selesai makan siang dengan para sahabat terkonyol, Risa kembali ke meja kerja sebagai sekretaris, dan ternyata di sana sudah ada Lardo yang duduk di kursi depan meja kerja Risa, dengan wajah dingin dan tegas membuat kadar ketampanan lardo semakin tinggi.
penampilan Lardo yang cukup tampan membuat Risa bungkam dan sedikit terpesona, CATAT GUYS HANYA SEDIKIT YA. namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa bosnya kali ini memang ganteng, tampan, cakep. dan Risa tidak sadar jika dia sudah memuji CEO nya itu, namun sikap Lardo membuat Risa menggelengkan kepala untuk menghilangkan semua pujian yang tadi sempat di lontarkan pikirannya itu.
Lardo yang mununduk dengan gerakan masih mengetuk meja, tiba tiba mengangkat kepalnya dan memiringkan sedikit. pas banget di sana terlihat Risa yang berdiri sedang menatapnya penuh arti.
"aishhhhh" gumam Lardo yang terkejut. Namun dengan cepat merubah raut wajahnya kembali.
baru menyadari kehadiran Risa, entah sejak kapan gadis itu sudah berdiri di sana. Kenapa juga harus diam seperti patung.
"Sedang apa anda di sana?" tanya Lardo
"ma...maf pak, ada apa bapak duduk di meja saya" tanya Risa berusaha terlihat biasa, padahal rasa takut sudah bergelut di hatinya.
"meja kamu?, ini milik saya, lagian siapa yang menunggu kamu" kata Lardo. dan entah kenapa sekarang sangat banyak bicara jika berhadapan dengan Risa.
hahahaha.. ya ya ya, anda yang punya puassssss../Risa
"iya pak maaf"
"Dari mana kamu?... seminggu lagi saya ada undangan pesta, kamu temani saya" kata Lardo.
"Kenapa mesti saya pak?.." tanya Risa
"karena anda sekretaris saya... Tidak mungkin saya mengajak Juan sebagai pasangan" kata Lardo
"kamu pakai ini... Jangan bikin malu saya karena penampilan norak mu itu" ucap Lardo
Astagfirullah... Memang terlalu jujur itu menyakitkan ya, bilang gue norak di depan gue... Dasar uang dolar. /Risa
"Kenapa lihatin saya begitu?... Jangan terpesona, karena saya gak mau buat wanita baper" kata Lardo membuat Risa menahan tawanya.
Ingin sekali Risa tertawa terbahak bahak di depan wajah bosnya itu. Kalau bukan bos Risa sudah tempeleng tuh kepala.
Bisa bisanya narsis tingkat dewa begitu, walaupun wajahnya oke.. Tapi bukan berarti Risa akan baper kan.. Memang bosnya aja yang pede akut.
Sorry ye... Mending gue jomblo dari pada naksir lo. /Risa
"Kenapa ..?" tanya Lardo karena Risa sedari tadi menahan tawanya. Padahal menurutnya tidak ada yang lucu sama sekali.
"Gak apa apa kok pak, kalau gak ada hal serius, bapak bisa pergi gak dari meja saya.." ucap Risa seolah mengusir Lardo.
"kamu ngusir saya?, kamu mengusir bos sendiri? kamu pikir kamu siapa hah?, mau saya pecat?" sederet kata kata Lardo membuat Risa menelan Saliva nya.
Padahal gak ada niat sama sekali buat ngusir, tapi untuk apa lagi Lardo diam di meja kerja Risa.
"Gak gitu pak maksud saya.. Maaf jika kata kata saya menyinggung pak Lardo" ucap Risa
Duhh ni mulut kok gak bisa rem amat sihh /Risa
"Udahlah.. Saya mau ke ruangan kerja, selesaikan tugasmu dan bawa ke ruangan saya segera"
"Baik pak.."
tak lama Lardo masuk ke dalam ruangannya, datanglah 2 pria yang menurut Risa wajahnya lumayan tampan, dan tiba tiba diam di depan mejanya.
"ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Risa pada 2 pria di depannya
mereka hanya tersenyum sambil menatap Risa,..
cowok aneh... gue nanya malah senyum senyum gak jelas. /Risa
"maaf pak... apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Risa lagi membuat kedua pria tersebut sadar
anjaiiiii.... cantik banget sekretaris Lardo./ Olan
bidadari turun dari mana nih... /Barel
"huhhhhh.... MAAF TUAN, JIKA TIDAK ADA HAL YANG PENTING ANDA BISA PERGI, KARENA SAYA SEDANG SIBUK" ucap Risa sengaja mengeraskan suaranya.
"ehh iya cantik... maaf kami melamun ya, kita mau ketemu Lardo, apa dia ada di dalam?" tanya Barel tersenyum pada Risa yang terlihat kesal.
"apa lo sekretaris baru Lardo?" tanya Olan
"iya saya sekretaris baru pak Lardo.. dan pak Lardo sedang ada di dalam, kalian a........"
tanpa mendengar lanjutan ucapan Risa. keduanya langsung masuk tanpa persetujuan Lardo lebih dulu, mereka tidak tau jika hal tersebut akan membuat Risa dalam masalah.
"haduhhh 2 cowok gila itu siapa sih... main nyelonong aja, pasti pak dolar marah sama gue lagi, ehhhh pak Lardo maksudnya hehe"
***
di ruangannya Lardo sangat malas karena kedatangan 2 sahabatnya itu, tanpa mengetuk pintu mereka masuk begitu saja, dan kemana sekretarisnya itu, kenapa tidak bilang jika ada yang ingin menemuinya..
Lardo terpaksa meninggalkan pekerjaannya dan melangkah menuju sofa di mana Barel dan Olan sedang duduk.
"aisshhhh.. kalian ngapain datang kesini ,sejak kapan kalian sampai di indo?" tanya Lardo menatap dingin kedua sahabatnya.
Barel dan Olan menatap kesal pada Lardo yang tidak pernah berubah sifat dinginnya itu, padahal mereka sudah lama bersahabat,
"gitu banget lo do.. sama sahabat sendiri dingin banget, gimana mau dapet jodoh kalau lo kayak gitu mulu" ejek Barel
Lardo tidak menyahuti perkataan Barel, dan lebih memilih diam. Olan memperhatikan Lardo yang hanya diam, ia tau jika Lardo sangat cuek pada siapapun.
"ekhem btw sekeretaris lo cantik juga, dapet dari mana tuh do?" tanya Olan
"ck... gak usah nanyain sekretaris gue," Lardo menatap tajam Olan
"wow... kayaknya ada yang cemburu nih" kata Barel
"diem kalian.." sahut Lardo
"dimana Juan?" tanya Olan
"kenapa nanya Juan?" tanya Lardo
"biasanya kan lo sama dia mulu, gak pernah lepas, udah kayak pasangan homo" ejek Olan
"hahahaha bener banget" sambung Barel
"dia sibuk, gue suruh dia buat nanganin proyek baru"
Barel dan Olan hanya mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti ucapan Lardo.
"apa kita gak di sediakan minum?, ck bener bener bos pelit lo do.." kata Olan pura pura mengelus tenggorokannya
"terserah...."
"percuma lo ngomong sama dia Lan... kayak gak kenal Lardo aja lo.." sahut Barel
dan tiba tiba pintu diketuk oleh Risa, untuk menyerahkan berkas yang sudah di selesaikan.
tok..tok..tok
"masuk" perintah Lardo
"maaf menganggu pak, ini berkas yang anda minta sudah saya selesaikan, bapak bisa periksa kembali" ucap sopan Risa
"hai mbak sekretaris..." sapa Barel mengedipkan sebelah matanya
Lardo menatap tajam Barel "jangan hiraukan dia... keluarlah, nanti saya periksa berkas ini" kata Lardo
"baik pak, permisi" pamit Risa
"ehhhhh mbak... tunggu sebentar" suara Olan menghentikan langkah Risa untuk keluar ruangan.
"ya pak... apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Risa
"kalau lo gak betah bekerja dengan si dingin ini, lo bisa dateng ke perusahaan gue, dengan senang hati gue akan terima tanpa tes tesan" ucap Olan membuat Lardo menatapnya tajam dan tidak suka.
"terimakasih atas tawaran anda pak... saya permisi" kata Risa langsung keluar dari ruangan Lardo.
hah... akhirnya gue bisa keluar dari ruang neraka itu, males banget berhadapan sama si bos dolar itu, di tambah lagi antek anteknya itu... menyebalkan. /Risa
Sebelum pulang, Risa harus menunggu Lardo keluar ruangan terlebih dahulu, karena itu peraturan sebagai sekretaris. katanya, Tidak boleh pulang sebelum atasan kita pulang jika melanggar siap siap potong gaji.
Risa benar benar menyesal harus menjadi sekretaris pak Lardo. Sudah ketus, cerewet. Banyak yang bilang cuek, Tapi menurutnya Lardo adalah pria cerewet yang banyak omong dan suka perintah seenaknya.
"Kenapa lama banget sih dia pulang" gerutu Risa sambil melihat lihat jam tangannya.
Ceklek....
Pintu ruangan Lardo terbuka, ia baru saja selesai dengan pekerjaan kantor.
Di lihatnya Risa masih duduk di meja kerja dengan berkomat kamit tak jelas.
Kenapa dia masih disini.. /Lardo
"Untuk apa kamu masih disini?" Tanya Lardo
Tentu saja gue nunggu lo ogeb../Risa
"Menunggu anda pak... Saya kan bisa pulang kalau bapak pulang. kalau tidak, bisa bisa gaji saya di potong" kata Risa sesopan mungkin.
"Dasar bodoh... Kalau sudah waktu pulang ya pulang, buat apa disini nunggu saya, Dan ingat? ,saya gak akan merasa kasihan atau merasa bersalah sedikit pun, jika kamu bilang nunggu saya..." Kata Lardo lagi lagi membuat Risa ingin mencekik lehernya saja.
tali mana tali woiii... pengen gue cekik tuh leher bos sombong /Risa
"Maaf pak... Tapi pak Juan bilang saya boleh pulang jika anda pulang juga" kata Risa
"Saya gak minta kamu tunggu" Lardo berjalan melewati Risa begitu saja dengan gaya arogannya.
Sabar....sabar.... Inget dia boss Ris /Risa
"Lagian kalau bukan bos ogah banget gue nungguin lo" gumam Risa pelan dan mengikuti Lardo di belakangnya.
Lardo yang sedikit mendengar gumaman Risa berhenti mendadak , membuat Risa menubruk punggungnya yang tinggi tegap.
"Awhhh.... Kalau berhenti ngomong dong, sakit tau" omel Risa reflek.
"Kamu bilang apa?..." Risa yang sadar langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ti....tidak ada pak" ucap Risa gagap.
Gadis ini selalu saja mengumpatku.../Lardo
Sampainya di parkiran, Risa harus menunggu taksi yang sudah di pesan. Dan Lardo sudah masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan oleh supir pribadi miliknya.
Lardo melihat ke arah jalan raya masih sekitaran kantor, di lihatnya Risa berdiri di pinggir jalan untuk menunggu kendaran.
"Apa dia tidak membawa mobil, dasar gadis bodoh,... Suruh gadis itu naik ke mobil" perintah Lardo pada sang supir.
Risa yang bingung karena melihat mobil mewah tiba tiba sudah berhenti di depannya.
Kayak pernah liat ni mobil deh./Risa
"Maaf nona.. Anda disuruh masuk oleh tuan muda Lardo ke dalam mobil" ucap supir pribadi Lardo
"Pak Lardo? Saya?" ucap Risa menunjuk dirinya dengan mata melotot tak percaya.
"Mungkin bapak salah orang, sa...saya tidak dekat dengan pak Lardo" ucap Risa
Lardo yang menunggu di dalam mobil langsung membuka kaca mobil. dan menatap Risa dengan tajam.
"Naik.." kata Lardo yang seperti nada perintah untuk Risa. Namun Risa hanya diam membisu.
Lardo yang melihat ekspresi Risa langsung menyuruh supirnya untuk menariknya ke dalam mobil.
"Seret dia masuk mobil.." ucap Lardo dengan dingin
"Ba...baik tuan"
Risa langsung tersadar saat sang supir menarik paksa tangannya masuk ke dalam mobil.
"Lah... Pak jangan tarik saya dong, Saya bisa jalan sendiri" omel Risa dengan wajah cemberut.
Siapa ya gadis ini ,kenapa tuan Lardo sangat peduli, ini baru pertama kalinya./ sang supir
Dalam perjalanan Risa hanya diam menatap keluar kaca mobil, sedangkan Lardo sibuk dengan ipadnya, memeriksa pekerjaan yang akan dilakukannya besok, tentu saja di kirimkan oleh Juan.
Sang supir yang bingung, karena tidak tau arah rumah Risa hanya melirik lewat spion, ingin bertanya,namun takut jika tuannya terganggu.
Risa yang sadar jika sang supir selalu meliriknya, seolah ingin bertanya pun paham. Dan langsung menyebutkan alamat rumahnya.
"Jln... Anggrek pak" ucap Risa membuat Lardo menatapnya.
Risa yang tau jika ditatap oleh sang bos hanya langsung diam tanpa menoleh wajahnya.
Jangan liat Ris.. Jangan liat, pasti wajahnya serem karena merasa di ganggu. /Risa
Lardo merasa aneh dengan gadis di sampingnya, dari tadi diam.. Dan sekarang tiba tiba berteriak, padahal hanya mengatakan alamat rumah.
Di tatapnya Risa dengan intens, namun Risa tidak mau menatapnya bahkan menolehkan wajah pada Lardo pun tidak mau.
Merasa heran karena ini kali pertama Lardo merasa diacuhkan oleh wanita.
"Kenapa bapak liatin saya kayak gitu, apa ada yang aneh dengan saya?" tanya Risa yang sudah tidak tahan dengan tatapan Lardo.
Namun ucapan Risa tidak di dengar sama sekali oleh lardo, dia masih saja menatapnya dengan diam.
"Pak... Heii pak Lardo" Risa menjetikan jarinya di depan wajah Lardo sehingga membuat sang empu terkejut dan salah tingkah.
"Astaga... Apa yang kamu lakuin hah, kamu mau saya jantungan" kesal Lardo menatap tajam Risa seakan ingin memakannya hidup hidup.
Astaga kenapa gue bisa melamun sambil menatapnya begitu./Lardo
Cihh dasar uang dolar... Orang mau bikin sadar malah kena omel ,harusnya berterimakasih sebelum kesurupan. /Risa
"maaf pak, tadi bapak melamun... saya takut nanti bapak kesurupan" ucap Risa
"hmm..." sahut Lardo
hmm katanya... heh males banget gue jawab tadi. /Risa
mobil Lardo sudah sampai di sebuah rumah cukup besar.
di lihat seorang wanita paruh baya dan juga seorang gadis seumuran Risa.
Lardo tidak ingin bertanya apapun, dia hanya diam.
"terimakasih sudah mengantar saya pak...saya permisi" ucap Risa namun tidak mendapat balasan oleh Lardo.
Risa keluar dari mobil tersebut, belum sempat Risa berbicara kembali.. mobil Lardo sudah pergi begitu saja.
"dasar boss sombong..." batin Risa.
Risa melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah, namun langkahnya terhenti saat melihat ibu tiri dan juga saudara tirinya sudah berdiri anteng menyambutnya pulang.
"wahhhh enak sekali kamu ya...jam segini baru pulang, kamu pikir saya satpam harus nungguin kamu di luar gini" ketus mama tiri Risa bernama Heny
"kenapa?... lagian gue gak pernah nyuruh lo buat nunggu kok, salah sendirilah" ucap Risa
"heh jaga mulut lo itu ya... dia mama gue, kalau papa tau, siap siap lo di usir dari rumah" ucap Renata
"diusir? hahahaha... ini rumah gue, peninggalan mama gue..justru kalian yang gue usir kalau macem macem sama gue" kata Risa sangat ketus.
"lo berani banget sihh" Rena ingin menampar Risa namun ditahan oleh sang mama.
"Rena, ada papa" ucap mama Heny pelan.
"Risa...kenapa baru pulang?" tanya papa Risa.
"lembur pa..." sahut Risa
"papa kan sudah bilang, lebih baik kamu kerja di kantor papa, kamu gak akan pulang larut kayak gini" ucap sang papa dengan nada tegas.
"ralat... itu perusahaan mama, bukan papa, dan itu adalah hak aku. lagi pula sejak kapan papa ngurusin kehidupan aku, urus saja istri dan anak kesayangan papa itu" ucap Risa pergi begitu saja menuju kamarnya
"Risa...." teriak papanya namun tak di hiraukan sama sekali.
"kenapa Risa belum bisa nerima aku pa, padahal aku sayang sama dia" ucap Renata dengan air mata palsunya.
"Ini semua salah papa, anak itu semakin menjadi saat tau aku menikah lagi, Rena sebaiknya kamu istirahat dikamar"
"Rena pergilah ke kamar... mama akan bicara sama papamu" ucap Heny.
"baik ma..."
Di dalam kamarnya Risa menangis sejadi jadinya, semenjak meninggalnya sang mama, Papanya berubah apa lagi saat sudah memiliki keluarga baru pikir Risa.
Risa seolah tidak memiliki siapapun, orang yang di anggapnya bisa ada untuknya, kini sudah tidak bisa diharapkan.
Padahal Dimas sang papa sangat menyayangi Risa melebihi apapun, hanya saja dia tidak ingin dibilang pilih kasih. Karena Renata dan Heny sudah menjadi tanggung jawabnya juga.
"Kenapa mama ninggalin Risa, papa udah gak sayang Risa ma. Papa lebih sayang anak tirinya dari pada Risa," tangisnya pecah saat itu juga.
Bayangan masa lalu bersama keluarga yang utuh dan bahagia terlintas di dalam otaknya.
Dimana sang papa selalu memanjakannya dan selalu memberikan kasih sayang yang begitu besar padanya.
Di ruang tamu papa Risa dan juga Heny masih duduk terdiam.
"Apa yang papa lakuin udah bener, jangan menyesali perbuatan papa pada Risa,"
"Diam, aku tidak suruh kamu bicara." kata papa Dimas pada istrinya.
"Sampai kapan pa? Sampai kapan kamu mau bersikap acuh sama aku. Aku istri kamu bukan patung" ucap Heny yang sudah tidak tahan lagi dengan perilaku suaminya.
"Kamu sudah tau kan, dari awal aku gak bakal bisa mencintai kamu seperti mamanya Risa. Citra adalah satu satunya wanita yang aku cintai sampai aku mati" ucap Dimas menatap nyalang pada Heny.
"Bagaimana mungkin kamu mencintai orang yang sudah meninggal Dimas, aku sudah berbaik hati ikut membersarkan anakmu dan juga membagi cintaku pada Risa ,apa itu tidak berarti apa apa di mata kamu?" Heny menatap tajam Dimas yang enggan untuk meliriknya.
Dari dulu Dimas tidak bisa mencintai istri ke2 nya itu, ia sengaja menikah lagi karena memikirkan Risa yang harus mendapatkan kasih sayang seorang ibu, dulu mamanya menjodohkan dengan Heny yang juga seorang janda yang memiliki anak yaitu Renata.
"Jangan pernah kamu bilang memberikan cinta pada putriku, bahkan aku tau semua yang kamu lakukan pada Risa. Kamu selalu lebih menyayangi Rena dibandingkan Risa putriku. Sedangkan aku selalu berusaha bersikap adil pada anak kamu. Kamu selalu membuat Risa merasa tidak di perdulikan oleh ku. Dulu aku selalu diam ,sekarang tidak akan lagi, putriku berhak bahagia" ucap Dimas berteriak pada Heny.
Tanpa mereka sadari, Renata yang tidak benar benar masuk ke kamarnya mendengar semua pertengkaran papa dan mamanya. Rena berfikir jika semua ini di sebabkan oleh Risa.
Rasa bencinya pada Risa semakin besar, dan juga rasa iri yang semakin merasuki Rena.
Gak... Risa gak boleh bahagia, papa hanya milikku bukan milik Risa./batin Renata
Rena mengepalkan tangannya begitu kuat, Rasa iri dan juga tamak akan harta membuatnya lupa siapa dulu dirinya, bagaimana derajatnya di naikan oleh keluarga Risa.
***
Pagi pagi Risa sudah bersiap untuk berangkat ke kantor, dengan stelan formal, sengaja Risa berangkat begitu pagi karena tidak ingin bertemu dengan papa dan juga mama tirinya itu.
beberapa menit Risa sudah sampai dengan menggunakan taksi, dengan berlari kecil namun cepat, memasuki area kantor dan langsung menuju meja kerjanya.
Kantor masih begitu sepi karena masih jam 7 pagi, sedangkan Risa seharusnya masuk kerja jam 8 pagi.
"Ada waktu sejam untuk istirahat, mending aku tidur sebentar, semalam aku kurang tidur karena memikirkan hal yang begitu rumit" gumam Risa.
Risa akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar, namun entah karena terlalu mengantuk atau kelelahan hingga kebablasan.
Lardo datang di dampingi Juan asisten pribadi nya. Sorot matanya menangkup seorang wanita yang sedang begitu pulas di meja depan ruang Ceo, siapa lagi kalau bukan Risa, Sang sekretaris baru.
Lardo paling tidak suka jika ada karyawan yang begitu malas saat bekerja.
"Bangunkan dia, dan suruh ke ruanganku" ucap Lardo dingin.
"Baik pak,"
Lardo melangkah ke meja besar kebanggaan milkiknya, sambil tersenyum sinis.
"Nona Risa.. Bangunlah," panggil Juan berusaha membangunkan Risa.
"Nona Risa, kamu bisa dipecat jika seperti ini di depan pak Lardo, cepat bangun," ucap Juan lagi berusaha membuat Risa agar terbangun.
Enghhhh...
Risa perlahan membuka matanya, dan mengerjapkan beberapa kali.
Risa belum menyadari jika ada yang berdiri di depan meja kerjanya.
"Sangat nyenyak tidur anda nona? siap siap anda di pecat dengan pak Lardo, sekarang cepat ke ruangannya," ucap Juan dengan tegas.
Risa melebarkan matanya, dengan mulut menganga tak percaya. Di lihat jam sudah menuju pukul 08.30, itu tandanya ia tertidur cukup lama.
Astaga, apa yang harus gue lakuin sekarang. Matilah gue di amuk pak Lardo. /Risa
***
Di sisi lain Rena adalah seorang anak yang begitu manja dan senang bergaul dengan orang orang yang terbilang hidup mewah atau kaya.
Ia selalu menghabiskan waktu di sebuah club malam bersama teman dan juga pacarnya saat ini bernama Alex.
Bahkan mereka sering menghabiskan waktu bersama di sebuah hotel mewah seperti saat ini. Pagi pagi Rena datang menemui
Alex dan meminta di pesankan kamar hotel.
"Apa kamu senang beby?" tanya Alex dengan senyum yang penuh arti
"Aku sangat senang sayang, terimakasih. Kamu selalu ada untukku"
"Tapi itu tidak gratis, aku ingin timbal baliknya," ucap Alex mengusap pelan bibir Rena.
Seakan mengerti apa yang diinginkan kekasihnya, Rena langsung tersenyum dan mengalungkan tangannya di leher Alex.
Dan terjadilah apa yang sering mereka lakukan di dalam hotel mewah tersebut di pagi hari.
***
"Apa kamu pikir ini rumahmu? Kamu tidur begitu pulas di jam kerja, jika tidak ingin bekerja, silahkan tulis surat pengunduran ke pihak HRD." kata Lardo dengan begitu marah.
Risa menjadi panik... Mendengar surat pengunduran diri membuatnya takut.
"Maafkan saya pak, saya salah. Kedepannya saya berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi, tolong beri saya kesempatan." ucap Risa menunduk memohon maaf dengan tulus.
"Jika kamu melakukannya?" tanya Lardo.
"Jika saya melakukannya, saya akan keluar dari perusahaan tanpa anda minta pak" ucap Risa dengan gugup.
"Gajimu dipotong 50%, sekarang keluar dari ruanganku," ucap lardo.
"Baik pa, terimakasih." kata Risa langsung keluar dari ruangan Lardo.
Risa langsung terduduk lemas di kursinya. Tidak masalah jika gajinya harus di potong ,asalkan ia masih bekerja di sini pikirnya.
Tanpa menyadari jika Juan datang untuk menemui Lardo.
"Apa anda sudah di pecat?" tanya Juan.
"Tidak pak, hanya saja gaji saya di potong oleh pak Lardo untuk bulan ini," kata Risa, Menundukkan kepalanya.
Juan dan Lardo sama sama terkenal cuek di kantor. Bahkan Juan selalu berkata jujur dan itu membuat orang bisa sakit hati atas perkataannya.
Hah, yang bener. Kenapa Lardo gak pecat wanita ini ya, tidak seperti biasanya. /Juan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!