NovelToon NovelToon

Posesif love

ZELINE DAVIRA

"Kriing .. kring," suara alarm yang berbunyi menandakan tepat Pukul 7:00, wanita itu sontak mecari-cari letak alarm, dengan mata yang masih tertutup, lalu mematikannya.

"Huufftt, sudah pagi saja ternyata," Ucap seorang wanita berparas cantik yang memiliki hidung mancung, bulu mata lentik dan alis yang indah tanpa dilukis. Perempuan cantik itu bernama ZELINE DAVIRA, ayahnya adalah seorang sastrawan  yang bernama DAVIRA RAVINDRA, dan ibunya bernama FREYA MAHENDRA, putri dari seorang pengusaha kaya dikota ini.

ia menggeliat, kemudian bangun lalu merapikan tempat tidurnya, setelah itu ia segera menuju kamar mandi. Seusai mandi kemudian Zeline mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer, setelah rambutnya kering, ia lalu mengenakan pakaiannya. Kemudian berdiri di depan cermin, ia memilih menggunakan celana Jeans model Straight cut warna hitam, dengan atasan baju blouse warna putih bertali kupu-kupu pada leher, setelah merasa puas dengan penampilannya, kemudian ia berjalan melangkah keluar dari apartemennya.

Zeline mengambil jurusan bahasa disebuah fakultas ternama dan bergengsi dikotanya, semenjak kuliah semester dua, ia memilih untuk tinggal diluar, dengan alasan ingin mandiri, dan kebetulan wilayah apartemen yang akan ia tinggali dekat dengan kampusnya, orang tuanya juga telah memberinya izin.

Sesampainya di loby apartement, terlihat sebuah mobil mewah yang sedang parkir tak jauh dari lobby.

"Wiliaam .." Sapa Zeline sambil melambaikan tangan, lalu berlari kecil ke arah mobil.

"Hai sayang .. Berapa lama lagi Aku harus menunggumu? Kau sudah telat 30 menit," Balasnya dengan senyuman manis, yang jika dilihat akan membuat Semua wanita Tergila-gila dengan senyumannya.

"Maaf Wili sayang, permpuan kan berbeda dengan lelaki, membutuhkan waktu lebih lama untuk bersiap,"

Wiliam tersenyum mendengar alasan kekasihnya, kemudian keduanya masuk kedalam mobil, Wiliam mengajak Zeline ke restaurant lebih dulu sebelum berangkat ke kampus.

Sesampainya di restauran keduanya memesan makanan.

"Zeline, Aku akan pergi ke luar kota esok, Aku akan berada disana selama beberapa minggu," Ucap Wiliam di sela-sela makan, sambil menatap dalam pada Zeline, seperti ada sesuatu yg tersirat dalam perkataannya.

"Oh, kalau begitu berhati-hatilah, jangan main-main dengan perempuan diluar sana, ingat ada Aku yang sedang menunggumu disini," Ucap Zeline kemudian menyuap makanan terakhirnya, terkadang ia merasa khawatir  kalau Wiliam berada diluar kota, ia takut kalau kekasihnya itu digoda oleh perempuan lain, mana tidaknya, Wiliam tak hanya mempunyai paras yang sangat tampan, namun ia juga merupakan pewaris tunggal dari perusahaan ternama dikota ini, sangat banyak wanita diluar sana yang tergila-gila pada ketampanan dan kekayaanya.

"Eh, dan satu lagi, sekarang umurku sudah dua puluh dua tahun, kau telah berjanji akan menikahiku pada umur ini," Lanjut Zeline dengan muka tersipu, ia sedang membayangkan betapa indahnya hari pernikahan mereka nantinya, dia dan Wiliam telah berpacaran enam tahun lamanya, sejak Zeline masih berumur tujuh belas tahun dan Wiliam waktu itu sedang berumur dua puluh tahun, selang umur mereka hanya beda dua tahun. Dan karna mamanyalah, yang membuat Zeline dan Wiliam bertemu, Mamanya dan mendiang mama Wiliam adalah teman dekat, namun ketika Wiliam berumur enam tahun, ibunda Wiliam meninggal dunia akibat kecelakaan, setahun setelah itu ayahnya pergi ke luar negri untuk mengelola beberapa cabang perusahaan sehingga bertemu dengan cintanya lalu menikah lagi. Kemudian  Wiliam memilih untuk tetap tinggal di Indonesia berasama Kakek dan Neneknya sekaligus menjaga bisnis keluarga mereka, dan kadang sesekali Ayahnya juga datang berkunjung ke Indonesia.

Wiliam hanya mengangguk tanpa sepatah kata, "Kalau begitu, ayo kita pergi ke kampusmu, apa kau tak takut akan dimarahi dosen nantinya kalau datang terlambat?" Ucap Wiliam sambil mengusap lembut wajah Zeline.

"Baiklah .." Jawab Zeline, ia tak ingin membuat banyak masalah sekarang ini karna pada semester ini adalah semester terakhirnya.

Setelah menghabiskan semua makanan yang dipesan, kemudian mereka berdua berjalan memasuki mobil lalu melaju menuju arah kampus Zeline.

"Bye, see you sayang, perlu Aku temenin ke aiport nanti?" tanya Zeline pada Wiliam seketika mereka sudah sampai.

"Gausah sayang, Aku pergi sendri aja," Jawab Wiliam sambil meraih tangan Zeline kemudian menciumnya.

"Ah manis sekali." Ucap Zeline dalam hati, wajahnya memerah bak marmut merah jambu, kemudian Zeline segera turun dari mobil. Setelah itu Wiliam tersenyum sambil melambaikan tangan pada Zeline kemudian beredar, Zeline pun membalas lambaian tangan Wiliam dan segera masuk kedalam kampusnya.

Setibanya di halaman kampus, Zeline mendengar seorang yang memanggil dirinya.

"Zeline..." Sapa seorang temannya dari kejauhan, kemudian berlari kecil menuju kearahnya.

"Hei Clara, ada apa? Tumben kamu segirang ini," Tanya Zeline sambil memerhatikan, tidak biasanya Clara seperti ini.

"I have a good news for you," Ucap Clara

"Apaan?" Tanya Zeline penasaran.

"Skripsi kita sudah di terima, dan minggu depan udah boleh sidang," Jawab Clara kegirangan seraya memegang kedua tangan Zeline.

"Benarkah? Yeayyy sykurlah, Aku sudah bisa berkeliaran ke luar negri!" Ucap Zeline, kedua orang tuanya hanya akan memberinya izin keluar negri jika dirinya sudah selesai wisuda.

Kebenaran yang menyakitkan

Sudah 3 bulan berlalu, tanpa kabar dari Seorang Wiliam, bahkan waktu Zeline wisuda batang hidung Wiliam pun tidak muncul, apatah lagi Sebuah pesan darinya, "Tidak biasanya Wiliam seperti ini," Ucap Zeline dalam hati.

Saat berjalan di dalam shoping mall, Zeline merasa ada bunyi getaran dalam handbagnya, "Drttt drrrt ... " Bunyi getar handphone Zeline. Dengan sigap Iya mengambil handphone dalam handbagnya, dengan rianya Iya mengira kalau yang menelfon itu adalah Wiliam. "Aaah, Mama ternyata," Ucap Zeline merasa agak sedikit kecewa setelah melihat nama kontak yang menelfonnya adalah Mamanya.

"Halo Ma? Adapa?" Ucap Zeline dalam telfon.

"Hai sayang, apa kabar? besok kakakmu akan pulang setelah menyelesaikan studynya, pulanglah kerumah, Mama rindu kalian," Ujar Mama Freya dalam telfon, dengan suara kegirangan, karna anak sulung lelakinya akan segera pulang.

"Baiklah Ma, Aku juga ingin bertemu dengan Kqkak." Jawab Zeline, kemudian mematikan telfon dan memasukannya kembali ke dalam handbag.

Kakak lelakinya bernama DAMIAN DEVIRA, umurnya 26 tahun, dan sekarang Iya telah berhasil menyelesaikan study S3nya diluar negri, seharusnya Kakaknya akan pulang lima bulan lagi, tapi Mamanya selalu mendesaknya, dengan alasan dia sudah lelah mengurus perusahaan seroang diri, dan Ayahnya juga tidak bisa mengurus perusahaan, karena itu bukan bidangnya. Alhasil Damian pun menuruti kata Ibunya untuk pulang dan akan segera mengambil alih perusahaan.

...............

Ke esokan harinya, Zeline sudah sampai dirumah orangtuanya tepat pukul 12:05 tengah hari. Iya dijemput oleh supir pribadi ayahnya. Kemudian Zeline masuk kedalam rumah, dan melihat Kakaknya sedang duduk santai diatas sofa, Zeline memerhatikan Demian dari atas sampai bawah, Demian makin tampan dan tentu saja makin tinggi dan terlihat sangat dewasa.

"Hai Kak! Sudah lama tidak bertemu, kamu makin tampan saja, pasti sudah banyak permpuan yang patah hati olehmu," Ucap Zeline sambil memeluk Damian. Mereka sudah empat tahun tidak bertemu sejak Demian mulai melanjutkan studynya diluar negri.

"Haha.. Aku sememangnya dari awal sudah tampan, Kau saja yang baru menyadarinya wahai Adik kecilku yang manis," Jawab Damian sambil mengacak rambut Zeline.

"Mmm baiklah, Kau memang tampan," Ucap Zeline sambil melepaskan tangan Demian yang sedang mengacak-acak rambutnya. " Sibodoh yang tampan," Lanjut Zeline sambil menjulurkan lidahnya pada Demian kemudian berlari. Tidak terima disangka bodoh oleh Adiknya sendiri, kemudian Demian mengejar Zeline. Dan terjadilah kejar-kejaran antara mereka berdua, seperti Tom and Jarry.

"Demian, Zeline, mari makan, kalian ini seperti anak kecil saja, tak berubah sama sekali meskipun sudah sama-sama dewasa!" ucap Mama Freya, seraya menggeleng kepala.

Kemudian saling kejar mengejar mereka terhenti, saat Mama freya memanggil mereka untuk makan, Zeline berjalan kemeja makan sambil memeluk lengan Demian, nafas mereka berdua tersengal-sengal, mereka berdua tertawa bersama sambil mengingat memori kecil mereka.

Sungguh kakak beradik yang sangat harmonis, sangat jarang melihat kedekatan dan kemesraan seorang adik beradik saat ini, apalagi kalau sudah beranjak dewasa

"Bagaimana hubunganmu dengan Wiliam?" Tanya Ayah Zeline, disela-sela makan siang mereka.

"Baik-baik saja Ayah, cuman ... " Kata Zeline terhenti

"Kenapa?" Tanya sang Ayah sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Tidak apa - apa Ayah," Lanjut Zeline. sambil menggelengkan kepala.

Kemudian mereka berempat melanjutkan makan siang mereka, setelah itu mereka berbual dan bercanda tawa bersama di ruang family room, mereka sangat jarang berkumpul bersama, dan saat memiliki waktu luang untuk bersama, keluarga kecil itu selalu menghabiskan waktu dengan karauke, bbq dan kegiatan lainnya.

.........

Kesokan harinya.

Zeline terbangun pagi sekali, karna tidak ingin melewati olah raga pagi, kawasan rumah orangtuanya tergolong elite, dan memiliki suasana yang sangat nyaman jauh dari kesesatan lalu lintas dan polusi. Ayahnya sengaja memilih kawasan seperti ini, agar lebih nyaman dan bisa menikmati udara segar di pagi hari setelah lelahnya bekerja.

"Hmm Wiliam apakabar ya?" Gumam Zeline, Iya baru saja kembali dari olahraga paginya. Waktu itu pernah dua hari yang lalu iya coba menelfon Wiliam berkali- kali tapi hasilnya nihil, tak terangat sekalipun.

Tepat jam 10:00 pagi, Iya pulang menuju apartemennya setelah berpamitan dengan kedua orang tua dan Kakaknya, iya memilih kembali keapartemnt hari ini, karna besok semua orang rumah akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Zeline pasti akan merasa bosan.

Kemudian, sesampainya di loby apartement, Zeline mungurungi niatnya untuk masuk, dia memilih keluar dan menunggu taksi, Iya pergi menuju rumah Wiliam.

semasa dalam perjalanan, hatinya merasa tak tenang seperti ada hal buruk yang akan terjadi yang akan terjadi.

Sesat kemudiam setelah setibanya di depan gerbang rumah Wiliam, dia melihat ada banyak mobil. "Ada apakah ini?" Gumam Zeline keheranan, Iya merasa penasaran lalu memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah Wiliam, dengan sapaan mesra dari para Security, Zeline memang di kenal oleh sebagian pekerja di rumah Wiliam, karna dari kecil Mereka selalu bersama hinggalah menjadi sepasang kekasih seperti sekarang. Setibanya di dalam, Zeline bertanya pada beberapa Maid yang lewat didepannya, Iya menanyakan tentang keberadaan Wiliam, namun tak seorangpun yang menjawab, mereka hanya menggelengkan kepala. Tak ingin berlama-lama disitu, kemudian Zeline melangkah masuk ke dalam Rumah, atau lebih tepatnya Istana Wiliam.

Lalu dilihatnya Wiliam yang sedang tersenyum menyambut para tamu, tanpa menyadari dirinya yang sedang memerhati dari kejauhan.

Lalu seorang pagar ayu menyambut Zeline sambil berakata "Selamat datang di acara Pernikahan Tuan Wiliam dan nyonya Rafela."

Sontak Zeline terkejut, dan seluruh tubuhnya bergetar mendengar Perkataan pelayan tersebut, "Kenapa jadi begini?" Tanya Zeline pada diri sendiri, fikirannya masih masih mencerna apa yang di katakan Pelayan tadi.

"Wiliiiiiiiii .... " Ucap Zeline membeliak, sambil menutup mulutnya ketika sadar kalau ini adalah acara pernikahan Wiliam. Kemudian secara tak sengaja, Zeline mundur dari tempatnya kemudian menabrak sebuah pelayan yang sedang membawa nampan berisi gelas kosong,

"Prangg. . " Sontak seluruh tamu melihat ke arah suara itu, begitu juga Wiliam. Kemudian Wiliam berlari kecil menuju arah suara tadi, saat melihat kelibat Zeline ada disitu.

"Bagaimana caraku menjelaskan semuanya sekarang?" Gumam Wiliam dalam hati, dia menghiraukan semua mata yang melihatnya,

kemudian Wiliam membangunkan Zeline, yang sudah terjatuh di lantai dan melihat tangannya yang berdarah akibat terkena pecahan gelas.

"Lepas kan Aku ... " Cegah Zeline, ketika Wiliam mencoba mempapahnya, dan memilih untuk berdiri sendri

"Zeline, tolong dengarkan dulu penjelasanku," Cegah Wiliam sembari memegang tangan Zeline yang hendak pergi.

"Tenangkan diri mu dlu Ok?" Pujuk Wiliam.

Seluruh mata melihat kepada Zeline, dia merasa risih, dan Ingin cepat-cepat pergi dari situ, lalu Wiliam membawanya ke taman belakang rumahnya, dan pesta pun telah di bubarkan, namun Wiliam sudah Resmi menjadi suami dari Rafaela.

Sesampainya ditaman belakang rumah Wiliam, Zeline kemudian melepaskan gandengan tangan dari Wiliam. "Hikss .. hiksss kenapa Wilii? Kenapa kamu setega ini denganku? Apa selama ini aku kurang perhatian? Apa rasa cintaku belum cukup untuk kamu?" Ucap Zeline terisak-isak, Iya tak dapat menahan airmatanya lagi.

Wiliam hanya terdiam dengan muka Rasa bersalah mendengar luahan kekasihnya, lebih tepatnya Mantan kekasih.

"Kita berpacaran sudah enam tahun lamanya, bahkan tahun ini kau berjanji untuk menikahiku, tapi mengapa yang Kau nikahi adalah Rafaela?" Ucap Zeline, dia masih ingat Rafaela yang dulunya sangat mencintai Wiliam, dan membuat hubungan Mereka hampir putus. namun Rafela bukanlah sosok perempuan jahat, malah Dia sangat baik dan cantik bak Seorang dewi, dan itu juga yang menambah kesakitan Zeline, karna tau seorang yg kini telah menjadi mantan kekasihnya ini memilih Rafaela, harga dirinya merasa sangat tersakiti

"Wiliam Stefanooo jawab Aku, kenapa kamu tiba- tiba menikah dengan Rafaela? Apakah hubungan kita selama enam tahun ini, hanya sebuah lelucon bagimu?" Tanya Zeline dengan emosi.

"Maafkan Aku Zeline .. Maaf kan Aku .. Aku tidak pernah berniat untuk menghianatimu, Aku tulus mencintaimu, sangaat mencintaimu, sungguh maafkan Aku Zeline, Aku hanya ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahu mu," Ucap Wiliam sambil mengacak rambutnya, Iya merasa frustasi, hal yang selama ini iya takutkan pada akhirnya terjadi juga.

Kebenaran yang menyakitkan (2)

"haa? menunggu waktu yang tepat? Wiliaam kamu tidak pernah mengabari ku selama tiga bulan lepas, aku khwatir pada keadaan mu, hingga aku memberanikan diri datang kerumah mu, menurutmu apa ini waktu yg tepat untuk mu!" jawab zeline dengan isakan tangis.

"Zeline, aku sangat mencintaimu, kita masih bisa menjadi sepesang kekasih seperti dlu," ucap Wiliam, iya masih mencintai Zeline, iya tak ingin kehilangan Zeline.

"Kekasih?? untuk apa aku menjadi seorang kekasihmu? jika kau sudah memeliki istri, aku tidak ingin menyakiti hati sesama kaum ku," Jawab zeline sambil menatap tajam Wiliam.

"Kumohon Zeline jangan tinggal kan aku, aku sangat mencintaimu, aku terpaksa melakukan semua ini. Ini semua demi hutang budi dan perjanjian yang dibuat kakek ku, aku juga baru tau akan hal ini, aku sama terkejutnya dengan mu, hanya saja aku belum berani mengatakan yang sebenarnya padamu," ucap Wiliam sambil Memeluk Zeline.

Dulu saat Wiliam masih kecil, kakeknya pernah kecelakaan mobil, dan mobilnya terjatuh pada tebing jurang, semua orang telah menganggapnya meninggal dalam kecelakaan itu, karena jasadnya tak kunjung ditemukan, namun disebaliknya, ternyata kakek Stefano masih hidup, iya telah di selamatkan oleh keluarga rafaela dan merawatnya hingga sembuh. Dan setelah kembali menuju kediamannya, kakek Stefano telah berjanji akan menikahkan cucu kesayangannya Wiliam dengan cucu dari keluarga Rafaela, sebagai tanda rasa terimakasih, jadi mau tidak mau, Wiliam harus memenuhi janji yang sudah dibuat oleh kakeknya.

Zeline menarik mafas panjang, iya melepaskan pelukan Wiliam secara perlahan.

"Sudahlah, aku tidak mau mendengar semuanya! yang terpenting, aku sudah tau alasan mu hilang selama beberapa bulan lepas, Wiliam stefano, aku Zeline Davira, sudah mengikhlaskanmu dan melepaskanmu, selamat atas pernikahan kalian," ucap Zeline sambil menyeka air mata nya, percaya atau tidak inilah kenyataan yang harus iya jalani, iya harus merelakan seseorang yang iya cintai.

"Zeline, jangan kejam terhadapku, kau tau sendiri kalau aku sangat mencintai mu, kau pun mengerti kenapa aku berbuat semua ini," jawab Wiliam, iya tidak rela kalau Zeline pergi dari hidupnya.

"Wiliaam, bukan aku yang kejam kepadamu, tapi dirimu sendirilah yang kejam! dengan adanya pernikahan ini kau telahpun menghianati cinta kita. Jika berbicara soal cinta dan perasaan, adalah suatu kebohongan terbesar yang kulakukan, jika aku berkata tidak mencintai mu lagi, aku tau kita saling mencintai, tapi apa gunanya itu semua, jika aku tidak bisa menjadi istri sah mu! dan jika kita terus melanjutkan hubungan ini, selamanya orang akan berfikir aku adalah perempuan simpanan mu, apa kau tega, suatu saat nanti ada orang yang mencemoh ku? lagipula aku yakin Rafaela akan mencintaimu lebih dari yang kulakukan." Ucap Zeline, iya mencoba tetap tabah di hadapan Wiliam, iya tau Wiliam tak akan membohongi dirinya. Wiliam memang mencintainya, tapi apalah artinya itu semua, karna bagi zeline pernikahan adalah sesuatu yang sangat sakral.

"Zeline aku memohon padamu jangan tinggalkan aku, ini semua salah ku telah menjadi bagian dari keluarga Stefano," ucap wiliam sambil memegang erat tangan Zeline, sambil menatap dalam pada zeline.

"jangan menyalahkam dirimu Wiliam, ini sudah takdir kita, maafkan kata-kata kasar ku tadi," jawab Zeline, iya merasa tidak ada gunanya melontarkan semua amarah kepada wiliam, dia juga sama sepertinya, sama-sama terkena luka dalam permainan cinta. Tiada sesiapa yang salah dalam kisah cinta mereka, Tapi mengapa takdir mempertemukan mereka? dan memisahkan dengan cara sekejam ini?

Kemudian Wiliam memeluk erat dirinya. Iya pun membalas pelukan dari wiliam, mereka berdua sama-sama hanyut dalam pelukan, Zeline menganggap ini adalah pelukan terakhirnya bersama Wiliam sebagai sepasang kekasih. Dari kejauhan, Zeline melihat sosok Rafaela yang sedang berlari kecik kearahnya, dengan menyincing gawn pengantin yang masih melekat pada tubuhnya, lalu zeline melepaskan pelukan Wiliam ketika Rafaela sudah sampai dihadapan mereka.

"maafkan aku Zeline! sebenarnya aku sudah lama melupakan Wiliam, karna aku tau, tidak ada tempat lagi untuk ku di hati Wiliam, kecuali dirimu! aku juga baru tau beberapa minggu tentang perjanjian pernikahan ini." ucap Rafaela dengan wajah rasa bersalahnya.

"sudahlah, jangan salahkan dirimu, kau harus berbahagia di hari pernikahanmu sendiri," ucap zeline sambil tersenyum pada Rafaela, walau hatinya serasa hancur berkeping - keping, iya harus tabah didepan semua orang, iya tak ingin terlihat lemah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!