Siapa yang akan menyangka kalau aku akan mati hanya karena tersedak air putih. Setelah menyelesaikan satu novel yang membuat hati dan pikiranku bergejolak akibat pemain antagonis wanita. Wanita itu bernama Anabella Natlastion anak pertama dari Marquess Natlastion. Anak dari seorang pelayan dengan marquess. Anabella baru memasuki keluarga marquess setelah dirinya berumur 10 tahun. Anabella adalah anak yang dibenci oleh marchioness karena pelayan yang merupakan sang ibunya adalah wanita yang paling dicintai oleh marquess sampai saat ini. Kehidupannya yang penuh luka di masa lalu membuatnya anabella berkarakter manja pada marquess dan sombong. Selain itu pada umurnya 12 tahun dirinya meminta pada sang ayah untuk menjadikannya tunangan putra mahkota. Wanita itu jatuh cinta dengan putra mahkota pada saat pesta ulang tahun kerajaan tahun itu. Karena marquess sangat mencintai anak pertamanya dirinyapun meminta pada sang raja agar putra mahkota ditunangkan dengan sang anak. Permintaan anabella terpenuhi karena jasa marquess selama ini. Sontak hal itu membuat Marchioness, istri sang ayahnya semakin membencinya. Namun Anabella yang cerdik menggagalkan semua usaha wanita itu. Namun hal yang paling tidak bisa anabella duga kalau tunangannya ternyata mencintai sang adik. Hal itu yang menjadi awal kejahatan anabella untuk membunuh sang adik. Dimana rencannya diketahui oleh sang tunangan yang pada akhirnya dia dihukum eksekusi di depan rakyat Morquen.
"Sudah akhirnya yang mengenaskan nasibnya." Apakah karena ucapan itu yang menyebabkan aku berakhir di badan wanita itu.
********************************
"Akhh." aku merasa silau dengan cahaya yang masuk. Seingatku kamarku tidak ada jendela jadi tidak mungkin cahaya sesilau ini.
"Ana kamu sudah sadar?" ucap seseorang yang berbeda seingatku suara ibu tidak seperti itu dan ini terlalu halus. Perlahan - lahan mataku dapat melihat dengan jelas. Langit-langit kamarku seingat tidak seperti ini. Terlalu indah untuk kamarku yang tergolong sederhana . Saat aku melihat kesebelah kanan, seseorang wanita yang sedang menangis dan aku tidak tahu siapa orang itu.
"Aku ada dimana ?"
" Ana apakah ada yang sakit?" tanya wanita itu kembali dan aku masih bingung untuk menjawab pertanyaan wanita itu. Aku masih terkejut dengan keberadaanku saat ini. Ruangan yang sangat mewah dan luas. Aku terkejut saat melihat tangan putih yang halus.
"Lah kok ini tangan kok jadi halus dan mulus begini ya." ucapku dalam hati. Sunggu aku masih bingung.
"Nana kamu baik-baik sajakan?" tanya wanita yang aku jawab dengan anggukan kepala. Sebenarnya aku bingung bahasa wanita itu aneh tapi aku kok bisa mudah mengerti.
"Maaf , kalau saya tahu anda siapa ya?" tanyaku pada wanita yang dibalas dengan tangisan lirih. Otomatis hal itu membuatku semakin terkejut bukan main. Kenapa wanita itu menangis. Sebelum aku mengeluarkan suara seorang pria yang bekisar 50 tahun masuk ke ruangan ini. Pria itu langsung mendekati wanita yang sedang menangis disebelahku sedangku aku masih belum dapat mencerna yang terjadi.
"Ana , apakah kamu tidak bisa mengingat ibu?" sontak hal itu yang membuat aku semakin bingung bukan main. Seingatku ibuku tidak semuda wanita disampingku. Aku sangat merasa bersalah pada ibu karena memimpinkan wanita lain menjadi ibuku.
"Maafkan anakmu yang durhaka ini ibu." ucapku dalam hati.
Aku menggelengkan kepala atas pertanyaan wanita itu."Maaf aku tidak mengingat apapun dan Siapa namaku?" tanyaku pada wanita itu. sungguh aku bingung dengan ini semua.
"Nama kamu Anabella Natlastion dan kamu adalah anak kami." ucap pria yang sedang merangkul wanita yang merupaka ibu Anabella Natalastion. Rasanya aku pernah mendengar nama itu dan nama itu adalah pemeran antagonis di novel sialan itu. Bagaimana ceritanya aku bisa menjadi karakter anabella kenapa bukan chatrin. Hidupku dalam bahaya.
Setelah ibu menceritakan seluruh hal tentang anabella. Aku terkejut ternyata aku baru saja 10 tahun dan ibu Anabella masih hidup karena wanita jahat istri ayah pemain antagonis belum melancarkan rencannya. Sungguh aku harus membuat rencana sehingga ibu anabella wanita yang sedang aku tempati tubuhnya ini tidak mati.
"Sepertinya aku harus mulai membuat rencana sehingga kematian itu tidak pernah terjadi." ucapku sambil menghirup udara segar di balkon kamar ini.
Aku tidak menyangka akan menjadi Anabella walaupun jujur aku akui wajah wanita ini sangat cantik dan rambut putih indah. Tapi aku sadar warna rambut ini akan menjadi masalah dikemudian hari. Warna rambut yang diaanggap sebuah malapetaka.
Tok-tok
"Nona saya lila izin masuk untuk mengantarkan teh." ucap pelayan yang ada di balik pintu.
"Masuk saja lila." ucapku. Aku melihat pelayan yang akan anabella jadikan kambing hitam padahal pelayan ini merupakan satu-satunya orang yang ada dipihak anabela. Aku harus memperlakukannya dengan baik sangat sulit mencari orang yang setia apalagi aku harus bertempur dengan nenek lampir itu.
"Lila, aku memiliki permintaa. Apakah kamu bisa membantuku?" ucapku. Walaupun aku sadar untuk anabella saat ini hanya bocah ingusan tapi aku tidak akan membiarkan ibu mati dan aku pastikan wanita itu yang akan meninggalkan rumah ini.
"Tentu saja nona, saya akan selalu membantu nona." ucap lila.
"Aku ingin kamu memperhatikan gerak-gerik pelayan nyonya marquees,aku sangat mengandalkanmu lila." ucapku yang diakhir dengan meminum teh yang dibawa oleh lila.
************************************
Anabella di novel itu memiliki karakter angkuh, sombong dan dia tidak dekat dengan kedua orang tuannya. Semua itu yang membuat aku membenci wanita ini tapi apa daya sekarang anabella adalah aku. Maka Anabella sekarang versi mei-mei. Misi pertama yang anabella baru lakukan adalah menjalin hubungan marquess dan ibu.
Anabella adalah karakter malingkunda yang gak berbakti pada ibu tapi sayang dia tidak dikutuk menjadi batu tapi mati dengan mengenaskan. Tapi aku kesal seperti ini karena ibu anabella adalah wanita yang baik dan mencintai tubuh yang sekarang dirinya tempati. Hal itu membuatku berniat melindungi ibu anabella dari wanita iblis yang tak lain istri sah ayah. Jika wanita itu berniat melaksanakan rencanya seperti pada novel yang aku baca. Aku pastikan akan memberikan pelajar yang lebih kejam dari rencannya.
"Lila." Panggilku dan pelayan itupun mendekati dengan wajah pucat. Apakah anabella semenyeramkan itu dulu. Dasar anak kurang ahlak mulia.
"iya nona, apakah ada yang nona inginkan?" tanya lila dengan wajah yang pucat. "Kasian lila. tenang mulai sekarang aku akan menggapmu kakakku lila. itu janjiku." ucapku dalam hati.
"Lila, aku minta maaf bila dahulu selalu melakukan hal buruk padamu. Mulai hari ini mari kita mulai dari awal. Aku sudah menganggap Lila kakak sendiri jadi seterusnya panggil aku ana atau bella."
"Tapi nona itu sangat tidak sopan untuk saya yang..."
"Aku tidak menerima penolakan." Lila aku akan melindungi seperti yang kamu lakukan pada anabella sialan yang tak tahu diri itu.
"Baiklah ana." ucap lila dengan senyum manis. Aku baru sadar kalau pelayanku ini cukup manis.
"Lila, bagaimana kabar pelayan nenek lampir itu. " Lila sudah tahu panggilan untuk wanita tua itu walaupun awalnya lila bingung dengan panggilan yang aku buat. Hanya warga +62 yang tau itu.
"Pelayan nenek lampir belum melakukan pergerakan hanya saja wanita itu sudah menyuruh beberapa pelayan untuk tidak memperdulikan ibunda nana." ucapan lila membuatku kesal dan ingin ketawa. Apalagi saat lila menyebutkan nenek lampir dengan wajar serius. Beruntung saja tidak ada yang tahu arti panggilan itu.
"Nenek lampir itu sudah mulai mengibarkan bendera perang maka kita juga harus mulai bertindak ." ucapku pada lila.
"Apa yang kita lakukan ana?" tanya lila.
"Melakukan hal yang akan membuat wanita tua dan anaknya panas dengan melaksanakan misi pertama." Sedangkan lila yang mendengar ucapaku hanya diam karena aku tahu dia masih bingung dengan rencana yang sudah aku buat. Mari bermain api agar wanita tua itu panas.
Sebenarnya selain anabella, nenek lampir itu adalah karakter yang paling aku benci. Karena novel yang aku baca diceritakan kalau ibu anabella waktu itu adalah kekasih ayahnya. Keluarga ayahnya tidak terlalu mempersalahkan mengenai kasta. Mereka menerima ibu dengan lapang dada. Bahkan orang tua marquess sangat bahagia ketika tahu sang ibu sedang hamil Anabella walaupun waktu mereka baru tunangan karena ayah harus pergi ke medan perang. Sayang nenek lampir itu mengancam ibu jika tidak pergi maka janin yang dikandung akan dalam bahaya. Ibu yang hidup sebantangkara menjadi ketakutan karena dia tidak mempunyai dukungan. Walaupun kedua orang tua marquess mendukung tapi mereka tidak di rumah utama. Hal itu yang membuat ibu memilih jalan untuk meninggalkan ayah.
Beberapa bulan marquess pulang dari medan perang dan mendapatkan kabar kalau tunangannya menghilang begitu saja. Semua usaha sudah dilakukan untuk menemukan sang tunangan tapi sekaan ibu menghilang bagaikan debu. Dua tahun setelah itu raja menurunkan perintah untuk menikah nenek lampir yang berasal dari keluarga duke Fressio. Karena waktu itu marquess masih belum menemukan sang pujaan hati dan raja memaksanya maka pernikahan itu berlangsung tanpa ada rasa suka satu sama lain. Ternyata Marquess tidak pernah menyerah mencari sang pujaan hingga pada saat Anabella berumur 10 tahun. Pria itu menemukan keluarga kecil itu.
Fakta mengejutkan adalah marquess mengetahui kalau istrinya yang mengusir tunangannya waktu itu dengan ancaman pada buah hatinya yang masih didalam kandungan. Selain itu Charlote adik anabella yang menjadi pemain utama di novel ini ternyata bukanlah anak marquess dan pria itu tahu. Maka pada saat Anabella dihukum eksekusi pria itu yang tak lain sang ayah diberikan hukuman sama karena mendukung tindakan anaknya.
Tapi Anabella yang sekarang tidak akan membiarkan sang ayah dan ibunya mati begitu saja. Sudah tidak ada lagi Anabella yang egois dan tidak memperdulikan keluarganya karena sekarang hal utama yang dia lindungin bukan perasaaan putra mahkota tapi orang disekelilingnya.
Aku berjalan menuju kamar ayah. Bagaimanapun aku harus lebih kuat agar dapat melindungin orang sekelilingku. Walaupun Anabella yang ada di novel dulu sangatlah bodoh dan munafik. Aku berniat mengikuti sekolah militer untuk memperkuat fisik dan menjaga diriku di masa depan. Selain itu misi pertama untuk mendekat pada ayah sebagai anak. Karena nilai keluarga menjadi hal utama untuk memperkuat kekuatan.
"Tuan Marquess , Nona Anabella izin memasukin ruang Tuan."ucap penjaga yang ada di depan pintu.
"Silahkan masuk." ucap pria yang pasti bukan suara ayahnya.
"Ayah." panggilanku pada Marquess mengejutkan orang -orang disekitarnya karena dirinya tahu kalau anabella sangat membenci ayahnya karena telah membuat hidupnya sengsara selama 10 tahun.
"Anakku kamu tadi memanggil apa?"
"Ayah ." pria itu berjalan menujuku dan memulukku. Aku menjadi rindu keluargaku yang ada di Indo. Setidaknya misi pertama terlaksana membuat ayah mendekat.
"Ayah jangan peluk terus ana nanti kapan kita minum teh bersama." ucapanku membuat ayah melepaskan sedikit demi sedikit pelukannya. Sungguh ayah yang mencintai anaknya.
"Jadi ada apa putri ayah datang padahal biasanya putri ayah enggan mendatangi ruangan ini." ucap ayah.
"Hehehe, ayah jangan begitu. Maafin ana yang dulu tidak memperdulikan ayah padahal ayah selalu ada buat ana." ucapku yang tidak sadar menitikan air mata melihat perlakuan ayahnya di dunia ini yang sangat baik.
"Putri ayah tidak perlu meminta maaf karena ayah memaklumi kalau putri ayah masih kesal dengan yang terjadi sebelumnya." ucap ayah yang sedikit kecewa akan dirinya. Dasar Anabella dulu apa matanya buta hingga tidak merlihat kasih sayang sang ayahnya.
"ayah, ana punya permintaan >"
"Apa itu ? ayah akan mengambulkan apapun asalnya tidak meninggalkan ayah."
"Aku ingin belajar beladiri dan ikut akademi militer." ucapku. Sebenarnya aku memang sangat menyenangi bela diri jadi dari pada aku harus mengikuti kegiatan membosankan pada nona muda yang hanya menggosipi orang lain. Aku lebih baik menghabiskan waktu dengan memperkuat diri.
"ayah tidak terima kalau kamu ikut akademi militer itu terlalu berbahaya." ucap ayah sambil mengelus rambut putihku.
"Tapi ayah aku ingin belajar beladiri." ucapku sambil menujukkan puppy eyes.
"Huh baiklah kamu bisa ikut latihan dengan pasukan ayah di istana ini tapi tidak dengan akademik militer. Ayah akan mengajarkan tentang militer buat menjaga dirimu jika terjadi sesuatu hal buruk terjadi." ucapan ayah membuatku bahagia bukan main karena itu adalah cita-citaku sejak lama di duniaku dulu.
"Ana sayang ayah ."
"Ayah lebih menyayangimu putriku."
"Sepertinya ada yang merupakan ibu tanpa ada ajakan." ucap ibu yang muncul dari pintu lain ruangan ini. Sebenarnya dirinya agak terkejut karena ibu berada di ruangan ini.
"Sayang anakmu ini sudah memanggilku Ayah." ucap ayah pada ibu.
Setelah itu kami bertiga berbincang. Hingga aku menyadari ada sosok orang yang melihat kami dengan mata marah. Misiku kali ini berjalan sesuai dengan rencana. Musuh sudah terkena api yang aku lempar.
Setelah misi pertama yang dirancang oleh Anabella berjalan dengan baik. Hal itu menyebabkan hubungan dia dan kedua orang tuanya semakin dekat. Dia juga sudah mulai belajar beladiri dengan Sir Gio yang tak lain tangan kanan sang ayah. Anabella yang memang di dunia sebelumnya memiliki keahlian bera diri karate membuatnya mudah untuk mengitu pengajaran sir Gio. Hal sulit yang dia lakukan mungkin dalam berpedang. Karena tubuh Anabella memang tidak sekuat yang dirinya bayang sebelumnya. Hanya mengangkat pedang selama 15 menit sudah membuatnya lelah. Walaupun setelah 1 bulan latihan, dia sudah bisa mengitu pengajaran Sir Gio yang tidak bisa dianggap mudah. Ayahnya saja terkejut melihat bakat putri semata wayangnya.
Satu bulan ini selain belajar beladiri, Anabella melaksanakan rencananya untuk memancing kemarahan nyonya marquess itu. Rencana itu berjalan dengan baik, bahka seperti yang dia duga. Wanita itu memesan racun dengan reaksi yang sangat cepat. Anabella bisa mengetahuinya karena dia meminta Lila untuk mendapatkan informasi dari penjual racun itu yang tak lain adalah teman dekat Lila di desa Bicost. Desa itu punya reputasi sebagai produsen racun di kerajaan ini. Tapi itu hanya diketahui oleh dunia gelap. Dia tahu semua itu karena di masa depan Anabella memesan racun disana untuk diberikan kepada Charlote.
"Nona, nyonya Terra sudah mulai melaksanakan rencanya. Dia berniat memberika dosisi racun secara sedikit setiap hari. Agar rencannya tidak di ketahui oleh tuan marquess."
"Seperti yang kita duga, Tapi bagaimana kalau semua rencananya malah berbalik padanya. hahahha. Pasti dia akan sangat terkejut." Ucapan nona Anabella membuat Lila sedikit takut. Dia masih tidak menyangka nonanya yang masih berumur 10 tahun bisa merencanakan ini semua. Tapi apa yang dilakukan nyonya Terra memang sudah tidak bisa maafkan menurutnya. Dia tahu kalau wanita itu selalu mencoba mencelakaan ibunda nonanya.
"Oh iya Lila, Aku boleh minta tolong padamu."
"Tentu nona."
"Suda aku bilang kamu bisa memanggilku Ana. Kamu berikan ini pada makanan nenek lampir itu." Anabella memberikan botol dengan cairan berwarna hijau. "Tenanglah itu tidak akan membuatnya mati, Aku tidak sejahat itu walaupun aku ingin melakukannya. Racun itu hanya membuatnya sulit tidur yang menyebabkan dia akan berhasulinasi. Efeknya tidak akan bertahan lama 1 bulan efek itu akan hilang."
"Baik nona, untuk makanan ibunda nona bagaimana?"
"Tenanglah, racun yang diberikan ibu sudah aku ganti. Cairan yang diberikan kepada ibu hanya membuatnya lemas setelah dikomsumsi tapi akan hilang setelah 5 jam. Jadi lila tidak perlu menukarnya."
"Nona saya permisi." Lila meninggalkan kamar Anabella.
Dia merebahkan tubuhnya diatas tubuhnya. Sebenarnya dia tidak tega memberikan racun itu pada istri sah ayahnya. Walaupun dirinya tahu rencana buruk wanita itu. Tapi demi menjaga sang ibunda akan dia lakukan walaupun tangannya akan kotor.
"Tak apa, Bertahan 1-2 tahun sampai ibunda mengandung. Setelah itu akan pergi dari rumah ini." gumam anabella.
Dia melakukan itu menghindari pertunangannya dengan putra mahkota. Walaupun dia tidak meminta bertunangan tapi di novel telah tertulis kalau raja memang memiliki rencana untuk menikahkan keluarga marquess Natlastion dengan putra mahkota. Hal ini dilakukan karena keluarga duke tidak memiliki anak wanita. Selain itu melihat kesetiaan ayahnya pada kerajaan. Karena itu raja sangat menginginkan pernikahan itu.
Hanya tinggal beberapa bukti kejahatan Nyonya Marquess yang harus dikumpulkan oleh Anabella. Sebenarnya rencana ini terlalu cepat. Karena Sang ibu meninggal pada saat dirinya umur 12 tahun. Hal itu yang membuatnya meminta pertunangan dengan putra mahkota.
"Hanya sedikit lagi dan semua akan menjadi damai." Ucap Anabella sebelum dirinya terlelap di tempat tidurnya.
Saat Anabella bangun hari sudah malam, Dia tidak sadar sudah tidur cukup lama. Hari ini dia tidak memiliki acara latihan atau kelas kebangsawanan. Makanya dia gunakan waktunya untuk beristirahat sebelum besok hari rencanya mulai dilaksanakan.
Tok-tok
"Permisi nona, saya Lila."
"Masuklah." Anabella merubah posisinya menjadi dudu dengan menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal yang sudah disusun olehnya.
"Apakah kamu sudah mendapatkan buktinya?"
"Iya, nona" Lila menyerahkan beberapa buku padanya.
"Terima Kasih Lila, Kamu sangat berjasa untukku." ucap Anabella yang diakhiri dengan pelukan.
File yang dia pegang saat ini adalah data keuangan yang digelapkan oleh nyonya marquess dan aliran dana ini menuju keluarga duke Fressio. Dia tahu ini karena di novel, Saat umurnya 15 tahun dia menemukan itu diantara buku tua yang ada di perpustakaan. Ternyata wanita memang menyimpan di sana karena jarang sekali orang di keluarganya yang akan mengambil buku-buku tua itu.
"Nona, Saya masih tidak percaya nona bisa mengetahui semua itu. Padahal nona belum setahun tinggal di kediaman tuan marquess."
"Maaf lila aku belum bisa menceritakannya. Tapi suatu hari nanti akan aku ceritakan. Terimakasih atas semuanya. Kamu boleh beristirahat. Sisanya biar aku yang laksanakan."
Semua data kejahatan wanita itu sudah ada ditangan Anabella. Dia memang tidak mengikuti jalan cerita novel yang dibacanya. Karena buat apa menunggu kalau bisa dilakukan secepatnya. Selain itu Lila, Pelayan setiap Anabella tidak akan pernah mengkhianatinya bahkan sang nona yang tega mengorbankan pelayannya untuk menutupi kejahatannya. Dia masih tidak habis pikir kaakter Anabella yang sebenarnya. Anabella menyimpan buku yang diberikan oleh lila di bawah bantalnya. Setelah itu dia kembali tidur karena hari sudah malam
Anabella bangun dari tidurnya. Melihat jam yang berada pada meja samping tempat tidur. Jam menunjukkan jam 5 pagi. Dia bergegas bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Selama tinggal di rumah ini dia memang meminta untuk membersihkan badannya sendiri walaupun awalnya itu ditolak oleh lila. Karena menurut wanita itu, memandikan anabella adalah salah satu tugasnya. Tapi Anabella merasa tidak nyaman orang lain melihat tubuhnya tanpa satu benangpun yang menempel walaupun dia masih anak kecil.
"Mari kita membuat pertunjukkan nyonya Terra, Aku yakin kamu akan merasa bahagia sekaligus terguncang."
"Nona, mari saya bantu menatap rambut nona."
"Lila sudah aku katakan panggil aku ANA." ucapa anabella yang kesal dengan cara formal pelayanya.
"Baiklah ana, saya hanya belum terbiasa berbicara dengan anda dengan seperti itu."
"Tidak apa, Aku sudah mengaggapmu seperti kakakku sendiri." Lila sangat terharu mendengar ucapan nonanya. Banyak perubahan yang terjadi pada nonanya saat terbangun dari koma setelah terjatuh di tangga.
Setelah selesai menata rambutnya, Anabella berniat menuju kamar orang tuanya. Dia memang ingin memberikan buku yang kemarin diberikan oleh lila sekaligus ingin mengganggu kedua orang tuannya.
"Ana ingin kemana?"
"Aku berencana ke kamar ayah dan bunda."
"Sebaiknya ana bertemu dengan tuan dan nyonya setelah sarapan."
"Tidak apa-apa, Aku hanya ingin sedikit menjaili ayah yang selalu memonopoli bunda."
Anabella mengambil bukunya dan berlari menuju ruangan kedua orang tuanya.Pelayan yang melihat tingkah anabella hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Para pelayan rumah marquess sekarang sangat menyayangi Anabella karena karakternya yang ramah dan baik. Mereka tidak tahu dibalik itu anabella sudah merencanakan hal kejam pada nyonyanya.
"Nona sebaiknya tidak masuk kedalam kamar tuan." Ucap penjaga di depan kamar kedua orangtuanya. Tapi ucapan pria itu tidak didengarkan oleh anabella. Gadis itu mendorong pintu kamar kedua orang tua.
"AYAH BUNDA."
Sontak panggilan anabella membuat tuan marquess dan sang ibu terkejut. Sunggu ayahnya sedang menahan kesal pada putrinya yang selalu saja ada cara mengganggu waktunya bermanja dengan sang istri.
"Anabella ada apa ?" tanya sang ibu.
Lila langsung menutup pintu kamar tuannya karena merasa tidak enak mengganggu kedua tuannya. Sedangkan Anabella dengan santai berjalan menuju kedua orang tuanya dan duduk di pangkuan ibunya.
"Ayah dan bunda sekarang sudah siang kenapa masih di kamar. Apakah ayah sedang membuatku adik?" tanya anabella dengan wajah yang membuat ayah dan bunda gemas melihatnya.
"Anak ayah ingin punya adik kah?" dijawab anggukan oleh anabella.
"Ana ingin punya adik laki-laki yah."
"Kalau begitu ayah akan mewujudkannya. iya kan sayang?"
"Berhenti menggodaku, Anabella pertanyaan bunda belum di jawab"
"Ana ingin mengajak ayah bunda sarapan dan Ayah aku menemukan buku ini saat sedang mencari buku cerita di perpustakaan. Sebenarnya ana tidak mengerti isi buku ini karena hanya ada angka saja." Dia memberikan buku itu kepada ayahnya.
Tuan marquess membaca catatan itu dan membuatnya terkejut. Dia tidak menyangka istri lainnya melakukan itu pada keluarga marquess. Tapi sedikit ada rasa bahagia yang muncul di hatinya karena mendapatkan bukti kejahatan wanita itu. Dia bisa menceraikan wanita itu dan hidup bahagia dengan keluarga kecilnya yang hanya berisi dirinya, Shireen dan anaknya Anabella. Pria tua itu sudah tahu kalau Charlote bukanlah anak kandungnya. Karena bagaimanapun dia hanya pernah berhubungan badan sekali itupun memiliki jarak yang jauh dari umur kehamilan Terre waktu itu.
"Terima kasih putri kesayangan ayah."
*23 Desember 2021
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!