Matahari sangat terik menyinari alam semesta, ku kendarai mobil biru kesayanganku menyusuri jalanan kota yang begitu macet, gerah yang kurasakan sehingga aku membuka sebagian jendela mobil, karena aku tidak begitu menyukai AC. Ku putar lagu malaysia di dalam mobil sambil menunggu mobil yang bergerak bagai kura-kura, sesekali aku ikut juga bersenandung mengikuti lagu pavorit ku.
Tiba-tiba mataku tertuju pada sepeda motor yang tidak jauh di depanku.
"Mirip Mas Rasya, batinku."
"Tapi kok naik motor matik, bukankah tadi pagi dia berangkatnya naik mobil. Dan siapa yang diboncengnya itu. Jangan-jangan suamiku itu main di belakangku, Ah tak mungkin "batinku lagi,
Aku tak mau berburuk sangka pada suamiku yang selama ini baik dan setia, tidak pernah dia berbuat aneh-aneh selama tiga tahun pernikahan kami.
Aku memperhatikan kembali motor di depanku, "Bajunya kok sama ya warna biru navy, "
Aku ingat betul tadi pagi aku yang menyiapkan baju kantornya, karena penasaran aku memutuskan untuk mengikuti nya, pas kendaraan berjalan seperti biasa, mungkin karena asiknya dia di peluk oleh seorang gadis dibelakangnya sehingga dia tidak memperhatikan kalau ada yang mengikutinya.
Aku mengikutinya terus, dan berdoa dalam hati semoga dia bukan suamiku, tapi kalau memang dia mungkin Tuhan telah menunjukkan siapa sebenarnya suamiku yang selama ini aku cintai. Pas di perempatan jalan saya melihat motor tersebut berbelok kiri,
Oh inikan perumahan yang sempat dulu saya ingin ambil buat investasi, tapi suamiku melarangnya karena berbagai alasan, aku bilang ini cuma buat investasi, tapi dia tetap menolaknya dan terpaksa aku ambil di tempat lain.
Tak lama kemudian motor tersebut berhenti di sebuah rumah yang sederhana, rumah tersebut sangat teduh, banyak bunga di pekarangan nya.
Aku memarkirkan mobilku tak jauh dari rumah tersebut, kemudian aku berjalan kerumah tersebut, pada saat Mas Rasya membuka helmnya, jantungku rasanya akan copot, badanku gemetar dan air mataku langsung terjun bebas tak terbendung, ternyata betul dia Mas Rasya, suamiku yang selama ini aku percaya.
Tapi aku tak langsung mengambil kesimpulan bahwa suamiku menghianatiku sebelum aku tau kebenarannya.
Aku lunglai tak ada tenaga lagi aku masih berfikiran positif bahwa mungkin itu keluarganya atau cuma sekedar mengantar temanya pulang .Aku memutuskan kembali ke mobilku untuk menenangkan pikiran.
Aku tak mau gegabah langsung melabrak suamiku dengan perempuan itu.Siapa tau dugaan ku memang benar kalau dia hanya teman atau keluarganya.
Sekitar 10 menit aku duduk di mobilku, kemudian dari arah belakang ada ibu-ibu yang turun dari becak.
Aku turun dari mobil dan menyapa ibu tersebut
" Assalamu Alaikum bu' "ucapku memberi salam
Waalaikum salam", jawab ibu tersebut.
"Numpang tanya ya Bu, ibu tau rumah Pak Rasya ?" tanyaku
Ibu tersebut langsung menjawab,
"Pak Rasya yang kerja di Perusahaan Citra Buana, suaminya Mbak Lestari ya Dek?"
Deg ...jantungku bergemuruh kembali, ternyata itu benar Mas Rasya, "
"Tega kamu Mas." batinku.
"Dek....Dek...." kata ibu tersebut sambil menepuk lenganku.
"Eh Iyya Bu ....maaf ya Bu..saya kurang fokus karena panas sekali."
".Iyya Mbak nggak apa- apa, Itu sana Mbak rumahnya yang banyak bunganya, saya pamit dulu ya Dek?" Jawab ibu itu.
"Iyya makasih ya Bu, " Jawab ku.
Ibu tersebut pun berlalu meninggalkanku yang hancur karena pengkhianatan suamiku. Aku tak sanggup lagi untuk bertahan ditempat itu aku memutuskan pulang kerumah.
Di perjalanan aku menangis,
"Tega kamu Mas khianatin aku, apa kurangnya aku selama ini jadi istri, apa aku kurang cantik atau kurang liar di tempat tidur, selama ini aku sudah menjadi istri yang sempurna buatmu, dan menantu dan ipar yang baik untuk kelaurgamu.Meskipun aku bekerja tapi aku tak pernah lupa akan tanggung jawabku..."
Tega kamu Mas, " rintihku.
Aku menguatkan hati dan berserah mungkin ini sudah takdirku. Aku percaya Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya.Aku menguatkan hati.
"Ok suamiku, kamu yang mulai. Aku tak akan tinggal diam kamu khianati seperti ini...Aku akan membuatmu menyesal. Aku akan membalas setiap tetes air mata atas penghianatanmu."Janjiku dalam hati.
Hampir satu jam mengendarai mobilku, aku sengaja memperlambat kecepatan karena takut juga terjadi apa-apa karena tidak fokus.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk rumah , kebetulan aku punya kunci cadangan supaya Bu Rahmi nggak repot untuk membukakan aku pintu.
Kulihat Bu Rahmi sedang bersama anakku Rafa sedang bermain diruang keluarga.
Saat mendengar tawa anakku, hatiku ikut senang, dan melupakan pengkhianatan suamiku sejenak.
Pada saat Rafa melihatku, anakku langsung berlari ke arahku sambil teriak
"Mama udah pulang?" Tanyanya.
Dia memelukku...sangat erat. Tak terasa air mataku menetes tapi segera ku hapus supaya anakku dan Bu Rahmi tidak melihatku sedang menangis.
' Iyya nak, kamu nggak nakal selama mama tinggal ya sayang." Ucapku.
"Nggak Ma....Rafa nonton Ipin Upin," jawabnya.
Memang anakku sangat suka kartun itu.
" Oh iyya sayang , mama ganti baju dulu ya ?" pamit ku.
"Ok Mama cuaaantik." jawab anakku
Aku tersenyum mendengar gombalan anakku .Memang anakku itu suka sekali nge gombal kayak papanya.
Aku kembali mengingat suamiku yang mengkhianati ku.
" Tega kamu Mas" Dalam hatiku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat.
Aku duduk di meja rias mengamati wajahku di cermin.
"Apa kurangnya aku Mas, dari fisik aku cantik,kerjaan bagus, setia. Kenapa kamu mengkhianati ku."
Aku menangis meratapi nasibku yang diselingkuhi. Tak terasa karena lelah hati dan pikiran aku tertidur.
Sebelum shalat magrib suamiku datang. "Assalamu Alaikum, " Ucapnya
"Waalaikum Salam," balasku.
Dia langsung mencium pipiku lalu bertanya. "Rafa dimana, sayang,"
Aku tidak menjawab.
"Tumben nggak cerewet biasanya kalau aku datang terlambat biasanya banyak tanya".
"Sariawan ya," sambil menggelitik ku terkekeh.
"Aneh aku yg di gelitik kok kamu yang terkekeh Mas, " tanyaku.
"Kamunya sih nggak nanya- nanya aku, biasanya kalau aku telat pulang kan kamu bawel, kok sekarang nggak bawel sih sayang?"
"Buat apa nanya kalau aku tau kamu kemana,"
jawabku.
Kulihat wajah suamiku pias, tapi seketika langsung mengontrol diri dan menghampiriku.
" Kamu kenapa sih sayang? "
"Nggak kok Mas, "aku kan tau kalau kamu kerja apalagi akhir bulan kan?"
Biasanya memang kalau akhir bulan suamiku harus melaporkan semuanya ke atasannya.
Dia mencium pipiku.
" Aku mandi dulu ya sayang,'
"Hmmm." aku hanya ber dehem saja.
Dia berlalu kekamar kami. Aku menatap punggung suamiku sambil membatin. "Pintarnya kamu bersandiwara Mas"
"Kamu akan menyesal suamiku.
Tuhan tidak tidur, apa yang kamu tabur pasti kamu tuai.
Kamu itu manusia yang tidak tau bersyukur dan berterima kasih. Kamu tidak aka bisa seperti sekarang kalau bukan aku.
Kalau bukan karena aku, kita tidak akan seperti sekarang ini, meskipun gajiku lebih banyak dari kamu, tapi aku tidak pernah sekalipun mempermasalahkannya. Kamu berikan keluargamu uang aku tak pernah protes, aku ikhlas karena aku menganggap dia juga keluargaku.
Tapi sekarang aku tidak ikhlas kalau kamu memberikannya kepada selingkuhan mu. Pastinya perempuan itu bukan perempuan yang baik- baik.
Mana mungkin dia mau sama laki -laki beristri kalau memang dia baik. Palingan dia cuma maunya sama uangmu Mas. Tunggulah kehancuranmu suamiku.Aku menunggunya, Dan pada saat kamu menyadarinya kesalahanmu, meskipun kamu bersujud dikakiku aku tak akan kembali padamu, apapun bisa saya terima kecuali pengkhianatan.
Saat makan malam , seperti biasa dimeja makan kami mendengar celotehan anakku Rafa,
"Kalau makan nggak boleh bicara sayang" nasehatku pada Rafa.
"Maaf Mam..hehehe"." jawab Rafa.
"'Makan yang banyak ya ..supaya cepat gede." ucapku lagi.
Ku lirik Mas Rasya yang makan dengan lahapnya. Aku membatin,
"Tega kamu Mas mengkhianati ku, apa kelebihan selingkuhan mu itu dibanding aku?"
Selesai makan malam, aku membersihkan meja dan cuci piring, ini memang sering kulakukan selesai makan malam.
Mas Rasya duduk di ruang keluarga sambil menonton berita. Aku ambil remote dan langsung ganti channel yang menayangkan sinetron tentang perselingkuhan.
"Lho kok diganti sih Sayang?"Ucapnya
"Bosan Mas dengan berita itu terus, menurunkan imun saja." Jawabku asal.
"Dari pada sinetron yang nangis terus kamu nonton," balas Mas Rasya.
"Tapi ini ceritanya seru lho mas, masa majikan selingkuh sama pembantunya, padahal cantikan juga istrinya, BEGO banget si suaminya," sambil aku menekankan kata "Bego"
Mas Rasya terdiam, Tak lama kemudian dia pamit kekamar.
Tak lama kemudian, akupun mematikan TV untuk menyusul Mas Rasya, karena Rafa juga sudah tertidur di kamarnya. Sebenarnya aku juga tidak terlalu suka sinetron tersebut.
Sesampainya dikamar, aku lihat Mas Rasya bersandar di tempat tidur sambil memainkan gawai miliknya. Sesekali dia tersenyum, aku langsung kekamar mandi berwudhu untuk melaksanakan shalat Isya.
Setelah shalat Isya aku memakai skin care yang biasa ku gunakan kemudian berbaring di samping Mas Rasya.
Kulihat Mas Rasya masih sibuk dengan gawainya, entah dia chatingan dengan simpanannya atau siapa, rasanya ingin ku rampas gawainya dan ku lempar ke dinding, tapi aku menahan diri untuk sementara.
" Mas, aku mau berhenti kerja, "ucapku,
Kak Rafa melihat kearah ku
." Kok tiba- tiba sih Sayang,"jawabnya
"Aku mau fokus urus Rafa, Mas," memberikannya alasan
"Kerjaan kamu kan bagus, kamu juga kan pulangnya nggak malam, jadi kamu masih punya banyak waktu buat Rafa."Jawabnya.
"Apalagi sekarang kan posisi kamu bagus dan gaji mu juga kan tinggi," tambahnya lagi.
Aku langsung teringat kalau sudah lama juga Mas Rasya nggak transfer gajinya ke aku.Sekitar 1 tahunlah. "Bodoh "aku mengutuk diriku sendiri..kenapa ya nggak sadar mungkin karena aku berlebihan masalah uang jadi nggak kepikiran gaji Mas Rasya.
" Oh iyya Mas .. Kamu kok nggak pernah transfer gaji kamu ke saya."
'Haahh.".Mas Rasya kaget tapi langsung jawab"
"Ok nanti aku transfer ke rekening kamu, masih ada kok di rekening ku, besok ya aku transfer.'
Biasanya suamiku akan transfer 7 juta perbulan untukku, 5 juta untuk ibu dan adiknya, sisanya yang sekitar 3 jutaan buat dia pegang.Kadang ada bonus juga.
Sejujurnya aku nggak terlalu menuntutnya karena aku juga punya penghasilan bahkan lebih tinggi dari Mas Rasya, ditambah lagi dari penghasilan dari butik ku yang dikelola oleh adik sepupuku.
"Oh iyya mas bagaimana kalau gaji kamu langsung masuk ke rekening aku juga, nanti aku yang kasi ke ibu, bagaimana Mas?"
Mas Rasya hanya terdiam lalu aku memukul pundak Mas Rasya.
"Kamu dengar nggak apa yang aku bilang" tanyaku meninggikan suaraku
"I...iya ..aku dengar...terserah kamu saja sayang," jawab Mas Rasya.
Dalam hatiku biarpun kamu nggak setuju aku akan tetap memindahkan gajimu kerekeningku.
Adik aku kan bendahara di kantor Mas Rasya .Apalagi banyak teman Mas Rasya gajinya langsung ke rekening Istri.
OK Fix langkah pertama berjalan dengan mulus. Mulai bulan depan gajinya langsung masuk di rekeningku .
Keesokan harinya sebelum berangkat kekantor aku tak lupa mengingatkan supaya gaji yang satu tahun tidak ditransferkan ke rekeningku supaya hari ini di transfer lumayan lah jumlahnya .
Pada saat makan siang di kantin kantorku. Bunyi notifikasi SMS banking masuk senilai 50 jt.
Aku langsung menelpon Mas Rasya.
"Kok cuma segitu Mas, kan 1 tahun nggak di transfer,"
Eh anu sayang ...aku pake dulu ya sebagian." Uang kamu kan banyak, kenapa tumben nuntut uang Mas."
" Gini lho Mas, aku kemarin ikut pengajian kata pak ustaz kalau gaji suami , biarpun tidak seberapa kalau istri yang pegang akan berkah. Makanya aku minta gajinya mas ditransfer kerekeningku.Aku cuma mau penghasilan suami aku itu dapat berkah berkali-kali lipat."Jelasku panjang lebar.
" Oh iyya sayang " jawabnya di telpon.
" Aku mau makan dulu Mas, aku tutup ya Mas." Assalamu Alaikum,
"Waalaikum salam," jawab mas Rasya.
Rasain kamu Mas sambil tersenyum dan melanjutkan makanan ku.
Hari berganti hari tak terasa satu Minggu sudah aku mengetahui kalau Mas Rasya menghianatiku.
Aku bersikap biasa saja, dan akupun sudah mengetahui identitas pelakor itu, ternyata dia masih muda umur 20 tahun, kalau dilihat secara fisik sih cantikan juga aku.
Namanya Lestari, dia lulusan SMU, kerja disebuah restoran, dandanannya menor, Rambut pirang, boros dimuka kayak dia lebih tua dari aku padahal kami beda 5 tahun.
Waduh selera Mas Rasya turun level, dimana- mana cantikan aku, tapi memang body pelakor itu bahenol karena selalu pakai pakaian ketat, nggak kayak aku tertutup karena dari SMU memang aku menutup aurat ku.
Orang tuaku mengajarkan aku untuk menutup aurat yang memang kewajiban sebagai umat Islam.
Dan mereka juga mengajarkanku menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Kalau ada yang menyakiti harus bersabar ada Tuhan yang akan membalasnya. Itu yang selalu orang tuaku ajarkan .Ya meskipun aku juga terkadang bersikap bar-bar.
Tapi kali ini aku juga akan bermain-main dengan Mas Rasya sebelum aku meninggalkannya. Tapi membalasnya secara elegan. Rasain siapa suruh mengkhianati ku.
Awal bulan ternyata gaji suamiku sudah masuk ke rekeningku. Tak lupa aku transfer 5 juta ke ibu mertua.
Keesokan harinya Mas Rasya minta ditransferkan tapi aku tanya buat apa. Dia bilang untuk beli bensin. Aku kasi dia uang tunai satu juta. Dengan alasan dompetku nggak tau saya taruh dimana.
Aku sengaja supaya dia nggak ngasi ke simpanannya itu. Dan tanpa sepengetahuan suamiku aku sadap WhatsApp nya.
Pada saat Mas Rasya tidur aku ambil gawainya dan menyadap WhatsApp nya. Untung gawai Mas Rasya tidak pakai sandi karena memang aku nggak pernah membuka gawai Mas Rasya, mungkin karena terlalu percayanya aku padanya kalau dia tidak akan mengkhianati pernikahan kami.
Tapi apa yang aku alami sekarang ternyata betul-betul diluar dugaan ku. Benar kata orang kalau kita jangan terlalu mencintai seseorang dan mempercayainya meskipun itu suami sendiri, karena apabila kamu dikecewakan olehnya akan terasa sangat sakit, itulah yang kurasakan sekarang. Sakit sungguh sangat sakit. Meskipun di luarnya aku kelihatan tegar tapi dalam hatiku yang porak poranda dengan pengkhianatan orang yang sangat aku cintai.
Keesokan harinya, Mas Rasya sudah berangkat ke kantor, akupun juga bergegas ke kantor. Setibanya di kantor iseng-iseng aku buka WhatsApp suamiku.ada pesan masuk dari Lestari.
"Mas, aku butuh uang buat belanja bulanan,"isi chat Lestari.
'Nanti aku transfer," balas Mas Rasya.
"Aku juga mau ke salon Mas."
"Nggak usah ke salon dulu, Sayang," balas Mas Rasya lagi.
"Kok pelit amat sih sama aku sayang bukannya sebelum-sebelumnya nggak perhitungan sama aku, kok sekarang berubah, atau Mas udah bosan ya sama tubuh aku?'
Tidak ada balasan lagi dari Mas Rasya.
"Menjijikkan, ternyata sudah sejauh itu hubungannya."
"Brengsek kamu Mas Rasya!" Aku menutup laptop yang kupakai menyadap WA suamiku. Lalu melanjutkan pekerjaan.
Sebenarnya setelah mengetahui perselingkuhannya suamiku, aku lebih sering melamun dan tidak banyak bicara. Kadang juga aku tidak konsentrasi bekerja karena masih tidak menyangka apa yang sudah Mas Rasya lakukan padaku. Aku berharap ini hanya mimpi, dan aku ingin bangun secepatnya. Tapi kenyataannya ini semua kenyataan pahit yang sudah ditakdirkan untukku.
...****"****...
Tak terasa sudah tiga bulan hubungan terlarang suamiku ku ketahui, selama tiga bulan ini juga dia selalu minta uang kepadaku, tapi kalau sudah lewat jatah dalam sebulan aku nggak kasi lagi. Aku memang sengaja supaya dia sadar kalau penghasilannya itu sedikit, buat anak istri aja nggak cukup malah tambah beban biayain wanita simpanannya. Terpaksa dia ngutang sana sini buat memenuhi kebutuhan simpanannya.
Aku sudah lelah bersandiwara saatnya membongkar pengkhianatan suamiku. Malam harinya saat aku di tempat tidur, aku minta ijin kepada suamiku kalau aku akan kerumah orang tuaku selama dua hari, karena kebetulan weekend, jadi aku berangkat Sabtu pagi.
Aku pura-pura mengajaknya padahal dalam hati berdoa supaya dia menolak, ternyata betul dia menolak karena alasan banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Padahal aku udah tau kalau dia akan menemui simpanannya.Dasar laki-. laki bajingan.
"Kamu hati-hati ya sayang," ucapnya ketika mengantarku masuk kemobil.
Tak lupa dia mengecup keningku dan kemudian mengecup pipi Rafa.
Cihhhh... Aku merasa jijik ketika dia menciumiku. Aku terbayang apa yang dia lakukan dengan simpanannya. Aku melajukan mobilku kerumah orang tuaku, satu jam perjalanan aku sampai.
"Assalamu Alaikum".
Waalaikum Salam,' jawab ibuku
Ibuku langsung menggendong Rafa dan mencium pipi putraku. Maklum anakku cucu satu-satunya.
Kami duduk diruang keluarga bersama ayah, ibu, juga adikku sambil minum teh ditambah dengan cemilan.
Saat anakku tertidur aku membawanya kekamar dan akupun ikut istirahat, karena lelah akupun ikut tertidur di samping anakku.. Setelah makan siang aku ke taman belakang, karena melihat Fira adikku sedang memberi makan ikan koi.Aku menghampirinya.
"Dek...bisa curhat nggak?' ucapku.
"Tumben...ngajak aku curhat...hehe" jawab adikku tampa menoleh ke arahku.
"Ini masalah Ayahnya Rafa," ucapku lagi
"Emang kenapa dengan Kak Rasya Kak?"
ucap Fira bingung.
"Mas Rasya selingkuh, Dek"
Tes....air mataku tak terasa menetes.
"Whaaaaaat...."teriak adikku.
Aku langsung menutup mulut Fira.
"Husssss...jangan teriak-teriak , nanti ayah dan ibu dengar."
"Brengsek juga tu si Rasya" umpat Fira emosi.
""Kakak udah buktiin sendiri nggak?" tanya Fani memastikan
"Iya dek,sudah tiga bulan kakak menyelidikinya."
Adikku juga kaget mendengar apa yang aku katakan karena setau dia Mas Rasya nggak ada tingkah aneh-aneh di kantor.
Adikku sekarang mengerti mengapa pada waktu itu aku meminta dintransfer kan uang gaji suamiku ke rekeningku. Aku meminta tolong pada adikku dan pacarnya supaya membantuku membongkar pengkhianatan suamiku. Dia setuju.
Kami menyusun rencana untuk melabrak kerumah Mas Rasya dan simpanannya.Tapi sebelumnya saya suruh pacar adikku untuk mengecek kerumah itu apa mobil Mas Rasya ada disitu. Pagi harinya aku berangkat kerumah suamiku dan selingkuhannya. Mobilku kuparkirkan agak jauh dari rumah tersebut. Aku melangkahkan kaki menuju rumah tersebut .Aku lihat mobil Mas Rasya terparkir cantik di garasi.
Aku melarang Fira dan pacarnya untuk turun, nanti kalau ada apa- apa baru dia bertindak.
Aku menarik nafas dan menguatkan hati sebelum mengetuk pintu.
Tok..tok...tok. tidak ada yang membuka pintu..aku tau mereka ada didalam.
Ku ketuk sekali lagi
"Tok..tok..tok"
"Iyya sebentar ."
Suara itu tak asing ditelinga ku, suara imanku selama tiga tahun lebih.
Ceklek...pintu terbuka.
Mas Rasya langsung mematung dengan wajah yang pucat. Dia langsung mengenaliku walaupun aku pakai masker dan kacamata hitam. Dari pintu kamar muncul seorang wanita yang hanya memakai handuk dan rambut yang acak-acakan. Terlihat jelas banyak tanda merah di lehernya.
"Tidak tau malu".batinku.
Aku bersikap santai ..Tampa membuka kacamata supaya kalau nangis nggak kelihatan "Siapa Mas" tanya Lestari.
Dia kembali masuk ke kamar , mungkin dia sadar kalau dia hanya mengenakan handuk.
Fa....Fani....ka...ka mu......???." kata Mas Rasya gagap.
"Kenapa mas... kaget?"
"Oh....jadi ini kerjaan kamu yang kamu bilang sibuk Mas?"
' Sibuk naik kuda-kudaan ya."
Wow......".ucapku.
"Ini nggak seperti yang kamu lihat sayang."
"Jangan panggil aku sayang, aku jijik mendengarnya.".
Ku layangkan tamparan di pipinya kanannya.
Plak..
"Ini atas penghianatanmu,"
Kutampar lagi sebelah kiri pipinya.
Plak...
"Ini karena kamu menjadi contoh yang buruk buat anakmu."
Setelah mendengar ribut-ribut Lestari keluar.
"Kamu siapa, hah???"
" Beraninya kamu masuk rumahku mengamuk begini." teriak Lestari
'Oh...jadi ini selingkuhan kamu Mas???
"Kamu mau tau siapa aku?" sambil menunjuk muka Selingkuhan Mas Rasya.
"Aku istri laki-laki brengsek ini," teriakku lebih keras.
Biarlah tetangga dengar, aku nggak peduli..
Mas Rasya hanya menunduk, terlihat penyesalan di matanya. Aku menarik tangan pelakor itu karena dia hanya pakai handuk jadi dia tidak berani melawanku.
"Istri Mas Rasya?' tanyanya, kemudian berbalik ke Mas Rasya
"Dia bohong kan Mas?"dia menatap Mas Rasya minta penjelasan.
Mas Rasya hanya diam membisu sambil menunduk.
"Wow drama yang sangat bagus," kataku
" Apa mas Rasya mengatakan kalau dia masih bujang, Iyya kan Mas?"tanyaku membentak pada perempuan itu, tapi tatapanku ke Mas Rasya.
"Asal kamu tau ya kalau dia itu sudah punya istri dan anak," kataku penuh emosi.
"Kamu jahat Mas, tega kamu bohongin aku," Teriak Lestari sambil menangis.
"Makanya jadi perempuan jangan matre, lihat pria bermobil langsung mau diajak ngangkang" ucapku sinis.
Lestari langsung terduduk sambil menangis, aku sedikit kasihan juga sama dia. Dia hanya korban kebohongan dan janji manis dan palsu Mas Rasya. Tapi salah sendiri jadi perempuan murahan amat. Belum ada ikatan perkawinan mau aja diajak berhubungan badan.
"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!