NovelToon NovelToon

Misi Dan Cinta

pengejaran

Emilia Anandita.

ltu namaku yang slalu di anggap pembawa sial, bukan tanpa alasan ibuku meninggal setelah melahirkan kan ku.

Ayahku pengusaha tekstil yang cukup mapan,

ayah sangat terpukul sepeninggal ibu beliau jatuh sakit dan akhirnya meninggal.

Ya... aku yatim piatu di usia 6 tahun

ayahku meninggalkan harta yang cukup, ada

beberapa aset dan perkebunan,maka dari itu pamanku Rafael.

satu-satunya kerabat yang kumiliki

untuk menggantikan usaha ayah sekaligus menjagaku.

Di rumah peninggalan ayah

paman tinggal bersamaku,dan istrinya Tante Sinta,dan kedua anaknya ,Dafa dan Mauren.

Selama tinggal dengan mereka, aku di siksa dan di perlakukan layaknya pembantu

Alasan mengapa mereka mengasuhku

apalagi kalau bukan harta.

yang ingin di dapat.

Semilir angin kian menusuk di rongga tubuhku,

samar-samar ku dengar bunyi jangkrik dan lolongan hewan yang mengerikan.

Mencoba membuka mata yang terasa berat secara perlahan.

Ku sapu semua ruangan yang redup,karena hanya ada lampu berwana kuning yang tergantung di atas plafon yg tak berbentuk.

Ruangan kosong yang usang, hanya ada debu beterbangan dan sampah yang berserakan di setiap sudut, aku mencoba mengingat-ingat, mengapa aku berada di ruangan yang sangat asing ini.

Terakhirku ingat saat pulang sekolah tiba-tiba seseorang mendekap ku dari belakang,

ku coba melawan dengan sekuat tenaga

meronta-ronta untuk di lepas, namun naas

kekuatan ku kalah jauh hingga berakhir di tempat ini.

Mulut di sumpal, kaki dan tangan di ikat dengan tali dengan sangat kencang menimbulkan bekas merah dan rasa perih, tak terasa bulir bulir bening lolos dari pelupuk mataku.

Badan rasa remuk seperti di Hantam ribuan balok berton-ton, hingga rasa sakit menjalar di sekujur tubuhku

samar-samar, ku mendengar langkah kaki yang kian mendekat.

Brakk...Tiba-tiba pintu terbuka.

Aku lihat paman Rafael beriringan dengan istrinya bibi Sinta mendekat. Dengan senyum tersungging di bibirnya dengan sorot mata tajam namun tak terbaca.

Paman Rafael berjongkok mendekatiku, sambil memegang map warna biru ya di bawanya sedari tadi.

Tangan kanannya mencengkram daguku dengan kasar.

"Rupanya kau sudah bangun,keponakanku?"

dengan ekspresi dingin dan senyum yang tersungging di mulutnya.

"Sungguh menyedihkan nasibmu, kau tenang saja sebentar lagi, kau akan bebas dari semua penderitaan ini.ucapnya dengan tatapan mengejek.

Author Prof.

Rafael menarik lengan Emelia, lalu menyandarkan di tembok, dengan cukup keras

menyodorkan map, sambil mengambil pulpen di saku sebelah kiri.

"Apa ini ?"tanyanya.

tentu saja berkas pengalihan harta, bukankah' sekarang usiamu sudah 19 tahun.

"Cukup tanda tangani kau akan terbebas dari semua penderitaan mu"

"Anggap saja ini kompensasi yang harus ku terima, setelah sekian lama merawat mu

dan memberi racun secara perlahan ke Abang tercintaku.

Seketika mata emeli terbelalak karena kaget

ya akulah yang membunuh ayahmu, tapi sayangnya aku harus menungggu cukup lama untuk mendapatkan semua ini.

"Karena kalau ada apa-apa dengan mu,semua peninggalan ayah mu, akan di sumbangkan di yayasan sosial.

Dengan sorot mata yang mulai marah,Rafael tiba-tiba menjambak rambut emeli.

Emeli hanya bisa meringis kesakitan

"bukankah Abang terlalu Pelit kepadaku

maka jangan salahkan aku.

Salahkan ayahmu hingga membuat dirimu terlalu lama menderita.

Tapi tidak apa apa, sebentar lagi kau akan menemuinya."Dengan senyum yang tersungging di bibirnya.

"Dan jangan lupa sampaikan salam ku untuknya.jangan buang waktuku kita selesaikan dengan cepat, tanda tangani berkas ini."ucapnya dengan suara membentak

Sorot mata emeli penuh dengan amarah kilatan kebencian terlihat jelas di manik mata yang mulai berkaca- kaca. Dia tak menyangka om Rafael akan sekejam itu pada dirinya.

Tiba-tiba emeli tersenyum namun paksakan.

"Bagaimana aku bisa tanda tangan jika tanganku terikat"

Rafael mengerutkan keningnya mencoba berpikir "lepaskan dia" ujar Rafael datar.

Seseorang bertubuh kekar menghampiri Emeli dan melepaskan ikatannya.

Emeli menggosok-gosok tangannya yang terasa perih.

"Tapi, sebelum itu aku ingin ke kamar mandi."

rahang Rafael mengeras dan langsung mencengkram dagu Emeli

"Kau ingin main-main rupanya, ingin kabur dari ku hah"bentaknya.

Emeli mendongakkan wajahnya menghadap pamannya,sembari tersenyum.

"Bagaimana mungkin aku bisa kabur, bahkan bertahun-tahun aku mencoba slalu gagal,

untuk meminta nyawaku saja aku tak mampu." Ucapnya penuh penekanan.

Rafael terdiam mematung mencerna ucapan Emeli."Apa ini tidak terlalu bahaya sayang?" saut Sinta dari belakang, dengan wajah yang kesal.Rafael menoleh dan menghampiri dan berbisik di telinganya.

"Bukankah Tikus kecil ini, mencoba bunuh diri berkali- kali saja gagal, apalagi untuk kabur

bersabarlah sedikit, sebentar lagi semua akan kita dapatkan"

sambil tersenyum dan menggenggam tangan Sinta mencoba untuk menenangkan.

"Baiklah lepaskan ikatan kakinya, dan antar dia ke kamar mandi.

"Cepatlah dan jangan macam-macam."

Emeli bergegas pergi di ikutin pria berbadan kekar.

Rafael memandang punggung mereka sampai menghilang di balik pintu.

Sesampainya di kamar mandi emeli mengedar pandangannya ke seluruh ruangan.

Terlihat jendela yang tak terkunci dengan Emeli naik ke wastafel membuka jendela dan melompat keluar.

Bruukk..Suara tubuh Emeli yang terhempas ke lantai dengan keras. membuatnya meringis merasakan sakit.

Emeli bangkit mengusap lututnya, lalu

mengepalkan tangan, penuh amarah dengan mata berkaca kaca yang mulai mengembun.

"Aku tidak boleh mati sebelum dendam ini terbalaskan."Dengan sisa tenaga Emeli berlari sekencang - kencangnya sambil mengusap bulir-bulir kristal yang lolos dari pelupuk matanya.

Di lain tempat karena tak sabar Rafael dan Sinta menyusul ke kamar mandi.

"Mana dia kenapa lama sekali,?" ujar Rafael.

"Masih di dalam bos"

"Emeli cepatlah jangan membuang-buang waktu?"

Sambil menggedor-gedor pintu dengan geram

karena tak ada sautan. Rafael mendobrak pintu.

Alangkah terkejutnya Rafael tak menemukan Emeli di dalam, hanya ada pintu jendela yang terbuka.

"Kurang ajar, dia mencoba kabur rupanya"

Rafael mengepalkan tangannya penuh amarah sambil berlari menuju luar rumah

benar saja Emeli sudah berada di luar gerbang

Rafael berteriak- teriak memanggil emeli sambil berlari dengan cepat.

Emeli yang sadar dirinya sudah ketahuan mulai panik dan berlari lebih kencang.

"Aku harus hidup, aku tidak boleh mati."

sambil ter seok- Seok dia berlari karena rasa sakit di sekujur tubuhnya begitu terasa,

di belakang Rafael,Sinta mengejarnya dengan mobil.

"Naiklah, dia tidak akan bisa lari kemana-mana" dengan cepat Rafael masuk mobil tersebut.

Emeli yang menyadari mobil itu semakin dekat semakin panik rasa sakit dan keringat yang terus bercucuran, tidak di dihiraukannya.

Mobil itu melaju sangat cepat dan hampir menyusul Emeli.

Karena ketakutan yang sangat hebat ,

Tampa berpikir panjang emeli menerobos masuk dalam hutan.

Kegelapan malam di tambah pohon-pohon yang yang menjulang tinggi semak- belukar yang rimbun dan lebat di tambah suara-suara hewan yang melolong mengerikan, memecahkan telinga membuat hati emeli menciut.

Emeli berlari seperti orang kesetanan, luka oleh goresan rating pohon tak dia hiraukan yang di pikirkan hanya bisa kabur.

Disaat Emeli lari dengan kencan.

Brraakk...

Emeli tersandung lalu terjatuh dengan keras.

Shitt....terdengar suara orang mengumpat.

...****************...

...****************...

keputusan

Emeli berlari seperti orang kesetanan, luka oleh goresan rating pohon, tidak dia hiraukan yang di pikirkan hanya bisa kabur. Di saat Emeli berlari dengan kencang.

Brraakk... Emeli tersandung lalu terjatuh dengan keras.

"Shiiitt"terdengar suara orang mengumpat.

Samar-samar dia melihat seorang kakek duduk sembari mengernyitkan dahi.

"Dasar bocah, lari gak pakai mata,masak orang segede gini di tabrak." sungutnya.

"Maaf kek,saya sedang buru-buru di kejar orang jahat." Sembari membersihkan ranting yang menempel di tumbuhnya.

"Memang kamu salah apa, sampai di kejar?"tanyanya penasaran.

"Panjang ceritanya kek, kalau saya cerita sampai pagi mungkin baru bisa selesai."

"Ngomong-ngomong kenapa kakek bisa di sini, Apa kakek dedemit atau penunggu hutan ini?" Emeli memegang Tengkuk lehernya yang meremang.

"Pletak....Awwww...kenapa Emeli di jitak,"

lalu mengusap kepalanya dengan wajah masam.

"Dasar.. bocah kalau ngomong sembarangan.Kakek ini manusia...karena kemalaman setelah mencari kayu, kakek memutuskan istirahat dulu sampai pagi.

Kalau diteruskan takutnya tersesat,rumah kakek di pinggir hutan tinggal bersama istri dan cucu...kalau kamu tidak punya tujuan tinggallah dengan kakek?"tanyanya.

"Terima kasih kek,sebenarnya Emeli ingin,

tapi paman tidak akan berhenti mencari ku

aku hanya tidak ingin kakek dan keluarga ikut terseret dengan masalahku.

Paman emeli, sangat kejam dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan."Emeli menundukkan wajahnya dengan mata yang mulai mengembun.

"Baiklah, kalau itu keputusan mu?"

Sesekali mengusap kepala emeli mencoba menenangkan.

Emeli mendongkakan wajahnya menatap lekang wajah pria yang telah keriput.

"Emeli harus pergi jauh dari daerah ini ,bila perlu keluar kota,menghindari paman untuk sementara waktu.

"Lihatlah pohon besar itu, pergilah ke sana ikutin jalan setapak. tidak jauh dari sana, ada jalan yang sering di lalui mobil menuju kota"

kakek menjulurkan tangganya menunjukkan arah.

"Kakek hanya bisa mendoakan agar kamu baik-baik saja, tidurlah sebentar lagi fajar, kumpulkan tenaga mu, untuk perjalan besok."

Pagi pun datang setelah dirasa cukup beristirahat,emeli membuka mata menyapu di setiap sudut ,tatapan terhenti di beberapa ubi dan air mineral.

"Mungkin saja ini bekal kakek, yang ditinggalkan untukku, meski kakek sudah pergi."Emeli menarik sudut bibirnya menimbulkan sebuah senyuman.

"Terimakasih kek" Kuharap suatu saat bisa membalas kebaikan kakek. Setelah memakan ubi itu,Emeli berjalan mengikuti saran kakek semalam, hari kini mulai senja.

Benar saja, setelah berjalan cukup jauh,

Emeli melihat jalan yang berada di hadapannya

bersamaan dengan minibus yang sedang lewat.

Dia berlari sambil berteriak- teriak

tapi tetap saja bus itu berjalan menjauh.

Dia berhenti berlari karena dirasa tak sanggup lagi mengejar...dengan keringat yang bercucuran dan deru nafas memburu.

Tiba-tiba sorot lampu menyala mulai mendekat karena silau emeli menutupi mata dengan lengannya.

Braakk Emeli ambruk dengan keras tepat di hadapan mobil yang terbilang mewah.

Seorang lelaki tegak keluar dan menghampiri

menyibak rambut yang menutupi emeli.

"Deg .....nona?"

*********

Di dalam hutan, seorang pria paruh baya, nampak sedang marah-marah di hadapan beberapa pria di depannya.

"Bodoh, Seharian mencari gadis kecil saja, tidak bisa...percuma aku membayar mahal kalian.

Aku tidak mau tahu cepat kalian cari hidup ataupun mati.

Kalaupun dia mati, setidaknya aku harus melihat jasadnya." mengepalkan tangan dengan sorot mata penuh amarah.

"Emeli dimana pun kau berada aku pasti menemukan mu."

Ditempat lain Emeli membuka matanya dengan perlahan.Menyapu setiap sudut ruangan,

lalu mengucek-ngucek matanya lagi.

Seolah tak percaya dengan apa yg di lihat,

sebuah kamar yang sangat mewah terpampang jelas di depannya.

Manik mata Emeli terhenti. Melihat seorang pria yang tidur dengan posisi duduk menyenderkan kepalan di pinggir ranjang.

Lelaki berparas tampan dengan bulu mata yang lentik,dengan bibir yang menawan, tak lupa bulu-bulu kecil yang mulai tumbuh di rahangnya menambah kesan gagah.

Emeli mengerenyitkan dahi

"Apa aku sudah mati,apa ini surga, mengapa ada malaikat tampan di sini?"

dengan senyuman, menjulurkan tangannya menusuk-nusuk ke pipi pria asing itu.

Pria itu membuka mata,melonjak kaget melihat Emeli yang telah sadar.

"Nona anda sudah siuman?" ujarnya sembari memegang tangannya.

Emeli mengerutkan kening mencoba berpikir

"Bukankah ini surga...bahkan tadi aku sudah mati di tabrak mobil?"ujarnya dengan sorot mata penuh tanya.

"Tidak nona ada masih hidup,anda baru sadar dari pingsan"ucapnya menyakinkan.

"Jadi kamu yang menabrak ku?"tanyanya sembari mengacungkan tangan ke wajah pria itu."Tidak nona, saya tidak menabrak anda"

sanggahnya.

"Alasan...Terus kenapa aku di sini,kalau kau tak menabrak ku .?" tanyanya menyelidik.

"Tenanglah nona,saya tidak menabrak anda tapi hampir" lalu menurunkan tangan gadis itu yang mengarah padanya.

"Alasan kenapa anda di sini, karena anda shock kelelahan dan dehidrasi yang membuat anda pingsan."

"Makanlah dulu, agar tenaga anda kembali,"

sambil menyodorkan bubur,

karena lapar emeli mengambil bubur itu buru-buru melahapnya dengan cepat.

Selesai makan emeli turun dari ranjang ingin bergegas pergi.

"Terima kasih telah menolongku,semoga bisa berjumpa lagi." emeli menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Apakah anda akan pergi?"

Pria asing itu mengerutkan dahi dengan sorot mata tak terbaca,Tampa membalas uluran tangan Emeli.

"Tentu saja, aku sudah tidak punya urusan lagi...semoga saja suatu saat akan bisa membalas jasa mu, karena telah menolongku"

lalu melangkah pergi.

"Tunggu.."membuat langkah emeli terhenti

berbalik menoleh ke arah pria itu.

"Apa anda tidak mengenalku?"

Emeli tergelak.

"Pertanyaan macam apa itu, tentu saja ini kali pertama aku bertemu dengan mu,"

pria itu menyodorkan handphone, memperlihatkan gambar gadis cantik di dalamnya.

Seketika emeli membelalakan mata

memperlihatkan gadis yang begitu mirip dengan nya.

"Bukankah ini diriku, perasaan aku tak pernah berpenampilan seperti itu lalu siapa dia?"

gumamnya dalam hati.

"Apa maksud dari semua ini?"

"Awalnya aku mengira anda ,adalah majikan saya...Laura Wijaya.

Dia menghilang sebulan yang lalu.Segala pencarian di lakukan tapi hasilnya nihil dia hilang bagai di telan bumi."

"Apa hubungannya denganku?"

sanggah Emeli.

"Bukankah Anda akan membalas jasa saya, mungkin inilah saatnya"

"Jagan macam-macam, saya wanita baik-baik"

sambil menyilang kan kedua tangannya dengan mata menyelidik.

"Urusan majikan mu bukanlah urusanku,"

"Saya akan memberikan apapun, asal anda

mau membatu saya..cukup anda mengaku sebagai nyonya saya, Laura Wijaya."

Emeli tergelak, mendekati pria asing itu dengan mata penuh amarah.

"Saya memang butuh uang, tapi tidak untuk menjadi seorang penipu.

Saya rasa urusan kita sudah cukup sampai di sini, dan semoga tidak bertemu lagi."

Lalu bergegas pergi,namun pria itu mencengkram tangan Emeli.

"Dengarkan penjelasan saya, ini tak seperti yang anda bayangkan."

Emeli menghempaskan tangannya dengan kasar.

"Lepaskan, tidak ada yang harus dijelaskan,"

lalu bergegas pergi.

Sial.. membanting tangannya dengan kasar lalu mengacak-acak rambutnya.

"Anda yang memaksa saya nona"

mengambil gawainya yang berada di saku celana."Bereskan semua dan aku tidak mau ada kata gagal."

******

menepati janji

"Dengarkan penjelasan saya, ini tak seperti yang anda bayangkan"

emeli menghempaskan tangannya dengan kasar."Lepaskan, tidak ada yang harus di jelaskan"lalu bergegas pergi.

Shitt..Saga membanting tangannya dengan kasar lalu mengacak-acak rambutnya.

"Anda yang memaksa saya nona"

mengambil gawainya yang berada di saku celana."Bereskan dan aku tidak mau ada kata gagal."

*********

Di sepanjang jalan Emeli terus saja mengoceh tak karuan, Tampa di sadari telah jauh dari tempatnya semula, Emeli menghentikan langkanya, melihat jalan yang cukup sepi dan lengang,lampu penerang yang kurang, menimbulkan hawa yang mencekam.

Tiga pria bertubuh kekar dan bertato nampak seperti preman menghampiri.

"Hai cewek, malam-malam gini ngapain sendirian, abang temani ya?"

ujarnya dengan mata yang mulai menggoda dan tangan yang seolah ingin meraba-raba.

Emeli mulai ketakutan matanya berkaca-kaca,

mencoba berontak, ketika tangannya mulai di pegang, Emeli mendorong salah satu pria hingga terjatuh, menyikut salah satu dada pria lalu menginjak kaki pria di sebelah nya.

Setelah cengkraman mereka terlepas.

Emeli berlari sekencang-kencangnya, tubuh gemetar dan air mata yang telah membasahi pipinya.Sementara di tempat yang jauh, seorang pria yang berada di dalam mobil mengawasi dengan seksama.

Tiba-tiba emeli tersandung,tubuhnya ambruk ke tanah dengan cukup keras.

Tiga pria bak preman itu semakin mendekat

"Mau kemana nona manis Abang temani ya..?"

sambil meraba-raba tubuh Emeli.

Hiks hiks hiks

"Lepas tolong ...tolong .....ibu"

Emeli mencoba berteriak. Namun salah satu pria membekap tubuhnya.

kekuatannya kalah jauh hanya pasrah sembari menangis.

"Bruukk...Salah satu preman tersungkur karena hantaman yang cukup keras.

"Kurang ajar beraninya kau...?"

Para pria itu melepaskan cengkraman dan mulai mengeroyok Saga.

Emeli membelalakan mata, ketika tau orang yang menolong adalah pria asing yang telah di tolak mentah-mentah.

Bak ahli karate profesional dengan mudah pria itu mengalahkan preman hingga kabur terbirit-birit.

Namun ada luka sayatan di lengan pria itu karena pergulatan yang kurang seimbang

pria asing itu, mendekati Emeli sambil membuka jaket dan menutupi tubuhnya.

Terdengar jelas suara issa kan yang membuat tubuh emeli bergetar.

Emeli duduk dengan wajah tertunduk di balik lututnya tak lupa tangan emeli menarik kupingnya dengan cukup keras.

"Tenanglah... anda aman sekarang"

sambil mengusap rambut emeli, yang berantakan dengan jaket yang sudah menutupi tubuh Emeli mendongkakan wajahnya,menatap lekat pria yang telah menolongnya.

"Terima kasih tuan"lirihnya.

Pria itu hanya menjawabnya dengan senyuman,

"Hei apa yang kau lakukan, lihat kuping mu sampai merah.?"

"Ketika sedih, saya akan melakukan ini, agar bisa melupakan kesakitan di hati dan lebih fokus pada rasa sakit di kuping saya tuan dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Sudahlah, hentikan,lihatlah kuping

mu sudah merah,"

sambil menurunkan tangan Emeli.

"Tidak baik seorang gadis berkeliaran di jalan pada jam segini."

"Ayo saya antar pulang ,pria itu berdiri dan melangkah pergi."

"Lengan Anda terluka tuan,"lirihnya dengan suara yg cukup pelan Namun bisa di dengar.

Pria itu menghentikan langkahnya.

"Masalah ini tak sebanding ,dengan masalah besar yang aku hadapi," lalu membuang nafas dengan kasar."Lagi pula tidak ada yang mau membantuku." pria itu melanjutkan langkahnya.

"Apa tawaran anda masih berlaku?"

langkah pria itu kembali terhenti ,menarik sudut bibirnya menimbulkan sebuah senyuman.

"Aku menolong mu, dengan ikhlas lagi pula aku bukan orang yang suka memaksa."

"Anda orang baik ,mungkin anda punya alasan tersendiri,aku akan coba membatu anda sebisa saya tuan."

Pria itu berbalik dan mendekati emeli ,"benarkah ,kau akan membantuku?"

emeli hanya mengangguk kan kepalanya

pria itu tersenyum dan menjulurkan tangannya ,untuk bersalaman.

"Kenalkan namaku Sagara Aditya."

"Namaku, emelia Anandita"

mengambil sapu tangan di sakunya kemudian mengikatnya di lengan saga yang terluka.

Saga melihat wajah emeli dengan seksama, yang nampak berantakan,lalu menarik sudut bibirnya hingga menimbulkan senyuman.

"Sekarang kita teman, jadi jangan sungkan, bicara juga jangan terlalu formal,kayak pejabat aja."sanggahnya.

emeli tersenyum lalu mengangguk.

"Gitu dong, kalau tersenyum jauh lebih manis"

sambil mengacak-acak rambut emeli,

"Ayo ku antar ini sudah larut"

Saga menarik tangan emeli ,namun emeli hanya diam mematung.

"Saya tidak tau, harus pergi kemana tuan,

saya baru saja kabur dari rumah"

Saga menatap wajah emeli dengan sorot mata datar."Bukankah sudah ku bilang kita teman, Jagan bilang saya ataupun tuan,

kata-kata itu di larang dalam sebuah pertemanan, baiklah kita ke hotel ku, aku kan memesan kamar lagi."

"Apa kamu tidak penasaran, mengapa aku kabur dari rumah?"

"Itu urusan mu tentu kamu punya alasan sendiri untuk memilih jalan itu,ayo cepatlah ,ini sudah larut."sambil memegang tangan emeli berjalan menuju mobil, sesampainya di depan hotel Saga menyodorkan tas belanja.

"Apa ini?"dengan sorot mata heran

"Baju,kemaren aku ingin memberikannya tapi kamu buru-buru pergi,sudahlah istirahat,

besok aku akan menjelaskan semua tentang masalahku."Emeli keluar dari mobil setelah mendapatkan kunci kamar, sementara Saga memesan kamar lain.

Angin yang masih dingin bersamaan suara Kokok ayam yang bersautan, menanda kan subuh Telang datang, emeli terbangun menunaikan kewajiban sebagai seorang Muslim.Emeli mondar mandir di pintu kamar bingung, atas keputusan yang di ambil apakah sudah tepat atau malah membuat kesalahan untuk hidupnya.

"Tapi bagaiman mungkin aku, mengabaikan orang yang telah menolongku, dua kali"

emeli mengacak-acak rambutnya karena frustasi ketokan pintu membuyarkan kan lamunan emeli yang sedari tadi.

"ya sebentar"lalu membuka pintunya, terlihat seorang pria tampan berdiri gagah dengan senyuman, sambil menenteng map biru, siapa lagi kalau bukan Sagara Aditya.

"Selamat pagi ,emeli bolehkan aku masuk?"

"Silakan ...."seraya mempersilahkan.

"Apa kamu sudah makan?"

"Sudah tuan, barusan menyantap roti yg yang berada di kulkas" sembari tersenyum.

"Sayang sekali padahal niatku ingin mengajak mu makan."dengan wajah lesu.

"Tuan...."

"Panggil namaku saja" sanggahnya.

"Aku ke sini sekalian mau membahas tentang Laura" ucapnya tiba-tiba serius.

"Bisakah kamu ceritakan tentang Laura?"

Saga,berjalan menghempas tubuhnya di kursi lalu menaruh map itu di meja yang berada di depannya.

menghela nafas panjang dengan wajah lesu.

"Duduklah...?"Emeli berjalan lalu duduk di depan, Saga.

"Laura... adalah putri satu-satunya, tuan Wijaya Suseno, beliau sangat menyayanginya, setelah kepergian ibunya, di usia Laura yang masih 12 tahun, tuan Wijaya sangat memanjakannya ,mengabulkan semua permintaan anak semata wayang nya itu ,asalkan Laura bahagia.

Tapi , sebulan yang lalu Laura menghilang entah kemana, semua anak buahnya di kerahkan.Memberitakan di media sosial,lapor polisi, bahkan menyuruh detektif ternama dengan harga yang fantastis telah di lakukan, namun semuanya sia-sia.

Laura hilang bagai di telan bumi bahkan tak ada jejak sebagai petunjuk.

Sejak saat itu tuan Wijaya tidak semangat hidup beliau sakit-sakitan. Sampai akhirnya di rawat di rumah sakit.

Saga menyodorkan map biru , ke hadapan emeli,semalam aku telah membuatnya.

bacalah ini surat perjanjian kita biar tidak ada yang merasa dicurangi, kalau kurang kau boleh tambahkan di bawahnya?"

Poin 1

"Pihak kedua harus menyetujui apapun perintah pihak pertama, kecuali

melanggar hak asasi,dan etika.

Poin 2

Setelah misi selesai,pihak pertama akan memberi kompensasi berupa uang 3 milyar berserta rumah dan isinya,

menyelesaikan masalah pihak kedua tak terkecuali merebut kembali usaha dan perkebunan yang telah di sita.

Poin 3

Jika misi gagal poin 2 tak berlaku ,bila

kesalahan terletak pada pihak kedua

maka pihak kedua harus membayar denda. sebesar 3 milyar

mata emeli terbelalak, membaca poin ke 2

dan ke 3 mendongkakan wajahnya menatap saga dengan sorot mata penuh tanya .

Saga tersenyum Smith

"Tentu saja aku tahu semua tentang mu, bahkan aku tau di mana sekolahmu dan mengapa kamu berada di sini,

dan adanya poin ketiga aku hanya ingin melihat keseriusan mu, dalam membantuku.

"Apa itu bukan pemerasan namanya,

tenang saja jika aku berjanji, pasti aku tepati

tidak perlu surat kontrak.

Apalagi ini terlalu banyak, bahkan aku hanya ingin membantu karena kamu telah menolongku dua kali." Emeli mengepalkan tangan dengan wajah geram.

"Jagan marah nona, aku hanya takut kamu ingkar."ucapnya dengan santai.

"Aku sudah bilang,aku adalah orang yang menepati janji."

"Apa kamu takut emeli" sanggah saga dengan wajah mengejek.

"Jangan tunjukan wajah seperti itu Saga. Rasanya tangan ingin sekali mencakar wajah tampan mu?" dengan intonasi yang lebih tinggi.

"Kalau begitu,mengapa tak kau tanda tangani?"

mengambil pulpen,lalu menulis poin ter akhir.

Poin 4

Pihak kedua terbebas dari segala hukuman dan tuntutan apapun jika bila rencana pihak pertama gagal, atau di ketahui orang lain, jika kesalahan bukan berada di pihak kedua

dengan cepat emeli menandatanganinya,

melempar map itu ke wajah saga,

tentu saja dengan sorot mata penuh amarah

dengan senyum saga mengambil map tersebut.

Tiba-tiba ponsel saga berdering...

"halo.." wajahnya tiba-tiba memerah saat menelpon. "Baiklah..."lalu mematikan gawainya meletakkan ke sakunya"kita pergi sekarang."

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!