Galyna Kiev, seorang gadis badung dengan penampilan tomboy yang selalu membuat masalah. Dia tinggal di sebuah rumah kecil peninggalan kakek neneknya bersama paman dan istrinya serta 2 sepupunya.
Seluruh penghuni dirumah itu tak ada yang menyukai Galy termasuk pamannya. Pamannya membencinya karena rumah yang mereka tempati sekarang diwariskan kepada Galyna.
Galy sudah terbiasa dengan sikap sinis mereka dan cuek akan hal itu.
Maka dari itu, Galy lebih suka berada diluar rumah dan berkumpul dengan teman temannya.
Lulus dari sekolah, Galy bekerja serabutan. Dia tidak pernah mendapat makanan dari pamannya. Jadi membuat Galy mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri.
Galy bekerja sebagai penjaga di sebuah toko buku kecil. Dia suka membaca buku di sela sela waktunya menjaga toko. Setidaknya itu membuat dirinya menambah wawasan pengetahuannya.
Hari itu Galy sedang bersama temannya yang usianya lebih muda darinya. Mereka tergabung dalam sebuah kelompok kecil pencuri. Galy adalah anggota tertua dengan umur 21 tahun, sedangkan temannya yang lain masih remaja dengan umur antara 15-17 tahun.
Mereka terdiri dari 4 orang. Galy, Sean, Bryan dan Josh. Sikapnya yang pemberani dan tomboy membuat dirinya lebih suka berteman dengan laki laki.
Hari itu, mereka berempat tampak mengawasi seorang wanita kaya sedang turun dari taxy dan menuju toko baju branded.
Galy sudah menunggu di ujung gang. Posisi mereka menyebar dengan Galy sebagai pengatur strategi.
Sean mulai berjalan dan menabrak wanita itu. Lalu Bryan menjalankan perannya dengan mengambil tas wanita itu.
Bryan berjalan dengan cepat dan melempar tas itu ke arah Josh yang sudah menunggu diseberang jalan.
Josh kemudian berjalan menuju Galy yang sudah menunggu didepan gang kecil.
Wanita tadi baru tersadar bahwa tasnya tidak ada dan berteriak histeris. Dan Sean memainkan sandiwaranya dengan membantu mencari tas itu sampai akhirnya diapun menghilang.
Galy berlari ke menyusuri gang gang kecil dan berhenti di sebuah gudang tua yang tak terpakai. Kerja mereka selalu smooth dan sering berhasil. Mereka selalu menargetkan mencuri barang dari orang kaya.
Beberapa menit kemudian mereka berempat pun berkumpul. Mereka membuka tas itu bersama sama. Terdapat dompet dengan uang tunai yang lumaya banyak serta kartu kartu.
Galy mengambil uang itu dan menghitungnya. Lalu membaginya sama rata dengan ketiga temannya.
Meskipun dia anggota tertua, tetapi Galy selalu adil membagi hasil curian mereka karena mereka bekerja dalam satu tim.
"Hasil kita hari ini sangat banyak kak," kata Sean sumringah.
Tangan mereka pun saling tos melakukan hi five.
"Hmm..ini bisa kita pakai lumayan lama..ingat, tetap belajarlah dengan rajin.. Jika kalian sukses, jangan lakukan hal ini lagi oke?" kata Galy.
Galy tidak ingin melakukan pekerjaan ini terus. Pekerjaan seperti ini sangat beresiko apalagi teman temannya masih dibawah umur.
Mereka bertiga pun mengangguk semangat.
"Jangan pakai ini untuk berfoya foya. Pakailah untuk keluarga kalian dan sesuatu yang penting," lanjut Galy.
"Baik kak.," kata Bryan dan Josh.
"Okeh..hari ini kalian akan kutraktir..aku baru saja menerima gaji dari bosku," kata Galy dengan sumringah.
"Wooo....Aku ingin ke restoran cepat saji kak," kata Josh.
"Baiklah..kita kesana sekarang," kata Galy.
Dan merekapun berjalan ke restoran cepat saji yang jaraknya 2 km.
Galyna Kiev
"Rey...cepat sekali rambutmu panjang sayang...cepatlah potong", kata Seren yang mengunjungi Rey di penthouse mewahnya.
"Hmm..nanti kalau aku sempat, aku akan ke barber..aku terlalu sibuk", jawab Rey yang menikmati makan paginya.
"Kapan uncle akan ke Rusia?", tanya Andrei.
"Uncle sangat sibuk kids..kalian saja yang main kemari", Kata Rey.
"Ya..kau sibuk mencari wanita..henrikan kebiasaan burukmu itu Rey", kata Seren dengan wajah tidak sukanya.
"Mom..aku hanya sedang mencari jodohku..aku tidak bermain main dengan wanita", bela Rey.
"Ck ck ck...jangan tiru kelakuan unclemu ini sayang", kata Seren pada Damien dan Andrei.
Rey hanya tersenyum usil dan melanjutkan makannya.
"Okey mom..aku berangkat kerja dulu", kata Rey.
"Apakah pakaian kerjamu seperti itu Rey?", kata Seren yang melihat Rey hanya memakai kemeja putih.
"Jasku ada di kantor mom..bye.", Rey mencium kening Seren dan kemudian mencium pipi kedua keponakannya.
Seren dan Regan serta anak anak Sera sedang berlibur ke New York. Dan semalam, mereka menginap di penthouse Rey. Sedang Regan menginap di mansion.
Rey tidak suka tinggal di mansion karena terlalu besar untuknya.
Rey mengendarai mobil lambo hitamnya menuju perusahaannya.
Rey memasuki lobby perusahaannya dan tampak semua pegawai menundukkan kepalanya ketika Rey melewati mereka.
Rey masuk ke dalam lift kemudian naik menuju ruangan kantornya.
Rey memiliki 3 asisten yang semuanya laki laki. Rey sangat suka kedisiplinan dalam bekerja. Sikap detail Regan menurun padanya.
Meskipun semua bisnis dipelajarinya dari perusahaan Regan, tetapi Rey membangun perusahaan pribadinya sendiri.
Rey tetap mengawasi perusahaan milik Regan yang nantinya akan dikelola adik kembarnya Bryan dan Brice yang saat ini masih menempuh pendidikan di Inggris.
Rey memiliki kekasih bernama Caroline. Rey tak pernah berstatus single. Dia selalu menggandeng wanita di setiap kesempatan. Misinya hanya karena ingin mencari calon istrinya yang tepat untuknya.
Tapi hal itu membuat dirinya terlihat seperti playboy yang selalu bergonta ganti pacar. Dan Rey tak terlalu peduli akan hal itu. Sampai usianya sudah mencapai 30 tahun, hidup Rey masih saja ingin bersenang senang.
Reynald Riley Robert.
Tetapi Rey tak pernah mengizinkan teman wanitanya datang ke perusahaan. Dia tidak ingin urusan pribadi di bawa ke kantor.
Saat ini Rey sedang berada di restoran. Dia makan malam dengan Caroline, kekasihnya. Caroline seorang model yang sangat cantik dan digilai oleh para lelaki. Standar wanita yang dipilih Rey sangat tinggi. Mereka baru saja berpacaran selama satu bulan.
"Rey..malam ini tidur di apartemenku ya", kata Caroline dan membelai tangan Rey.
"Ada orang tuaku di sini...jadi aku akan menginap di mansion", kata Rey.
"Kapan kita akan melakukannya Rey?aku sangat mencintaimu".
Tak sulit membuat wanita bertekuk lutut dihadapan Rey. Parasnya yang tampan dan kekayaannya membuat wanita menempel padanya bagaikan magnet.
"Kita baru berpacaran selama sebulan, aku tidak ingin terburu buru..aku masih ingin mengenalmu lebih jauh", Rey tersenyum.
"Jadi kau ingin serius denganku Rey?", tanya Caroline dengan senyum cantiknya.
"Aku tidak pernah bermain main dengan wanita Caroline", jawab Rey.
Tentu saja itu membuat hati Caroline berbunga bunga. Membuat Rey meliriknya saja sudah membuat Caroline bersyukur. Siapa yang tidak mengenal Rey. Seorang pria tampan yang berasal dari keluarga konglomerat dan menjadi miliarder muda ketika usianya masih 23 tahun waktu itu.
Lalu mereka pun melanjutkan makan malam mereka.
"Rey..apa kau Akan menetap di Swedia?" kata Regan.
"Iya Dad..untuk sementara aku akan menetap disana..jika sudah stabil aku akan kembali ke New York," kata Rey yang saat ini sedang berbicara santai di ruang tamu mansion bersama daddynya.
"Kapan kau akan berangkat?"
"Besok pagi."
"Kau akan tinggal dimana nanti?"
"Aku sudah membeli penthouse di sana."
"Mengapa kau tidak membeli Mansion saja? Kami bisa kapan saja kesana mengunjungimu."
"Sangat tidak praktis untukku, Dad. Aku lebih suka di penthouse." awab Rey.
"Rey, wajahmu sudah muncul di majalah..apakah kau menjalin hubungan dengan seorang artis?" tanya Seren yang datang dari arah ruang tengah.
"Dia seorang model, Mom. Namanya Caroline," kata Rey.
"Dia cantik..hanya saja terlalu vulgar..Sera pasti akan mencelanya jika bertemu dengannya," kata Seren sembari meminum tehnya.
"Dia selalu seperti itu jika aku bersama wanita wanita sexy. Dia merasa tersaingi, Mom." Rey tertawa.
Obrolan berlanjut beberapa lama, hingga akhirnya merekapun masuk ke kamarnya masing masing untuk tidur malam.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
Rey berangkat ke Swedia pagi dan setibanya di Swedia dia langsung menuju perusahaannya.
Sudah satu tahun perusahaannya di Swedia berdiri. Dan Rey memutuskan untuk mengelolanya sendiri dengan benar sampai perusahaannya stabil.
Selama ini perusahaannya di awasi oleh beberapa orang kepercayaannya. Meskipun hasilnya sangat bagus tetapi Rey ingin lebih meningkatkan lagi kualitas perusahaannya di Swedia setara dengan New York.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
"Galy...apa kau punya uang?" tanya Jenni, sepupunya.
"Kalaupun aku punya aku tidak akan memberikannya padamu," kata Galy datar sembari memakan roti sandwichnya.
"Kau benar benar menyebalkan," kata Jenni.
"Yes, i am," jawab Galy cuek.
"Jangan meminta uang padanya Jen..dia pasti mendapatkannya dari menjual tubuhnya", kata Bibi Beth.
"Whatever," kata Galy dengan sikap masa bodohnya yang semakin membuat bibinya kesal.
"Belajarlah yang pintar Jen..agar kau tidak menjadi sepertinya," sindir Beth.
"Apa bibi ingin kuusir dari rumah ini?ini rumahku kalau kalian lupa," jawab Galy dengan senyum mengejek.
"Kauuuu!" geram Beth.
Lalu Galy beranjak dari tempat duduknya dan mencuci tangannya di wastafel. Dia sengaja menyenggol lengan Beth.
"Uuupss...maaf..sengaja," kata Galy.
Keluarga pamannya hanya bisa melawannya lewat kata kata. Karena Galy punya kartu As untuk mereka yang membuat mereka tak bisa berbuat semena mena pada Galy.
Galy pergi ke toko buku tempatnya bekerja. Dia memakai celana jeans sobek dan baju kaos hitam serta jaket lusuh milik mendiang ayahnya. Galy selalh memakai topi dan memasukkan rambut panjangnya ke dalam topinya.
Galy berjalan santai dan memasukkan tangannya ke kantong celananya.
Tiba tiba ada seorang pria yang menabraknya dengan keras.
"Hei..kemana matamu?" kata Galy yang kemudian sadar bahwa laki laki itu berusaha mengambil tas Galy denga paksa.
Laki laki itu mendorong Galy ke sebuah gang sepi dan menodongkan pisau lipat dia lehernya.
"Serahkan tasmu!" ancam laki laki itu.
"Coba saja ambil kalau kau bisa," kata Galy tenang.
"Kau menantangku, Nona?" kata pria itu.
Lalu dengan cepat Galy mengambil pisau itu dan menangkap tangan pria itu kemudian memelintirnya ke belakang.
Keadaan berbalik dan sekarang wajah dan tubuh pria itu menempel ditembok karena Galy menekannya dari belakang.
"Kau salah mencari korban,Tuan", kata Galy.
Meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi, tetapi Galy mempunyai tubuh yang lincah dan mempelajari secara otodidak cara berkelahi dijalanan.
"Shhiitt!" umpat pria itu.
Lalu Galy melipat pisau itu dan memasukkannya ke kantong jaketnya.
Kemudian Galy melempar tubuh pria itu ke bawah dengan lumayan keras.
"Aku akan melepaskanmu..jangan muncul didepanku lagi lain kali," kata Galy memperingatkannya.
Lalu Galy pun melanjutkan perjalanannya menuju tempat kerjanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!