NovelToon NovelToon

Gadis Cupu Keturunan Mafia

Bab 1

Ini adalah Karya Pertama Author yaaa...

Baru Belajar Menulis.

Jadi, jika ada Kesalahan dalam Penulisan atau kata yang tidak berkenan di Hati Kalian, Tolong di kasih saran saja. Jangan di hujat dengan kata - kata kasar. Oke.

*Happy Reading*

Seorang Gadis Remaja yang sangat Cantik, Baik dan juga Mandiri. Bernama Gardira Kanaya yang hidup di rumah sederhana bersama Paman dan Bibinya beserta dengan kedua saudara sepupunya.

Gardira adalah anak dari Hikman Anggara kakak dari Hakim Prasetyo Pamannya.

Semenjak umur 3 tahun Gardira sudah di tinggalkan oleh kedua Orang tuanya ke Negara J untuk menjalankan Bisnisnya yang Berbahaya. Sehingga ia di asuh oleh Paman dan Bibinya.

Maka dari itu, Orang tua dari Gardira menitipkannya ke Mereka. Karna takut saingan Bisnisnya dan juga musuh dalam dunianya itu akan mencelakai Putrinya.

Hakim Prasetyo adalah adik dari Hikman Anggara yang Seorang Pembisnis terkenal di Negara J yang Menikah dengan Seorang model Internasional yang sangat terkenal yang Bernama Shafira Gunajaya, Yang Orang tuanya sangat kaya di Negara J itu. Sehingga memberikan semua Harta Kekayaanya kepada menantunya dan juga cucu - cucunya.

Di pagi hari yang sangat cerah, Matahari di atas sudah menampakan semua wujudnya. Seorang Gadis yang masih tidur meringkuk, Sambil membenamkan semua tubuhnya ke dalam selimutnya yangg hangat. Sehingga tidak menyadari kalau hari akan siang. Pagi hampir siang maksudnya yaaa.

Di meja makan.

"Nabila, Dira, Diki, Ayah!! Ayo! turun semuanya! Kita sarapan, Udah siang nih!!" teriak Mutia istri Hakim dari meja makan.

"Iya, Ibu! Ini Nabila udah siap kok, Jangan teriak - teriak begitulah bu. Nanti pita suara ibu putus." ucap Nabila menasehati ibunya.

"Gimana ibu gak teriak - teriak, Kalian itu bangunnya susah amat. Liat tuuh!! jamnya sudah pukul 06:50 jam setengah tujuh." jawab Mutia dengan kesal.

"Yaakk! Astaga!! Aku baru ingat kalau sekarang aku ada jam kelas pagi. Kenapa ibu gk bilang dari tadi sih!!" gerutu Nabila malah mengomeli ibunya.

"Kenapa jadi ibu yang salah? Kamunya aja yang kumal bangunnya." ketus Mutia yang tak terima omelan anaknya.

"Hadeh!! Ya sudah aku berangkat dulu deh bu, Udah telat nih! Aku sarapan di sekolah saja Assalammualaikum." pamit Nabila buru - buru sambil nenyalimi tangan ibunya.

"Ya sudah Hati - hati. Walaikumsalam!!" balas Mutia sambil geleng - geleng kepala melihat tingkah anaknya.

"Emang Kebiasaan." gumamnya.

"Yang lain pada kemana sih? Kok belum ada yang nongol?" decak Mutia Sambil menyiapkan makanan di meja.

Di Kamar Seorang Gadis.

Kriiinnnggg...Kriinnnggg.

Suara alarm berbunyi.

"Eemmmhh Udah jam brapa nih?" lenguh seorang gadis yang baru membuka matanya sambil merogoh alarm yang berada di sampingnya.

"Whaaatt!! Udah jam setengah tujuh? Kenapa gak ada yg bangunin aku siihh!" kesalnya sambil duduk dengan tegap kemudian beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandinya dengan terburu - buru.

20 Menit Kemudian.

"Perfect, Seperti biasa." gumamnya saat melihat pantulan dirinya di cermin.

Kemudian turun ke bawah dengan sedikit berlari.

"Bibi! Aku berangkat dulu yaa! Udah siang nihh!! Gak usah sarapan!!" teriaknya dari arah ruang tamu sambil memakai sepatunya.

"Bentar!!" teriak Bibi dari arah dapur sambil setengah berlari ke arah gadis yang memangilnya. Yaitu Gardira yang di panggil Dira.

"Nih Bibi bawain bekal buat kamu. Di makan ya? Jangan di buang - buang mubazir." ucap Bibi, Sambil memberikan sekotak nasi pada Dira.

"Makasih ya Bi! Ngapain buang makanan punya Bibi yang super enak ini, Yang enaknya ngalahin Hotel bintang lima." Dira memuji makanan buatan Bibinya.

"Kamu bisa saja, Emang kamu udah pernah nyobain makanan di Hotel bintang lima?" tanya Bibi.

"Hehehe Belom siihhh! Tapi mau nyobain nantinya, Udah ya Bi Dira berangkat dulu. Bye Assalamualaikum." pamit Dira setelah menyalimi tangan Bibinya kemudian menaiki motor maticnya.

Mutia kemudian masuk ke dalam rumahnya setelah mengantar keponakannya keluar rumah.

"Ibu!! Topiku sama ikat pinggangku mana?" teriak Diki dari arah kamarnya.

"Aduuh!! Itu anak lagi, Belom siap juga apa?" keluh Mutia.

"Iyaaa bentar!!" teriak Mutia kesal.

"Ini Ayah juga, Kemana coba? Dari tadi gk nongol - nongol, Emang gk denger apa? rumah ini dari tadi berisik banget." gerutunya sembari berlalu melangkahkan kakinya ke kamar Diki.

Di Meja Makan.

"Akhirnya! Selesai juga bersih - bersih kandang, Capek banget. Pinggang pada encok semua, Biasa udah tua Hehehe." keluh Hakim sambil tertawa sendiri.

"Ibu kemana yaa? Anak - anak juga gak ada? Kok sepi, Masih pagi juga. Palingan kalau anak - anak udah berangkat. Tapi Ibu?" tanya Hakim dengan diri sendiri.

"Ibu!! Dimana!!?" teriak Hakim memanggil istrinya.

"Iya Yah!! Ini masih di kamar Diki Yah! " jawab Mutia dengan teriak juga dari kamar Diki.

"Ngapain!!?" tanya Hakim.

"Cari topi Anakmu nih!!" sahut Mutia dengan kesal.

"Ooohhh ya sudah, Lanjutkan. Aku sarapan dulu!! Setelah itu mau berangkat ke bengkel." final Hakim tidak memperpanjang ucapanya lagi takut istrinya mengamuk ketika nadanya sudah kesal.

"Mendingan sarapan sendiri deh!" gumam Hakim kemudian menyendok nasi dan lauk pauknya sendiri, Sambil bernyanyi ala bang Roma." Masak - masak sendiri, Makan - makan sendiri, Cuci baju sendiri, Tidur pun--"

"No no no, Aku tak mau tidur sendiri nanti ke dengeran istri, Bisa berabe nih! gak dapat jatah lagi!" gumam Hakim yang tak jadi meneruskan nyanyiannya lagi karna takut kedengeran istrinya jika harus tidur sendiri.

Hakim menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri takut kepergok istrinya." Mending lanjut makan aja deh!"

Setelah selesai makan, Hakim kemudian pergi ke bengkelnya menaiki sepeda motor bututnya yang telah lama ia pakai.

Hakim dan Hikman adalah kakak beradik tapi mereka berbeda pendapat, Walaupun mereka berbeda pendapat mereka sangat akur tanpa di datangi rasa iri dan juga dengki. Seperti layaknya Hakim dengan Gardira yang hanyalah keponakannya, Tapi ia tak membeda - bedakannya dengan yang lain. Malah ia beserta keluarganya menyanyanginya seperti keluarga kandung. Karna mereka sangat suka dengan hadirnya Gardira yang periang dan lugu tapi sedikit manja. Bukan manja ingin minta yang aneh - aneh, Tapi manja ingin di sayang.

Hakim Prasetyo juga mempunyai Bisnis ternak ayam potong yang ada di belakang rumahnya dan juga bengkel yang ada di dekat pom bensin. Setiap pagi dan malam ia akan membersihkan kotoran di kandang ayamnya dan juga memberi makan ayamnya. Lalu siangnya ia berangkat ke bengkelnya tempat ia mencari nafkah.

Gardira bahagia bisa hidup bersama dengan Paman dan Bibinya beserta dengan kedua Sepupunya yang sangat menyayanginya. Walaupun ia sudah tau bahwa ia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya tapi ia mengerti bahwa ini adalah yg terbaik untuk keselamatannya. Ia juga selalu menghubungi kedua orang tuanya dengan cara Video Call ketika orang tuanya tidak sibuk.

Gardira dan kedua sepupunya sangat akur kadang slalu bertengkar hal spele, Itu yg slalu membuat Paman dan Bibinya jadi pusing kepalang.

Nabila adalah anak sulung dari Hakim dan Mutia ia kuliah di Universitas Garuda. Ia lebih tua dari Gardira. Sedangkan Diki adalah anak bungsunya yg slalu Bawel, Cerewet dan suka menggoda kakak - kakaknya. Ia masih menduduki sekolah menengah pertama di Sekolah Bakti Husada.

Maaf yaaa...

Kalau alurnya gak beraturan atau ada yang kurang paham mohon di mengerti.

Soalnya masih di awal cerita gk begitu kompetif dalam berfikir.

Bab 2

Di kamar Diki.

"Aduh! Gimana nih bu, topiku gak ada nihh!!" keluh Diki.

"Mana ini hari senin lagi upacara, Kalau gk pakai topi nanti aku di hukum lagi sama pak guru." sambungnya lagi sambil mencari topinya di kolong meja.

"Lagian kamu di mana sih naruhnya? Bikin pusing ibu aja mondar - mandir cari topi kamu, coba kamu inget - inget dimana kamu naruhnya." ucap ibu sambil membolak balikan pakaian di lemarinya.

"Ya udah deh bu, gak papa kalau gk da topinya. Diki berangkat dulu ya bu Gak usah sarapan, tapi uang jajan nambah ya bu Hehehe...." ucap diki cengeesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dasar kamu ini, ngambil untung dalam kesempitan, Sudah nih 10 ribu aja." kesal Mutia sambil memberikan uang 10 ribu ke diki.

"Dadah ibuuu Diki berangkat ya bu, Emuuaachhh." pamit Diki sambil mencium pipi ibunya kemudian menyaliminya.

Setelah mereka berangkat ke sekolahnya naik kendaraanya masing - masing, Motor matic yg di belikan oleh Hakim dan Mutia masing - masing hasil dari jerih payah mereka berdua dan juga uang kiriman dari kedua orang tua Gardira.

Mereka mengirimi uang ke putrinya, Di setiap bulannya 30 juta. Tapi uang itu disimpannya di bank oleh pamannya Hakim agar kelak bisa untuk biaya keperluan anak - anaknya dan juga keponakannya. Sedangkan hasil jerih payah mereka untuk kebutuhan sehari - harinya.

Skip.

Gardira adalah gadis pendiam, jutek dan juga mandiri jika di sekolahnya. Tapi ketika bersama keluarganya dia gadis periang, manja dan juga lugu. Namun ketika dia bersama orang lain dia akan bodoh amat terhadap orang lain tapi dia juga peduli terhadap orang yang membutuhkan.

***

Di Sekolah **Nus**a bangsa.

Setelah memarkirkan motor maticnya di parkiran, Dira berlari ke arah gerbang.

"Uuuhhh hos..hos..hoss untung belom telat, Alhamdulillah!." ucapnya sambil menghentikan langkahnya dan menetralkannya jantungnya sebentar kemudian masuk kedalam kelasnya.

Tett...tett..tett...

Setelah itu bel berbunyi menandakan waktunya upacara, Di bawah teriknya sinar matahari.

Kegiatan yang tidak slalu di sukai para siswa - siswi di sekolah.

Di Sekolah Bakti Husada.

Seorang anak muda yang sudah telat masuk ke dalam sekolahnya.

"Pak, pak! Tunggu sebentar jangan di tutup dulu gerbangnya pak!" seru Diki anak muda yang sudah hampir telat masuk menghentikan pak satpam yang ingin menutup gerbang sekolah.

"Ada apa? Oh, Ayo! Cepetan masuk!." seru pak satpam penjaga gerbang sekolah menyuruhnya masuk.

"Hehehe Makasih ya pak!" ucap diki langsung berlari masuk kedalam sekolahnya.

"Hmmm Ada - ada saja anak jaman sekarang, Masih saja telat." gumam pak satpam sambil menutup gerbang sekolah.

"Aaahhh Udah mau upacara lagi, Apa aku langsung ke UKS saja ya? Sebelum ada yg melihatku kalau aku pura2 sakit Hehe Kan lumayan gk di hukum." gumam diki yang langsung masuk kedalam kelasnya menaruh tasnya dahulu, Lalu pergi ke arah UKS dengan cara mengendap - ngendap.

Di Sekolah SMA Nusa Bangsa, Setelah selesai upacara para siswa - siswi masuk ke dalam kelasnya masing - masing.

Di kelas IPA Xl

"Aduuh!! Panasnya di jemur di bawah sinar matahari, Bikin orang hampir pingsan saja." gerutu Gardira

"Yaa Namanya juga upacara, Kamu ini. Kalau mau adem sana tuh! di UKS." kata Aurel teman sebangkunya Dira sekaligus sahabat Dira sejak SMP.

"Yaa habisnya, Bikin pusing kepalaku nih! Eh iya ya, Kenapa nggk kepikiran dari tadi sih! Harusnya kan aku ke UKS biar gak panas - panasan gini." keluh Dira sambil mengipas - ngipaskan topinya ke wajahnya.

"Rel, Rel wajahku pucat gak Rel." ucap Dira lagi sambil menepuk bahu Aurel.

Aurel menatap lekat wajah Dira, Sambil mencodongkan kepalanya ke arah Dira.

"Pucat apaan! Yang ada muka kamu kusut tuh! Kayak kain pel Hahahaha." Bercanda Aurel sambil menertawakan wajah Dira yang mulai cemberut.

"Ketawa teruusss gak lucu tauk." cemberut Dira saat di ejek oleh sahabatnya, Kemudian memalingkan wajahnya ke arah samping.

"Cup cup cup jangan ngambek gitu dong! Jelek tauk. Aku minta maaf deh, Aku kan cuma bercanda." Aurel meminta maaf sambil menarik wajah dira ke arahnya.

"Senyum dong, nanti aku beliin ice cream deh! Dua." bujuk Aurel.

"Hmmm." Dira hanya berdehem dan berbalih menampilkan senyumnya ke arah Aurel."Beneran 2 yaa ice creamya." ucap Dira dengan mata berbinar ketika mendengar nama ice cream. Yaitu kesukaannya.

"Iya, Naahh gitu dong! Senyum." ucap Aurel senang.

Kemudian Guru fisika masuk ke dalam kelas.

"Pagi anak - anak." sapa bu Nana guru fisika.

"Pagi buuu." jawab para Murid serentak.

Di saat pelajaran berlangsung Aurel berbisik ke arah telinga Dira."Dua, Tapi punya aku satunya. Pfffttt" bisik Aurel sambil menahan tawanya.

Dira yang mendengarnya langsung melototi Sahabatnya yang tengah menunduk sambil menahan tawanya karna telah berhasil mengerjai dirinya.

"Awas kamu ya!" geram Dira.

***

Tet...tet...tet...

Bel istirahat telah berbunyi yang menandakan waktunya istirahat.

Kemudian Bu Nana mengakhiri pelajaranya yang sudah 3 jam lamanya."Ya sudah anak - anak!! Kita akhiri materi hari ini, Dan PR untuk halaman 87 sampai 90 di kerjakan. Lalu di kumpulkan waktunya pelajaran fisika lagi Mengerti!!" ucap bu nana.

"Mengerti buuuu." jawab para Murid serentak tidak semangat.

Karna pelajaran fisika sangat membosankan untuk yang tidak tau. Tapi berbeda dengan dua gadis itu karna mereka terlihat santai mengerjakannya.

Siapa lagi kalau bukan Dira dan Aurel mereka sangat menguasai pelajaran apapun termasuk fisika. Karna mereka murid terpintar di sekolahnya yg slalu mendapatkan beasiswa dari pihak sekolah.

"Kantik yuk!!" ajak Aurel.

"Nggk!!" tolak Dira.

"Ayo dong! Please!." manja Aurel pada sahabatnya.

"Aku bilang nggk! Ya nggk!." ketus Dira.

"Oh, Aku tau. Kamu pasti ngambek karna gara - gara ice cream kan?" tebak Aurel.

"Hmmm"

"Maaf, Aku tadi cuma mau bikin kamu kesel aja. Habisnya lucu ngerjai sahabatku yang imut ini." maaf Aurel sambil mencubit pipi Dira.

"Auuchhh sakit tauk." keluh Dira.

"Makanya jangan ngambek mulu' jadi orang. Ayuk ke kantin!" ajak Aurel lagi.

"Kalau gak mau ya sudah! Aku akan habisin semua ice creamnya." imbuhnya.

"Iya, Aku mau! Tapi aku malas jalan." jawab Dira sambil pura - pura lemas.

Aurel memutar bola matanya malas, Ia tak habis fikir dengan sahabatnya ini yang selalu manja dengannya.

"Ya sudah ayo!" Aurel kemudian beranjak dari duduknya dan menyeret tangan sahabatnya yang malas berdiri agar cepat mengikutinya.

Kemudian Dira mempunyai ide unik untuk mengerjai balik sahabatnya ini.

Terima kasih.

Jangan lupa

Like

Komen and

Vote yaaa.

Bab 3

Setelah Dira dan Aurel sampai di kantin.

Datanglah Segerombolan 4 gadis yang dinamakan geng centil di sekolahnya, Karna sifat mereka yang slalu kecentilan dengan para teman laki - lakinya yang tampan. Yaitu, Reina sang ketua geng centil serta dengan ketiga temannya. Rini, Thea dan juga Lea yang slalu mengikutinya.

Mereka adalah anak dari para guru - guru disini, Mereka suka membully dan slalu membuat onar di sekolah dan suka mencari gara - gara juga dengan memalaki para teman - temannya yang kaya.

Sekarang, Mereka saat ini telah menghadang dua gadis yang baru sampai ke kantin sambil bersedekap dada semuanya.

"Heh! cupu! Mau ngapain lo kesini?" tanya seorang gadis salah satu dari mereka sambil bersedekap dada.

"Mau makan!" ketus Dira yang ingin menerobos hadangan mereka.

"Eits, eits Tidak boleh! Ini adalah wilayah kami!" seru sang ketua dari geng centil itu sambil menahan tangan mereka berdua.

"Wilayah? Wilayah apaan? Heh! Ini tuh sekolah! Untuk belajar mencari ilmu, Bukan tempat untuk merebut kekuasaan atau menindas orang lain, Tau nggk!" balas Aurel dengan nada membentak.

"Lo berani sama kita! Pakek nasehatin orang segala lagi!" tantang mereka tak terima.

"Emang siapa yang takut sama kalian? Mentang - mentang kalian anak dari guru - guru di sekolah ini, Bisa seenaknya nindas kami disini, Ingat kalian itu cuma sekedar pemberontak disini, Bukan apa - apa!" balas Dira menantang mereka balik.

"Lo!--"

"Sudah kita pergi dulu dari sini, Nanti kita beri dia pelajaran, Gimana?" ide dari salah satu teman geng centil dengan berbisik.

"Emang apa ide lo?" tanya mereka balik.

Salah satu dari mereka membisikan sesuatu ketelinga temannya satu - persatu. Kemudian mereka semua tersenyum miring ketika mendengar ide temannya ini.

"Awas kalian! Urusan kita belum selesai!" seru mereka dengan sinis, Kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Heh! Emang kita takut sama kalian!!" pekik Aurel menantang mereka yang telah pergi.

"Sudahlah! Daripada kita urusin mereka, Mending kita urus perut kita yang sudah demo ini." ucap Dira sambil menuju meja kantin.

Kadang Dira ketika dengan sahabatnya ini, ia akan bermanja - manjaan dengannya sekaligus Aurel juga begitu. Tapi jika mereka di tindas dengan orang lain, Mereka tidak akan tinggal diam karna mereka akan menindas balik orang itu.

"Pesen makan gihh sana! Katanya mau traktir kamu!" perintah Dira

"Oke, Gue yang pesen, Emang mau pesen apa kamu?" tanya Aurel.

"Apa saja, Yang penting kenyang dan yang murah." balas Dira

"Emang apa yang murah? Cuma gorengan sama milor doang kali!!" geram Aurel.

"Ya udah terserah kamu aja dah sana! Bakso apa siomays lahh gitu. Gitu aja ribet kamu." ucap Dira sambil mengayunkan tangannya ke udara.

Aurel hanya memutar bolanya malas mendengar perintahnya yang slalu seenaknya saja.

"Cepetan!!" imbuhnya lagi, Ketika melihat sahabatnya yang tak kunjung jalan.

"Bentar napa! Dasar punya sahabat gak ada akhlak!! Sudah nyuruh - nyuruh tambah ngomel - ngomel lagi!" umpat Aurel kesal.

"Haha Emang enak! Aku kerjain balik." Dira tertawa pelan ketika melihat kekesalan sahabatnya.

Setelah 5 menit kemudian.

"Niihh!! Pesenan kamu bakso sama siomays kan?" ucap Aurel sambil menyodorkan pesanannya dengan kasar.

"Busett dahh!! Kenapa kamu beli semua ini? Emang siapa yang mau habisin? Mana uangku tingggal 20000 ribu lagi." kaget Dira dengan makanan yang di pesan Aurel.

"ltu siihh derita anda nonaa!" jutek Aurel bodoh amat.

"Tapi tenang saja, Ini kan yang bayar kamu. Hehehe." kata Dira sambil tertawa mengejek.

Aurel memandang sinis sahabatnya." Aku cuma traktir ice cream loh ya, Bukan ma - ka - nan inget itu." ucap Aurel sambil mengeja kalimat katanya.

"Sama saja." ketus Dira.

Kemudian mereka mengakhiri perdebataanya dan memakan makanannya dengan santai tanpa gangguan apapun.

Tapi, tiba - tiba saja salah satu dari kakak kelasnya yang bernama Renata, Sengaja menumpahkan minumannya ke baju Dira.

"Aaaa..." pekik Dira ketika sebuah minuman panas membasahi bajunya.

"Hehh cupu! pergi sana loe, gue pengen duduk disini." usir Renata cewek yang telah menumpahkan minuman kearahnya.

Aurel nyamperin sahabatnya dengan cemas."Dir, lo gak papa kan?" cemas Aurel.

"Gak papa kok! Gue ke toilet dulu ya?" pamit Dira.

"Iya lo hati - hati ya?"

Dira hanya mengangguk menanggapinya, Kemudian ia berlalu ke toilet.

Setelah Dira pergi."Heh! Apa yang lo lakuin ke sahabat gue!!." sentak Aurel ke mereka karna ia tak terima melihat sahabatnya yang tertumpah minuman panas.

"Maaf ya? Gue gak sengaja." ucap Renata dengan tenang.

"Gak sengaja lo bilang?" Aurel mengambil minuman yang di pesannya, Kemudian ia membuangnya ke baju Renata.

"Apa yang lo lakukan?" pekik Renata ketika melihat bajunya yang basah.

"Maaf ya, Gue juga gak sengaja." balas Aurel sambil tersenyum sinis mengejeknya balik. Kemudian ia berlalu menyusul sahabatnya.

"Awas lo ya! Tunggu pembalasan gue!" ucap Renata sambil mengepalkan tangannya dengan erat dan juga berlalu dari sana.

Dira adalah gadis yang cantik. Tapi ia berpenampilan seperti cupu, Ia menjadi cupu karna ingin menutupi kecantikannya. Rambutnya yang slalu di ikal satu ke belakang dan juga memakai kacamata bulat, Begitu pun juga dengan Aurel yang juga memakai kacamata bulat. Tapi berbeda dengan Dira, Perbedaannya adalah rambut Aurel yang slalu di gerai, Juga sifat orangnya yang telmi tapi lebih peka terhadap sahabatnya. Dan orang lain tidak akan tahu kalau mereka berdua adalah gadis yang cantik.

Skip.

Setelah pulang sekolah.

"Rel." panggil Dira.

"Iya." sahut Aurel

"Jam 3 ke rumahku yaa?"

"Ngapain?" bingung Aurel.

"Ya elah! Ya ngerjain tugas lah O*n." ucap Dira kesal dengan ketelmian sahabatnya sembari menoyor kepalanya.

" lya, iya Gak usah gitu jga kalik. Nanti otakku jadi miring niihh!." cemberut Aurel sambil mengerucutkan bibirnya.

"Emang otak kamu udah miring." Kesal Dira sambil meninggalkan Aurel ke parkiran.

"Iiihh Dira tungguin dong!!." panggil Aurel sambil setengah berlari mengejar Dira.

Mereka pun pulang mengendarai motor maticnya masing - masing menuju rumahnya.

Di kediaman prasetyo.

"BIBIIII,PAMAANN ASSALAMUALAIKUM DIRA PULANG MANA SAMBUTANNYA." Teriak Dira dengan suara toanya.

"Gak usah teriak juga kali kak! Rip nih kupingku denger suara cemprengmu itu!." seru diki dengan kesal sambil meniup telinganya menggunakan tangannya.

"lyaa nih! Kayaknya habis bahagia bnget yaa." sela Nabila kakak sepupunya.

"Hehehe maaf yaa, Siapa yang bahagia coba. Orang lagi gak mood gini." jawab Dira sambil melemparkan tasnya ke meja.

"Oh ya, Bibi sama Paman kemana kak?" tanyanya sambil mendudukan bokongnya di samping kakak sepupunya.

"Oohh Ayah sama Ibu lagi bersihin kandang ayam tuh di belakang." jawab Nabila sambil memakan cemilan rumput laut yang di buatkan ibunya.

Dira hanya ber oh ria saja dan juga memakan cemilan yg kakaknya makan. Sedangkan Diki terus melanjutkan gamenya di hpnya dan tidak memperdulikan keduanya.

"Kak aku ke kamar dulu ya, Mau bocan dulu. Nanti kalau temanku Aurel datang kesini, Bangunin aku yaa kak! Bye." ucap Dira yang sudah berdiri sambil melambaikan tangannya ke atas.

"Iya! Lebay kamu! Dah sana pergi." usir Nabila ke Dira sambil melemparkan makanannya sedikit ke arahnya tapi tidak sampai mengenai dan terjatuh ke lantai.

Pukul jam 3 sore

Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum." sapa seorang gadis sambil mengetuk pintu rumah yang tidak tertutup.

"Waalaikumsalam." jawab Bibi dan Paman yang berada di ruang tamu.

"Ehh nak Aurel, Silahkan masuk nak! Mau cari Dira yaa." tebak Bibi Mutia.

"Mmmm iya Bik, Diranya ada bik?." tanya Aurel.

"Iya ada di kamarnya palingan masih tidur. Sana bangunin giihh! Langsung masuk saja ya ke kamarnya gk usah ketok pintu, Gak bakalan denger dia kalok masih tidur." ujar Bibi.

"Hehehe iya Bik." sahut Aurel yang sedikit tertawa.

"Ehh Paman, Apa kabar Paman?." tanya Aurel ketika masuk ke dalam dan melihat Paman Hakim membaca koran sambil memakai kaca matanya.

"Iya baik nak Aurel, Silahkan masuk!" ucap paman sambil menurunkan kacamatanya bsedikit.

"Baik paman! Aurel permisi dulu." pamit Aurel.

"Iya." singkat Paman.

Di kamar Dira.

Ceklek.

Aurel langsung membuka pintu kamar Dira tanpa mengetuknya dulu dan langsung nyelonong masuk ke dalam, Seperti yang di katakan Bibi Mutia padanya.

"Astagaa! Nih anak gak tau malunya yaa?." Kaget Aurel mulutnya melongo berbentuk o ketika melihat penampilan Dira.

"Aaaaa... Kamu apa - apan sih! Masuk kamar orang gak ketuk pintu dulu!." pekik Dira kesal kepada orang yang nyelonong masuk tanpa permisi.

"Hehe.. Aku kira kamu lagi tidur, Makanya aku langsung masuk. Kata Bibimu kalau kamu lagi tidur suruh langsung masuk saja! Kalau cuma di ketok gak bakalan denger orangnya, Gitu." jelas Aurel secara detail.

Dira Teriak karna ia malu dengan Aurel walaupun sama perempuan, Karna ia habis mandi dan saat ia mau memakai bajunya ia melepas handuknya terlebih dahulu. Tapi di saat ia mau memakai cel***a dalamnya, Tiba - tiba saja pintunya di buka oleh sang sahabat yang tidak terkunci.

"Makanya! Kalau mau ganti baju tuh pintunya di kunci, Untung aku yang masuk! Kalok yang masuk Diki gimana?" ucap Aurel lagi dengan santainya sambil mendudukan bokongnya di samping tempat tidur.

"Hmmm iya deh! Lagian kamu ketok pintu dulu gitu kek, Main nyelonong aja masuk kamar gadis. Dah aku mau ganti baju dulu di kamar mandi." jutek Dira sambil bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

"Iya, Sudah sana! Jangan kelamaan!" usir Aurel.

"Iya, Cobek!" teriak Dira dari kamar mandi.

"Aku tunggu!! Cepet! GPL!!" balas Aurel dengan teriak juga sambil menekan kata GPL.

Terimakasih.

Silahkan.

Like

Komen and

Votenya yaaaaa...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!