NovelToon NovelToon

Red Rose-Cinta Di Tiga Negara

Drama

Inggris

15 Maret 2020

"Lin Yi-jia, Belasteran Korea-Indonesia. Saat berusia 17 tahun, Karena Ayahnya yang berkebangsaan Korea, di pindah tugaskan ke inggris oleh perusahaan, tempat ayahnya bekerja, terpaksa ia akhirnya juga ikut pindah ke inggris bersama ke-dua orang tua-nya.

Bertepatan berusia 19 Tahun, Setelah 2 tahun pindah ke inggris, ayah dan ibu Yijia meninggal dunia, karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Ia yang saat itu tengah menjajaki pendidikan di "University College London (UCL)" ,terpaksa harus berhenti.

Karena ia yang seorang yatim piatu, tanpa sanak saudara di negeri orang harus mencari uang sendiri dan akhirnya tidak dapat membiayai pendidikan nya lagi.

Tahun ini ia bertepatan berusia 20 tahun.

"Semangat Yi! meski kau sendiri di dunia ini, namun Tuhan akan selalu ada bersama mu." ucap Yijia menyemangati dirinya.

.....

BC"(BioCoffee)" kedai kopi tempat Yijia bekerja.

Crang! Seorang wanita muda melempar gelas berisi Coffee panas ke lantai.

"Kau pikir aku ini buta hah? kau berselingkuh dariku, lalu apa salah nya jika aku meminta putus?" Teriak wanita muda itu penuh emosi, membuat kehebohan.

"Alona, cukup! berhenti membuat keributann ayo bicarakan baik-baik, oke?" pinta laki-laki yang diajak bicara oleh wanita muda bernama Alona tersebut.

"Aku sudah cukup baik-baik dengan mu, lalu apa?" teriak Alona histeris, tidak terima.

"Alona tenang lah sedikit." laki-laki itu berusaha bicara lembut.

"Wah ada tontonan seru nih." komentar seorang perempuan yang duduk di dekat Alona.

"Apa? kau ingin aku bersikap tenang? apa kau malu jika orang-orang tau kau meninta biaya kompensasi selama berpacaran dengan ku?" ejek Alona karena kesal.

"Dengar semua, laki-laki ini " Jonathan Li" meminta kompensasi, untuk semua biaya yang dia keluarkan selama berpacaran dengan ku, bagaimana menurut kalian?" teriak Alona lagi.

Semua orang yang semula diam menyaksikan kejadian tersebut, kini mulai saling berbisik.

"Huh dasar tidak punya malu, sudah selingkuh malah minta kompensasi." ejek seorang perempuan yang juga berada disana.

"Apa kau terlalu miskin, untuk membiayai selingkuhan baru mu?" seorang perempuan lain ikut mencemooh nya.

Semua pengunjung yang mendengar, menjadi tertawa.

"Oh ayolah, berhenti membuat keributan." gumam Yijia, yang merasa risih dengan apa yang terjadi.

"Cukup! kalian tidak tau seberapa banyak uang ku yang di habiskan wanita ini, dari bawah sampai atas, semua yang dia pakai, perawatan-perawatan tubuh dan wajah nya, semua uang ku, hasil kerja keras ku!" teriak Jonathan membela diri, kesal karena merasa dirinya terpojok.

"Dan dia sendirilah yang meminta ku untuk medekati wanita itu, untuk mengamankan posisi nya sebagai pegawai tetap di perusahaan tempat dia bekerja." tambah Jonathan, menjelaskan.

"Ah astaga ada yah perempuan seperti itu?" ucap seorang pria seraya tersenyum mengejek.

"Haha...itu senjata makan tuan nama nya." ejek perempuan lain nya.

"Ah maaf Tuan, Nona. Saya mohon maaf, tapi sebaiknya kalian selesaikan masalah ini secara pribadi saja, jangan membuat kekacawan disini." pinta Menejer "Bc" sopan.

"Anda siapa?" tanya Alona heran.

"Saya adalah Manajer disini." jawab Manajer "Bc" singkat.

"Maaf Tuan, baik saya mohon maaf karna telah membuat keributan di sini, sebagai gantinya saya akan membayar kerugian yang saya akibat kan." ucap Alona malu, karna telah membuat keributan di depan umum.

"Tidak, biarkan saya saja, lagi pula aku tau, kau orang yang tidak mau rugi, apa lagi untuk keluar uang." ucap Jonathan dingin, karna tak mau di kata-katai lagi, membiar kan seorang wanita yang membayar.

"Hey kau mengejek ku?" tanya Alona kaget mendengar perkataan Jonathan barusan.

"Kau memang orang seperti itu, apa salahnya jika aku berkara demikian? diam lah." bentak Jonathan keras.

"Apa seperti ini sikap mu pada seorang wanita?" teriak Alona lagi.

"Haisss...mulai lagi." ucap Yijia, ia muak harus melihat hal seperti ini.

.....

"Ayo tontonan besar sudah habis, ayo semuanya bereskan." ajak Rania, salah satu rekan kerja Yijia.

"Yijia, kesini sebentar." panggil Menejer seraya melambaikan tangan.

"Ya sudah pergi sana, biar aku yang membereskan disini." ucap Rania berlalu pergi, bersih-bersih.

"Terimakasih Rania, aku kesana sebentar."

"Ya, Manajer." ucap Yijia sembari berjalan menghampiri sang Menejer, yang berdiri di samping pintu.

"Yi, apa kau punya waktu nanti malam? ayo makan malam bersama!" ajak Manajer penuh semangat.

Yijia bengong sesaat, dengan pertanyaan tiba tiba dari sang Menejer, setelah ia tersadar dari lamunan nya.

"Eh...iya...anu Menejer, em...." Yijia merasa bingung harus bagaimana, ingin menolak pun rasa nya tidak sopan.

"Ada apa?" tanya Manajer

"Jangan khawatir, aku tidak ada niat buruk pada mu, seperti yang kau tau, aku sudah berkeluarga." ucap Menejer sembari menebar senyum, karena dapat menebak apa yang Yijia pikirkan.

"Ah iya...maaf." Yijia tertunduk malu, karna ketahuan berpikiran yang tidak-tidak tentang Manajer nya.

"Bagaimana? ada yang ingin aku bicara kan dengan mu, apa kau punya waktu?" tanya Manajer lagi memastikan.

"Em seperti nya bisa." jawab Yijia, walau sedikit ragu-ragu.

"Bagus lah, nanti aku kirim alamat tempat nya pada mu, nanti kau harus datang yah?" ucap Manajer kemudian berpaling ingin pergi, namun tiba-tiba ia berpaling lagi.

"Oh iya Yi, jangan lupa berdandanlah sedikit, ada orang lain yang akan datang juga." kata Menejer lagi, kemudian ia pergi begitu saja.

Sementara itu Yijia masih diam terpaku, bingung dengan apa yang Manajer tempatnya bekerja itu, katakan barusan.

"Yijia, jangan melamun saja, ayo kerja." ajak Lisa

"Ah iya Lisa."

"Oh ya, apa kau sudah mendengar kabar tentang Steve?" tanya Lisa

"Eh mana aku tau, aku kan bukan pacarnya?"

"Sebaiknya kau langsung menjenguk-nya saja, jika begitu mengkhawatirkan pangeran mu itu." goda Yijia seraya menyenggol badan Lisa.

"Ieh aku kan bertanya karena penasaran." ucap Lisa malu-malu.

"Baiklah-baiklah, aku tidak akan mengataimu lagi, tapi jika kamu benar-benar...."

"Diam lah Yi." ucap Lisa memotong perkataan Yijia, karena sudah merasa sangat malu, terus-terusan digoda Yijia, terlihat wajah Lisa merona.

"Hey jangan seperti itu, lihatlah wajah mu itu, terlihat merah sekali." ucap Yijia seraya menunjuk ke arah wajah Lisa.

"Yi berhenti, aku benar- benar tidak seperti itu." Lisa sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya.

Yijia yang melihat tingkah Lisa yang malu-malu, merasa sangat senang.

"Hey apa yang kalian gosip-kan sih?" ucap Rania seraya merangkul Yijia dan Lisa yang bersebelahan.

Rania yang baru saja datang menghampiri Yijia dan Lisa, merasa penasaran dengan apa yang dibicara-kan ke duanya.

"Tidak ada apa-apa Ra." ucap Lisa buru-buru

"Kenapa sih? ayo dong Lisa kasih tau aku." bujuk Rania.

"Sudah, sudah ayo kembali kerja lagi." ucap Lisa sambil pergi berjalan mendahului Yijia dan Rania.

"Ada apa sih Yi, kok muka Lisa memerah begitu?" tanya Rania yang masih berdiam diri dengan Yijia.

"Bukan apa-apa, dia hanya menanyakan keadaan Steve." ucap Yijia seraya tersenyum geli.

"Ah jadi begitu, ayo kita susul dia," ajak Rania

"Iya"

Author: Jangan lupa Favorite(kan) ya?😉biar gak ketinggalan cerita-nya

Kesempatan

Yijia terlihat tidak fokos saat sedang bekerja, memikirkan perkataan manajernya tadi siang, membuatnya cukup pusing, karena ini hal yang cukup tidak biasa baginya.

"Yi,kenapa?" tanya Lisa teman kerja Yijia, ia merasa bingung dengan sikap Yijia, karena sedari tadi ia cukup memperhatikan-nya terus melamun.

"Ah..ia, tidak ada apa-apa." ucap Yijia sembari mengibas ngibaskan tangan-nya, karena tidak ingin menceritakan kegalauan hatinya.

"Yah baguslah, ayo kerja lagi." ajak Lisa dengan riang.

"Iya...." jawab Yijia kaku.

....

 

"18:30"

"BC " Kedai kopi tempat kerja Yijia tutup.

"Bye Yijia...." ucap Lisa sembari melambaikan tangannya, lalu berjalan pergi, kearah yang berlainan dengan Yijia.

"Bye Lisa...." jawab Yijia singkat.

"Duluan yah Yi." ucap Rania

"Iya, dah Rania." ucap Yijia

 

"Yi,mau aku antar? " tanya Andrew tiba-tiba muncul mengagetkan Yijia.

Pria tampan bertubuh tinggi, putih ,dengan rambut pendek berponi ini adalah seorang Barista di tempat kerja Yijia.

"Ahhhh...Andrew!" jerit Yijia kaget.

"Hey ayolah.., aku bukan hantu, kenapa reaksi mu seperti itu?" ucap Andrew dengan santai nya.

"Itu salah mu, kenapa kau mengaget kan ku?" jawab Yijia kesal.

"Hey itu salah mu, kenapa melamun di sini." ucap Andrew memberi penjelasan.

"Itu...bukan apa-apa." jawab Yijia dengan gelagapan.

"Apa ada masalah?" tanya Andrew serius, khawatir jika Yijia terkena masalah.

"Tidak, itu bukanlah masalah serius." ucap Yijia gugup.

"Ah ya sudah-lah, ayo jalan pulang." ajak Andrew.

"Iya." jawab Yijia singkat

"Aku antar." ucap Andrew datar

"Eh eh tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, lagi pula kita berlawanan arah." tolak Yijia

"Tidak ada alasan untuk menolak ku,oke?" Andrew bersikeras untuk menganyar Yijia.

"Tapi...."

Belum sempat Yijia menyelesaikan kata-kata nya, Andrew sudah memotong kata-kata nya itu.

"Lagi pula tidak baik bagi seorang gadis pulang sendirian diri pada malam hari." Andrew seraya menepuk pundak Yijia.

"Sungguh tidak apa-apa Andrew, nanti merepot-kan mu." tolak Yijia halus.

"Ayolah Yi, tidak apa-apa." ucap Andrew seraya memutar tubuh Yijia.

"Ayo jalan" ajak nya sambil menarik tangan Yijia.

Mau tidak mau, akhirnya Yijia berjalan, mengikuti Andrew yang menggandeng tangan nya.

"Yi, apa kau punya seseorang yang spesial?" tanya Andrew di perjalanan

"Spesial? ah itu... maksud mu pacar?" tanya Yijia agak bingung.

"Hah kau kerja dengan ku 12 jam perhari, dan aku tau betul itu, kau tidak mungkin punya pacar ." ucap Andrew acuh

"Maksud ku seseorang yang mungkin kau suka, Agh...bukan mungkin, tapi kau sukai." kata Andrew tegas.

"Oh tidak ada." Jawab Yijia pasti, karena merasa memang tidak ada yang ia sukai saat ini. Yijia berjalan dibelakan Andrew seraya menatap punggung-nya, ia tampak heran, ada apa dengan Andrew hari ini.

"Benarkah?" tanya Andrew memastikan

"Ya !" jawab Yijia singkat

"Lalu apa kau kenal laki-laki tadi?" tanya Andrew lagi.

"Eh siapa?" tanya Yijia kaget.

"Ah kau ini benar-benar tidak peka,di mana sisi kewanitaan mu bodoh?" ucap Andrew seraya tersenyum penuh arti? ia senang karena ternyata Yijia sama sekali tidak memperdulikan laki-laki yang ada di sekitar nya itu.

Apa? aku sama sekali tidak paham maksud mu." Yijia bingung dengan apa yang dikatakan Andrew itu.

"Apa kau ingat? laki-laki yang duduk di depan jendela, setiap hari dia datang ke bc dan selalu duduk di sana, dan selalu memandangi mu setiap saat." jawab Andrew dengan kesal.

"Ah benar kah? apa aku terlihat aneh ketika bekerja?" Yijia terlihat panik, karna tidak menyadari akan hal itu.

"Ah aku benar-benar tidak tau." jerit Yijia pelan, karena merasa prustasi.

"Ah kau benar-benar hebat! sebegitu tidak peka nya dirimu, ckckck." decak Andrew seraya menggeleng kan kepala.

Namun jelas dalam hati nya, ia merasa sangat senang.

"Dia sudah datang ke B**c setiap hari, dan kau tidak mengingat nya sama sekali? bagus Yi, ahaaaaa...." Andrew tertawa mengingat betapa "kasihan nya" laki-laki tersebut.

Tidak terasa mereka sudah sampai di tempat Yijia tinggal, namun Andrew merasa waktu terlalu cepat berlalu, padahal tempat tinggal Yijia cukup jauh dari Kedai kopi tempat mereka berdua bekerja.

"Ah sudah lah aku benar-benar tidak tau. Sudah sampai, pergilah." ucap Yijia acuh, tak peduli.

"Oh ayolah Yi, apa kamu mengusir ku?setidak-nya kamu harus berterimaksih pada ku." protes Andrew.

"Ah lupakan, biarkan aku masuk dan minum sebentar, setidak-nya kamu harus menjamu tamu mu dulu Yi." ucap Andrew merengek kepada Yijia, meskipun begitu ia terlihat imut dan lucu dengan wajah memelas-nya.

"Sudah lah Andre, jangan bercanda lagi. Nanti saja aku ajak kau masuk, aku masih punya urusan." cegah Yijia.

"Apa kau punya janji?" tanya Andrew.

"Ya." jawab Yijia singkat, ia malas meladeni Andrew.

"Siapa?" tanya Andrew kaget.

"Menejer!" jawab Yijia datar

"Pak tua itu?" kaget Andrew

"Bukan sesuatu yang spesial."

"Benarkah?"

"Iya"

"Tapi tidak biasanya dia janjian dengan seorang pekerjanya, aku akan tanyakan ini pada istrinya." ucap Andrew

"Hey ada apa dengan mu, apa kau mencurigai nya macam-macam? bukannya kalian sudah berteman lama yah?" ucap Yijia bingung dengan tingkah Andrew, walau sebenarnya ia pun juga merasa aneh.

"Karena sudah berteman lama, maka baru aku penasaran." jelas Andrew.

Dia mengenal dengan jelas Roy, Manajer Bc itu seperti apa, tapi ini tidak seperti Roy biasa nya, Andrew mulai berpikiran macam-macam.

"Ya sudah, telpon saja orangnya langsung jika kamu penasaran." ucap Yijia

"Iya, iya bawel."

"Ya, sudah lah pulang sana." usir Yijia, karena merasa Andrew sangat mengganggu, menambah kegalutan hati nya.

"Ah kau benar-benar jahat!" seru andrew

"Oh ia, jadi kau tak mengenal laki-laki tadi, apa ini arti nya aku masih punya kesempatan." ucap Andrew riang.

"Eh...apa?" Yijia kaget.

Yijia mendengar-nya, tapi ia masih tetap ingin memastikan.

"Ah lupalanlah....bye Yi." ucap Andrew seraya berlari kecil meninggalkan Yijia, yang diam membeku karena bingung, dengan apa yang barusan ia dengar.

.....

Di perjalanan pulang dari mengantar Yijia, Andrew terus memikirkan apa alasan Roy membuat janji bertemu dengan Yijia.

Ia merasa prustasi sampai ingin menelpon nya langsung, namun ia merasa tidak enak karena mengganggu privasi temannya itu, akhirnya ia memutus kan untuk bertanya langsung besok, saat bekerja.

Yang pada akhirnya akan membuat Andrew menghabiskan malam ini dengan sangat panjang dan meletihkan karena terus memikirkan Yijia yang akan bertemu secara pribadi dengan Roy.

"Ah sial! aku terus memikirkan nya." ucap Andrew seraya menyepak kaleng kosong yang tergeletak ditanah sembarangan.

Begitu prustasinya Andrew ia bahkan mengacak-ngacak rambutnya sendiri.

Andrew terus menggerutu di sepanjang perjalanan pulangn ke Apartemen nya, jika saat ini ada orang yang berpapasan dengannya, maka orang itu pasti menyangka Andrew sedang mabuk atau sudah gila.

 

 

Author: Boleh minta like dan rate⭐⭐⭐⭐⭐?😢

Pesona sang Penakluk

" * Gillray' Steakhouse & Bar * "

( Restauran, London )

Yijia berjalan memasuki area restoran, menggunakan Long coat abu-abu, berpadu dengan celana Jeans dan sepatu Sneakers hitam.

Rambut hitam yang terurai panjang, dengan poni lurus, berpadu padan dengan wajah putih nan indah nya, Yijia tampak seperti Nona Nona muda keluarga ternama, yang membuat setiap mata yang ada di restoran memandang ke arah-nya.

Tak berselang lama Yijia akhir nya menemukan meja tempat duduk sang Manajer "BC" kedai kopi, Yijia bekerja biasa nya.

"Selamat malam Manajer, maaf saya agak terlambat." ucap Yijia sopan sembari sedikit membungkuk, untuk memperlihatkan rasa hormat pada atasan nya itu.

"Ah tidak apa apa Yi, kami juga baru saja sampai, maaf harus nya tadi ,aku menjemput mu." sahut Manejer seraya tersenyum ramah.

" Oh ia yi, perkenal kan ini 'Jhonathan Zohran' Tuan muda keluarga 'Zohran', pemilik Grup Aesly di bidang Electronic terbesar di kota kita ini." Manejer memperkenal kan pemuda yang berada di samping nya.

"Tuan Roy anda terlalu berlebihan." sahut Jhonathan seraya tersenyum ramah.

Manejer pun tertawa sumringah menatap Jhonathan.

"Jangan terlalu sungkan, kita ini teman." senyum Manejer seraya memandangi Yijia dengan ramah.

"Ah hallo, saya Lin Yijia, senang bisa bertemu dengan anda Tuan Zohran." ucap Yijia dengan kaku, sembari mengulurkan tangan nya ke arah sang pemuda tampan tersebut.

Jhonathan nampak tersenyum lembut, laki-laki tampan bertubuh kekar dan tinggi, dengan bola mata biru indah nya, yang dapat melelehkan hati setiap orang yang melihat nya, dengan potongan rambut bergaya Spikee, yang semakin membuat tampilan-nya menjadi lebih sempurna di lihat, hingga tak ada gadis yang dapat memalingkan pandangan darinya.

"Tidak, justru saya lah yang merasa terhormat dapat bertemu dengan Nona Lin." ucap Jhonathan ramah, seraya menyambut uluran jabat tangan Yijia.

"Anda dapat memanggil saya Yijia, tidak perlu terlalu formal." Yijia mencoba seramah mungkin pada orang yang baru ia kenal itu.

"Tentu Yi." Jhonathan lalu tersenyum ramah ke arah Yijia, mengisarat-kan bahwa ia setuju.

Siapa pun yang melihat senyum Bak Malaikat itu pasti tak akan sanggup untuk mempertahankan kesadaran diri nya.

Yijia tampak terpaku, betapa tampan-nya pria yang ada di depan nya saat ini.

[Tuhan begitu indah ciptaan mu, mengapa pria setampan ini sangat beruntung, dia juga seorang tuan muda kaya raya] batin Yijia kagum.

"Akhmmmm,Ah baik-lah mari kita duduk." terlihat Manejer menyeringai jahil ke arah Yijia dan Jhonathan.

Betapa Jhonathan dan Yijia merasa malu, karena terlalu lama memegang tangan satu sama lain, saat berkenalan. Jika bukan karena Roy, entah sampai kapan mereka akan terus berpegangan tangan.

"Silahkan duduk Nona Yi." kata Jhonathan sambil menarik-kan satu kursi kosong yang ada di dekat Yijia, agar berjarak dari meja, untuk Yijia duduk.

"Terima kasih" Yijia seraya duduk dengan anggun.

"Bagaimana kalau kita bicara sambil makan saja?" tanya Roy

"Tentu."

"Ayo silahkan dilihat menu-nya."

"Bagaimana dengan Steak?"

"Ya kurasa juga begitu, ayo pesan itu saja."

"Bagaimana dengan mu Yi?" tanya Jhonathan.

"Ya, aku samakan saja"

"Baiklah"

"Permisi." Panggil Roy seraya menjentik-kan jarinya pada seorang pelayan pria.

"Ya Tuan, pesanan-nya?" tanya pelayan itu ramah seraya membungkuk-kan sedikit badannya.

Roy pun mulai menyebutkan pesanan mereka, tidak hanya steak tapi dia juga memesan begitu banyak menu lain-nya.

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu." pamit pelayan pria tersebut setelah selesai mencatat semua pesanan Roy.

Roy terlihat begitu bersemangat, ia terus tersenyum dan melontarkan candaan-candaan nya.

"Bagaimana menurut mu tentang Yijia, Jhon?" tanya Roy tiba-tiba.

Jhonathan tersenyum, ia cukup lekat memandangi Yijia.

"Dia sangat cantik dan manis, persis seperti seorang Bidadari." puji Jhonathan.

Mendengar hal itu seketika wajah Yijia merona, ia benar-benar merasa malu, di puji langsung oleh Jhonathan tanpa ragu-ragu.

"Terimakasih, Tuan Jhonathan juga sangat tampan." ucap yijia malu-malu.

Terlihat Yijia begitu malu mengatakan hal terus terang seperti itu.

"Oh tentu saja, dia merupakan calon Menantu idaman semua Mertua di dunia ini." celoteh Roy seraya tersenyum lebar.

"Hentikan Roy, kau terlalu berlebihan." sanggah Jhonathan, merasa malu karena diledek Roy di depan Yijia.

"Yang aku katakan itu benar Jhon, coba saja kau melamar beberapa gadis, mereka akan mengantri untuk mu." Roy berbicara dengan ekspresi serius.

"Tentu, seperti nya itu benar." Yijia ikut membenarkan ucapan Roy.

"Sudah ku duga, Yijia pun sepemikiran dengan ku Jhon." Roy sangat senang, karena Yijia membantu-nya.

"Astaga aku kalah, kalian menang." ucap Jhonathan seraya tersenyum.

"Tentu saja aku benar, aku ini tidak pernah salah." Roy membusung-kan dada-nya, menyombongkan diri.

"Ah kau ini, kenapa bisa begitu sombong nya dengan hal seperti itu?" keluh Jhonathan, tidak percaya Roy akan bersikap seperti itu.

"Terimakasih Jhon, ha..haa..."

Jelas itu bukan pujian, tapi tetap saja Roy menjadikan nya sebagai bahan lelucon.

Perbincangan hangat itu terus berlanjut, dengan di selingi canda tawa dari Roy, Manejer Yijia di "Bc".

.....

"Terimakasih untuk makan malam nya Manejer." ucap Yijia sopan

"Oh... jangan kata kan pada ku, ucap kan itu untuk Jhon, karena Jhon lah yang membayar semua, sebelum aku sempat mengambil tagihan nya." sanggah Manajer Roy.

"Ah begitu, terimakasih Tuan Zohran." Yijia dengan sopan dan membungkuk-kan badan-nya hormat pada Jhonathan.

"Jangan sungkan, sekali lagi ini adalah sebuah kehormatan bagi ku, dapat makan bersama Nona Yijia." Jhonathan berbicaa dengan lemah lembut.

"Boleh-kah saya mengantar Nona Yijia pulang?" tanya Jhonathan ramah, menawar-kan bantuan.

"Oh tidak-tidak saya tidak ingin merepot kan Tuan Zohran." tolak Yijia sopan, karena tidak ingin merepotkan Jhonathan, yang baru saja ia kenal itu.

"Yi, jangan sungkan,oke? bukan kah kita teman, panggil saja aku Jhon seperti Roy ." pinta Jhonathan ramah dan bersahaja.

"Ah baik-lah, karena Jhon yang akan mengantar Yi, aku jadi tidak merasa cemas lagi tentang keselamatan mu, Yi." Manajer bersemangat.

"Yi, biar kan Jhon mengantar mu, akan tidak baik jika seorang gadis pulang seorang diri di malam hari." ucap Manajer dengan senyum lebar terukir di wajah nya.

"Jhon aku hanya bisa membantu mu sampai disini, selanjutnya tergantung pada diri mu sendiri." batin Roy

Roy memandangi Jhonathan cukup intens, memberi kode pada Jhonathan bahwa dirinya sudah selesai, dan selanjutnya tergantung pada Jhonathan saja, bagaimana caranya agar dapat mengantar pulang Yijia dan membuat Yijia dekat dengan nya.

"Ah Manajer." Yijia ingin protes, namun lagi-lagi Manajer memotong perkataan Yijia.

"Aku juga permisi, pergi dulu Jhon, Yi. Hati-hati di jalan." Manajer memotong kata-kata Yijia barusan, seraya berjalan pergi ke arah mobil nya, yang terparkir tidak jauh dari mereka berdiri.

"Tolong jangan menolak." pinta Jhonathan sungguh-sungguh.

"Baiklah"

Author: Jan lupa Vote y, 😍 vote kalian seperti energi buat Lyly, agar tambah semangat up😚

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!