NovelToon NovelToon

Pacar Bayaran

Please, bantu aku Na

Hana putri Utami biasa di panggil Nana, gadis manis berusia dua puluh lima.tahun. Belum memiliki pacar, waktunya dia habiskan untuk bekerja dan bekerja. Kehidupannya yang sedikit tertutup juga merupakan salah satu faktor dia tidak memiliki kekasih.

Nana memiliki seorang sahabat baik bernama Vina. Dan dia menerima tawaran sahabatnya untuk menggantikannya dalam acara perjodohan oleh orangtuanya. Vina tidak mau datang ke perjodohan, dan dia bersedia membayar mahal Nana untuk menggantikan nya.

Dimas memutuskan akan menari siapapun yang akan datang lada perjodohan ini, Dia sudah lelah mendengar Omelan sang nenek yang terus memintanya untuk menikah.

****************

Na, please bantu aku." Rengek Vina sahabat baik Nana.

Vina dan Nana sudah sejak lama.bersahabat.

"Aku nggak bisa Vin, aku nggak mau. Kenapa nggak kamu aja sih yang langsung ketemuan ma dia dan bilang kalau kamu udah punya pacar, gampang bukan " jawab Nana yang masih terus menolak.

"Aku nggak mau dia lihat aku, terus kalau dia naksir dan nggak menolak, gimana? Aku nggak mau pokoknya nggak mau, kamu satu satunya sahabat aku na, please...." Vina memohon dan mengatupkan kedua tangannya.

Nana menghela nafas panjang. Sulit menolak keinginan Vina jika sudah memohon seperti ini. Vina tahu kelemahannya dan kini memanfaatkan nya.

"ok, gini deh. Kamu, aku bayar 10 juta, kamu lagi butuh uang buat ibumu di kampung, kan?" Tawar Vina

"benar benar licik," cebik Nana.

Vina menyeringai, "saling menguntungkan na, kamu bisa bantu ibu kamu dan aku membatalkan perjodohan ini" jawab Vina tersenyum.

"Please, Na..Nggak susah kok! Cuma datang terus batalkan, beres deh. Bayarannya juga gede kan?" rayu vina

Tampaknya kali ini sedikit berhasil karena Nana terdiam dan berpikir. 

benar juga, dengan uang segitu aku bisa mengirim ibu di kampung.

Vina tak menyia nyiakan kesempatan, "Aku tambahin lima juta buat jajan kamu deh." Rayunya lagi 

 

"tugasku apa?" Tanya ragu

"Cukup temuin dia dan buat dia ilfil ma kamu lalu batalin perjodohan ini, Mudah kan!" ucap Vina bersemangat.

Please, Na, cuma kamu yang bisa bantu aku. Aku nggak mau nikah dengan pria yang nggak aku kenal, aku mencintai Evan." rengek Vina dan tampaknya berhasil.

Vina sudah setahun berpacaran dengan Evan, Nana tahu itu. Namum Vina masih merahasiakan hubungannya dari kedua orangtuanya. 

Vina adalah putri pengusahaan kaya, dan pasti orangtuanya ingin mencarikannya jodoh pria yang sederajat dengan mereka, sementara Evan,dia  hanya pria biasa dan seorang manager di kantor papanya Vina. Vina takut jika dia berterus terang papanya akan memisahkan mereka dan kemungkinan terburuknya Evan akan di pecat.

"Kapan aku harus menemuinya?" Tanya Nana.

Senyum sumringah langsung muncul di bibir Vina, "Yes, berhasil" teriaknya dalam hati.

  Dia berhasil membujuk Nana. Walau harus keluar sedikit uang tak masalah, yang penting hubungan ku dan Evan aman, bathinnya

"Malam ini, dan aku sudah menyiapkan semuanya, kau tenang saja."

"keterlaluan" gerutu Nana.

Vina hanya tersenyum lebar. "Kamu sahabat terbaik aku, Na." ucapnya memeluk Nana.

***

Nana sudah di make over oleh Vina, Nana yang tak pernah sekalipun berdandan terlihat sangat cantik, dia sudah berubah menjadi sangat cantik. Bahkan dia sendiri sampai tak mengenali wajahnya.

Benarkah ini aku? ucapnya meraba wajahnya.

'Kamu cantik, Ma. Hanya saja kamu selalu menutupi nya. Lihatlah..." puji Vina.

"Kamu bicara begitu karena ada maunya" ucap Nana. Dia malu saat bina memujinya tadi.

"Tugasmu hanya menemuinya dan membuatnya membatalkan perjodohan ini," ucap Vina sambil menyerahkan paper bag berisi gaun yang akan dipakai oleh Nana.

Nana mengeluarkan gaun yang diberikan vina, seketika matanya membulat sempurna. "Apa aku harus pakai ini?" Tanya nya tak percaya

Vina menganguk dengan perasaan tak berdosa. "kau harus membuatnya ilfeel.

"Tapi, apa nggak ada gaun lain yang..."

"Tidak" potong Vina.

"Justru dengan melihatmu seperti ini, dia akan menganggap kamu wanita gadis liar, dengan image buruk dan akhirnya dia menyerah." tutur Vina.

Nana mengganti pakaiannya, dengan gaun yang dibawa vina. Sebenarnya dia merasa  risih menggunakan dress pendek dan ketat, tapi mau bagaimana lagi. "Demi sepuluh juta" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Wajahnya yang sudah dipoles hingga tak seorangpun mengenali jika itu adalah Nana, gadis biasa yang selalu pakai kacamata tebal jika di kantor. Sangat kontras dengan penampilannya yang selalu berpakaian longgar.

Tidak ada yang akan mengenaliku, jadi aku tak perlu takut. bathinnya

"Sempurna!" Puji Vina setelah semaunya selesai.

"ayo aku antar" ucap Vina bersemangat.

Evan dan Vina mengantarkan Nana hingga di depan restoran, Setelah Nana turun mereka melajukan mobilnya entah kemana.

"Selamat bertugas, aku tunggu kabar baiknya." 

Vina melambaikan tangannya sebelum menutup kaca mobilnya dan berlalu.

Nana berbalik dan melangkah menuju restoran. Sempat dia menyesali keputusannya menerima tawaran ini, tapi apa boleh buat dia sudah setengah jalan.

Semangat Nana demi sepuluh juta. ucapnya terus menyemangati dirinya sendiri.

Langkahnya gontai memasuki restoran, banyak pasang mata menatapnya aneh. Sebagian mungkin memujinya, atau menatapnya lapar dan sebagian lagi merasa bahwa dia wanita murahan entahlah dia tidak memperdulikan itu. Tugasnya hanya satu segera menemui pria itu dan batalkan perjodohan, selesai.

Di depan resepsionis dia menyebutkan nama pasangannya yang telah membooking tempat tersebut, seorang pelayan mengantarkannya  ke sebuah ruangan tertutup. Sebuah ruang VIP.

Nana membaca doa sebelum membuka pintu. 

cklek...

Terlihat seseorang berdirimembelakangi nya, menatap keluar jendela. Dari belakang terlihat postur tubuhnya yang tinggi berbalut jas mewah.

Nana menarik nafas panjang dan melangkah dengan anggun menuju meja.

mendengar suara heells yang sengaja diciptakan Nana, pria itu berbalik dan menatapnya.

"maaf sudah membuat anda menunggu lama." Ucapnya manja.

Nana sendiri geli di dalam hatinya saat ini, tingkahnya sudah hampir seperti wanita malam saja.

Nana mengulurkan tangannya, "Vina" ucapnya santai.

"Dimas" jawab pria itu masih terus memperhatikan nya.

Pria itu menatap Nana intens. Nana sempat terpesona, dia sangat tampan, bahkan ini pria tertampan yang pernah Nana lihat, hidung nya mancung, kulitnya putih, rahangnya, matanya dan ah...dia begitu sempurna. Nana terdiam menganggumi mahluk tampan di hadapannya ini.

"Hai nona, nona Vina!" Sapa Dimas. membuyarkan lamunan manisnya.

"eh ..iya...." Ucap Vina sambil tersenyum manis

"saya Dimas Aditya, cucu dari Alina Aditya." Ucap Dimas memperkenalkan dirinya.

"Silahkan duduk" ucap Dimas padanya. Dengan sopan Dimas membuka kan kursi untuk Vina. Kemudian dia duduk berhadapan dengannya.

Dimas Aditya adalah cucu satu satunya Rangga aditya dan Alina yang sudah memasuki usia tiga puluh tiga tahun, hingga saat ini dia belum juga menikah. Jangankan menikah memiliki kekasih saja dia belum, kesibukannya di kantor membuat nya tak ada waktu untuk menjalin cinta dengan wanita. Dia pria penggila kerja.

Dimas sebenarnya lelah dengan berbagai upaya neneknya yang terus saja menjodohkan dengan anak atau cucu rekan bisnisnya, seperti sekarang dia di jodohkan dengan putri dari pengusaha kaya raya Agung group.

Namun dia sudah memutuskan akan menerimanya dan meminta gadis itu menjadi pacarnya ,agar sang nenek tak terus terusan memaksanya dan mencarikannya kekasih. seperti apapun gadis itu, aku akan menerima nya.

"Senang berkenalan dengan anda, boleh aku panggil  mas," ucap Nana dengan nada sensual. Dia berpindah memilih duduk di sebelah Dimas.

Nana memulai aksinya. Tangannya terulur mengusap lembut wajah Dimas.

"Kamu sangat tampan, aku nggak yakin kamu nggak punya pacar?" Tanya Nana menggoda.

Pelayan datang menghentikan aksinya dan mereka memesan makanan. Dimas kembali berucap setelah pelayan pergi.

"Langsung saja, saya menerima perjodohan ini" ucap Dimas 

"Tapi mas belum mengenalku, apa mas yakin?" tanya Nana masih dengan gaya centilnya.

"Aku yakin." jawab Dimas mantap.

"Mas belum tahu, aku ini matre, hobi ku belanja dan menghabiskan uang. Apa mas yakin mau menikah dengan ku?" Tanya nana tangannya bergerilya dari wajah Dimas turun ke dadanya.

Fix aku sudah seperti ******. Tak apa semua demi sepuluh juta.

" Tak  masalah aku punya banyak uang, dan tak  akan habis walau kau beli swalayan sekaligus isinya. Aku adalah CEO dari perkasa group, perusahaan nomor tiga terbesar Asia. " Jawab Dimas enteng.

Seketika Nana terdiam, wajahnya pucat, tenggorokan nya seperti tercekik,

"APA? Perkasa Group? Mengapa aku tidak menanyakan sebelumnya?" Ucap Nana dalam hati.

hai, semuanya ketemu lagi dengan novel mamie, semoga kalian suka. Bantu like, vote dan poin ya. Terima kasih

Ketahuan deh!!

Seketika wajah Nana pucat, matanya hampir keluar dan tenggorokan nya tercekik, perusahaan apa tadi Perkasa group, itu adalah perusahaan tempat ku bekerja, mati aku jika sampai dia tahu aku salah pegawai ya. Kenapa aku bisa sebodoh ini tak menanyakan siapa dia sebelumnya. Habislah aku...

"Pe...perkasa group?" Tanya Nana berharap pendengaran nya salah.

Anggukan Dimas menghancurkan semua harapannya.

"Sebaiknya kita batalkan saja," ucap Nana langsung. Takut jika berlama lama Dimas mengetahui kebohongannya.

Matilah aku jika sampai dia tahu aku berbohong, bisa bisa aku kehilangan pekerjaan ku, Vina kamu benar benar menjebak ku. Aku harus segera pergi dari sini. Eh..tapi kenapa aku harus takut? dia kan tidak mengenaliku! Hem...Nana tenang, jangan gugup.

"kenapa buru buru?  Bukankah kau bilang kau suka uang, aku bisa memberimu banyak uang tapi kau harus jadi kekasihku." 

"Aku tidak mau, aku tidak suka terikat. Aku ingin bebas, karena aku mudah bosan."

"Tak masalah, yang penting kau tetap menjadi kekasihku, aku takkan ikut campur masalah pribadimu. kau bebas bersama pria mana yang kau mau, asal kau tetap menjadi kekasihku." Jawab Dimas santai.

Jawaban yang jauh dari perkiraan dan harapan Nana. Bahkan dia tak bisa menutupi rasa terkejutnya.

Apa apaan ini, harusnya dia marah tapi Kenapa dia menerima ku? 

"Apa kau seorang gay, hingga kau tak marah pasanganmu bersama pria lain?" Tanya Nana dengan kesal, mana ada pria yang mau dengan seorang wanita yang sering ONS.

"Aku normal" ucap Dimas. 

Pertanyaaan Nana mencubit harga dirinya sebagai seorang pria, Dengan hati kesal Dimas menarik Nana kepangkuannya, Nana terduduk dan tanpa basa basi dia lalu mencium Nana, ciuman yang hangat dan dalam. Nana terdiam tak tahu harus berbuat apa apa, tubuhnya kaku, matanya membulat sempurna, dia bahkan tidak percaya jika Dimas  menciumnya di pertemuan pertama mereka. 

Nana berontak, dia memukul dada Dimas berharap Dimas melepaskannya, namun Dimas terus menciumnya hingga kehabisan nafas.

Dia tak terima dengan perlakuan Dimas yang seenaknya, dia pikir aku wanita apa? ucapnya dalam hati

Hosh...hosh... terdengar nafas Nana yang tak beraturan setelah pertautannya terlepas. Dia menatap kesal kearah Dimas.

"Kenapa kau mencium ku?" bentak Nana, tak sadar jika pria dihadapannya itu adalah bosnya.

"Kenapa kau marah, bukankah kau bilang kau sering melakukannya, aku hanya menciummu tapi reaksi mu, seolah kau gadis perawan yang belum pernah disentuh." tutur Dimas mengejek.

Sial, aku terjebak, bagaimana ini, oh my first kiss. Bathin Nana semakin kesal

"Tapi bukan begini caranya? Kau tidak bisa seenaknya" jawab Nana asal, dia bingung harus menjawab apa.

"Ok, aku minta maaf. Apa kau mau kita lanjutkan di hotel setelah ini?" tanya Dimas dengan smirk nya.

"Kau bisa lihat seberapa hebatnya aku diatas ranjang! Jika kau meragukan ku." bisiknya dengan senyum sensual Membuat tubuh Nana bergidik ngeri. Dimas menatapnya dengan sorot mata tajam.

Nana terkesiap, ini tak sesuai dengan kemauannya. Alarm dikepalanya berbunyi.

Aku harus segera kabur dari tempat ini, dia sangat berbahaya. Aku tidak mau berlama lama dengannya.

Brengsek, dia malah mengajakku ke hotel. Emang dia pikir aku perempuan apa, sial...sial.

"Maaf, tapi aku tidak tertarik."

Dimas dapat melihat sinar ketakutan dalam tatapan mata Nana, didalam hatinya dia tersenyum penuh kemenangan.

 Dia mengatakan jika dia seorang player, tapi mengapa tubuhnya tegang dan terkejut, aku tahu dia bohong, hahaha...mau main main denganku, akan aku tunjukkan seperti apa seorang player padanya. bathinnya.

Dimas memajukan lagi wajahnya tapi langsung di tahan oleh Nana.

Suara ketukan di pintu menyelamatkannya, Nana kembali ke kursinya dan pelayan masuk membawakan pesanan mereka berdua.

Suasana menjadi cangging, Nana jadi sedikit pendiam, walau mereka masih mengobrol tapi Nana tak seantusias tadi.

Makanan di hadapannya hanya dia makan sedikit, rasanya hambar. ***** makannya lenyap berganti rasa takut dan was was pada Dimas. Nana kehabisan ide dan kata kata dibuatnya.

"Mana ponselmu?" 

"Aku tak bawa ponsel," Dimas mengambil tas kecil Nana.

"Kau mau apa?" tanya Nana mencoba menyembunyikan tasnya.

Dimas tak menjawab dia mengeluarkan ponsel Nana , lalu mengetik namanya disana. Kemudian dia menelpon ponselnya sendiri.

"Ok pacar, Sampai ketemu lagi " ucap Dimas di akhir pertemuan mereka.

"Kita tak akan bertemu lagi, aku tegaskan aku menolak " ucap Nana,

"Aku menerima, aku lelah dengan nenek dan aku sudah bertekad seperti apapun itu asal nenek suka, aku akan menerimanya. Jadi kita tetap akan menikah tiga bulan kedepan.*

"Aku tidak mau!"

 Setelah itu Nana keluar dan berlari memanggil taksi dan hilang dari pandangan Dimas.

Didalam mobil nya Dimas terdiam, mengingat beberapa potongan kejadian tadi, ciuman tadi begitu berkesan baginya, hangat dan manis bibir Nana membuatnya terbuai.

Ini  bukan ciuman pertamanya, karena Dimas juga beberapa kali melakukannya dengan beberapa wanita yang dekat dengannya, tapi kali ini terasa berbeda, hangat dan begitu manis, jantungnya ikut berdetak cepat saat ciuman tadi.

Dimas kembali tersenyum , gadis polos yang berpura pura, apa dia pikir aku sebodoh itu. Hehehe...dimas kembali tertawa.

Jelas jelas aku melihat matanya berkaca kaca saat tadi aku menciumnya, macam gadis perawan yang tak pernah dicium dan tak rela karena ku menciumnya tiba tiba. Gadis yang menarik, aku jadi penasaran.

"Dion cari tahu tentang putri keluarga Agung, Aku mau datanya dalam dua jam lagi." Ucap Dimas pada asistennya yang sedang menyetir

Dion mengangguk dan langsung menyuruh anak buahnya melakukan pencarian. Tak butuh waktu lama data tentang Vina Desta Agung sudah ada di tangannya.

Ting... ponsel Dimas berbunyi. Saat ini Dimas masih belum tidur. Dia masih terbayang dengan ciuman Nana tadi.

Wajah dimas berubah antara marah dan lucu, marah karena gadis yang datang tadi bukanlah putri dari Agung melainkan oranglain yang dia bayar, dan lucu mengingat wajah lugu dan polos gadis itu namun mencoba bersikap ******.

Jika dia bukan Vina, lalu siapa gadis itu? aku sangat penasaran. Aku akan menikah dengannya bagaimanapun caranya.

Dimas kembali menghubungi Dion.

"Cari tahu siapa gadis yang menemui ku tadi".

 Dimas kemudian meletakkan ponselnya dan bersiap tidur.

*** 

Dikamarnya Nana juga tak dapat tidur, dia terus merutuki kebodohannya yang tergiur dengan tawaran vina.

Bagaimana dia besok ke kantor? Bagaimana jika pria itu mencarinya? Dan bagaimana mengatakan pada Vina jika usahanya gagal?

 Dan parahnya dia harus kehilangan first kiss nya, " arkh......sial sial...sial..." ucapnya terus mengusap bibirnya hingga memerah. 

Hangat nya ciuman Dimas masih terasa jelas, walau dia sudah mengusapnya berulang kali.

"Vina....." geram Nana.

Perjanjian

"Pagi bos" sapa Dion.

Dimas terus saja berjalan memasuki mobilnya, Dion membukakan pintu dan Dimas masuk ke dalam.

"Antarkan aku menemui nenek." Ucap Dimas tiba tiba. Dion segera mengikuti apa yang diperintahkan bos nya.

"Apa anda ingin mengatakan jika putri tuan Agung membohongi anda, dan membatalkan perjodohan ini?" Tanya Dion.

" Tidak"

"Tuan, apa anda ingin menemui keluarga Agung, untuk membuat perhitungan?" Tanya Dion.

"Entahlah"

"Lalu apa rencana anda?" Tanya Dion penasaran

"Aku ingin nenek menyiapkan pesta pernikahan ku, tiga bulan lagi aku akan menikah." Jawab Dimas

"Tapi tuan, maaf bukankah Anda sudah dibohongi oleh nona vina. Apa anda akan tetap menikah dengannya?"

"Tidak!"

Dion semakin pusing dengan jawaban Dimas yang hanya menjawab tidak. "Lalu anda akan menikah dengan siapa?"

"Dengan gadis yang menemui ku kemaren!" jawab Dimas mantap, dia bahkan tersenyum mengingat wajah imut Nana.

Chiiit... Dion mengerem mendadak mobilnya karena terkejut.

"Apa saya tidak salah dengar?"

"Tidak!"

"Mengapa kau tiba tiba berhenti. Apa kau ingin membunuh ku?" tanya Dimas kesal. Dion kembali melajukan mobilnya.

"Maaf tuan. Saya hanya kaget. "

"Ehm... Maaf, saya belum menemukan identitas gadis itu, dia sepertinya menyamar karena sulit mencari orang yang sesuai dengan ciri cirinya. Saya rasa nona Vina telah me make over dia hingga kita tak bisa mengenalinya." Jawab Dion.

"Sial," Dimas menggeram marah.

"Aku tidak mau tahu. Cepat temukan gadis itu. Dan aku hanya ingin menikah dengannya." Ucap Dimas lagi.

"Putar balik ke kantor, malam nanti aku akan mengunjungi nenek.' tambahnya

"Siap"

Dion memutar arah dan kembali ke kantor mereka.

"Pagi pak, " sapa beberapa karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya, namun Dimas diam saja dan tak merespon.

Dimas adalah bos yang dingin, cuek dan workholick. Satu saja mereka melakukan kesalahan, Dimas tak akan mentoleransinya.

***

Pagi ini Nana bangun kesiangan, karena kemaren malam dia tak bisa tidur. Bayangan Dimas yang menciumnya tak juga hilang,

Nana berlari sambil memasang heels nya, memanggil taksi yang kebetulan melintas. Nana tak lagi memikirkan penampilannya, dia harus cepat sampai ke kantor, sesuai instruksi hari ini bos mereka akan datang mengunjungi departemen mereka.

Nana sudah kembali ke penampilan awalnya, Blazer panjang dan longgar dan kacamata tebalnya. Sungguh siapapun tak akan bisa mengenalinya.

Setengah berlari Nana memasuki lift yang hampir tertutup. " Huh, hampir saja " ucapnya pelan.

Nana yang terburu buru tidak memperhatikan sekitarnya. Dimas dan Dion berada satu lift dengannya, dan hanya memperhatikan Nana.

Pegawai ini terlambat, Aku akan memberikan surat peringatan padanya. Kemudian Dimas melirik Dion, dan Dion mengangguk paham.

Setelah itu lift tertutup kembali, dan Nana keluar. "Alhamdulillah aku tidak terlambat, huh.. ini gara gara pria kemaren. Apakah aku akan bertemu dengannya? mana mungkin tapi jika pun bertemu dia pasti tak akan mengenaliku. apa yang kau takutkan Nana, mana mungkin dia mengenali mu dengan penampilan mu ini. Ucapnya dalam hati.

Dion mengambil ponselnya dan menelpon kepala departemen untuk menyambut mereka. Semua karyawan berbaris, karena direktur kita sudah datang dan akan berkunjung kesini.

"Nana, ayo buruan" panggil Cinta penuh semangat.

Dengan malas Nana mengikuti langkah teman satu ruangannya berbaris menyambut CEO yang akan datang berkunjung.

Semua berbaris dengan rapi. Nana memilih berbaris di belakang cinta sahabatnya. Dia tidak memperdulikan direktur yang mau lewat, dia bahkan tidak tersenyum.

Dimas melewati mereka semua, Semua pegawai tersenyum ramah, kecuali Nana yang menunduk.

Deg, jantung Dimas tersentak saat menatap Nana, Wajah yang familiar, dan aroma parfum ini, dia begitu ingat. Bukankah ini aroma parfum gadis itu!" bathinnya.

Dimas berhenti tepat di hadapannya, dia melirik kearah Dion, lalu kembali berjalan. Dion menatapnya kemudian menatap Nana, Dion ingat jika dia adalah karyawan yang datang terlambat, Dion mengangguk paham.

Kepala departemen memulai sambutan nya.

"Selamat pagi semua, kenalkan ini Direktur kita yang baru, tuan Dimas. Beliau adalah putra dari bapak teguh dan untuk kedepannya beliau yang akan memimpin perusahaan kita."

Kata Sambutan pak Haris disambut tepuk tangan meriah dari para karyawan lainnya. Mereka mulai berbisik karena bos mereka masih muda dan cukup tampan.

Semua karyawan bubar dan kembali ke bagiannya masing masing. Begitu juga Nana dan cinta.

"Kamu" panggil dion kepada Nana.

"Saya!" tanya Nana menunjuk dirinya sendiri.

" Iya, kamu ikut saya." Ucap dion

Semua mata menatap tak percaya.

'Iya, Kamu yang terlambat tadi kan, ikut saya." Ucap Dion.

Dengan langkah lemas Nana mengikuti Dion memasuki ruangan direktur.

"Sabar, Na." ucap cinta menyemangati.

Nana mengikuti langkah Dion menuju ruangan Direktur. "Ada apa ini, mengapa pak bos memanggilku? apa karena aku datang terlambat? tapi dari mana dia tahu?" Nana bertanya tanya di dalam hatinya.

"Masuk" perintah Dion tepat di depan ruangan bosnya. Nana masuk bersama dengan Dion.

Nana melangkah masuk dan berdiri di hadapan Dimas.

"Anda memanggil saya, pak." Ucap Nana senatural mungkin.

Dimas berbalik dan menatap Nana, Nana juga menatapnya. Wajah Nana berubah pucat, dia tak menyangka jika pria yang ada di hadapannya ini adalah pria yang bertemu dengannya semalam dan berhasil mencuri first kissnya.

Ya ampun, apa ini! kenapa harus dia?

Nana segera menunduk, takut jika Dimas mengenalinya. semoga dia tidak mengenaliku, tenang Nana, tenang.... ucapnya dalam hati.

"Nana putri Utami, berusia dua puluh lima tahun, apakah itu benar anda?" Tanya Dimas pelan.

"Iya pak." Jawab Nana

"Persiapkan dirimu karena bulan depan kita akan menikah." Ucap Dimas santai namun bagai petir yang menyambar di siang bolong di telinga Nana.

Nana terkejut, hingga tak bisa berkata apapun.

Menikah? Dengannya...tidak..aku tidak mau....

"Menikah? dengan anda?" tanya Nana mengulang kalimat Dimas.

"Iya" jawab Dimas santai.

"Maaf pak, anda jangan bercanda, kita tak saling kenal, mengapa anda tiba tiba mengajak saya menikah?" Ucap Nana setelah mampu menguasai diri dari keterkejutannya.

"Apa benar kita belum pernah bertemu?" Tanya Dimas dengan nada mengejek.

"Benar, anda pasti salah orang. Jika tak ada lagi, saya permisi." Ucap Nana sopan berjalan kearah pintu dan coba membukanya, namun sayangnya pintu tersebut terkunci rapat.

"Kenapa kau selalu terburu buru?" tanya Dimas santai.

Dimas bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Nana.

Nana yang berdiri melangkah mundur dan ketakutan, melihat tatapan tajam Dimas yang siap untuk menghabisi nya.

"Maaf pak, Saya rasa tidak ada lagi yang harus kit bicarakan. Dan kita juga tidak saling kenal sebelumnya."

"Apa kau coba lari sayang" bisik Dimas saat berada tepat di depan Nana.

"Pak Dimas, anda jangan macam macam, atau saya akan teriak." Ancam Nana.

Dimas lagi tersenyum mengejek. "Benarkah, aku akan memastikannya." Tanpa bicara lagi Dimas langsung menyatukan bibirnya ke bibir Nana, Nana yang tak menyangka jika Dimas akan menciumnya hanya diam dan terkejut. Matanya terbuka lebar, tapi dalam hitungan detik, dia tersadar dan mendorong Dimas.

Dimas sudah memperhitungkan nya dia dengan cepat memeluk erat pinggang Nana, sebelah tangannya memegang kepala Nana dan menahannya agar dia bisa mencium Nana lebih dalam.

Usaha Nana sia sia, Dimas baru melepas kan ciumannya setelah dia merasa kehabisan nafas.

"Rasanya sama, aku tak mungkin salah mengenali orang." Ucap Dimas yang masih memeluk erat pinggang Nana. Kepalanya dia sandarkan di kepala Nana sambil mengatur nafasnya yang masih memburu.

"Lepaskan saya pak, saya bisa menuntut Anda dengan tindakan asusila." Ancam Nana

"Lakukan saja, apa kau pikir orang akan percaya padamu," Dimas tertawa mengejek, kedengaran sungguh menjengkelkan hati Nana.

Dimas menarik ikat rambut Nana, dan membuka kaca matanya, "Aku lebih suka kau membuang kacamata mu ini, dengan begini kau terlihat lebih cantik, nyonya Dimas"

"Lepaskan, anda salah orang. Dan saya tidak akan menikah dengan anda" Nana masih tak mau menyerah.

"Ok, aku akan menelpon orangtua Vina dan aku akan membatalkan semua kerjasama kami, hingga akhirnya dia bangkrut dan sahabatmu itu menyalahkan mu."

"Darimana anda tahu, aku...aku..." ucap Nana terkejut, wajahnya pucat. Dia ketakutan. Dimas menjadi gemas dan ingin menciumnya lagi.

"Aku seorang CEO, tak sulit bagiku untuk mengungkap kebohonganku. Kau hanyalah kucing kecil yang coba coba bermain main denganku, hahaha" Dimas tertawa melihat keluguan calon istrinya. Dia sungguh menarik..

"Kita menikah atau aku akan memecat mu, aku pastikan tak akan ada perusahaan yang mau menerima mu. Pikirkan baik baik, bagaimana nasib adik adik mu di kampung." Bisik Dimas.

Nana terdiam, benar jika dia tidak bekerja, dia tidak bisa mengirim uang untuk ibunya, tapi menikah dengan Dimas juga bukan pilihan yang tepat, bahkan dia tak mengenal Dimas. Pernikahan apa yang akan dia jalani nanti.

"Kau tenang saja, aku akan membayar mu lima kali lipat dari Vina. Selama kau menjadi kekasih bayaran ku. Deal!"

"Da...dari mana anda tahu, semua itu? Apa Vina memberi tahu anda?" tanya Nana dengan polosnya.

"Hahaha....itu hal kecil untukku, sayang." ucap Dimas.

"Bagaimana kau setuju?"

"Apa jika saya setuju, anda tidak akan melaporkan ini kepada ayahnya Vina? maksud saya soal kerjasama itu...."

"Tidak, aku orang yang tepat janji. Kau bisa pegang kata kataku."

"Be..berapa lama saya harus menjadi pacar bayaran anda?"

"Tiga bulan dan aku akan membayarmu lima kali lipat dari Vina."

Lima kali lipat, berarti lima puluh juta, aku hanya perlu berpura pura, lagipula tidak akan lama, hanya tiga bulan. Semangat Nana kau pasti bisa. Uang segitu bisa aku kirim ke kampung untuk membeli sawah.

Heheeh....ok aku setuju. Jiwa matre ku meronta ronta mendengar lima puluh juta.

"Deal" jawab Nana

"Tugas pertama seorang pacar adalah menemani kekasihnya kemanapun pergi, bersikap mesra di depan orang lain, khususnya di depan nenek." lanjut Dimas.

"Oh ya, setelah pulang kerja nanti, ikut aku menemui nenek."

"Ok!" jawab Nana tersenyum lebar.

Setelah kepergian Nana, Dimas terdiam dan tersenyum. Saat di dalam lift, tanpa sadar dia mengenali aroma parfum yang Nana gunakan semalam saat menemuinya.

Tuhan sungguh berbaik hati padaku, aku tak perlu mencarinya, dia sudah berada di dekatku.

Nana, aku pasti akan mendapatkan mu, membuatmu jatuh cinta dan setelah itu kau akan mendapatkan balasan atas perbuatanmu padaku. Beraninya kau dan sahabat mu itu menipuku.

Dimas memulai aktivitasnya memeriksa laporan yang sudah menumpuk di mejanya. Di tengah fokusnya bekerja, dia kembali terbayang wajah imut Nana.

Manik hitam, yang ketakutan dan berkaca kaca , hidungnya tidak begitu mancung, tapi sangat cocok dengan wajahnyq yang imut, bibir mungil berwarna merah muda kelihatan menggoda untuk dicicipi, akh...kenapa aku jadi kepikiran dia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!