NovelToon NovelToon

SUAMI KEDUAKU CINTA PERTAMAKU

Awal cerita

Pengenalan tokoh👇

* Amelia Zahra *

Seorang wanita muda yang tinggal di sebuah desa yang tidak terlalu terpencil. sifatnya begitu baik dan pandai, menikah di usia muda saat berusia 19 tahun. lulus sekolah SMA saat berusia 17 tahun. sewaktu di sekolah dasar Amelia loncat satu kelas karena dia sangat pandai. Menikah dengan seorang tentara yang berparas tampan dengan kulit agak sawo matang.

* YOGA PRAYOGI *

Kakak dari Zaki Prayogi, seorang pria yang sangat sabar dan selalu memberikan perhatian kepada seluruh keluarganya.

seorang pria yang berumur 27 tahun ini selalu mengabdikan dirinya sebagai seorang dosen di salah satu universitas ternama yang ada di kota.

* ZAKI PRAYOGI *

suami dari Amelia, dia adalah seorang Tentara. pria itu sikapnya sangat bijaksana walau terkadang selalu membuat Amelia cemburu karena suaminya selalu mendapatkan surat dan hadiah dari para penggemarnya. pria ini berusia 25 tahun, Namun sayang takdir berjalan tidak mulus dan membuat Zaki meninggal di usia yang sangat mudah saat mengemban tugas.

MALIK YUNUS

Seorang pria berusia 27 tahun sama dengan usia yoga Prayogi. Malik adalah seorang pemilik beberapa usaha yang ada di desa tempat Amelia tinggal.

* BU RATNA *

Ibu dari Jacky dan Yoga Prayogi. seorang wanita yang benar-benar sangat lemah lembut Bahkan dia selalu menyayangi Amelia setelah putranya meninggal. wanita itu benar-benar tidak akan mengira kalau wanita muda yang menjadi menantunya itu akan menjadi janda di usia 20 tahun.

* AYAH SAMSUL *

Pria tua yang sudah berumur 50 tahun itu adalah Ayah dari Zaki Prayogi, walaupun sifatnya sedikit cerewet namun pria itu selalu memberikan dukungan kepada anak dan menantunya. Ayah Samsul adalah pensiunan militer.

Cerita kali ini tidak berada di kota Jakarta, namun berada di sebuah tempat yang lumayan ramai.

Pagi ini seorang wanita sudah bangun dari tidurnya, dan berjalan menuju dapur rumah mertuanya. namanya Amelia, seorang wanita yang baru menikah beberapa minggu yang lalu.

"Kamu sudah bangun Amel." ucap Bu Ratna yang melihat menantunya sudah berada di dapur.

"Alhamdulillah sudah Bu, tadi Amel habis dari salat subuh lalu kemari." jawab Amel dengan lembut.

"Suamimu sudah salat belum?" tanya Bu Ratna kepada menantunya.

"Sudah bu, mas Zaki sudah salat, namun sekarang suamiku itu melanjutkan tidurnya." jawab Amel sambil tersenyum.

"Gimana sih suamimu itu, sudah bangun bukannya olahraga malah melanjutkan tidurnya." ucap Bu Ratna yang kemudian membantu Amel memasak di dapur.

"Tidak apa-apa Bu, biar saja Mas Zaki melanjutkan tidurnya. nanti Mas Zaki mau berangkat pukul enam." jawab Amel.

"Kalau berangkat pagi Kenapa tidak kau bangunkan saja, sekarang kau buatkan teh setelah itu masakkan nasi goreng. Oya sayang.., cepat bangunkan suamimu, suruh dia turun lalu makan." perintah Bu Ratna yang kemudian membuat Amel langsung meninggalkan dapur untuk membangunkan sang suami.

Ceklek..

Amel memasuki kamarnya terlihat wanita itu menatap sang suami yang masih tertidur dan berselimut. langkah kaki Amel memasuki kamarnya mendekati sang suami dan duduk ranjang.

"Mas, bangun mas.., sudah aku buatkan teh hangat loh." ucap Amelia yang membangunkan suaminya. suaranya begitu lembut hingga membuat Zaki yang mendengarkan suara sang istri seolah dia mendengar lagu Nina Bobo.

"Iya Sayang sebentar lagi Mas bangun." jawab Zaki namun matanya tetap tertutup seolah dia enggan untuk bangun. salah satu tangannya terulur dan memeluk sang istri yang duduk disampingnya.

"Mas.., bangun mas. ini hampir pukul 6 Loh. apa Mas gak mau bangun." ucap Amelia kembali.

"Nanti saja Mas bangun, mas mau melanjutkan tidur Mas dulu." jawab Zaki yang terus memeluk sang istri, wajahnya bersembunyi di tubuh istrinya sembari memeluk erat pinggang sang istri.

"Kalau mas tidak bangun.., Ibu bilang mau ke sini mau membangunkan mas sendiri." perkataan yang terucap dari bibir Amelia membuat Zaki langsung terduduk. matanya yang setengah sadar membuat pria itu mengucek matanya dan menatap sang istri.

"Jangan sampai Ibu memasuki kamarku, bisa-bisa aku celaka." ucap Zaki yang kemudian berlari meninggalkan ranjangnya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Terlihat Amelia tersenyum, kelemahan Zaki yang paling utama adalah ibunya. bukan karena takut kepada sang Ibu namun Bu Ratna yang selalu kewalahan saat membangunkan Zaki. Tentu saja dia akan membawa panci dan salah satu alat dapur untuk membangunkan putranya. suara pukulab dari panci membuat ruangan kamar Zaki benar-benar sangat bising.

15 menit kemudian

Terlihat Zaki sudah berpakaian rapi, pria itu melihat sang istri yang sudah tidak ada di kamarnya. langkah kakinya berjalan keluar dari kamar menuju dapur. terlihat disana sang istri sedang memasak bersama ibunya. sedangkan ayahnya tentu saja pria itu sudah membawa koran dan meminum kopinya.

"Enak Ayah?" tanya Zaki kepada ayahnya.

"Enak, apa kamu mau coba?" tanya ayah Samsul.

"Tidak Ayah, aku sudah ada teh tarik sama nasi goreng." jawab Zaki.

Ayah Samsul meletakkan korannya, pria itu menatap putranya yang sudah menyantap sepiring nasi goreng buatan sang menantu.

"Ternyata menantuku itu pilih kasih ya, suaminya saja yang diladeni.., bahkan Ayah mertuanya yang dari tadi duduk di sini tidak di beri makanan." sindir Ayah Samsul yang membuat Amelia hanya tersenyum. ternyata Amelia sedang memasak telur mata sapi kesukaan sang mertua.

"Tentu saja tidak, Ayah. Apakah Ayah mau nasi gorengnya tidak ada telur mata sapi kesukaan Ayah." jawab Amelia sambil tersenyum. Ayah Samsul terlihat tersenyum kemudian menyantap nasi goreng buatan menantunya itu.

"Amel putriku, nanti ajak ibumu ke pasar untuk berbelanja bahan kebutuhan. karena Ayah tidak bisa mengantarkannya." ucap Ayah Samsul yang membuat Bu Ratna mendekati suaminya.

"Memangnya Bapak mau kemana?" tanya Bu Ratna.

"Bapak mau ke kecamatan Bu, ngurus sertifikat tanah kita yang beberapa hari lalu Ibu minta." jawab Pak Samsul.

"Hallah..., bohong. pasti Bapak mau ketemu pegawai kecamatan Itu tuh.. yang bahenol yang montok-montok itu." ucap Bu Samsul yang membuat Amelia tersenyum.

Memang Bu Ratna adalah tipe wanita yang selalu cemburu Kalau Pak Samsul keluar tanpa mengajaknya.

"Ndak mungkin toh bu.., Masa Bapak mau serong. Memangnya Bapak mau peralatan di dapur ini pindah ke muka bapak semuanya." jawab Pak Samsul.

"Hallah..., Bapak ngeles aja melulu." jawab Bu Ratna yang membuat Pak Samsul nampak tersenyum.

"Dari dulu Ibu itu selalu cemburu, apa Ayah ini wajahnya tampan?" tanya Zaki yang membuat Bu Ratna menatap putranya.

"Walaupun bapakmu nggak tampan, tapi Ibu itu cinta banget lho sama bapakmu." jawab Bu Ratna sambil berkacak pinggang di depan putranya.

** bersambung **

Amelia

Bu Ratna adalah seorang wanita cantik, dulu wanita itu selalu dipuja oleh begitu banyak pria yang ada di desa tempat Bu Ratna.

"Pasti sekarang ini bapakmu itu lagi genit-genit an sama petugas kecamatan." gerutu Bu Ratna yang terlihat dari tadi mengomel tidak jelas.

"Sudahlah Bu, tidak mungkin Bapak melakukan itu. lagi pula Bapak kan orangnya setia." jawab Amelia yang tidak ingin mendengar ibu mertua nya marah-marah, karena hari ini Pak Samsul tidak mengantarkan Bu Ratna pergi ke pasar.

"Kamu sih nggak tahu kelakuan bapak mertuamu itu, kamu tahu nggak.., dulu sewaktu bapakmu itu masih menjadi anggota militer banyak banget surat berdatangan di rumah ibu." ucap Bu Ratna.

"Memangnya Bapak membalas salah satu surat dari para penggemarnya?" tanya Amel kepada mertuanya.

"Ya nggak sih di depan Ibu, nggak tahu kalau dibelakang Ibu." jawab bu Ratna.

"Ya nggak usah gitu lah Bu, nggak mungkin juga bapak melakukan hal itu." jawab Amel.

Kedua tangan Amel terlihat membawa tas belanjaan. sedangkan Bu Ratna nampak hanya membawa satu tas belanjaan, Namun karena wanita itu sekarang sedang emosi hingga membuat langkah kaki mereka seperti ulat bulu yang merangkak sangat pelan.

"Nanti kalau udah sampai di rumah Ibu bakal ceritain masa lalu Bapak mu itu loh...," ucap Bu Ratna yang terlihat begitu bersemangat.

"Benarkah? Memangnya Ibu mau cerita apa?" tanya Amel yang ikut penasaran dengan cerita dari ibu mertuanya.

Beberapa saat kemudian

Bu Ratna dan Amel Sudah sampai di rumah mereka, di dalam rumah Pak Samsul sudah duduk sambil meminum teh buatannya sendiri.

"Loh, Bapak sudah pulang?" tanya Bu Ratna yang melihat Pak Samsul sudah berada di ruang tamu sambil menyeruput teh hangat yang dia buat sendiri.

"Kalau masuk itu ucapin salam dahulu, assalamualaikum gitu." jawab Pak Samsul yang membuat Bu Ratna nampak tersenyum malu.

"Ya nggak tahu lho pak, kalau bapak itu sudah pulang. tak kira bapak masih di kecamatan godain para wanita-wanita itu." jawab Bu Ratna yang terlihat ngeles.

"Hallah Ibu aja kalau diberitahu sukanya ngeles melulu." jawab Pak Samsul.

"Bukannya bapak yang suka ngeles." ucap Bu Ratna yang tidak mau kalah.

"Kalau Amel dulu suka ngeles pak, bu. tapi les privat di salah satu itu guru yang terbaik." canda Amelia yang terlihat berbicara kepada kedua mertuanya. karena dia ingin kedua mertuanya itu tidak bertengkar karena sesuatu yang belum tentu benar.

"Bilang aja kalau kamu mau bantu bapakmu." ucap Bu Ratna.

"Ya nggak mungkin bu, ngapain juga aku bantu Bapak." jawab Amelia.

"Bapakmu sama suamimu itu hitungannya 11-12 loh." ucap Bu Ratna.

"Memangnya aku habis lomba lari Bu, dinilai segala." jawab Pak Samsul yang membuat Bu Ratna nampak melotot kembali.

"Jangan melotot terus Bu, nanti bukannya membuat Ibu cantik malah membuat ibu nampak menyeramkan." ucap Pak Samsul yang kemudian berdiri sambil berjalan begitu cepat. karena dia tidak ingin di amuk oleh Bu Ratna yang dari tadi marah-marah gara-gara tidak diajak Pak Samsul ke kecamatan.

"Tuh kan, ya begitu Itu bapakmu. kelakuannya kayak ABG aja." jawab Bu Ratna.

"Ya udah kalau gitu, mending kita ke dapur. kita rapiin belanjaan kita, Bu." pinta Amelia yang kemudian mengajak Ibu mertuanya pergi ke dapur.

Suara canda tawa terdengar dari dapur rumah keluarga Prayoga, Bu Ratna dan Amelia benar-benar tertawa lepas karena Bu Ratna menceritakan mengenai masa mudanya dahulu. sore itu benar-benar menjadi sore yang sangat aneh bagi ibu mertua dan menantunya, hingga mereka berdua tidak sadar kalau ada seorang pria sudah memasuki dapur mereka.

"Assalamualaikum!" seru Yoga yang terlihat mampir ke rumah ibunya.

"Waalaikumsalam..., Mas yoga." ucap Amelia yang melihat Yoga sudah berada di rumah keluarga Prayogi.

"Tumben kamu mampir Yoga?" tanya Bu Ratna yang terlihat menatap Putra tertuanya yang sudah berada di rumahnya.

"Iya Bu, aku mampir karena aku kangen banget sama masakan Ibu." jawab Yoga yang kemudian mencium tangan ibunya.

Sesaat kemudian Amelia berjalan mendekati Yoga sembari ingin mencium tangan kakak iparnya itu. Yoga menatap Amelia, pria itu sebenarnya mempunyai perasaan kepada adik iparnya. namun demi menjaga kebaikan bersama Yoga lebih memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri.

"Bagaimana kabarmu, Mas?" tanya Amel kepada Yoga.

"Baik, Bagaimana kabarmu juga?" Jawab yoga sambil membuka jas dan meletakkan tas yang dia bawa.

"Kamu habis ngajar atau dari tempat kursus mu ?" tanya Bu Ratna kepada putranya.

"Habis dari tempat keduanya Bu, habis ngajar setelah itu ke tempat kursus. Ibu tahu sendiri kan murid ku banyak banget." jawab Yoga.

"Alhamdulillah kalau gitu Mas. Aku senang dengarnya." ucap Amel yang terlihat tersenyum kepada kakak iparnya.

Deg..

Jantung Yoga nampak berdebar saat melihat senyum manis yang ditampakkan oleh Amel kepadanya.

"Di mana Zaki?" tanya Yoga kepada ibunya.

"Zaki belum pulang mas, kemungkinan bentar lagi dia pulang." jawab Bu Ratna.

"Kamu kan udah menikah hampir dua minggu, Amel. Apa kamu punya rencana untuk tetap tinggal di sini atau membeli rumah sendiri?" tanya Yoga kepada adik ipar nya.

"Belum tahu Mas, soalnya Mas Zaki belum bilang apa-apa. katanya karena dia harus menjalankan beberapa tugas dia memintaku untuk tinggal di sini terlebih dahulu, Kalau rumah dinas sudah selesai dirapikan mungkin kami akan pindah ke sana." Jawab Amel.

"Apa tidak sebaiknya kamu tinggal di sini saja sama ibu dan ayah, kalau kamu tinggal di rumah dinas kemungkinan besar kau akan sendiri dan tidak ada teman." ucap Yoga.

"Karena itu Mas, Mas Zaki minta aku tinggal di sini dulu. kalau semua masalah sudah beres nanti kami pikirkan. apalagi ibu selalu bilang aku enggak boleh pindah dari sini." jawab Amel.

"Lagian ngapain sih pindah di rumah Ini, kan disini banyak kamar. kalau kamu pindah ikut suami mu lalu ibu sendirian gitu di rumah sama bapakmu, seperti nyamuk enggak ada temannya." gerutu Bu Ratna yang terlihat mendengarkan pembicaraan Yoga dan Amel.

"Ya Amel, lebih baik kamu dan yoga tinggal di sini." pinta Yoga.

Tak berselang lama terlihat Zaki sudah pulang.

"Assalamualaikum!" seru Zaki yang sudah memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam!" jawab Amel sambil berjalan mendekati suaminya dan mencium tangan sang suami.

"Mas mandi dulu." ucap Zaki sambil mencium kening isterinya.

Deg..

"Kenapa dadaku sesak seperti ini." guman Yoga dalam hati saat melihat pemandangan yang ada di depannya.

"Sudah lama mas?" tanya Zaki.

"Mas baru datang." jawab Yoga.

"Aku mandi dulu mas," pamit Zaki yang kemudian masuk ke kamarnya.

** bersambung **

Suamiku

"Kalau begitu Amel masuk dulu ya, Bu. Amel mau membantu Mas Zaki." ucap Amelia kepada Ibu mertuanya.

"Iya, urus dulu suamimu setelah itu nanti kau bantu ibu untuk membuat kue kesukaan bapakmu." ucap cap Bu Ratna yang kemudian melanjutkan ritual memasak di dapur. langkah kaki Amelia menaiki anak tangga naik ke lantai 2. Wanita itu benar-benar sangat perhatian kepada suami dan keluarganya.

"Mas, Apakah tadi Mas sudah sholat?" tanya Amel kepada sang suami.

"Sudah sayang, tadi Mas sudah sholat. makanya Mas sedikit telat." jawab Zaki.

"Ya sudah kalau begitu, Mas mau kopi atau apa?" tanya Amelia kepada sang suami.

"Tidak usah, nanti saja. Mas ingin sama kamu beberapa detik lagi." jawab Zaki yang kemudian memeluk erat sang istri.

"Ada apa Mas, tumben sekali?" tanya Amelia kepada suaminya.

"Tidak apa-apa, Mas. cuma ingin memeluk istri mas saja, kita sudah menikah hampir dua minggu. aku ingin menghabiskan banyak waktu dengan Istriku yang cantik ini." jawab Zaki.

"Idih, Mas ini genit banget sih..," canda Amelia yang membuat jaki mendaratkan ciuman di kening sang istri.

"Aku sangat senang karena mempunyai istri yang begitu sabar, soleh dan menurut kepada suaminya." ucap Zaki yang kemudian mengambil pakaian ganti Di lemarinya.

"Kalau sudah Mas turun dulu deh, aku buatkan secangkir teh hangat. sama tadi aku sudah buatin rendang kesukaan Mas." terlihat tatapan mata Amelia menatap sang suami yang sudah berganti pakaian. suaminya itu benar-benar sangat tampan, hingga membuat jantung Amelia berdebar tidak karuan.

"Idih..., istriku ini diam-diam suka ngeliatin suaminya deh." canda Zaki.

"Mas ngomong apa sih, mau aku lihat, mau aku lirik mau aku plototin kan itu sah saja. karena mas adalah suami halalku." Jawab Amelia yang membuat Zaki memberikan pelukan kepada istrinya lagi.

"Udah Mas, nggak usah peluk peluk terus. nanti malah kebablasan nggak jadi turun." jawab Amelia. akhirnya sepasang pengantin baru itu turun ke lantai 1.

"Ayah di mana Bu?" tanya Zaki kepada ibunya.

"Ya biasanya lah, pasti bapakmu itu lagi main catur sama mas mu." jawab Bu Ratna.

"Lalu Ibu lagi ngapain?" tanya Zaki kembali.

"Tentu saja lagi masak, Kamu kira Ibu ini main kelereng di sini." jawab Bu Ratna sambil menatap putranya.

"Ibu itu kalau ditanya kemana dan jawabannya kemana." ucap Zaki.

"Ya kamu itu yang aneh, udah tahu kalau Ibu sedang masak masih nanya." jawab Bu Ratna.

"Kan cuma basa-basi Bu, biar nggak sepi gitu." ucap Zaki yang membuat Bu Ratna hanya menggelengkan kepalanya.

"Dasar anak semprul, kayak gitu kok bisa ya jadi tentara." gerutu Bu Ratna yang membuat Amelia tersenyum.

"Ada apa Bu?" tanya Amel kepada mertuanya.

"Kamu dulu itu salah pilih ya, kamu kok malah milih anak ibu yang semprul itu sih. kok nggak milih abangnya aja yang gagah, ganteng, sama pinter." bercanda Ibu Ratna yang membuat Amel hanya tersenyum. sedangkan Zaki.., pria itu hatinya sedikit memanas saat ibunya mengatakan hal itu.

"Itu karena Amel cinta sama Mas Zaki, Bu." jawab Amel sambil tersenyum kepada sang suami.

"Apa Ibu ingin bertengkar sama aku?" tanya Zaki kepada ibunya.

"Ngapain juga ibu berantem sama kamu, bisa-bisa ibu kamu berondong sama peluru." jawab Bu Ratna.

Sesaat kemudian perdebatan ibu dan anak itu terhenti ketika Pak Samsul sudah berada di ruang makan.

"Bu, dari tadi kok masakannya belum matang ya? Ibu tadi itu memasak nasi atau memasak batu." canda Pak Samsul yang membuat Bu Ratna langsung meletakkan wajan ke atas kompor.

"Bapak ini kalau berbicara yang enak ya, bapak kira simsalabim 1 detik masakan udah matang. bapak kira aku ini tukang sihir yang suka menyulap makanan langsung jadi." jawab Bu Ratna sambil melotot.

"Ya mungkin saja Bu, pekerjaan ibu kan cuma ngomel-ngomel, nunjuk-nunjuk sama marah-marah." jawab Pak Samsul yang membuat Bu Ratna semakin marah.

"Bapak ini jengkelin sekali sih, lihat aja mulai besok Ibu nggak mau masak. Ibu mau pensiun!" seru Bu Ratna.

"Kalau Ibu mau pensiun Memangnya Ibu mau ngapain?" tanya Pak Samsul yang membuat Putra dan menantunya menatap mereka. seolah mereka bertiga melihat sinetron di televisi.

"Males aku bicara sama Bapak." ucap Bu Ratna yang selalu menggunakan kata-kata anak ABG.

"Males juga aku ngomong sama ibu, no comment deh..," jawab Pak Samsul.

Perbincangan suami istri paruh baya itu membuat suasana yang ada di rumah keluarga Prayogi selalu hidup.

"Bagaimana pekerjaanmu, Zaki?" tanya Yoga kepada adiknya.

"Semuanya berjalan lancar, bang." jawab Zaki.

"Kamu itu kalau memanggil Mas itu apa sih, terkadang manggil Mas, terkadang manggil bang." ucap Yoga yang membuat Zaki tersenyum.

"Sama aja kan Mas. mau bang, mau mas sama-sama panggilan kakak." jawab Zaki. Amelia terlihat sudah mengambilkan makanan untuk suaminya, wanita itu dengan telaten selalu meladeni suaminya.

Beberapa saat kemudian...

"Alhamdulillah, udah kenyang Bu." ucap Zaki.

"Makan 2 piring kalau masih belum kenyang, kamu kira perutmu itu karet." sindir Bu Ratna.

"Alhamdulillah..., aku juga juga sudah kenyang Bu." ucap Pak Samsul sambil bersendawa dan merenggangkan perutnya.

"Kalau Bapak sih enggak kenyang aja, udah dua piring nasi, dua gelas teh, satu gelas kopi. bukannya Bapak kenyangnyw itu kelebihan." jawab Bu Ratna.

"Ibu itu syirik sekali sih sama Bapak, dikit-dikit marahin Bapak." ucap Pak Samsul.

"Biarin, biarin aja. Bapak aja selalu ngeselin." jawab Bu Ratna.

"Oh ya Zaki, Apakah kabar mengenai perekrutan anggota untuk dipindahtugaskan itu Benar?" tanya Pak Samsul kepada putranya.

"Belum tahu Yah, soalnya atasan juga belum memberikan informasi mengenai hal itu." jawab Zaki.

"Bapak harap kamu tidak ikut jika dipindah tugaskan di tempat yang sangat berbahaya." ucap Pak Samsul.

"Zaki tidak tahu Yah, soalnya perekrutan itu belum diumumkan." jawab Zaki.

"Insya Allah Mas Zaki akan diberikan yang terbaik Yah, soalnya Mas Zaki adalah pria yang paling baik." ucap Amel yang terlihat juga ketakutan jika suaminya tiba-tiba dipindah tugaskan ke tempat yang jauh.

"Iya, Ibu juga berdoa semoga suamimu itu tidak ikut tercantum dalam penugasan di luar pulau. karena ibu takut, apalagi beberapa tempat yang ada di luar pulau di daerah perbatasan negara tempat itu benar-benar sangat berbahaya dan sangat menghawatirkan." ucap Bu Ratna.

Di dalam hatinya Bu Ratna selalu khawatir dengan Putra keduanya, sebenarnya Bu Ratna tidak pernah memperbolehkan Zaki untuk menjadi anggota militer. namun Zaki tetap bersikukuh dan mendaftarkan diri, karena pria itu sangat kagum dengan sosok ayahnya yang juga dan pensiunan tentara.

** bersambung **

** bersambung **

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!