NovelToon NovelToon

Rahim Bayaran Tuan Muda Arrogant

PROLOG

Author
Author
Note : Biar enak bacanya, tekan dan tahan lama untuk memunculkan semua dialog percakapan..
NovelToon
Seorang gadis tengah diseret oleh seorang pria berkulit hitam dan ditendangi tanpa ampun olehnya.
Park Jihoon
Park Jihoon
Uncle maafin Jihoon... Hiks ...Hiks .. *menangis terisak.
Gadis malang yang diseret itu menjerit dan menangis. Sangat mengibakan. Gadis itu diseret sampai ke jalan.
Guanlin (Paman Park Jihoon)
Guanlin (Paman Park Jihoon)
Jika kau tidak mau mendengar kata-kata ku, jangan sekali-kali kau injak rumah ini. Aku bukan lagi keluarga mu!!
Sarkas pria berkulit hitam yang menendangnya.
Sungguh malang sekali nasib gadis itu. Namanya Park Jihoon. Nama yang indah dan cantik. Namun nasibnya selama ini tak seindah nama dan paras wajahnya.
Park Jihoon disiksa dan diseret tengah malam ke jalan oleh pamannya sendiri. Untung tidak musim dingin saat ini di Korea Selatan. Tidak bisa dibayangkan jika ini terjadi pada puncak musim dingin.
Gadis dengan paras cantik rupawan itu sesenggukan di bawah tiang lampu merkuri. Ia duduk sambil mendekap tiang lampu itu seolah sedang mendekap tubuh ibunya.
Sementara itu, apa yang dirasakan oleh bibi nya di dalam rumah. Tidakkah ia melihat keponakan nya yang tengah menangis tersedu-sedu dengan nada yang menyayat hati.
Tak ada tetangga yang keluar. Mungkin sedang lelap tidur. Atau sebenarnya terjaga tapi telah merasa sudah sangat bosan dengan kejadian yang kerap berulang itu.
Paman Park Jihoon yang bernama Guanlin itu memang keterlaluan, bicaranya kasar dan tidak bisa menghargai orang. Seluruh tetangga di kompleks ini dan masyarakat sekitar jarang yang mau berurusan dengan si hitam Guanlin.
Kulitnya memang hitam meskipun tidak sehitam orang Papua. Ekspresi Guanlin sangat dingin seperti algojo kulit hitam yang berwajah batu.
Si muka dingin Guanlin itu juga jarang tersenyum. Sedangkan suara tawanya yang terbahak-bahak seperti suara mak lampir.

Mencari Pekerjaan

Langkah demi langkah dengan lelah menuntun seorang gadis terus berjalan di bawah teriknya sinar matahari yang menyengat.
Walaupun sinar matahari membakar kulitnya yang putih, gadis itu tak memperdulikan nya. Karena saat ini uang tabungan yang ia punya sudah menipis dan itu yang membuatnya harus segera menemukan pekerjaan yang tetap.
Dengan bermodal lulusan Ijazah SMA gadis itu terus melangkah tanpa lelah. Hingga ia memasuki sebuah perusahaan sederhana yang bergerak dalam bidang perhotelan.
...
...
Maaf nona Park Jihoon, anda kami tolak. Perusahaan kami memerlukan minimal lulusan S1.
Gadis cantik bernama Park Jihoon itu hanya tersenyum sedih lalu langsung angkat kaki untuk keluar dari perusahaan tersebut.
Saat kedua orang tuanya masih hidup. Ayah dan ibu nya menginginkan Jihoon untuk bisa menjadi seorang sarjana. Namun, karena kesulitan ekonomi di tambah pada saat itu ibunya sakit-sakitan dan ayahnya hanya pekerja serabutan. Jadi, mimpi Jihoon untuk melanjutkan studi S1 nya harus kandas di tengah jalan.
Semenjak itu pun Jihoon tak pernah ingin bermimpi yang tinggi-tinggi karena ia teringat dengan pesan mendiang ibunya.
Isi pesannya adalah, " Jangan terlalu banyak berharap. Karena harapan adalah luka yang tertunda bagi orang miskin seperti kita, Nak. Harapan terkadang bisa menjadi pembunuh paling mematikan."
Tapi perlu kalian garis bawahi Jihoon tidak pernah mengeluh. Baginya tak ada yang perlu disesalkan pada keadaan karena ia percaya pada nasihat lama dari bapaknya sebelum meninggal.
Isi nasihat itu adalah, " Tuhan telah mengatur segalanya."
Tanpa terasa..
Hari sudah semakin gelap. Jihoon memajukan tangannya melihat jam tangan hitam miliknya yang mengikat pergelangan tangannya.
Park Jihoon
Park Jihoon
Sudah pukul tujuh malam, aku harus segera mempercepat langkah kaki ini.
Tadinya Jihoon ingin menaiki Bus, tapi ia berpikir dua kali, uang itu lebih baik ia simpan untuk keperluannya besok lusa karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi hari esok..
Jihoon terus melangkah hingga ia tanpa sadar salah arah jalan. Jalanan ini agak sempit dan berbau sangat apek
Park Jihoon
Park Jihoon
*berhenti sejenak + memegang kepalanya yang tidak pusing.
Jihoon pusing ke mana jalan pulang yang benar, Hingga ia pun tanpa berpikir panjang terus berjalan dengan berharap semoga mendapatkan petunjuk dari tuhan dengan menuntun jalan yang benar dan menjauhkan ia dari mara bahaya.
Bersambung...

Ibu Pengganti?

NovelToon
Di tempat lain, di dalam sebuah ruang kantor seorang pria berdiri mondar-mandir. Tidak lama kemudian, dia menelepon seseorang.
Kring📞 ...Kring📞 ...
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
*mengangkat telepon.
Seo Jun
Seo Jun
Ke ruanganku sekarang juga!!
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Baik tuan.
Tit📞 ... { suara telepon di matikan }
Lima menit kemudian seorang pria masuk ke dalam ruang tersebut.
Seo Jun
Seo Jun
Apa yang kau lakukan, heh? Mengapa lama sekali kau datang kemari? Apa pantas aku ini menunggumu? Menunggu sekretaris seperti dirimu. Apa kau mau aku pecat?
Ucap Seo Jun dengan perasaan marah kepada sekretarisnya yang bernama Kim.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
M-maafkan saya tuan, k-kumohon jangan pecat saya tuan.. tadi saya ada ke-- *suara terbata-bata.
Seo Jun
Seo Jun
Stop!! Aku tidak ingin mendengar alasan apa pun darimu. Cepat carikan aku seorang wanita yang bisa menjadi ibu pengganti.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Ibu pengganti?
Ucap sekretaris Kim bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Seo Jun
Seo Jun
Yah, ibu pengganti. Aku akan siap bayar berapa pun untuk wanita yang mau menyewakan rahimnya. 700 juta juga boleh.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Maaf tuan, kalau boleh saya tahu ibu penggantinya untuk apa ya tuan? Apa tuan mau mengganti ibu kandung tuan Seo Jun?
Seo Jun
Seo Jun
Apa kau bodoh, untuk apa aku mengganti ibu kandungku? Apa kau tidak tahu apa fungsi dari ibu pengganti.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Maaf tuan, saya akui saya bodoh. Tapi memang saya tidak tahu ibu pengganti itu apa?
Seo Jun
Seo Jun
Arghh... (mengertakkan giginya) ingin sekali rasanya aku mengeluarkan isi otakmu itu, Kim.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Maaf tuan.
Seo Jun lalu menatap sekretaris Kim dengan perasaan yang amat kesal sembari menjelaskan arti dari ibu pengganti.
Seo Jun
Seo Jun
Ibu pengganti adalah wanita yang menyewakan rahimnya dan saya membutuhkannya secepatnya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari tuannya, sekretaris Kim kemudian mengangguk paham.
Tak lama kemudian...
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Mengapa tuan tidak menikah saja dengan seorang wanita? Nanti kan tuan bisa punya anak dengan istri sah tuan.
Seo Jun
Seo Jun
Jangan mengaturku, aku tidak perlu sebuah pernikahan.  Aku hanya membutuhkan seorang keturunan dari darah dagingku sendiri.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Apa tuan seorang gay?
Tanya sekretaris Kim takut-takut.
Seo Jun
Seo Jun
WHAT?! APA KAU GILA? APA KAU MAU MATI?
Seo Jun
Seo Jun
Berani-beraninya kamu bilang aku gay. Aku masih normal. Cepat keluar dari ruanganku sekarang juga! Dan segera cari wanita yang ingin menyewakan rahimnya!
Ucap Seo Jun marah-marah sambil melemparkan berkas-berkas yang ada di atas mejanya.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
I-iya tuan. *suara terbata-bata.
Ucap sekretaris Kim dengan terbata-bata sambil memunguti berkas-berkas yang ada di atas lantai dan meletakkannya kembali di atas meja kerja tuan nya.
Seo Jun
Seo Jun
Pastikan wanita yang menyewakan rahimnya itu harus cantik, muda, pintar, sehat, single, dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang mematikan.  Aku tidak mau nanti anak yang dilahirkannya sakit-sakitan.
Sekretaris Kim
Sekretaris Kim
Baik tuan.
Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!