusing dan berat. Sekujur tubuhnya tiba-tiba saja memanas, pandangannya buram. Hasrat yang berada dalam dirinya begitu menggebu.

Saat ini ia melihat sang sekretaris tengah berdiri di hadapannya. Ia menatapnya dengan penuh gairah apalagi gadis di depannya kini hanya memakai pakaian dalamnya saja. Pria berusia 32 tahun itu menghampirinya.

Rayn sang asisten yang melihatnya begitu terkejut dan khawatir mendapati atasannya seperti itu. Segera saja ia mendorong jauh sang sekretaris.

Keringat mengucur deras di wajah Luna. Bagaimana bisa rencananya gagal seperti ini. Rayn membawa Fahmi menuju kamar mandi di ruangan pribadi itu untuk mengurangi sedikit rasa sakit yang melanda atasannya.

Ia mendial nomor ponsel Sasa, istri Fahmi untuk memberitahunya keadaan Fahmi saat ini.

"Hallo Rayn ada apa?" Tanya Sasa pada Rayn.

"Maaf Nyonya mengganggu waktunya, saya ingin menjelaskan keadaan Tuan Fahmi saat ini. Tuan Fahmi sedang berada dalam pengaruh obat kuat. Ada seseorang yang sengaja menebaknya." Ucap Fahmi memberitahu.

"APA?!" Suara Sasa begitu lantang karena terkejut hingga Rayn sempat menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Benar Nyonya, saat ini saya mohon anda datanglah kemari."

"Tapi akan membutuhkan waktu yang lama karena saat ini saya sedang tidak ada di rumah." Rayn terkejut mendengarnya.

"Tapi bagaimana dengan keadaan Tuan Fahmi Nyonya?"

"Begini saja, kau bawalah Fahmi ke rumah mertuaku. Karena jarak antara rumah mertuaku dengan tempatku saat ini tidak begitu jauh. Dan juga jarak perusahaan dengan rumah mertuaku dekat." Pungkas Sasa memberi saran.

Rayn menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah Nyonya, saya akan segera kesana."

Lalu terdengar suara sambungan telepon tersebut putus. Rayn melihat keadaan Tuannya itu prihatin. Diambilnya dasinya sendiri untuk mengikat Fahmi.

Dalam perjalanan, Rayn berusaha untuk menghindari Fahmi yang semakin dilanda gairah untuk menyalurkan hasratnya.

Untung saja keadaan jalan yang ia lintasi sepi. Hingga membuatnya mudah untuk melaju dengan kecepatan tinggi.

Syukurlah ia melihat Sasa istri Tuannya tengah menunggu Fahmi. Sasa segera menghampiri mobil yang membawa suaminya itu.

"Sayang!" Sasa langsung membuka pintu mobil tersebut dan membawa suaminya ke dalam rumah.

"Rayn bantu aku." Titahnya pada asisten suaminya yang dibalas anggukan.

Begitu sampai di ruang tamu Sasa segera melepas ikatan di tangan suaminya. Fahmi yang dikuasai oleh syahwatnya segera menyerang Sasa. Rayn yang melihatnya segera berpaling dan berlalu dari rumah itu.

Ditengah Fahmi yang tengah mencumbu Sasa, dering telepon di saku Sasa membuat perhatiannya teralih.

Ia langsung mengangkatnya dan membiarkan Fahmi berbuat semaunya.

".....,"

"Iya betul ini saya sendiri."

".....,"

"APA?!" Sasa begitu terkejut mendengarnya dan raut wajahnya menjadi khawatir.

".....,"

"Baiklah saya akan segera kesana."

Sasa memutuskan sambungan teleponnya, pikirannya hanya tertuju pada satu tempat. Ia segera merapihkan bajunya dan berusaha lepas dari cengkraman suaminya.

Entah dari siapa ia mendapatkan telepon, hingga membuat ia berpaling dari suaminya. Bahkan lebih mementingkan urusan pribadinya.

Fahmi berusaha mengejar istrinya, namun Sasa langsung menutup pintunya. Sayup-sayup Fahmi mendengar suara-suara orang berdialog. Yang dapat dipastikan bahwa suara itu berasal dari televisi.

Ia melangkahkan kakinya berat dan nampaklah seorang gadis cantik tengah fokus pada laptopnya. Tanpa basa-basi ia menghampiri gadis muda itu.

Lelaki itu menatap Melati intens. Melati yang saat ini hanya menggunakan kaos namun masih berhijab. Beberapa lekuk tubuhnya terlihat, ditambah dengan wajahnya yang cantik.

Seksi. Batin lelaki tersebut. Lalu ia tersenyum miring, ia mendekati gadis dua puluh satu tahun tersebut.

***

Melati terkejut karena tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya kasar hingga tubuhnya juga sedikit terguncang. Dilihatnya Kakak dari sahabatnya sendiri menatapnya dengan pandangan penuh gairah.

"Kak kau..-" Tanya-nya.

Namun Fahmi langsung menghambur memeluk Melati dan mengendus tubuh Melati. Tubuh Melati seketika terkejut. Dengan sekuat tenaga ia melepaskan diri dari Fahmi.

"Kak kumohon lepas..!" Melati memohon dengan sangat. Suara yang dikeluarkan justru membuat Fahmi semakin bergairah. Apapun yang dilakukan menurutnya menjadi sangat seksi dan semakin membangkitkan naf*unya.

Melati berusaha memukul dan menendang tubuh Fahmi. Air mata dan keringatnya telah merambat ke hampir seluruh wajah cantiknya.

Penolakan Melati membuat Fahmi murka, dengan paksa ia melepas hijab Melati hingga jarum pentul yang dikenakan Melati mengenai dagunya. Melati meringis karena keperihan. Tenaganya hampir habis saat itu juga. Dengan sekuat tenaga ia berteriak, namun dengan cepat Fahmi menyumpal bibirnya dengan miliknya sendiri.

"Emphhmmm.." Melati terus menggerakkan seluruh badannya untuk melawan Fahmi. Dengan cepat Melati menampar dengan keras pipi Melati dan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

Tubuh Melati melemah lambat laun. Fahmi menyeretnya menuju salah satu kamar terdekat yaitu kamar tamu. Melati berusaha memberontak, ia menginjak dan menendang-nendang tubuh Fahmi dengan kakinya. Karena tangannya sudah dicekal erat oleh Fahmi.

Fahmi semakin membuat Melati lemah hingga hampir hilang kesadarannya karena Fahmi juga melayangkan beberapa pukulan pada tubuh Melati.

Tubuh Melati terdiam seketika dan pandangannya kosong saat kehormatan yang selama ini ia jaga dan ia persembahkan untuk suaminya kelak telah terenggut paksa. Hanya air mata yang mengalir saat itu.

***

Kejadian itu harus membuat Melati menikah dengan lelaki yang sama sekali tak dicintainya. Bahkan ia juga harus menerima dijadikan istri kedua. Yah, lelaki yang merenggut mahkotanya adalah lelaki yang telah beristri bahkan memiliki anak.

Dengan sekuat tenaga Melati menjalani semua dengan ikhlas. Sempat terpikir olehnya untuk mengakhiri pernikahan dengan suaminya setelah masa nifasnya usai. Yah, tepat di malam kelam itu terjadi, Fahmi telah menumpahkan benihnya di rahim Melati. Hingga membuat sebuah kehidupan hadir di sana.

Namun, Melati dikejutkan dengan pernyataan Fahmi yang mengatakan bahwa suaminya itu tak akan pernah menalaknya. Hal itu terjadi karena Fahmi telah mencintainya dan ingin menjalani kehidupan di dunia bersama keluarga kecilnya.

Melati tentu saja menolak, meski selama sembilan bulan ini ia telah menerima Fahmi bukan berarti untuk selamanya. Karena bagiamanapun ia tak selamanya ingin di madu. Apalagi posisinya adalah yang kedua di hati suaminya. Tentu saja, istri pertamanya akan selalu diutamakan.

Fahmi menggeleng keras, itu karena ia telah mendapati kabar yang membuatnya sakit. Istri pertamanya selama telah berselingkuh darinya. Istrinya sampai kini masih mencintai cinta pertamanya. Bahkan di malam dimana Melati kehilangan mahkotanya karena Sasa yang dengan tega meninggalkan suaminya padahal ia telah mengetahui keadaan suaminya.

Melati sangat terkejut mendengarnya, akhirnya dengan berbagai bujuk rayu dari suaminya ia dapat menerima Fahmi menjadi suaminya selamanya. Ia juga senang karena impiannya menjadi istri satu-satunya terwujud.

Meski begitu, badai juga tak jarang menerjang kehidupan mereka. Namun karena kekuatan cinta mereka, hingga semuanya dapat mereka lewati.

Flashback end

______

Bagi yang ingin mengetahui kisah mereka secara detail dapat kalian cari tahu di karya novel Author yang lainnya, judulnya 'Menjadi seperti Ibu Sambungku'

______________

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komen dan vote.

Terimakasih yang sudah mau mampir ;)

Ig; @nick_mlsft

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!