NovelToon NovelToon

Oh My Dev-iil

Monster

Wusshhhhh....

Angin berhembus menerpa dedaunan, aroma dedaunan yang hijau, aroma bunga bunga liar menyeruak memenuhi udara, angin berhembus dengan indah bagaikan selendang putih yang melambai-lambai menyelimuti seluruh permukaan bumi.

Sraaaakkk....

Suasana tegang menyelimuti area pemukiman. Pertumpahan darah terjadi, kepala demi kepala di penggal, seekor Monster mengamuk menghancurkan dan membasmi setiap objek yang ada di depannya.

"Arrhhhhhh.........tolooong!!!"

Teriakan meminta tolong, jeritan demi jeritan menggelegar di area pemukiman itu. Hancur, semuanya hancur bersimbah darah. Tanah tidak lagi hitam, merah semuanya merah bau amis tercium dimana mana.

Seekor Monster raksasa penuh bulu, wajahnya yang menyeramkan, matanya merah dan besar, giginya tajam dan runcing yang bersiap untuk mencabik-cabik mangsanya, tubuhnya tinggi sekitar 8 meter, perutnya besar, ekornya bagai cambuk dengan gerigi di masing-masing sisi bersiap untuk menusuk siapa saja yang menjadi targetnya.

Kukunya panjang dan hitam, otot-otot tubuhnya kekar dan besar bahkan suara nya memekakkan telinga, kakinya ada enam dan tanduknya besar tajam.

"Graaahhhhhhh....Arhhhh...Ahahhahahaha kalian semua akan menjadi makananku," ucap Monster hitam itu sambil tertawa dengan suara melengkingnya yang memekakkan telinga.

Tukk

Takk

Tukk

Takk

"Ahahahah kemari kau...,"

Sreeppp....slurrppp..

"Arhhhh....jaangaaann....eerhhh...akh.." jeritan kematian kembali menggelegar.

Ada seorang ibu tua berlari bersama anak lelakinya yang sudah dewasa.

"Ayo bu, naik ke punggung Dev, ayo cepat biar Dev gendong!" Ucap pria itu.

"Tapi kamu nanti kelelahan nak," tolak si Ibu.

"Sudah ayo bu, Cepatlah!" Pinta Dev pada sang ibu, dia berjongkok di depan Ibunya agar sang Ibu naik ke punggungnya.

Ibunya yang biasa disapa Nyonya Anne naik ke atas punggung sang anak.

Tap..

Tap ..

Tap

Pria muda berusia 28 tahun itu berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari Amukan Monster yang datang entah dari mana.

Monster besar itu mengejar dan berlari memburu para manusia yang menjadi makanan kesukaannya.

"Hahahahha," suara menggelegar nya memenuhi pemukiman itu. Para warga berlari pontang-panting kesana kemari mencari perlindungan.

Rumah tak lagi aman, dalam sekali pukulan rumah rumah itu hancur berkeping-keping. Anak anak menjadi mangsa paling mudah di tangkap.

"Ayo bu, ayo..." Ucap Dev berlari terengah-engah mencari tempat untuk berlindung.

Namun....

Sreeeeerrtttt

Seorang perempuan terjebak di depan monster hitam yang disebut warga sebagai penghuni kegelapan.

"Hahahah, hmmm gadis cantik mangsa yang antik hahahhah, kemari kau!!" Ucap Monster itu.

"Arhhh... jangan!!" Teriak gadis itu berlari kesana kemari, Dev dan Nyonya Anne seketika berhenti saat melihat monster di depan mereka.

"Ayo lari nak!!" Teriak nyonya Anne histeris.

Dev berlari mencari jalan lain, namun ekor Monster itu menghalangi jalan mereka dengan duri duri tajam yang siap merobek kulit mereka.

"Hahahhaha jangan pikir kalian bisa lari dari hadapanku!!" Ucap Monster itu dengan seringai di wajahnya sambil menggenggam gadis tadi di tangannya.

Glekk

Dev dan Nyonya Anne menelan kasar Saliva mereka. Dev masih menggendong ibunya, ayah dan saudara perempuannya sudah mati dilahap monster mengerikan itu.

"Pergi kau monster gila....pergi kau!!!" Teriak Dev marah dia mengingat bagaimana sang ayah dan adik perempuannya di lahap oleh monster itu.

"Lepaskan aku Monster bau!!" Teriak gadis itu meronta-ronta dalam genggaman tangan monster itu.

"Hahahahah, hari ini adalah hari besarku, makan banyak yang banyak hahaah," Monster hitam berbau busuk bekas darah itu tertawa terbahak-bahak.

Monster bau dengan air liurnya yang menetes ke mana mana membuka mulutnya lebar-lebar. Dev dan Ibunya juga di jeratnya dengan tangannya yang satu lagi.

Sraaakkkk

Tiba tiba cahaya menyilaukan menghentikan monster itu.

"Lepaskan mereka Alifer!!" Suara dari cahaya putih itu membuat monster itu menyeringai.

"Jangan ganggu aku, Dewa kehidupan selalu merusak mood ku cuihh!!" Balas Alifer si monster hitam dewa kematian.

Straaappp...

Sreeekkkk

"Arhhhh....apa yang kau lakukan Xavieerr!!!" Teriak Alifer saat Xavier si dewa kehidupan memotong tangan monster dimana Alifer berdiam.

"Cihhh..kau memakai tubuh seekor anjing dan membuatnya menjadi seburuk ini, seharusnya kau tidak mempercepat kematian yang hidup, selama mereka masih hidup mereka adalah tanggung jawabku Alifer!!" Ucap Xavier yang berubah menjadi seekor burung merpati putih.

"Diam kau Xavieerrr !!!" Teriak Alifer, terjadi pertarungan sengit antara kedua makhluk itu, Xavier mengubah dirinya menjadi seekor naga putih dan menyerang Alifer bertubi-tubi.

"Arghhhhh.." teriak Alifer saat kepalanya di tusuk oleh Xavier.

Sementara itu Dev, Ibunya dan gadis tadi berusaha melepaskan diri dari mereka.

"To...tolong kami," teriak Dev, kakinya terjepit duri tajam tangan Alifer yang terpotong, sedang ibunya tak sadarkan diri.

"I..ibu ibu bangun Ibuuu!!" Teriak Dev saat melihat Ibunya tidak sadarkan diri.

Gadis yang berada di tangan lain langsung meronta-ronta dan melepaskan diri dari tangan yang terpotong itu. Dia berlari ke arah Dev dan Ibunya.

"Ayo cepat,kau bisa berjalan kan!" Ucap gadis itu.

"Arghh...kakiku...kakiku sangat sakit," teriak Dev.

"Bawa ibuku, cepat pergi tolong jaga ibuku nona!!" Ucap Dev, kakinya tak bisa di gerakkan.

"Ohh jangan begitu, ayo cepat kau pasti bisa erghhh...," Ucap Gadis itu, dia sekarang sedang menggendong nyonya Anne yang tidak sadarkan diri di punggungnya.

"Pergilah, aku akan menyusul kalian...arghh...kumohon selamat kan ibuku!!" Teriak Dev.

"Hohoho drama yang menyedihkan, " ucap Alifer yang kini berdiri di hadapan Dev dan kedua perempuan itu.

Xavier terkapar di atas tanah dengan wujud manusianya. Tubuhnya penuh luka, ternyata Alifer semakin kuat setelah memangsa tubuh manusia. Kekuatannya di dapatkannya dari darah manusia yang dimakannya.

" Pergi cepat!!!" Teriak Dev yang berusaha bangkit berdiri dengan kakinya yang tertusuk.

"Tidak semudah itu!!"ucap Alifer.

"Kumohon biarkan mereka pergi, biarkan ibuku selamat!!!" Teriak Dev memohon belas kasih pada monster tanpa hati itu.

"Tidak ada belas kasihan, kalian akan jadi makananku!!" Teriak Alifer.

Crakkkk

Alifer melilit tubuh Nyonya Anne dan gadis bernama Bella itu dengan ekornya dan Dev di angkatnya dengan tangannya.

"Arghhhh....lepaskan kamiii!!" Teriak Bella kesakitan saat bulu bulu tajam itu menusuk permukaan kulitnya.

Sebuah kalung berbentuk bintang terjatuh tepat di kepala Xavier yang terjatuh di sisi lain.

"Kalungkuuu!!!" Teriak Bella,dia lebih mengkhawatirkan kalung pemberian mendiang Ibunya dari pada dirinya.

"Kalung Dewa Keselamatan !" Ucap Xavier saat merasakan energi yang berbeda dari kalung bintang itu.

"Tolong lepaskan kami, kumohon!!!" Pinta Bella yang menangis histeris dan ketakutan, Dev semakin melemah, tubuhnya penuh luka dan tulang tulangnya remuk.

Xavier mencoba berdiri, dia memakai kalung itu. Seketika cahaya ungu dan putih menyeruak di seluruh tempat itu membutakan mata siapa pun yang melihatnya.

"Maatiiii Kauuuuu Aaalifeerrrrr!!!" Teriak Xavier yang sudah berdiri dengan tombak as di tangan kanannya.

Sraaakkkk...

Tombak emas itu di lemparkan hingga menusuk jantung Aliferr yang bersiap siap akan memangsa Ketiga manusia di tangannya.

"Arghhhhh....Xavier siiaalaaan!!!" Teriak Alifer.

Perlahan-lahan tubuhnya hancur, Alifer tak berdaya, nyonya Anne terjatuh ke tanah dan tertusuk ekor Alifer sehingga dia kehilangan nyawanya.

Dev hancur, tubuhnya rusak namun dia masih bernyawa dan Bella, dia terlempar ke atas pohon dan tidak sadarkan diri.

"Ku kutuk tempat ini menjadi hutan belantara untuk selamanya dan kau akan menjadi penghuninya, jadilah Burung hantu ,burung penjaga hutan belantara yang tidak akan disentuh, tak akan ada yang bisa mengembalikan rupamu!!! "

"Terkutuklah kauuuu!!! Kau adalah saksi bahwa kebesaran seorang Alifer pernah bertahta di dunia ini!" Tambahnya.

" Selamanya kau akan hidup menjadi burung Hantu, hanya cinta sejati dari air mata seorang perempuan yang akan mengembalikan rupamu, sampai saat itu kau akan hidup dalam kutukan sebagai Roh burung hantu, kau akan dilambangkan sebagai kematian!! Tugasku akan dilanjutkan olehmu! " Teriak Alifer sebelum tubuhnya hilang dan hancur disertai dengan kobaran api merah yang membakarnya.

Xavier terbang tinggi dan menarik tongkat itu lalu mengarahkan roh Alifer menuju guci keramat yang selalu di bawanya.

"Sraaakkkk...

Roh dewa kematian masuk dan dikunci dalam guci keramat itu, tak akan ada yang bisa membukanya bahkan Xavier sendiri tidak akan bisa membuka benda itu.

"Argghhh....." Dev berteriak kesakitan, cahaya hitam super kuat masuk ke dalam tubuh Dev membuat pria itu merasakan sakit yang luar biasa, roh kutukan berdiam di tubuh Dev dan mengubahnya menjadi seekor burung hantu yang sangat menyeramkan.

Pemukiman itu seketika berubah menjadi hutan belantara yang gelap, tubuh tubuh orang mati berubah menjadi pepohonan, tak ada pemukiman yang ada hanya pepohonan yang sangat gelap.

Cahaya putih dari kalung bintang itu mengambil Roh Bella yang sudah tidak bernyawa dan membawanya terbang jauh ke angkasa.

Xavier berjalan mendekati Dev yang kini menjadi seekor burung hantu yang sangat menyeramkan.

"Maafkan aku wahai manusia, kau harus menanggung kutukan ini, pakai lah kalung ini dan temukan pemiliknya maka kau akan kembali menjadi manusia seutuhnya jika memang cinta sejati itu ada," ucap Xavier dalam wujud manusianya.

"Ku berkati kau Dengan kekuatan penjaga, gunakanlah kekuatan itu dengan baik, lindungi lah siapa saja yang tersesat dalam hutan ini, dan hancurkan lah mereka yang berperilaku jahat," ucap Xavier.

"Kau dewa kehidupan kan, tak bisa kah kau menyelamatkanku dari kutukan ini? Arhhhhh bahkan ibuku mati di hadapan ku, bantulah aku!!" Ucap Dev yang berbicara dalam wujud burung hantu.

"Hanya syarat yang diucapkan Alifer yang bisa menyelamatkanmu anak-Ku, temukanlah dia, kau bisa berubah menjadi manusia atau apa pun untuk membantu pencarian mu, kau akan bertanggungjawab untuk mengumpulkan roh orang mati di hutan ini," ucap Xavier.

"Jagalah hutan ini, sebab roh orang mati akan terkunci di tempat ini," ucap Xavier yang mulai menghilang dari pandangan Dev.

"Tu.. tunggu, jangan tinggalkan aku!!"teriak Dev saat Xavier perlahan menghilang.

"Arghhhhh...."teriak Dev marah, mata merahnya mengkilat, bulu bulunya mengembang, sayapnya di bentangkan selebar mungkin.

Sementara itu, cahaya putih yang membawa Bella berkelana terus menerus untuk menemukan tubuh yang tepat bagi roh itu..

Wishhhh.....wusshhhhh

Ratusan tahun cahaya putih itu masih berkelana mencari tempat barunya.

Cahaya itu terbang ke angkasa raya dan berubah menjadi bintang sembari mengamati tubuh baru untuk Roh gadis yang ternyata adalah keturunan Dewi keselamatan.

.

.

.

Like, vote dan komen 😊😊😊😉

Debora

Seribu tahun setelah kejadian itu berlalu, cahaya itu akhirnya menemukan tempatnya.

Angin berhembus lembut, malam hari yang dipenuhi dengan bintang bersinar benderang di atas langit Eropa. Kilauan bintang yang sangat indah mengiringi kelahiran seorang putri cantik yang tak diinginkan.

Oekk ...oek ..oekk....

Terdengar suara tangisan bayi perempuan memenuhi ruangan persalinan itu. Tampak sang Ibu masih terlelap karena pengaruh bius, perawat membersihkan tubuh si bayi mungil yang cantik dan rupawan itu.

"Selamat tuan, bayinya perempuan," ucap Dokter yang menangani persalinan tersebut.

"Aku tau,..arkhh sial!" Umpat pria itu, dia tidak mau melirik anaknya sama sekali membuat petugas medis dalam ruangan itu geleng-geleng kepala.

Setelah di bersihkan, bayi mungil nan cantik itu dibawa mendekati sang Papa namun pria itu menolak menggendong darah dagingnya sendiri.

"Letakkan saja dia, kalian urus istriku dengan baik, jangan sampai dia kenapa kenapa, jika sampai terjadi sesuatu awas kalian!!" Tegas pria berkumis tebal itu.

"Baik tuan Miller!" Ucap para petugas medis itu.

Perawat yang membersihkan bayi kecil tadi menggendong bayi itu keluar dan membawanya memasukkannya ke dalam ruangan bayi.

"Kasihan sekali dirimu anak-Ku, biar ku berikan hadiah untukmu," ucap perawat itu sambil tersenyum memandang wajah tak berdosa itu.

Diangkatnya tangannya ke atas seraya membuka ruang di langit-langit ruangan itu.

Winggg...wishhhh.

Tampak ratusan bintang berjejer di atas langit itu, cantik sangat indah, hanya mereka yang bisa melihatnya.

Bayi yang belum bisa melihat itu di beri anugerah untuk melihat alam lain, membuatnya bisa menikmati pemandangan alam yang begitu indah yang tak akan pernah dinikmati oleh manusia lain.

"Kamu suka?" Ucap perawat yang kini berubah menjadi sosok seorang dewa dengan rambut putih panjang, janggut panjang, baju putih selembut sutra menjuntai ke bawah melambai-lambai akibat terpaan angin yang tidak dingin.

Dia mengarahkan tongkatnya ke langit. Sebuah cahaya kehidupan bergerak di atas langit, cahaya yang membawa roh sang Dewi Keselamatan menari dengan indah di atas langit.

Swingg

Swooshhhh

Angin berhembus lembut, cahaya putih dengan ekor panjang itu semakin mendekat, mendekat dan mendekat.

Drapp

Sreepp

Cahaya itu masuk ke dalam tubuh bayi mungil itu dan memberikan tanda bintang di leher bayi cantik nan mempesona itu.

"Terimalah tempat barumu, kalian akan segera bertemu, dan semuanya kembali dengan normal, dan roh roh itu akan kembali ke tempatnya, Dewa kematian tidak akan mengikat kalian dengan kematian," ucap orang itu.

"Ku anugerahkan padamu kemampuan berbicara dengan hewan dan makhluk lain, ini akan membantumu menemukan dia yang terkutuk, " ucapnya lagi.

"Tanda ini akan membawamu kepadanya yang telah ditakdirkan untuk mu," ucapnya sambil menyentuh bagian leher bayi kecil itu.

Sekali lagi dia mengarahkan tongkatnya ke atas lagi dan saat itu juga suasana kembali seperti semula.

Woshhh....

Semuanya kembali seperti semula, suster itu keluar dari ruangan bayi sambil tersenyum.

Di sisi lain dunia itu, di sebuah hutan belantara yang tertutup dengan pepohonan yang sangat rapat dan rindang, suasana yang suram, dingin, mencekam hanya ada kegelapan terlihat seorang pria dengan pakaian hitam dan jubah keemasannya yang menjuntai ke tanah sedang duduk menunggu para roh yang akan diikat di hutan itu.

Swingg.....

Kalung bintangnya bersinar untuk pertama kali setelah seribu tahun dia berada dalam wujud menyeramkan itu, wajahnya tampan berkharisma hanya saja...

Di balik punggung terpasang sepasang sayap dengan bulu menjuntai, kuku kukunya tajam dan panjang, kulitnya putih bersih hanya saja sangat menyeramkan.

Dia bukan manusia dia hanya Roh pelindung hutan Roh itu, dia adalah Dev atau lebih tepatnya Devara Christopher Nolan yang dikutuk seribu tahun lalu oleh sang Dewa kematian.

Dev menatap kalungnya, dia terperanjat dari singgasananya yang dibangunnya di dalam kastil hutan gelap itu.

"Sudah muncul!" Ucapnya sambil memegang kalung itu, kalung yang diketahuinya adalah milik gadis cantik yang membantunya menggendong ibunya dulu namun naas dia juga tak tertolong.

"Kau tak akan menemukannya!"

"Ck..sialan, kau lagi!" Geram Dev yang berbicara pada makhluk hitam yang bersemayam di dalam tubuhnya.

"Hahahahah, kutukanmu tidak akan patah Dev, terimalah nasibmu sebagai penerus Dewa kematian dan terimalah aku maka akan kubantu kau menjadi lebih berkuasa atas dunia ini," ucap Roh hitam itu.

"Hahahah, jangan mimpi Demon! Setelah aku mendapatkannya, sosok pertama yang akan kuhancurkan adalah dirimu iblis yang membuatku tersiksa selama ribuan tahun!" Ucap Dev menyeringai sambil menatap roh yang berdiri di depannya itu.

"Ck...tak ada cinta sejati di dunia ini, jika ada maka kau sudah menemukannya sejak dulu!" Ucap Demon yang terkunci dan terikat dalam tubuh fana Devara.

Demon adalah roh yang ditinggalkan oleh Alifer sebagai kutukan untuk Dev, roh ini tak punya kekuatan apa pun tetapi dia selalu mempengaruhi Dev bahkan sampai merusak konsentrasinya.

"Ck.. diamlah, aku tak mau mendengar ocehan mu!!" Ketus Dev yang sudah hidup ratusan tahun mendengar bujuk rayu yang sama dari Demon.

"Sekali tidak tetap tidak!" Tegas Dev sambil menatap kerumunan roh yang dipanggil menuju hutan belantara itu.

"Tugasku banyak, sepertinya ada kecelakaan lalu lintas, hmm sudah berapa lama aku tidak ke kota?" Gumamnya sambil menatap gerombolan arwah itu.

Dev berdiri dan menyambut para arwah yang di tuntun oleh burung hantu lain untuk sampai ke tempat keramat itu.

Dave menyeringai, dia melihat banyak roh jahat disana membutanya semakin bersemangat untuk memberi sedikit pelajaran pada mereka.

Dia mengeluarkan sihirnya melalui tangannya.

Swingg ......

roh roh itu terangkat dan terpisah satu dengan yang lain, Roh orang-orang baik ditempatkan langsung pada pohon mereka masing masing sedangkan roh orang jahat di berikan sedikit pelajaran terlebih dahulu.

Dua puluh dua tahun kemudian,

di benua Eropa di negara Jerman peradaban sudah canggih, teknologi semakin berkembang berbeda jauh dengan jaman sebelumnya.

Di sebuah rumah mewah bergaya Eropa klasik terlihat seorang gadis berparas cantik dengan rambit keemasannya sedang berbicara dengan hewan ternak di belakang rumah itu.

"Hai pak Sapi, apa kabar pagi ini?" Sapa gadis yang akrab di panggil Debora itu.

Moo.... Moo.....

Terdengar suara sapi itu menyahut sapaan Debora, Bora tersenyum manis.

Kokok petokok...koko petokok,

suara Ayam menggelegar kegirangan saat Bora tiba di peternakan belakang itu.

"Halo ibu ibu ayam, ada gosip apa pagi ini?" Sapa Bora pada ayam ayam di dalam kandang itu.

Jika orang biasa mendengar maka mereka akan berpikir kalau gadis berambut pirang itu sudah gila karena setiap hari selalu tertawa dan bercanda bersama hewan hewan dimanapun dan kapanpun dia menemukan hewan.

Bora mendekati ayam ayam itu dan mendengar apa yang mereka katakan.

"Petokk.. petokk...Black lagi patah hati Bora, pacarnya pergi ke luar negeri," jawab si ayam sambil menunjuk Black anjing Husky peliharaan di rumah besar itu.

"Pfftttthhh hahhaha, kasihan kamu black, terakhir kali cintanya bertepuk sebelah tangan hahahhaha," tawa Bora.

"gukk..gukk..aishh.. jangan ejek aku, aku sedang kesal," rengek Black si anjing Husky yang banyak dramanya.

"Hahahha, ya sudah black nanti cari lagi yang lebih bahenol masih banyak hahah," ucap Bora sembari menuangkan makanan ayam ke dalam tempat nya.

"Kalian makan dulu oke, aku mau cek keluarga kelinci dulu!" Seru Bora.

"Terimakasih Bora!" Seru para ayam yang mendapatkan makanan mereka.

Debora berjalan dengan riang diikuti Black yang masih galau karena ditinggal pergi pacarnya.

Di sisi lain, dua orang perempuan berparas ayu menatap sinis ke arah Bora.

"Ck... lihatlah Mom, dia kembali seperti orang gila, berbicara dengan hewan, sungguh memalukan!" Ledek gadis itu.

"Ck...sudah Gretta jangan pedulikan anak sialan itu, biarkan saja dia mengurus peternakannya itu tak usah ganggu dia atau kita akan terkena amukan paman dan kakakmu," ucap wanita yang lebih tua yang merupakan Mama kedua gadis itu.

"Kenapa Mom dan Daddy begitu membencinya?" Tanya Gretta.

"Kau ini pikun atau bagaimana Gretta berkali-kali Mom jelaskan nggak ngerti juga," gerutu wanita yang biasa disapa Nyonya Miller itu.

"Dengar ya, adikmu itu bukan anak yang kami harapkan, saat dia dalam kandungan kami berharap dia adalah anak laki-laki agar kamu menjadi satu-satunya anak perempuan kami, tapi ternyata saat USG dia berjenis kelamin perempuan, Dadmu sangat membenci hal itu," ucap Nyonya Miller.

"Bukannya dia juga darah daging kalian Mom?' ucap Gretta.

"Ck... Kami tak pernah mengharapkan kehadiran anak perempuan, cuma kamu yang kami akui, seharusnya kamu punya dua saudara laki-laki tapi dia menghancurkan impian Dad dan Mom," ucap Nyonya Miller dengan wajah kesal.

"Kalau mom dan Dad sebenci itu pada Debora artinya kalian juga benci oada Gretta,"lirih gadis itu.

"No sayang, kamu berbeda, kamu adalah anak yang sesuai dengan harapan kami, kamu dan kakakmu adalah anak yang sesuai dengan keinginan kami, tetapi dia, dia bukan yang kami mau,sudah jangan bersedih," ucap Nyonya Miller.

"Gretta sayang Mom," ucap gadis itu sambil memeluk Momnya dengan senyum kemenangan menatap sinis ke arah Bora yang sedang bermain dengan kelinci.

"Mom juga sayang Gretta," balas Nyonya Miller.

.

.

.

Like, vote dan komen 😊😊😊😉

Jerman

Aroma rerumputan yang khas menyeruak di atas bumi Jerman. Debora sedang berdiri di depan halte bus menunggu bus untuk berangkat ke sekolah.

Gadis cantik mempesona, ramah, pemberani dan ceria itu tersenyum menghadapi hari harinya sebagai seorang mahasiswa di kampus ternama di negeri itu.

Rambut pirangnya yang panjang di gerai, dia memakai kaos lengan panjang berwarna putih, jeans hitam dan kemeja kotak-kotak hitam putih yang diikatkan di pinggangnya.

Seekor burung merpati hinggap di bahu gadis cantik itu. Meski dia tidak di beri kasih sayang oleh Tuan dan Nyonya Miller, dia mendapatkan kasih sayang dari hewan-hewan yang di ajaknya bicara.

Selain itu ada Pamannya yang begitu menyayangi dan menyediakan semua kebutuhannya disaat kedua orangtuanya tidak peduli sama sekali dengan dirinya.

Orang-orang mengatainya aneh, si gadis Hantu dan tidak waras. Selain bisa berbicara dengan hewan, Bora juga bisa melihat segala sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa, jadi hidupnya tidak pernah kesepian.

"Hai Merpati cantik, siapa namamu?" Sapa Bora pada merpati putih dengan Tengger seperti mahkota di kepalanya, bagaimana bisa ada merpati seindah itu di Eropa pikir Bora.

Tiba-tiba seseorang menarik bajunya dari belakang. Tapi tak ada siapa siapa disana, namun gadis itu tersenyum seperti sedang menyapa seseorang.

Ahh... Ternyata Roh gentayangan yang belum menemukan rumahnya.

Bora menunduk sambil tersenyum, orang-orang bergidik ngeri melihat Bora yang senyum-senyum sendiri dan berbicara sendiri, tak ada merpati dan tak ada siapapun di dekatnya.

"Halo adik kecil, apa burung cantik ini milikmu?" Sapa Bora yang cuek saja dengan pandangan orang-orang di sekitarnya, dia sudah biasa mendapatkan penghinaan seperti itu dari orang-orang, jadi bukan masalah besar baginya.

Saat dia menyapa roh itu, sosok seekor elang dengan bulu-bulu tebal berwarna cokelat keemasan sedang bertengger di atas pohon menatap Bora yang bercakap-cakap dengan roh yang akan dijemput nya.

"Halo kak, apa kakak bisa melihatku?" Sapa roh anak kecil itu, wajahnya tampak pucat, pakaiannya berlumuran darah dan berbekas ban sepeda motor, sepertinya dia korban tabrak lari di sekitar jalanan itu.

"Halo juga adik tampan, tentu kakak bisa melihat anak setampan dirimu," sapa Bora sambil tersenyum.

"Apa aku boleh ikut dengan kakak?" Tanya roh itu.

Bora berjongkok, dia tersenyum menatap roh itu, tangannya bergerak menyapu rambut hitam roh anak kecil itu.

Bora mengambil roh burung merpati itu dari bahunya lalu menyerahkan nya pada roh anak kecil itu.

"Jangan ikut Kakak ya, nanti akan ada yang menjemput kamu, kamu kangen kan dengan orangtuamu? Lihat disana... Apa itu mereka?" Ucap Bora sambil menunjuk dua sosok roh yang berdiri di arah jalan yang lain.

"Mom, Dad!" Seru anak itu sambil tersenyum ceria, seketika darah di pakaiannya menghilang begitu saja.

" Pergilah, sampai jumpa di alam lain," ucap Bora.

"Ahh... terimakasih sudah menjaga Kiki ya kak, sampai jumpa lagi," ucap Anak itu sambil mengelus burung merpati yang bernama Kiki itu, burung merpati tanpa kepala dan anak tanpa lengan, menyeramkan!

"Bye, sampai jumpa," ucap Bora sambil berdiri dan menegakkan badannya.

Bersamaan dengan perginya roh anak kecil itu, burung hantu itu mengikutinya dari belakang dan menghilang bersama mereka.

Bora melirik kepergian arwah itu, dia tersenyum sekaligus sedih.

"Kasihan sekali,di usia semuda itu harus meregang nyawa karena kesalahan manusia manusia berengsek itu!" Batin Bora sambil menatap roh geng motor yang juga mati di jalanan itu.

Lama dia menatap Jalanan itu, semakin banyak roh berkumpul disana, dia tidak takut, karena roh roh itu sama sekali tidak bisa menyakitinya.

Sraaakkk..

Swiiingg....

Wouhhsshh...

Seketika gerombolan roh burung hantu yang tak kasat mata menyambar roh roh itu dan membawa mereka hilang bersama sama menuju tempat mereka seharusnya.

"Wahhh.....terjadi lagi, kemana sebenarnya para roh itu di bawa?" Batin Bora.

Kejadian seperti ini selalu dia lihat, setiap kali Bora pergi ke daerah yang rawan kecelakaan, maka arwah penasaran akan berkerumun di sana, mungkin karena gadis itu lahir dengan tanda bintang yang menarik perhatian para roh.

Tin.. tin

Sebuah mobil sport berhenti di depan Bora. Seketika Bora tersenyum manis saat melihat kakak laki-laki yang begitu menyayangi nya berhenti di depannya.

"Bora, let's go!" Ajak pria yang hanya beda tiga tahun dengan Bora, mereka kuliah di universitas yang sama.

"Wah thanks kak Brian!" Ucap Bora sambil masuk ke dalam mobil Brian.

"Kenapa kamu bengong di jalanan hmm? Apa melihat mereka lagi?" Tanya Brian yang sudah mengemudikan mobil sport nya.

"Heheh, kakak tau aja, tadi di jalanan itu ada banyak kak, tapi seperti sebelumnya mereka dibawa roh burung hantu," ucap Bora sambil memasang seat belt nya.

"Hmm... Baiklah, tapi kalau kamu di ajak jangan mau, entar kamu hilang lagi, bisa gila kakak," ucap Brian.

"Hahaha, siap kakak bos!" Ucap Bora terkekeh.

Brian mengacak-acak rambut Bora dengan Gemas. Diantara keluarga kandungnya hanya Brian yang menyayangi dan percaya dengan apa yang dilihat dan dirasakan oleh adiknya.

Meski tuan dan nyonya Miller serta Gretta membencinya tapi tidak untuk Brian dan keluarga Paman mereka, orang-orang ini sangat menyayangi Bora.

Sementara itu di hutan belantara yang disebut dengan nama hutan kematian tempat tinggal para roh, Dev duduk menyeringai saat melihat burung hantu yang merupakan anak buahnya membawa banyak roh ke tempat menyeramkan itu.

"Sepertinya tugas kalian begitu mudah akhir-akhir ini, apa ada sesuatu yang kulewatkan?" Tanya Dev pada burung hantu berwarna keemasan yang sama dengan burung hantu yang mengawasi Bora saat di halte bus.

Swingggg...

Woshhh

Dev menggunakan sihirnya dan mengubah burung hantu itu menjadi sosok manusia, dia lebih suka berbicara dengan sosok manusia daripada burung hantu yang menurutnya sangat jelek.

"Ada seorang wanita yang membawa aura negatif dan positif bersama dirinya, sehingga memancing para roh untuk berkumpul di tempat dimana gadis itu berada," jelas sosok pria itu.

" Ahhh... Seorang gadis? Coba ceritakan padaku Frank!" Ucap Dev merasa tertarik, meski sebelumnya dia sudah menemui banyak orang dengan cerita yang sama, bisa melihat roh dan berbicara dengan roh namun selalu bernasib tragis, entah gadis ini akan sama pikirnya.

"Gadis itu berbicara dengan roh anak kecil yang merupakan korban tabrak lari, dan berbicara dengan roh burung merpati tanpa kepala, dia tidak takut sama sekali, namun anehnya tak ada roh yang berani menyakiti gadis itu, berbeda dengan orang-orang sebelumnya," jelas Frank.

"Hah? Berbeda? Apa roh roh itu tidak masuk ke dalam tubuhnya?" Tanya Dev penasaran.

"Tidak tuan, saat saya melihat gadis itu berbicara dengan roh itu, ada beberapa roh jahat yang berusaha masuk ke dalam tubuhnya namun semuanya terpental jauh seperti ada yang melindunginya gadis itu tuan," jelas Frank lagi.

"Hohohoh.... Menarik, ini cerita yang menarik setelah seribu tahun dengan cerita yang sama," kekeh Dev.

"Apa dia melihatmu?" Tanya Dev.

"Sepertinya tidak tuan, dia tidak menyadari keberadaan saya," jawab Frank.

"Aku jadi penasaran dengan sosok gadis itu, Frank pergilah, coba cari tau lebih banyak tentang gadis itu, ini sangat menarik, aku sedang malas bepergian ke kota," ujar Dev.

"Banyak manusia sampah yang harus dibasmi,aku tidak tahan melihat penyiksaan," ucap Dev.

"Tuan,apa saya tidak salah dengar tuan,?" Ucap Frank tak percaya dengan kata-kata tuannya, sebab Dev adalah penyiksa paling kejam sejagat raya, meski dia hanya menyiksa roh orang jahat tentunya setimpal dengan perbuatannya.

"Ck.... Hahhahaha kau tak bisa diajak bercanda Frank, sudah sana lakukan tugasmu," kekeh Dev yang ketahuan bercanda oleh asistennya.

Frank menunduk hormat, dia merasa heran dengan sikap tuannya yang memang asik diajak bicara itu, berbeda dengan apa yang manusia pikirkan tentang penunggu hutan itu.

Hutan kematian dirumorkan memiliki penunggu hutan yang buas dan menyeramkan bagai iblis, matanya merah, giginya tajam, tubuhnya besar, wajahnya seram, sehingga tak ada satu manusia pun yang berani masuk ke hutan belantara itu.

Jika ada yang masuk kesana, maka mereka tidak akan bisa keluar. Namun semua itu tidak sesuai dengan apa yang terlihat di dalam hutan belantara itu.

.

.

.

Like, vote dan komen 😉😉😊😊😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!