Pagi hari di sebuah rumah, terlihat seorang anak manusia sedang sujud di atas sajadah menyembah sang khalik, ia solat dengan begitu tentram,hingga...
"Assalamu'alaikum warahmatullah, Assalamualaikum warahmatullah,,''
Selesai solat ia membereskan mukena lalu berdiri di balkon kamar nya, dihirup lah udara pagi yang masih gelap itu, dengan senyum yang tak lepas dari bibir nya.
"Awali pagi dengan senyuman😁"
"Dia adalah Verania gadis berumur 20 tahun, anak dari Diwan prasetio dan ibu Rina, tapi sang ibuk telah meninggal pada saat usia nya 5 tahun bersama dengan kakak laki laki Vera, karena sebuah kecelakaan.
Dia seorang mahasiswi di sebuah Universitas ternama di kota nya itu, dia mengambil jurusan desainer, orang nya yang ramah dan lembut juga penyayang tentu bisa merebut hati siapa saja.
Setelah beberapa saat ia duduk di balkon dan matahari sudah mulai menyapa dirinya, diapun bergegas keluar dari dalam kamar, kaki nya melangkah menuju ke dapur.
Saat sampai di dapur, Vera mulai mendekati jenis jenis alat yang akan membantunya menyajikan makanan lezat, di bantu oleh asisten rumah tangga di rumah nya, terlihat gadis itu dengan ceria nya memegang barang barang di dapur itu.
...----------------...
Setelah semuanya selesai Vera ingin bersiap siap untuk pergi ke kampus, tempat ia menimba ilmu,, gadis cantik yang selalu ceria ini masuk ke dalam kamar dan mengambil handuk lalu kakinya di ayunkan nya masuk dalam kamar mandi, setelah beberapa menit bertapa dalam kamar mandi, Vera keluar langsung mengganti pakaian nya, diapun merias diri ya walau pun hanya di tambah sedikit lipstik dan bedak padat.
Setelah selesai, gadis cantik itu kembali memegang handle pintu, dia pun keluar saat daun pintu yang terbuat dari kayu itu terbuka. Kakinya langsung berjalan menuruni anak tangga,sudah ada sang ayah di sana.
"Pagi Dad"Vera mencium pipi kanan dan kiri Diwan.
"Pagi sayang,ayo duduk kita sarapan" menyuruh putri nya duduk di kursi dekat nya.
"Iya dad" Vera duduk dan memulai menyantap sarapan paginya itu.
"Eheummm, Vera " panggil Diwan dengan begitu hati hati.
"Iya dad" Vera melirik pria paruh baya di sebelah nya yang tak lain adalah ayah nya sendiri, Vera melihat jika ada yang aneh dengan raut wajah ayah nya.
"Kenapa muka Daddy seperti itu, kenapa tegang sekali"lanjut nya sambil memasukkan makanan kedalam mulut nya.
"Ada yang perlu Daddy bicarakan nak"
tutur Diwan sembari meremas sendok di tangan nya,ada rasa takut untuk menyampaikan hal tersebut,
"Iya Dady inikan lagi bicara"
ucap nya enteng.
"Mmmm ma maksud Daddy..."Vera mengerutkan dahi nya menunggu sang ayah melanjut kan kata nyan.
Hufffff.. Diwan menghela nafas nya,dia benar benar khawatir takut membuat Vera kecewa
"Daddy ingin kamu menikah"tutur Diwan
"Hah? Vera langsung menjatuhkan sendok karna saking kaget nya
"Tapi kenapa dad,kenapa buru buru, Vera masih kuliah, Riko belum siap untuk melamar Vera"lanjut nya lagi
"Bukan dengan riko sayang"Diwan benar benar harus hati hati menjelaskan nya
"Hahhhhh...?''lagi lagi Vera terkejut,ia mulai menerka nerka bahwa ayah nya akan menjodohkan nya untuk kepentingan bisnis
"Lalu siapa dad, jangan bilang dadi berkeinginan menjodohkan Vera dengan anak teman Daddy untuk alasan memajukan perusahaan"ucap Vera sambil menatap horor terhadap Daddy nya
"Bukan seperti itu Vera,bukan karna bisinis"Diwan berusaha menjelaskan pada putri sematawayang nya
"Lalu, Daddy menjodohkan aku karna Daddy punya hutang,aku di jadikan tumbal?"
tebak Vera makin menjadi jadi
"Vera bukan seperti itu,,dengarkan Daddy dulu"Ucap Diwan kewalahan menanggapi pertanyaan Vera tampa memberi waktu nya untuk menjawab
"Sudah lah Daddy,Vera tidak mau,Vera sudah punya Riko,jadi urungkan niat Daddy, Vera berangkat"berlalu tampa menyalami Daddy nya
"Ve Vera"panggil Diwan saat Vera melangkah pergi, Diwan bingung harus bagai menjelaskan nya
"Pak jalan pak"perintah Vera pada supir nya
.
.
.
.
Kira kira siap yang di jodohkan Diwan kepada putri nya,dan apa alasan nya
Tolong komen kalian suka cerita ini,saya baru pemula belum banyak tau
Di sisi lain, sebuah mobil berhenti di depan kantor yang berlambang kan "WILMAR GRUP" perusahaan yang berkembang di bidang perhotelan, vila, dan restoran. Banyak nya anak cabang, perusahaan ini termasuk perusahaan yang menduduki posisi pertama di negara nya.
Seorang bos mafia sekali gus penerus tunggal WILMAR GRUP keluar dari mobil lalu memasuki lobi kantor, dengan wajah tanpa ekspresi dia melewati karyawan yang memberi hormat, dengan dingin nya dia masuki ke dalam lift, menuju keu ruangan nya
...----------------...
Ting..
Pintu lift terbuka, dia melangkah keluar dan masuk ke dalam ruangan nya, di ikuti oleh seorang asisten pribadinya.
"Fero apa jadwal ku hari ini?" tanya nya dengan wajah datar.
"Jadwal anda hari ini bertemu dengan klien dari Astra GRUP, untuk membahas kontrak kerja sama, ini kesempatan besar bagi kita, krna perusahaan ASTRA GRUP sangat di minati kerja sama di kalangan pebisnis , Tuan"jawab asisten Fero.
Ya, dia adalah Davvien Wilmar,pewaris tunggal WILMAR GRUP.
Di usia nya yang masih terbilang muda dalam waktu satu tahun terakhir ini dia mampu melebarkan sayap perusahaan sangat luas, dengan perawakan nya yang datar dan dingin, pria 28 tahun ini banyak di takuti oleh kalangan pembisnis, jika ada yang menyeleweng maka tak segan segan Davvien mengganti kesalahan itu dengan nyawa orang yang bersalah.
Meski pun wajah nya terlihat kejam, tapi dengan ketampanan yang di miliki nya banyak perempuan yang selalu mencoba mendekati nya, tapi ntah kenapa hati nya sama sekali tidak tertarik pada siapa pun, dia benar benar dingin pada kaum hawa, ntah ada alasan apa di balik sikap dingin nya itu.
"Bagus, ayo kita berangkat sekarang Fero ,dan atur untuk rencana untuk nanti malam, persiapkan dengan sebaik baik nya, jangan sampai ada kesalahan sedikit pun, mood ku sedang tidak baik hari ini" ucap nya datar, lalu kakinya melangkah keluar bertujuan bertemu dengan klien nya.
"Ck, ntah apa yang dibicarakan tuan besar hingga membuat mood nya buruk seperti ini, ya walaupun kebanyakan buruk nya sih setiap hari!" batin Fero sambil mulutnya menjawab.
"Iya tuan pertemuan nya di restoran X" sambil mengikuti tuan nya.
...----------------...
Sedangkan di tempat lain, Vera duduk termenung, mencerna semua permintaan daddy nya, dia tidak habis fikir bagaimana bisa Daddy nya meminta nya menikah dengan orang lain dan dalam usia dini, sedangkan ia mempunyai kekasih nya sendiri, dan daddy nya juga tau itu,hingga.
"Bhahhhhhhhhh" sekelompok gadis datang dan mengagetkan Vera.
"Ahhhhhhh kalian! kenapa kebiasaan nya selalu ngagetin sih" kesal Vera.
Bukan nya merasa bersalah mereka malah menjawab santai "Habis nya loe tu kenapa melamun sih, kayak punya beban aja hidup loe, muka nggak usah di buat sok sok ada masalah" jawab Intan sedangkan Rina Tania dan hanya menimpali dengan kata "Iya"
"Hahhhhhh ....," Vera menghela nafas panjang sebelum meneruskan ucapannya.
"Gw tu memang lagi ada masalah, emang kapan pernah gw begini, seberat apapun hidup gw nggak pernah gw murung begini," ucap Vera dengan wajah lesu.
"Lahhhhh memang apa masalah nya?" tanya Intan.
"Duhhh kali ini tu benar benar nggak bisa di pecah kan," ucap Vera bertele-tele.
" Iya Vera apaaaaaaaa?'' Rani mulai geram dengan teka teki Vera.
"GW, gw...di suruh nikah sama bokap. Huaaaaaaaa gw nggak mau, gw belum siap, GW masih pngen jadi desainer terkenal, pkok nya gw belum siap!" rengek Vera sambil menjulur julur kan kaki seperti anak kecil yang minta di gendong oleh ibunya.
Sementara Vera merengek,ke tiga geng nya menganga mendengar penuturan Vera.
"Ke-kenapa bisa, apa alsan nya, emang Riko sudah siap,?" tanya Tania.
"Tanya nya satu satu bisa nggak sih"
"Hehe iya iya, habis nya gw kaget banget"jawab Tania yang di agguki oleh kawan kawan nya.
"Kalian aja kaget apa lagi gw. Daddy suruh gw nikah, yang parah nya bukan sama riko"jawab Vera lesu.
"Hah!!!" teriak mereka bertiga
"Duuuhh kenapa teriak kompak banget sih,r
rusak ni pendengaran gw"kesal Vera kepada ketiga temannya.
"Lalu loe akan di jodohkan sama siapa?"jawab Tania tanpa menghiraukan Vera yang sedang kesal.
"Nggak tau!" sambil mengangkat kedua bahu nya.
"Kenapa nggak loe tanyain Ra...?" tanya Intan yang masih bingung.
"Terus loe tanya nggak kenapa loe di jodohin? apa krna bisnis atau karna huuutang?" timpal Rani sambil mengecil kan ucapan nya yang pada ujung kalimat nya.
"Udah gw tanya tapi bukan itu alsan nya!" jawab Vera masih dengan wajah lesu nya.
"Lalu karna apa"jawab Intan antusias
"Nggg nggak tau, waktu dadi mau bilang gw langsung keluar"ucap Vera santai.
"Veraaaaaaaa"
.
.
.
.
bersambung
Mohon dong bantuan nya,,,,maaf jika tidak sesuai ekspektasi kalian,maklum pemula
Komen dong,like dan kasih vote juga ya🙏🙏
Malam hari, saat ini Davvien bersama sang asisten sudah siap untuk menuju pada markas yang tersembunyi di tengah hutan.
Mereka melangkah ke dalam ruang latihan untuk mengambil senjata, setelah itu merekapun keluar dan berjalan memasuki mobil.
"Perintah sebagian anak buah untuk mengikuti kita, dan suruh sebagian tetap menjaga Mommy dan Daddy ku di sini" ucap Davvien dingin
"Baik" jawab Fero,lalu melakukan perintah Davvien
...----------------...
Mobil melaju dan hampir satu jam mereka akhirnya memasuki hutan yang sangat rimbun, siapa menyangka di balik itu semua terdapat sebuah rumah mewah yang di jadikan Davvien sebagai markas saat beraksi.
Mereka memasuki ke dalam rumah tersebut dengan beberapa anak buah, sedangkan yang lain nya berjaga di luar.
"Selamat malam tuan Davvien Wilmar" sapa seseorang yang akan membeli barang ilegal dari Davvien.
"Tidak usah basa basi, saya tidak suka membuang buang waktu" dengan sikap dingin nya ia menimpali ucapan Marco.
"Hahaha saya sangat salut dengan sikap tegas anda tuan Davvien" sambil memanggil anak buah nya untuk menyerahkan koper berisi uang.
"Periksa" menyuruh anak buah nya untuk memeriksa uang yang di berikan anak buah Marco, sembari memberi barang ilegal nya kepada Marco.
"Baik lah saya permisi tuan Davvien" Marco ingin pergi, dia begitu tergesa gesa, hingga menimbulkan kecurigaan.
"Heummm" Davvien sambil mengangguk.
Beberapa saat kemudian
"Tuan, seperti nya sebagian uang palsu, mereka menyelip kan di sela sela uang asli" ucap Anak buah yang di suruh Davvien untuk memeriksa uang tersebut.
"Sial, kenapa sekarang kamu kasih tau" menatap tajam pada Anak buah itu.
"Maaf tuan, uang nya di selip selip sehingga sulit untuk di bedakan" memberi penjelasan.
"Sudah, dari pada berdebat lebih baik kita kejar Marco sekarang, sebelum dia keluar dari sini!" Fero menyudahi.
"Rupanya dia ingin bermain main dengan ku, baiklah aku suka ini" mengelus ngelus dagu nya sambil menyeringai licik.
"Kejar dia" lanjut Davvien memberi perintah pada Fero dan Anak buah nya.
Mereka berlari mengejar Marco yang belum keluar dari hutan itu
"Itu mereka"Fero menunjuk Marco yang hendak memasuki helikopter nya
"Sial, kejar cepat" perintah Davvien sambil berlari ke arah Marco.
Dorrr....!
Dor....!
"Akh..." teriak Marco karna Davvien tepat menebak di kaki nya.
"Kenapa kalian diam, lawan mereka"perintah Marco pada Anak buah nya.
Mereka langsung mengangkat senjata, anak buah Davvien yang tidak terlalu banyak, kewalahan menghadapi anak buah yang di bawa Marco.
Dor...dor...dor....!
Davvien membabi buta menembak Anak buah Marco, sedang Marco yang hendak masuk dalam helikopter terjatuh lagi karna Fero yang tiba tiba membidik tepat di paha nya.
Davvien langsung mendekati Marco dan memberi perintah, pada Fero menghajar semua anak buah Marco
"Dengan senang hati" ujar Fero seraya tersenyum licik dan mengangkat pistol lalu menumbangkan seluruh Anak buah Marco.
"Berani nya kau membohongi ku, rupa nya kau lebih sayang uang mu dari pada nyawamu" ucap Davvien sambil memainkan pisau di tangan nya.
Pengendali helikopter hendak menembak Davvien namun Davvien dengan cepat mengangkat pistol di tangan satu nya lagi dan menembak nya hingga beberapa kali.
"Tu tuan, maaf kan saya, saya janji akan membayar semua nya dan saya akan mengembalikan barang yang sudah saya beli, asalkan anda lepaskan saya" mohon Marco sambil menaham rasa sakit di kaki dan paha nya.
"Me..lepaskan. Hahahahahahhaha, jangan harap" ucap Davvien menyeringai, diapun kembali menancap kan perut Marco dengan pisau lalu mengorek ngorek isi perut Marco,hingga ia tewas.
"Cih, merepotkan saja" ucap Davvien sambil mengelap tangan nya.
"Bereskan tempat ini, buang bangkai mayat ini semua nya" memberi perintah pada Anak buah yang di angguki oleh mereka.
"Tuan, kau mau pulang apa menginap di markas?" tanya Fero saat mereka sampai di markas.
"Pulang" jawab Davvien singkat sambil berjalan meninggal kan Fero.
Kedua nya pun kembali kerumah, dengan perasaan marah karna rencana mereka harus berantakan.
...***********...
Sedangkan di depan pintu utama Vera mengendap-endap mencari sang Daddy di dalam, malam ini ia sengaja pulang telat agar tidak bersitatap dengan sang Daddy yang pasti akan membahas tentang pernikahan nya.
"Huffffffff lega" saat di rasa aman, iya mengendap berjalan sambil agak jongkok, layak nya maling.
Saat sampai didepan kamar dan hendak memegang gagang pintu.
"Darimana kamu jam segini baru pulang" suara bariton penuh tekanan mengejutkan Vera.
"Aaaaaaa... Da Daddy?"Vera cengengesan melihat sang Daddy sudah berdiri di belakang nya
.
.
~Bersambung
Bagaimana kelanjutan,akan kah mereka benar benar akan menikah,atau malah memilih jalan lain
Jangan lupa komen,like,kasih vote nya juga
Maaf kaloe banyak salah,dan tidak sesuai harapan
Oya, soal yang tertulis "tamat" itu harab maklum,author baru pertama kali menulis,jadi agak susah memahami nya
Sekali lagi maaf,mohon keringanan ibu jari kalian untuk komen agar author bisa maju lagi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!