NovelToon NovelToon

SONG IN MY LIFE

Arnold Manola

ARNOLD MANOLA

penyanyi terkenal yang memulai kisah hidupnya dengan sangat menyedihkan karena kehilangan kedua orang tuanya. Cowok setia, lembut, romantis dan tak pernah mempermainkan wanita.

FAIRY AYUDISA

Gadis cantik yang sangat rapat menutupi identitas dirinya. Pintar, cuek dan sangat suka mendengarkan musik.

AMELIA ALBA

Penyanyi yang menjadi kekasih Arnold Manola

Arnold Manola adalah penyanyi yang bukan hanya terkenal di Inggris tapi namanya sudah terkenal di seluruh dunia. Setiap lagu yang Arnold nyanyikan selalu meledak di pasaran. Di usianya yang baru 20 tahun, Arnold bahkan sudah dapat membangun istana sendiri yang sangat besar dan mewah di salah satu kawasan mewah di kota London.

Arnold sebenarnya bukanlah keturunan Inggris. Ayahnya Enric Manola adalah seorang pengusaha yang berasal dari Spanyol sementara ibu bernama Kanaya Smith merupakan perempuan yang berasal dari swiss dan seorang penyanyi opera (Kanaya Smith ini adalah adik dari Kiela Thomson, mamanya Ezekiel dan Rachel, yang belum tahu silakan baca novelku yg pertama : I HATE YOU BULE)

Arnold lahir dan dibesarkan di Swiss. Ia besar bersama dengan sepupunya Ezekiel. Namun diusianya yang ke 13 tahun, kedua orang tuanya meninggal dalam satu kecelakaan mobil. Karena Arnold tak punya keluarga lain, maka ia diasuh oleh bibinya dan di bawah ke London.

Sejak kecil Arnold memang suka sekali menyanyi dan bermain gitar. Menjadi penyanyi sebenarnya bukan cita-cita Arnold. Namun Rachel suatu hari secara diam-diam merekam Arnold yang sedang menyanyi dan meminta Bryan Aslon (Bryan Aslon ini adalah papanya Ben Aslon, yang belum kenal Ben boleh mampir di novel keduaku : MY BEST PHOTO)

Bryan Aslon adalah seorang sutradara dan pemilik beberapa perusahaan rekaman terkenal di London. Bryan merasa suara Arnold sangat unik. Akhirnya ia merekrut Arnold untuk menjadi penyanyi dengan mengeluarkan sebuah singel disaat usia Arnold baru 15 tahun. Ternyata singel pertama Arnold langsung melejit dan menjadi trending di berbagai radio, siaran TV juga dunia maya.

Arnold merasa ia bisa menjadi penyanyi terkenal seperti saat ini karena kedua sepupunya Ezekiel dan Rachel juga sahabatnya Ben Aslon. Ben jugalah yang memperkenalkan Arnold pada Edward Kim ( yang belum tahu kisah Edward Kim, boleh baca novel ke-3 aku yang berjudul L E R I N A) yang adalah pemain piano terkenal asal Korea. Kolaborasi permainan piano Edward dan suara seksi Arnold pernah menghentar mereka dipuncak kejayaan karena lagu mereka menjadi sountrack sebuah film yang juga begitu terkenal saat itu. Lagu mereka bahkan selama 3 bulan menduduki puncak teratas ditangga lagu negara-negara Eropa, Amerika juga Asia.

Saat itu usia Arnold baru 19 tahun.

Dengan semua ketenaran yang dimilikinya, Pundi-pundi uangnya sangat melimpah dan menjadikannya sebagai penyanyi muda yang berpenghasilan terbanyak di dunia.

Arnold membangun sebuah istana besar yang menjadi tempat tinggalnya dari penghasilannya sebagai penyanyi. Sementara warisan yang ditinggalkan orang tuanya setengahnya diinfestasikannya dibeberapa perusahaan besar milik The Thomson Company yang diolah oleh sepupunya Ezekiel Thomson.

Dengan ketampanan, kemewahan dan ketenaran yang dimiliki tak menjadikan Arnold sebagai lelaki hidung belang yang suka memainkan hati wanita. Ia menjadi pria incaran banyak gadis karena sifatnya yang terkenal setia. Dia tak pernah memiliki pacar lebih dari satu gadis. Sampai akhirnya ia dekat dengan Amelia Alba, penyanyi wanita yang berasal dari Amerika dan bersama Amelia, hubungan Arnold berjalan mulus dan sudah terjalin selama 2 tahun.

Salah Masuk Toilet

Kisah ini dimulai saat Arnold berusia 25 tahun

Berarti 3 tahun sebelum Ezekiel bertemu dengan Faith dan 5 tahun Sebelum Ben bertemu Maura

😍😍😍😍😍

Pesawat pribadi yang membawa Arnold Manola bersama beberapa asistennya akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Soekarno-Hatta.

Perjalanan yang panjang dari London-Jakarta memang sangat melelahkan Arnold. Apalagi ditambah dengan pertengkarannya dengan Amelia semalam yang cukup membuat suasana hatinya kurang menyenangkan dalam melakukan perjalanan ini.

Masih jelas terngiang kata-kata Amelia semalam.

"Honey, aku sangat ingin kamu ada di sini sekarang" kata Amelia melalui sambungan telepon.

"Aku juga ingin kita bersama. Tapi Tour Asia masih ada satu negara lagi yaitu Indonesia"

"Kenapa kamu nggak batalkan saja? Kita sudah 2 bulan belum pernah ketemu"

"Sayang, aku minta maaf. Aku janji jika tour ini selesai, kita akan pergi liburan kemana saja kamu mau"

Terdengar suara napas Amelia yang agak kesal di ujung sana "Bagaimana kalau kita menikah, Arnold?"

"Sayang....usiamu baru 23 tahun dan usiaku baru 25 tahun. Bukankah itu masih terlalu muda untuk menikah? Lagi pula aku masih terikat kontrak dengan iklan dan beberapa Tour lainnya. Ada kolaborasi antara aku dan Edward Kim yang harus kuselesaikan. Aku juga ingin menikah denganmu. Tapi nanti, jika semua pekerjaanku sudah selesai."

"Tapi aku ingin selalu bersamamu" rengek Amelia.

"Tinggalah bersamaku di London"

"Aku nggak mau tinggal di London. Aku mau kamu saja yang pindah denganku ke LA. Aku nggak suka London"

Arnold mengusap wajahnya kasar. Dia mencintai Amelia. Dia juga ingin bersama dengannya. Tapi yang menjadi pokok masalahnya adalah, Amelia tak mau tinggal di London dengannya dan dia juga tak mau menetap di LA bersama Amelia.

"Bos, mau turun tidak?" tanya Noah, asisten sekaligus manegernya yang sedikit gemulai.

Arnold mengangguk. Mencoba menahan rasa lelahnya saat memikirkan tentang Amelia. Ia pun meraih topinya, memasukannya di atas kepalanya, mengambil kacamata hitamnya dan memakainya.

Sejenak ia melirik jam tangannya. Sudah menunjukan pukul 3 sore waktu Jakarta. Jam yang dikenakan Arnold memang memiliki alat yang terhubung dengan internet yang akan langsung menyesuaikan dengan waktu setempat.

Arnold tahu, Jakarta sedang panas-panasnya. Makanya t-shirt oblong warna hitam, dipadukan dengan celana jeans selututnya, dipilih oleh Arnold untuk bertemu dengan para penggemarnya yang sejak pagi sudah menungguhnya di bandara ini.

Melewati jalan masuk secara khusus sudah biasa Arnold lakukan untuk menghindari serbuan para penggemarnya.

"Noah, aku kepingin ke toilet dulu!" kata Arnold.

Noah langsung memerintahkan 2 orang bodyguart agar memeriksa apakah toilet aman untuk digunakan. Sekalipun mereka berada diruang khusus dan tidak berbaur dengan para penumpang yang lain, tetap saja keamanan dan kenyamanan Arnold harus selalu menjadi nomor satu.

Setelah bodyguart selesai memerika toilet, Arnold pun masuk ke dalam sementara 2 orang menungguh di depan pintu masuk untuk menghadang siapa saja yang akan masuk.

Arnold pun buang air kecil lalu mencuci tangannya, dan membasuh wajahnya sebentar agar terlihat segar saat bertemu dengan para fansnya. Arnold tak ingin kesan pertamanya datang di Indonesia menjadi jelek dimata penggemarnya karena penampilannya yang kurang baik.

Topi dan kacamata hitamnya ia buka dan letakan disamping wastavel.

Prang...!

Bunyi suara benda yang jatuh dari salah satu bilik yang ada membuat Arnold menghentikan gerakan tangannya yang sementara membasuh wajahnya.

Bukankah toilet ini kosong? Lalu mengapa ada bunyi suara benda yang jatuh? Apakah bodyguartnya memeriksa dengan kurang teliti?

Arnold mengambil pistolnya yang selalu tersimpan di saku celananya. Ezekiel, sepupunya yang mengajarinya untuk menggunakan benda ini. Karena menurut Ezekiel, sekalipun ia punya banyak bodyguart namun Arnold harus tahu bagaimana menggunakan senjata untuk melindungi dirinya sendiri. Sebab sekalipun Arnold merupakan selebritis yang selalu bersikap manis pada siapa saja, tetap akan ada orang-orang yang tidak suka dengannya.

Dengan langkah pelan, Arnold mendekati salah satu bilik yang pintunya terbuka sedikit. Dengan ujung pistolnya ia mendorong pintu tersebut dan....

What the hell...????

Arnold hampir saja berteriak saat ia menemukan seorang gadis yang sedang menatapnya dengan almond eyes, ditelinganya ada headset yang terpesang satu saja, tangan kanannya memegang hp yang terhubung dengan headset sementara tangan kirinya memegang kunci yang mungkin baru dipungutnya dari lantai dan menyebabkan bunyi.

Mata cantik itu sedikit menunjukan rasa takut namun setelah melihat bahwa Arnoldlah yang berdiri di sana, ia pun tersenyum semanis mungkin.

"I am sorry !" kata gadis itu dengan suara yang sangat merdu di telinga Arnold.

Gadis ini terlihat masih seperti gadis remaja. Kulitnya putih bersih, menggunakan tas punggung di bahunya. Rambutnya yang agak berwarna coklat tua, diikat satu, ia mengenakan tanktop dan celana jeans selutut, sepatu tali berwarna coklat.

Dengan melihat dandanan gadis itu, Arnold tahu ia tak perlu menghunuskan pistolnya dihadapan gadis itu.

"Thank you!" kata gadis itu melihat Arnold menyimpan kembali pistolnya.

"You wrong, miss. This is a men's toilet." kata Arnold lalu kembali mencuci tangannya.

"I know!"

Arnold menoleh dengan kaget.

"Why did you come here?"

"That's none of your business, uncle"

Arnold menatap gadis itu dengan kening berkerut. Uncle? Apakah wajahnya terlihat tua di hadapan gadis ini? Come on, girl, usianya saja baru 24 tahun. Apakah gadis itu tak mengenalnya?

Arnold mengambil tisue dan mengeringkan tangannya. Gadis itu masih berdiri di sana sambil memainkan hp nya.

"You dont know, who i am?"

Gadis itu mengangkat kepalanya. Ia menatap Arnold dengan wajah yang menyelidik.

"Who are you?"

What???

Lagi-lagi Arnold terperangah. Adakah gadis di dunia ini yang tidak mengenal Arnold Manola? Hallo...ini kan Jakarta, bukan tempat terpencil yang ada di Indonesia ini. Dan sekarang pasti poster Arnold sudah terpasang dimana-mana, tiket konsernya saja sudah habis terjual sebulan yang lalu. Panitia bahkan telah memilih tempat penyelenggaraan konser di stadion paling besar di Jakarta ini yang dapat menampung puluhan ribu penggemarnya. Tetap saja, ada penggemarnya yang tidak mendapatkan tiket. Jadi, mana mungkin gadis belia ini tak mengenalnya?

Arnold menggelengkan kepalanya. Ia sungguh tak percaya kalau gadis di depannya ini sama sekali tak mengenalnya.

"what song are you listening to while?" tanya Arnold sambil menunjuk headset gadis itu.

Gadis itu tersenyum. Memamerkan gigi putihnya yang rapih.

"Super Junior. Oppa Korea"

Arnold mengerti. Gadis ini fans Oppa Korea yang sekarang ini menjadi saingan penyanyi bule sepertinya. Tapi, apakah ia sungguh tak dikenal olehnya?"

"You know Arnold Manola?" tanya Arnold penasaran.

"Who is Arnold Manola?"Gadis itu tiba-tiba menjadi takut"Apakah dia salah satu mafia yang mengejar aku?"

"Mafia?" Arnold jadi pusing sendiri. Ia segera memakai topi dan kacamatanya. Berbalik dan segera melangkah meninggalkan kamar toilet itu. Namun sebelum ia keluar pintu, terdengar suara gadis itu seperti berguman dengan dirinya sendiri.

"Dasar bule aneh..!"

Bahasa itu...ya...tentu saja Arnold tahu bahasa yang diucapkan gadis itu. Tinggal dengan dua sepupunya yang sangat fasih berbahasa Indonesia, membuat Arnold mempelajari bahasa itu walaupun tak terlalu suka menggunakannya Karena agak kaku dilidahnya.

Arnold akan berbalik dan menemui gadis itu lagi namun salah satu bodyguart sudah membuka pintu.

"Sudah selesai tuan?" tanyanya.

Arnold mengangguk. Ia memilih pergi dan mengikuti bodyguartnya itu.

"Noah, apakah wajahku terlihat tua?" tanya Arnold saat mereka sudah kembali berjalan.

"Siapa yang mengatakannya? Wajahmu ini bos terlihat seperti abg. Aku bahkan sampai kebingungan saat akan menempatkan fotomu jika diurut menurut umur. Semuanya terlihat sama." kata Noah.

Arnold menatap susan, asistennya yang mengurus keperluan pribadinya.

"Susan, apakah menurutmu aku terlihat tua sehingga lebih pantas dipanggil paman?"

Susan terkekeh "Hanya orang buta yang akan menganggap bos terlihat tua. Wajah bos saja mirip dengan abg yang baru masuk sekolah menengah"

Lalu mengapa gadis itu memanggilku paman? Apakah matanya sudah rabun? Dan mengapa aku juga memikirkan perkataan gadis itu?

Arnold berusaha menepis bayangan gadis itu. Ia langsung memasang wajah manisnya. Saat pintu kaca itu terbuka dan.....

"Arnold...i love you...!"

"Arnold....kiss me please..!"

Dan masih banyak lagi teriakan para penggemarnya di sana. Bodyguartnya dan pihak keamanan bandara langsung melindungi Arnold.

Arnold berhenti sejenak, memberikan mereka kesempatan untuk mengambil gambarnya.

"I love you too...!" teriak Arnold sebelum masuk ke sebuah mobil hitam yang sudah menungguhnya.

Setelah bebas dari kejaran para Fans, mobil itu dan beberapa mobil lainnya bergerak perlahan meninggalkan bandara.

Setelah melewati pintu keluar bandara, Arnold seperti melihat gadis itu sedang berdiri di sana, ia lalu naik ke sebuah taxi yang berhenti di dekatnya.

"Bos...lihat apa?" tanya Noah penasaran.

"Tidak. Mana hp ku, aku mau menghubungi Amelia"

Noah menyerahkan hp nya pada Arnold. Namun saat dihubungi, ponsel kekasihnya itu sama sekali tidak aktif. Arnold pun jadi kesal.

Siapa gadis itu ya??? batin Arnold sangat penasaran.

Hay Guys....bagaimana ceritaku ini?

Jangan lupa like, komentari dan vote ya...

semoga suka

Pertemuan yang tak terduga

Fairy Ayudisa, gadis cantik berusia 18 tahun, dengan kulit putih dan rambut coklatnya, turun dari taxi di depan sebuah rumah yang sederhana.

Seorang wanita tua, yang berusia sekitar 60 an menyambutnya dengan senyum kebahagiaan.

"Anak bandel.....kenapa tidak telepon kalau mau datang!" kata Nenek Anna sambil memeluk cucunya itu.

"Nenek.....!" Fairy langsung memeluk wanita tua dengan erat. Ada rasa rindu yang tidak dapat diungkapkannya. Hampir 2 tahun ia tak pernah pulang dan akhirnya ia bisa menuntaskan rasa rindunya itu.

"Ayo masuk. Kebetulan nenek baru selesai masak untuk makan malam."

"Ini belum malam, baru juga jam setengah 4 sore"

Nenek Anna tersenyum "London sudah membuatmu sangat cantik sayang..."

"Aku kan memang dari dulu cantik!" Kata Fairy sedikit bangga sambil menepuk dadanya.

"Dan juga sedikit sombong."

Tawa keduanya pun pecah. Fairy menggandeng tangan Nenek Anna. Wanita tua yang masih kelihatan cantik itu. Ya, nenek Anna bukanlah perempuan Indonesia. Dia perempuan bule yang tidak pernah mau mengatakan dari mana asalnya. Ia menikah dengan kakek Aldo yang berprofesi sebagai seorang dosen. Melahirkan papa Fairy yang bernama Raka Purwanto. Papa Fairy juga berpofresi sebagai dosen yang menikah dengan mamanya yang adalah seorang suster. Sayangnya, kedua orang tua Fairy meninggal hampir secara bersamaan karena sakit. 2 tahun yang lalu kakeknya meninggal. Meninggalkan Fairy dan neneknya. Untunglah ada Linda, sepupu Fairy, ponakan dari kakeknya yang tinggal di sini. Linda berasal dari desa dan bekerja di salah satu supermarket.

"Linda ke mana, nek?" tanya Fairy menanyakan gadis yang biasa menemani nenek Anna di rumah ini.

"Pamit pergi dengan teman-temanya. Mau lihat artis idolanya siapa itu namanya....nenek lupa lagi." kata nenek Anna.

"Artis aja yang dipikirkan." Fairy melepaskan tas punggungnya. Lalu mencuci tangannya dan duduk di meja makan.

Menikmati makanan buatan neneknya memang sangat menyenangkan bagi Fairy.

Ia ingin menceritakan tentang orang-orang aneh yang mengejarnya tadi di bandara. Namun ia mengurungkan niatnya. Tak mau membuat neneknya khawatir.

"Ceritakan tentang kuliahmu!" kata Nenek Anna dengan wajah gembira.

"Baik Nek. Mudah-mudahan aku dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya. Aku mendapatkan asrama yang bagus, teman sekamar yang baik pula serta uang saku. Walaupun begitu, aku tetap bekerja paru waktu. Aku bekerja di perpustakaan dan juga di salah satu cafe siap saji. Gajinya lumayan. Makanya aku bisa pulang saat ini dengan uang tabunganku"

"Jangan terlalu lelah. Kau kan mendapat beasiswa jadi tugasmu adalah belajar" nenek Anna membelai rambut cucunya itu dengan penuh kasih. Ia bangga Fairy begitu mandiri dan pintar.

**************

Arnold keluar dari kamar mandi dengan badan yang terasa segar. Ia segera memakai bajunya dengan t-shirt dan celana pendek.

Jadwal yang padat di hari ini memang sangat menguras tenaga. Mulai dari wawancara di salah satu stasiun TV, jumpa pers, mengisi acara di salah satu acara TV, latihan untuk konser dengan para dancer dan malam ini ia harus tampil prima membawakan 20 lagu di depan penggemarnya yang sangat antusias menantinya. Arnold sangat lelah karena sama sekali tak ada waktu untuk istirahat. Makanya ia meminta seluruh timnya bahkan para bodyguartnya untuk istirahat. Karena ia juga ingin istirahat.

Ia duduk di sofa, meraih hp nya dan mencoba menghubungi Amelia. Namun hp Amelia dan asistennya juga sama sekali tak aktif.

Arnold tahu, Amelia pasti merajuk. Sifat manja Amelia sering membuat Arnold merasa pusing. Namun mau bagaimana lagi. Arnold mencintai gadis manja itu. Ia selalu berusaha menyenangkan gadis pujaannya itu.

Arnold melihat ada 2 pesan masuk yang belum dibaca olehnya. Yang satu dari Amelia dan yang satu dari Ezekiel.

Arnold, sebaiknya kita berdua break aja dulu

kita sama-sama menata hati kita, apakah memang

kita akan terus bersama ataukah kita akan berpisah

Arnold kesal membaca pesan dari Amelia. Bukan kali pertama Amelia mengirim pesan seperti ini. Biasanya Arnold akan datang dan segera membujuknya. Amelia akan mudah luluh.

Pesan yang kedua datangnya dari sepupunya Ezekiel: Aku ada di Bali, ke sini ya..aku tunggu. Tidak pakai penolakan. Aku tahu jadwal tourmu sudah selesai.

Arnold menggelengkan kepalanya. Sepupunya yang satu ini memang suka sekali memaksakan kehendaknya. Boleh dikata Ezekiel adalah pria paling egois yang pernah Arnold kenal. Namun Arnold menyayangi sepupunya itu. Jadi dia akan mempertimbangkan ajakan Ezekiel untuk ke Bali.

Merasa bosan, Arnold bermaksud akan jalan-jalan di sekitar hotel. Memang itu yang biasa Arnold lakukan. Tentu saja dengan penyamaran yang bagus. Memakai topi, kaos oblong, dan kaca mata minusnya. Mata kanan Arnold memang sudah minus dua. Makanya ia suka memakai kacamata minusnya jika jalan-jalan di malam hari.

Arnold keluar dari lobby hotel dengan aman. Ia menikmati malam di kota Jakarta ini dengan sedikit galau karena sikap Amelia padanya.

Tak jauh dari hotel ada sebuah taman yang banyak dikunjungi orang. Kebanyakan anak muda. Mungkin juga karena sekarang malam minggu. Arnold melangkah mencari tempat yang agak sepi. Dan ia menemukan sebuah bangku taman yang kosong. Ia pun duduk di sana dengan perasaan senang.

Matanya sibuk memperhatikan semua yang ada di taman ini. Ada yang asyik pacaran, ada yang nyanyi bareng kelompoknya, ada juga yang duduk sendiri seperti dirinya sambil asyik bermain hp.

Arnold menatap jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 11.15 malam. Namun suasana di taman ini terlihat masih ramai. Mata Arnold masih asyik memperhatikan pengunjung taman sampai akhirnya ia menemukan seorang gadis yang sedang duduk tak jauh darinya. Sedang bermain hp dengan headset ditelinganya. Mengenakan celana pendek dengan kaos putih, dan sepatu kets yang membungkus kakinya.

Kakinya disilangkan di depan sambil sesekali menggerakan badannya mengikuti alunan lagu yang didengarnya. Rambut panjangnya di kucir satu.

Arnold tersenyum. Memandang wajah imut yang polos tanpa make up itu membuatnya jadi gemas. Tak tahan untuk tak mendekatinya.

"Hi.....!" sapa Arnold.

Fairy Ayudisa mengangkat kepalanya saat merasa ada yang berdiri di hadapannya.

Mulutnya langsung terbuka dengan wajah yang sedikit pucat. Ia melepaskan headset yang ada ditelinganya.

"You find me, uncle? Who are you? why do you follow me?"

Arnold tersenyum "Hei...jangan panggil aku paman. Sejak kapan aku menikah dengan bibimu?" ujar Arnold sedikit jengkel.

Fairy tertawa. Kuncir dirambutnya sampai terguncang. Arnold jadi semakin jengkel.

"Boleh duduk di sini?" tanya Arnold.

Fairy agak ragu. Ia memandang Arnold dengan tatapan menyelidik.

"I am a good man" kata Arnold dengan senyum termanis yang pernah dimilikinya.

"Ok.....!" dengan gerakan tangannya ia mempersilahkan Arnold duduk di sebelahnya.

Fairy kembali asyik dengan hpnya. Headset nya kembali dipasangnya.

Arnold sedikit kecewa. Pernakah ada gadis yang mengacuhkannya seperti ini? Bukankah para gadis selalu memujanya, mengejar dia bahkan menangis hanya untuk melihatnya.

Dan gadis disampingnya ini justru tak menyadari bahwa ia sedang bersebelahan dengan pria yang banyak dikejar oleh oleh para wanita.

"Hei.....!" Arnold menepuk tangan gadis itu.

"Ada apa?"

"Ayo kita bercakap-cakap!" ajak Arnold.

"Apa yang harus kita perbincangkan? Bibiku kan tidak menikah denganmu?"

Arnold terpana. Ingin rasanya ia menyentil kepala gadis itu dengan tangannya. Namun ia berusaha menahan dirinya.

Arnold mengulurkan tangannya "What is your name?"

"Fairy!" Fairy menyambut uluran tangan itu.

"Nama yang cantik"

"Ya. Mana ada peri yang tidak cantik"

Arnold bertambah gemas. Gadis disampingnya ini sungguh menggelitik hatinya.

"Kau tidak menanyakan namaku?"

Fairy memandang Arnold "Ada keperluan apa aku harus menanyakan namamu?"

Wajah Arnold menjadi panas. Ia menjadi malu sendiri.

Fairy tiba-tiba berdiri "Aku mau pulang dulu ya, paman. Aku ngantuk...bye..."

Arnold tiba-tiba menahan tangan Fairy "Kenapa cepat pulang?"

"Karena jika aku pulang sudah lewat jam 12 malam, peri akan berubah menjadi si buruk rupa " katanya santai lalu segera melangkah pergi. Meninggalkan Arnold yang masih terpana di tempat duduknya.

Fairy terus melangkah memasuki gang menuju ke rumahnya. Tiba-tiba matanya melihat sebuah poster. Artis yang akan mengadakan konser di Jakarta.

Fairy memperhatikan poster itu dengan seksama. Kenapa wajah penyanyi itu mirip paman yang tadi ya??

TERIMA KASIH SUDAH BACA PART INI

JANGAN LUPA LIKE, KOMENT AND VOTE

KASIH BINTANG 5 YA....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!