Nisa Putri Surya. Seorang gadis remaja berusia 19 tahun yang sekolah dengan membiayai sendiri sekolah nya itu. Nisa tinggal bersama tante Rika dan om Bowo. Tante Rika adalah adik tiri dari mamah Nisa.
Nisa memiliki sepupu tepat nya anak dari tante Rika dan om Bowo. Dia juga berusia sepantaran dengan Nisa. Sepupu Nisa bernama Sita. Sita juga tidak kalah cantik dari Nisa namun sifat nya lah yang membuat nya terlihat buruk.
"Nisa" Teriak Sita memanggil manggil nama Nisa.
Nisa yang berada di dapur tidak mendengar panggilan Sita. Alhasil Sita sangat marah. Dia berjalan menghampiri Nisa lalu menjambak rambut Nisa dari belakang.
"Elo tuli atau apa sih. Gue sudah panggil elo berapa kali? Kenapa elo enggak jawab gue?" Ucap Sita marah.
"Aduh Sita tolong lepaskan dulu ini sakit" Pinta Nisa merintih kesakitan.
Sita menghempaskan rambut Nisa dan hampir membuat kepala Nisa terbentur meja di depan nya.
"Elo siap siap. Gue mau ajak elo pergi ke suatu tempat" Ucap Sita dengan melipat tangan nya.
"Maaf Sita tapi aku masih ada kerjaan di rumah. Aku juga masih harus mengerjakan tugas kuliah ku" Ucap Nisa.
Lagi lagi Sita menjambak rambut Nisa dan menarik nya ke belakang.
"Aaah sakit Sita tolong lepaskan" Pinta Nisa kesakitan.
"Elo mau ngebantah gue? Mau lo gue aduin ke nyokap biar elo di kasih pelajaran sama nyokap?" Ancam Sita.
"Enggak Ta. Iya iya aku akan ikut kamu" Jawab Nisa.
Sita menghempaskan kembali kepala Nisa dengan keras. Nisa terjatuh ke lantai karena dia merasa pusing dengan jambakan Sita tadi.
"Siap siap lo. Gue tunggu elo di luar" Ucap Sita.
Nisa hanya mengangguk. Jujur Nisa sudah tidak tahan dengan siksaan siksaan yang di berikan Sita dan tente nya berikan pada nya.
Nisa juga pernah kabur dari rumah itu namun lagi lagi dia tertangkap dan siksaan kembali yang dia terima.
Nisa tidak di ijinkan pergi dari rumah itu karena nama Nisa lah yang sebagai pemilik sah rumah tersebut.
Tante Rika mengincar rumah milik Nisa. Namun Nisa tidak memberikan nya karena ini lah satu satu nya peninggalan orang tua Nisa.
Nisa berjalan menuju kamar nya. Lebih tepat nya kamar pembantu karena kamar yang dia tempati dulu kini sudah beralih tangan ke Sita.
Nisa mengambil dres pink nya yang ada di lemari pakaian. Dia juga menggeraikan rambut panjang nya yang bergelombang.
Nisa keluar dari kamar nya lalu menemui Sita yang sudah menunggu nya di ruang tamu.
"Ayo" Ajak Sita ketika melihat Nisa yang sudah siap.
Nisa berjala di belakang Sita. Sudah ada mobil mewah yang menunggu mereka di depan rumah. Perasaan Nisa mulai tidak enak.
"Kita mau ke mana?" Tanya Nisa.
"Sudah elo diam saja." Sahut Sita.
Sita membukakan pintu mobil untuk Nisa. Nisa yang bimbang di dorong masuk oleh Sita dengan keras.
Sita juga masuk ke dalam mobil tersebut. Setelah Itu supir menjalankan mobil nya ke tempat yang sudah di sepakati.
Nisa terua meremasi jemari nya karena jujur Nisa saat ini sangat takut. Sita yang melihat Nisa ketakutan hanya menyeringai licik.
Sita mengambil air minum mineral yang telah dia bawa tadi dari rumah dan menyerahkan nya pada Nisa.
"Nih minum dulu biar nggak tegang. Santai aja kita cuma mau main main kok" Ucap Sita.
Tanpa pikir panjang Nisa menerima minuman yang di berikan Sita pada nya. Dia meminum minuman itu hampir separuh nya.
Baru saja selesai dia minum kepala nya terasa berat mata nya juga mulai buram suhu tubuh nya terasa sangat panas.
"Sita apa yang kamu berikan pada ku?" Tanya Nisa lemah.
Sita tidak menjawab pertanyaan Nisa. Dia terua ter senyum menyeringai puas melihat Nisa yang sudah tak berdaya.
Tak lama mereka telah sampai di hotel Xx. Sita membawa Nisa turun dari mobil untuk bertemu dengan orang yang akan membayar Nisa dengan mahal. Karena orang tersebut meminta Sita untuk membawa gadis yang masih perawan.
"Malam om" Sapa Sita ketika dia telah menidurkan Nisa ke kasur super jumbo di hotel tersebut.
Orang yang Sita sapa melihat ke arah Nisa yang mulai tidak sadarkan diri.
"Kerja bagus. Dia cukup menarik" Ucap orang tersebut.
"Tentu saja om. Om bisa andalkan saya jika menginginkan hal lebih" Ucap Sita dengan menghamburkan diri nya pada pria paruh baya itu.
Pria itu mendorong Sita dan memberikan uang pada Sita.
"Pergi dari sini" Ucap pria itu.
Sita yang kecewa akhir nya mengambil uang tersebut lalu keluar dari kamar hotel tersebut.
"Huda" Teriak pria itu tegas.
Dengan cepat pria yang bernama Huta itu masuk ke dalam kamar hotel tersebut.
"Pak Nugraha memanggil saya?" Tanya Huda sopan.
"Bawa Dokter kemari. Suruh periksa gadis itu" Pinta pak Nugraha.
"Baik pak" Jawab Huda.
Pak Nugraha duduk di sofa sedangkan Nisa masih bekum sadarkan diri di ranjang hotel.
Tak lama Dokter wanita yang Huda panggil sudah datang.
"Periksa gadis itu" Ucap pak Nugraha.
"Baik pak" Jawab Dokter wanita itu.
Dokter mulai masuk ke dalam kamar hotel dia memeriksa setiap tiuh Nisa. Setelah pemeriksaan selesai dia kelua untuk melaporkan hasil pemeriksaan nya pada pak Nugraha.
"Semua hasil nya bagus pak. Dan dia juga masih perawan" Jelas Dokter.
Pak Nugraha mengangguk lalu melambaikan tangan nya agar Dokter tersebut meninggalkan hotel.
"Bawa gadis ini pada Dika. Kasih mereka obat agar Dika memiliki keturunan. Untuk gadis ini kita lihat saja bagaimana dia bersikap. Kalau dia macam macam saya sendiri yang akan menyingkirkan nya" Ucap pak Nugraha.
"Baik pak" Jawab Huda.
Huda memanggil beberapa anak buah nya untuk membawa Nisa ke kamar sebelah. Di saat bersamaan Dika telah sampai di hotel seperti permintaan papah nya yaitu pak Nugraha.
Dika seorang pria berusia 30 tahun yang duduk di kursi roda akibat kecelakaan yang dia alami 10 tahun silam. Namun karena kepintaran nya dia kini sudah memiliki perusahaan terbesar di negara nya.
"Papah kenapa sih ngajak ketemuan di sini?" Guman Dika.
Dika yang di bantu supir nya masuk ke dalam lift. Dia tidak tau akan rencana papah nya itu. Dia mengira kalau papah nya hanya ingin berdiskusi hal yang rahasia dengan nya.
Dika telah sampai di depan kamar hotel yang di maksud sang papah.
"Ini kamar nya" Ucap Dika.
"Iya tuan ini tempat nya" Jawab supir.
"Ya sudah kamu boleh kembali. Biar saya masuk sendiri ke dalam" Ucap Dika.
"Baik tuan. Saya permisi" Pamit supir Dika.
Dika masuk ke dalam kamar tersebut. Dia melihat papah nya yang sedang duduk di sofa.
"Papah mau membicarakan apa?" Tanya Dika.
"Bukan hal yang penting " Jawab pak Nugraha dengan menaruh minuman di meja depan Dika.
"Lalu untuk apa papah meminta ku ke sini?" Tanya Dika lagi.
"Papah hanya ingin berbincang santai dengan kamu. Ayo minum dulu" Ucap pak Nugraha.
#selamat membaca
#terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
Tanpa rasa curiga Dika mengambil minuman yang ada di depan nya. Dia meminum anggur pemberian papah nya hingga habis.
"Maaf kan papah Dika. Papah hanya ingin kamu memiliki keturunan. Papah telah memilih gadis yang cukup sempurna untuk kamu" Ucap pak Nugraha.
"Apa maksud papah?" Tanya Dika.
Belum lagi pak Nugraha menjawab kepala Dika mulai pusing pandangan nya juga mulai berkunang kunang.
"Huda" Panggil pak Nugraha.
"Saya pak" Jawab Huda.
"Bawa Dika masuk" Pinta pak Nugraha.
"Baik pak" Jawab Huda.
Dika mulai memberontak karena dia mulai menyadari apa yang telah di rencanakan papah nya pada diri nya.
"Pah apa yang papah berikan pada ku?" Tanya Dika lirih.
"Ini demi kebaikan kamu nak" Jawab pak Nugraha
Pak Nugraha melambaikan tangan nya dan Huda mulai mendorong Dika masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar sudah ada Nisa yang memakai gaun tidur yang terlihat sangat sempurna di badan ny.
Huda membantu Dika naik ke ranjang. Setelah itu Huda kekuar dari kamar dan keluar bersama dengan pak Nugraha juga.
Karena pengaruh obat yang di berikan papah nya. Dika akhir nya melakukan hubungan intim malam itu bersama dengan Nisa.
Ke esokan hari nya.
Dika lebih dulu terbangun. Dia melihat Nisa yang penuh dengan bekas merah pada tubuh nya membuat Dika sedikit menyesali perbuatan nya tadi malam.
"Papah banar benar melakukan hal ini dengan ku" Giman Dika dalam hati dengan melihat gadis di samping nya sekilas.
Dika perlahan turun dari kasur. Dika sejujur nya sudah bisa berjalan namun karena musuh nya yang masih berkeliaran dia berpura pura lumpuh untuk menangkap mereka semua.
Pak Nugraha dan Huda juga sudah tau akan hal itu dan mereka setuju dengan apa yang di lakukan Dika.
Dika berjalan ke arah kamar mandi. Dia mulai membersihkan diri nya. Setelah itu dia memakai handuk kimono karena tidak ada baju ganti yang tersedia di sana.
Dika keluar dari kamar mandi. Dia melihat Nisa yang mulai menggeliat dengan cepat Dika duduk di kursi roda nya lagi.
Dan benar saja Nisa bangun dari tidur nya dan melihat diri nya yang sudah tanpa busana. Dia juga mihat Dika yang duduk di kursi roda.
Nisa turun dari kasur dengan melilitkan selimut ke tubuh nya. Dia lari ke dalam kamar mandi dan menguncikan diri nya di kamar mandi.
Dika melajukan kursi roda nya ke arah pintu kamar mandi. Dia mengetuk pintu kamar mandi untuk berbicara dengan Nisa.
Tok tok tok.
"Hai bisa kamu keluar. Kita bisa bicara baik baik" Ucap Dika namun tidak ada jawaban sama sekali. Dika hanya mendengar suara gemericik air dan tangisan yang di tahan dalam kamar mandi tersebut.
Dika mengerti apa yang di rasakan Nisa dia melajukan kursi roda nya lagi ke arah kasur untuk mengambil ponsel nya. Namun dia terkejut melihat bercak darah yang berada di atas kasur.
"Dia masih....." Ucapan Dika terhenti karena dia tidak menyangka kalau papah nya akan memberikan gadis suci pada nya.
Dika melajukan kursi roda nya lagi ke arah kamar mandi.
Tok tok tok tok tok tok tok tok
Dika terus mengetuk pintu kamar mandi.
"Hai keluar lah mari kita bicara. Jangan mengurung dirimu di dalam. Keluar lah dulu. Hai" Teriak Dika dengan terus mengetuk pintu kamar mandi.
Kerena merasa bersalah dan juga tidak ada jawaban. Dika berdiri lalu mendobrak pintu kamar mandi tersebut.
Dia terkejut melihat gadis yang ia tiduri pingsan di kamar mandi dengan selimut yang masih menutupi tubuh nya.
Dika segera menyingkirkan selimut ya g basah tersebut dari tubuh Nisa. Dika lalu menggendong Nisa ke kasur dan memakaikan handuk kimono untuk menutupi tubuh nya.
Dika mengambil ponsel nya lalu menghubungi Huda.
"Bawa Dokter ke mari cepat" Ucap Dika tegas.
"Baik tuan" Jawab Huda.
Setelah mendengar jawaban dari Huda. Dika mematikan ponsel nya lalu mencari selimut cadangan yang ada di lemari hotel. Setelah mendapatkan apa yang dia cari. Dia kembali ke Nisa dan menyelimuti tubuh Nisa.
Tak lama Huda masuk ke dalam kamar hotel dengan membawa Dokter.
"Cepat periksa dia" Pinta Dika.
"Baik tuan" Jawab Dokter.
Dokter mulai memeriksa Nisa. Dika melihat pemeriksaan Nisa dengan teliti. Dia merasa bersalah karena telah merusak Nisa.
"Gimana keadaan dia Dok?" Tanya Dika khawatir.
"Nona hanya terlalu terkejut dan kelelahan. Sebentar lagi nona akan mulai sadar. Ketika sadar saya harap anda memberikan vitamin ini agar tubuh nona segera pulih" Jelas Dokter.
"Baik Dok. Terima kasih" Ucap Dika.
"Sama sama tuan. Saya permisi " Pamit Dokter.
Huda keluar bersama Dokter untuk mengantarkan Dokter. Sedangkan Dika menjalankan kursi roda nya agar lebih mendekat ke arah Nisa.
Tak lama Nisa mulai sadar. Badan nya terasa lemah dan kepala nya yang pusing. Nisa melihat Dika yang berada di sebelah nya.
"Tunggu jangan takut. Aku tidak aka mukai kamu" Ucap Dika agar Nisa tidak kabur lagi.
"Siapa kamu? Kenapa aku ada di sini dengan kamu? Dan kemana pakaian ku?" Tanya Nisa bertubi tubi.
"Maaf. Tadi malam aku mabul dan aku telah merusak sesuatu yang kamu jaga selama ini" Ucap Dika lembut.
Nisa mulai menangis. Dia tidak menyangka kalai di umur nya yang baru 19 tahun. Dia harus kehilangan hal berharga nya dengan pria yang tidak ia kenal.
Pria dewasa yang terpaut jauh dengan nya. Pria yang pantas dia panggil dengan sebutan "Om".
"Maaf kan aku. Aku akan beetanggung jawab pada kamu" Imbuh Dika.
Nisa terus saja menangis. Dia tidak tau harus memilih jalan yang mana karena dia tidak tau siapa pria yang ada di depan nya saat ini.
Di saat bersamaan. Huda masuk ke dalam kamar hotel tersebut dengan membawa 2 tas berisi baju untuk Dika dan Nisa.
"Baju yang anda minta tuan" Ucap Huda pada Dika.
Dika menerima tas tersebut lalu menyerahkan nya pada Nisa salah satu nya.
"Pakai ini. Saya akan tunggu kamu di luar" Ucap Dika.
Dika menaruh salah satu tas di kasur samping Nisa. Setelah itu Huda mendorong kursi roda milik Dika keluar dari kamar hotel tersebut.
"Tetap berjaga di depan pintu. Saya akan ke kamar sebelah untuk ganti baju" Ucap Dika.
"Baik tuan" Jawab Huda.
Dika mendorong kursi roda nya ke kamar sebelah. Dia berganti pakaian lalu kembali keluar dari kamar tersebut.
"Apa di sudah keluar?" Tanya Dika.
"Belum tuan" Jawab Huda.
"Buka pintu nya biar saya masuk sendiri" Ucap Dika.
Huda membuka pintu kamar yang di tempati Nisa. Dika melihat Nisa yang kesusahan menaikkan retsleting gaun nya.
"Mau ku bantu?" Tanya Dika menghampiri Nisa.
Nisa awal nya terkejut dengan kedatangan Dika. Namun dia memang membutuhkan bantuan Dika saat ini.
Dika mendekati Nisa perlahan.
"Berjongkok lah aku tidak bisa berdiri" Pinta Dika.
Nisa mengikuti arahan Dika. Dia berjongkom di depan Dika. Dika mulai menaikkan retsleting gaun Nisa.
"Sudah selesai" Ucap Dika lembut.
Nisa berdiri lalu melihat ke arah Dika.
"Terima kasih " Ucap Nisa sopan.
Dika tersenyum mendengar suara Nisa yang lembut.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Dika sopan.
"Iya" Jawab Nisa.
Dika mendorong kursi roda nya ke arah sofa. Nisa mengikuti Dika dan duduk di sofa.
"Siapa nama kamu?" Tanya Dika.
"Nisa" Jawab Nisa.
"Berapa umur kamu? Kamu telihat masih sangat muda" Ucap Dika.
"19 tahu. Saya baru lulus sekolah 1 tahun yang lalu" Jawab Nisa.
"Baik lah Nisa saya akan bicara jujur dengan kamu. Jujur saya belum ingin berumah tangga namun orang tua saya menginginkan ahli waris nya." Ucap Dika serius.
"Karena saya sudah mengambil kesucian kamu. Maka saya akan bertanggung jawab dengan kamu." Imbuh Dika.
"Kamu tidak perlu takut kalau saya akan memaksa kamu melakukan hal itu lagi. Saya akan melakukan nya jika kamu mengijinkan nya" Jelas Dika.
"Tapi saya masih 19 tahun. Saya juga yatim piyatu saya tidak memiliki apa apa untuk membalas anda" Ucap Nisa tertunduk.
"Saya tidak mengingin kan hal itu. Saya juga bukan pria sempurna malah bisa di katakan saya pria yang tidak sempurna karena saya cacat" Jawab Dika.
"Apa kamu mau menikah dengan saya?" Tanya Dika.
Nisa berfikir cukup lama karena dia takut kalau dia akan salah mengambil keputusan. Namun dia juga berfikir kalau ini kesempatan yang baik untuk keluar dari rumah nya sendiri.
"Semoga saya mengambil keputusan yang benar. Semoga mamah dan papah merestui keputusa saya" Guman Nisa dalam hati.
Dika makasih menunggu jawaban dari Nisa.
"Nisa bagaimana?" Tanya Dika.
"Baik. Saya mau menikah dengan anda tapi saya harap anda tidak melakukan kekerasan terhadap saya" Ucap Nisa.
"Kamu tenang saja. Saya bukan pria yang main tangan dengan wanita" Jawab Dika.
"Iya saya mau" Jawab Nisa.
Dika tersenyum mendengar jawaban dari Nisa. Dika lalu mengajak Nisa ke rumah nya karena sang papah sudah menyiapkan segala nya untuk Dika.
# selamat membaca
# terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
Di rumah Dika.
Malam hari nya Nisa telah di berdandan sederhana untuk melaksanakan pernikahan nya. Dia hanya memakai kebaya putih dan menata rambutnya sederhana.
Tok tok tok
Huda mengetuk pintu kamar yang pakai oleh Nisa saat ini. Nisa berjalan ke arah pintu dan membuka nya.
"Semua nya sudah siap nona" Ucap Huda.
"Terima kasih" Ucap Nisa sopan.
Nisa berjalan ke arah ruang tengah rumah Dika. Dia melihat Dika yang sudah duduk di depan penghulu. Nisa duduk di samping Dika.
"Apa sudah siap?" Tanya penghulu.
"Iya kami sudah siap" Jawab Dika.
Dika mulai mengucapkan ijab kabul setelah penghulu menikahkan mereka. Nisa mulai menitihkan air mata nya karena di hari yang sangat ia nantikan dia menikah dengan pria yang baru dia kenal.
Nisa teringat kembali dengan kedua orang tua nya yang sudah tiada. Pak Nugraha terus menatap tajam ke arah Nisa. Dia ingin melihat sifat Nusa yang sebenar nya.
Pak Nugraha melambaikan jari nya meminta Huda untuk mendekat.
"Cari tau semua tentang gadis itu. Aku ingin tau dia gadis yang seperti apa" Bisik pak Nugraha pada Huda.
"Baik pak" Jawab Huda.
Ijab kabul telah selesai. Dika menatap Nisa yang menangis. Nisa menyalami tangan Dika dengan tangan nya sendiri yang genetaran.
Dika meraih kepala Nisa lalu mencium kening Nisa lembut. Dika juga menghapus air mata Nisa karena dia tidak tega melihat gadia kecil itu menangis.
Setelah acara selesai Nisa kembali ke kamar yang dia pakai tadi. Sedangkan Dika ke ruang kerja papah nya.
"Pah. Dika mau bicara" Ucap Dika yang sudah masuk ke dalam ruang kerja pak Nugraha.
Huda menutup pintu ruang kerja pak Nugraha dan menunggu tuan nya di pintu luar.
Dika berdiri dari kursi roda nya untuk menghampiri papah nya.
"Kenapa papah melemparkan Nisa ke aku pah? Apa papah tidak kasihan dengan dia? Dia masih kecil pah umur nya saja belum genap 20 tahun" Ucap Dika marah.
"Dika tenang lah. Papah melakukan ini semua demi kebaikan kamu. Papah hanya ingin kamu secepat nya memiliki penerus" Ucap pak Nugraha.
"Iya tapi tidak dengan cara seperti ini pah" Ucap Dika.
"Lalu cara apa lagi Dika? Apa pernah kamu menyentuh wanita sejak kecelakaan itu terjadi. Sadar Dika kekasih kamu meninggal itu bukan karena salah kamu. Ini semua memang jalan yang di berikan Tuhan untuk kamu" Sahut pak Nugraha marah.
"Tapi tidak dengan gadis itu pah. Dia masih terlalu kecil untuk hidup dengan Dika" Ucap Dika pelan.
"Papah tau Dika. Papah akan melihat bagaimana sikap nya lebih dulu. Jika dia berani macam macam terhadap keluarga kita maka papah akan menyingkirkan nya" Ucap pak Nugraha.
"Dia tidak memiliki niat yang jahat pah. Papah akan menyesal karena telah melukai nya" Ucap Dika.
Dika kembali duduk ke kursi roda nya. Dia menjalankan kursi roda nya keluar dari ruang kerja pak Nugraha.
"Huda" Panggil pak Nugraha ketika Dika sudah menjauh dari ruang kerja nya.
"Saya pak" Jawab Huda.
"Laporkan semua yang kamu dapat kan" Pinta pak Nugraha.
"Nisa Putri Surya. Anak yatim piyatu yang hidup bersama adik tiri mamah nya. Namun yang di terima nya siksaan dan hinaan setiap hari nya. Yang menjual nona Nisa ke anda adalah anak dari tante nya atau lebih tepat nya sepupu." Jelas Huda.
"Jadi dia menjual sepupu nya sendiri ke saya.?" Tanya pak Nugraha tidak percaya.
"Iya pak dia adik sepupu nona Nisa. Nona Nisa gadis yang baik sopan dan pintar. Semua guru di sekolah nya dulu mengenal nona Nisa karena nona Nisa yang selalu berprestasi dan juga sopan" Jelas Huda lagi.
"Kerja bagus. Kamu boleh keluar sekarang jangan memberi taukan nya pada Dika. Dia aka semakin marah kalau dia tau kebenaran nya" Pinta pak Nugraha.
"Baik pak. Permisi" Pamit Huda dan di angguki oleh pak Nugraha.
Pak Nugraha memikirkan tentang keluarga Nisa.
"Keluarga yang kejam. Dia tega menjual saudara nya sendiri hanya untuk uang yang tidak ada harga sama sekali" Guman pak Nugraha marah.
Di kamar.
Nisa duduk di sofa kamar. Dia tidak tau harus melakukan apa di rumah yang sebesar ini.
Saat Dika kamu ke dalam kamar yang sama dengan Nisa. Nisa seketika berdiri karena terkejut.
Dika tersenyum lalu menjalankan kursi roda nya mendekat ke arah Nisa.
"Jangan takut aku sudah janji tidak akan menyentuh kamu tanpa seijin kamu kan? Jadi saya harap kamu jangan takut lagi dengan ku" Pinta Dika.
Nisa mengangguk pelan lalu Dika menjalanka kursi roda nya ke arah kasur. Dengan sedikit kesusahan Dika ingin naik ke atas kasur.
Nisa mendekati Dika dan membantu Dika naik ke kasur. Dia tersenyum kecut melihat Nisa yang membantu nya.
"Aku sangat tidak berguna kan Nisa? Naik ke ranjang tidur ku saja harus memerlukan bantuan orang lain" Ucap Dika.
"Tidak. Kak Dika sangat berguna bagi ku" Ucap Nisa.
"Berguna untuk apa? Apa pernah aku melakukan hal berguna untuk mu?" Tanya Dika.
"Dengan kakak menikahi ku. Aku bisa keluar dari rumah itu" Jawab Nisa tertunduk.
Dika terkejut dengan jawaban yang di berikan Nisa pada nya. Dika meraih janggut Nisa untuk melihat wajah Nisa. Dia melihat mata Nisa yang mulai memerah karena ingin menangis.
"Apa kamu ingin sekali keluar dari rumah mu?" Tanya Dika.
"Em maaf kak saya ingin ke kamar mandi dulu" Ucap Nisa yang tidak ingin menjawab pertanyaan Dika.
Nisa berlari ke dalam kamar mandi. Hal itu membuat Dika semakin penasaran kehidupan seperti apa yang di jalani Nisa sebelum nya.
Cukup lama Nisa di dalam kamar mandi. Dika terus melihat ke arah pintu kamar mandi. Namun saat Nisa mulai membuka pintu kamar mandi Dika dengan cepat pura pura tidur.
Nisa perlahan mendekat ke ranjang tempat tidur.
"Sudah tidur ya. Bagus lah" Ucap Nisa.
Nisa mengambil bantal lalu membawa nya ke sofa. Nisa memilih tidur di sofa karena dia belum terbiasa tidur dengan Dika.
Tengah malam Dika terbangun. Dia berjalan untuk mengambil air minum. Saat dia berbalik dia terkejut melihat Nisa yang tidur di sofa.
"Dasar Dika. Bagaimana kamu bisa lupa kalau kamu sudah menikah" Guman Dika dalam hati.
Dika berjalan dengan pelan ke arah Nisa. Dika berjongkok melihat Nisa yang tertidur pulas.
"Manis nya" Guman Dika tersenyum ketika melihat ke arah Nisa.
Saat Nisa menggeliat Dika terkejut. Dika langsung berlari naik ke tempat tidur nya. Namun Nisa hanya mengubah posisi tidur nya saja.
Dika menghela nafas nya karena terkejut dengan pergerakan Nisa.
"Hahaha konyol kamu Dika" Ucap Dika mentertawai diri nya sendiri.
# selamat membaca
# terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!