NovelToon NovelToon

Gadis Jebakan

Maafkan Aku

Samar-samar suara kicauan burung terdengar begitu jelas di telinganya, sehingga mengusik tidur laki-laki itu. Kepalanya terasa cukup berat dan pusing, akibat efek semalam. Mungkin karena dia patah hati, hingga mengakibatkan laki-laki itu meneguk minuman ber-alkohol beberapa gelas dalam semalam.

Rencana pernikahan yang telah ia susun bersama kekasihnya, setelah dirinya lulus kuliah, terpaksa sirna begitu saja. Perempuan yang telah menjalin hubungan selama dua tahun bersamanya, dan tinggal hitungan beberapa minggu ke depan mereka akan menikah, tiba-tiba saja perempuan itu bilang kalau dirinya tengah berbadan dua. Di tambah lagi kekasihnya itu, eh, bukan! Mantan kekasihnya itu juga bilang kalau dia akan menikah beberapa minggu lagi dengan pria yang menjadi ayah dari anak di kandungannya.

Kenyataan itulah yang membuat laki-laki berperawakan tinggi nan gagah, serta paras wajah yang tampan dengan bulu halus yang tumbuh di rahang tegasnya, mengantarkan dirinya ke sebuah tempat hiburan malam. Seperti saat ini.

Terhitung Arkha telah menghabiskan tujuh gelas minuman ber-alkohol, guna melupakan ingatannya tentang mantan terindahnya itu. Karena selama ini Arkha hanya menjalin hubungan dengan perempuan yang bernama Shanaz. Perempuan cantik berwajah bule itu mampu memikat hati Arkha, yang terbilang dingin selalu bersikap datar dan cuek terhadap perempuan.

Arkha menggelengkan kepalanya cepat, berharap bayang-bayang Shanaz di kepalanya akan pergi. Meski hal itu sia-sia saja ia lakukan.

Karena kesadarannya mulai terkikis oleh minuman alkohol yang ia tegak, bahkan Arkha meminta satu gelas lagi minuman yang terasa panas di tenggorokan tersebut.

Dalam setengah sadar ingatannya, mata Arkha samar-samar menangkap sosok wanita duduk di sampingnya. Di tangan wanita itu terdapat minuman berjenis tequilla, minuman yang sangat cocok untuk wanita secantiknya. Pikir Arkha.

Namun, Arkha menangkap ada yang aneh dengan wajah wanita tersebut. Wanita itu terlihat sedih, dan ada bekas luka yang masih baru di sudut bibirnya. Meskipun setengah sadar, mata Arkha masih dengan jelas melihat luka itu. Lalu kemudian dia mendekati wanita asing tersebut.

Entah karena pengaruh alkohol atau keinginannya sendiri, Arkha melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan selama ini, yaitu mendekati wanita terlebih dulu.

"Apa kau sedang sedirian, Mis?" Tanya Arkha dengan mendekatkan kursinya di samping wanita berambut ikal dan berwarna kecoklatan tersebut.

Merasa dirinya diajak bicara oleh pria di sampingnya, lantas wanita itu menoleh ke arah pria di sampingnya.

"Tuan bertanya padaku?" Tanya wanita itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Memang Ada siapa lagi di sini selain kita?" Arkha balik bertanya kepada wanita yang memiliki netra mata kehijauan tersebut.

"Nah, itu Tuan sudah tau jawabannya," balas wanita itu telak bagi Arkha.

Lantas, Arkha tersenyum menyeringai melihat betapa ketusnya perkataan gadis tersebut. Setelah berkata seperti itu, mereka saling terdiam dalam kebisingan dentuman musik yang dimainkan oleh DJ di tempat hiburan malam tersebut.

"Wajahmu terlihat sangat kacau. Biar aku tebak, apa kau juga sedang patah hati?" Tanya wanita itu tiba-tiba. Pandangan wanita itu semakin memudar. "Karena aku perhatikan dari tadi kau juga sendirian."

Wanita itu beranjak dari duduknya, berniat mendekatkan dirinya pada Arkha. Namun, karena pengaruh minuman dengan kadar alkohol yang sangat tinggi, sehingga membuat keseimbangan tubuh wanita itu goyah. Secara reflek tangan Arkha terulur untuk menangkap tubuh wanita itu. Meskipun kepalanya sendiri juga sudah terasa pening.

Senyum Arkha tersungging, di saat melihat wanita itu sudah tidak sadarkan diri di dalam dekapannya. Ide gila pun terlintas di kepalanya.

"Maafkan, aku. Aku terpaksa melakukan ini karena untuk membuktikan pada mantan kekasihku, kalau aku bisa melupakan dia dengan begitu mudah," seringai miring terbit di bibir Arkha. Sebuah seringai yang penuh akan arti, dan terlihat begitu menyeramkan.

Hai, hai, haaaiiiii.... apa ada yang kangen dengan diriku? pastinya banyak lah ya, haha

Oh, ya. Jangan lupa masukin favorit kalian dan like disetiap bab-nya. Oke, happy reading manteman😘

Nyatanya

"Wajahmu terlihat sangat kacau," kepingan-kepingan ingatan kalimat terakhirnya semalam terlintas di kepala wanita bermata kehijauan.

Matanya mengerjap pelan, melihat ke arah langit-langit kamar yang sedang ia tempati. Wanita itu merasa asing dengan tempat ini. Lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan yang sangat luas tersebut. Mata wanita itu melotot saat menangkap sebuah obyek yang tidak asing baginya. Matanya yang tadinya buram, kini bisa melihat dengan sangat jelas.

Bulir-bulir keringat dingin mulai bermunculan di area dahinya. Wanita itu mulai menelisik tubuhnya yang tersembunyi dibalik selimut. Dengan debaran jantung yang tidak normal, matanya memberanikan diri untuk melihat kenyataan yang mampu merubah kehidupannya mendatang.

Benar saja, wanita itu mendapati tubuhnya polos tanpa ada kain yang melekat pada permukaan kulitnya, kecuali selimut yang menutupi dirinya. Lalu wanita itu memberanikan menoleh ke obyek yang tengah terlelap di samping kanannya.

"Ini tidak mungkin terjadi, kan?" Lirih wanita itu seraya memegang kepalanya yang terasa berat. Kemudian dia mengingat kejadian semalam. Namun, usahanya sia-sia. Karena memori ingatannya berhenti sampai pada dirinya melontarkan pertanyaan, dan ingin menghampiri pria yang kini tidur di sampingnya. Setelah itu, wanita itu tidak bisa mengingat apa-apa lagi.

Kemudian wanita itu segera beranjak dari tempat tidur. Dia tidak mau berlama-lama dengan pria asing di dalam satu ruangan. Wanita itu memutuskan pergi, sebelum pria itu bangun dari tidurnya. Dengan langkah tergesa, wanita itu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

Bibir Arkha terangkat ke atas, melihat kepergian wanita yang dia jebak semalam. Arkha sengaja melucuti semua pakaiannya dan juga pakaian wanita itu. Ia ingin, wanita itu beranggapan kalau mereka telah melewati malam yang panjang. Meskipun nyatanya tidak ada yang terjadi di anatara mereka, selain hanya berbagi tempat ranjang.

Arkha duduk dari tidurnya, menggelengkan kepala seraya tertawa lirih mengingat kecerdikan otaknya. Bisa-bisanya dia berpikiran seperti itu untuk menjerat wanita bule tersebut. Meski semalam jantung Arkha berdegup tidak beraturan, saat melucuti pakaian wanita itu, tetapi dia harus bisa bertahan demi rencananya.

Arkha pria yang normal, apalagi semalam merupakan pertama kalinya bagi Arkha melihat lekukan indah dari tubuh seorang wanita. Meski dua tahun hidup di negara yang bebas, Arkha selalu menjaga batasannya. Dia tidak mau membuat papa angkatnya, kecewa kepadanya. Terlebih lagi pada kakak perempuannya.

"Alih-alih meminta pertanggungjawaban padaku, tetapi kau malah memilih kabur. Benar-benar gadis yang unik," Arkha tersenyum saat mengingat bagaimana gerak gerik wanita itu keluar dari kamar hotel ini. Wanita itu malah bersikap seperti seorang maling, ketimbang seorang korban.

Arkha segera membersihkan diri. Dia akan menghadiri pertemuan di perusahaan Elajar Corp, yang ada di negara ini. Meski baru lul

us kuliah, Dareen, papa angkat Arkha, yang juga merupakan mertua kakaknya, menyuruh Arkha untuk menghandel perusahaan cabang yang ada di sini. Karena Darren percaya degan kecerdasan yang Arkha miliki.

Derap langkah terdengar bersahutan, serta suara mesin foto copy atau mesin ketik terdengar memenuhi ruangan yang dilewati oleh Arkha saat ini. Arkha melangkahkan kakinya menuju ruangan yang dijadikan tempat pertemuan dengan para dewan direksi di kantor cabang ini.

Lulus gelar master di usia muda, serta memiliki wajah yang tampan, postur tubuh bak model L-Men, serta usia yang masih muda, membuat Arkha Al-Fatih Maerran, menjadi idola di kantor ini. Arkha sudah biasa dikenal sebagai atasan yang dingin, cekatan, inovatif, berkompeten, dan bertanggungjawab.

Tidak sedikit dari karnyawan perempuan yang memuja Arkha. Bahkan, banyak dari relasi bisnisnya yang dengan terang-terangan meminta Arkha untuk menjadi menantu mereka. Arkha hanya menanggapinya dengan senyuman. Karena di hatinya sudah ada nama yang terukir di dalamnya. Meski orang itu telah mengkhianati perasaannya, tetapi tidak mudah untuk Arkha menghapusnya.

"Apa bisa kita mulai?" Tanya Arkha dengan nada dingin dan datar. Itulah Arkha yang sebenarnya jika ia berada di kantor. Dingin dan tegas, adalah kesan Arkha di kantor tersebut. Para bawahannya selalu segan kepadanya, meski Arkha lebih muda dari mereka.

Kesialan

Sementara itu, di tempat lain yang terbilang sangat ramai dan dipenuhi oleh pelanggan, ada seorang wanita tengah dimaki oleh pelanggan restoran, tempat wanita itu mengais rejeki. Terlihat, wanita itu menundukkan kepalanya. Menerima semua makian yang dilontarkan kepadanya.

"Maafkan, saya, Tuan. Saya tidak sengaja," wanita itu berulangkali meminta maaf, akan tetapi hal itu tidak memuaskan pelanggan yang terkena siraman jus jambu di kemejanya dengan tidak sengaja.

"Kamu bisa kerja nggak, sih? Kalau emang nggak becus, nggak usah kerja!" Bentak pelanggan pria tersebut.

Nyali wanita itu semakin menciut, saat pria itu menumpahkan balik jus yang tersisa di gelas ke wajah wanita tersebut. Sontak saja, kejadian itu menarik perhatian dari beberapa pengunjung restoran tersebut.

Kanaya memejamkan matanya, tangannya mengusap wajah yang basah akibat jus jambu itu juga mendarat dengan sangat brutalnya ke seluruh wajahnya.

Sesorang berlari ke tempat kejadian berlangsung, orang itu menarik Kanaya ke belakang, lalu menatap tajam ke arah pria yang baru saja menyiram minuman ke wajah Kanaya.

"Apa anda seorang laki-laki?" Tanya seorang pria yang menarik tangan Kanaya barusan. "Dia sudah meminta maaf kepada anda dengan sopan, tapi kenapa anda malah menyiramnya dengan minuman yang sama? Apa anda tidak mempunyai hati nurani?" Protes pria tersebut.

"Apa kau manajer di sini?" Alih-alih menjawab pertanyaan yang dilayangkan padanya, pria itu malah balik bertanya pada pria yang menolong Kanaya.

"Ya, saya manajer di sini," jawab pria itu ketus. Terlihat jelas kalau manajer tersebut tidak menyukai pelanggannya nang berbuat diluar batas.

"Bagus. Kalau begitu pecat dia! Dia tidak becus bekerja!" Ucapan pelanggan itu membuat Kanaya mengangkat wajahnya. Memberanikan diri untuk menatap ke arah pelanggan tersebut. Dia tidak percaya ada orang yang sangat kejam di dunia ini, selain mantan kekasihnya.

"Ini biaya ganti untuk kemeja anda yang terkena jus. Segera anda pergi dari sini, dan jangan pernah lagi kembali ke sini!" Tekan Keanu. Karena dia merasa terlalu geram dengan pelanggannya itu.

Keanu tidak terima jika sahabat baiknya itu dimaki oleh orang. Wanita itu sudah cukup menderita karena dunia ini tidak adil bagi wanita cantik tersebut. Kedua orang tua wanita itu meninggal karena dibunuh oleh pencuri di rumahnya, dan baru minggu lalu wanita itu patah hati karena kekasihnya menghamili wanita lain. Sementara seluruh tabungan Kanaya juga lenyap oleh mantan kekasihnya itu. Sehingga mengharuskan Kanaya harus bekerja lebih keras lagi, untuk membiayai hidupnya yang masih panjang.

"Kalian akan menyesal karena telah mempermalukan saya. Tunggu saja akibat yang kalian perbuat ini." ancam pelanggan itu. Kemudian pelanggan itu melenggang pergi dari restoran dengan raut muka yang merah padam, akibat amarahnya yang memuncak.

Setelah kepergian pelanggan itu, Keanu membalikkan badannya menghadap ke arah Kanaya. Tangannya membelai wajah Kanaya yang basah karena jus jambu.

"Kalian kembalilah bekerja," ucap Keanu kepada pegawainya yang menonton pertikaian barusan.

Para pegawai yang menyaksikan itu, langsung membubarkan diri. Ada sebagian dari mereka yang berbisik tentang hubungan Kanaya dan Keanu. Akan tetapi, mereka tidak berani menanyakan langsung kepada Kanaya maupun Keanu.

"Apa kau tidak apa-apa, Kay?" Tanya Keanu dengan nada lembut. Kanaya menggelengkan kepalanya.

"Boleh aku ijin pulang, Kea?" Tanya Kanaya. Dia cukup lelah dengan semua kejadian yang menimpa dirinya akhir-akhir ini.

Keanu melihat ada genangan air di pelupuk mata wanita yang tengah menundukkan kepalanya, lantas mengijinkan sahabatnya itu untuk pulang lebih awal dari jadwal semestinya.

"Makasih, Kea," ucap Kanaya tanpa memperdulikan beberapa pasang mata yang masih dengan setia memperhatikan dirinya. Kanaya segera mengambil tasnya di loker, lalu melangkah keluar dari restoran ini.

Kaki Kanaya menelusuri jalan ber-aspal menuju tempat pemberhentian bus yang terletak cukup jauh dari tempatnya bekerja. Kanaya terpaksa menempuh jalan yang jauh itu, daripada memilih naik taxi. Karena mulai sekarang dia harus menghemat setiap pengeluaran. Tabungannya sudah tidak sebanyak dulu lagi. Jadi, Kanaya harus pintar-pintar mengatur keuangannya.

"Kenapa kesialan selalu menghampiriku akhir-akhir ini?" Tanya Kanaya pada dirinya sendiri. Kakinya tetap melangkah maju menuju tempat tujuan, tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!