Siang hari yang terik...
Aku berjalan untuk membeli ice cream kesukaan ku, saat pagi tadi aku meminta izin kepada ibu untuk pergi berjalan-jalan sebentar setelah itu pergi membeli ice cream. sebenarnya aku masih ingin berjalan-jalan lebih lama di tempat ini, tapi ibu bilang aku harus pulang secepatnya setelah membeli ice cream...
Aku pun berjalan pulang, aku senang berjalan-jalan di tempat ini, tempat ini adalah tempat kesukaan ku saat aku duduk di bangku sekolah menengah atas satu tahun yang lalu
Biasanya aku dan teman-teman ku selalu ke tempat ini saat kami pulang sekolah, tapi setelah kelulusan itu aku tidak pernah lagi berjalan-jalam ke tempat ini, karena tepat satu tahun yang lalu, teman-temanku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yg lebih tinggi. Sedih rasanya karena aku tau hanya aku yang tidak bisa menyusul mereka...
Apalah daya ku yg hanya seorang gadis biasa dari keluarga sederhana, lulus sekolah menengah atas pun sudah cukup aku syukuri...
Aku sesungguhya berniat untuk bekerja pada saat itu, tapi ibu melarangku untuk bekerja, ibu tidak ingin aku meninggalkannya, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa karena ibu hanya memiliki aku
Aku adalah anak satu-satunya, dan juga ayah ku sudah meninggal saat aku duduk di bangku sekolah dasar. lbu membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan juga dengan ketegaran
Aku tidak bisa menolak permintaan ibu yang mengatakan tidak ingin berpisah denganku, kalau tidak ada aku, siapa lagi yang akan menjaga ibu...
Akupun berjalan menyusuri jalan, sambil mengingat serpihan-serpihan kenangan yang aku lalui di tempat ini, sungguh indah bila ku ingat masa-masa itu, masa-masa dimana aku lari-lari dengan ceria bersama teman-teman ku...
Tak terasa aku berjalan, akhirnya aku pun sampai di rumah, rumah yang begitu sederhana namun kehangatannya mampu membuatku terasa nyaman..
Akhirnya aku sampai di depan pintu, lalu aku pun memanggil ibu...
"Ibu,,, aku pulang..." teriak ku dengan ceria
"Eh, anak ibu sudah pulang" ucap ibu sambil tersenyum...
"Aku membeli ice cream untuk ibu" ucap ku dengan senang sambil menyodorkan ibu ice cream yg telah aku beli
"Vivian, kesini sebentar" ucap ibu sambil menarik tanganku
"Ada apa bu?" tanya ku bingung...
"Di rumah kita sedang ada tamu, kamu harus bersikap baik yah" ucap ibu sambil menatapku
"Tamu siapa bu?" tanya ku penasaran...
"Udah, pokoknya kamu harus bersikap baik dan jangan lupa tersenyum" ucap ibu sambil mengelus rambutku...
"lya bu..." aku pun mengangguk mengiyakan perkataan ibu
"Baiklah, ayo masuk" ucap ibu sambil menarik aku masuk kedalam rumah...
sesampainya di dalam rumah...
Aku terkejut saat aku melihat di dalam rumah ada seorang pemuda tampan, berkulit putih tampak serasi menggunakan setelah jas hitam, sedang duduk di sofa dengan seorang ibu dan bapak tua di sampingnya...
"Ibu, bapak, nak damar, perkenalkan ini anak saya vivian" ucap ibu lemah lembut sambil memperkenalkan aku
"VIVIAN" ibu memanggil ku sambil menyikut tanganku memberi kode untuk memberi salam...
"Ha..lo... ibu, bapak... kakak..." ucapku gugup
"Oh, ini anaknya toh, cantik sekali yah..." ucap ibu tua di samping pemuda itu
"Benar, cantik sekali yah bu" ucap bapak tua itu mengiyakan
Aku hanya bisa tersenyum mendengar orang tua itu memujiku...
"Vivian, ayo duduk" ucap ibu sambil memukul-mukul sofa, mengisyaratkan aku untuk duduk
"lya bu..." ucapku sambil duduk di sofa
"Ini silahkan di minum teh nya..." ucap ibu sambil menyuguhkan teh kepada para tamu itu...
"Tidak usah repot-repot bu..." ucap pemuda itu dengan sungkan
"Tidak repot kok, ibu malah senang nak damar mau berkunjung..." ucap ibu sambil tersenyum
"Oh iya, nak damar perkenalkan ini vivian anak ibu..." ucap ibu sambil memperkenalkan aku kepada pemuda itu...
Pemuda itu hanya menunduk sambil tersenyum...
"Vivian, ini nak damar... dia anak teman ibu" ucap ibu sambil memperkenalkan aku kepada pemuda bernama damar itu
Aku pun hanya menunduk dan tersenyum...
"Vivian, ini nak damar yang kemarin ibu ceritakan itu, dia datang kemari untuk melamarmu..." ucap ibu sambil memegang tanganku
"APA???" sontak saja aku kaget mendengar perkataan ibu itu...
Aku pun melihat pemuda itu dan kedua orang tuanya pun ikut kaget karena aku berteriak...
"Ada apa nak" ucap ibu tua itu dengan lemah lembut...
"Ti..dak apa-apa bu, aku tadi cuma kaget saja..." ucapku sambil gugup bercampur malu
"Mungkin nak vivian kaget karena gugup" ucap bapak tua itu
Aku pun tidak bisa berkata apa-apa, aku masih kaget mendengar perkataan ibu tadi, aku bahkan seperti mimpi di siang bolong. tiba-tiba dilamar seperti ini aku belum siap.
"Nak vivian, ini bukan lamaran, anggap saja ini pengenalan biasa saja..." ucap bapak tua itu menenangkanku
"Iya nak vivian, ibu mengerti nak vivian pasti gugup..." ucap ibu tua itu mengiyakan ucapan bapak tua itu...
"Maaf,,, ibu, bapak, kak damar. sepertinya saya kurang enak badan, saya permisi ke kamar dulu..."
aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi, perasaan ku campur aduk dan aku sudah tidak tahan lagi. aku pun pergi meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamar...
*Ikuti terus kisah selanjutnya yah...
Sesampainya di kamar...
Aku pun tidak bisa berkata apa-apa, hanya ada perasaan campur aduk yg aku sendiri pun tidak tau perasaan apa ini sebenarnya, apakah aku hanya terkejut saja atau kecemasan yang timbul di dalam hatiku ini
Aku tidak tenang walaupun aku sudah meninggalkan mereka, mungkin saja mereka tidak menyukaiku karena sikap ku tadi, aku tidak peduli mau mereka berkata apa...
Yang aku lakukan sekarang hanya lah berbaring sambil memeluk boneka kesukaan ku yang biasa menemaniku tidur sepanjang malam...
Aku hanya bisa menunggu ibu kembali, sambil memastikan apa yang terjadi setelah aku pergi ke kamar...
KRET... suara pintu terbuka
Seketika saja aku bangun karena kaget dan juga sedikit cemas
"Vivian..." ucap ibu sambil berjalan ke arahku
"Ada apa bu?" ucapku dengan perasaan tidak tenang...
"Kamu tadi kenapa?" ucap ibu bertanya kepadaku...
"Vivian tidak apa-apa bu" ucap ku sambil mengalihkan pandanganku dari ibu
"Vivian, damar adalah anak yang baik. ibu tau saat dia masih kecil, dan orang tua damar juga adalah teman ibu dan almarhum ayahmu..." ucap ibu sambil duduk di samping ranjangku
Aku hanya bisa menunduk dan tidak berkata sepatah katapun...
"Bukankah vivian sudah berjanji pada ibu, vivian akan menemui damar..." ucap ibu sambil mengingatkan ku pada janji yang aku katakan beberapa hari yang lalu...
"Tapi,,, vivian belum siap bu..." ucapku gugup
"Belum siap kenapa vivian? " ucap ibu seraya bertanya kepadaku
"Vivian belum siap untuk menikah bu" ucapku sambil menahan air mataku...
"Apakah vivian ingin membuat ibu bahagia?..." ucap ibu sambil mengelus rambutku
"Tentu saja, vivian ingin membuat ibu bahagia..." ucapku sambil memegang tangan ibu.
"Kalau begitu, kenapa vivian malah mengecewakan ibu, bukannya vivian berjanji untuk bertemu dengannya..." ucap ibu sambil menunduk menahan kekecewaannya...
Aku tidak bisa mengatakan apa-apa, aku hanya di beri tahu ibu beberapa waktu yang lalu bahwa aku akan di jodohkan, entah siapa pria itu aku tidak tau.
Aku baru mengetahuinya hari ini, dan di hari ini pula dia datang melamarku. tentu saja diriku masih sedikit terkejut...
Walaupun aku telah berjanji akan mencoba untuk berbincang-bincang dengannya, tetap saja ini terlalu mendadak untuk ku, aku masih belum siap...
"Maaf kan vivian bu, tadi vivian hanya kaget... ibu tidak memberi tahu vivian kalau mereka akan datang" ucapku sambil membela diriku...
"Ibu tau apa yang vivian fikirkan, ibu mengerti perasaan vivian... mungkin vivian juga berfikir ibu jahat dan memaksa. tapi ibu lakukan ini demi kebahagiaan vivian sendiri" ucap ibu sambil menahan air matanya
"Tidak, ibu... ibu tidak jahat, ibu sayang sama vivian maka dari itu ibu melakukan semua ini untuk kebahagiaan vivian, ada juga vivian yang meminta maaf yang selama ini tidak bisa membahagiakan ibu..." ucapku sambil mengusap air mataku yang tidak terasa jatuh saat aku mendengar perkataan ibu tadi...
"Vivian, apa vivian tau apa keinginan ibu?..." ucap ibu seraya memberikan pertanyaan kepadaku
Aku hanya menggelengkan kepalaku, sambil menunggu apa yang ibu ingin ucapkan selanjutnya...
"Ibu hanya ingin melihatmu menikah dengan pria yang baik..." ucap ibu sambil menarik nafas, hendak melanjutkan perkataannya...
Aku hanya terdiam mendengar perkataan ibu, selama ini ibu tidak pernah memaksaku ataupun meminta sesuatu kepadaku, ibu selalu bilang bahwa selama ini dia bangga kepadaku tak terpikir olehku ibu bisa berkata seperti beberapa hari yang lalu, memintaku untuk bertemu dengan pria bernama Damar itu...
"Apakah kamu tau, saat ayahmu meninggal, ibu sudah tidak mempunyai alasan yang bisa membuat ibu bertahan, tetapi saat itu ibu teringat ibu masih memiliki seorang putri yang masih membutuhkan seorang pelindung, jadi setelah itu alasan ibu bertahan adalah,,,,
Ibu hanya hidup untuk bisa melihatmu dan juga melindungimu... tetapi ibu juga khawatir saat ibu meninggal nanti siapa yang akan menjagamu dan juga melindungimu..." ucap ibu sambil menahan air matanya...
Saat ibu mengatakan hal itu hatiku kacau, aku memang egois, aku hanya memikirkan diriku sendiri selama ini dan tidak memperdulikan perasaan ibu
Aku sudah tidak bisa membendung kegelisahan hatiku, selama ini ibu selalu melakukan yang terbaik untuk kebaikan ku dan juga selalu mengikuti apa keinginanan ku, tetapi saat pertama kalinya ibu meminta sesuatu kepadaku, malah ini balasanku untuk ibu...
"Ibu... maaf kan vivian, vivian salah" ucapku memeluk ibu sambil menangis...
"Jangan menagis vivian, kalau vivian tidak mau menikah dengan nak damar ibu tidak akan memaksa vivian..." ucap ibu sambil mengelus rambutku, seraya menenangkan diriku...
Aku tau apa yang ibu rasakan, ibu pasti menginginkan aku menikah dengan pria bernama damar itu... walaupun sulit bagiku untuk menerimanya, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mau membuat ibu kecewa
Selama ini aku belum bisa membuat ibu bahagia, mungkin ini yang bisa aku lakukan untuk membuat ibu bahagia...
"Ibu..." ucapku sambil menarik nafas panjang, berusaha bersikap tenang...
"Ada apa vivian? " ucap ibu sambil menatapku
"Vivian sudah memikirkannya, vivian bersedia menerima kak damar" ucapku sambil tersenyum
Aku melihat ibu tersenyum bahagia, aku pun lega melihatnya tersenyum kembali... tetapi tiba-tiba...
"Apakah vivian yakin... vivian jangan menerimanya hanya karena permintaan ibu, kalau vivian tidak bersedia ibu tidak akan memaksa" ucap ibu sambil memegang tanganku...
"Tidak bu, ini keinginan vivian sendiri, tidak ada paksaan dari siapapun" ucapku untuk menenangkan hati ibu
"Tapi,,, vivian tidak ingin terburu-buru, vivian ingin mengenalnya lebih dalam selama beberapa waktu, kalau boleh vivian ingin bertanya beberapa pertanyaan kepada kak damar untuk meyakinkan hati vivian..." ucapku memberikan syarat
Ibu hanya tersenyum dan mengangguk mendengar apa yang aku ucapkan...
"Kalau urusan itu tenang saja, ibu akan memberi tahu mereka..." ucap ibu sambil bergegas memegang ponsel
"Tapi, aku hanya ingin bertemu kak damar saja bu..." ucapku dengan nada tinggi
Ibupun terkejut mendengar perkataanku, seletah itu ibu tersenyum kembali...
"Baiklah, besok ibu suruh nak damar untuk menemui vivian... sekarang lebih baik vivian istrirahat dulu..." ucap ibu sambil berjalan keluar kamarku...
"Tapi janji ya, besok mau bertemu dengan nak damar..." ucap ibu yang hampir menutup pintu kamarku...
"Iya bu..." ucapku sambil tersenyum ke arah ibu...
lbu pun pergi meninggalkan aku...
Aku yang hanya sendirian di kamar terus memikirkan apa yang akan terjadi, apa yang harus aku katakan dan apa yang harus aku lakukan, itu membuat ku gelisah. Tetapi mungkin aku hanya bisa menunggu hari esok dan berjalan seperti yang seharusnya...
*Bersambung...
Keesokan harinya...
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, hari ini adalah hari dimana aku berjanji untuk bertemu dengan pemuda bernama Damar itu, aku memang besikap tenang dan terkadang tersenyum di hadapan ibu, tapi dilubuk hatiku yang terdalam aku masih merasa takut dan juga cemas, aku tidak dapat mengingkarinya...
Tidak tau apa yang akan aku katakan saat aku bertemu dengannya nanti, aku tidak peduli. kecemasan ini hanya membuat ku kehilangan kepercayaan diriku... perlahan-lahan aku mencoba untuk menenangkan diriku...
Aku menunggu pemuda bernama damar itu yang belum kunjung datang, aku berfikir mungkin dia tidak akan datang sehingga aku memutuskan untuk pergi ke kamar, tapi sebelum aku beranjak dari ruang tamu, tiba-tiba...
"Assalamu'alaikum..." ucap pemuda itu sambil mengetok pintu, dan berdiri di depan pintu
"Wa'alaikum salam..." ucap ibu yang menghampiri pemuda itu di depan pintu...
"Maaf bu, damar terlambat" ucap pemuda itu sambil bersalaman kepada ibu...
Aku yang terkejut akan kedatangannya hanya terpaku melihat pemuda itu di depan pintu
"Silahkan duduk nak" ucap ibu sambil mempersilahkan pemuda itu untuk duduk
"Terimakasih bu..." ucap pemuda itu sebelum akhirnya duduk di sofa
"Vivian sini..." ucap ibu sambil mengayunkan tangannya, mengisaratkan aku untuk duduk
Aku pun berjalan menuju sofa, dengan perasaan yang campur aduk, tetapi aku tetap memberanikan diriku...
Aku pun duduk di sofa
"Ini nak damar, silahkan diminum" ucap ibu sambil menyuguhkan segelas teh...
"Maaf sudah merepotkan ibu..." ucap pemuda itu dengan sungkan
"Tidak apa-apa nak, jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri..." ucap ibu sambil tersenyum
Saat melihat ibu tersenyum hatiku merasa senang, mungkin ini yang ibu inginkan selama ini, akupun tidak mau mengecewakan ibu lagi... pikirku
"Silahkan di minum dulu kak..." ucapku yang tidak bisa mengatakan apapun lagi
Pemuda itu meminum segelas teh yang ibu suguhkan kepadanya...
"Nak damar, vivian, ibu masih ada urusan di luar... kalian ngobrol-ngobrol dulu saja... " ucap ibu sambil berjalan keluar membawa dompet
"Ibu..." ucapku yang tidak rela ibu pergi
"Ibu mau pergi kemana?" ucap pemuda itu
"Ibu hanya pergi sebentar, vivian ngobrol saja dengan nak damar, ibu pergi dulu ya..." ucap ibu bergegas pergi meninggalkan kami...
Ibu pun pergi meninggalkan kami...
Aku sebenarnya tau, ibu pergi bukan karena ada urusan... tetapi sengaja pergi agar kami bisa berbincang-bincang. tetapi kepergian ibu membuat suasana menjadi canggung, di antara kami tidak ada yg saling bicara, hanya saling pandang dan tersenyum...
Sampai pada akhirnya...
"Ehem,,, namamu vivian kan?" ucap pemuda itu untuk mengawali pembicaraan
"Iya kak, nama saya vivian..." ucapku dengan gugup
"Apakah kamu tidak keberatan bertemu dengan saya seperti ini..." ucap pemuda itu
"t
"Ti..dak, saya tidak keberatan sama sekali, malahan yang mengajak kak damar untuk bertemu adalah saya sendiri..." ucap ku dengan sedikit gugup dan canggung
"Oh begitu..." ucap pemuda itu sambil tersenyum kearah ku
Aku yang salah tingkah tidak tau harus bicara apa lagi, karena memang tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan, tetapi di sisi lain aku masih penasaran tentang perasaan dia kepadaku, dan mengapa dia melamarku... itulah tujuan utama aku ingin bertemu dengannya.
dengan gugup aku memberanikan diriku untuk menanyakan hal itu kepadanya...
"Ehm,, kak damar apa boleh saya bertanya sesuatu?" ucapku dengan gugup
"Tentu saja boleh, apapun yang ingin kamu ketahui tanyakan saja kepadaku..." ucap pemuda itu dengan tenang
Aku tidak tau mengapa, tapi pemuda bernama damar itu seperti tau apa yang ada di fikiranku...
karena dia berkata seperti itu, aku pun tidak segan lagi untuk bertanya...
"Ehm,,, apakah kakak tertarik dengan saya?..." ucapku dengan gugup kepada pemuda itu
Pemuda itu tampak diam sejenak, mendengar pertanyaanku,,, kemudian...
"Uh,,, iya... aku tertarik kepadamu..." ucap pemuda itu yang mulai salah tingkah
"Kita kan baru bertemu kemarin, bagaimana bisa kakak langsung menyukaiku?" tanya ku penasaran
Pemuda itu tampak sedikit tegang, namun tetap tenang...
dia menghela nafasnya sebentar,,, lalu...
"Aku akan berkata jujur kepadamu vivian..." ucap pemuda itu yang mulai berani menatap wajahku...
"Silahkan, apa yang ingin kakak katakan maka katakan saja sejujurnya, apapun yang akan kakak katakan saya tidak akan tersinggung..." ucapku dengan tenang, karena aku tau mungkin saja kak damar ingin menikahiku karena paksaan dari orang tuanya juga, jadi mungkin saja kak damar ingin menolak pernikahan ini...
Kalau aku yang menolak pernikahan ini, mungkin saja ibu akan kecewa, tetapi kalau pemuda ini yang menolak mungkin saja ibu tidak akan menyalahkan aku...
Saat ini aku merasa sedikit tenang, karena aku tau mungkin saja dia juga ingin menolak untuk menikahiku...
Tetapi tiba-tiba...
*ikuti terus kisah selanjutnya ya...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!