Raden Ayu Gendis, atau biasa dipanggil Gendis bisa dibilang gadis sederhana yang pernah merasakan fase hidup sulit, keinginannya hanya satu mempunyai mobil Pajero sport yang sedari dulu diidamkan.
Sifat irit nya membuat ia memiliki julukan si nona krab, tahu kan tokoh kepiting di serial Spongebob Squarepants yang begitu kikir pelit dan sangat hemat itu salah satunya karna Gendis juga sangat irit dan satu hal yang perlu diketahui sifat blak blakan, tidak peka bahkan norak terkadang membuat sekeliling dirinya merasa malu dan iba karna sedikit banyak mereka tahu tentang penderitaan gadis belia tersebut.
Bersyukur teman seperjuangan rupiahnya sangat baik padanya bahkan selalu mendukung apapun yang ia lakukan. dan terlebih banyak fans yang selalu memberinya hadiah ataupun sekedar ingin berinteraksi tapi balik lagi, sifat tidak peka sepertinya sudah melekat di diri gadis itu.
gadis itu terlalu pandai menyimpan luka entah semua orang tidak ada yang tahu kapan rasa lelah itu hadir dan bergelayut manja di dirinya. tanpa siapapun yang dapat ia sandarkan membuat ia harus kuat menghadapi kenyataan.
" Pagi nona krab"
" Pagi mbak Fani"
" Elo sarapan ginian doang??"
" Iya mba Fani lontong isi dua sama gorengan satu cukup buat aku ntar ga bisa beli mobil pajero sport lagi" ucap Gendis terkekeh.
" Heh Gendis, lo jadi orang jangan ngirit banget apa elo makan buat hidup Lo sendiri sayangi badan elo udah kurus gini masih juga irit makan heran gw mah, nih gua kasih nasi uduk nggak tau kenapa gua kalo mau sarapan inget elo terus." ucap Fani yang memang sudah akrab dengannya.
Gendis dan Fani sama-sama sudah lima tahun bekerja di perusahaan tersebut. saat itu Gendis yang hanya lulusan SMA langsung diterima dengan perjanjian harus sambil kuliah agar dapat dijadikan karyawan tetap. Bukan alasan ia diterima di kantor tersebut, kepandaiannya yang menjadi alasan kuat ia diterima di kantor tersebut. sedang Fani, ia memang baru lulus strata satu dan umurnya terpaut empat tahun, Gendis perempuan ceria yang mereka kenal.
" Gendis doang nih yang dibeliin gue nggak??" Bu Maya adalah manager di divisi tempat kerja gendis, Maya tahu sedikit banyak tentang anak buahnya semua. sikap dan sifat yang humble ditambah keibuan membuat Maya sering mendapat julukan mother of office dan juga ia tidak sungkan jika ada bawahannya untuk sekedar curhat atau sharing. ia sudah menikah selama dua tahun diumur menginjak dua puluh delapan tahun. namun belum dikaruniai seorang anak.
" Bu Maya mau nih barengan sama Gendis??" ucap Gendis sambil mengunyah nasi uduk yang baru saja didapat Gendis secara percuma dari Fani
" Lo aja dapet gratis pake nawarin gue but nggak lah buruan makan ntar keburu masuk"
" siap Bu Maya"
" Morning everybody one." ucap Galih dia karyawan yang sudah lama bekerja disini, dua belas tahun mengabdi namun tidak membuat Galih merasa senior jiwa bapak bapaknya sungguh sangat mendalami peran kadang kocak, kadang serius bahkan jika ada yang ulang tahun seolah dirinya yang sedang merayakan sungguh konyol.
" Pak mau nasi uduk ga??" tanya Gendis dengan polos
" Hmmm nawarin gua yang dapet dari gratisan gak level buat gue ya sorry mory," ucap Galih dengan ala-ala lambe.
" Gak mau yaudah enak Gendis kenyang sendirian."
" Nih gw bawa onde-onde mini buat kalian banyak makan dah tuh." ucap Maya sedari tadi menjadi penonton setia karyawannya
" Bu Maya sering-sering bawain Gendis makanan biar bisa beli Pajero Bu"
" Itu bagi yang Laen ada banyak jangan diembat sendirian." Maya pergi menuju ruangannya yang memang berbeda dengan bawahannya
" Sini bagi nona krab." ucap Galih
" Katanya nggak level gratisan"
" Kalo dari Bu Maya mah nggak nolak gw." Galih langsung membawa beberapa onde-onde ke meja kerjanya.
" Dasar bapak tua." sindir gendis
" Eh gua kutuk jadi nona krab Lo."
" Dih kocak emang Lo pada awas jodoh." ucap Fani yang masih menjadi penonton.
Semua memulai aktivitas masing-masing Gendis yang sedari tadi menjadi buah ledekan anak-anak tersenyum simpul dibalik kubikel ya.
" Setidaknya dengan aku melakukan hal ini, aku bisa melihat senyum kalian semua." Gumam dalam hati Gendis sambil melanjutkan pekerjaannya.
Tobe Continued
hallo gaes ini cerita baru aku. settingnya kantoran gitu ya. mungkin ada genre komedinya sedikit semoga bisa memenuhi ekspektasi aku dan kalian semua.
jangan lupa vote like dan komen makasih ya
Jam kerja masih menunjukan pukul 14.00 dalam artian masih ada tiga jam kedepan Gendis harus menyelesaikan pekerjaannya. divisi yang ia naungi saat ini adalah keuangan dan ditanggal mendekati akhir bulan adalah tanggal krisis dimana semua data absensi, penggajian juga biaya bulanan perusahaan akan masuk dan diakumulasikan oleh team tersebut.
Gendis tak pernah menyerah, ia selalu mengerjakan pekerjaannya dengan tekun, tak pernah merasa malu ataupun ragu jika ia tidak mampu baginya malu bertanya sesat dijalan dan malu sama dengan lapar.
" Gendis, gw minta tolong ambilin data absensi sama lemburan di bagian HR ya" ucap Andini karna ia bagian penggajian karyawan
" Sip mbak adalagi ga???"
" Gw titip fotokopi ini data keuangan bulan kemaren ya. ntar kalo udah minta tanda tangan dan legalisir ke Bu Maya trus kalo udah kasih ke sekertaris CEO kita" ucap Galih, bapak dua anak yang ga mau dibilang tua.
" Pak Galih, ntar Gendis beliin jeco ya kalo gajian sebagai imbalan."
" Dih nona krab elo lagi malak gua ya?? tar gua beliin donat gerobakan yang ada di pasar subuh yang harganya dua rebuan kan sama aja sama sama donat"
" Teganiannya caramu sih pak saya kan pengen makan enak"
" Atuh beli neng ga abis gaji satu bulan lo itu." ucap Vita salah satu bagian keuangan juga.
Di bagian keuangan terdapat beberapa karyawan, Maya sebagai managernya, Andini sebagai penggajian dan lemburan, Vita sebagai administrasi pembelian (khusus barang PO dan Purchase), Gilang sebagai audit internal juga bagian pengecekan keseluruhan pekerjaan bagian keuangan dan input output pemasukan uang perusahaan dan Gendis hanya sebagai administrasi. Fani sendiri membantu pekerjaan Andini karna pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan oleh seorang diri.
" Ntar mobil Pajero aku yang di dealer depan nggak kebeli beli bapak ganteng." ucap Gendis sambil mengerucutkan bibirnya.
Astaga kenapa Gendis jadi seabsurd ini sih?
" Nikah aja gih sana sama yang punya dealer pajero biar bisa pake tanpa beli." ucap Fani yang membuat Gendis jadi memutar bola matanya.
Selalu saja begitu menikah dan menikah seolah adalah jalan ninja tidak tahu saja menikah juga ada tidak enaknya.
" Mbak Fani mah mikirnya nikah Mulu tau deh yang bentar lagi sold out mah Laen bahasanya."
" Makanya Gendis manis yang sayangnya jomblo dari lahir cari pacar gimana mau nikah, pacaran enggak pernah jadi nggak pernah mikir nikah, dua puluh tiga tahun umur elo nggak pernah pacaran sama sekali heran deh gue mah jaman sekarang masih ada perawan ting-ting modelan kayak Lo yang mungkin aja ******* aja belom pernah kali." Andini menghampiri gendis yang berada di kubikelnya
" Udah ah Gendis kabur aja bahas kawin Gendis nggak ada yang belain Gendis disini abisnya" Gendis masih saja memanyunkan bibirnya karna teman temannya tidak ada yang membela, perkara donat jeco kenapa jadi bahas nikah sih.
.
Gendis melangkah ke ruang HR untuk bertemu dengan Safira, bagian absensi karyawan
" Helo selamat siang everybody all, What's up bro kangen ga sama Gendis yang cantik paripurna ini??" semua penghuni ruangan HR sudah tak asing lagi mendengar suara riang si pemilik suara siapa lagi kalo bukan Gendis.
" itu toa bisa ga sih nggak dikondisikan berisik" ucap Fatima bagian HR
" Duh embaknya Fatimah Tuzahro sayangku cintaku jangan marah mulu ntar nggak cantik lagi kaya efek kamera stargram loh mbak" ucap gendis sambil meledek
" Lambe elo itu kalo nggak dijejali makanan kayanya pedes banget sih nih gw punya salad buah ambil masih ada satu tadi punya Fairuz nggak dimakan katanya buat yang lain aja." Safira yang baru masuk ke ruangan mencairkan suasana.
" Biasanya si nona krab mah nggak bakal nolak." ucap Fatimah kembali.
" Eh nolak rezeki itu ga baik buat kesehatan kantong, oiya mba Fira mana data absensi sama lemburan?? mbak Andini minta.
" Bentar gue copy dulu ya"
" Sekalian mbak Gendis juga mau copy ini punya pak Galih." Gendis ke ruang fotokopi.
" Ini saladnya makasih ya Gendis bawa ya."
" Iya ambil dah sana kalo gitu, oiya ini data yang Lo minta" ucap Safira
" Makasih mbak Fira, Gendis pamit ya"
" Yo hati hati oiya kabarin anak anak keuangan abis gajian makan bareng gimana Jumat??" ucap Fatimah pada Gendis
" Tar gendis bilangin ke mereka dulu ya mbak."
" Ikut ya elo jangan sampe nggak ikut."
" Insya Allah ya mbak." Gendis keluar dari ruangan HR.
Gendis sebenarnya suka berada di kantor berinteraksi dengan sesama pegawai, canda tawa dan lainnya dan ia akan sangat kesepian di kost, dan demi menghilangkan rasa tersebut, Gendis mencoba mencari tambahan untuk menghilangkan bosan, kadang ia mengantar kue tetangga yang memiliki toko roti dan bakery atau tetangga yang memiliki usaha laundry, Gendis tak pernah enak jika menolak dan untuk itu ia jarang sekali ikut kumpul bareng teman kantornya. mungkin jika kumpul seperti itu bisa sebulan dua kali selama setahun ia hanya ikut satu sampai dua kali saja.
.
tbc
Doble up ya. karya baru soalnya hihihi
27 September 2021
Gendis baru saja keluar dari ruang HR. semua orang yang melihatnya pun menyapa begitupun sebaliknya. semua orang senang dengan gadis tersebut tampilan sederhana namun kecantikannya tak menyurut seolah pancaran keindahan dari dalam dirinya keluar.
Dirinya berjalan sambil melihat lihat dokumen yang harus ia serahkan pada Andini, namun sayang ia tak melihat bahwa di sebrang sana juga ada sosok tegap yang berjalan melawan arahnya
braaakkkkkk ...
" Yah dokumen Gendis jatuh." Gendis langsung berjongkok mengumpulkan dokumen yang berserakan. Bahkan dia tak menggubris seseorang yang ditabraknya tadi.
Selesai ia bangkit dan menoleh ke arah sang pemilik tubuh yang ditabraknya tadi.
" Maaf kan saya pak saya salah." ucap Gendis sambil membungkuk setengah badan memberikan tanda hormat.
Dirinya melihat sekilas pria tersebut nampak tampan, mempunyai rahang kokoh, alis tebal, mata sipit namun bulat, hidung bak papan luncur dan rambut rapih yang dibantu sedikit Pomade dan jangan lupakan sikap tegas yang ditunjukan oleh sang pemilik tubuh.
Gendis pun tak mau buang waktu, takut disalahkan dan dipecat karna ia tahu jika yang menabraknya adalah anak pemilik perusahaan tempat ia bekerja sekaligus direktur di perusahaan ini.
" Saya permisi pak Abi sekali lagi saya minta maaf."
Gendis langsung pergi meninggalkan sang tuan muda tersebut tanpa ia mengeluarkan sepatah katapun. Gendis hanya tak mau dirinya dipecat karna ia menabrak tubuh bos besarnya tersebut, terkenal jarang berbicara namun wibawanya sangat kentara dengan pembawaan yang sangat menyita kaum hawa untuk melihatnya berlama lama
" Unik." gumam sang pemilik tubuh langsung menuju ruang kerjanya.
" Pak Abidzar, tadi ibu telpon beliau minta di telpon kembali." ucap Mahira sang sekertaris nya.
" Oke."
Abidzar Jaya Kusuma atau biasa dipanggil Abi, lelaki yang pernah merasakan gagal bertunangan karna sang kekasih berselingkuh lantaran dirinya masih mengejar strata dua sebagai syarat menjadi direktur di perusahaan milik ayahnya.
Walaupun bukan perusahaan besar, tapi keluarganya tentu memiliki harta yang lebih dari cukup, sulung dari dua bersaudara tersebut sudah berumur dua puluh delapan tahun, empat tahun lalu ia merasakan gagalnya bertunangan dengan seorang kekasih karna telah hamil dengan selingkuhannya. semenjak kejadian itu, Abi tak tersentuh akan sosok wanita.
Ibunya selalu saja mensupport untuk move on dan mencari pengganti Kikan sang mantan kekasih. hanya saja penghianatan tersebut membuatnya enggan untuk mencari walaupun ibunya selalu saja menjodoh-jodoh kan dengan anak temannya ataupun teman sang anak yang ia kenal. namun itu semua hanya nol besar.
Sudah lama hatinya kosong, sejak bertabrakan tak sengaja dengan gadis bernama gendis, ia selalu mengingat wajah polos yang hanya disentuh dengan make up tipis dan natural. sepertinya gadis lugu namun ia tak mau menyimpulkan karna terlalu dini.
.
.
" Muka lo kenapa dah pucat gitu nona krab?? tanya Andini yang baru saja diberikan dokumen yang diminta gendis dari ruang HR.
" Gendis ga sengaja nabrak."
" Hah?? elo emang dari mana??"
" dari HR nggak sengaja nabrak orang"
" oh... kirain emang elo nabrak siapa??" tanya Fani yang mendengar percakapan mereka berdua di kubikel Andini
" Pak Abi"
" Pak Abi, emang karyawan sini ada yang namanya Abi??" tanya Fani setengah kepo.
" Waiit .. wait .. jangan bilang Abidzar direktur ganteng kita." ucap Andini setengah terkejut.
" Hmmm." ucap Gendis dengan lirih.
" Are u seriosly???? when and why.." tanya Andini dan Fani antusias.
" Woy bacot elo berdua bisa diredam ga?? lagi puyeng gw." ucap Galih menegur juniornya.
" Maaf pak nggak lagi-lagi." ucap Fani
" Mba,,, Gendis takut dipecat??"
" Konyol lo mana ada dipecat karna nabrak nggak sengaja."
" Tapi dia tadi diem aja padahal ndis udah minta maaf dua kali loh." ucap Gendis sambil membentuk huruf V pada kedua jarinya.
" Dia kan emang dingin sama karyawan cewe apalagi." ucap Maya yang baru saja keluar dari ruangannya karna ingin membuat kopi lantaran mengantuk namun melihat ketiga karyawannya berbicara ia sedikit kepo terutama membawa nama temannya Abidzar.
" Udah Lo ga usah panik oke kerja lagi yuk." ucap Andini menyemangati Gendis.
Sejujurnya Gendis tidak pernah berhubungan langsung dengan sang direktur apalagi jabatannya hanya administrasi membuat interaksi dengan sang direktur muda tersebut tak pernah tercipta sama sekali.
" Moga aja Gendis nggak dipecat cuma karena nabrak bapak direktur" ucap gendis bermonolog sendiri.
Gendis memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya, meski Maya dan Fani sudah mencoba menenangkannya namun tetap saja Gendis merasa takut apalagi Gendis tahu jika Abi adalah bos besar anak pemilik perusahaan.
" Moga aja Gendis nggak di pecat bisa gagal beli Pajero nanti." gumam dalam hati.
.
tbc
28 September 2021
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!