Dia Zahra anak Yatim Piatu. Ibunya meninggal pada 1 tahun yang lalu, dan Ayahnya 3 tahun yang lalu. Tetapi Zahra memang sudah dari kecil di ajarkan mandiri oleh kedua orang tuanya tak lupa dengan didikan agama yang sangat lengket di hati Zahra.
Dan sekarang Zahra sudah kuliah mengontrak rumah sendiri di Jakarta. Zahra juga mempunyai kekayaan dari warisan Ibu dan Ayanya yang tak pernah ia perlihatkan ke siapa pun kecuali kakaknya. Zahra mengontrak karena dia kuliah hanya sebentar saja dan setelah itu ia ikut dengan kakak nya tinggal di Kairo.
Tahun demi tahun berlalu
Kuliah Zahra pun sebentar lagi selesai. ia tetap seperti biasa melakukan aktivitas.
Ketika waktu libur atau hari ahad, Zahra sering mengajak teman-temannya untuk belajar memahami ilmu agama lebih dalam lagi. Tempat biasa mereka belajar selalu di Taman.
......................
Pada hari Ahad pagi ini, Zahra seperti biasa mengajak temannya belajar bersama di taman yang sering mereka kunjungi setiap hari Ahad, bukan hanya hari Ahad saja, tetapi hari libur pun mereka kunjungi.
Zahra mengambil ponsel dan membuka grup Wa berniat mengajak teman-temannya untuk berkumpul seperti biasa yang mereka lakukan.
Zahra : " Assalamualaikum, Hari ini ketaman gak? seperti biasanya."
Hana : "Walaikumsalam, iya dong kalau aku mah pasti jadi udah di izinin malah sama mama. Kalau kamu Vina jadi ikut ga? "
Vina : "Walaikumsalam. Oh jelas, aku juga harus ikut dong. Ya Udah yok siap-siap gih."
Zahra :" Ya udah sampai ketemu di taman yah. Assalamualaikum bye"
Hana & Vina : Walaikumsalam byee"
......................
15 menit kemudian Zahra, Vina, dan Hana sudah berkumpul di taman.
"Bismillah, kita mau bahas apa nih? " Tanya Vina.
"Bahas masalah tentang cinta dalam islam aja kali yak seru, haha" Jawab Hana
"Kamu mah kalau cinta ngebet banget. Jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta niiee" Goda Vina.
" Dih kamu mah jangan sok tau deh" balas Hana.
"Emang siapa sih yang buat kamu jatuh cinta sebegitunya sampai pengen bahas soal cinta dalam islam?" Tanya Vina
"Pokoknya tamvan deh, soalnya aku cuman pernah liat dia sekali doang di taman ini. Dan palingan itu cowo ga kenal aku haha syedih." Ucap Hana.
"Udah udah kok malah bahas laki-laki sih, ingat woy dosaa ngehaluin laki-laki yang bukan mahrom" Sahut Zahra yang tidak tertarik dengan pembahasan kedua sahabatnya itu.
" Tuh si Vina Fudhul (kepo) banget " Ucap Hana.
" Dih kok aku yang di salahin " jawab Vina tidak mau kalah.
"Udah donggg kalian ini kok jadi ribut sih. Ya Udah kita ngebahas tentang haqiqat cinta yang sebenarnya di dalam islam, setuju? " Tanya Zahra
"Setujuuuu" Jawab Hana dengan semangattt. Vina hanya menahan tawanya melihat tingkah laku Hana.
...----------------...
satu jam kemudian~
Selesai mereka belajar bersama, Vina dan Hana pamit pulang terlebih dahulu karena rumah mereka satu arah.
"Za, Aku sama Vina pulang barengan yah, kamu gak papa kan pulang sendiri ?" Tanya Hana sambil merapikan buku-buku ke dalam tasnya, begitu juga Vina sudah siap untuk pulang.
" Gak papa dong, take it easy ( santai aja) lagian aku juga biasanya pulang sendiri kan" Kata Zahra
"Haha emang sih ya udah za kami pamit ya assalamualaikum." Salam Vina dan Hana.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati yah " jawab Zahra yang masih sibuk merapikan barang-barangnya siap-siap mau pulang juga.
Akhirnya Vina dan Hana pun pulang terlebih dahulu. Zahra yang masih sendiri di taman siap-siap untuk pulang dan tanpa ia sadari Zahra meninggalkan ponselnya di taman itu.
Beberapa lama Zahra sudah mengendarai sepeda motornya.
Seketika itu di taman ada sosok laki-laki tampan,putih, tinggi, ia ternyata selesai berolahraga dan duduk istirahat sebentar di tempat Zahra, Vina dan Hana belajar. Seketika ia melirik ke arah yang ternyata ia menemukan sebuah ponsel.
Segera ia mengambil ponsel itu dan berniat ingin melihat siapa pemilik ponsel tersebut agar ia bisa mengembalikan kepada pemilik ponsel tersebut.
Tiba-tiba dia kaget melihat wajah perempuan yang sangat cantik menggunakan syar'i. laki-laki itu pun makin terkagum-kagum akan kecantikan wajah perempuan tersebut, sedari kembali mengecek ponsel itu agar bisa menemukan alamat rumah perempuan ta sengaja ia tertekan galeri dan langsung terbuka dengan foto tanpa hijab. Seketika laki-laki itu mengucapkan istigfar dan kembali ke menu beranda.
Sontak Zahra pun tiba datang dengan terburu- buru mengambil ponselnya dari laki-laki tersebut.
" Astagfirullah ini ponsel saya, kamu mendapatkannya di mana ? kamu membuka galeri saya ? melihat wajah saya yang tidak mengenakan hijab? lancang sekali kamu ? " ucap Zahra sambil merampas ponselnya dan melihat ke layar ponsel sudah berada di galeri foto yang terlihat tanpa mengenakan jilbab.
"Maaf saya tidak bermaksud untuk melihat wajah kamu. Tadi saya temui ponsel itu di sini. Tujuan saya hanya ingin tau siapa pemilik ponsel itu, dan saya khilaf jika sudah melihat aurat kamu di ponsel itu. Saya minta maaf. " kata laki-laki tersebut dengan merasa bersalah tapi tidak membuat damage wajahnya hilang.
"Kamu telah merusak kehormatan saya dengan melihat aurat saya. Dan sekarang saya mau kamu bertangung jawab atas apa yang kamu lihat tadi.Untuk menjaga kehormatan saya! " Ucap Zahra dengan tegas dan tidak ingin kehormatannya rusak akibat sosok laki-laki tersebut.
"Saya harus bertangung jawab bagaimana? " Tanya laki-laki itu keheranan.
"Kamu harus menikahi saya. Karena kamu telah melihat aurat saya. " Ucap Zahra ingin rasanya ia menangis.
Seketika itu laki-laki tersebut pun sangat kaget apa yang di ucapkan Zahra. Karena baru pertama kali melihat perempuan tegas melakukan apa yang menjadi haknya.
"Baiklah saya akan bertangung jawab dan akan menikahi kamu. Tapi sekali lagi saya minta maaf." Jawab laki-laki itu.
"Kau harus berjanji untuk bertanggung jawab. Dan saya akan memaafkan kesalahan kamu! " Ujar Zahra.
" Saya akan meminta persetujuan dari orang tua saya dulu setelah itu meminta persetujuan dari orang tua kamu." Kata laki-laki tersebut dengan suara yang tenang untuk meyakinkan Zahra.
Tiba-tiba Zahhra menangis, karena mengingat jika dia sudah tidak mempunyai orang tua lagi, keduanya sudah pergi.
"Kamu kenapa ? Apa saya berucap dengan kata yang salah? " Kaget laki-laki itu bingung dan panik kenapa tiba-tiba Zahra menangis.
"Orang tua saya sudah tiada. Dan sekarang saya sendirian di sini karena melanjutkan kuliah." Ucap Zahra sambil menangis.
laki-laki itu sangat merasa bersalah. akhirnya dia meminta maaf.
" maaf, jangan menangis saya tidak bermaksud untuk menyakiti mu." maaf terucap lagi di lisan laki-laki itu.
"Tidak mengapa" jawab zahra dengan tenang dan menghapus air matanya itu .
"Boleh kah saya tau siapa nama kamu ? dan tinggal di mana? " kata laki-laki tersebut.
"Nama ku Zahra Al-Karimah, dan saya tinggal di kontrakan dekat toko buku Jln Rimba." Singkat zahra .
" Ya sudah, perkenalkan nama saya Muhammad faizal irham. Panggil saja Faizal." Kata faizal sambil mengetup tangannya.
Karena dia tau jika bersentuhan tangan sama yang bukan mahrom itu dosa besar.Faizal itu pun sebenarnya juga mengerti tentang ilmu agama.
"Boleh saya minta nomer HP kamu ?" Ucap Faizal yang sangat gugup sambil mengarahkan ponselnya ke Zahra agar dia yang mengetik langsung nomer HPnya itu.
Tanpa berbicara Zahra pun memberikannya. Dan ia pun langsung pulang menuju motornya tak lupa ia mengucapkan salam. Biar bagaimana pun Zahra juga harus menghargai orang yang ada di depannya itu.
Dalam perjalanan pulang Zahra memikirkan betapa bodohnya dia langsung berucap kepada Faizal tadi agar menikahinya. Padahal Zahra masih sangat muda untuk menikah dan untung saja Zahra sebentar lagi selesai dengan kuliah S1. Tetapi di sisi lain Zahra tidak mau auratnya terliat kecuali suaminya nanti, jadi laki-laki itu harus menikahi Zahra.
Zahra juga sempat pernah berkata kepada kakaknya waktu kecil dulu "Jika aurat Zahra sedikit saja terlihat oleh laki-laki yang bukan mahrom, maka Zahra akan menjadikan laki-laki yang melihat auratnya itu Suaminya .
Karena Zahra hanya ingin suaminya saja yang boleh melihat auratnya.
Sesampainya di Kontrakan Zahra yang masih sangat kepikiran akan yang Ia katakan kepada Faizal tadi, Membuat Zahra terus saja melamun.
Tiba-tiba Terdengar bunyi suara telpon dari Ponsel Zahra. Akan tetapi nomer tersebut tidak terdaftar di kontaknya.
Tanpa menunggu ia pun mengangkat.
dring....dringg....
" Assalamualaikum. ini saya Faizal." Ucap Faizal di telpon.
"Wa-walaikumussalam, Iya ada apa?" Zahra sontak kaget karena dia baru pertama kali merasakan deg deg-gan ketika di telpon Faizal. Padahal jika ada teman laki-laki yang menelponya, Zahra biasa aja. Tapi kali ini laki-laki tersebut membuatnya merasa canggung.
" Maafkan saya. Kamu masih marah? " tanya Faizal dengan nada yang amat menyesal.
" Eng-ngak " jawab Zahra yang sangat kebingungan menjawab karena deg deg-gan.
"Maaf Zahra jika masih marah dengan saya, sampai kamu rela menyuruh saya menikahi kamu. Untuk tetap mempertahankan kerhormatanmu yang baru saja terlihat dari saya. " Ujar Faizal dengan sangat amat menyesal dan tak enak hati.
" Jangan sampai terlihat seperti ini, aku harus tegas dalam mengambil keputusan tersebut." Batin Zahra memegang dadanya.
"Tidak penting itu,yang penting kamu menikahi saya dan itu sudah cukup bertanggung jawab atas apa yang kamu lihat tadi." jawab Zahra sambil menahan air matanya jatuh ke pipi masih tidak membayangkan akan ucapannya itu karena jiwanya Zahra dengan ikatan agamanya sangat kuat. Di sisi lain Zahra juga belum terlalu mengenal Faizal.
"Saya menelpon mu ingin memberi kabar, bahwa saya sudah menceritakan semua kejadian tadi pagi kepada kedua orang tua saya. Dan mereka pun tanpa basa basi langsung menyetujuinya. Besok saya dan orang tua saya akan ke rumah kamu ingin membahas persoalan ini, Tapi kamu juga harus mempunyai perwakilan dari orang tua kamu, karena ini masalah yang serius.Ya sudah jika saya menelpon membuat kamu terganggu saya minta maaf sebelumnya Assalamualaikum." ucap faizal panjang lebar.
"Baiklah, Walaikumussalam." jawab Zahra Yang tak bisa menahan air matanya.
Tangisan Zahra semakin tidak bisa ia bendung lagi.
Karena Zahra sangat kepikiran akan semua itu . Apa kah dia berada di posisi yang benar untuk mempertahankan kehormatannya, atau berada di posisi yang salah. Karena ia terlalu terburu-buru dan emosi.
Waktu sholat Zuhur tiba....
Allahhuakbar allahuakbar 2x
ashaduallah illahaillallah
ashaduallah illahaillallah
ashaduanna muhammada rasulullah
ashaduanna muhammada rasulullah
haiya'ala sholah 2x
haiya'ala falah 2x
allahuakbar allahhuakbar
laailahaillallah
Zahra akhirnya mendengar suara adzan berkumandang Ia pun bergegas mengambil air wudhu dan bersiap-siap sholat.
Selesai dia sholat, Zahra tak lupa untuk berwirid dan berdoa kepada Allah SWT dengan air mata yang bercucuran.
"Ya Rabb apakah yang ku lakukan ini benar?. Atau kah yang aku lakukan ini salah?. Dan besok laki-laki itu akan datang ke rumah ini.Ya Ilahi.... siapa yang mau mewakili ku di saat seperti ini ? dan kakak ku jauh berada di Kairo karena mengurus pekerjaannya.Ya Allah berikan lah petujukmu agar aku betul berada di jalan yang benar ini. Dan yang membuatku gelisah adalah aku belum mengenalnya." ucap Zahra dengan tangisan yang membuat hatinya merasa bersalah Zahra pun sampai tertidur .
Dring.....Dringg....
panggilan masuk.
Mata Zahra terbuka setelah mendengarnya dan ia segera mengambil ponselnya. Melihat bahwa yang menelponnya adalah Kakak nya sendiri. Zahra dengan sigap mengangat panggilan masuk itu.
"Assalamualaikum, Kakaaa." Salam Zahra sambil berteriak menangis akan kerinduannya terhadap Kakaknya.
"Wa'alaikumussalam. Jangan teriak dong sakit kuping kakak ini. Eh Zahra nangis ada apa de?? ". Jawab Kakak Reza kebingungan kenapa Zahra menangis .
"Kaaa Zahra rinduuu, kenapa baru menelpon kak, apa kakak sudah lupa punya adek sendiri? Setiap Zahra telpon pasti gak pernah di angkat." Ucap Zahra menangis dengan kesal.
"Ya allah dek dek. Kamu kan tau Kaka lagi sibuk di sini, dan kakak sekarang alhamdulillah lagi cuti. Jadi tujuan kakak nelpon Zahra supaya Zahra tau kalau kakak Sudah di pesawat mau liburan ke Jakarta tempat adek. Nanti Zahra jemput Kaka yah. Awas gak jemput di Bandara." Ujar Kak Reza yang ternyata sudah berada di pesawat.
"Ihh Kakak kok gak ngabarin kalau mau ke sinii sih,Memang kebiasaan deh kaka. Ya sudah Zahra jemput, Zahra juga seneng bangett kakak ke sini, dan nanti ada yang mau Zahra omongin ke kakak yah." Jawab Zahra dengan hati yang sangat bahagia akan kepulangan kakak nya .
"Ya sudah, nanti kakak telpon lagi kalau sudah di Bandara yah , Assalamualaikum." Salam Ka Reza dan menutup telponnya.
"Walaikumussalam kak." . Balas Zahra dengan semangat, hatinya pun jadi tenang .
"Terima kasih Ya Allah sudah memberikan Zahra petunjuk. Zahra sangat bahagia." batin Zahra.
Terdengar adzan berkumandang. Zahra bergegas menunaikan kewajiban seperti biasanya sholat fardhu.
10 menit kemudian.
Setelah ia selesai Sholat. Kemudian Zahra mandi bersiap-siap pergi ke Bandara menjemput Reza yang ingin berlibur ke Jakarta dan juga menemui adik tercinteeenya.
Zahra yang sudah keluar dari kamar mandi, ia pun segera memakai pakaian. Zahra mengambil salah satu pakaian syar'i yang bewarna coklat. Ia tampak cantik sekali menggunakan pakaian yang sangat tertutup dan sopan.
Dringg.....dringg.....
terdengar suara panggil dari ponsel Zahra di kasurnya. Ia memang sudah tau bahwa pasti yang yang menelponnya itu adalah Reza. Akhirnya Zahra langsung mengangkat panggilan dari Reza.
" Assalamualaikum." Salam Zahra.
"Wa'alaikumussalam. Zah, Kakak udah di Bandara nih cepat gih kesini, dan jangan lupa bawa helm, kamu punya kan?" Tanya ka Reza.
"Iya iya sabar dong, ini Zahra baru selesai pakai baju. Yah sudah Zahra otw. Nanti Zahra bawakan juga helm nya." Jawab Zahra.
" Okey baiklah. Kakak tutup yah telponnya. Dan hati-hati bawa motor baca bismillah dulu kalau mau berangkat Assalam'alaikum." Salam ka Reza.
" Iya iya kakakkuuu. Wa'alaikumussalam." Jawab Zahra.
Di perjalanan banyak orang-orang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Zahra masih teringat jika Faizal dan orang tuanya akan datang kerumahnya, ia pun bingung bagaimana caranya menjelaskan tentang masalah ini ke kakaknya.
Di hati Zahra yang lengket dengan didikan agama, Zahra memang yakin jika hal yang ia lakukan ini benar. Dan di sisi lain kuliah Zahra hampir selesai dan dia sebenarnya harus ikut dengan kakaknya tinggal di Kairo.
Tak terasa sampailah Zahra di Bandara dengan memarkirkan motornya di parkiran yang sudah memang khusus sepeda motor.
Zahra berjalan menuju bandara mencari keberadaan kakaknya, tetapi belum juga menemukannya. Zahra pun mengambil ponsel dan menelpon Reza. akan tetapi Reza tidak mengangkat telpon dari Zahra.
" Ihh kak Rezaa kenapa sih gak di angkat telpon Zahra. Zahra bingung nihh dimana dia sekarang." kesal Zahra sambil menelpon berulang-ulang kali tetapi tidak di angkat juga.
Ka Reza melihat dari kejauhan cepat-cepat untuk menemui Zahra. Zahra pun melihat kakaknya menuju ketempat Zahra berada.
"Assalamualaikum Zah, adik tersayangkuuuu." Salam Ka Reza sambil mencium kepalanya Zahra.
" Wa'alaikumussalam kak, dari mana aja kak? Zahra telpon kok gak di angkat ? " Tanya Zahra kesal.
" Maaf deh, soalnya HP kakak di dalam tas, jadi gak kedengaran kalau Zahra nelpon. Yah udah jangan marah dong. nanti cantiknya hilang loh." goda Reza.
"Ya udah deh. Zahra maafin nih. Lain kali kalau di telpon itu angkat dong kakk ". Jawab Zahra kesal
" Iya iya dek... " kata Ka Reza.
" Terus mana tas kakak ? "Tanya Zahra.
" Nih kakak gendong" . Jawab Ka Reza sambil memperlihatkan gayanya ketika mengendong tas tersebut.
"Ya udah biar Zahra yang gendong terus Kakak yang bawa motornya." kata Zahra sambil mengambil tas yang di gendong Ka Reza.
" Oh okey. Awas ya kalau lecet soalnya mahal." Kata Ka Reza dengan bergaya.
"Dih sombong amat, gak baik tau gitu kak. Allah gak suka sama orang yang kayak gitu." Jawab Zahra.
"Hehehe becanda loh dek." sahut Reza. Ia paham betul dengan sifat adek kandungnya ini. Kadang moodnya suka berubah jadi ketika di ajak bercanda dia malah serius dan ketika serius dia malah bercanda tetapi hanya untuk orang terdekatnya saja.
Akhirnya mereka segera pulang. Di perjalanan Zahra hanya terdiam karena memikirkan masalah tadi siang.
" Dek..." panggil Ka Reza. Tetapi tak ada respon dari Zahra.
" Dek ...." panggil Ka reza kedua kali. Tetap sama tidak ada respon dari Zahra lagi.
Akhirnya Ka Reza rem mendadak.
Dan Zahra pun hampir terjungkang balik. Ka Reza hanya tertawa tanpa dosa.
" Astagfirullah aladzim, Ka Rezaaaaaa." kaget Zahra.
" Kamu sih, dari tadi juga kaka panggil gak juga di dengar. Emang ada apa sih kamu dek ? " Tanya ka Reza sambil melanjutkan perjalanannya.
" Zahra bingung kak." jawab Zahra sambil melihat jalan raya yang penuh dengan keramaian.
"Emang bingung kenapa? Coba jelasin ke kakak ! " tanya Ka Reza.
"Panjangggg ceritanya, nanti aja sampai rumah deh,baru Zahra ceritain." jawab Zahra.
"Oke, baiklah" balasnya.
Sampai lah di kontrakan Zahra.
Zahra langsung menyuruh Reza makan terlebih dahulu setelah itu mandi dan sholat Magrib di masjid dekat kontrakan.
Selesai makan dan mandi Ka Reza bergegas pergi ke Masjid dekat kontrakan Zahra.
" Zah kakak ke masjid dulu yah, Assalamualaikum." salam Ka Reza.
" Wa'alaikumussalam Ka, hati-hati." jawab Zahra.
Zahra pun sholat magrib di rumah. Karena Zahra sudah terbiasa sholat di rumah dan memang wanita di anjurkan untuk sholat di rumah daripada di masjid.
Selesai Zahra sholat seperti biasanya Ia mengaji dengan lantunan nada yang amat merdu.
Berapa menit kemudian..
"Assalamualaikum Zahra." salam ka Reza tiba-tiba sudah ada di rumah.
" Wa'alaikumussalam kak." Jawab Zahra yang asik baca novel duduk di sofa selepas tadarusan tadi.
"Oh iya dek tadi sore kan kamu mau cerita tentang yang kamu bingung itu ? kenapa sih dek? " tanya Reza sambil duduk di samping Zahra.
" Eh emm... Iya kak. Jadi gini kak
Ka Reza kan tau jika ada laki-laki yang melihat aurat Zahra akan Zahra jadikan dia suami Zahra pastinya. Waktu kecil kan Zahra pernah ngomong gitu sama ka Reza yah kan? " jelas Zahra.
" Iya teruss kenapa Zah? " tanya Ka Reza.
" terus kak tadi pagi, ponsel Zahra ketinggalan di taman abis belajar bareng sama teman-teman. Pas sampai rumah, Zahra kalang kabut mencari ponsel zahra dimana, akhirnya zahra berniat kembali ke taman. Tiba- tiba ponsel itu sudah di pegang sama laki-laki, Zahra pun gak kenal sama dia, dan Zahra liat dia senyum-senyum seperti melihat foto Zahra, akhirnya Zahra merampas dan melihat ponsel Zahra sudah berada di galeri dengan foto tanpa menggunakan jilbab. Zahra pun langsung menyuruhnya menikahi Zahra untuk menjaga kehormatan Zahra. Dan tadi dia sudah menelpon Zahra kalau dia mendapatkan persetujuan langsung dari orang tuanya. Besok dia dan orang tuanya akan ke sini kak. Zahra harus punya wali juga kak." jelas Zahra.
" Tapi Zahra belum kenal siapa dia, Seperti apa sifat terhadap ibunya,
dan apa kah dia bisa menjadi imam yang baik buat Zahra nanti? " Tanya ka Reza dengan kagetnya mendengar apa yang di jelaskan Zahra.
" Zahra tidak tau kak, tetapi Zahra mau dia bisa menikahi zahra itu sudah lebih cukup untuk menjaga kehormatan Zahra." Jawab Zahra.
" Zah bukan kah sebentar lagi kuliahmu selesai? lalukita tinggal di Kairo bersama? " tanya ka Reza seperti tidak menerima Zahra secepat itu harus berpisah dengan kakaknya .
" Iya kak , Zahra pengen banget tinggal dengan kakak, tetapi semuanya sudah kehendak Allah menginginkan Zahra di sini dan menikah dengan laki-laki yang Zahra belum kenal sama sekali." Jawab Zahra sambil menangis melihat kesedihan di mata kakaknya yang tidak rela untuk berpisah. Padahal mereka tidak pernah bersama-sama mulai dari kecil.
" Ka ini demi kebaikan Zahra. Dan Zahra minta tolong bisa kah ka Reza menjadi wali Zahra ketika orang tua laki-laki itu datang ke sini? " Tanya Zahra.
" Jika ini demi kebaikan Zahra kakak rela. Dan kakak akan mewakilkan mu besok, kamu tenang aja yah." jawab ka Reza padahal hatinya tidak terima dengan kenyataan yang membuatnya berpisah lagi dengan Zahra .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!