NovelToon NovelToon

Presdir ku Suami ku

Awal Kisah

Di sebuah perkampungan, tempat yg membuat siapa saja merasa tenang. Disana ada seorang gadis yg sedang berjalan kearah sungai untuk mengambil air. Sekar pratiwi, gadis yg cantik yg berusia 25 tahun, anggun, menawan, dan juga pintar. Sekar mempunyai kedua orang tua yg ramah, arif, dan bijaksana. Dia juga memiliki seorang adik laki-laki yg sekarang berusia 17 tahun, nama nya Haris. Haris sangat terkenal di kampung nya, karena kenakalan nya, dan suka ugal-ugalan saat sedang mengendarai sepeda motor dengan teman-teman nya. Walaupun begitu haris adalah anak kesayangan ibu nya. Entah kenapa sekar harus mempunyai adik seperti haris, yg selalu membuat keluarga nya malu setiap hari. Tapi mau tidak mau mereka harus siap menghadapi keresahan nya warga setiap hari.

“Bu, sekar ambil air dulu ke sungai ya, sekalian mau nyuci juga. Hari ini ibu harus janji haris jangan ibu kasih keluar ya. biar tau rasa dia di kurung di kamar” celetuk sekar saat sedang berjalan membawa ember dan baju-baju yg mau di cuci.

“Iya iya, ibu nggak kasih dia keluar hari ini. Ibu janji deh kar..” ucap emak dari jendela.

Sekarang ini sekar sudah sampai di sungai dan bersiap untuk nyuci baju. Disungai banyak anak-anak gadis lainnya yg ikut nyuci seperti sekar. Mereka ngobrol sambil tertawa bahagia. Sampai mereka selesai nyuci dan mengambil air, mereka pun berpisah di tengah jalan. Jalan mau kearah rumah sekar agak sedikit jauh di banding rumah teman-temannya yg lain, karena sekar harus melewati pohon-pohon rindang di kanan kirinya.

Tiba-tiba…ada seorang anak muda mendekati sekar dengan perasaan ***** yg membara.

Pemuda itu tidak lain adalah temannya haris yg sudah berumur lebih dari haris. Entah apa maksud dari niat nya, sekar juga nggak mengetahui nya.

“Halo sekar, apa kabar kamu hari ini? Kalau dilihat-lihat kamu semakin hari semakin cantik ya. kayak nya kamu habis nyuci ya? coba aku cium sini tangan kamu.” ucap pemuda itu sambil memegang tangan sekar.

“Apa-apaan kamu ja, jangan macam-macam kamu ya, kalau nggak aku teriakin kamu” ucap sekar dengan merasa takut.

“Teriak aja nggak apa-apa. Percuma kamu teriak sekar, nggak akan ada yg dengar suara kamu. Kita ini sekarang di hutan, kamu lihat di kanan kiri kamu ada apa? Semua nya pohon besar. Jadi nggak akan ada yg dengar” ucap reja yg melangkahkan kaki nya mendekati sekar.

“Reja, aku mohon jangan ganggu aku, jangan dekati aku ja, aku mau pulang” disaat sekar ingin menghindar dari reja, tangan nya malah di tahan oleh reja.

“Kamu mau pulang? Layani dulu aku sekar” ucap reja yg langsung menggendong sekar ke semak-semak.

“Tolong..tolong aku..turun kan aku ja, aku mohon ja..” sekar yg sudah nangis karena ketakutan.

“Ini pembalasan nya, karena kamu sudah menolak aku kemarin. Seorang reja tidak menerima penolakan apapun sekar, kamu ingat itu” wajah reja yg sudah memerah karena sudah tidak tahan menahan ***** nya lagi.

“Tidak…” teriak sekar dengan kuat.

Belum sempat reja menyentuh tubuh nya sekar, tiba-tiba ada seorang pemuda yg menarik baju nya reja hingga reja terbanting ke lantai.

Brughh !!

“Apa-apaan ini! Siapa anda bisa menarik saya seperti ini!” teriak reja dengan kemarahannya.

Brughh!!

“Berani sekali anda memperlakukan wanita seperti itu!” kesal pemuda itu.

“Saya peringatkan sekali lagi, kalau anda berani menyentuh wanita itu, anda akan tau akibat nya nanti!” ucap pemuda itu dengan tegas.

“Awas aja kamu ya sekar. Kamu tunggu pembalasan dari aku!” ucap reja sambil berlari kecil dan memegang perut nya yg kesakitan.

Sekar yg merasa malu dengan kondisi nya yg seperti ini, berusaha menutupi sebagian tubuh nya dengan kedua tangannya.

“Terimakasih Mas sudah menolong saya, kalau mas tidak ada tadi, saya nggak tau apa yg akan terjadi pada saya” ucap sekar dengan suara yg pelan sambil menundukkan wajah nya.

“Nggak apa-apa mbak..saya juga tadi kebetulan lewat, terus mendegar suara orang yg teriak minta tolong, terus saya cari sumber suara nya, makanya saya bisa bantu mbak. Mbak nggak apa-apa kan? apa ada yg luka?” Tanya pemuda itu.

“Enggak mas, saya nggak apa-apa kok” ucap sekar sambil menggelengkan kepala nya.

“Syukur lah. Oh iya, rumah mbak dimana, biar saya antar mbak sampai rumah” tawar pemuda itu.

“Rumah saya di ujung sana mas. Kalau mas nggak keberatan untuk mengantar saya, nggak apa mas” jawab sekar dengan wajah yg malu.

Akhirnya sekar di antar oleh pemuda itu. Nama nya Rendra Putra Sanjaya. Tidak lain dia adalah CEO dari keluarga pak Sanjaya, anak ke 3 dari 3 bersaudara, Keluarga pak sanjaya adalah orang terkaya no 1 di Jakarta. Rendra di tugaskan oleh kakak nya untuk bertugas meneliti perkebunan di sebuah desa.

Setelah kejadian itu, sekar selalu di temeni sama ibu nya kemanapun sekar pergi, terkadang dia di temani oleh teman nya tiwi.

“Assalamualaikum bu..sekar pulang” dengan wajah lesu sekar berjalan menghampiri ibu nya dan menangis di pelukan ibu nya.

“Kamu kenapa nak? Apa yg terjadi sama kamu?” seperti ibu lainnya, ibu selalu bisa membaca apa pun yg terjadi pada anak-anak nya, begitu juga dengan ibu nya sekar, dia merasa ada terjadi sesuatu yg buruk pada anak nya.

“Maaf bu, saya Rendra, saya mengantar anak ibu pulang karena..anak ibu hampir saja di perkosa sama seorang pemuda, kalau nggak salah nama nya Reja bu. Dan kebetulan tadi saya lewat sana untuk melakukan penelitian, dan saya mendengar ada suara teriakan dari semak-semak, dan saya melihat reja ingin memperkosa anak ibu. Tapi alhamdulillah semua nya belum sempat terjadi bu, jadi insyaallah anak ibu baik-baik aja” rendra mencoba menjelaskan nya dengan pelan, agar ibu nya tidak terpancing emosi.

“Ya allah nak…maafkan ibu ya sekar..” ucap ibu sambil memeluk anak nya erat.

“Yaudah bu, kalau gitu saya mohon pamit untuk meneruskan penelitian saya. Assalamualaikum..” pamit rendra.

“Oh iya sekar, ini kartu nama saya. Kamu bisa menghubungi saya di nomor telpon yg ini jika kamu membutuhkan sesuatu. Kebetulan perusahaan kami sedang membutuhkan tenaga kerja baru. Kalau kamu berminat, kamu boleh melamar di perusahaan kami. Kalau gitu saya mohon pamit ya” rendra menawarkan pekerjaan pada sekar, karena rendra melihat kalau sekar punya bakat dalam dirinya.

“Terimakasih mas sudah menolong saya tadi, dan terimaksih juga karena sudah menawarkan pekerjaan kepada saya, nanti saya pertimbangkan dulu sama ibu” ucap sekar dengan tersenyum manis kepada rendra.

Pada penasaran nggak sama kelanjutan ceritanya??

Jangan lupa di like ya cantikk…. Dukung author terus, biar makin semangat nulis nya.. oke cantikk…hehehe

Menerima Tawaran Pemuda Itu

Suasana di pagi hari yg sejuk dengan turun nya rintikkan hujan telah berhasil membuat sekar melamun lpunya feeling kuat dengan tawaran dari pemuda itu. Apakah sekar mampu meninggalkan kedua orang tua dan adik nya di kampung? Apakah ibu dan ayah nya mengizinkan sekar untuk berangkat ke Jakarta?

“Hayoo, melamun aja kak. Masih pagi juga, udah melamun aja, dekat jendela pula tuh” sewot haris. Haris udah di keluarkan dari kamar karena orang tua nya mau bicara dengan haris tentang temannya reja.

Setelah haris tau kelakuan teman nya seperti itu, haris berjanji sama kakak nya untuk tidak main sama mereka lagi, dan fokus pada sekolah nya yg sebentar lagi sudah mau lulus.

“Apaan sih ris, kamu ganggu kakak aja deh. Pigi sana, bantu ibu angkat air ke sungai” sekarang tugas untuk mengambil air di sungai sudah diserahkan kepada haris adik nya, dan yg mencuci baju ibu nya. Sekar dirumah menggantikan ibu nya memasak di dapur, bersih-bersih kan rumah.

“Iya, iya kak. Punya kakak kok cerewet kali, melebihi emak-emak yg ada di kampung sini aja” sewot haris sambil berjalan ke dapur untuk mengambil ember besar nya.

“Ibu, ayah..ada yg ingin sekar bicarakan sama ibu dan ayah sekarang” sekar mencoba untuk meminta izin kepada orang tua nya untuk bekerja di Jakarta dengan pemuda kemarin.

“Mau bicara apa ndok?” Tanya ayah nya.

“Kemarin itu yah, pemuda yg kemarin itu..” sekar bicara dengan terbata-bata, karena takut ayah nya tidak mengizinkannya bekerja di Jakarta.

“Kenapa dengan pemuda itu nak?” Tanya ibu lagi.

“Anu yah, bu. Dia menawarkan sekar untuk melamar kerjaan di kantor nya yah. Dan selama dua hari ini sekar terus berfikir dengan tawaran nya” sekar menjelaskan dengan tenang.

“Lalu keputusan kamu bagaimana nak?” Tanya ayah.

“Kalau ayah sama ibu mengizinkan nya, insyaallah sekar menerima tawaran pemuda itu yah” ucap sekar dengan jujur.

“Sekar takut yah, sekar takut kalau kejadian kemarin terulang lagi. Sekar nggak mau bikin ayah sama ibu cemas, jadi sekar ingin memohon izin untuk pergi ke Jakarta yah” ucap sekar lagi .

“Ayah nggak tau keputusan ini baik buat kamu atau nggak, tapi ayah yakin kalau kamu bisa menjaga diri kamu dengan baik. Dan ayah yakin kamu bisa menjadi anak yg ayah banggakan. Ayah juga yakin kalau kamu bisa sukses di Jakarta sana. Karena ayah melihat kalau pemuda itu seperti nya orang yg baik dan sopan. Jadi ayah memutuskan untuk mengizinkan kamu pergi bekerja ke Jakarta. Kejar mimpi mu, kejar impian mu nak..jangan kamu cemaskan ayah dan ibu disini, insyaallah kami baik-baik aja nak, percayalah” ucap ayah dengan memegang kepala sekar.

“Iya sekar, ibu juga setuju dengan ayah kamu. Dari pada kamu disini, ibu nggak mau terjadi sesuatu yg buruk sama kamu” ucap ibu dengan lembut.

“Terus kalau kak sekar pergi, haris gimana bu?” ucap haris tiba-tiba.

“Ya kamu sama ayah dan ibu lah dek. Makanya kamu itu kalau di nasehati orang tua harus bisa nurut. Kamu nggak kasian sama ayah, tiap hari warga selalu marah sama ayah gara-gara tingkah laku mu itu? Apa kamu nggak malu jadi obrolan orang-orang? Fokuskan dulu sekolah kamu itu dek. Insyaallah kalau kakak sukses di Jakarta sana, kamu kakak ajak untuk kuliah di Jakarta. Tapi kalau kamu nggak bisa merubah sifat dan tingkah laku mu itu, jangan harap untuk kakak ajak ke Jakarta” sekar menasehati adik nya, sambil mengancam tentu nya, hehehe..

“Iya deh kak, aku janji untuk nggak bandal lagi, dan nggak bikin ayah sama ibu cemas lagi” janji haris pada kakak nya.

“Gitu dong, itu baru nama nya adek kakak yg guuannteng, hahaha” dia menyenggol tangan haris dengan siku nya sambil tertawa.

Setelah sekar berbicara dengan ayah dan ibu nya, sekar semakin yakin untuk menerima tawaran pemuda itu dan bersiap untuk melanjutkan masa depan nya di Jakarta.

Malam ini, sekar mencoba untuk menghubungi pemuda itu. Tapi kenapa rasanya sekar deg-degan ya? apa mungkin karena ini pengalaman pertama nya dia menghubungi seorang pemuda? Entah lah, tapi memang saat ini sekar sedang gegana. Apakah dia akan langsung di terima di perusahaan itu? Karena mengingat sekar bukan seorang Sarjana. Tapi sekar mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mampu untuk mewujudkan mimpinya.

“Bismillah…kamu pasti bisa sekar..” ucap sekar sambil menekan tombol memanggil di ponsel nya.

“Hallo, dengan siapa?” Ucap pemuda itu dari telfon.

“Assalamualaikum pak..” Jawab sekar. Sekar selalu menggunakan kata salam menurut islam, karena baginya itu adalah hal yg baik dan wajib untuk di ucapkan.

“Waálaikum salam, dengan siapa saya bicara?” jawab pemuda itu.

“Apa bener ini dengan pak Rendra?” Tanya sekar dengan ragu.

“Iya. Saya rendra. Anda siapa?” jawab rendra dengan tenang.

“Maáf pak, saya sekar. Yg waktu itu bapak pernah menolong saya, apa bapak masih ingat dengan saya?” sekar sangat lah gugup saat ini, sampai-sampai dia menggigit bibir bawah nya.

“Hem..iya saya ingat. Apa kamu sudah memikirkan penawaran dari saya?” rendra berbicara langsung pada ke intinya.

“Iya pak, saya sudah bicarakan hal ini dengan kedua orang tua saya. Dan Alhamdulillah mereka setuju, dan insyaAllah saya juga sudah siap dengan keputusan saya ini pak” Ucap sekar dengan hati-hati.

“Oke. Kamu bisa berangkat ke Jakarta besok dengan menggunakan pesawat terbang. Dan kamu tenang aja, tiket pesawat kamu akan saya pesan via online. Jadi kamu tinggal berangkat sesuai jadwal yg sudah di tentukan. Dan saya akan kirim foto tiket nya ke kamu malam ini juga, jadi kamu harus sudah bersiap malam ini, agar besok tidak terlambat untuk berangkat ke bandara.” ucap rendra dengan santai.

“Ya allah pak, bapak baik banget sudah mau biayain ongkos saya ke Jakarta..saya jadi nggak enak sama bapak. Terimakasih banyak ya pak..” sekar berterima kasih karena sudah di pertemukan dengan orang yg baik seperti pak rendra.

“Sama-sama” ucap rendra dengan singkat.

“Kalau gitu saya tutup dulu telfon nya ya pak, terima kasih banyak pak.. Assalamuálaikum”

“Waálaikum salam”

15 menit kemudian, sekar menerima pesan watsapp dari pak rendra.

“Apa? Jam terbang nya jam 9 pagi? Ya allah, aku harus cepat-cepat beritahu ayah sama ibu” ucap sekar sambil berdiri dan berlari keluar kamar.

Sekar memasuki kamar ayah nya yg kebetulan tidak di kunci.

“Yah, bu. Tadi sekar menghubungi pemuda itu, nama nya pak Rendra yah. Belum lagi sekar menjelaskan, dia udah tau maksud dari sekar nelfon dia yah. Dan ayah tau? Bahkan pak rendra itu bersedia biayain ongkos sekar ke Jakarta menggunakan pesawat terbang yah, bu. Dan ini foto tiket nya yah. Jam keberangkatan nya besok jam 9 pagi. Sekar harus gimana sekarang yah, bu?” Tanya sekar dengan bingung.

“Alhamdulillah, masih ada orang baik di sekeliling kita ya bu..” ayah bersyukur atas rezeky yg datang untuk putri cantiknya.

“Yaudah, sekarang kamu kemasi barang-barang yg mau di bawa besok, besok pagi ayah antarin sampek bandara. Tapi maaf ya nak, ayah sama ibu belum bisa mengantar kamu sampek ke Jakarta..karena uang ayah belum cukup untuk ongkosin ibu kamu yg sudah gendut ini..hehe” Ayah mencoba untuk tidak membuat anak nya merasa sedih dengan bercanda mengejek ibu nya.

“Nggak apa-apa yah..dengan ayah mengizinkan sekar untuk bekerja di sana, sekar juga sudah bahagia. Yg terpenting doá dari ayah sama ibu yg sekar inginkan. Dan semoga sekar bisa membantu ayah sama ibu untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita selama ini ya ayah, ibu..” tutur sekar sambil meneteskan air matanya.

“Ayah sama ibu bahagia jika melihat anak-anak ayah juga bahagia. Jadi kamu nggak usah merasa sedih gitu. Pesan ayah, sholat 5 waktu jangan di tinggal ya nak, minta doá sama allah, agar semuanya di permudah sama allah.” Ucapan ayah yg begitu menenangkan perasaán sekar, sangat lah menyentuh hati nya, betapa orang tua nya sangat sayang padanya.

Memulai Kehidupan Baru

Jam 5 subuh sekar sudah bangun untuk mandi dan segera menunaikan kewajibannya sama allah yaitu sholat shubuh. Setelah selesai sholat, sekar pergi kedapur dan membantu ibu nya memasak. Sudah menjadi kebiasaan bagi nya untuk ikut andil dalam setiap pekerjaan rumah, agar ibunya tidak merasa lelah setelah bekerja

“Ibu..sekar bantu ya..” tawar sekar sambil mengambil nampan untuk memetik sayur bayam kesukaán keluarga.

“Eh, eh, eh.. nggak usah sekar, ibu bisa sendiri kok. Mending kamu cek keperluan kamu buat pergi nanti, mana tau ada yg ketinggalan kan..” tolak ibu.

“Loh bu, kan tadi malam sekar udah siap bebenah nya, dan sekarang sekar mau bantu ibu.. entah kapan lagi sekar bisa bantu ibu kek gini..” ucap sekar dengan nada sendu dan lirih, karena rasanya dia ingin sekali menangis.

“Huss, kamu kok ya ngomong nya gitu sih nak. Kamu itu tetap anak ibu, anak gadis ibu yg cantik, dan siapa bilang kamu nggak bisa bantu ibu lagi? Nanti kalau kamu lagi ada cuti, kamu kan bisa balik kesini lagi buat bantu ibu..” ucap ibu untuk menghibur sekar agar tidak sedih.

“Makasih ya bu, ibu selalu mengerti sekar. Sekar butuh ini itu, ibu selalu ada buat sekar. Mudah-mudahan sekar di Jakarta bisa dapat ibu kos yg sama baik nya dengan ibu ya..” ucap sekar sambil memeluk ibu nya.

“Aamiin…yaudah kamu bebenah dulu sana, sekalian liat ayah kamu lagi ngapain dikamar, tadi sih pas ibu habis sholat, ayah lagi di kamar mandi”

“Iya bu, sekar ke kamar ayah dulu ya” jawab nya.

“Ayah..” sapa sekar sambil membuka pintu kamar sedikit.

“Iya nak, masuk” jawab ayah sambil memalingkan wajah nya ke seberang. Ternyata ayah lagi menangis, tapi ia tutupi dari sekar.

“Ayah ngapain? Ayah baru selesai sholat ya? ibu lagi masak itu, tadi sekar mau bantu ibu, tapi ibu malah nolak yah” sekar berusaha menghibur ayah nya dengan memanyunkan bibir nya. Sebenarnya waktu sekar buka pintu tadi, sekar sudah tau kalau ayah nya sedang menangis, dan sekar sudah tau kalau tangisan itu karena dirinya.

“Sudah dari tadi ayah selesai sholat nya.. haris udah bangun belum ya? kan dia juga harus nemeni ayah buat ngantar kamu ke bandara nanti” ayah mencoba mengalihkan topik pembicaraán, agar sekar tidak melihat nya sedang bersedih.

“Tadi sekar lihat, haris udah bangun kok yah. Kayak nya dia lagi main game deh yah. nanti kalau di panggil juga bakalan nongol batang hidung nya”

(Suasana nya hening)

“Teringat ayah, pemuda itu ada nggak menyebutkan alamat kantor nya sama kamu nak?” ayah bertanya seperti itu hanya untuk memastikan agar anak nya selamat sampai tujuan.

“Sebenarnya sekar juga kurang tau yah. Karena pak rendra hanya memberikan bukti tiket nya aja. Tapi yg penting, ayah harus selalu doáin sekar ya..biar sekar di lindungi sama allah..dan ayah juga nggak usah khawatir sama sekar nanti, karena sekar yakin kalau pak rendra itu pasti orang yg baik” sekar tau kalau saat ini ayah nya sangat mencemaskan nya, maka dari itu sekar berusaha untuk terus meyakinkan ayah nya dengan berkata seperti itu.

“Iya, ayah percaya kok sama sekar..ayah yakin kalau anak ayah bisa jaga dirinya dengan baik” kata ayah sambil mengelus kepala sekar dan tersenyum.

Setelah pembicaraan tadi, sekar dan keluarga nya sarapan bersama di meja makan, dan mereka pun sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

“Ya allah, saat ini hamba hanya bisa berserah padamu ya rabb. Hamba yakin kalau engkau lah yg maha agung, hanya engkau lah yg bisa melindungi hamba dari kejahatan apapun. Dan hamba mohon agar engkau senantiasa untuk menjaga semua keluarga hamba disini ya rabb, aamiin..” sekar berdoá sambil melihat wajah kedua orang tuanya.

(Bandara)..

“Ayah, sekar berangkat dulu ya yah, doáin sekar biar bisa sukses di jakarta nanti..biar sekar bisa bawa ayah, ibu sama haris ke Jakarta..” kata sekar sambil memegang kedua tangan ayah nya.

“InsyaAllah ay selalu mendoákan kamu nak..yg penting kamu harus ingat sama perintah Allah, yaitu sholat 5 waktu nggak boleh telat. Makan juga harus tepat waktu, biar kamu bisa konsentrasi saát bekerja” Pesan ayah sebelum melepas sekar masuk kedalam pesawat.

“Baik yah..sekar pasti selalu ingat pesan ayah..” jawab sekar sambil memeluk ayah nya.

“Dan kamu dek, kakak harap kamu bisa menjaga ayah sama ibu disaát kakak nggak ada ya. jangan lagi kamu kecewain ayah sama ibu..kasih ayah dek..” sekar berkata sambil berjalan memeluk adik nya itu.

“Beres kak, haris janji deh bakal jagain ayah sama ibu disini, kakak baik-baik disana ya..jangan lupa sering ngabarin kita disini..” jawab haris yg saat ini masih di peluk sama kakak nya.

“Oke, dadah ayah, dadah dek..kakak sayang kalian..” sekar melambaikan tangan nya sambil menahan air matanya yg ingin menetes.

(Tiba di Jakarta)..

“Alhamdulillah akhirnya nyampek juga di Jakarta. Tapi, aku juga belum tau alamat kantor nya pak rendra dimana. Apa sebaik nya aku telfon dia aja ya? mana tau dia bisa kirim supir nya buat jemput aku, hihihi..” sekar bicara dan tertawa sendiri sambil mengambil ponsel nya di dalam tas.

Tuuttt…Tuuttt.. ( suara dering ponsel )

“Saya sudah mengirimkan supir buat kamu. Kamu lihat seseorang dengan baju berwarna hitam, dan memakai kacamata hitam. Kamu sebut nama saya saat menyapa nya” belum lagi sekar ingin bicara dengan pak rendra, dia ternyata sudah tau apa yg di fikirkan sekar.

“Baik pak, terimakasih” ucap sekar dengan tegas.

Setelah sekar menutup telfon nya dengan pak rendra, sekar berusaha mencari orang yg cirri-ciri nya sama dengan yg di sebutkan pak rendra tadi. Nggak butuh lama, sekar sudah menemukan orang dengan ciri-ciri nya yg sama.

“Permisi pak..apa bapak supir nya pak Rendra?” Tanya sekar dengan hati-hati.

“Dengan Mbak Sekar?” bukannya jawab, malah nanya balik. Aduhh pak supir..

“Iya pak, saya sekar” Jawab sekar sambil menundukkan kepala nya.

“Silahkan naik mbak, Presdir sudah menunggu mbak dari jam 9 yg lalu” Ucap supir dengan datar.

“Baik pak, terimakasih. ( Untung ganteng ni supir, kalo jelek kan aku juga yg malu karena harus satu mobil dengan dia )” sekar ngedumel dalam hati.

Selama setengah jam sekar diam disaat perjalanan. Tapi kali ini dia memberanikan dirinya untuk bertanya pada supir itu.

“Maaf pak, saya boleh nanya nggak pak?” Tanya sekar dengan nada yg pelan.

“Hem, boleh”. Jawab pak supir dengan acuh.

“Apa pak rendra itu presdir yg akan saya temui?” Tanya sekar.

“Bukan”. Jawab pak supir dengan tegas.

“Loh, jadi yg bapak maksud bukan lah pak rendra? Lalu siapa itu pak rendra?” Tanya sekar dengan kepo.

“Assisten pribadinya presdir”. Pak supir masih menjawab dengan tenang dan tegas.

“Oh..ternyata pak rendra itu hanya assisten pribadi nya presdir aja toh!” ucap sekar dalam hati.

“Lalu, siapa presdir yg bapak maksud?” Tanya sekar lagi.

“Maaf mbak, mobil ini sudah di pasang alat penyadap oleh pak rendra. Dan saat ini, presdir sedang mendengar pembicaraan kita, jadi mohon maaf saya tidak bisa menjawab pertanyaan mbak. Yg pasti saya akan membawa mbak ke kantor, dan membawa mbak untuk menemui presdir di ruangan nya” ucapan supir berhasil membuat sekar tercengang.

Sekar akhirnya diam saat pak supir berkata seperti itu, karena dia nggak mau ambil resiko besar dengan terus menanyakan tentang siapa presdir itu sebenarnya. toh, dia juga nanti bakalan tau saat menemui presdir nya itu.

Setelah setengan jam kemudian, sekar sudah sampai di depan halaman kantor yg di maksud pak rendra. Dia melihat begitu besar nya perusahaán itu, dan mungkin saja orang-orang yg ada didalam sana adalah orang yg sangat berkelas dan berpendidikan tinggi. Dibandingkan dengan sekar yg begitu jelek, kumuh, dan tidak berpendidikan itu, sudah pasti dia berfikir dia tidak akan di terima di perusahaán itu.

“MasyaAllah..betapa megah nya perusahaán ini..kok aku jadi nggak percaya diri ya? Tapi aku kesini kan juga karena pak rendra menyuruh aku kerja disini, dari pada aku pulang kan nggak mungkin.. bismillah aja deh, semoga aku bisa di terima di sini, aamiin..” sekar berdoa untuk dirinya sendiri.

Sewaktu sekar memasuki ruangan lobi kantor, dia masih tercengang melihat keindahan dari design-design yg ada di dalam kantor itu. Lamunan nya pun terhenti saat pak supir memanggil nya dan mengajak nya kearah lift.

“Mari mbak saya antar keruangan Presdir” ajak pak supir yg sombong itu (menurut versi nya sekar).

“I-iya pak” jawab sekar dengan gugup.

Sekar berjalan mengikuti langkah nya pak supir, dan melewati para staff yg ada di kantor itu. Mereka saling bertukar cerita, mungkin saat ini jam nya mereka istirahat. Sekar pun melewati mereka dengan tersenyum ramah.

“Eh, eh..liat deh penampilannya itu, nggak banget sih, eeuuww!” kata amber salah satu staff wanita yg sedang duduk di sofa lobby.

“Iya, siapa sih dia, pakek di antar segala sama babang ganteng gue, enak aja” sewot tika, salah satu staff yg sudah lama menyukai pak supir itu, namun ternyata hanya cinta terpendam, karena nggak nggak punya keberanian untuk mendekati pak supir ganteng itu.

“Gue dengar sih dia bakal jadi sekretaris baru nya presdir, soal nya waktu gue ke mau keruangan presdir antar berkas, gue nggak sengaja mendengar semua pembicaraánnya pak rendra dengan presdir. Dan bahkan, presdir rela membiayai ongkos cewe itu dari kampung nya ke Jakarta loh.. amazing banget kan?” kata joe ke teman-temannya itu.

“What? Apasih hebat nya dia? Cantik juga nggak, pintar juga apalagi. Gue jadi penasaran deh, kenapa presdir dan pak rendra nyuruh dia kerja di kantor ini. Tugas kalian berdua, cari tau siapa dia, dan kenapa dia bisa sampek di kantor ini. Pokok nya gue nggak mau tau, kalian berdua harus bisa kasih informasinya ke gue secepat mungkin, gue tunggu kabar nya.” amber merasa kesel saat mendengar perkataán joe, dia pun menyurh kedua temannya untuk mencari tau.

“Siap bos!” ucap tika dan joe bersamaán.

Setelah sekar dan pak supir memasuki lift, sekar memberanikan diri untuk bertanya pada pak supir itu, mungkin aja dia mau menjawab, karena tidak sedang berada di mobil.

“Pak, kira-kira presdir nya itu baik nggak ya?” Tanya sekar dengan gugup.

“Mbak bertanya seperti ini, mbak yg akan menerima konsekuensinya nanti” ucap pak supir dengan tegas, tapi penuh dengan arti di setiap ucapan nya.

“Apa? Jangan bilang lift ini juga sudah di sadap sama presdir? Ya allah, kok aku bisa masuk ke kantor yg seperti ini sih..ibu, ayah..” pekik sekar dalam hati.

Nggak butuh waktu lama, sekar sudah sampai di depan ruangan presdir.

“Permisi pak, saya sudah membawa ibu sekar kesini” ucap pak supir sambil menundukkan kepala nya.

“Bawa dia masuk” jawab pak rendra.

“Baik pak”

“Silahkan mbak, mbak sudah di tunggu didalam” kata pak supir sambil membukakan pintu untuk sekar.

Setelah menutupkan pimtu nya, pak supir segera pergi. Pas di depan lift, pak supir bertemu dengan joe dan tika. Dia tau maksud dan tujuan dari mereka apa, dia berusaha member peringatan kepada mereka untuk tidak menguping pembicaraánnya presdir.

“Maáf mbak, silahkan mbak turun lagi kebawah, kalau mbak tidak ingin di keluarkan secara tidak hormat dari kantor ini.”Pak supir berkata sambil terus memperhatikan langkah mereka.

“Iss, tau nya ngancam orang aja. Tau aja dia kita mau ngapain disini, kesel gue” sewot joe.

“Yaudah deh, kali ini cewe itu bebas dari kita, tapi besok-besok awas aja dia kalau sampek berani macam-macam di kantor ini” jawab tika dengan geram nya.

“Iya-iya, kita turun. Sok ikut campur banget sih jadi supir” kata joe sambil melewati pak supir ganteng itu menuju lift.

Pak supir itu menyunggingkan bibir nya saat memasuki lift.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!