Aisyah tidak sengaja melihat Darwin yang merupakan tunangannya bersama seorang wanita disebuah hotel. Seketika membuat Aisyah memiliki pikiran negatif, namun Aisyah langsung menghilangkan pikiran tersebut dan memutuskan untuk menghubungi Darwin.
“Assalamu’alaikum Darwin, kamu di mana? sibuk gak?” tanya Aisyah dengan perasaan yang tidak menentu, sembarai menunggu jawaban Darwin dari seberang telepon.
“Wa’alaikumussalam Aisyah, aku lagi dikantor banyak kerjaan, maaf nanti aku hubungi lagi.” jawab Darwin dengan tergesa-gesa dan langsung mengakhiri panggilan tersebut tanpa menunggu jawaban Aisyah.
“Kenapa Darwin berbohong?” pikir Aisyah. Ada rasa kecewa yang ditutupi Aisyah dengan sebuah senyuman untuk meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Dengan sedikit rasa ragu Aisyah mengikuti Darwin dan wanita tersebut, karena mereka berada tidak jauh dari tempat Aisyah. Aisyah melangkan kakinya dengan pasti, Aisiyah melihat mereka masuk ke kamar yang sama, selama 15 menit menunggu dengan ketidak pastian akhirnya Aisyah meminta bantuan bell boy yang berada tidak jauh darinya untuk membukakan pintu kamar tersebut. Awalnya bell boy itu tampak ragu tetapi dengan kegigihan dan penjelasan dari Asyah, akhirnya bell boy tersebut berkenan membantu aisyah. Aisyah melangkahkan kakinya dengan ragu ketik pintu kamar itu sudah terbuka, Aisyah takut tindakan yang dirinya lakukan akan memberikan rasa kecewa dan sakit hati dengan apa yang didapati nantinya, namun aisyah memantapkan hati dengan mengucapkan basmallah agar dia dapat bertahan apabila apa yang dipikirkannya benar-benar terjadi.
Aisyah kembali melangkahkan kakinya, dari tempatnya berdiri terdengar suara kenimatan seorang wanita yang membuat hatinya begitu hancur dan kecewa. Tidak ingin berlama-lama dikamar itu, Aisyah segera memutar badannya berjalan keluar kamar dan menunggu mereka di depan kamar tersebut.
Beberapa jam kemudian, mereka keluar dari kamar tersebut. Betapa terkejutnya Darwin melihat Aisyah dengan keadaan mata yang sudah sembap. Tanpa ingin mendengar kata yang akan diucapkan Darwin, Aisyah memberikan tamparan dipipi kanan Darwin dan menendang ************ pria itu. Aisyah pergi dari hotel tersebut dan melajukan mobilnya tidak tau tujuannya, tanpa aisyah sadari hari sudah begitu malam dan iya melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Aisyah kembali melajukan mobilnya mencari mushola terdekat, setelah menemukan dan melakukan kewajibannya Aisyah kembali ke mobil. Handphone milik Aisyah berbunyi dan tertera nama sahabatnya Intan di sana.
Sedikit cerita tentang sahabat Aisyah, Aisyah memiliki dua sahabat yang bernama Intan dan Dewi. Intan dan Aisyah satu tempat kerja, sedangkan Dewi bekerja di negara I tepatnya di kota R.
“Aisyah, lu di mana? jemput gue dong, gue mabuk ni” ucap intan dari seberang telepon.
“Assalamu’alikum dulu napa! emang ya kalau orang gaul kayak gitu suka lupa,” sahut Aisyah dengan ketus. “Ngapain lagi sih lu mabuk terus?"
“Gue gak butuh ocehan lu sekarang. Bisa jemput, ‘gak?” Suara intan mulai terdengar kesal, sepertinya gadis itu benar-benar tak bisa diajak bercanda kali ini.
“Lu ditempat biasa, ‘kan?”
“Ya.”
“Ya udah. Gue berangkat! Assalamu’alaikum.” Setelah panggilan itu selesai, Aisyah segera meluncur menuju tempat di mana Intan berada.
**
Mobil milik Aisyah baru saja terparkir di sebuah bar ternama di kota J, sebelum turun dari mobil Aisyah menarik nafasnya dan sedikit berdoa untuk keselamatannya malam ini, entah mengapa ia memiliki firasatnya buruk untuk kali ini. Aisyah melangkahkan kakinya masuk ketempat yang sudah sering Aisyah kunjungi untuk menjeput sahabatnya itu, walaupun begitu aisyah tidak sekali pun menyentuh barang yang diharamkan oleh agamanya itu. Dan akhirnya Aisyah menemukan Intan, duduk sendirian dengan satu gelas wine ditangannya.
“Lu kenapa?” ucap Aisyah yang langsung duduk disamping Intan.
“Putus!” tambahnya dengan wajah khawatir.
“Enggak, gue lagi kepingin aja syah”. balasnya sambil tersenyum, “Lu ikutan dong! Gak banyak, gue jamin lu ketagihan” ucap intan dengan sedikit merayu.
“Gak! Lu tau gue orangnya kek mana” tolak Aisyah. Entah apa yang merasuki Aisyah saat itu, setelah banyak rayuan yang dilakukan Intan, akhirnya Aisyah menerima tawaran Intan untuk mencoba dengan meminum wine dalam satu shoot. Aisyah seperti terhipnotis ketika minuman itu masuk ketenggorokannya, tak terasa kini Aisyah sudah mabuk. Intan terkejut melihat Aisyah menambah minumannya, Intan ingin bertanya ada apa dengan sahabatnya itu tetapi Intan enggan untuk menanyakannya karena melihat wajah sedih Aisyah. Intan meminta bantuan kepada jasa antar untuk mengantar mereka ke hotel terdekat dan memesankan kamar hotel, sebab tidak memungkinkan untuk Intan menyetir walau dia masih memiliki sedikit kesadaran berbeda dengan Aisyah.
Disisi lain (Hotel A)
Terlihat seorang pria tampan duduk sendirian, dia adalah Leonardi Osean seorang Ceo di perusahan ternama di kota tersebut. Dia terkenal dengan pria tampan, dingin, dan kaya tetapi Leo memiliki kekurangan yaitu mysophobia dengan kata lain terobsesi pada kebersihan dan elergi dengan yang namanya wanita. Karena hal tersebut, membuat Leo masih sendiri sampai saat ini dan belum ada wanita yang mampu memenangkan hatinya serta mampu menghilangkan elerginya terhadap wanita.
Leo tengah menungggu teman-temannya untuk membicarakan bisnis dan berkumpul. Tanpa disadari oleh Leo ada seorang wanita yang sangat menyukai dirinya dan ingin menjebak Leo dengan memberikan obat di makanan yang telah dia pesan sebelumnya.
Satu persatu teman-teman Leo mulai berdatangan, makanan yang dipesan Leo akhirnya disajikan pelayan. Mereka berbicara sambil menyantap makanan tersebut, ditengah-tengah pembicaraan tersebut obat yang diberikan oleh wanita yang tidak diketahui itu mulai dirasakan oleh Leo.
“Siapa yang berani bermain sama gue.” gumam Leo penuh emosi, Leo tetap bersikap biasa di depan teman-temannya hingga Leo meminta izin untuk pulang, meski bingung teman-teman Leo tetap menyetujui walau pembicaran mengenai bisnis mereka belum dibahas.
Leo memutuskan untuk memesan kamar, agar Leo dapat beristirahat dan melepaskan rasa sesak tersebut. Di pertengahan jalan menuju kamarnya Leo menyadari bahwa ada wanita yang mendekatinya dan ingin membantunya untuk masuk ke kamar, belum sempat wanita itu menggandeng tangan Leo, wanita itu sudah terlebih dahulu jatuh dilantai setelah itu Leo kembali berjalan tanpa menghiraukan orang lain dan memasuki kamarnya.
Di Lobby Hotel A
Terlihat dua wanita dengan kondisi mabuk yang dibantu oleh satu orang jasa pengantar dan satu orang bell boy untuk mengantar mereka ke kamar yang sudah di pesan sebelumnya, tetapi di pertengahan jalan salah satu wanita itu ingin ke kamar mandi dan meminta orang tersebut untuk mengantar sahabatnya ke kamar yang sudah dipesan, sebelumnya bell boy dan jasa pengantar sudah menawarkan untuk menemani tetapi Aisyah tidak mau dan hanya meminta nomor kamarnya saja.
Sadar atau tidak Aisyah memasuki kamar lain. Leo yang saat itu baru keluar dari kamar mandi karena harus menuntaskan semuanya sendiri, meresa heran mengapa ada wanita diranjangnya dan lebih parahnya lagi wanita itu dalam kondisi mabuk. Entah mengapa tiba-tiba saja Aisyah bangun dan berjalan mendekati Lleo dan menciumnya. Reaksi pertama Leo adalah terkejut dan Leo berniat untuk menyingkarkan Aisyah, namun hal yang lain pun terjadi di antara mereka, mahkota Aisyah pun direnggut olehnya.
Pagi hari
Aisyah terusik oleh cahaya matahari yang mengenai wajahnya, lambat namun pasti mata indah milik aisyah terbuka. Aisyah merasakan berat di bagian perutnya, serasa ada beban yang menimpa tubuhnya dengan keadaan setengah sadar aisyah berbalik. Aisyah terkejut saat menemukan seorang pria tengah tidur di sampingnya tanpa pakaian dan lebih terkejut lagi aisyah melihat keadaannya sendiri. Aisyah malu dengan dirinya, kecewa, sakit, dan bingung dengan keadaannya saat ini.
Aisyah tidak akan meminta penjelasan dari pria tersebut, karena aisyah tau siapa pria yang berada disampingnya itu. Aisyah memutuskan untuk segera pergi dari kamar tersebut dan memikirkan rencana-rencana selanjutnya. Aisyah tidak ingin berhubungan dengan pria yang telah merenggut mahkota nya itu.
“Sebaiknya aku pergi dari kota ini” batin Aisyah.
**
Saat ini, Aisyah berada di dalam pesawat dengan tujuan ke Negara I dan akan menetap di kota R. Sebelum pesawat lepas landas Aisyah menghidupkan laptop untuk menghapus jejaknya, agar pria itu tidak bisa mencarinya itupun kalau pria itu ingat dan ingin mencarinya. Selesai dengan kegiatan tersebut aisyah menyimpan kembali laptop tersebut. Aisyah benar-benar kecewa dengan dirinya, karena tidak bisa menjaga hal yang seharusnya jaga. Aisyah malu dihadapan Allah karena melakukan hal yang sudah jelas dilarang oleh agamanya. Apa lagi tanpa adanya ikatan pernikahan. Aisyah juga sudah membuat malu kedua orang tuanya. Aisyah merutuki kebodahannya karena meminum barang haram tersebut.
“Mengapa aku tidak pergi bersama Intan saja” gumam Aisyah. Seandainya Aisyah mengiyakan tawaran bell boy atau jasa pengantar itu, mungkin kejadian itu tidak akan pernah terjadi. Kini nasi sudah menjadi bubur dan tidak dapat diubah lagi, yang bisa dilakukan oleh Aisyah sekarang adalah memperbaiki diri dan mendekatkan dirinya lagi kepada sang pencipta.
Saat pesawat mulai mengudara “selamat tinggal luka dan selamat datang hidup baru” ucap Aisyah dengan suara yang sangat pelan dan nyaris tidak terdengar oleh orang lain. Aisyah berdo’a agar kehidupannya mendatang di jaga oleh Allah SWT. Perjalanan yang ditempuh oelh Aisyah cukup lama, karena itu aisyah memutuskan untuk tidur namun setiap Aisyah memejamkan matanya banyangan malam itu selalu muncul membuat Aisyah tidak bisa untuk memejamkan matanya dan akhirnya aisyah memutuskan untuk melakukan kegiatan yang lain selama di pesawat.
**
Dikamar Hotel A
Pria yang tampak tampan disaat tidur itupun mulai membuka mata, dia melihat sekelilingnya dan mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Pria itu tidak lain adalah Leo, orang yang menghabiskan malam dan merenggut mahkota milik aisyah. Setelah Leo ingat dan melihat wanita itu tidak ada disampingnya, segera Leo menghubungi Kemal orang kepercayaannya sekaligus sahabatnya.
“Hallo,tuan.” sapa kemal saat panggilan telepon terhubung.
“Datang ke hotel A dengan nomor kamar 366, bawakan baju ganti untukku ke sini.”
Panggilan telepon itu diputus sepihak oleh Leo tanpa menunggu jawaban dari Kemal.
Leo memutuskan untuk duduk di sofa yang tersedia dikamar tersebut. Leo memejamkan mata memikirkan yang terjadi dan yang akan terjadi kedepannya.
Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan dari luar kamar. Leo bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri pintu lalu membukanya.
“Ini pakaian anda, tuan.”
Leo memerima paperbag tersebut, dan mengucapkan terimakasi.
“Tunggu di sini, ada yang ingin aku bicarakan denganmu setelah ini.” ucap Leo dan berlalu menuju kamar mandi
Kemal menganggukkan kepala, lalu duduk di sofa yang ada dikamar tersebut. “Kira-kira apa yang ingin dibicarakan oleh Leo” pikir kemal. Saat Kemal memperhatikan kamar tersebut, tidak sengaja bola matanya tertuju ke ranjang berukuran king size tersebut dan melihat noda darah di sana. Bertepatan dengan Leo yang keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang memukau kaum wanita.
“Lihat apa!” ucap Leo.
Saat Kemal akan menjawab, Leo kembali membuka suara dan menceritakan kejadian semalam. Leo juga meminta Kemal mencari tahu siapa yang menjebaknya dan mencari keberadaan wanita yang bersama malam itu, Leo merasa dia harus bertanggung jawab kepada wanita tersebut.
**
Kota R
Aisyah sedang menunggu Dewi yang akan datang menjeputnya, Aisyah sudah memberi tahu Dewi soal keberangkatnya ke nergara tersebut, tetapi tidak dengan Intan karena waktu yang Aisyah miliki tidak banyak dan mengharuskan dia untuk pergi secepat mungkin sebelum terlambat.
“Udah lama nunggu.” tanya seseorang berdiri didepan Aisyah.
“Gak, baru beberapa menit” jawab Aisyah sambil memeluk Dewi. Setelah acara pelukan ala teletubis di antara mereka selesai, Dewi segera mengajak Aisyah pulang. Dikota ini Aisyah akan tinggal bersama Dewi, sebab Dewi tidak membolehkan Aisyah untuk tinggal sendiri.
Dua bulan sudah Aisyah berada di kota R. Aisyah sudah memiliki pekerjaan dengan posisi sekretaris juga mempunyai usaha sendiri dikota tersebut berkat bantuan sahabatnya Dewi. Saat ini, Aisyah tengah disibukkan dengan berkas-berkas yang akan dibutuhkan oleh atasannya yang bernama Daniel, tiba-tiba saja Aisyah jatuh pingsan didepan ruangan Daniel saat Aisyah akan memasuki ruangan tersebut. Dengan segera Daniel menggendong tubuh Aisyah dan membawanya ke rumah sakit.
**
Rumah Sakit
Saat ini, Aisyah diperiksa oleh dokter dan Daniel menunggu di depan ruangan. Pintu ruangan terbuka, Daniel diminta masuk oleh suster yang menemani dokter tersebut.
“Selamat tuan istri anda hamil. Kemungkinan usia kandungannya sudah 8 minggu untuk lebih akuratnya nanti saya rekomendasikan ke bagian dokter obgyn” ucap dokter tersebut dengan lugas
15 menit kemudian, Aisyah mulai membuka matanya, Aisyah melihat Daniel duduk di samping tempat tidurnya.
“Kamu sudah bangun aisyah! butuh sesuatu.” tanya Daniel.
“Air.” segera Daniel memberikan Aisyah minum.
“Terimaksih bos. Ada apa dengan saya, bos? Apa saya sakit?”
“Kamu pingsan didepan ruangan saya” jelas Daniel kepada Aisyah sambil menarik napas kemudian membuangnya. Daniel bingung bagaimana cara untuk memberitahukan keadaan aisyah yang sebenarnya.
“Ada apa dengan keadaan saya bos?” lagi – lagi aisyah bertanya, sebab Aisyah dapat melihat ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Daniel kepadanya.
“Aisyah ditubuhmu saat ini ada makhluk kecil.” jawab Daniel dengan ambigu, membuat Aisyah bingung dengan jawaban daniel.
“Apa saya HA-Hamil” tanya Aisyah dengan perasaan yang tidak menentu.
Hanya anggukkan kepala yang bisa Daniel berikan sebagai jawaban. Setelah itu Aisyah menangis dan histeris, dengan cepat Daniel memanggil dokter. Aisyah diberikan obat penenang yang membuat Aisyah kembali tertidur.
“Sebaiknya hal ini dibicarakan pelan-pelan tuan, mungkin saja istri anda belum siap untuk mendengar berita ke hamilannya” ucap dokter tersebut. Daniel hanya menjawab dengan anggukan kepala.
Jujur Daniel pun bingung harus bersikap seperti apa, yang Daniel tau selama ini Aisyah tidak pernah dekat dengan seorang pria. Dengan dirinya saja aisyah sangat menjaga jarak. Padahal dia terang-terangan bersikap bahwa dia memiliki rasa kepada wanita tersebut, tetapi aisyah hanya bersikap biasa saja. Lama Daniel berkelut dengan pikirannya membuat Daniel lupa untuk menghubungi Dewi yang merupakan sahabat satu-satunya Aisyah.
Diambilnya benda pipih milik aisyah, dengan segera Daniel menghubungi Dewi meminta wanita itu untuk segera datang ke rumah sakit. Setibanya Dewi dirumah sakit dan menemukan ruangan Aisyah yang mana Daniel ada didalam ruangan tersebut. Tanpa banyak kata Daniel langsung menceritakan apa yang terjadi, syok itu yang Dewi rasakan saat mengetahui sahabat nya tengah berbadan dua. Daniel dan Dewi berdiskusi cara seperti apa yang akan mereka lakukan agar membuat Aisyah mau menerima anak dalam kandungannya itu. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan sedari tadi. Aaisyah memutuskan untuk memanggil mereka.
“Dewi” panggil Aisyah.
“Kamu udah bangun. Apa yang kamu rasakan?” tanya dewi sambil memeluk tubuh rapuh sahabatnya itu.
Dewi tau saat ini aisyah sangat butuh sandaran dan Dewi akan menjadi sandaran untuk sahabatnya itu. Aisyah tidak menjawab pertanyaan Dewi, dia hanya menangis dan memeluk Dewi. Cukup lama mereka dengan posisi yang seperti itu, Aisyah mulai mepaskan pelukkan itu dan mengusap perutnya sambil mengucapkan.
“Bissmillah, aku akan menerima kehadiran anak ini meski tanpa ayah dan akan merawatnya” ucap aisyah dengan sekali tarikan napas. Keputusan ini memang sulit untuknya, namun anak-anak yang ada didalam rahimnya ini tidaklah berdosa.
Dan keputusan Aisyah itu didukung oleh dewi sambil mengatakan
“Kita akan merawat mereka bersama, aku akan selalu ada untuk kamu aisyah” ucap Dewi kembali dan ditimpali oleh Daniel “aku juga akan menjaga mereka bukan hanya mereka kamu juga dan aku akan menganggap mereka anak-anak ku kelak.”
"Kamu jangan menjaga jarak lagi dariku Aisyah, karena aku tidak akan memaksa ataupun miminta balasan dari semua yang aku lakukan. Dan mulai sekarang, kamu akan bekerja dari rumah saja soal orang kantor biar saya yang urus, karena kamu bekerja dengan saya maka sebagai atasan saya berhak mengatur kamu" sambung Daniel dengan tingkah yang sok formal itu, karena sebelumnya Daniel berbicara santai dan berakhir formal.
Karena Aisyah tidak ingin menambah beban bagi mereka berdua, maka Aisyah akan mendengarkan dan menerima anjuran dari mereka saja selama baik untuk nya dan calon anaknya.
7 bulan kemudian, Aisyah dilarikan kerumah sakit untuk melahirkan karena air ketubannya ~~~~pecah.
Rumah sakit
Saat ini Dewi dan Daniel tengah menunggu Aisyah yang berjuang untuk memberikan kesempatan kepada anak-anaknya agar dapat melihat dunia yang membuat ibu mereka terluka dan bahagia disaat bersamaan.
**
Di kota J
Terlihat seorang pria tampan yang menahan sakit di bagian perutnya. Rasanya pria itu tidak akan sanggup bertahan lebih lama lagi, karena rasa sakit itu tidak juga hilang. Dokter pribadi pria itu sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya baik-baik saja. Pria yang merasakan sakit itu tidak lain adalah Leo Osean, seorang Ceo di perusahan L’O Grup. Pria yang bersama Aisyah beberapa bulan lalu. Rasa sakit itu terus hilang dan muncul sesering mungkin. Bersamaan dengan rasa sakit yang dirasakan oleh leo, anak-anak aisyah lahir.
**
Kembali ke rumah sakit
Oek..Oek..Oek..
Suara tangisan bayinya Aisyah terdengar, Dewi dan Daniel mengucapkan syukur. Tangisan bayi itu saling bersautan seolah mereka bahagia hadir kedunia itu. Satu jam setelah itu, Aisyah dan ke-tiga anaknya sudah berada diruang rawat VIP.
“Aisyah, selamat ya kamu sekarang udah jadi ibu” ucap dewi penuh haru sambil memeluk aisyah karena dia tau perjuangan aisyah selama hamil.
“Iya dew, selamat juga buat kamu yang udah jadi bunda dan makasi untuk bantuan kamu selama ini” jawab Aisyah. Mereka berdua tampak bahagia sehingga melupakan keberada Daniel.
“Hey..hey udah dong peluk-peluknya, aku juga mau peluk ibu dari anak-anak ku tau” sela Daniel dengan senyum jahilnya.
“Idih, siapa juga yang mau dipeluk-peluk kamu” canda Aisyah dan Dewi bersamaan dengan senyum lebar dibibir mereka, tampak jelas raut kebahagiaan diantara mereka.
“Siapa nama mereka aisyah dan yang mana anak pertama mu?” tanya Dewi dan Daniel bersamaan.
“Yang ini nama nya Azzam Al Fatih anak pertama ku, tunjuk Aisyah ke sisi kanan nya. Aku berharap dia menjadi laki-laki tampan yang memiliki kebulatan tekad dan memiliki jiwa penakluk, pemimpin, dan pembuka. Ditengah itu bernama Azzim Al Sabil yang artinya anak laki-laki yang percaya diri, berjiwa pemimpin, dan selalu mencari petualangan dan yang terakhir sicantik itu bernama Zakiya Hanifah Mumtaz yang artinya anak perempuan luar biasa yang suci, beriman dan setia kepada tuhannya.” jawab Aisyah.
Setelah beberapa hari dirumah sakit, akhirnya Aisyah dan ketiga buah hatinya diperbolehkan pulang. Kehidupan Aisyah dipenuhi canda tawa dan kebahagian berkat kehadiran si bocil yang menggemaskan itu serta bantuan dari Dewi dan Daniel yang ikut merawat ke tiga anaknya.
**
Ruangan Ceo
“Kemal, apa kamu sudah berhasil menemukan petunjuk tentang wanita itu?” tanya Leo.
“Belum tuan, kami masih mencarinya.”
“Berapa lama lagi kamu akan menemukannya ini sudah hampir satu tahun kemal, mencari satu orang saja kamu tidak becus” hardik Leo.
“maaf tuan, saya akan meminta bawahan saya untuk bekerja lebih ekstra lagi.”
“Seandainya kamu tidak pergi, dan seandainya setelah malam itu kamu hamil anakku, kita akan hidup bahagia sekarang tetapi apa, kamu tidak ada di sini bersama ku, bagaimana keadaan mu, apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata kamu hamil.” Pikiran seperti ini sering muncul dibenak seorang Leo yang memiliki elergi terhadap wanita tetapi tidak untuk wanita yang bersamanya malam itu.
Setelah hari itu, sikap Leo berubah semakin dingin dan kejam, Leo tidak akan segan-segan membunuh ataupun memainkan tangannya bila ada seorang wanita berani mendekatinya, bahkan bila ada rekan bisnisnya melakukan hal curang kepadanya menggunakan wanita.
Leo sangat ingin bertanggung jawab tetapi wanita yang bersama nya itu pergi entah ke mana seolah tidak pernah ada di kota itu.
**
Di Rumah Aisyah
Kebahagian begitu terpancar di wajah Aisyah, meski harus berjuang sendiri untuk mengajari, menjaga, dan menafkahi ketiga anaknya. Aisyah tidak pernah merasa kesusahan saat mengasuh ketiga buah hatinya, karena ada Dewi yang selalu membantu dan Daniel yang selalu siap bila dimintakan tolong. Sampai saat ini Aisyah belum membuka hatinya untuk Daniel ataupun pria lainnya, karena Aisyah ingin fokus kepada anak-anaknya saja. Dan sejujurnya Aisyah sudah menganggap Daniel sebagai kakak nya sendiri karena selalu ada untuknya selama ini.
Bulan berlalu begitu cepat, Azzam, Azzim, dan Zakiya sekarang sudah berusia 2 bulan. Mereka tampan dan cantik, pipi gembul, badan nan montok membuat mereka menjadi santapan pagi untuk bundanya yang tak lain adalah Dewi. Pagi ini, Aisyah sudah kembali bekerja dan untuk si kembar mereka sudah ada pengasuh yang dicarikan oleh Daniel sejak mereka berusia 1 bulan karena Daniel merasa kasihan kepada Aisyah yang sangat kerepotan menjaga ke-tiganya.
“Kembarnya ibu, kalian baik-baik ya dirumah. Ibu akan cepat pulang untuk menemui kalian” ucap aisyah pamit kepada ketiga anaknya sambil mencium pipi mereka satu persatu.
“Bu, ASI nya udah Aisyah tinggalkan dikulkas nanti panaskan saja ya kalau ada apa-apa segera hubungi Aisyah” ucap Aisyah ke pada pengasuh anak-anaknya.
“Iya, nak.” jawab Bu Asih
“Assalamu’alaikum kembar, ibu berangkat ya” ucap Aisyah lagi dan langsung berjalan menaiki mobil di mana Dewi sudah berada didalamnya. Jika aisyah tidak langsung pergi maka aisyah akan gagal untuk pergi bekerja karena berat rasanya meninggalkan sikembar tanpa ada pengawasan oleh dirinya, sebab ini perpisahan pertama aisyah dengan mereka.
Setibanya di kantor, Aisyah berjalan dengan santai untuk menuju mejanya kerjanya yang terdapat di lantai 25. Dilantai itu hanya ada ruangan CEO dan ruangan petinggi lainnya. Saat Aisyah sudah didalam lift, Aisyah mendengarkan beberapa teman kantornya berbisik menyebut namanya tetapi kurang jelas terdengar oleh Aisyah. Tidak ingin ada masalah dihari pertama bekerja Aisyah hanya diam dan pergi begitu saja.
Aisyah bekerja dengan baik, tanpa terasa waktu makan siang pun tiba, dada aisyah berdenyut membuat Aisyah mendesis dikarena kan saat ini seharusnya sikembar udah minum vitaminnya, tetapi sekarang berbeda dan Aisyah melupakan alat pompa ASInya. Dengan menahan rasa sakit, Aisyah pergi ke pentri untuk mengambil air hangat yang akan Aisyah gunakan untuk mengkompres dadanya di kamar mandi nanti.
Aisyah tengah duduk di kloset kamar mandi dengan sedikit membuka bajunya kemudian mulai mengkompres, tiba-tiba terdengar beberapa suara wanita dari luar yang mengatakan hal-hal jelek terhadap dirinya, Aisyah bahkan dikatakan penghangat ranjang Ceo mereka yang tak lain adalah Daniel dan masih banyak lagi. Hingga suara tadi sudah tidak terdengar lagi, baru lah Aisyah keluar sambil mengusap air matanya.
“Gak apa-apa aisyah ini belum seberapa tetap tenang semua akan ada waktunya untuk membalas mereka” gumam aisyah.
Aisyah keluar kemudian berjalan ke kantin untuk mengisi perutnya karena cacing-cacing diperut Aisyah sudah demo minta diisi. Saat Aisyah akan menuju kemeja Dewi dengan membawa makanannya, tiba-tiba saja ada kaki yang menghalangi langkahnya sehingga Aisyah terjatu dan makanan yang dibawa oleh Aisyah jatuh.
“Aish... dasar ******, kalau jalan gak pake mata ya gitu jadinya” sarkas seorang wanita yang bernama Alea. Aisyah tetap tenang dan berusaha untuk berdiri, saat Aisyah akan berdiri ternyata Alea kembali mendorong Aisyah dan membuat Aisyah jatuh lagi.
“Nah, kalau begini kan bagus. Posisi ****** itu memang di bawah gak boleh setara dengan wanita-wanita terhomat” ucap Alea lagi, ucapan Alea kali ini benar-benar membuat Aisyah emosi tanpa aba-aba Aisyah menapar pipi Alea.
Plak.. Satu tamparan untuk pipi kiri Alea. Plak.. satu tamparan lagi untuk pipi kanan Alea.
“Kamu kalau ngomong mulutnya disaring dan lihat siapa yang ****** sebenarnya, kamu atau aku” cibir Aisyah.
“Pakaian ketat yang menampilkan milikmu itu, apa membuatmu bangga karena memperlihatkannya kepada laki-laki diluaran sana atau jangan-jangan sudah pernah dicicipi oleh om-om tua atau kakek-kakek yang kekurangan belaian dan kamu melayaninya” tambah Aisyah lagi.
Dan hal itu membuat Alea malu dan sangat marah lalu Alea pergi dari sana sambil mengucapkan “aku akan membalas hari ini Aisyah.”
Aisyah tidak ambil pusing dengan ancaman Alea itu dengan dibantu Dewi, Aisyah pergi dari kantin. Karena keadaan kantin sudah ramai dan banyak yang menonton mereka, banyak yang tidak menyangka bila Aisyah sebenarani itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!