NovelToon NovelToon

Survival Card Game

KECANDUAN

Zaman semakin modern, kebutuhan manusia semakin tinggi dan meningkat. Semua aktivitas yang dulu, hanya bisa di lakukan offline. Sekarang bisa dilakukan dengan online.

Kebutuhan manusia semakin mahal dan meningkat, mereka memerlukan uang yang banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Sekarang berada di tahun 2035, di mana semua pabrik memproduksi barang dengan menggunakan robot. Itu adalah alasan banyak masyarakat yang pengangguran, mereka memerlukan biaya untuk hidup. Tapi, bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan uang dan mencukupi kebutuhan mereka?

Judi, adalah permainan yang dimainkan hanya menggunakan kartu untuk bisa mendapatkan sejumlah uang. Masyarakat awalnya terpaksa melakukan hal itu, tetapi mereka terjerumus dan kecanduan. Dengan berjudi, mereka terbiasa memegang uang yang banyak dan menghamburkannya. Sehingga, untuk menambah modal berjudi mereka merampok, membegal, hingga membunuh.

Dari kejadian tersebut, kriminalitas di masyarakat sangatlah tinggi, pisau adalah senjata yang sering mereka bawa. Entah itu anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Mereka harus berjudi dan melakukan kriminal untuk menyambung hidup.

Kota Gimmeblood, kota yang terkenal dengan sebutan kota 'judi', mayoritas penduduknya bermain judi. Suasana kota yang ramai, setiap sudutnya dipenuhi oleh orang-orang yang berjudi. Perkelahian antar tetangga sering terdengar setiap harinya, bertengkar entah itu masalah sepele, hingga masalah besar. Kota ini hampir tidak ada pedagang. Setiap pedagang yang berjualan lewat, para penjudi tersebut akan mencuri dan memukuli mereka tanpa ada rasa kemanusiaan. Di sini, author ingin menceritakan satu pemuda, yang tidak sengaja terjerumus ke dunia perjudian.

Jonathan, pria berusia 19 tahun. Pintar, tapi polos. Cukup tampan, perawakan pendek yang membuat ia dipandang lemah oleh orang-orang. Dia memiliki keluarga yang harus ia biayai, nenek dan adik nya. Ia bekerja sebagai karyawan pabrik produksi makanan. Suatu hari, Ia berhenti bekerja digantikan oleh tenaga robot, tidak hanya ia saja, tetapi semua karyawan diberhentikan. Kemudian ia mencoba berjualan makanan keliling, tetapi, nasibnya begitu sial, ia sering dipalak dan dipukuli oleh para penjudi. Ia juga mencoba meminta pekerjaan kepada kerabat Nya. Pak Kevin, seorang pengusaha properti kaca. Tetapi Pak Kevin tidak bisa memberikan pekerjaan untuk Jonathan, dengan alasan karyawan penuh dan pemasukkan produksi menurun.

Pagi seperti biasa, suara bising perselisihan antar tetangga menjadi alarm alami di Kawasan itu. Jonathan bingung dan mulai putus asa. Meratapi nasib di atas kasur miliknya.

"Aku harus bagaimana? Semua sudah ku coba, tetapi hasilnya bernasib buruk. Aku juga tidak bisa seperti ini terus menerus, nenek dan adikku, mereka adalah alasan aku tetap bertahan dan berusaha."

Kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar, Jonathan membuka pintu tersebut dan bertemu dengan temannya, David.

"Gua dengar, Lo perlu duit, ya? Kenapa Lo ga ikut Gua main judi dengan yang lain?"

"Aku tidak mau, berjudi haram, aku tidak mau menghidupi nenek dan adikku menggunakan uang hasil judi."

"Tapi, Lo perlu kan? Coba aja sekali, kalau Lo menang, uang nya bisa buat modal usaha sendiri. Setelah itu Lo bisa dapetin uang tanpa berjudi lagi, hanya lakuin sekali seumur hidup."

Jonathan dengan perasaan bimbang langsung mengiyakan ajakan David, Mereka berdua langsung pergi ke tempat perjudian berlangsung. Disana Ia melihat banyak orang-orang yang sedang mempertaruhkan uang dengan memainkan kartu, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Banyak orang yang berjudi sambil meminum minuman keras.

"Aku tidak jadi ikut, Vid," ucap Jonathan sambil membalikkan badannya dari tempat tersebut.

"Hahahahaha, gapapa. Mereka ga akan gigit Lo, kok! Lagian Lo cowo masa ga berani sih. Tenang aja, ada Gua Lo aman," ucap David menenangkan.

"Woi, David! Anak siapa nih Lo bawa kesini? Keliatan polos banget. Eh anak muda, nama Lo, siapa?" ucap seorang penjudi di sana, Om Gerrard.

Jonathan hanya terdiam, mengabaikan pertanyaan Om Gerrard sambil memalingkan wajahnya. Gemetar dengan rasa trauma yang masih membekas akibat dipalak dan dipukuli oleh para penjudi.

"Oh, nama dia Jonathan, om. Dia pengen ikutan main bareng kita," ucap David sambil menuangkan air minuman keras ke gelas dan meminumnya.

"HAHAHAHAHA, serius? Masa, anak polos begini, main judi. Ga salah?" ejek Om Gerrard.

Jonathan pun langsung menjawab pertanyaan Om Gerrard dengan rasa kesal.

"Aku, terpaksa melakukan ini. Aku harap, Aku bisa memenangkan permainan haram ini! Dengan tujuan, uangnya untuk modal usaha," lanjut Jonathan kesal.

"Hahaha, santai aja, anak muda. Yasudah, kita mulai," ucap Om Gerrard sambil mengumpulkan pemain lain.

Jonathan, bingung melihat penjudi lain memainkan kartu, dan mencoba memahaminya. Dibantu oleh David, Jonathan bisa memenangkan permainan tersebut.

Putaran demi putaran dimenangkan oleh Jonathan, menyusun kartunya dengan baik berkat ajaran David. Permainan judi itu dimainkan dengan permainan CAPSA.

"Benarkah kalau memenangkan permainan, mendapatkan uang sebanyak ini?" tanya Jonathan seakan tak percaya.

"hahahaha, banyak kan? Lo main kartu doang bisa dapat uang sebanyak itu, daripada kerja sana sini cuman menyiksa batin doang," ucap David setengah mabuk.

Jonathan mulai merasa menikmati permainan tersebut, dan terus memainkan permainan tersebut tanpa henti sampai ia mendapatkan uang lebih banyak. Menurutnya, ia akan lebih mudah mendapatkan uang dengan berjudi, tanpa harus berkerja. Sungguh malang, Jonathan mulai kecanduan.

Hari mulai gelap, Jonathan yang sibuk berjudi, kemudian teringat dengan Nenek dan Adiknya. Ia pun segera pulang ke rumah nya dan membelikan makanan untuk mereka.

Sampai di depan rumah, mengucapkan salam dan tidak ada yang menjawabnya. Kondisi rumah sangat hening, ia kebingungan, mengapa tidak ada suara apapun di rumahnya. Biasanya, disaat jam seperti ini nenek dan adiknya selalu mengaji, tetapi kali ini tidak.

Ia mulai khawatir, mengecek seisi rumah dan tidak menemukan siapa-siapa. Ia mulai mencari ke rumah tetangga sekitar. Tetapi, hasilnya nihil, tidak seorang pun yang melihat nenek dan adiknya. Jonathan pulang ke rumah untuk mandi, berharap nenek dan adiknya pulang dengan sendirinya.

Jam mulai menunjukkan pukul 9, Nenek dan Adiknya tidak kunjung pulang. Khawatir serta cemas mulai menumbuhi pikiran Jonathan. Jonathan kembali mencari nenek dan adiknya. Keluar dari komplek tersebut, ia terkejut melihat nenek dan adiknya berada di pinggir jalan sambil menjual jajanan jagung.

"Nek, Nenek sedang apa disini? Aku daritadi mencari kalian. Ini sudah malam, ayo pulang," ajak Jonathan.

Tanpa basa basi, mereka pulang ke rumah.

"Nenek, kenapa berjualan. Aku sudah bilang sama Nenek, biar aku saja yang mencari uang. Aku sanggup, kok," jelas Jonathan.

Nenek Jonathan mengabaikan pertanyaan Jonathan. Ia menyibukkan diri dengan menyusun dagangan jagungnya. Jonathan mulai merasa tidak nyaman, ia merasa neneknya marah kepadanya.

"Nih, aku belikan nasi bungkus, kalian makan ya. Dik, ajak Nenek makan, kakak mau ke kamar."

Jonathan maju selangkah menjauh dari Neneknya, kemudian..

"Nenek tidak mau makan makanan itu, sampai kamu menjelaskan, apa yang kamu lakukan sama David. Disudut komplek sana," ucap Nenek menatap sinis.

Jonathan kebingungan, bagaimana ia harus menjelaskan tanpa menimbulkan kemarahan, ia melakukan semua itu hanya untuk nenek dan adiknya.

Di saat itu juga, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Siapa yang mengetuk pintu disaat seperti ini? Jonathan membuka pintu dan melihat David, dengan kondisi mabuk berat yang ingin mengembalikan uang Jonathan yang dipinjamnya tadi siang.

...----------------...

BERSAMBUNG.....

BENAR BENAR TERJERUMUS

"Woi, Jon! Nih uang Lo, makasih ya lain kali kita main lagi," ucap David dalam keadaan mabuk berat.

"David, sini! Nenek mau bicara," ucap Nenek menghampiri kami di depan pintu.

Jonathan merasa cemas dan takut. Ia benar-benar pasrah akan keadaan.

"Ee anu Nek, David sedang sibuk, dia mau langsung pulang," sela Jonathan ketakutan.

"Tidak, nek! Jonathan bohong, gua ga sibuk kok, santai aja. Nenek mau tanya apa? Silahkan," ucap David sambil tertawa aneh.

"Kamu dengan Jonathan, disudut komplek dengan yang lainnya. Apa yang kalian lakukan?"

Jonathan hanya pasrah, ia tidak bisa mengelak kali ini.

"Kami tadi main judi lho, Nek. Jonathan enak banget dapat uang banyak, beruntung banget dia," jelas David.

Setelah mendengar penjelasan David, Nenek langsung menyuruhnya pulang.

"Sudah, kamu pulang saja, kamu mabuk berat! Istirahat sana!" Nenek menyuruh David untuk pulang. Kemudian, Nenek meminta Jonathan untuk menceritakan semuanya dengan jujur.

Jonathon lalu menjelaskan,

"Aku sudah berusaha, mulai dari berdagang yang sering dipalak dan dipukuli, mencari kerja sana sini. Tetapi, semua bernasib buruk. Kali ini, aku mencoba untuk berjudi dengan maksud, kalau aku menang banyak, uangnya bisa untuk modal usaha. Aku tidak pernah berpikir sekalipun untuk berjudi seterusnya. Aku harap, nenek bisa paham kepadaku," jelas Jonathan.

"Tapi caramu salah, Jonathan! Kamu pikir, kamu bisa membenarkan hal itu? Salah tetap salah! Nenek tidak pernah mengajarkan kamu hal seperti itu. Nenek kecewa sama kamu."

"Nek! Mengapa nenek tidak pernah sekalipun mengerti bagaimana menjadi ku? Aku benar-benar lelah, kesana kesini hanya untuk Nenek dan adik! Aku lelah hidup seperti ini nek!" keluh Jonathan dengan nada cukup tinggi.

"Dari awal Nenek bilang, kalau kamu keberatan, Nenek bisa bantu kamu dengan jualan jajanan jagung, tapi kamu tidak mau. Jonathan, Nenek minta sama kamu, uang hasil judi yang kamu dapatkan, kembalikan ke orang nya dan kamu minta uang mu kembali. Kita mulai usaha jagung sama sama ya," pinta Nenek kepada Jonathan.

Jonathan emosi, mulai merasa tidak dihargai.

"Aku lelah, nek!" bentak Jonathan.

"Kalau begitu, biar Nenek aja yang cari uang. Kamu sementara di rumah aja, Nenek harap kamu jangan berjudi lagi," pinta Nenek.

Jonathan mengangguk dengan maksud mengiyakan permintaan Neneknya.

Keadaan mulai membaik, Jonathan dan lainnya telah tertidur. Malam yang sunyi, orang orang terlelap dengan mimpinya masing masing-masing. Cuaca yang dingin membuat mereka memakai selimut dan mematikan kipas angin.

Pagi telah tiba. Setiap orang berharap, hari ini akan lebih baik dari hari sebelumnya. Nenek sudah menyiapkan sarapan untuk Jonathan dan adiknya.

"Nenek mau jualan dulu. Adik, dirumah saja sama kak Jonathan. Dan Jonathan, kamu jangan kemana-mana, nenek tidak mau kamu main judi lagi," pinta nenek.

Nenek berangkat jualan, Jonathan mulai merasa kasihan dan bersalah, ia telah membiarkan neneknya yang sudah tua, mencari uang untuknya.

Selesai makan, Jonathan meminta Adiknya untuk diam dirumah, sementara ia ingin menyusul neneknya. Dengan maksud ia ingin menggantikan neneknya berjualan.

Belum sampai menyusul neneknya, Jonathan bertemu dengan David, David tertawa dan mengajak Jonathan untuk bermain judi lagi.

"Hahahahaha, mau kemana Lo? ayo ikut gua main lagi, gua bantu," ajak David.

"Aku tidak mau ikut, aku sudah berjanji kepada nenek," jelas Jonathan.

"Lo sudah besar, masih takut sama nenek Lo? Kan kita main judi dapet uang, daripada main yang lain ga dapet apa-apa? Coba buka lagi pikiran Lo," ejek David.

Jonathan merasa kesal dengan omongan David, ia mulai terpancing.

"Maksud kamu, apa bawa bawa nenekku? Aku bukan takut dengan nenek, melainkan hanya menghargai saja," geram Jonathan.

"Kalau Lo ga takut, ayo ikut gua main lagi. Kali ini diam-diam, kalau Lo menang, uangnya gua simpan biar nenek Lo ga curiga," lanjut David.

"Oke, ayo kita kesana!" ajak Jonathan.

Mereka berjalan menuju tempat dimana permainan judi dilakukan. Tak seperti biasanya, Jonathan tidak melihat Om Gerrard saat itu.

Tanpa basa-basi lagi, Jonathan langsung menaruh uangnya sebagai taruhan, dan memainkan kartunya dengan bantuan David.

Kali ini, Jonathan beruntung lagi, memenangkan beberapa permainan hingga uangnya terkumpul sebanyak 3 juta BD (Blood Dollar). Sesuai pinta David tadi pagi, ia akan menyimpan uang Jonathan di rumahnya. Jonathan dan David, belum sempat beranjak ingin pergi dari tempat tersebut, dari kejauhan terlihat Nenek Jonathan menghampiri dan memarahi Jonathan. Jonathan yang dimarahi oleh Neneknya, merasa malu dengan orang di sekitarnya.

"Kamu, sudah berjanji kepada Nenek. Kenapa? Kamu telah ingkar kepada Nenek mu ini!" ucap Nenek murka.

David, sebagai orang yang telah mempengaruhi Jonathan, kabur dari tempat tersebut secara sembunyi-sembunyi.

"Hahahaha, sudah besar masih dibawah pengawasan neneknya, malu dong!" ucap salah seorang pemain yang menyimak Jonathan dimarahi oleh Neneknya.

Jonathan yang kesal, meninggalkan Neneknya di tempat itu dan pulang ke rumah. Sampai di rumah, ia mengamuk, mengacak-acak isi rumah, dan memasukkan baju-baju nya kedalam tas miliknya.

Nenek Jonathan menyusul pulang dan menemui Jonathan memasukkan baju-baju nya. Neneknya merasa kalau Jonathan akan pergi.

"Jonathan, kamu mau kemana? Kamu yang ingkar janji, kenapa kamu yang marah dan ingin pergi? Nenek mohon, taruh bajumu kembali ke lemari!" pinta nenek sambil menangis.

Jonathan mengabaikan Neneknya, dan pergi meninggalkan rumahnya. Bertemu dengan Adiknya yang sedang bermain di rumah tetangga.

"Kak! Kakak mau kemana bawa tas begitu?" Tanya Adiknya.

"Kakak mau pergi kerja, kamu sama nenek, ya! Jangan nakal, kalau kakak pulang kakak akan belikan kamu hadiah," ucap Jonathan sambil tersenyum tipis.

"Janji ya, kak?"

"Iya, janji!"

Nenek Jonathan yang menangis tak henti-hentinya dirumah, sambil berkata "Mengapa semuanya jadi begini? Aku harus apa Ya Tuhan?"

Jonathan berencana ingin pergi ke kota sebelah selama beberapa hari, untuk meredakan kekesalannya terhadap nenek. Jonathan menghampiri rumah David, ingin mengambil uangnya untuk uang pegangannya saat di kota sebelah nantinya. Ternyata, David tidak ada di rumah, Jonathan marah ternyata dia dibohongi oleh David dan uangnya dibawa kabur. Alhasil, Jonathan berjalan kaki menuju Kota sebelah, Kota Mannersn't.

Lelah setelah berjalan selama 30 menit, Jonathan menghampiri warung yang berada di pinggir jalan. Warung sederhana yang sepi akan pembeli, Jonathan meminta kopi untuk diminum nya. Secangkir kopi dan dua buah roti telah dihabiskan nya. Saat ingin membayar, Jonathan lupa membawa uang karena terburu-buru. Ia bingung bagaimana ia bisa membayar belanjaan nya. Kemudian ada Pria bermobil mahal, yang memakai masker dengan menggunakan jaket hitam, membayarkan belanjaannya.

"Terimakasih, Mas. Sudah mau membayar belanjaan saya," ucap Jonathan.

"Iya, sama-sama. Ngomong-ngomong, kamu dari mana dan ingin kemana?" tanya Pria itu.

"Saya dari Kota Gimmeblood, ingin ke Kota Mannersn't. Saya tidak punya uang untuk menggunakan transportasi, makanya saya berjalan kaki saja," jelas Jonathan.

Kemudian, Pria tersebut menawarkan tumpangan untuk Jonathan ke kota tujuannya. Dengan perasaan senang, Jonathan mengiyakan tawaran Pria itu. Mereka berdua menaiki mobil yang sangat bening dan bersih, tentu saja harganya sangat mahal.

"Mobilnya bagus sekali, pasti orang ini seorang pengusaha sukses," batin Jonathan kagum.

10 menit perjalanan mereka di dalam mobil. Jonathan mulai merasa, mobil tersebut tidak mengarah ke tujuannya. Melainkan menuju ke sebuah kawasan sunyi yang jauh dari perkotaan.

"Maaf, Mas. Bukannya Kota Mannersn't belok ke kiri ya? Kenapa Mas berjalan lurus?" tanya Jonathan bingung.

Jonathan yang duduk di kursi tengah mobil, terkejut ada yang membekap mulut dan hidungnya dari belakang, Jonathan kehabisan nafas dan pingsan.

Ternyata, di mobil itu tidak hanya Jonathan dan Pria bermasker yang berada di dalamnya, tetapi ada tiga Pria misterius lainnya.

...----------------...

BERSAMBUNG..

MISSING

Kepergian Jonathan, membuat Nenek nya jatuh sakit, mencari kesana kemari tetapi tidak bertemu jua. Gabriella, adik perempuan dari seorang tokoh utama. Khawatir akan hilangnya sang kakak hingga rela menggunakan uang tabungannya yang tak seberapa, untuk membuat poster 'missing' hilangnya sang kakak. Sangat berharap, akan ada seseorang yang menemukannya.

Hari berganti seiring dengan waktu yang berjalan, tetapi tidak ada kabar tentang Jonathan. Nenek semakin jatuh sakit, demam tinggi yang membuat wanita paruh baya itu susah bangun, tidak bisa berjualan digantikan oleh Gabriella. Gabriella berkeliling menjajakan dagangannya di setiap daerah terdekat, sering bertemu dan dikejar oleh para penjudi, itu membuat ia merasa takut. Tetapi, ia terpaksa tetap harus berjualan agar bisa memenuhi kebutuhan hariannya.

Alih cerita, Jonathan siuman setelah dibekap oleh orang tak dikenal, ruangan yang dikunci menggunakan kunci modern, sandi keamanan. Terbangun di ruangan yang sangat asing baginya, ruangan itu kecilnya hanya sepertiga dari rumahnya, terdapat banyak orang asing yang berbaring disekelilingnya. "Aku ada di mana?" batin Jonathan.

Jumlah orang yang ada di ruangan itu berjumlah 56 orang, 40 orang laki-laki dan 16 orang wanita. Ruang yang kecil membuat mereka semua berdempetan, laki-laki mes*m sangat memanfaatkan kejadian tersebut.

Suara bising dari orang-orang itu membuat Jonathan semakin pusing, menengok ke kiri dan kanan, mencoba memahami apa yang telah terjadi kepadanya. Bunyi lonceng yang sangat kencang beriringan dengan terbukanya pintu ruangan itu, muncul orang orang yang menggunakan kostum ayam menyuruh orang orang itu keluar dan berbaris rapi. Mereka keluar dan dikumpulkan di tempat terbuka yang sangat luas, tidak ada pohon membuat mereka merasakan panasnya terik matahari. Ternyata, orang-orang yang bernasib sama seperti Jonathan berjumlah sangat banyak, sekitar 539 orang dikumpulkan di tempat itu. Jonathan dan orang-orang itu semakin bingung, bising dari suara mereka bertanya satu sama lain, "Sebenarnya, apa yang terjadi?"

Tiba-tiba, terdengar suara wanita entah muncul darimana. Wanita itu seperti orang yang sedang menginstruksikan Jonathan dan orang-orang itu untuk berbuat sesuatu.

"Hallo, orang-orang terpilih. Berbahagialah kalian berada ditempat ini, tempat yang sangat indah, bukan? Kalian pasti bertanya-tanya, ada apa ini? Mengapa kalian semua tiba-tiba berada ditempat ini? Siapa yang membawa ku kesini? Baik, saya akan menjelaskannya. Pertama-tama, kalian kesini dibawa oleh tim kami. Kedua, kalian semua adalah orang terpilih. Dan yang terakhir, kalian disini hadir untuk memeriahkan permainan yang kami selenggarakan."

"Permainan apa?" batin Jonathan bingung.

"Permainan yang akan kalian lewati terdiri dari 7 babak, orang yang gagal melewati babak permainan tersebut secara otomatis langsung didiskualifikasi. dan yang lolos akan melanjutkan bermain di permainan selanjutnya. Jika dari kalian ada yang berhasil melewati ke 7 babak tersebut, kalian akan mendapatkan hadiah. Hadiah itu berupa 2 permintaan, kalian boleh meminta apa saja yang kalian inginkan, kecuali menghidupkan orang mati hahaha. Permainan pertama akan dimulai 10 menit mendatang! Silahkan siapkan diri kalian."

Jonathan dan orang-orang itu terkejut, dan bersemangat memainkan permainan yang akan diberikan. Mereka berharap bisa menang dan meminta kekayaan kepada sang penyelenggara permainan tersebut. Begitu juga dengan Jonathan, ia berimajinasi jika ia menang, ia akan meminta kekayaan yang tidak ada habisnya. Agar ia, nenek, dan Adiknya Gabriella tidak perlu bekerja lagi. Itu adalah impian nya sejak dulu.

Tak terasa, 10 menit telah lewat dan permainan pertama tentunya akan dimulai.

"Oke, waktunya telah tiba. Permainan pertama dimulai, permainan pertama adalah permainan TANYA JAWAB, kami akan melontarkan 1 pertanyaan saja. Pertanyaan 'salah' atau 'tidak'. Kalian yang menjawab 'tidak', pindah ke posisi sebelah kiri, dan kalian yang menjawab 'salah', pindah ke posisi sebelah kanan. Kalian yang menjawabnya dengan tidak tepat, akan tereliminasi."

"Aku harus menjawab dengan benar, ku sangat berharap kepada hadiah tersebut," batin Jonathan.

"Oke, pertanyaannya adalah. Salahkah jika orang yang terdesak ekonominya, bermain judi?" tanya wanita yang tidak diketahui keberadaannya.

"Waktu menjawab hanya 10 detik."

Jonathan dengan cepat langsung berpindah ke posisi sebelah kanan. Baginya, apapun alasannya bermain judi adalah hal yang salah.

10 detik telah lewat, 319 orang berada di posisi sebelah kiri, dan 220 orang berada di posisi sebelah kanan.

Pertanyaan yang sangat mengecoh, banyak orang yang menjawab pertanyaan itu dengan jawaban 'tidak'. Bagi mereka, sah sah saja bermain judi jika terdesak, benar-benar berada dalam kesesatan.

"Jawabannya adalah, SALAH, sudah jelas salah mengapa mayoritas dari kalian berada di posisi sebelah kiri? Coba saya tanya, alasannya mengapa? Yang bisa menjawab akan mendapat hadiah spesial dari saya."

Maju seorang laki-laki tua yang usianya sekitar 49 tahunan, menjawabnya dengan "Mengapa saya mengatakan 'tidak' salah? Coba kamu rasakan apa yang kami rasakan, kami cukup menderita dengan perkembangan zaman ini. Kami memerlukan biaya untuk tetap hidup," jawabnya.

"Alasan yang sangat lucu, hanya orang yang kecanduan dan sesat menjawab pertanyaan itu. Oke, kalian yang berada di posisi sebelah kanan, kalian lolos. Saya minta, kalian yang lolos silakan kembali ke ruangan masing-masing.

Jonathan dan orang-orang yang beruntung itu beranjak dari tempatnya beberapa langkah. Tak lama setelah itu, terdengar suara ledakan yang sangat kencang, suara ledakan itu terdengar bergantian di sebelah kiri mereka. Jonathan menengok ke tempat suara ia dengar. Jonathan shock, ia melihat tubuh para peserta yang tereliminasi meledak secara bergantian. Mereka berhamburan berlari menjauh dari ledakan itu, berteriak berharap ada yang membantu. Tetapi, itulah resikonya. Peserta yang tereliminasi tubuhnya akan meledak, sebab ditubuh mereka ditanami bom oleh orang berkostum ayam tersebut. Mereka yang lolos khawatir dan masuk ke ruangan masing-masing, menenangkan diri dari kejadian yang sangat mengerikan. Seperti kejadian bom bunuh diri, tetapi secara massal.

Dari 539 peserta, tersisa 220 peserta yang lolos. Mereka yang lolos dipersilahkan untuk beristirahat. Jonathan yang masih trauma akan kejadian yang ia lihat tadi siang, berpikir apakah ini mimpi atau kenyataan. "Bagaimana jika suatu saat nanti aku tereliminasi, apakah tubuhku akan meledak seperti mereka? Aku sangat takut jika itu terjadi, aku akan sangat berdosa telah meninggalkan nenek dan adikku selamanya," batinnya.

Jam telah menunjukkan jam 11 malam, Jonathan dan orang-orang yang se ruangan dengan dia, belum tidur dan sibuk berbincang satu sama lain. Tentunya Jonathan akan kesulitan untuk tidur di ruangan yang sangat bising.

Jonathan bangun dan duduk bersandar di dinding yang catnya terkelupas. Pertanda tempat itu telah lama tidak dihuni/diperhatikan. Menengok ke kiri dan kanan berharap ada orang yang mengajaknya berbicara. Ia terkejut tak sengaja melihat David yang berbaring dipojok ruangan. Ia pun memanggil David dengan suara keras berharap David mendengarnya. Jonathan kesal akibat David telah membawa kabur uang nya.

...----------------...

BERSAMBUNG....

(Note: maaf jika ada kesalahan dalam penceritaan di atas. Jika ada yang salah, mohon kasih kritik dan saran di kolom komentar. Author sebagai penulis pemula, sangat memerlukan support dan kritik dari kalian. Terimakasih.)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!