Di bawah rintik hujan, seorang gadis bernama lengkap Anna Shanum tengah berjalan dengan cepat. Dia adalah seorang mahasiswi di sebuah kampus yang terkenal di kota ini.
Sambil membawa payung, Anna sesekali dia melihat jam tangan yang ada di tangan kirinya sambil bergumam. "Wah, aku telat, mana hujan lagi." gumam Anna.
Dia adalah seorang gadis manis bertubuh berisi, berkulit putih, memakai kacamata dan dengan tinggi sekitar 165 cm.
Anna berjalan tergesa-gesa sambil menuju ke minimarket. Sesampai di minimarket dia menyapa salah satu karyawan "Hai, maaf aku terlambat sedikit." ucap Anna dengan lembut.
Karyawan minimarket yang di sapanya bernama Isha , "Cepet ganti seragam Anna." kata Isha.
"Baiklah." jawab Anna seraya masuk ke ruangan ganti baju.
Anna bekerja paruh waktu di minimarket karena keinginannya sendiri. Sebenarnya Anna berasal dari keluarga kaya, tapi dia tipe keras kepala yang ingin mencari uang sendiri di sela kesibukannya kuliah.
Setelah berganti seragam, Anna langsung menuju kasir bergabung dengan Isha.
****
Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Telepon Anna berdering, "Hai sayang, apa perlu aku jemput kamu?." rayu seseorang di telepon.
"Wahh, oke sayang jam 5 jemput ak di tempat kerja ya. Tapi kamu gak sibuk kan?." ucap Anna.
"Jangan khawatir, aku jemput kamu sekarang."
"Makasih sayang. Muaaah." Anna terlihat begitu bahagia.
Setelah Anna selesai bekerja, dia keluar dari minimarket. Seseorang telah menunggunya di pinggir jalan depan minimarket.
Seorang laki-laki bertubuh tinggi tersenyum sambil melambaikan tangan ke Anna. Laki-laki itu berambut lurus, bermata sayu, berpenampilan rapi, dan memakai kacamata.
Dia adalah Ray Abraham, kekasih yang telah dipacari Anna selama 5 tahun. Anna langsung berlari menghampirinya dan menggandengnya.
Ray terlihat tidak senang begitu tau Anna menggandengnya di tempat umum. Ray buru-buru mengajak Anna masuk ke dalam mobil.
Anna langsung tersenyum kecut "malu ak gandeng sayang?." kata Anna.
"Ah enggak, sepertinya bakal turun hujan lagi makanya aku buru-buru mengajakmu masuk mobil, udah jangan ngambek dong." sambung Ray.
"Sayang!! Bisa temenin aku kerjakan tugas?? Ada cafe lucu di sekitar sini, mampir ke sana sebentar yuk." pinta Anna.
"Maaf sayang, kali ini aku ada janji nganter mami, aku antar kamu pulang ya, nanti ak telepon." Ray membuat alasan
"Kamu selalu sibuk akhir-akhir ini kalau ak minta di temenin." Anna setengah memohon.
Ray tetap berat hati menemani Anna ke cafe. "Ya udah turunin aku di cafe itu, biar aku telepon Allia biar nemenin aku."
Ray menuruti permintaan Ana, kemudian Anna turun dari mobil sambil mencium bibir Ray, "Ah, jangan di tempat umum dong sayang."
Anna tidak memperdulikan Ray dan bergegas turun sambil melambaikan tangan.
Dalam hati Anna menggerutu karena apapun yang dia lakukan di depan Ray selalu di komplain. "Jangan-jangan Ray sudah bosen sama aku." gumam Anna.
"Apapun yang aku lakuin selalu salah." omelan Anna semakin terdengar kencang.
Anna masuk ke salah satu cafe, kemudian bergegas mencari meja kosong di pojok. Spot favorit Anna adalah meja di pojokan.
Kemudian dia segera megeluarkan laptop dari tasnya karena memang harus mengerjakan tugas kuliah.
Anna memandang ponselnya seolah sedang ingin menelepon seseoranh.
Kringgggg....
Ponsel Anna berdering dan tampak di layar nama Allia sedang terpampang, "Kamu dimana Anna? Aku gak ada kerjaan nih, pengan main." seru Allia.
"Jodoh gak sih kita?? hihi.. sini temenin aku ngerjakan tugas di cafe Amor, cepet kesini, aku tunggu." jawab Allia.
"Kamu gak sama Ray? Aku kesana ya. Eh, Shane aku ajak gak nih? Biar rame gitu." ucap Allia.
"Boleh deh! Coba tanya Shane dulu, dia sibuk gak?." Anna berusaha memastikan terlebih dahulu.
"Ahhhhh... gampang. Sesibuk apapun si Shane pasti berangkat aja kalau ada kamu."
"Udah ya. Tunggu aku." Allia menutup teleponnya.
BERSAMBUNG
Seorang gadis berlari-lari kecil menuju ke cafe tempat Anna mengerjakan tugas kuliah.
Allia membuka pintu cafe dan melambaikan tangan, kemudian menuju ke tempat duduk Anna. "Bestieee.. mana Ray? Kamu tadi dijemput dia kan?." Anna menjawab pertanyaan sahabatnya tetapi dengan mata terus menatap layar laptop, "Yes, Tapi dia gak mau ku ajak kesini, katanya ada janji."
"Heemm, yaelahh dari dulu gitu terus. Kamu gak curiga? setiap kali kamu ngajak kencan di tempat yang agak rame pasti pacarmu nolak dengan berbagai alasan."
Anna langsung memukul tangan Allia "Ah sudahlah, aku malas bahas itu, mungkin dia sibuk sama kerjaannya Al." jawab Anna dengan muka datar.
"Eh mana shane, tadi katanya mau kamu ajak kesini." Allia terkejut dan langsung mengambil ponsel.
Dia sibuk menghubungi seseorang, "Shaaanneee, sori tadi aku buru-buru berangkat, kamu ke sini ya sekarang, dicari Anna tuh."
Seseorang di seberang telepon hanya tertawa tipis dan menjawab "oke, aku kesana."
Allia Tsurayya adalah sahabat Anna, mereka bersahabat sejak SMA. Allia bertubuh kurus, tinggi dan berkulit sawo matang.
Allia berasal dari sebuah desa yang jaraknya sekitar beberapa jam dari kota. Dia mengetahui semua rahasia Anna karena mereka telah bersahabat sejak lama.
Tak lama kemudian datang seorang laki-laki super ganteng, tinggi, rambut pendek lurus.
Shane Dareen nampak kalem dan tenang memasuki cafe itu. Dia melambaikan tangan dan tersenyum tipis kepada kedua wanita itu.
"Udah lama nunggu?'
Disambut tawa kedua wanita itu, "Udaaaah, kamu sih lama banget, ini kopi sama cemilan udah mau abis. Pesenin lagi donk!!." kata Allia dengan penuh semangat.
Sangat bisa ditebak, Allia memang sudah lama memendam perasaan kepada Shane, sedangkan Shane saat sekolah pernah suka kepada Anna.
Entah apakah sekarang perasaanya masih sama atau tidak. Hanya Shane dan Tuhan yang tau.
Anna sudah selesai dengan tugasnya, kemudian dia memasukkan laptop ke dalam tas. Mereka bertiga tampak asik berbicara dan bercanda. Mereka memang telah bersahabat lama dari masa sekolah.
Tiba-tiba suara ponsel Anna berdering , "Anna, ayo pulang, ada yang mau papamu bicarakan"
Anna mendapat telepon dari orang tuanya dan segera menyuruhnya untuk pulang ke rumah.
"Aku disuruh pulang nih, papa mau bicara penting sepertinya, padahal aku masih pengen ngobrol sama kalian. Hiksss... sedih dehh." Anna merangkul Allia dengan erat sambil menyenderkan kepalanya.
Tiba-tiba shane menawarkan diri untuk mengantar Anna pulang, "Ayo aku antar pulang, aku kebetulan ada urusan di deket rumahmu."
Nampak raut muka Allia sedikit kecewa. Anna yang menyadari hal itu langsung menolak tawaran Shane. Tapi Shane tetap bersikeras ingin mengantar Anna pulang.
"Udah terima saja tawaran Shane, lagian dia ada urusan juga kan di dekat rumahmu"
"Baiklah." jawab Anna.
Anna dan Shane keluar dari cafe, dari jauh Allia memandang mereka sambil menghela nafas berat. "Seandainya aku yang diantar Shane." gumam Allia.
Di dalam mobil, Anna dan Shane asik mengobrol dan bercanda, tanpa sengaja saat Anna akan mengambil permen, tangannya bersentuhan dengan tangan Shane. Shane kaget dan nampak wajahnya memerah.
Anna langsung mengalihkan kecanggungan mereka dengan mengajak Shane mengobrol, "apa ada kabar dari Isha kapan pulang ke Indo?."
"Entahlah, kayaknya dia betah di Australia, aku juga gak berani menanyakan kapan dia pulang." sahut Shane.
" Why not? Kalian kan pacaran. Hubungan kalian baik-baik sajakah?." Anna memandang shane
"Dibilang baik ya baik-baik saja, tapi kami lama tidak ketemu. Jadi aku gak yakin. Isha terlalu enjoy di sana, dan kamu sendiri tau kan kalau dia tipe gadis bebas yang gak mau di kekang." keluh Shane.
BERSAMBUNG
"Yang sabar ya. Hubungan jarak jauh memang banyak godaannya. Cobalah sekali-sekali tanyakan hal itu, Shane." Anna menepuk-nepuk punggung kekar Shane.
Shane agak kaget, tetapi berusaha untuk bersikap santai.
"Udah sampe nih. Kalau perlu apa-apa, bilang aku aja." ucap Shane.
"Ohhh iya.. Nanti ngerepotin ah. Aku ada Ray kok, tenang aja." Anna tersenyum.
Anna membuka pintu mobil, "Makasih shane, maaf ya ngrepotin." Shane tersenyum tipis.
"Kubilang gak ngrepotin."
"Iyaaa iyaaa ngerti. Jangan ngambek ah. Udah sana, katanya ada perlu."
Lalu Anna membuka pagar rumah, dia melihat mobil Ray terparkir di halaman.
Mama Anna menyambut kedatangannya sambil menggandengnya "Tuh, di cari papa sama Ray." bisik mama Allia.
"Malam Papa." tangan Anna meraih tangan Papanya kemudian memeluknya.
"Haloo Ray. Udah lama?."
Namun Ray tidak menjawab pertanyaan Anna dan balik bertanya, "Kamu pulang sama siapa tadi? aku mendengar ada suara mobil berhenti di depan rumah?." Ray penasaran.
"Di anter Shane karena ada keperluan di deket sini." Anna menjawab dengan cuek.
"Ohh." Ray tidak berani bertanya lagi karena sedang mengobrop dengan Pak Dave.
"Aku mandi dulu ya." lanjut Anna sambil melirik Ray yang sedang ngobrol dengan papa Anna.
Anna berjalan sambil menggerutu, "Tadi di suruh nemenin gak mau, sekarang malah nongol di rumah. Sapa tadi yang bilang ada perlu penting."
Anna melempar tasnya ke tempat tidur, kemudian masuk ke kamar mandi.
Rupanya Anna di suruh pulang karena ada Ray di rumah. Orang tua Anna sangat senang sama Ray. Ray sudah di anggap anak sendiri oleh mereka.
Anna membawakan secangkir kopi untuk Ray yang sedang duduk di teras rumah. "Udah lama di sini?"
"Barusan aja. Tadi bawa makanan buat mama sama adikmu." jawab Ray.
"Lain kali kalo mau pulang biar aku aja yang jemput, jangan Shane."
Anna kaget lalu bertanya, "Kenapa?." bukannya kamu juga kenal dengan Shane. Tadi aku sama Allia dan Shane. Kami bertiga di cafe tadi sayang. Aku di antar Shane karena dia ada perlu deket rumah."
"Aku cemburu." gumam Ray.
Lalu Ray melanjutkan omongannya, "Kamu tau kan kalo pria dan wanita gak mungkin bersahabat selamanya. Salah satu dari mereka pasti akan ada yang jatuh cinta."
"Ah kata sapa sayang? Kamu cemburu tapi kamu jarang mau aku ajak kencan di tempat rame. kamu malu? Karena aku gendut?? karena ak tidak cantik?."
Ray spontan menoleh, 'aku gak pernah bilang malu, dan aku gak pernah bilang kamu gak cantik, sayangku."
"Tapi kamu selalu menolak setiap aku ajak ke tempat ramai." nada suara Anna menjadi keras.
"Selama 5 tahun pacaran, kamu jarang ngenalin aku ke temen-temenmu, ngajak aku kencan di cafe, di tempat ramai. Kamu lebih senang datang ke rumahku."
Ray langsung menjawab, "Bukan begitu, ak lebih suka ke rumahmu daripada kencan di tempat ramai."
"Cuma itu doang alasannya? Sangat tidak masuk akal!! Oh ya satu lagi, kamu juga belum pernah mengenalkan aku dengan orang tuamu selama kita pacaran." mereka berdua mulai berdebat.
"Ah sudahlah Ray, kamu terlalu banyak alasan, aku capek Ray, aku mau istirahat. Kamu pulang aja!!." Anna bergegas bangun dari duduknya.
Ray berusaha mencegah tapi Anna menepis tangan Ray "Kita bicara besok, pulanglah!!."⁸
Anna berjalan masuk ke rumah meninggalkan Ray di teras rumah.
Ray terdiam sebentar, dan masuk ke rumah untuk pamit pulang kepada orang tua Anna.
Bunyi mesin mobil terdengar menjauh dari rumah Anna. Anna membuka tirai jendela, melihat apakah Ray sudah pergi atau belum.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Anna. "Kakak berantem ya sama kak Ray?." Anna membuka pintu dan kaget karena adiknya Arsy sudah cengar-cengir berdiri di depan kamar.
"Ihh kamu kepo aja dik, gak berantem cuma kakak sebel aja sama Ray."
Arsy langsung menimpali, "Kak Ray masih jarang mau di ajak kencan ke tempat ramai kah?? ihh, kakak gak curiga gitu?."
"Buat apa curiga." timpal Anna
"Gini deh kak, sekali sekali paksa dia kencan di tempat ramai, kalo masih tetep gak mau, kakak wajib curiga, pasti ada apa-apa. masa pacaran 5 tahun sekalipun gak pernah di kenalin ke teman-teman sama orang tuanya."
Anna melotot tajam, "Kamu kompor ya Arsy."
Arsy ketawa, "aku bukan kompor, coba sekali-sekali buntuti dia, bukannya gak percaya, tapi selama ini kakak mau-mau aja terus-terusan di tolak ngajak kencan ke tempat ramai."
Sambil keluar kamar Arsy terus bilang, "Beneran deh, dengerin kata-kataku tadi, daripada kakak nyesel."
Tiba-tiba buuuggggh, bantal melayang ke tubuh Arsy. Arsy langsung kabur keluar kamar Anna.
Kemudian Anna terdiam, "Kayaknya yang dibilang Arsy ada benernya juga. Apa aku buntuti Ray aja ya."
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!