Seorang wanita cantik yang berada di dalam sebuah kamar kini tengah melamun sambil menatap langit langit kamarnya. mengingat apa yang membuatnya mengambil keputusan untuk pergi ke luar negeri.
Bertahun tahun berada di negeri orang seorang diri, berharap bisa memperbaiki perasaannya. Dan meyakinkan hatinya.
Dan setelah sekian lama kini waktunya di harus kembali. Meskipun hatinya ragu tapi dia tahu tidak selamanya dia bisa lari.
Ttrreett Ttrreett
"Halo."
"Halo bagaimana kabar mu hari ini Gaby?."Tanya seorang wanita dari sebrang telpon.
"Baik."Jawab Gaby. "Bagaimana dengan Kak Dira?."Sambung Gaby.
"Tentu saja baik."Ucap Dira. "Oh iya kapan kamu akan kembali?."
"Besok."
"Benarkah? Wah kalau begitu Kakak akan membuat sesuatu yang special buat kamu."Ucap Dira antusias.
"Terimakasih Kak."Ucap Gaby.
"Tidak perlu berterimakasih. Yasudah sekarang kamu istirahat ya, dah Gaby sampai juga besok."Ucap Dira yang kemudian langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Gaby.
Gaby tersenyum setelah sambungan telepon itu terputus. Gaby bahagia karena selama ini Dira selalu mendukung dan memberi saran untuknya.
Gaby mengambil sebuah kalung yang ada di laci, Gaby pun membuka liontin yang berbentuk hati itu, di mana terdapat sebuah foto seorang pria yang begitu Gaby rindukan.
"Bagaimana keadaan kamu sekarang? Apakah kamu merindukan aku? Apakah cinta itu masih ada?."
Gaby memejamkan matanya dan butiran air mata pun mengalir membasahi pipinya. Di setiap keputusan pasti ada sebuah pengorbanan dan penyesalan, namun semua sudah terjadi dan kini Gaby hanya bisa menjalani semuanya.
Gaby pun menutup kembali liontin itu dan memakainya. Lalu Gaby pun tidur.
_________
Waktu terus berjalan dan kini Gaby sudah sampai di bandara Negara I. Gaby pun langsung di sambut oleh Deon.
"Kakak."
Gaby berlari dan langsung menghambur ke pelukan Deon. Gaby sangat senang bisa bertemu dengan Deon kembali. Setelah puas berpelukan, mereka pun langsung menunju mobil dan pulang ke rumah.
Saat di dalam perjalanan Gaby membuka kaca mobil agar bisa menghirup udara Negara yang dulu dia tinggalkan. Gaby pun melihat lihat suasana di luar.
"Ternyata tidak terlalu banyak yang berubah ya Kak?."Ucap Gaby.
"Ya memang, mungkin menurut kamu yang baru kembali ke sini terlihat ada beberapa yang berubah."Ucap Deon. "Tapi kalau menurut Kakak sama sekali tidak ada yang berubah."
Setelah menempuh perjalanan sekitar empat puluh menit mereka pun kini sudah sampai di depan kediaman Deon.
Saat Gaby turun bersama dengan Deon dari mobil, Gaby langsung di sambut oleh Dira dan tentunya Pangeran.
"Wah keponakan Tante sudah besar ya."Ucap Gaby sambil mencubit pipi cabi Pangeran.
Sedangkan pangeran hanya tersenyum malu malu.
"Ayo masuk."Ucap Dira. "Sekarang kamu istirahat dulu saja, pasti capek setelah menempuh perjalanan yang jauh."Sambung Dira.
"Iya Kak."
Gaby pergi ke kamarnya dan saat Gaby masuk ke dalam kamar, Gaby tidak menyangka kalau ternyata kamarnya masih sama seperti yang dulu.
Gaby membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Karena mereka lelah Gaby pun langsung tertidur.
___
Saat langit mulai gelap, Gaby baru terbangun dari tidurnya. Gaby langsung membersihkan diri lalu keluar dari kamar untuk makan malam bersama.
Saat Gaby keluar dari kamar, Gaby mendengar ada suara orang yang sedang mengobrol. Gaby langsung berjalan menuruni setiap anak tangga dan pada saat Gaby berada di pertengahan tangga, langkah kakinya terhenti saat melihat seorang pria yang tengah mengobrol dengan Dira dan Deon.
Tatapan mata mereka saling bertemu, namun Gaby langsung memalingkan wajahnya dan kembali berjalan menuruni setiap anak tangga.
"Kak."Ucap Gaby.
"Gaby, ayo duduk di sini."Ucap Dira. "Oh iya kamu masih ingat tidak dia siapa?."Sambung Dira yang bertanya pada Gaby.
"Tentu saja aku ingat Kak."Jawab Gaby.
"Aku senang ternyata kamu tidak melupakan aku Gaby."Ucap pria yang ada di hadapan Gaby yang tak lain adalah Ardian.
"Aku juga senang, ternyata kamu jaga masih mengingatku."Ucap Gaby.
Tak lama makan malam sudah siap. Mereka pun langsung pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama.
Saat makan malam Ardian selalu saja mencuri pandang pada Gaby, dan tentu saja hal itu di sadari oleh Gaby.
Namun Gaby berusaha untuk bersikap biasa saja. Hingga setelah makan malam selesai, Ardian mengajak Gaby untuk mengobrol di taman depan.
Mereka pun duduk berdua di taman depan sambil terus mengobrol. Dan pada saat itu Gaby merasa kalau Ardian sudah berubah tidak dingin seperti dulu.
"Gaby."Panggil Ardian.
"Iya, ada apa?."
"Setelah sekian lama kamu tinggal di Negara J apa kamu sudah mempunyai kekasih di sana?."Tanya Ardian.
Gaby tersenyum, lalu Gaby pun menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana aku bisa punya kekasih di sana, sedangkan hatiku tertinggal di sini."Jawab Gaby.
"Apakah kamu masih mencintaiku Gaby." Batin Ardian.
"Kenapa kamu tiba tiba bertanya seperti itu?."Tanya Gaby.
"Tidak papa, aku hanya ingin tahu saja."Jawab Ardian.
Saat sedang mengobrol tiba tiba saja handphone Ardian berdering. Ardian pun pergi mengangkat telepon terlebih dahulu. Saat Ardian tengah pergi, Gaby merasa ada seseorang yang sedang mengawasi nya.
Awalnya Gaby mengira Ardian yang sedang mengawasi nya tapi ternyata bukan, karena saat Gaby menengok pada Ardian, Ardian berdiri membelakanginya.
Gaby pun melihat ke sekitar tapi Gaby tidak melihat siapa pun di sana.
"Mungkin hanya perasaan ku saja." Batin Gaby.
Gaby melihat bintang bintang di langit dan saat itu Gaby melihat wajah yang sama seperti yang ada di dalam liontin nya.
Tiba tiba saja lamunan Gaby buyar saat merasakan ada sesuatu yang jatuh ke pangkuan nya. Saat Gaby melihat ke pangkuannya Gaby melihat setangkai bunga mawar merah.
"Bunga dari mana ini?."
Gaby kini bangkit dari duduknya, dan Gaby kini berjalan ke arah depan untuk melihat apakah ada orang di sana. Namun tiba tiba saja tangan Gaby di tarik oleh Ardian.
"Kamu mau kemana?."Tanya Ardian.
"Ah tidak mau kemana mana, hanya saja aku merasa sedikit pegal karena terus duduk."Jawab Gaby.
"Benarkah?."Tanya Ardian kembali.
"Iya tentu saja benar."Jawab Gaby.
"Oh iya Gaby sepertinya aku harus pergi sekarang juga karena ada sesuatu yang harus aku lakukan."Ucap Ardian.
"Pergilah."
"Apa kamu tidak papa jika aku pergi sekarang?."Ucap Ardin.
"Tentu saja."
"Baiklah kalau begitu aku pergi sekarang, titip salam untuk Kakak ya."Ucap Ardian dan Gaby pun mengangguk.
Setelah itu Ardian pun pergi meninggalkan Gaby. Dan saat Ardian pergi kembali melihat ke sekitar kembali, tapi Gaby tidak melihat siapa pun. Akhirnya Gaby memutuskan untuk pergi dan masuk ke dalam rumah.
Malam kini semakin larut, angin pun kini terasa semakin dingin. Seorang pria kini tengah membaringkan tubuhnya di atas atap mobil di sebuah taman.
Dia menatap langit yang di penuhi oleh bintang bintang berkerlipan. Dan saat ini terukir dengan indah sebuah senyum yang dulu pernah hilang selama bertahun-tahun.
Bahkan wajah yang dulu selalu terlihat dingin dan tak bernyawa kini terlihat begitu berbeda. Seakan akan sukma yang hilang kini telah kembali.
"Selama bertahun-tahun aku merasa diriku seperti orang mati. Aku tidak bisa merasakan perasaan apa pun."
"Tapi hari ini, hari ini aku merasa diriku hidup kembali. Jantung ini, jantung ini pun kembali berdebar."Ucap pria itu sambil menyentuh dadanya.
Tak terasa air matanya jatuh. Rasanya sungguh sangat menyesakan. Dia pun kini tak tahu dia itu tertawa atau menangis.
"Bintang jika saat ini dia, dia belahan jiwaku, dia hidupku sedang menatap dan mengagumi keindahan mu, tolong katakan padanya aku di sini terus menanti. Dan angin malam jika kamu dapat menyentuhnya sampai rasa rindu dan cintaku padanya."
Angin berhembus kencang setelah pria itu berbicara.
Gaby yang kini tengah berdiri di balkon kamarnya tiba tiba saja merasakan hembusan angin yang kencang, tapi entah mengapa Gaby tidak merasa dingin, Gaby justru tiba tiba saja merasakan sebuah kehangatan dan jantung nya pun berdebar kencang.
"Angin malam, apakah kamu baru saja menyampaikan sesuatu padaku?."Ucap Gaby.
Setelah itu entah mengapa langit berubah, bintang bintang kini tidak terlihat lagi. Semuanya sudah tertutup awan gelap. Dan seketika hujan pun turun dengan begitu derasnya.
Tapi meski begitu tidak membuat Gaby berniat untuk masuk ke dalam kamar. Gaby justru semakin berjalan ke dapan, Gaby pun merentangkan kedua tangannya dengan mata yang terpejam untuk merasakan setiap tetes air hujan yang mengenainya.
Begitu pun dengan pria itu, meski hujan turun dengan begitu deras dan membasahi tubuhnya tidak membuat dia berniat untuk beranjak dari posisi nya.
Di setiap tetes air hujan yang membasahi nya maka di saat itu kenangan kenangan indah datang menghampiri nya. Membuat pikirannya terus mengingat pada masa masa indah itu, membuat hatinya semakin lama semakin ingin berteriak dan memberitahu dunia tentang seberapa besar cinta.
Cinta yang selalu tersimpan di dalam sanubarinya, yaitu cinta yang sama untuk seorang wanita yang dulu selalu menangis dan berbagi cerita pada malam.
Wanita yang pernah dia peluk saat hujan, wanita rapuh yang selalu berusaha untuk selalu kuat.
"Aku merindukanmu." Ucap pria itu.
"Aku merindukanmu."Ucap Gaby yang masih berdiri dan merasakan setiap tetes air hujan.
_______
Waktu terus berjalan, hari kini mulai pagi. Tapi matahari masih bersembunyi di balik awan gelap. Hujan pun masih terus mengguyur bumi meskipun tak sederas tadi malam.
Gaby yang sudah membuka matanya masih enggan untuk beranjak dari atas tempat tidurnya. Gaby masih setia memandang liontin nya.
Tok tok tok
"Siapa?."Tanya Gaby dari dalam kamar saat mendengar suara ketukan pintu dari luar.
"Maya Nona."Jawab seseorang dari luar kamar Gaby.
Gaby pun beranjak dari tempat tidur nya lalu berjalan untuk membuka pintu. Saat Gaby membuka pintu, Gaby melihat Maya berdiri di depan kamarnya sambil tersenyum.
"Selamat pagi Nona Gaby?."Sapa Maya.
"Selamat pagi."
"Nona Dira dan Tuan Deon sudah menunggu Nona Gaby di meja makan."Ucap Maya.
"Baiklah, sebentar lagi aku akan ke sana."Ucap Gaby.
"Baik Nona."
Setelah itu Maya pun pergi. Setelah Maya pergi, Gaby kembali masuk lalu Gaby pun langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri nya.
Setelah itu Gaby pergi ke meja makan, saat Gaby datang Deon dan Dira sudah memulai sarapan mereka.
"Selamat pagi semuanya."Sapa Gaby.
"Selamat pagi."Saut Deon dan Dira.
"Ayo Gaby makan sarapan kamu."Ucap Dira.
"Iya Kak."
"Oh iya Gaby, apa rencana kamu sekarang?."Tanya Deon.
"Rencana apa?."
"Rencana kamu tenang bekerja."Jawab Deon.
"Oh, aku tidak ingin berkerja. Aku hanya ingin menjadi pengangguran sukses."Ucap Gaby enteng.
"Apa?."Ucap Deon yang tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Gaby.
Sedangkan Dira dan pangeran hanya tertawa. Walau pun Pangeran tidak mengerti apa yang si bicarakan oleh Deon dan Gaby, tapi melihat Dira yang tertawa Pangeran pun ikut tertawa.
"Kenapa reaksi Kakak seperti itu sih?."Tanya Gaby.
"Lalu Kakak harus bereaksi seperti apa saat kamu bercita cita ingin menjadi pengangguran?."Tanya Deon.
"Lagipula untuk apa aku kerja, kalau dengan tidak bekerja saja semua kebutuhan dan kemauan aku terpenuhi."Ucap Gaby. "Kakak tidak sedang jatuh miskin kan?."Sambung Gaby.
"Tentu saja tidak, tapi Gaby..."
"Iya iya, Kakak tenang saja. Aku sudah memikirkannya kok."Ucap Gaby. "Aku akan membuka sebuah butik dan cafe. Jadi hari ini aku akan pergi untuk mencari tempat yang bagus."Sambung Gaby.
"Kalau masalah tempat kamu tidak perlu khawatir. Kakak ada tempat yang bagus jadi bisa kamu pakai, untuk karyawan Kakak juga bisa mencarikannya mungkin beberapa anak buah Kakak bisa jadi karyawan kamu."Saut Dira.
"Nggak usah Kak, aku bisa sendiri kok."Ucap Gaby.
"Iya Kakak tahu kamu bisa. Tapi kan sayang aja kalau tempat itu tidak terpakai, lagi pula masih ada anak buah Kakak yang belum bekerja. mungkin kamu bisa ambil dua atau tiga orang, dan sisanya kamu cari sendiri yang memang ahli dalam bidangnya."Jelas Dira. "Setidaknya mereka untuk menjadi pengaman."Sambung Dira yang sedikit berbisik.
"Baiklah kalau begitu."Ucap Gaby.
Setelah selesai sarapan Deon langsung pergi ke kantor sedangkan Dira akan pergi ke beberapa tempat usahanya, seperti cafe dan restoran. Tidak lupa toko bunga yang dulu pernah di berikan Deon padanya.
Karena Gaby merasa bosan di rumah Gaby pun ikut bersama dengan Dira, sekalian mencari inspirasi untuk usahanya nanti.
Mereka pun pergi hanya bertiga dengan Pangeran. Dira dan Gaby duduk di depan sedangkan Pangeran di belakang.
Di dalam perjalanan mereka terus mengobrol. Dan mereka pun memutuskan untuk pergi ke tempat yang akan di berikan pada Gaby nanti setelah semua urusan Dira selesai.
Setelah tiga puluh menit mereka pun sudah sampai di restoran milik Dira. Mereka langsung keluar dari mobil lalu masuk ke dalam restoran.
Mereka langsung di sambut oleh pelayan.
"Gaby kamu mau ikut ke ruangan Kakak atau mau lihat lihat?."Tanya Dira.
"Aku mau lihat lihat dulu aja deh Kak."Jawab Gaby.
"Ya sudah kalau."Ucap Dira. "Pangeran mau ikut Mamah atau Tante Gaby?."Sambung Dira yang bertanya pada Pangeran.
"Au cama ante."Ucap Pangeran.
"Ok, tapi jangan nakal ya."Ucap Dira dan Pangeran pun mengangguk.
Setelah itu Dira berpesan pada salah satu anak buahnya untuk menemani Gaby. Lalu Dira pergi keruang nya. Saat Dira pergi, Gaby pun langsung melihat lihat di temani Pangeran dan anak buah Dira.
Gaby pun mulai mengelilingi restoran milik Dira. Gaby bener bener terpukau dengan desain interior pada restoran ini.
Setelah puas melihat lihat di lantai bawah, Gaby pun berjalan ke lantai atas.
"Di sini enak sekali ya, suasananya juga berbeda tidak seperti yang di bawah."Ucap Gaby.
"Benar Nona, karena memang di bagian atas di khususkan untuk para anak muda. Sedangkan bagian bawah untuk keluarga."Ucap anak buah Dira.
"Oh begitu."Saut Gaby.
Gaby berjalan ke arah balkon untuk melihat jalanan dari sana. Gaby melihat ke kiri dan ke kanan, saat Gaby akan berbalik kembali, Gaby seperti melihat seseorang yang dia kenal.
Gaby pun kembali melihat dan mencari cari di mana orang itu. Hingga akhirnya matanya melihat sosok yang begitu di kenalinya di antara orang orang. Bahkan saat ini dia pun sedang menatap kearahnya.
Jantung Gaby berdebar bahkan nafasnya pun terasa memburu. Dengan cepat Gaby berbalik lalu berlari untuk menghampirinya.
"Mbak tolong jaga Pangeran sebentar."Ucap Gaby sambil terus berlari kebawah.
Sedangkan pria itu yang melihat Gaby berbalik dan pergi, membuat hatinya terasa sesak. Pria itu pun berbalik dan berlalu pergi.
"Dia pergi saat melihatku, sepertinya dia memang tak ingin bertemu denganku lagi."Ucap pria itu.
Pria itu pun terus berjalan hingga dia mendengar sebuah suara yang dia kenal.
"Tunggu....!!"
Pria itu pun berhenti, tapi sedetik kemudian dia kembali berjalan karena dia tidak ingin berharap kalau ternyata suara itu memang memanggil nya.
"Raw berhenti......!!!." Teriak Gaby kembali sambil berlari menghampiri pria itu yang tak lain adalah Raw.
Raw yang mendengar namanya di sebut langsung berhenti dan berbalik. Saat Raw berbalik saat itu Gaby langsung menghambur padanya. Gaby memeluk Raw dengan begitu erat, bahkan Gaby tidak memperdulikan orang orang di sekitar yang memperhatikan nya.
Sedangkan Raw masih diam dan tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Wanita yang di cintainya, wanita yang begitu dia rindukan kini sedang memeluknya.
Tanpa ragu lagi Raw pun memeluk Gaby dengan erat. Raw melepaskan semua kerinduannya yang begitu besar dan begitu menyiksanya selama bertahun-tahun.
"Aku merindukanmu."Ucap Raw. "Sangat sangat merindukanmu."
"Aku juga sangat merindukanmu."Ucap Gaby.
"Kamu begitu tega padaku, kamu menyiksa diriku dengan rindu ini Gaby."Ucap Raw kembali.
Gaby melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Raw.
"Apakah cinta itu masih ada?."Tanya Gaby.
"Sampai akhir hayat ku, aku bersumpah Gaby kalau sedikit pun cinta ini tidak akan pernah hilang."Jawab Raw.
Mendengar jawaban Raw, Gaby langsung memeluk Raw kembali dengan air mata yang sudah tak dapat di bendung lagi. Gaby pun menangis di dalam pelukan Raw.
Dan ternyata semua yang di lakukan Gaby dan Raw tak lepas dari mata Dira. Dira melihat semuanya dengan begitu jelas, Dira tahu kalau hati Gaby kini sepenuhnya sudah menjadi milik Raw. Dira senang melihat Gaby yang sudah bisa menentukan hatinya, meskipun bukan pada Ardian. Apalagi Dira juga tahu betul seperti apa Raw, Dira yakin kalau Raw bisa menjaga dan membahagiakan Gaby dengan caranya sendiri.
"Sepertinya cintamu sudah terlambat Ardian. Hati Gaby kini sudah menjadi milik Raw."Ucap Dira.
Dira terus melihat Gaby dan Raw, sampai akhirnya Gaby dan Raw menyadari kalau Dira melihat mereka. Tapi Dira hanya tersenyum lalu Dira pun memberi isyarat pada mereka untuk pergi berdua.
Gaby dan Raw pun akhirnya pergi berdua. Tapi ternyata bukan hanya Dira yang melihat Gaby dan Raw, Ardian pun melihat mereka. Ardian awalnya ingin bertemu dengan Gaby di restoran saat mengetahui kalau Gaby berada di restoran bersama dengan Dira.
Tapi Ardian tidak menyangka kalau Gaby akan bereaksi seperti itu saat bertemu dengan Raw. Ardian mengepalkan tangannya saat melihat Gaby pergi bersama Raw dengan senyum bahagia.
"Kenapa reaksi kamu berbeda saat bertemu denganku dan Raw? Apa kamu sudah tidak mencintai diriku lagi Gaby?."Ucap Ardian.
"Tapi kenapa? Tidak Gaby cinta kamu untuk diriku tidak boleh hilang, karena aku kini mencintai kamu."
Pikiran Ardian kini sangat kacau. Ardian pun memutuskan untuk pergi dari sana.
Ardian pergi ke sebuah bukit dan seperti biasa Ardian akan duduk di bawah pohon besar di samping makam Mawar.
Ardian pun mencurahkan isi hatinya di sana, berbicara tentang perasaannya saat ini pada Mawar, seakan akan Mawar mendengar semua tentang keluh kesahnya.
Sedangkan kini Gaby sedang berada di pinggir sebuah danau bersama dengan Raw. Gaby terus memeluk Raw.
"Apa kamu akan terus memelukku?."Tanya Raw.
"Iya."Jawab Gaby. "Aku tidak mau jauh dari dirimu lagi. Sudah sangat lama aku ingin bertemu denganmu, sudah sangat lama aku ingin memeluk mu seperti ini."
"Aku mohon jangan memintaku untuk melepaskan pelukan ini, aku masih menginginkannya."Ucap Gaby kembali.
"Baiklah. Aku akan anggap ini sebagai permintaan maaf kamu karena telah lama meninggalkan diriku dan saat kamu kembali kamu justru duduk berdua dengan Tuan muda Ardian di taman depan rumahmu."Ucap Raw.
"Kenapa kamu bisa tahu?."
"Karena saat itu aku ada di sana."Jawab Raw.
"Apa kamu yang memberikan bunga mawar merah itu padaku?."Tanya Gaby kembali.
"Iya."
"Tapi kenapa aku tidak melihat mu di sana?."Ucap Gaby.
"Karena setelah aku memberikan kamu bunga itu aku langsung pergi dari sana, aku tidak ingin mengganggu mu bersama Tuan muda Ardian."Jelas Raw. "Aku melihat dirimu baik baik saja itu sudah membuatku senang Gaby."
"Apa lagi saat melihat mu masih memakai kalung pemberianku."Ucap Raw.
"Kau tahu ada apa di dalam liontin ini?."Tanya Gaby.
"Ada foto dirimu."Jawab Raw.
Gaby melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Raw sambil tersenyum.
"Selain foto ku di sini juga ada foto seseorang yang aku cintai. Seseorang yang selalu hadir di setiap mimpi indah ku, seseorang yang begitu aku rindukan selama bertahun-tahun."Ucap Gaby.
"Siapa?."Tanya Raw penasaran.
"Lihat sendiri jika kamu ingin tahu."
Raw pun akhirnya membuka liontin yang Gaby pakai. Saat Raw membuka liontin itu, Raw langsung tersenyum bahagia. Raw pun langsung memeluk Gaby.
Raw begitu bahagia karena setelah sekian lama akhirnya semuanya tidak sia sia.
Raw kembali melihat foto itu, yang tak lain adalah foto dirinya sendiri.
"Dari mana kamu mendapatkan foto ini?."Tanya Raw.
"Dulu aku mengambil secara diam diam."Jawab Gaby. "Kamu tahu, saat aku mengambil foto itu, aku sudah memutuskan untuk pergi. Jadi sebelum aku tidak bisa melihat mu lagi, aku mengambil foto mu secara diam diam." Sambung Gaby.
"Dasar nakal."Ucap Raw sambil mencubit hidung Gaby.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!