NovelToon NovelToon

Triplet Dan CEO

1. Malam pesta

Seorang gadis cantik bernama Vanilla Jasmine yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Davies' s Senior High School atau lebih dikenal SMA Davies. Lala begitulah sapaan sehari – harinya. Lala memiliki sahabat bernama Nikita Verona. Gadis yang kerap disapa Niki ini sama-sama berusia delapan belas tahun setara dengan Lala. Mereka bersahabat cukup lama bahkan hubungan mereka sudah jauh seperti saudara.

Hari ini adalah pesta salah satu most wanted di SMA Davies. Lala tadinya enggan datang untuk pergi ke pesta. Namun atas dasar paksaan pemilik pesta yang merupakan sahabat Lala sendiri akhirnya Lala menyetujui. Nama penyelenggara pesta itu adalah Bryant Davidson.

Bryant merupakan anak pemilik saham terbesar di SMA Davies. Walaupun dia kaya dirinya tidak pernah menyombongkan akan hal itu. Bryant bahkan mau bersahabat dengan Lala yang notabennya anak yang kurang mampu. Hal itu terkadang membuat murid – murid lain merasa iri mengingat Bryant juga salah satu murid tertampan satu sekolah.

Bryant mengadakan pesta di hotel Vias yang merupakan hotel ternama di kota tersebut. Pesta ini dihadiri oleh banyak teman dan kerabat Bryant. Lala menghadiri pesta bersama dengan Niki.

'' Wah ,Nik. Pestanya meriah banget. Ada banyak makanan pula,'' ucap Lala dengan wajah berbinar.

'' Hai, kalian berdua akhirnya datang juga. Ayo langsung masuk saja,''

Bryant menyambut Lala dan Niki yang baru saja datang. Bryant mempersilahkan Lala dan Niki untuk bergabung dengan temannya yang lain. Jennie yang merupakan anak pemilik SMA Davies juga tampak hadir.

Jennie dan Lala merupakan teman satu angkatan beda kelas. Semenjak awal masuk SMA , Jennie sudah menampakkan sikap akan ketidaksukaannya terhadap Lala. Hanya status sosial mereka yang berbeda , Jennie selalu membully Lala. Walaupun begitu Lala tetap berusaha sabar karena yang ia inginkan hanya bisa lulus dan memberikan kebanggaan bagi ayahnya.

Jennie dan teman satu genknya tampil cantik dengan gaun mahal hasil karya desain dari desainer ternama. Sedangkan Lala menggunakan gaun berwarna dusty pink serasi dengan aksen sepatu berwarna peach. Niki sendiri memakai gaun berwarna merah menyala yang menambah kesan dewasa. Walaupun gaun Lala hanya dibeli dari pasar namun Lala sangat cantik dengan gaun tersebut ditambah dengan polesan makeup yang tipis.

'' Baiklah semua yang ada disini, saya ucapkan terima kasih karena sudah berkenan hadir untuk menghadiri acara ulang tahun saya,'' ucap Bryant kepada para tamu.

'' Acara akan segera dimulai. Mari kita nikmati acara ini,''

Dan pesta berlangsung dengan sangat lancar. Pesta dipandu oleh seorang MC dan saat ini tengah berlangsung acara santai. Di sesi ini orang bebas berbicara, dance atau yang lain untuk menghibur. Banyak yang mengikuti diantaranya ada yang bernyanyi berduet dan semua tamu tampak menikmati.

'' Hai La, '' sapa Jennie kepada Lala.

'' Hai juga Jen,'' jawab Lala.

'' Jennie kamu jangan menganggu Lala. Ini pesta ulang tahun Bryant, tidak pantas kalau kamu mengerjai Lala di tempat seperti ini,'' ucap Niki.

'' Santai saja Nik. Aku hanya ingin mengobrol dengan Lala. Karena setelah ini kita akan berpisah universitas, jadi apa aku salah mau mengajak Lala mengobrol?''

'' Lala. Kamu haus tidak? cobalah minuman yang kubawa ini. Anggap saja sebagai salah satu bentuk rasa terima kasih ku karena kamu sudah mau mengerjakan tugas-tugas ku selama ini,''

Lala ragu untuk menerima minuman dari Jennie. Namun ia bingung jika ia menolak, Jennie pasti akan marah dan malah bisa berakibat menghancurkan pesta Bryant. Lala tidak mau jika pesta Bryant berlangsung gagal hanya karena dirinya.

Niki sudah memperingati Lala untuk tidak meminum minuman yang diberikan oleh Jennie. Namun Lala tidak menghiraukan itu. Ia mengambil gelas itu lalu meminumnya dengan sekali tegukan.

Minuman itu terasa asing di mulut Lala. Tidak lama setelah itu Lala merasa ada yang aneh dalam dirinya. Lala hilang kendali. Dia tidak sadar dan malah pergi menuju ke tengah panggung pesta. Di tengah-tengah para tamu, Lala berjoget sesuai alunan musik yang diputar oleh seorang dj.

Niki mencoba membantu Lala namun dicegah teman-teman Jennie. Jennie yang melihat itu merasa puas. Akhirnya dia bisa mengerjai Lala untuk yang kesekian kalinya. Lala tampak berjoget ria, ada yang gaya biasa hingga gaya menggoda. Lala tidak sadar akan hal itu. Karena saat ini Lala tengah mabuk. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Lala terus berjoget tanpa henti.

Bryant yang menyaksikan itu langsung menuju Jennie dan menarik pergelangan tangan gadis itu. Bryant membawa Jennie menuju ke tempat sepi menjauh dari pesta.

'' Jennie, kamu apa - apaan hah? Kamu gila tau enggak? Bisa-bisanya kamu mengerjai Lala hingga seperti itu. Aku tidak habis pikir, bagaimana jalan pikiran mu itu,'' ucapan kasar dari Bryant kepada Jennie.

'' Salahkan saja si anak kampung itu. Siapa suruh dia merebut kamu dari aku? Dasar penggoda!'' balas Jennie.

'' Kamu pikir kita putus karena apa? Kamu yang selalu kekanak-kanakan. Tidak bisa dewasa dan selalu memandang orang dengan derajat sosialnya. Aku bersyukur bisa putus lebih cepat dari kamu waktu itu,''

'' Bryant, awas kamu ya! Lihat saja suatu saat kamu akan menyesal karena telah memilih anak kampung itu,''

Bryant sudah kesal dengan segala omongan dari Jennie. Ia lebih memilih pergi menuju Lala yang masih tampak berjoget.

'' Cabut guys! ''

'' Kenapa Jen? Kan pestanya belum selesai? '' tanya salah satu teman Jennie.

'' Malas gue. Mending cabut aja. Besok gue juga bisa buat pesta kayak begini. Lagian gue tadi enggak sengaja lihat kakak gue di hotel ini. Gue rasa dia ada pekerjaan, dan gue enggak mau sampai ketahuan kakak gue kalau gue datang ke pesta. Bisa kena skorsing nanti ATM gue,'' jelas Jennie.

Akhirnya Jennie dan teman-temannya memilih pergi meninggalkan pesta. Bryant dan Niki membantu Lala untuk beristirahat di salah satu ruangan di hotel tersebut. Bryant yang telah menyediakan kamar itu.

Lala sudah tampak sadar. Yang Bryant tahu ternyata Jennie hanya memberi Lala minuman alkohol dengan kadar rendah. Mungkin saja Lala bereaksi seperti itu mengingat Lala bukanlah peminum yang jago.

'' Untung saja Lala sudah sadar. La lo sudah baikan?''

Lala hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Bryant. Bryant terpaksa harus meninggalkan Lala dan Niki. Ia harus kembali ke pesta karena ia harus memberikan sambutan penutup.

'' La, ini minum dulu,'' Niki memberikan segelas air putih kepada Lala.

'' La setelah ini kita pulang ya. Tadi aku sudah pamit kepada Bryant. Bryant bilang kita bisa pulang dan dia sudah memesankan taksi,''

'' Iya terima kasih, Nik ''

...****************...

Keesokan harinya Lala terbangun dengan kepala yang sangat pusing. Badan hingga kakinya terasa lemas dan remuk. Terutama di bagian inti Lala terasa amat sakit.

'' Tunggu aku dimana ini? Kenapa aku bisa disini? Badanku juga terasa sangat sakit. Lalu,,,'' Lala bermonolog kemudian tersadar jika ia tengah telanjang.

Lala terkejut dengan kondisinya yang berantakan. Apalagi saat ini ia tidak memakai baju sama sekali dan juga disampingnya terdapat sosok laki-laki yang bahkan Lala sendiri tidak ia kenali.

Lala kemudian memungut pakaiannya dan bergegas keluar walaupun dengan jalan yang kesusahan. Di luar Lala melihat ada dua penjaga kamar. Lala bingung bagaimana caranya ia keluar.

Saat ini Lala hanya berdiri di balik pintu. Ia takut jika ia keluar ia akan ketahuan, namun jika ia tidak segera keluar maka laki-laki yang sudah mengambil mahkotanya akan memergoki dirinya. Tak lama penjaga satu pergi meninggalkan penjaga kedua untuk ke toilet. Lalu kemudian penjaga kedua tiba-tiba mendapatkan telepon.

Hal ini dimanfaatkan Lala untuk kabur dari kamar hotel itu. Untung saja kamar tidak dikunci dan dua penjaga itu tengah lengah. Lala berhasil menjauh dari hotel. Ia harus secepatnya pulang ke rumah karena sudah pasti ayahnya menunggunya dari semalam.

Lala berharap semoga setelah ini ia tidak bertemu dengan pemuda itu lagi. Lala yakini jika pemuda itu bukanlah dari kalangan orang biasa. Ia khawatir akan timbul masalah baru yang akan mempersulitnya nanti. Memutuskan kabur adalah jalan satu-satunya untuk menghindari masalah baru.

'' Semoga laki-laki semalam tidak mengenali wajahku. Lebih baik aku kabur daripada berurusan dengan orang kaya lagi. Sudah cukup selama sekolah aku terlibat dengan tingkah-tingkah aneh orang kaya,''

ASSALAMUALAIKUM.....

MOHON MAAF SEKALI BAGI KAKAK-KAKAK READER YANG SUDAH PERNAH BACA CERITA INI DULU, KEMARIN TERPAKSA SAYA HAPUS NOVELNYA. INI DIKARENAKAN AUTHOR MASIH BARU DAN MASIH PERLU PENGARAHAN KHUSUS.

TERIMA KASIH 🙏

2. Hasil dari malam itu

Setelah malam panas kemarin, Jason nama laki-laki yang bermalam dengan Lala terbangun di tengah hari. Sebelumnya ia tidak pernah tidur lelap seperti sekarang. Padahal dulu-dulu usai dirinya bermain dengan ****** lain ia langsung bekerja tanpa ada mengenal rasa lelah. Rasa lelah Jason selama ini hilang karena kesibukan terus menghampirinya.

'' Kalian ini bagaimana? Masa menjaga kamar saja tidak becus? Bisa-bisanya gadis itu kabur sedangkan kalian tidak tahu,'' omel Jason kepada dua anak buahnya.

'' Panggilkan Fernando cepat!''

titah Jason tegas.

Kedua anak buah Jason bergegas memanggil Fernando. Fernando baru datang karena semalam ia baru selesai mengurus pekerjaan yang mengharuskan dia terbang ke luar kota meninggalkan Jason yang menginap di hotel usai pertemuan.

'' Ada yang bisa saya bantu tuan?''

'' Cari wanita yang menyusup ke kamar ku semalam! ''

'' Seorang wanita? Wanita seperti apa tuan?''

'' Wanita ya seperti wanita, Nando. Mengapa kamu mendadak jadi lemot? Pokoknya kamu cari wanita yang semalam masuk ke kamar ku. Kamu cek CCTV hotel lalu setelah itu kamu korek informasi tentang dia. Berikan laporan itu hari ini juga. Cepat!''

'' Baik tuan,''

Fernando bergegas menjalankan perintah dari atasannya. Ia menemui pemilik hotel serta untuk mempermudah pencariannya mencari wanita yang dimaksud tuannya. Tak lama kemudian ia mendapatkan informasi tersebut. Namun disini Fernando menemukan suatu kejanggalan. Ia lebih baik mengurungkan niatnya untuk memberitahu Jason informasi ini. Ia akan mencari tahu lebih jelasnya apa sebenarnya yang terjadi.

'' Tuan saya sudah menemukan wanita yang anda maksud namun saya perlu waktu untuk mencari apa motif dan tujuan dari wanita ini?''

'' Tidak perlu Fernando. Aku rasa kamu tidak perlu mencari lebih jauh lagi karena setelah ini kita harus cepat datang ke Berlin. Ada masalah kebocoran data disana, kita harus cepat. Ini pasti ulah si brengsek itu,''

'' Tapi tuan, bagaimana dengan wanita yang semalam masuk ke kamar tuan? Bukankah wanita itu menggoda tuan lalu kalian bermalam bersama?''

'' Sudahlah lupakan saja. Aku rasa dia tidak berbahaya mengingat wajahnya saja membuatku tahu jika dia adalah gadis polos. Paling tidak jika dia hamil pasti meminta pertanggung jawaban lalu mengemis untuk dinikahi. Aku tidak masalah dengan itu. Selama ada uang aku yakin masalah ini akan segera beres, ''

'' Namun semalam aku memang tidak memakai p*ngaman, jadi kamu urus saja jika nanti ada yang mengaku hamil anakku,''

...****************...

Setelah satu bulan kejadian itu kehidupan Lala berjalan seperti biasanya. Malam setelah itu Niki datang menemui Lala dan meminta maaf. Niki merasa bersalah karena malam itu tidak bisa menjaga Lala dengan baik.

Lala dengan tulus memaafkan Niki. Niki berjanji usai Lala menceritakan kejadian malam itu ia akan menyembunyikan rahasia itu dengan baik.

Hari ini tepat satu bulan kelulusan SMA Davies. Lala beserta kawan-kawannya berdiri di tengah lapangan dengan rapi dan berjejer siap menerima sambutan dari kepala sekolah.

Ketika kepala sekolah tengah menyampaikan sambutan. Lala tiba-tiba merasa pusing. Padahal sebelum mengikuti acara Lala sudah sarapan bersama Niki di kantin. Brug..Lala jatuh pingsan.

Semua murid yang mengetahui Lala pingsan langsung berlari dan menolongnya. Lala dilarikan ke UKS agar segera mendapatkan pertolongan. Niki ikut menolong Lala. Sekitar satu jam, Lala akhirnya siuman. Lala membuka matanya dan mendapati sahabatnya berada di sampingnya.

'' Syukurlah kamu sudah sadar nak,'' ucap dokter jaga yang berada di UKS.

'' Terima kasih. Sebenarnya saya sakit apa dok?'' tanya Lala.

'' Ini hal wajar terjadi, mengingat saat ini kamu masih memasuki trimester pertama. Nanti lambat laun juga akan membaik,'' jelas dokter yang telah memeriksa Lala.

'' Maksud dokter apa? Trimester pertama? Apa artinya dok?''

'' Kamu hamil nak. Dan kemungkinan masih berusia satu bulanan,'' terang si dokter.

'' Apa? Tidak mungkin dok. Mana mungkin saya hamil?''

Lala sangat terkejut karena dirinya tengah berbadan dua. Ia tidak menyangka jika kesalahan malam itu berimbas dengan kondisinya saat ini. Lala sangat terpukul. Niki mencoba menenangkan sahabatnya.

Setelah dari UKS, Lala memutuskan pulang. Ia tidak ingin mengikuti acara perpisahan yang diselenggarakan oleh sekolahnya. Lala pulang dibantu oleh Niki.

'' Hei, anak kampung! Dasar ******! Bisa-bisanya ****** seperti dia bisa bersekolah disini. Mana sampai hamil lagi,'' ucap salah seorang siswi yang meneriaki Lala dari tengah lapangan.

Sudah biasa jika Lala dihina dan dicaci. Tapi kali ini Lala merasa tidak terima. Lala berjalan menuju ke arah temannya.

'' Apa maksud kalian?''

'' Santai bumil. Jangan marah-marah nanti yang ada keguguran, '' jawab teman Lala.

'' Enggak apa-apa keguguran kan bapaknya memang tidak ada. Jadi malah bagus dong, dia tidak jadi aib keluarganya,'' sahut teman yang lain.

'' Sabar La. Kamu lagi hamil jadi mungkin ini efek hormon kamu,'' cegah Niki ketika Lala hendak melayangkan protes.

'' Tuh kan. Memang benar dia MBA alias hamidun ( hamil duluan )''

Lala merasa tersakiti oleh omongan teman-temannya. Dia tidak pernah serapuh ini ketika mendapat cacian dari orang lain. Memutuskan mengalah dan pergi, Lala tiba-tiba mendapatkan panggilan dari Bu Mentari kepala sekolah SMA Davies.

'' Lala apa benar atas informasi yang ibu dapat jika kamu tengah mengandung?''

Dengan ketakutan Lala menjawab pertanyaan dari kepala sekolahnya. Saat ini Lala memang berada di ruangan Bu Mentari. Lala pasrah setelah ini dengan apa yang akan dia dapatkan.

'' Lala, jujur ibu sangat sedih sekaligus kecewa dengan berita ini. Kamu murid pandai, La. Mengapa kamu bisa seperti ini?''

Lala hanya diam saja. Ia malu untuk menunjukkan wajahnya kepada kepala sekolah yang selama ini selalu menjadi penolongnya.

'' Dengan sangat terpaksa saya harus mencabut beasiswa kamu untuk pergi ke Jepang. Setelah ini beasiswa kamu akan saya berikan kepada orang lain yang lebih berhak mendapat ini,''

Lala tidak menyangka, kabar sekejap mampu merubah hidupnya. Ia pulang dengan perasaan hampa. Kecewa, marah namun tidak bisa berbuat banyak. Sesampainya di rumah Lala mendapati ayahnya sedang berdiri menunggu kedatangannya.

Plak, tamparan keras dari Pak Ghani kepada Lala. Untuk pertama kalinya Pak Ghani melayangkan tangan kepada anaknya sendiri.

'' Ayah maafkan Lala,'' mohon Lala pada Pak Ghani.

'' Ayah kecewa , La. Besok kita pindah saja ke desa! Ayah rasa kehidupan disana jauh lebih baik. Kamu harus menyetujui ,ini semua ayah lakukan demi kepentingan calon anak kamu juga,''

'' Baiklah ayah, Lala menyetui apapun keputusan ayah, ''

'' Kita siap – siap sekarang juga. Kemasi semua barang – barang kamu! Ayah sudah mengundurkan diri dari SMA Davies, selanjutnya kita akan membuka usaha di desa. Ayah masih memiliki sedikit tabungan untuk modal dan biaya hidup kita selama beberapa bulan ke depan,''

3. Kembali ke kota

Enam tahun telah berlalu, Lala kembali ke kota kelahirannya. Sudah satu bulan Lala menetap di kota ini. Ia menyewa rumah sederhana untuk ia tinggali. Ayah Lala menetap di desa. Beliau ingin menghabiskan masa tuanya disana. Lala terpaksa mengikhlaskan Pak Ghani tidak ikut karena ini adalah permintaan Pak Ghani sendiri.

Hidup di kota, Lala tidak tinggal sendiri. Lala tinggal bersama tiga bocah kecil berusia lima tahunan. Mereka tiga bocah yang kembar identik. Lala biasa menyebut mereka dengan panggilan triplet. Nama mereka yaitu Matt Erland, Max Ervan dan yang terakhir Oliver Eric.

Kurang lebih enam tahun yang lalu, Lala berhasil melahirkan mereka dengan perjuangan yang tidaklah mudah. Mulai dari masa mengandung Lala sudah berjuang keras demi menghidupi Pak Ghani dan hidupnya selama kehamilan.

Kini anak-anak Lala sudah besar. Mereka tumbuh dengan baik. Lala sangat menyayangi mereka. Bagi Lala triplet adalah harta yang tidak mungkin ia bisa ukur seberapa berharganya.

'' Hei, Max kembalikan prosesor ku kemarin,'' ucap seorang bocah kecil berusia lima tahunan.

'' Tidak bisa. Aku sudah memakainya. Bukankah kamu sendiri yang memberikannya padaku,'' bantah anak itu yang bernama Max.

'' Kamu bilang hanya meminjam, tapi malah tidak kamu mengembalikan. Itu beda arti Max,'' ucap anak itu tak mau kalah.

'' Oliver, Max kalian bertengkar lagi,'' peringat Lala yang baru muncul dari dapur membawa sepiring makanan kecil.

'' Ma, salahkan Max. Dia selalu usil padaku,'' ucap anak yang bernama Oliver.

'' Oliver kamu kenapa sayang? Max kamu mengganggu adik mu lagi? '' tanya Lala menyelidik.

'' Ma. Jangan salahkan Max saja, Oliver juga yang salah. Max bilang kemarin kalau mau meminjam prosesor milik Oliver, tapi Oliver bilang kalau Max harus mengembalikannya. Kan prosesor nya sudah Max pakai,'' jelas Max.

Lala merasa pusing dengan kelakuan dua bocah yang sedang bertengkar sekarang ini. Mereka sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah.

'' Hei, kalian lihat! Aku membawakan kalian prosesor baru,'' ucap anak yang baru muncul.

'' Kamu habis darimana Matt?'' tanya Lala kepada anak yang baru datang.

'' Dari kamar, ma '' jawab Max sekenanya.

Seperti itulah keramaian yang terjadi di dalam rumah sederhana milik Lala. Rumah itu berlokasi dekat dengan sekolah triplet. Triplet bersekolah di sekolah swasta milik pengusaha kaya raya di kota tersebut.

Sekolah itu merupakan sekolah yang direkomendasikan Pak Ghani ayah Lala ketika mereka masih di desa. Pak Ghani berharap selama di kota cucu-cucunya mendapatkan pendidikan yang menunjang berbagai keahlian mereka.

Selama satu bulan menetap di kota, Lala belum beraktivitas banyak. Selain mengurus surat kepindahan, sekolah triplet yang baru, kegiatan Lala hanya itu saja. Kini dirinya sedang mempersiapkan usaha barunya disini. Ia ingin membuka cabang kedai bakso nya yang di desa.

Semenjak Pak Ghani mengundurkan diri dari pekerjaannya, ia memberi modal Lala untuk membuat usaha. Lala berhasil mengembangkan usahanya di desa. Lalu kini ia beralih membuka di kota sebagai sumber penghasilan ekonomi yang baru.

...****************...

'' Matt , Max, Oliver bangun nak,'' ucap Lala di pagi hari.

Sudah hampir satu bulan triplet bersekolah. Sudah tercipta pula kebiasaan Lala yang harus membangunkan mereka di pagi hari. Mereka bertiga memiliki kebiasaan bangun siang. Bahkan jika di desa dahulu, Pak Ghani harus membangunkan mereka dengan kentongan agar para cucunya mau bangun.

'' Astaga, kalian ini. Kalian memang kembar tetapi mengapa sifat kalian juga sama? '' keluh Lala melihat tingkah para putranya.

Satu jam kemudian Lala berhasil membuat triplet berdiri di sekolah mereka. Kini Lala siap melepas triplet untuk bersekolah. Triplet berpamitan kepada Lala. Lala senang walaupun triplet lahir tanpa seorang ayah, mereka tetap tumbuh menjadi anak yang baik.

Terkadang Lala merasa sedih jika mengingat siapa ayah triplet yang sama sekali tak dikenal Lala. Namun kembali lagi kebahagiaan Lala hanya triplet tidak perlu mencari kebahagiaan lain karena triplet adalah sumber kebahagiaan itu.

'' Ngurus anak sudah. Saatnya mulai cari cuan,'' monolog Lala kemudian pergi meninggalkan halaman sekolah triplet.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, triplet selalu menjadi sorotan para teman-temannya. Banyak yang mengagumi triplet walaupun mereka masih kecil, mereka berhasil menjadi pusat perhatian.

Guru-guru sekolah triplet juga merasa bangga memiliki murid cerdas di usia yang masih kecil seperti triplet. Bahkan di usia segitu anak lain belum mampu melakukan aktivitas jika tanpa dampingan orang tuanya. Namun triplet berbeda, mereka sudah mandiri sejak kecil. Lala selalu mengajarkan triplet untuk tidak selalu bergantung kepada orang lain.

'' Hai Matt, Max dan Oliver,'' ucap seorang anak perempuan yang seusia dengan mereka.

'' Hai, juga Cantika '' jawab Oliver dan Max bersamaan.

Matt hanya diam saja. Dirinya hanya mengangguk menanggapi sapaan anak gadis di depannya. Diantara triplet memang Matt yang paling pendiam. Anak sulung yang satu ini sangat irit bicara namun di sisi lain juga memiliki sifat hangat kepada siapapun yang dekat dengannya.

Mereka kemudian masuk menuju kelas bersamaan. Tidak lama guru datang mengajar kelas triplet. Guru itu menyampaikan materinya hari ini. Semua murid tampak mendengarkan dengan seksama.

'' Ada yang tahu siapa itu Mark Zuckerberg? '' tanya guru itu kepada muridnya.

'' Seorang pemrogram komputer dan pengusaha Internet. Ia dikenal karena menciptakan situs jejaring sosial Facebook bersama temannya, yang dengan itu ia menjadi pejabat eksekutif dan presiden,'' ucap Matt setelah dirinya mengangkat tangan.

'' Iya benar sekali Matt. Kamu tahu dia?''

'' Pernah berinteraksi sekali, Mam '' jawab Matt kepada gurunya yang biasa ia sebut mam.

'' Maksud kamu?''

Max langsung menyenggol lengan Matt yang duduk di sampingnya. Jangan sampai guru itu tahu jika mereka pernah berinteraksi dengan Mark Zuckerberg yang merupakan pengusaha internet terkaya di dunia.

'' Tidak mam. Matt hanya bercanda. Dia memang ingin melucu agar teman-teman yang lain tertawa. Tapi sayangnya lelucon Matt sangat garing sehingga membuat yang lain bingung,'' ucap Matt menjelaskan.

Guru yang mengajar mereka percaya saja. Tidak ingin membuang waktu lebih guru itu melanjutkan diskusi tentang materinya.

'' Matt bisakah kamu tidak ember?'' bisik Oliver yang duduk di belakang Matt.

'' Tidak usah khawatir, mereka juga tidak percaya '' jawab Matt santai tanpa beban.

'' Dasar kulkas!'' ucap Oliver di belakang Matt.

'' Aku manusia,''

Max hanya menyimak obrolan kedua saudaranya. Ia lebih memfokuskan diri pada pelajaran yang sudah lama ia kuasai. Memperhatikan guru bukankah cerminan anak baik. Begitulah pikir Max.

Pelajaran berlangsung hingga tengah hari. Mereka mengikuti pelajaran seperti biasa. Dan sekarang triplet menunggu Lala yang sudah tiga puluh menit yang lalu tak kunjung datang.

'' Apakah mama masih lama? '' keluh Max.

Matt menggerakkan dagunya ke arah jalan raya. Ia berniat memberi tahu jika Lala sudah muncul di balik angkot yang baru menurunkan penumpang.

Ketika Lala hendak menyebrang jalan tiba-tiba ada sebuah mobil yang melintas. Brugg kecelakaan tidak dapat dihindarkan. Mobil terkenal merk Lamborghini Aventador menabrak trotoar pinggir jalan. Pemilik mobil yang menabrak itu langsung keluar dari mobil dan menemui Lala yang masih syok.

“ Maaf nona, saya tidak sengaja, “ ucap seorang laki-laki yang memakai seragam hitam.

“ Justru saya yang minta maaf tuan. Saya tidak melihat ada mobil yang melintas tadi. Dan sekarang mobil anda yang menabrak trotoar,” ucap Lala merasa tidak enak.

Banyak orang berkumpul untuk melihat kecelakaan ringan itu. Untung saja tidak ada korban dan keadaan mobil yang menabrak juga tidak ada yang rusak. Kemudian keluar lagi seorang pria dari mobil itu. Pria itu memakai stelan jas biru tua yang dipadukan dengan kemeja berwarna putih. Laki-laki itu tampak gagah ditambah dengan aksen kacamata hitam yang bertengger di matanya. Dari tatapan penampilanya saja semua orang tahu jika dia adalah seorang yang tampan nan kaya raya.

'' Jek, ada apa? Apakah masalahnya serius? Kamu beri uang saja, dan cepat kita pergi dari sini. Aku sudah tidak tahan dengan cuaca panas,'' ucap laki-laki itu.

" Sombong sekali orang ini, " batin Lala di dalam hati.

'' Baiklah Tuan Jason, ''

'' Nona, jika tidak ada masalah serius kita harus pergi,” ucap laki-laki yang memakai seragam hitam.

Degg... Jason. Bukankah Lala pernah mendengar nama itu tapi dimana? Lala masih tampak berfikir kemudian Lala mengiyakan saja kedua laki-laki yang ia yakini beda profesi itu pergi. Toh kejadian tadi memang salah dari kedua pihak. Dari mobil Lamborghini yang menggunakan kecepatan tinggi di area jalanan dengan kecepatan sedang ditambah Lala yang tergesa-gesa untuk menyebrang.

'' Mama , are you Ok? '' tanya triplet yang tampak khawatir.

'' I am OK, sayang. Untung tadi kalian tidak menyusul mama yang di jalan. Lain kali mama janji mama akan lebih berhati-hati, ''

'' Awas saja! Coba tadi kita tahu pemilik mobil itu ya Matt , Max pasti kita akan omeli mereka. Bisa-bisanya mereka mau menyerempet mama kita,'' omel Oliver.

'' Sudahlah, mama baik-baik saja. Mari kita pulang! '' ajak Lala kepada anaknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!