Bau alkohol begitu menyeruak ke dalam indera penciuman, suara musik berdentum memekik telinga. Mungkin sesuatu itu menjadi hal biasa bagi Roger Federer.
Tetapi tidak untuk Airish Yuriko, gadis cantik berlesung pipi, yang baru saja genap 20 tahun itu merasa pusing. Ia merasa asing dengan tempat seperti ini, karena untuk pertama kalinya, sang pacar membawanya berkencan di sebuah club malam.
Banyak orang berlenggak-lenggok, berkerumun dengan lawan jenis tanpa tahu malu, busana terbuka tak jadi masalah, semuanya nampak bahagia dengan ukuran mereka masing-masing.
Tetapi entah kenapa gadis itu tidak merasakannya, meskipun ia duduk berdampingan dengan sang pacar. Namun, hatinya tak bisa diajak untuk tenang.
"Kenapa Ai, kamu tidak nyaman yah?" Tanya Roger, menuangkan soda kedalam gelas Airish. Lelaki itu menatap tenang kekasihnya.
Keduanya telah menjalin hubungan selama kurang lebih satu setengah tahun, dan selama itu pula, Roger selalu bersikap baik pada Airish. Adik tingkatnya di fakultas ekonomi.
Awal pertemuan mereka begitu sederhana, awal tahun Airish menjadi mahasiswa baru, Roger adalah orang pertama yang menyapanya.
Kulit hitam manis, dengan senyum tipis itu nampak mempesona di mata Airish, seakan terbius, gadis itu tidak berhenti memperhatikan Roger.
Banyak yang bilang, bahwa lelaki itu adalah seorang badjingan, kerap memukul tanpa alasan, dan memainkan para wanita, tetapi rasa suka telah menutup semuanya. Airish yang kala itu dihadapkan oleh kebaikan-kebaikan yang Roger berikan, akhirnya luluh, dan menerima cinta lelaki itu.
Dan lihat, hingga kini, Roger tidak berubah sedikitpun, masih sama seperti yang Airish kenal saat pertama mereka bertemu.
"Ah, tidak. Aku hanya sedikit pusing." Balas Airish, meneguk sedikit soda itu. Ia merasa tidak enakan jika harus jujur pada kekasihnya tersebut, ia tahu Roger selalu berusaha membahagiakannya, jadi ia tidak mau merusak itu.
Lelaki itu mengulas senyum, bibir atasnya tertarik sinis, ia mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Airish, lalu tiba-tiba mengecupnya dengan gerakan cepat.
Airish tersentak kaget, ia langsung menghindar. Pasalnya, selama mereka berpacaran, ia tidak pernah seintim ini dengan lelaki itu, menciumpun hanya sekedar di pipi, ataupun di kening.
Namun, sekarang Roger malah mencoba membangkitkan gairahnya. Airish mulai waspada.
"Roger, apa yang kamu lakukan?" Tanya Airish takut-takut, suasana di sekitarnya semakin menjadi tidak nyaman, apalagi lelaki disamping Airish merubah tatapannya, dengan tatapan penuh kabut nafsuu. Berbeda, dengan Roger yang biasanya.
Roger mencengkram kuat lengan Airish, hingga gadis itu meringis, ia sudah terlalu jengah untuk berpura-pura, gadis itu kembali membelalakkan mata, tidak menyangka Roger melakukan itu padanya.
"Ikut aku!" Ucap Roger tegas.
Airish meronta, ia tidak mau. Firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Roger lepaskan aku! Aku tidak mau ikut denganmu, aku mau pulang!" Pekik Airish dengan keras, ia terus menarik paksa tangannya agar terlepas, tetapi semakin kuat ia melawan Roger, semakin kuat pula lelaki itu menyeret paksa dirinya.
Tubuh Airish terseok-seok, Roger sama sekali tidak mengindahkan perkataannya. Dan detik selanjutnya, Airish terhenyak, saat lengannya di sentak dengan kasar di sebuah ruangan yang di huni beberapa lelaki tua, dengan perut buncit mereka.
Botol-botol alkohol berjajar sembarangan diatas meja, berbagai cemilan seperti kacang terhidang, dan jangan lupakan kartu judi yang sedang mereka mainkan.
Gadis itu menelan ludahnya yang terasa tercekat dengan berat, air matanya tiba-tiba luruh begitu saja karena saking takutnya.
Namun, seketika ia sadar, ia tidak boleh diam begitu saja, walaupun kakinya bergetar hebat dan merasa sedikit nyeri, sebisa mungkin ia mencoba untuk lari.
Tubuhnya tersendat, di langkahnya yang pertama, Roger sudah kembali mencekalnya. Airish meringis.
"Roger aku mohon, aku ingin pulang." Lirih Airish, air matanya tak berhenti untuk mengalir, rasa takut benar-benar tengah menguasai dirinya.
Lelaki itu hanya tersenyum remeh, lalu memandang wajah Airish tak suka. "Kau tidak akan bisa kemana-mana, karena malam ini, aku akan menjualmu!" Ucapnya lalu menyeringai, seperti iblis.
Mata Airish membulat sempurna, tangisnya kembali pecah saat Roger mengatakan ingin menjualnya. Sumpah demi apapun, ia sangat takut sekarang.
"Roger apa salahku? Kenapa kamu berubah seperti ini?" Pekik Airish dengan terisak-isak.
Tetapi semua orang tidak ada yang peduli, terus melanjutkan permainan mereka masing-masing, menganggap bahwa tidak ada yang terjadi.
Mendengar itu, Roger beralih mencengkram kuat rahang Airish, hingga wajah itu memerah, membawa tubuh mungil itu merapat ke tembok.
"Kau tanya kenapa? Karena kau bodoh! Lagi pula, aku tidak mendapatkan apapun selama kita pacaran. Aku penyuka sexx dan kau tidak, itu salahmu. Aku mau menjualmu, supaya kau berguna, mengerti?" Bentak Roger dengan mata melotot. Seketika, wajah tampan yang biasanya tersenyum itu, berubah sangat menyeramkan.
Bibir Airish mengatup, air matanya tidak berhenti untuk mengalir, ia tidak pernah berpikir Roger akan sejahat ini padanya.
Dengan mengumpulkan tenaga, Airish menendang kaki Roger sekeras mungkin.
Bugh!
Lelaki itu melepaskan cengkramannya, beralih mengaduh dengan kakinya yang kesakitan. Hingga membuat Airish bisa berlari. Namun naas, di depan pintu ia sudah lebih dulu dihadang oleh rekan-rekan Roger.
"Mau kemana kau Nona manis?" Ucap salah satu dari mereka.
Tak menjawab Airish mencoba memukul-mukul mereka, hanya berbekal keberanian, ia mencoba melumpuhkan lawan. Nafas gadis itu terengah, bukannya menang, ia malah kelelahan. Terlebih, kini kepalanya mulai terasa pusing.
Roger yang sedari tadi menonton, akhirnya kembali menyeret lengan Airish dengan kasar, hingga mereka berdua tepat di hadapan semua orang.
"Hei, semuanya dengar. Malam ini, aku mau melelang seorang gadis cantik. Adakah dari kalian yang mau membawanya?" Teriak Roger, suaranya menggema di ruangan tersebut.
Membuat semua orang yang ada didalam sana, menatap ke arahnya.
Air mata Airish kembali menderas, satu tangannya memegang kuat ujung bajunya. Tubuhnya bergetar ketakutan, melihat satu persatu orang-orang yang ada didepannya.
Mereka semua menyeramkan. Tuhan... Tolong aku. Aku tidak mau.
"Berapa kau membuka harga?" Tanya salah satu dari mereka.
Airish mengangkat kepalanya, dilihatnya seorang lelaki dengan kepala pelontos yang berteriak.
Mendengar itu, Roger tersenyum lebar. "Aku membukanya dengan harga 20 juta. Adakah dari kalian yang mau memasang harga lebih tinggi dari itu? Jika ada, aku akan langsung melemparkannya tepat di pangkuan kalian." Kembali menyeringai lebar.
Pria dengan badan tambun mengangkat tangan. "50 juta." Teriaknya.
"70 juta." Teriak yang lain.
Di saat yang bersamaan, di luar sana, seorang pria gagah dengan tubuh tegap dan wajah tampan rupawan, baru saja datang. Mata elang, tatapan membunuh, menjadi daya tarik tersendiri untuknya.
Dia adalah salah satu tamu VVIP di club tersebut, namanya yang sudah tersohor, dengan jabatan yang ia kantongi, membuat semua orang tunduk dan patuh di bawah kuasanya.
Di saat kakinya baru menginjak tanah, hidungnya sudah mencium aroma menyengat yang membuat desiran dalam tubuhnya mencuat.
Lelaki itu menyeringai, begitu hafal dengan aroma nikmat ini.
"Darah suci?" Gumam Kaisar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai hai hai...
Kembali lagi di story' barunya Dede othor 🤗
Bila berkenan ikut ramaikan yah, ikuti kisah Kaisar dengan gadis cantik bernama Airish ❤️❤️❤️
Tap 💙 dan jangan lupa untuk like, komen, vote yah. Big love readers kesayangan 🤗🤗🤗
Kaisar terus menyusuri aroma yang begitu khas itu, indera penciumannya termanjakan, semakin ia masuk ke dalam club tersebut, semakin menyengat pula aromanya.
Ah, aroma ini membuatku lapar.
Beberapa pengawalnya mengekor di belakang, hingga tepat di sebuah pintu, Kaisar berhenti, kembali mengendus pelan, ia yakin pemilik darah suci itu ada di dalam sana, tetapi sedang apa?
Telinganya menangkap beberapa orang berteriak saling bersahut-sahutan, menyebutkan angka-angka nominal sejumlah uang. Membuat lelaki itu semakin penasaran.
Sedangkan di dalam sana, kedua tangan Airish sudah di pegangi oleh kedua rekan Roger. Karena gadis muda itu terus meronta-ronta, dan beberapa kali mencoba kabur.
Entah sudah sebanyak apa air mata yang ia keluarkan malam ini, tetapi itu semua tak berarti, rasa takut, cemas dan tegang sekaligus bercampur menjadi satu mengalahkan semuanya.
"500 juta, ku jadikan dia simpananku." Teriak seseorang yang sedari tadi tidak mau mengalah.
Melihat wajah cantik Airish membuatnya terpana, dan merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Meski usianya sudah masuk kepala lima, tetapi jangan salah, lelaki yang menawarkan Airish dengan harga tinggi itu, masih terlihat cukup gagah dengan setelan jasnya.
Mendengar penawaran itu, Roger tersenyum lebar, tangannya terangkat ke atas merasa mendapatkan jacpot besar.
Sementara Airish kembali menangis dan mencoba melepaskan diri. "Ku mohon jangan seperti ini. Lepaskan aku Roger, lepaskan aku badjingan!" Umpat Airish, ia menggerak-gerakkan tubuhnya ingin lari.
Namun, seketika Roger kembali menatap gadis muda itu, mendengar Airish yang mengumpat di belakangnya membuat ia merasa di remehkan.
Tangannya terayun, tetapi secepat kilat, orang yang menawarkan harga 500 juta itu bersuara.
"Hei, jangan rusak wajahnya, sebentar lagi dia akan menjadi milikku. Jadi, jangan lakukan apapun padanya."
Mendengar itu, tangan Roger kembali ke tempatnya dengan geram, lalu berganti menarik kasar lengan Airish.
"Dasar badjingan gila, aku bersumpah tidak akan memaafkanmu Roger. Kau benar-benar iblis berwujud manusia!" Maki Airish, rasa cintanya seolah sirna semenjak lelaki itu membawanya ke ruangan ini.
"Hah, memangnya kau bisa apa? Bahkan kau tidak bisa melayaniku di atas ranjang, kau hanya bisa menangis Airish, dasar tidak berguna!" Cerca Roger tepat di telinga Airish. Lalu ia tersenyum sinis.
"Baiklah, pelelangan malam ini jatuh kepada—"
"Tunggu!" Pekik seseorang begitu pintu itu terbuka.
Sosok gagah dengan tampilan jas berwarna merah maroon, terlihat berdiri di depan sana.
Membuat pandangan semua orang tertuju kepadanya, tahu siapa yang datang, mereka kompak berdiri, dan membungkukkan badan memberi hormat.
Tetapi tidak bagi Roger, ia sama sekali tidak mengenal lelaki yang baru saja masuk itu. Ia hanya bergeming di tempatnya sambil menggenggam erat lengan Airish.
Kaisar, lelaki yang baru saja datang melangkah ke depan. Ia merasakan aroma itu semakin menyeruak ke indera penciumannya.
Desiran itu semakin hebat, begitu ia sudah sukses di depan tubuh Airish. Gadis itu melirik Kaisar yang ternyata sedang menatapnya lekat.
Lelaki itu menyeringai dengan tatapan misterius, membuat Airish meneguk ludahnya, dan reflek beringsut mundur, takut.
Kaisar semakin yakin, darah suci itu ada di dalam tubuh gadis yang ada di depannya. Gadis yang cukup manis dengan bulu mata lentik yang terlihat basah.
Ada daya tarik tersendiri. Kaisar kemudian mendekat, tangan lelaki itu ingin menyentuh pipi Airish, tetapi Roger menepisnya.
Para pengawal langsung sigap di belakang tubuh Kaisar, sedangkan orang yang ada di dalam sana saling melirik takut.
"Dia sudah menjadi milik orang lain, jadi jangan asal menyentuhnya." Ucap Roger lugas, membalas tatapan dingin Kaisar.
Detik selanjutnya, Kaisar terkekeh pelan, merasa lucu. Sepertinya lelaki di depannya sama sekali tidak mengenal siapa dirinya.
Sementara Airish kembali merasa was-was, tetapi tak di pungkiri, ia mengakui kalau Kaisar memiliki paras yang tampan, rahang tegas dengan alis bertaut tebal, hidung mancung dan bibir tipis, ditambah tatapan mematikan seperti elang yang akan menerkam mangsanya, membuat Kaisar nampak begitu sempurna.
"Berapa tawaran terakhir untuknya?" Tanya Kaisar, lantas ia mengambil bungkus rokok yang tersimpan di saku jasnya. Mengapit satu batang bernikotin itu, di antara bibir tipisnya yang merah seperti buah cherry, dan mulai menghisap sesuka hati.
Mendengar itu, seketika Airish tersadar, lelaki itu sama saja, sama seperti Roger, menganggap wanita sebagai benda yang bisa diperjual belikan.
Air matanya kembali luruh, tetapi secepat kilat ia menghapusnya dengan tangan kanan yang terbebas dari cengkeraman Roger.
"500 juta." Balas Roger lugas, ia merasa lelaki yang ada di depannya ini begitu sombong, ia ingin lihat seberapa besar lelaki itu mau menawarkan harga.
Kaisar menghembuskan asap itu ke atas, lalu mengulum senyum, dan menunjuk dada Roger. "Berikan padaku, aku akan membayarmu satu milyar."
Tercengang, semua orang membelalakkan mata dengan nilai fantastis yang disebutkan oleh Kaisar. Demi seorang wanita, Presdir The King Group itu merogoh kocek yang tak main-main.
Pun dengan Roger dan Airish. Gadis itu kembali melirik ke arah Kaisar yang tak berhenti mengunci tubuhnya dengan tatapan nyalang itu. Bahkan belum apa-apa, tubuhnya sudah terasa seperti ditelanjangi.
"Tapi dia sudah menjadi milik Tuan yang duduk di belakang sana." Ucap Roger, jujur saja ia tidak suka dengan Kaisar, yang tiba-tiba datang bak seorang raja yang harus disanjung dan disambut.
Kaisar melirik ke arah belakang.
"Ah, tidak. Biarkan gadis itu menjadi milik Tuan Kaisar. Diakan yang memasang harga lebih tinggi dari saya." Ucapnya tergesa, tahu kode dari lirikan mata itu.
Mendengar itu, bibir Roger sedikit tertarik ke atas. Ternyata lelaki di depannya bukan orang sembarangan, ia harus segera mencari tahu. Mau tidak mau, ia mendorong kasar tubuh Airish ke arah Kaisar.
Airish terkejut, dengan sigap Kaisar menangkap tubuh mungil itu, membuat netra itu saling tatap, Kaisar kembali menyeringai lalu mengendus aroma gadis itu, dan Airish tersadar, ia buru-buru menegakkan tubuhnya.
"Berikan nomor rekeningmu, akan ku transfer uangnya." Ucap Kaisar tanpa melepas tatapannya pada tubuh Airish.
"Dan kau..." Airish mengangkat kepala, merasa terpanggil. "Ikut denganku malam ini."
Setelah mengucapkan itu, Kaisar berbalik dan hendak melangkah. Tetapi suara Airish yang mendayu menghentikan niatannya.
"Tunggu!"
Tubuh tegap itu mandek.
"Aku akan ikut denganmu, Tuan. Tapi aku ingin mengajukan satu syarat." Suaranya terdengar bergetar, namun memaksa untuk berani.
Kaisar tersenyum lebar mendengar keberanian Airish, membuat ia semakin tertarik, Kaisar memutar tubuhnya, lalu kembali menatap gadis itu, ia mengangkat dagu Airish. "Sebutkan syarat yang kau inginkan." Ucapnya.
"Tuan, aku sudah menjadi wanitamu bukan?"
"Airish jangan gila!" Pekik Roger. Ia merasa ada sesuatu yang di rencanakan oleh gadis itu.
Kaisar mengangkat telunjuknya, menyuruh Roger untuk diam.
Gadis itu lebih dulu menelan salivanya yang tercekat di tenggorokan, dengan tatapan sayu nan memohon gadis itu kembali membuka suara. "Aku..." Wajah Airish melengos ke arah Roger, lelaki yang telah tega menjual kekasihnya sendiri demi uang.
"Aku mau kau membalaskan dendamku padanya."
Di ruangan VVIP yang biasa ia tempati, Kaisar memutar otaknya, bagaimana cara menjerat gadis yang tengah duduk di ujung sofa, dengan wajah yang terus menunduk, menilin-nilin ujung bajunya, dengan peluh yang mengucur deras.
Mengingat, darah suci tersebut boleh diambil pada saat bulan purnama ke tujuh, sedangkan bulan purnama tersebut, baru saja terlewat dua bulan yang lalu.
Dan selama masa penantian itu, Kaisar tidak boleh kehilangan Airish, gadis itu harus tetap berada di sampingnya. Dan ketika waktu itu tiba, ia akan menjadi makhluk yang abadi untuk selama-lamanya.
Kaisar menyesap wine yang ada di tangannya sebelum buka suara. "Kau yakin ingin meminta bantuanku untuk balas dendam kepada mantan kekasihmu?" Tanya Kaisar, lalu kembali mengambil satu batang rokok dari cangkang, dan mulai menyalakannya.
Airish memejamkan matanya mencoba untuk yakin, sebenarnya ia takut, tapi rasa kecewa bercampur marah terhadap Roger, membuatnya harus menepis semua rasa takut itu. Pelan, gadis itu mengangguk, meskipun masih sedikit ragu.
Kaisar menyeringai tanpa diketahui oleh Airish. "Lalu, apa yang akan aku dapatkan jika aku berhasil?" Tanyanya.
Mendengar itu, Airish sontak mengangkat kepalanya. Benarkan? Di dunia ini tidak ada yang gratis, semuanya butuh timbal balik.
Bagaimana ini? Airish membatin.
"Apa Tuan menginginkan sebuah imbalan?" Tanya Airish melirik Kaisar yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Seperti elang yang siap menerkam mangsanya.
Kaisar mendekat, membuat Airish beringsut takut. Lelaki itu menghembuskan asap rokok itu ke depan wajah Airish. "Tentu saja, bahkan aku sudah mengeluarkan uang satu milyar untukmu, bukankah itu jumlah yang besar?" Merapat, lalu kembali menikmati aroma darah Airish yang terasa begitu manis.
Uhuk! Airish sedikit terbatuk dengan aroma bernikotin itu.
"Apa yang Tuan inginkan dari saya?" Tanya Airish terbata. Dapat gadis itu rasakan, tangan besar Kaisar membelai lembut surai hitamnya dan menyelipkannya di belakang telinga.
Lalu lelaki itu mengusak rokok ke dalam asbak. Dan kembali merapatkan tubuhnya.
"Kau mau mengabulkannya?" Tepat di telinga Airish, Kaisar mengucapkan kalimat tanya itu, seketika bulu roma Airish meremang, bahkan detak jantungnya memompa tidak normal.
Pelan, Airish mengangguk. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya lelaki bernama Roger itu mendapat pembalasan yang setimpal.
"Jadilah istriku, maka uang satu milyar itu aku anggap lunas, dan aku akan membantumu membalas dendam."
Deg!
Terhenyak, gadis itu melebarkan netra bulatnya, bulu mata lentik itu berkedip-kedip tidak percaya. Ia mencengkram pinggiran sofa.
"Tidak!" Spontan gadis itu menggeleng sambil berteriak di depan wajah Kaisar, wajah dingin dengan tatapan mengintimidasi.
Dari jarak dekat Airish bisa melihat, di leher lelaki itu ada sebuah tato bergambar kelelawar.
"Aku tidak mau, aku tidak mau menjadi istrimu." Tolak Airish mentah-mentah.
"Kalau begitu..." Kaisar mendekatkan wajahnya. "Bayar uang itu sekarang juga, dan kau boleh pergi."
Glek!
Dapat darimana ia uang sebanyak itu, apalagi malam ini juga lelaki itu meminta uang itu kembali. Pikiran Airish kacau, ia ingin membalas dendam pada Roger, tetapi ia juga tidak mau menikah muda, apalagi dengan orang yang asal usulnya ia tidak tahu sama sekali. Mereka baru saja bertemu.
"Bisakah Tuan mengganti syaratnya?" Bukan sebuah pertanyaan, namun lebih ke permohonan.
"Tidak! Aku hanya mau itu."
"Tapi kita tidak saling mengenal, aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai." Pekik Airish.
Tubuh Airish meringsek ke tangan sofa, sedangkan tubuh Kaisar mengurungnya, kedua netra mereka saling tatap, Airish tidak bisa menebak apapun dalam bola mata itu, antara kejujuran dan kebohongan, Airish sama sekali tidak menemukannya. Sedangkan Kaisar fokus pada bibir ranum Airish yang terlihat merah merekah.
Cup
Airish kembali tersentak kaget, secepat kilat, ia mendorong tubuh Kaisar sekuat tenaga, hingga lelaki itu terjungkal ke belakang. Gadis itu merasa di lecehkan.
"Jangan pernah macam-macam, aku tidak mau menerima penawaranmu badjingan gila! Lupakan permintaanku, dan aku akan membayar uang itu secepatnya."
Setelah mengatakan itu, Airish langsung memutar tubuhnya hendak keluar, tetapi tangan besar Kaisar lebih dulu mencekalnya, dan membanting tubuhnya di atas sofa, Airish kembali waspada, lelaki itu mengungkungnya.
"Kau yang jangan macam-macam denganku. Kau tidak tahu bukan siapa diriku?" Ucap Kaisar, ia semakin tertarik dengan gadis yang ada di bawah tubuhnya. Karena selama ini, belum ada yang pernah menolak pesonanya. Semua wanita mengantri, ingin menghabiskan waktu, walaupun hanya satu malam dengannya.
Tetapi Airish?
"Aku tidak peduli, yang aku tahu, kau adalah lelaki brengsekk sama seperti Roger." Teriak Airish sekuat tenaga.
Dan hal itu sukses memancing Kaisar untuk menyerang bibir yang terampil memaki itu. Benda lembut mereka menyatu, Kaisar menyesapnya dengan kuat dan kasar, membuat Airish mengutuk dirinya sendiri, yang telah menganggap Kaisar adalah lelaki yang berbeda, yang bisa menolong dirinya.
Gadis itu terus meronta-ronta, memukuli dada bidang Kaisar yang semakin menghimpit tubuhnya. Namun, lelaki bermata tajam itu sudah tak bisa bertoleransi, ia mengunci tangan Airish di atas kepala.
Kini benda lembut itu berlarian diantara leher jenjang nan putih itu, Airish menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak meloloskan suara yang membuat lelaki itu semakin bergairah.
Air matanya luruh, ia terisak dengan perlakuan Kaisar di atas tubuhnya, ia seperti wanita yang tidak memiliki harga diri lagi.
"Aaaa..." Airish menjerit, saat Kaisar memberinya gigitan manis di ceruk lehernya.
"Lepaskan aku brengsekk! Aku tidak akan pernah mau menikah denganmu, lelaki jahat!" Pekik Airish dengan suaranya yang terdengar sangat marah.
Seketika Kaisar mengentikan aksinya, mendengar makian Airish membuat seorang Kaisar Allende Hadev semakin tertantang.
Lelaki itu menyusuri wajah Airish dengan jari telunjuknya. "Singkirkan tangan kotormu!" Pekik Airish tak habis-habis.
Kaisar kembali menyeringai, lalu menatap netra Airish yang kembali basah. "Aku jadi tidak sabar untuk membawamu bermain di atas ranjang, pekikanmu sungguh merdu, Nona Airish." Ucapnya dengan nada meledek.
Gadis itu kembali meronta, air matanya kembali berjatuhan. Ia benar-benar seperti jalangg yang rela menukar tubuhnya dengan uang. "Badjingan gila!"
"Suttt..." Kaisar menempelkan telunjuknya di bibir Airish, agar gadis cantik itu diam. Lalu beralih mengusapnya secara perlahan, dan..
"Aw shittt!"
Airish menggigit jarinya dengan kuat, hingga membuat Kaisar memekik dan turun dari atas sofa.
Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Airish, gadis itu langsung berlari menuju pintu, dan berusaha untuk kabur. Bersyukur, di luar ruangan itu tidak ada pengawal yang berjaga, hingga akhirnya Airish bisa terbebas, dan berlari tunggang langgang, menjauh dari club' malam tersebut.
Kaisar, lelaki itu hanya menatap punggung Airish dengan seringai penuh.
"Pergilah, karena sampai ke ujung dunia pun. Aku pasti bisa menemukanmu."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!