NovelToon NovelToon

Aku Tak Tahan Sikapmu Mas

Bab1

Bab-1

"Dia siapa,mas?"Mona melihat suaminya yang tengah menggenggam erat tangan perempuan. 

"Dia kekasihku"Rangga tersenyum memandang perempuan disisi kanannya.

"Cantik "Mona tersenyum walau hatinya Rapuh. ia harus bersikap biasa aja, percuma billa ia menangis atau pun memohon pada suaminya itu, Rangga tak akan mendengar.

Mona sadar ia adalah wanita yang dinikahi hanya rasa belas kasihan,itu pun karna orangtua Rangga yang memaksanya untuk menikahi Mona.

Sudah berbulan-bulan Mona terisak akan semua perilaku Rangga padanya, ia juga tersiksa jika tetap hidup bersama Rangga. Mona mempertahankan pernikahannya semata-mata karna orangtua Rangga yang telah baik padanya,ia pikir dengan berjalannya waktu Rangga bisa menerimanya.

Ternyata semua salah, Rangga sedikitpun tak merubah perilakunya. ia terus saja mncaci, menghina, bahkan kasar padanya. Rangga akan bersikap manis seperti madu hanya didepan orangtuanya saja.

"Makasih "wanita itu tersenyum.

"Kalau begitu duduklah! "Mona bersikap semanis mungkin pada wanita itu.

Sedangkan Rangga bingung akan sikap Mona yang tak seperti biasanya, Mona yang sekarang tak seperti Mona yang kemarin. jika kemarin ia akan menangis dan memohon pada suaminya, tapi hari ini dia bersikap biasa saja.

"Apa mungkin mona sudah tak mencintaiku?"batin Rangga.

"Aku tinggal dulu,"

"Mau kemana?sini aja mbak"ajak wanita itu. bodoh mana ada yang mau melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain.

"Tak perlu,takut mengganggu. "Mona melihat Rangga yang hanya diam heran melihat tingkah istrinya.

Tanpa jawaban dari mereka, Mona melangkah menuju pintu keluar. mengendarai sepeda motor pemberian mertuanya, entahlah ia pun bingung akan pergi kemana. Rasanya ia tak sanggup melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain.

"Sudahlah Mon tinggalkan saja dia! "ucap Nella.sahabat Mona.

Cukup lama Mona menceritakan semua masalah keluarganya, dan pada akhirnya ia pamit pulang.

"Nell, aku pulang dulu ya"karna hari sudah hampir senja.

Sesampainya dirumah ia melihat suaminya diruang tamu, tapi Mona tak melihat perempuan itu.mungkin sudah pulang,Mona melangkah menuju kamarnya, hendak membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.

"Darimana jam segini baru pulang? "Mona berhenti sejenak, memandang suaminya itu lalu melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Kalo ditanya jawab! "bentak Rangga. Mona menatap lekat wajah suaminya, sakit rasanya terus-terusan diperlakukan begitu.

"Bukan urusanmu! "Mona kembali melangkahkan kakinya, ia tak perduli lagi akan kemarahan Rangga.

"Sudah berani membantah, dasar perempuan ___"

"Apa hah? perempuan apa, perempuan benalu, gembel dan apa lagi"Mona memotong ucapan Rangga.ia sudah tahu apa yang akan diucapkan Rangga, semua itu telah menjadi makanannya sehari-hari.

"Kau benar-benar kurang ajar! "

Plak!

Tangan Rangga mendarat dengan mulus dipipi Mona, yang kini telah banjir air mata. ia sudah menyangka Rangga akan melakukan itu.

"Ayo pukul lagi, ayo mas tampar lagi. "Mona menatap Rangga, mengarahkan tangan Rangga ke pipi sebelahnya lagi.

"Arrrgghh. pergi kau!"Mona mengusap kasar air mata, pergi meninggalkan ib*lis itu. Tak adakah rasa iba dihatinya kepada seorang wanita.

Mona memasuki kamar mandi menghidupkan shower, menangis sejadi-jadinya dibawah pancuran air. Merenungi nasibnya, andai saja ia tak menerima pernikahan itu. mungkin nasibnya akan jauh lebih baik dari sekarang. Bagaimanapun bubur tak akan kembali menjadi nasi.

Setelah habis air matanya, kini ia menuju dapur untuk memasak makan malam. menghidangkan makanan secukupnya saja. Rangga melihat istrinya yang berkutak didapur dengan mata yang sembab,jelas sekali jika mona habis menangis.

Bab2

Ting Nong

Ting Nong

Bel Berbunyi Mona yang hendak menuju kamar menghentikan langakahnya,meletakan piring yang ia bawa diatas meja. Segera menuju pintu depan,

"Selamat malam Mona,"senyum lelaki yang tak lain adalah Vero. Rekan kerja Rangga , sekaligus sahabatnya.

"Hmm,Rangga nya ada."

"Iya ada, silahkan masuk. "entahlah Rasanya Mona sangat nyaman berada didekat Vero. Mona tersenyum mempersilahkan masuk, senyuman yang selama ini terpendam sangat dalam sebab perilaku buruk suaminya.

"Kau tunggu disini,ku buatkan minum untukmu, "Mona berlalu kedapur membuatkan jus Apel untuk Vero.

Setelah selesai ia kembali dan memberikan jus itu ke Vero, melewatkan tatapan dingin Rangga.

"Diminum,Mas"Mona tersenyum kembali.

"Terimakasih, Mon."Vero membalas senyum Mona. Ada rasa sesak didada Rangga melihat sikap manis Mona pada rekannya itu, tapi ia tak tahu rasa apa itu.

"Kalo begitu saya pergi, "pamit Mona. Yang dibalas anggukan Vero, senyuman hilang dalam sekejab saat melihat Rangga, entahlah rasanya enggan sekali bibir Mona mengukir senyum padanya.

"Kenapa?bro,"Rangga duduk dihadapan sahabatnya.

"Ini berkas penting yang lupa loe tanda tangan, "Vero memberikan map itu pada Rangga. Kini ia membaca setiap tulisan dan segera memberi paraf.

"Istri loe, kenapa?kok sembab gitu,"sontak Rangga menatap tajam,tanda tak suka dengan pertanyaan Vero.

"Bukan urusan loe! "tegas Rangga.

"Ya elah nanya doang.gak usah ngegas gitu! "

"Lagian loe kenapa ngurusin hidup perempuan itu, gak penting Tahu gak."

"Sampai kapan sih hati loe buta, gak bisa ngelihat ketulusan dari mona",

"Mau setulus apa pun,gue tetap jijik Tahu sama gembel kayak dia. "Vero menggeleng. Entahlah mungkin Ia mulai jatuh cinta pada Mona, maklum telah lama menjomblo. Tak salah juga ia menginginkan Mona, toh Rangga tak menginginkanya. Lebih baik Vero tang melindungi Mona.

"Ya udah kalo loe jijik sama cewek cantik kek dia. Lepasin aja buat gue, "

Sesak dada rangga mendengar penuturan sahabatnya. Yang ternyata sangat menginginkan Mona,

"Dih ngapain loe suka sama tuh gembel"

'astaga nih bocah' batin Vero

"Suka-suka gue mau sama siapa. Lagian loe menyia-nyiain cewek kek Mona, mending gue aja yang ngebahagiain sapa tahu kan dia mau ama gue. "

Rangga tanpak memikirkan sesuatu.

"Kalo loe gak mampu buat mencintai dia.mending gua aja"

Rangga tersenyum menanggapi Vero, tetapi matanya seakan tak terima ucapanya.

"Gue pulang. Ingat kalo loe udah lepasin Mona, hubungi gue! "kedua alis Vero menaik. Ia beranjak dan pergi meninggalkan Rangga.

Setelah kepulangan Vero, Rangga kembali kedapur menyantap hidangan yang telah disajikan. Selesai, kini ia berlalu menuju kamar sebelah Mona.

Ya, meski sudah menikah. Mereka berbeda kamar atas kehendak Rangga.

Rangga duduk bersandar di ranjangnya. Bermain ponsel, bertukar pesan dengan Lita, kekasihnya. Rangga yang telah berencana untuk menikah Lita, harus hancur karna kehadiran Mona. Dengan terpaksa ia meninggalkan Lita dan menikahi Mona, lebih tepatnya menunda pernikahan.

Sebab itulah ia sangat membenci wanita gembel itu.

Malam semakin larut, seluruh makhluk telah terlelap memasuki alam mimpi begitu juga dengan mona dan Rangga.

"Mon.loe tinggalin aja Rangga. Hidup bahagia lah bersamaku, "Mona tersenyum memandang lelaki yang ada dihadapannya.

"Mas vero yakin mau sama Mona, padahalkan mas Rangga selalu bilang kalo aku gembel. "Vero meletakan jari telunjuk dibibir Mona. Ia tersenyum.

"Kau bukan gembel tapi bidadari yang ditakdirkan untuk ku.aku mencintaimu"

Bab3

"Kau bukan gembel,mon kau bidadari dan aku mencintaimu"

"Hey kalian berani-beraninya selingkuh dibelakangku.ku bunuh kau Vero!"

Dor....

Satu tembakan tepat mengenai dada Vero. Mona berteriak histeris menyaksikan lelaki yang dihadapannya bercucuran Darah.

"aaaaaaaaa.. "Mona terbangun dari tidurnya. Nafasnya tak beraturan mimpi itu seakan sangat nyata.

Jam menunjukkan pukul 05.15 wib.ia mencuci muka dan langsung pergi kedapur hendak menyiapkan sarapan. Ia tetap menjalankan tugasnya sebagai istri meski Rangga selalu membentak dan menyakitinya.

"Selesai, "Mona tersenyum melihat hasil Masakannya. Ia masih berharap jika Rangga bisa mencintainya, setidaknya sedikit perasaan saja. Ia akan memaafkan Rangga jika ia mau menerimanya, tentu tidak jika ia ingin menikahi Lita.

"Loe siap-siap! Siang ini Mama dan Papa akan kemari, "Mona terkejut karna kehadiran Rangga yang tiba-tiba. Ia mengangguk sebagai balasan, tentu tanpa senyum manisnya.

"Dan satu lagi,jangan pernah loe adukan semua sikap gue.itu pun jika loe ingin tetap tinggal disini! "

Mendengar itu Mona yakin semua harapannya tak akan pernah terwujud.

'sudah lah Mon tak usah harapkan apa pun dari pria ini! "Mona membatin.

Rangga menatap Mona yang kini tengah menyapu lantai. Heran saja jika ia akan sarapan Mona pasti akan melayani dan menemaninya dengan senyum manis,meski Rangga sangat jijik dengan perlakuan yang sok perhatian begitu.

Tapi kini ia merasa kehilangan semua itu, sekarang ia tambah membenci Mona sebab sikap dinginnya.

"Apakah mereka menginap? "suara Mona menyadarkan Rangga dari lamunannya.

"mereka tak memberi tahunya"jawabnya dingin. Padahal ia sangat berharap jika orangtuanya menginap, agar bisa melihat senyum Mona lagi. Eh.

Drrtt

Drrtt

Ponsel Rangga berbunyi tanda panggilan masuk. Mona melihat nama Lita tertera di layar ponsel. Sakit ketika Rangga menjawab panggilan itu dengan senyum yang tak pernah Rangga berikan untuknya, jujur saja Mona mencintainya.

"_____"

"Iya sayang aku kesana, sekarang "Rangga meninggalkan sarapan yang masih tersisa setengah. Melihat itu dada Mona semakin sesak, tak bisakah menghabiskan sarapan itu terlebih dulu. Yang ia masak dengan rasa cinta.

"____"

"Segera,Love you"meski telah jauh suara itu masih sangat jelas terdengar.

"Sudah lah Mon untuk apa bertahan bersama lelaki itu. Masih banyak lelaki yang jauh lebih baik darinya, dan tentunya menikahi atas dasar cinta. Bukan tega mencintai orang selain istrinya"ucapan Nella terngiang dibenak Mona.

"jika aku pergi, bagaimana perasaan Mama dan Papa. "batin Mona.

Ia sangat ingin pergi dari rumah ini.tapi mengingat orangtua Rangga yang sangat menyayangi membuat ia ragu untuk pergi. Ya, Mona lebih memikirkan perasaan orang lain dibanding kenyamananya sendiri.

Setelah semua benda tersusun dengan rapi.kini ia membersihkan diri, dan beristirahat. Sangat lelah berkutat di rumah yang cukup besar ini, jika bertanya mengapa tak ada asisten rumah tangga. Ada, tetapi saat ini ia izin karena sedang sakit.

Mona hanyut dalam dunia maya.

Ting

Ting

Tanda pesan masuk.

Sebuah pesan dari Nella yang membuat penasaran. Ia mengirimkan foto dengan pesan 'lihat aja Mon kelakuan suami gila loe'

Mona membuka foto itu, betapa terkejutnya ia melihat suaminya berada disebuah butik gaun pengantin bersama Lita. Telah pupus sekarang harapannya kepada Rangga.

Kebetulan sekali butik itu milik Nella. Ya, Rangga tak pernah tahu dengan sahabat mona.

"Biarkan saja,Nel terserah dia mau apa?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!