NovelToon NovelToon

DUO J: GENIUS

Pada Suatu Hari

*Perhatian: tokoh, latar, peristiwa dan lainnya dalam novel DUO J: GENIUS ini adalah fiksi. Selamat datang di bab pertama.*

“Genaya. Gee-ku. Ge-”

Suara lirih itu terputus memanggil kesadaran seorang wanita yang berada di ambang tidak sadarkan diri. Gee merupakan panggilan sayang untuk Genaya.

Dengan sisa usaha yang susah payah, Genaya membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Air matanya mengalir tanpa bisa dikontrol dan mulutnya tak bisa berucap, tidak bertenaga.

‘Nig! Nigel Irey!’, kata-kata itu hanya bisa diteriakkan Genaya dalam hatinya.

Penglihatan Genaya mulai kabur. Lelaki yang dia lihat itu sama-sama berbaring dengannya yang bersimbah darah. Mata Nigel tertutup, badan tidak bergerak tapi sebelah tangan menggenggam pergelangan tangan milik Genaya.

Ingatan beberapa waktu lalu berputar dalam kepala Genaya. Tentang momen bersama.

Nigel yang tiba-tiba masuk dalam kesehariannya. Nigel yang tak disangka menikahinya. Nigel yang punya banyak impian, janji, serta rencana untuk hidup berdua dengannya. Nigel yang baru sehari jadi suaminya.

Nigel yang tadi pagi memaksa untuk tetap pada rencana membawanya naik seaplane meski tubuh mereka masih lelah karena acara pernikahan dan kurang tidur di malam pertama.

Nigel yang raut wajahnya penuh kebahagiaan mengendarai kendaraan jenis seaplane, membawa dirinya merasakan pengalaman terbang dan mendarat di air.

Terakhir Nigel yang baru saja dilihatnya, terbaring kaku di atas bagian lain puing pesawat yang bisa menahan tubuh terjatuh ke air laut.

Genaya tidak mampu lagi menggerakkan kelopak matanya tapi level kesadarannya yang rendah masih bisa merasakan genggaman tangan suaminya melemah.

Perlahan Genaya memahami puing penumpu tubuhnya bergerak, tidak lagi seperti tadi. Nigel yang jadi tumpuannya sudah melepaskan pegangan.

Tidak ada yang bisa Genaya lakukan selain mengeluarkan air mata. Nigel terasa sudah tidak bersamanya. Suaminya itu meninggalkannya. Dia sendirian.

Genaya teringat perkataan Nigel tadi malam. Pada obrolan tentang kematian. Suaminya itu ingin dirinya lah yang meninggal lebih duluan daripada sang istri, karena itu bisa menyelamatkannya dari kegilaan hidup sendirian.

Tepat setelah ingatan singkat itu berakhir, Genaya pun mencapai batas akhir kesadarannya.

***

Enam tahun kemudian..

“Kamu tidak pernah bosan meminta Kakek untuk menceritakan kisah Mamamu, Jemma.”

“Jemma tidak akan bosan walaupun dia sudah sangat hafal, Kek.”

“Betul, pintar sekali Jarrett Brown. Kakek adalah yang terbaik dalam bercerita. Aku yang bernama Jemma Brown ini adalah penggemar beratmu, Kakek Landon Brown.”

Ketiga manusia yang sedang berbaring santai itu pun tertawa bersama karena ada humor terselip yang mereka tangkap dari pembicaraan barusan.

Perlu waktu semenit untuk tawa mereka reda. Sepasang anak kembar yang berusia lima tahun lebih dan seorang pria paruh baya.

“Kek, ayo mulai ceritakan kisah Mama,” kata Jemma dengan rengekan khasnya jika hanya bersama keluarga seperti sekarang.

“Silakan, Kakek. Seperti biasa, aku akan diam dan mendengar,” timpal Jarrett sambil pindah merebahkan badannya ke samping Jemma agar bisa leluasa memeluk. Seperti kebiasaan mereka berdua.

“Pada suatu hari, datang keajaiban dari laut yang luas. Ada seberkas warna putih tampak menarik perhatian orang-orang yang sedang melaut.

Salah satunya adalah seorang pria tua pembuat makanan tradisional yang berada tidak jauh dari situ. Kapalnya diarahkan sesuai dorongan hati dan membuat jarak semakin dekat.

Ternyata itu adalah seorang perempuan yang seperti bidadari tertidur dengan wajah damai di atas puing yang terombang-ambing oleh air laut.

Setelah beberapa jam tubuh sang bidadari dipindahkan ke tempat tidur klinik, dia menyapa lewat pandangan matanya. Sepasang keindahan yang memukau seorang wanita tua, istri sang pembuat makanan tradisional.

Tubuh bidadari itu masih saja lemah meski selang dari berbotol-botol infus tidak lepas hampir seminggu. Selama itu, pasangan orang tua tadi tidak pernah jauh dari sang bidadari.

Di hari dia sudah mampu bersuara, sepasang mata indahnya tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata. Sang bidadari tidak mampu mengingat memori yang ada dalam kepalanya.

Dia tidak ingat siapa dirinya. Nama, alamat, keluarga dan lainnya. Berhari-hari sang bidadari terus memaksa diri untuk mendapatkan ingatannya dan selama itu air matanya terus mengalir.

Sepasang orang tua itu pun memberinya nama Gail. Yang berarti kehidupan. Dia adalah wanita yang memiliki keajaiban daya bertahan hidup.

Dia berhasil hidup setelah melewati masa kritis dan menarik hati pasangan tua yang tidak dikarunia anak itu.

Mereka ingin tetap mempertahankan kehadiran dia dalam kehidupan mereka yang belum sempurna sebagai sebuah keluarga kecil.

Juga, dia menyelamatkan dua calon nyawa yang kuat menggantung kehidupan baru di dalam rahimnya. Kondisi tubuhnya lemah tapi dirinya tidak.

Entah bagaimana, dia bisa kuat menjalani hidupnya yang terus berjalan dengan tidak mudah. Namanya menjadi Gail Brown, anak angkat The Brown dan mama dari Duo J.”

Kisah terhenti, Landon tidak melanjutkan cerita karena melihat dua cucu kembarnya sudah terlelap. Jemma terlihat pulas berada dalam pelukan Jarrett.

Sebaris senyuman melengkung lebar di wajah tua Landon. Dengan hati-hati dia menarik selimut untuk keduanya lebih nyaman. Sebuah kecupan di kening sebagai ucapan selamat malam pun jadi penutup.

Landon keluar dari kamar si kembar sambil mengingat kenapa hari ini dia diminta Jemma bercerita tentang kisah awal mula Gail. Bukan masalah, dia tidak merasa keberatan melakukannya.

Tapi yang kali ini agak ada yang mengusik sebab Lando sempat dibisiki oleh Jarrett tentang Jemma yang tampak murung setelah pulang dari tampil mengisi acara ulang tahun di resort Iking.

“Ayah, ada apa?”

“Kamu sudah pulang, Gail,” ujar Landon tanpa menjawab pertanyaan putri angkatnya.

“Baru saja aku tiba dengan bunda. Ada apa dengan Ayah? Lamunannya terlihat serius” tanya Gail kembali dan diakhiri kekeh kecil di ujung kalimatnya. Raut wajah ceria meski lelah.

“Ayah terpikir ingin masak udang balado besok,” kata Landon spontan. Sisi kebapakannya tidak ingin membuat beban pikiran Gail dengan apa yang dia pikirkan tadi.

“Wah, apa itu untuk kita? Besok itu hari spesial apa, Yah?” kata Gail sambil menoleh ke kalender yang tergantung di dekatnya.

“Iya, spesial untuk kita berlima. Tadi penyewa kapal Ayah bilang akan mengantar udang terbaik mereka sebagai rasa terima kasih. Seperti biasa, berkat Duo J.”

Gail tidak berkomentar lagi. Dia sudah bisa paham konteks, sebab-akibat yang Duo J lakukan. Sepasang anak kembar yang penuh kejutan.

“Wahai Ellie, istriku yang-” ucapan Landon terpotong.

“Gail, kenapa kamu masih disini? Cepat bersiap-siap untuk tidur. Sebentar lagi pukul sepuluh malam, Nak,” suara lembut Ellie terdengar fokus ke arah putrinya yang harus disiplin menjaga jam tidurnya.

“Iya, Bundaku sayang,” tanggap Gail, dengan senyum khasnya yang mengembang. Lanjut berkata, “Selamat tidur, The lovely Brown. Terima kasih Penyelamat Hidupku.”

“Sayangku,” balas Ellie bersama rangkulan lalu mengecup seluruh wajah putri angkatnya. Kebiasaan mereka sejak enam tahun lalu. Lanjut berkata,” Selamat tidur dan terima kasih telah hidup Bidadariku.”

Lepas dari Ellie, Gail beralih mencium tangan ayah angkatnya dan Landon membalas dengan mengusap kepala sang putri dan berkata, “Selamat tidur dan terima kasih datang melengkapi kehidupan The Brown, Putriku.”

****bersambung..**

-Diw @ diamonds.in.words | Oktober2021

***versi author: selamat menanti bab 2 dan terima kasih sudah menikmati karya untuk lomba, Pembacaku. Tak lupa author juga menerima pemberian suka, hadiah, vote dan jadikan novel ini masuk favorit :))

Ajaibnya Gail

Sayup-sayup indra pendengaran Jemma menangkap suara dan bunyi khas pagi hari. Level kesadaran anak perempuan itu pun naik. Saatnya bangun tidur.

Sebuah lengan melingkar di badan kecil Jemma. Seperti biasa, itu milik mamanya yang tidur sambil memeluk. Dekapan sayang.

Jemma berhati-hati melepaskan diri dari rengkuhan, dan dia berhasil pergi dari kasur luas mereka tanpa membuat sang mama terusik. Sebab Gail tidak boleh terbangun sebelum waktunya.

Anak perempuan itu sudah terbiasa. Begitu juga dengan Jarret. Dua bersaudara yang terlatih. Sejak berumur tiga tahun, mereka paham dengan kondisi ajaib yang Gail miliki.

Di hari Gail membawa pulang sekotak cake coklat seperti yang dijanjikannya. Itu berkaitan dengan rengekan Jemma yang berumur tiga tahun.

Anak cantik itu cemburu ketika dia melihat betapa bahagianya seorang anak yang seumuran dengannya diberikan cake coklat oleh kedua orang tua dalam acara ulang tahun meriah. Pesta yang dilaksanakan di resort Iking.

Jemma jadi sangat ingin merasakan senang hati yang tampak olehnya pada anak itu. Ibu, ayah, kue coklat. Itu jadi formula dalam pikiran Jemma saat itu.

Cukup lama Jemma yang dibawa untuk menemani Ellie menyelesaikan urusan bisnis pesanan makanan tradisional berada di resort Iking.

Meski levelnya usaha rumahan, tapi bisnisnya kerjasama dengan resort-resort yang ada. Salah satunya resort Iking itu, yang berada di seberang pulau tempat tinggalnya.

Sesampainya di rumah, Jemma mengoceh tentang yang dia mau tapi tidak dimilikinya. Sosok ayah dan cake coklat. Dia ingin dua hal itu dan merasakan kebahagian seperti anak yang dilihatnya tadi.

Gail dan The Brown tahu akan ada masa dimana si kembar menanyakan ayah mereka. Tapi tidak secepat ini, Jemma tantrum karena bersikeras ingin ayahnya ada.

Balita cantik itu membuat tiga orang dewasa kewalahan dengan tingkah kanak-kanaknya semalaman. Berbeda dengan kembarannya, si ganteng itu diam dan tenang memperhatikan keadaan.

Drama itu pun bisa diakhiri dengan janji Gail untuk memberikan cake coklat besok pagi langsung setelah Jemma bangun tidur. Meski masih merengek untuk dapat keduanya, perempuan kecil itu menyetujui.

Untuk menidurkan balita cantik yang masih merajuk, Gail mengulang lagi narasi buatannya yang menjadi cerita pengantar tidur Jemma.

Itu berisi tentang sang ayah yang diberi nama Geni berada jauh di langit, di surga dan nasehat-nasehat karakter baik yang Gail ingin tanamkan pada buah hatinya.

Gail yakin ada waktunya nanti, kedua anaknya bisa jadi pribadi yang dia harapkan. Sebisanya mengupayakan si kembar tumbuh dalam karakter baik yang kuat.

Setiap malam, sebelum mereka tidur itu jadi agenda Gail. Sebab menurut Gail, itu yang bisa dia perbuat dengan tubuh lemahnya.

Sejak kejadian dia diselamatkan di tengah laut, dokter selalu berpesan untuk Gail sangat memperhatikan perubahan kondisi tubuhnya.

Karena fisik ibu dua anak ini  tidak lagi bisa disamakan dengan kondisi manusia normal, ada campur tangan keajaiban yang membuat hidupnya berlanjut.

Gail menampilkan senyum hangatnya saat menatap Jemma yang sedang menyuap potongan cake coklat. Wajah perempuan kecil itu cerah mendapati satu keinginannya terpenuhi sesuai dengan janji sang mama.

Ketika Jemma menyuapi bagian cake yang menurutnya paling lezat pada Gail, netra birunya jelas melihat bagaimana yang terjadi detik berikutnya.

Mama yang tampak bahagia menyambut suapan potongan cake dari tangan Jemma, menutup matanya sembari mengunyah cake yang masuk ke dalam mulutnya lalu badannya jatuh ke lantai.

Tubuh itu tidak bertenaga serta tidak sadarkan diri. Perlu waktu berminggu-minggu untuk kondisi Gail bisa dikatakan membaik.

Dokter bilang Gail sangat melewati batas kemampuan tubuhnya beraktifitas. Itu membuatnya tidak sadarkan diri selama seminggu lalu dilanjutkan bedrest.

Kejadian itu jadi titik dimana Jemma tidak pernah lagi bertingkah agar kemauannya dituruti dan dia lebih mengontrol sisi kanak-kanaknya itu jika berada bersama sang mama.

Punya mama sudah lebih daripada cukup. Tidak perlu cake coklat dan tidak perlu sang ayah. Jika mama tidak ada seperti biasanya, dia juga tidak akan merasa bahagia.

Di umur tiga tahun, pemahaman Jemma sudah sampai pada pemikiran itu.

Selama Gail dirawat, cara hidup si kembar dan orang tua angkat otomatis berubah. Ditambah dengan ketidakpastian perkembangan Gail yang hanya bisa ditunggu dan diobservasi.

Di momen itu bermula kisah awal nama Gail diceritakan oleh Landon. Sebagai cerita pengantar tidur untuk Jemma yang terbiasa mendengar sebelum tertidur.

Serta Jarrett mengambil peran yang memeluk Jemma agar mendapatkan ketenangan dari rasa bersalahnya terhadap sang mama.

Terlahir kembar membuat keduanya paham tanpa perlu diungkapkan bagaimana kondisi masing-masing. Meski berbeda gender, beda kepribadian, minat, bakat dan banyak perbedaan lainnya.

Satu yang pasti, mereka sama-sama meletakkan ada satu hal yang sama jadi paling penting di atas segalanya. Jemma dan Jarret akan selalu mengutamakan keluarga tetap dalam keadaan baik-baik saja, sang mama dan pasangan kakek nenek.

Perkembangan otak kedua saudara kembar itu lebih cepat daripada pertambahan umurnya. Jadi saat Gail diperbolehkan kembali ke rumah, mereka bisa mengerti apa yang disampaikan dokter tentang kondisi kesehatan ajaib sang mama.

Gail harus mendapat tidur minimal delapan jam tiap hari. Jika kurang dia harus terpaksa minum obat tidur dan jangan dibangunkan sebelum dirinyalah yang bangun sendiri. Batas wajar untuk tidur tersebut adalah sebelas jam jika belum bangun barulah boleh dibangunkan.

Jika tidak, Gail bisa pingsan dan durasi tidak sadarkan diri seperti yang sebelumnya terjadi. Tidak bisa dipastikan berapa lama. Entah hitungan menit, jam, hari, minggu sampai mata kembali terbuka.

***

“Gail, aku mohon sekali. Kamu adalah kakak paling baik. Tolong kabulkan permintaanku.”

“Addison, tumben kali ini kamu seperti ini?”

Gail yang sedang berada di teras dapur tempat produksi makanan tradisional ala The Brown dihampiri oleh Addison yang raut wajahnya tidak secerah biasa.

Keduanya lalu duduk berselonjoran di bangku teras. Gail tidak menyangka ada yang membuat Addison kusut.

Lelaki yang lebih muda darinya itu terbiasa tampil energik yang membuat orang-orang sekitarnya tertular aura baiknya.

Begitulah Addison, si anak muda yang jadi pemimpin penduduk pulau Deland ini. Yang jadi jembatan urusan terkait penduduknya dengan pulau lain yang ada di Memo Islands. Kepulauan, daerah wisata.

“Panjang ceritanya, Gail. Intinya, tolong bantu aku membujuk Jemma. Aku sudah kalah untuk membuatnya bisa berkata iya,” ucap Addison lesu.

“Tidak biasanya Jemma begitu. Kamu meminta tolong seperti biasa, kan? Tampil bermain piano, kan?” kata Gail memastikan.

“Iya, Gail. Ini pertama kalinya dia menolak. Aku bingung harus bagaimana. Hanya Jemma satu-satunya yang bisa aku andalkan.”

“Beritahu aku apa yang Jemma katakan,” pinta Gail yang penasaran dengan anak perempuannya lakukan.

“Jemma bilang begini: Om Adi, aku tidak mau lagi tampil bermain piano di pesta. Lalu dia tidak mau buka suara sampai aku menyerah.”

“Apa tidak ada yang pilihan pianis selain Jemma?” tanya Gail yang langsung dijawab dengan gelengan oleh Addison. Gail berkata lagi,” Atau menggantinya dengan pertunjukan alat musik lain?”

“Tidak, Gail. Pesta kali ini di resort Iking yang ada di pulau Mainlan dan dihadiri oleh keluarga Irey. Orang penting dari Iking Group. Mereka ingin pertunjukan piano untuk mengisi acara.”

*bersambung..

-Diw @ diamonds.in.words | Oktober2021

*author: uhukk, keluarga Irey. Nyambung kemana nih alur takdir :))

**Penting wahai Pembaca\, silakan tekan tombol suka\, hadiah\, vote dan jadikan novel ini masuk favorit. Makasih ya :))

Anggukan Jemma

Gail sedang duduk memotong buah untuk membuat salad ketika Duo J masuk rumah. Terdengar obrolan sejak dari luar, keduanya saling membalas lalu terkekeh berdua.

“Wah, sepertinya hari Duo J seru,” ucap Gail saat Jemma mencium pipi kanannya dan Jarrett di pipi kirinya.

“Mama benar. Pagi tadi Jarrett mengalahkan waktu berlari Om Adi di sepanjang pantai,” kata Jemma antusias.

“Dan Jemma berhasil memainkan piano dengan lagu baru hasil melihat video di komputer om Adi,” kata Jarrett menyambung.

“Mama bangga dengan kalian. Sini beri mama pipinya,” pinta Gail lalu mencium kedua pipi si kembar. Lalu berkata, “Sekarang kalian mandi dan salad buah akan segera tersedia.”

Jemma dan Jarrett menurut. Dengan riang khas anak-anak, mereka berebutan siapa yang lebih dulu sampai di kamar.

Keduanya mandiri untuk membersihkan diri masing-masing. Setelah seharian berada di luar rumah, sudah waktunya mandi sore.

Ada dua kamar mandi sehingga mereka bisa langsung bersih-bersih. Suara ramai dari keduanya berjeda saat terpisah.

Gail selesai menata salad buah di dua mangkok ukuran sedang. Satu yang berisi lebih banyak keju dan satunya yang tanpa toping. Si kembar beda selera.

“Terima kasih mama,” ucap Duo J berbarengan lalu mereka mengambil tempat duduk favorit masing-masing di ruang lepas.

“Sama-sama anak mama,” balas Gail dengan senyum hangatnya lalu duduk di tengah antara Jemma dan Jarrett.

Biasanya setelah salah satu dari mereka selesai, sebelah lengan Gail akan jadi sasaran pelukan. Bermanja-manja sambil bercerita apa yang mereka alami saat di kantor Addison.

Disebut kantor karena itu jadi tempat dimana Addison bekerja untuk urusan umum penduduk pulau dan urusan usaha pribadi, meskipun bangunannya lebih mirip dengan villa daripada sesuatu yang resmi. Lengkap dengan beragam ruangan dengan fasilitas.

Jarrett lebih dulu yang menghabiskan semangkuk salad buah lalu mendekat duduk ke Gail. Balita tampan itu langsung menyandarkan tubuhnya dan memeluk lengan sang mama.

“Ma, aku besok lomba estafet jam sembilan pagi. Hari ini tim kami latihannya tidak seperti kemarin. Kata Om Adi, hari ini dibuat lebih ringan supaya tenaga bisa alih ke besok.”

“Jarrett, kamu bisa melakukan yang terbaik kamu mampu. Terpenting harus kamu ingat, yang namanya lomba harus ada yang menang dan kalah. Jadi jangan lupa nikmati pertandingannya.”

“Aku akan selalu ingat yang mama bilang.”

“Maafkan mama tidak bisa menemani Jarrett pergi lomba dan jadi suporter Jarrett Brown.”

“Bukan masalah. Aku yang bernama Jarret Brown lebih ingin disambut pulang oleh mama Gail Brown dengan wajah bahagia mama. Cukup kakek saja yang pergi denganku.”

Gail kehabisan kata-kata, terharu dengan sisi dewasa yang pengertian putranya. Dia menghadiahi kecupan bertubi-tubi di pipi Jarrett.

“Mama,” rengek Jarret lalu berkata dengan geli sembari melepaskan diri dari dekapan Gail, “Udah. Udah buat aku, bagi hadiah ciumnya ke Jemma.”

Gail terkekeh lalu menuruti perkataan Jarrett. Segera Jemma menghambur ke pelukan sang mama dan menerima aksi sayang Gail sampai puas.

“Mama, aku ingin tidur tapi sebentar lagi jam makan malam,” adu Jemma yang masih menyandar pada Gail.

“Ada apa dengan putri mama? Tidak biasanya. Jemma tidak lupa menu makan malam ini udang balado spesial ala kakek, kan?”

Jemma mengangguk. Dia mengeratkan pelukannya pada Gail. Anak perempuan itu tidak lanjut berbicara.

“Tadi mama ketemu om Adi di dapur produksi. Pertama kalinya mama melihat dia sedih. Apa Jemma tahu ada apa dengan om Adi?”

Jemma mengangguk lagi.

“Tentu saja, ya. Mama tidak salah bertanya pada putri kecil ini. Mama boleh tahu kenapa om Adi seperti itu? Kalau mama bisa seharian di kantor om Adi seperti Jemma, mama pasti bisa tahu juga.”

Jemma diam beberapa waktu sebelum bersuara.

“Aku menolak permintaan om Adi untuk main piano di pesta.”

“Benarkah?” ucap Gail berempati. Jemma sudah mulai membuka diri.

“Iya, Mam.”

“Tumben anak mama yang sangat suka dengan musik ini menolak. Ada apa, Jemma?”

“Aku tidak mau berada di pesta.”

“Apa di pesta ada yang mengganggumu? Seingat mama, Jemma pernah bilang. Saat main piano yang didengarkan banyak orang lalu mereka tersenyum karena musik itu akan buat kamu senang.”

“Iya. Tapi di penampilan kemarin aku tidak senang.”

“Yang pesta ulang tahun?”

Jemma mengangguk.

“Bagaimana kalau Jemma coba tampil di pesta yang om Adi minta tadi? Untuk mengetes apa kamu masih senang atau tidak main piano mengisi acara.”

Jemma menatap Gail dalam diam.

“Sekalian Jemma menolong om Adi. Dia bilang kamu adalah harapan satu-satunya. Karena pesta itu dihadiri keluarga Irey dan mereka meminta ada pertunjukan piano.”

Jemma masih diam dan menatap sang mama. Tatapan yang tidak bisa terbaca oleh Gail, pertama kalinya sang putri seperti ini.

“Setelah itu jika Jemma masih merasa tidak senang, mungkin kamu sedang berada di masa bosan. Saatnya kamu istirahat dari panggung. Mama yakin om Adi akan mengerti Jemma.”

Anggukan kepala menjadi respon Jemma. Dia menyetujui apa yang Gail sampaikan.

***

“Ini hadiah yang Jarrett dapat, Mam,” ujar Jemma antusias memberitahu Gail yang baru bangun tidur.

“Ponsel?” tanya Gail sambil meraih kotak yang Jemma sodorkan.

“Iya. Ponsel pintar kata Jarrett. Seperti komputer Om Adi,” kata Jemma sembari duduk di atas kasur dan menyandar pada tubuh Gail. Lanjut berkata, “Semalam aku diajari Jarrett menggunakan internet lewat ponsel itu.”

Gail tersenyum senang. Mendapat kabar yang menghangatkan hatinya meski sebelum tidur dia sangat cemas dengan keadaan Jarret dan Landon yang harus mengundur jadwal kepulangan sampai badai laut reda.

Sehingga saat keduanya tiba di rumah, Gail sudah berada dalam jadwal tidurnya. Yang tersisa menunggui adalah Jemma dan Ellie.

“Baiklah. Pergunakan ponsel pintar ini dengan hati-hati,” kata Gail lalu mengecup ujung kepala Jemma. Lanjut berkata, “Sudah wangi sang putri, apa kopermu juga sudah rapi?”

“Sudah. Nenek membantuku memeriksa lagi bawaan yang ada di koper dan kakek membantuku untuk membawa koper dari Deland ke Mainlan ke Deland lagi. Begitu kesepakatan kami, Mam.”

Gail tergelak. Cara Jemma berbicara padanya terasa menyenangkan. Bahkan dia sampai lupa anak perempuannya ini berumur lima tahun, karena sisi kanak-kanak yang tidak lagi muncul.

“Kalau begitu, mama mandi dan beres-beres dulu. Tinggal satu jam sebelum waktunya kita ke pelabuhan. Maafkan mama tidak bisa ikut pergi ke Mainlan.”

“Tidak masalah. Mama juga sudah tahu apa yang akan aku katakan.”

Gail tertawa lagi sesudah itu meniru ucapan yang biasa sang putri katakan, “Aku yang bernama Jemma Brown lebih ingin disambut pulang oleh mama Gail Brown dengan wajah bahagia mama. Cukup kakek saja yang pergi denganku.”

*bersambung..

-Diw @ diamonds.in.words | Oktober2021

**author: Jemma setuju jadi pianis untuk acara yang dihadiri keluarga Irey. One step closer ceunah sama keinginan dia dua tahun lalu. Hmm~

***Penting wahai Pembaca\, silakan tekan tombol suka\, hadiah\, vote dan jadikan novel ini masuk favorit. Makasih ya :))

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!