Dalam tahap Revisi
...Hidup tak selalu tentang bahagia, ada kalanya kita bersedih, namun jangan biarkan kesedihan itu terus berlarut. Suka cita, tawa dan penuh cinta dalam kehidupan, pasti akan selalu ada halangan, rintangan dan cobaan yang menghadang secara bergantian....
...💕💕💕💕💕💕...
Mutia Fatahillah Azkan seorang gadis remaja yang harus menikah karena keinginan ibunya, Muti harus menikah dengan seseorang yang tak pernah dikenal sebelumnya, Muti mengacuhkan suaminya sehingga membuatnya terjerumus ke dalam penyesalan, dan pada akhirnya ia kembali pada Renald cinta pertamanya.
Draka Renald Refaldy sahabat Muti yang sangat Muti cintai, ia pergi keluar Negeri karena ingin melanjutkan pendidikannya, ia berjanji pada Muti bahwa ia akan segera kembali dan akan melamar Muti secepatnya. Namun takdir berkehendak lain, Renald kecelakaan yang membuatnya Amnesia sehingga Renald tidak menghubungi Muti selama 5 tahun. Setelah Renald mengingat semuanya, ia kembali ke Indonesia untuk melamar Muti tetapi sayangnya ia terlambat, Muti sudah terlanjur menikah dengan orang lain.
Rendra Rizky pratama suami Muti yang sabar, ia menunggu Muti mencintainya tetapi Muti sama sekali tak memberinya kesempatan untuk mendekat. Sampai pada akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk menceraikan Muti dan menetap di Singapore.
...*************...
"Tidak...! Aku tidak mau menikah dengannya...! Kenapa...? Kenapa aku harus menikah disaat lagi berduka seperti ini? Kenapa Bu? Kenapa?" Mutia berteriak dan Muti menangis sambil duduk bersimpuh di lantai dengan air mata yang berderai.
"Muti, jangan seperti ini Nak...! Ayo bangunlah!" ibu Ani mencoba membujuk Muti dan memegang pundaknya. Namun Muti menepisnya karena kesal.
"Sudahlah Bu! Ibu nggak perlu membujuk Muti, karena sampai kapanpun Muti nggak akan pernah luluh, ibu tega sama Muti, ibu tega...!" teriak Muti.
"Muti sayang, ibu bukan tega sama Muti, hanya saja ibu tak sanggup menafkahi dan membiayai sekolahmu lagi Nak!" ujar ibu Ani meneteskan air matanya.
"Tapi kenapa Bu? Kenapa harus sekarang? bahkan kuburan ayah pun masih belum kering," teriak Muti.
"Kau tau sendiri Muti, ibu hanya seorang ibu rumah tangga, ibu nggak punya penghasilan apapun dan kita bukanlah dari kalangan orang yang mampu, jika ayahmu meninggal, siapa yang akan menafkahimu Nak jika kau tak mau menikah?" ucap ibu Ani.
"Ibu tega sama Muti, ibu tega," teriak Muti sambil berlari keluar rumah meninggalkan ibunya yang masih berdiri.
"Muti, Muti... kau mau kemana Nak? dengarkan ibu Nak, tolong dengarkan ibu, Muti! " teriak ibu Ani.
Muti lari dan terus berlari, ia tak sanggup lagi menahan rasa sesak di dadanya, ia tak punya teman curhat untuk mengeluh. Padahal ia butuh sandaran untuk menangis, ia butuh sahabat yang bisa mendengarkan keluh kesahnya. Namun, sahabat yang bisa mengertinya kini pergi tanpa memberinya kabar selama 5tahun.
Setelah Muti sampai di sebuah taman, ia duduk di bawah pohon yang rindang sambil menatap danau buatan didepannya dan meratapi nasibnya yang harus menikah muda karena ayahnya meninggal.
"Ayah, kenapa ayah pergi secepat ini? hiks... hiks... seandainya ayah masih ada, mungkin Muti tidak akan sedih seperti ini, Muti nggak mau menikah Yah, Muti masih mau menunggu kak Renald, Muti yakin kak Renald pasti kembali hiks... hiks..."
"Kak Renald, kau dimana sekarang Kak? kenapa Kau tak datang disaat aku membutuhkanmu, kau berjanji padaku kau pergi hanya untuk sementara, tetapi kenapa sampai sekarang kau belum kembali? Aku hanya mencintaimu Kak, aku nggak mau menikah dengan orang lain, aku hanya ingin menikah dengan Kakak, aku mohon kembalilah padaku sebelum semuanya terlambat." Muti menangis sesegukan sampai bahunya terguncang hebat.
************
Sementara di sebuah mansion, nampaklah seorang laki-laki sedang berbicara dengan kedua orang tuanya dia adalah RENDRA RIZKY PRATAMA.
Rizky tak yakin untuk menikahi gadis yang tak pernah di kenalnya sama sekali Namun, ia tak bisa menolak keinginan kedua orang tuanya. Ia adalah anak yang patuh dan percaya bahwa pilihan orang tua adalah pilihan yang terbaik.
"Yah... Apakah gadis itu mau menikah dengan Rizky? bagaimana jika nanti gadis yang di jodohkan dengan Rizky malah menolak menikah dengan Rizky?" ucap Rizky pada ayahnya.
"Dia gadis yang baik Rizky, ayah yakin dia pasti mau menerima Rizky, sekalipun Rizky ditolak, Rizky harus berjuang untuk mendapatkan hatinya, kau seorang lelaki kau tak boleh nenyerah sebelum mencobanya!" ucap Pratama sambil menepuk pundak putranya.
"Tapi pernikahan bukanlah sebuah percobaan Yah! Rizky ingin menikah hanya satu kali dalam hidup Rizky, apalagi Allah membenci sebuah perceraian." Rizky menundukkan kepalanya.
"Ayahmu benar Nak, sampai kapan kau akan terus sendiri kayak gini, Menikahlah Nak! Kau harus bahagia, Bunda yakin meskipun awalnya kalian tak saling mencintai, tetapi cinta bisa hadir karena kebersamaan?" ujar Fatma dengan senyum yang mengembang.
"Baiklah, jika itu memang yang terbaik untuk Rizky, aku percaya pada pilihan ayah dan bunda," Rizky tersenyum lembut.
"Ya udah, Rizky pamit dulu mau berangkat ke kantor. Assalamu alaikum," pamit Rizky sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Waalaikum salam," jawab kedua orang tua Rizky.
Kemudian Rizky beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang keluarga, ia berangkat ke kantor dengan mengemudi mobilnya sendiri, ia tak memanggil asistennya untuk menjemputnya, karena Rizky adalah orang yang mandiri dan tak mau menyusahkan orang lain, walaupun ia kaya, tetapi ia tak menghambur-hamburkan harta orang tuanya, ia memakainya hanya seperlunya saja.
...**********...
"Yah, sebenarnya Bunda nggak mau menjodoh jodohkan Rizky seperti ini. Tetapi mau gimana lagi? Kita berhutang budi pada ayahnya Muti. Dan ini waktunya kita membalas kebaikannya, karena kalau bukan karena ayahnya Muti mungkin sekarang kita tak akan bisa bersama seperti saat ini," ucap Fatma.
"Sudahlah Bun, kita doakan saja yang terbaik untuk anak kita , semoga Rizky nanti bahagia dengan pernikahannya," ucap ayah Rizky sambil melangkah pergi menuju kamarnya dan meninggalkan bunda Rizky yg masih duduk di ruang keluarga.
...🌾🌾🌾🌾🌾🌾...
...Bersambung...
Karya pertamaku...
Mohon maaf jika berantakan 🙈
Satu minggu kemudian
Kini Muti sudah siap dengan balutan kebaya putih dan riasan pengantinnya, air mata Muti pun terus saja mengalir deras bak sungai gangga, untung saja Muti tak memakai make up yang tebal, ia hanya merias dirinya sendiri dengan make up yang tipis, ia tak mau di rias oleh orang lain, dan ibu Ani pun menyetujuinya asalkan Muti mau menikah.
Muti terus saja mondar mandir sambil terus mengusap air matanya, tetapi setelah itu ia memakai make up nya kembali.
"Bagaimana ini? Apakah aku kabur saja?" Muti meletakkan tangan di dagunya, sedangkan tangan yang satunya lagi ia letakkan di atas pinggang.
"Tapi... bagaimana dengan ibu? Aku tak tega menyakitinya?" Muti terus saja mondar mandir di kamarnya karena bingung.
"Lagi pula aku nggak tahu Kak Renald kembalinya kapan? Selama ini aku telah menunggunya, tetapi Kak Renald tak ada kabar sama sekali, sudah cukup aku bersabar selama ini, sepertinya kak Renald sudah melupakanku dan melupakan janjinya, jadi untuk apa aku menunggu sesuatu yang tak pasti, Aku tak punya alasan untuk menolak pernikahan ini." Muti duduk di pinggiran tempat tidurnya karna lelah berpikir.
"Baiklah aku akan pasrah, kemana takdir akan membawaku pergi." Batin Muti.
"Muti, apakah kau sudah siap Nak? Mempelai pria sudah datang, ayo kita ke pelaminan sayang!" ajak ibu Ani tersenyum lembut.
Muti mengangguk dengan senyum yang di paksakan, Muti berjalan dengan langkah malas, sebenarnya Muti masih mengharapkan Renald, tetapi percuma saja ia menolak, karena penolakan itu takkan berguna, yang ada ia hanya akan menyakiti hati ibunya.
Muti berharap nanti saat ijab qobul kejadiannya akan seperti di sinetron, ia berharap Renald datang untuk mencegahnya.
Setelah sampai di pelaminan, Rizky begitu terpesona dengan kecantikan Muti, ia sampai tak berkedip seakan melihat bidadari turun dari kayangan, Rizky melihat langkah Muti yang semakin mendekat dan saat itu pula ia di kagetkan oleh deheman Bundanya.
"Ehhemmm... gimana calon istrimu Nak? cantik 'kan sayang?" bisikan Bundanya membuat Rizky salah tingkah. Sedangkan Muti menunduk tak menghiraukan siapa calon suaminya, karena baginya hanya Renald orang yang paling ia cintai, ia tak memperdulikan laki-laki lain, selain Renald.
"Kak Renald...! ku mohon...cegahlah pernikahan ini, jangan sampai aku menikah dengan orang lain," batin Muti.
"Bagaimana kedua mempelai? Apakah sudah siap?" ucap penghulu sambil mengulurkan tangannya.
Deg.
Jantung Muti se akan berhenti berdetak karena ia akan menikah dengan orang yang tak pernah di kenalnya.
"Duh... Kak Renald mana sih?" batin Muti sambil kepalanya menatap ke arah pintu.
"Siap." Jawab Rizky sambil menghela nafas dan menerima uluran tangan penghulu.
Kemudian penghulu menikahkan mereka berdua sampai para saksi menjawab dengan kata "Sah".
Muti meneteskan air matanya, bukan karena ia terharu bahagia, tetapi kini sekarang ia sudah sah menjadi istri Rizky yang artinya ia harus melupakan Renald sahabat sekaligus cinta pertama Muti, ia menangis menahan rasa sesak di dadanya. Impiannya untuk menikah dengan Renald kini telah hancur dan hanya tinggal angan-angan saja.
"Kenapa sih kejadiannya nggak kayak di Sinetron? B**ikin aku sebel aja," batin Muti sambil menghapus air matanya.
Mereka menikah di rumah Muti atas keinginan Muti sendiri, ia hanya mau menikah dengan pernikahan yang sederhana, tidak perlu ada tamu undangan, cukup menikah secara kekeluargaan saja tanpa adanya pesta.
Orang tua Rizky langsung pulang setelah acaranya selesai, mereka sengaja meninggalkan anak dan menantunya agar mereka bisa dekat.
Sedangkan Rizky berpamitan pada ibu mertuanya untuk membawa Muti tinggal bersamanya, sebenarnya ia tak yakin Muti akan mau ikut dengannya, tapi jarak kantor dan rumah mertuanya cukup jauh, jadi ia mencoba untuk pamit pada ibu mertuanya, siapa tahu istrinya mau ikut.
"Ibu, bolehkah Rizky membawa Muti untuk tinggal bersamaku?" ucap Rizky .
"Silahkan Nak, Muti sekarang tanggung jawabmu, ibu tak berhak melarangnya?" Jawab ibu Ani.
"Tapi Bu... " Muti hendak menjawabnya tapi kemudian di potong oleh Ibunya." Muti sayang, Kau harus nurut sama suamimu Nak, surgamu ada padanya, dengarkan ucapannya dan jangan pernah membantah!" ujar ibu Ani lembut.
"Baiklah Bu, aku akan ikut dengannya," jawab Muti dengan muka datar.
...**************...
Setelah menempuh perjalan kira-kira 1 jam, kini Rizky dan Muti sampai di Rumah minimalis Rizky. Rizky memang sengaja membeli Rumah untuk ditempati bersama dengan Muti setelah ia menikah, karena Rizky khawatir, Muti tidak betah jika tinggal bersama kedua orang tuanya.
"Muti, apakah kau bahagia?" tanya Rizky. Namun, Muti enggan untuk menjawab, ia hanya diam tanpa berniat sedikitpun untuk menatap Rizky.
"Baiklah kita turun saja," ucap Rizky sambil tersenyum lembut.
Rizky hendak membukakan pintu mobilnya untuk Muti, tetapi Muti sudah membukanya terlebih dahulu.
Rizky masuk ke dalam rumah dengan Muti yang mengekor di belakangnya, setelah sampai di depan pintu kamar, Muti hanya diam tanpa berniat untuk masuk kedalam kamar tersebut.
"Dimana kamarku?" ucap Muti pada Rizky.
"Di sini kamar kita," jawab Rizky sambil menunjukkan kamarnya pada Muti.
"Maaf aku tidak mau sekamar dengan mu, kita memang sudah menikah, tapi aku tak bisa se kamar dengan orang asing," ucap Muti dengan muka datarnya.
Deg.
"Baiklah jika kau tak mau sekamar dengan ku, kau tidur di kamar tamu saja, karena kamar yang lain masih belum di bersihkan, jika kau mau pindah besok, kau bisa membersihkan yang mana saja yang akan kau pilih untuk di jadikan kamarmu," ucap Rizky lembut.
Kemudian Rizky mengantarkan Muti ke kamar tamu, dan menyerahkan kuncinya pada Muti.
"Silahkan masuk," ucap Rizky tersenyum lembut.
Namun, Muti tak menanggapinya, dan tanpa mengucapkan sepatah katapun, Muti membuka kamarnya dan menutup pintunya dengan kasar, ia juga tak memperdulikan keberadaan Rizky yang masih berdiri mematung di depan pintu kamarnya.
"Aku harus sabar." Batin Rizky,
Kemudian Rizky kembali dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya sendiri. Setelah itu, Rizky mandi dan memesan makanan untuk Muti dan dirinya.
Setelah beberapa jam kemudian.
ting tong... ting tong...
Bel rumah berbunyi. "Siapa sih yang bertamu malam-malam begini," ucap Muti.
Muti yang sedang duduk di sofa kamarnya berdiri dan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu depan dan melihat siapa yang datang, setelah ia sampai di pintu depan, Muti membuka pintunya, ternyata kurir yang datang untuk mengantarkan makanan yang di pesan Rizky.
"Maaf Mas aku tidak memesan makanan," ucap Muti.
"Tapi ini benar Nona alamatnya, atas nama Tuan Rizky pratama," jawab kurir tersebut.
"Oh... iya ini benar rumahnya pak, mungkin suami saya yang pesan," jawab Muti.
Kemudian kurir itu pergi setelah Muti membayarnya, dan Muti pun kembali ke dalam rumah sambil membawa makanan yg suaminya pesan.
🍁🍁🍁🍁🍁
Bersambung....
Masih dalam Revisi
Setelah kurir itu pergi, Muti masuk ke dalam rumah sambil membawa makanan yang di pesan Rizky, Muti melangkahkan kakinya menuju meja makan untuk meletakkan makanan yg di pesan suaminya, tetapi sebelum Muti sampai di meja makan, Muti berpapasan dengan Rizky.
Mata mereka bertemu, namun Muti segera mengalihkan pandangannya membuat Rizky tersenyum kecut.
"Makanannya sudah datang?" tanya Rizky pada Muti, namun, Muti terus berjalan menuju meja makan tanpa menjawab pertanyaan Rizky.
Muti meletakkan makanannya di meja makan, Muti hendak pergi dari sana tetapi Rizky mencekal pergelangan tangan Muti mencegahnya untuk pergi.
"Kita makan malam bersama...!" Ucap Rizky pada Muti yg hendak pergi.
Muti menoleh melihat pergelangan tangannya yg di genggam erat oleh Rizky dan Rizky pun melepas pergelangan tangan Muti karna Muti menatapnya tajam.
Setelah itu Muti mengambil piring dan menyiapkan makanannya untuk mereka berdua.
Mereka Makan malam bersama dalam keheningan. Setelah makan malam, Muti mencuci piring, Rizky hanya memandangi gerak gerik Muti dengan perasaan sedih, karena sedari tadi ia bersama Muti, Muti tak mengeluarkan sepatah katapun, bahkan pertanyaannya pun enggan untuk di jawab.
"Sampai kapan kau akan terus mendiamkanku Muti? aku tau, kita menikah karena di jodohkan, jika Kau tak bisa menerimaku sebagai suamimu, paling tidak kita bisa menjadi teman...!" Ucap Rizky menatap Muti sendu.
"Maaf," ucap Muti.
Muti merasa bersalah karna mengabaikan Suaminya, tetapi Muti tak bisa menerima kenyataan kalau dia harus melupakan Renald. Karna bagi Muti Renald adalah orang yg paling baik dan yg paling bisa mengerti Muti, hanya saja Renald terpaksa meninggalkan Muti dan Muti merasa bersalah pada Renald karena Muti berjanji akan menunggunya, tetapi pada kenyataannya ia menikah dengan orang lain.
Setelah mengucapkan maaf, Muti berlalu pergi menuju kamarnya tanpa menoleh pada Rizky. Rizky adalah pria tampan dan banyak di gilai para gadis, tetapi Muti menutup Mata dia tak pernah menoleh pada Rizky dan Muti juga tak pernah mau dekat dengannya apalagi sampai menatapnya.
"Hah..." Rizky menghela nafas. "Sampai kapan Kau akan terus begini Muti?" Rizky menatap kepergian Muti sendu.
Rizky kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk, ia sedih karena Muti mengabaikannya, meskipun ia masih belum mencintai Muti, tapi ia tak pernah sebelumnya di abaikan oleh seorang wanita. biasanya wanitalah yang mengejarnya.
...**********...
Ke esokan harinya.
Muti bangun jam 06.00 pagi. Muti beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi, setelah itu ia bergegas ke dapur untuk Masak, namun setelah sampai di meja makan, Muti Menemukan amplop yg berisi uang tunai dan selembar kertas. "Ini uang bulananmu," ucap Rizky dalam surat tersebut.
Rizky bekerja Sebagai Manager marketing, Meskipun orang tuanya memiliki perusahaan, tapi dia mau mandiri, dan mau memulai semuanya dari nol tanpa bantuan orang tuanya.
"Maafkan aku, aku tak bisa menjadi istri yg baik," ucap Muti. Muti pergi keluar rumah untuk belanja, ia berjalan kaki untuk belanja kepasar karna jarak rumah dan pasar tidak terlalu jauh, ia berjalan kaki sekaligus olahraga.
Entah berapa lama Muti berjalan ia lupa akan tujuannya, ia terus berjalan sambil melamun dan memikirkan masalahnya yg datang bertubi-tubi, mulai dari kematian ayahnya hingga ia harus menikah dengan orang yang tak pernah di kenal sebelumnya.
Sampai di tengah jalan ia Melihat taman yang sering ia dan Renald kunjungi bersama, Muti meneteskan air matanya sambil berjalan menuju taman itu, dia duduk di kursi taman sambil Menangis mengingat orang yg di cintainya tersebut.
"Kau dimana sekarang Kak?" tangis Muti pecah setelah mengingat kenangannya bersama Renald.
Flashback on.
Muti di ejek teman-temannya karna berasal dari kalangan orang yang tak mampu, Muti bisa sekolah karna beasiswa, Muti di bully teman temannya di tengah jalan, tas nya di lempar kesana dan kemari sambil di tertawakan oleh teman temannya.
"Kembalikan tas ku hiks.... hiks...." pinta Muti sambil mengejar tasnya yg saling di lempar temannya.
"Aku mohon kembalikan tasku... hiks... hiks... hiks..... kenapa kalian selalu jahat padaku? apa salahku pada kalian?" teriak Muti, tetapi teman temannya malah semakin tertawa melihat Muti menangis.
"Kembalikan tas gadis itu," ucap seorang remaja laki-laki yg kebetulan lewat di jalan itu, pria remaja tersebut menghampiri Muti dan teman-temannya.
Teman-teman Muti berhenti mengejek Muti dan mengembalikan tasnya lalu mereka pergi begitu saja. Pada saat itu Muti Masih kelas 5 SD.
Pria itu mengambil tas Muti dan mengembalikannya pada Muti yang masih menangis sesegukan, ia mengajak Muti untuk duduk di pinggir jalan sebentar untuk menenangkan Muti yang masih terus saja menangis.
"Hai cantik boleh kenalan?" ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya pada Muti. "Namaku Renald," ucap Renald tersenyum tulus.
"Muti," jawab Muti sambil menerima jabatan tangan Renald.
"Terima kasih Kak, karena Kakak telah menolongku," ucap Muti, Muti begitu senang karna masih ada orang yang mau menolongnya, karna biasanya orang-orang hanya akan melewatinya saja tanpa memperdulikan Muti yang terus menangis dan terus berteriak-teriak.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
^^^Bersambung....^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!