"Eujin kita tidak bisa terus seperti ini"
"Aku tau itu tapi aku tidak tau harus bagaimana" ucapnya dengan ketakutan
bencana malam itu sudah tidak bisa dideskripsikan, kebakaran dimana-mana, wabah penyakit yang sudah menyebar beberapa hari sebelumnya, dan Iblis-iblis yang telah membunuh banyak orang hingga menimbulkan kepanikan, terdengar tangisan dan teriakan dimana-mana membuat otak serasa akan meledak.
"Walaupun tidak tau bagaimana kedepannya, kita tetap tidak boleh menyerah" Teriak mytress salah satu orang yang tersisa bersama Eujin
mendengar hal itu Eujin kembali teringat tentang apa yang terjadi pada orang-orang terdekatnya dan kembali putus asa "apa kita bisa menyerah saja?" Katanya dengan tersenyum putus asa
"Eujin jangan berkata seperti itu, kita disini untukmu dan kerajaan ini" Seseorang menepuk pundak Eujin
Eujin terduduk "Tapi myth tunanganku juga keluargaku, semuanya mati"
"saat ini jangan dulu pikirkan itu Eujin, sekarang kita harus berhasil mengambil kedamaian"
Orang yang tersisa saat itu hanya 4 orang Eujin, Abercio, Elard Ithany, dan mytress
Mereka berusaha agar Eujin tidak menyerah namun percuma saja kabar kematian orang-orang terdekatnya itu datang secara beruntun hingga Eujin tidak ada waktu untuk menangis dan itu membuatnya sangat terpuruk
Eujin melirik pada Myth "Myth jika kita menyerah sekarang apakah akan ada kesempatan lain?"
"Kesempatan lain?" Jawab Myth kebingungan sambil melirik pada yang lainnya
mencoba menebak dari pertanyaan Eujin, ithany angkat bicara "Eujin apa maksudmu seperti kita berperang lagi di kehidupan selanjutnya?"
"Apa yang seperti itu bisa dilakukan?" Celetuk cio
Mytress dan thany saling menatap lalu mengangguk ragu "bisa"
"Tapi Eujin apa kamu yakin akan melalukannya?" Lanjut Myth
Eujin mengangguk pasrah, Myth mencoba tidak percaya pada keputusan ketuanya sekaligus putra mahkota itu "Eujin dengar dulu, itu memang bisa dilakukan tapi resikonya terlalu besar"
Benar, si pengguna sihir reinkarnasi akan terus-menerus beringkarnasi jika tujuan awalnya belum tercapai bahkan jika itu harus terjadi sampai 1000 tahun atau seterusnya.
Sihir reinkarnasi ini biasanya digunakan sebagai hukuman untuk orang-orang yang melakukan penghianatan agar mereka terus-menerus bangkit dan dengan terpaksa harus mematuhi kerajaan, sihir ini juga sering disebut kutukan
"Bukankah yang bisa melakukan sihir kutukan seperti itu hanya ada satu orang dan itu adalah Lea" Cio menimpali perkataan Myth
Myth dan yang lainnya mengangguk setuju "Benar dan ia telah mati, namun sihir kutukan itu masih dilakukan oleh kita hanya saja keberhasilannya belum pasti" timpal Myth
"jadi karna itu Eujin, aku tanya sekali lagi apa kamu yakin melalukan sihir ini?" Myth dan Thany ini satu perguruan dengan Lea makanya mereka mengetahui banyak tentang sihir kutukan
Eujin berdiri kembali dan mengucapkan dengan yakin "aku yakin bisa menyelesaikan tujuannya di kehidupanku selanjutnya"
"itu pilihanku satu-satunya untuk bisa menenangkan diri dan juga hatiku dan juga untuk mengikhlaskan kematian mereka"
dengan kembalinya keyakinan Eujin mereka cukup senang, namun ada satu hal lagi yang Thany khawatir kan "Eujin apa kamu tahu jika sihir ini hanya berlaku untuk satu orang yang menjadi pusat?"
"Jadi maksudmu yang akan terus kembali hidup setelah kematian, hanya aku?"
Thany mengangguk "benar seperti itulah Eujin"
"Tapi bagaimana caraku menyelesaikan tujuannya jika tanpa kalian?"
Mereka saling menatap, "bagaimana jika keturunan kami yang membantumu di masa depan" celetuk Cio
Myth, Thany dan Eujin terkejut, "Tumben sekali usulmu masuk akal Cio" jawab Myth
Mendengar jawaban dari Myth membuat Cio kesal "AH JADI SELAMA INI?"
"Sudah kita dengarkan dulu Eujin setuju atau tidak" usaha Thany menghentikan pertengkaran itu
Kembali menangis Eujin mengatakan "tapi itu bukan kalian"
Thany reflek memeluk Eujin setelah mendengar Eujin mengucapkan itu dan di susul pelukan dari Myth dan Cio
"Itu memang benar tapi bukankah hanya itu satu-satunya cara jika kamu ingin melakukan sihir reinkarnasi?" Myth mengelus kepala Eujin
"Tapi bagaimana nanti aku tahu jika mereka adalah keturunan kalian"
Mereka langsung berpikir karna tidak memikirkan itu sebelumnya, Cio memberikan ide lagi "bagaimana jika kita menyimpan nama kita sabagai marga mereka?"
mungkin otak Cio hanya berjalan normal ketika waktu mendesak, gumam Myth
"aku setuju, mytress bisa digunakan sebagai marga"
Thany mengangguk "tapi sepertinya keturunanku akan terus menggunakan elard sebagai marga"
"memang harusnya seperti itu, ithany tidak cocok digunakan sebagai marga" ledek Cio
Thany menatap tajam pada Cio "diam, memangnya namamu cocok"
"Cocok kok, Abercio" jawabnya menjulurkan lidah
Melihat perseteruan kecil Cio dan Thany membuat Eujin tertawa kecil "Baiklah, aku setuju dengan kalian"
"Kalau begitu kita lakukan sekarang?" Tanya Thany dan Mereka mengangguk setuju..
...
Eujin menggosok matanya "ah, aku memimpikan mereka lagi, mungkin ini karna kejadian itu akan terulang lagi dalam waktu dekat"
"aku merindukan mereka, apa keturunan mereka sekarang bisa mengobati rasa rindu ku?"
"Saat ini aku hanya bisa menunggu mereka sambil menjalani kehidupan ku sebagai mahasiswa"
tuuut...tuuutt..click
Eujin : halo..
Raira : EUJIIIN MASIH DIMANAA, LO TAU SEKARANG MATKUL PAK LIAM
Eujin : iya ini baru bangun, sabar
Raira : BARU BANGUN? GILA YA LO.. KALO PAK LIAM NYA DATANG GIMANA?
Eujin : iya bentar..udah dulu dah byee
click..tuut..tuut
Eujin mematikan telpon dari temannya itu, "ah bener-bener ya si Eujin ini telat Mulu kerjaannya dikira dosen ini bakal ngemaafin lagi kali ya" Rai menepuk jidat nya
15 menit setelah di telpon Rai...
"permisi pak.." Eujin membuka pintu kelas
semua yang ada di kelas menatapnya dengan tatapan tidak aneh "pak saya telat 5 menit, masih bisa masuk kan?"
"itu peraturan untuk yang telat karna tidak sengaja, saya tau kamu sengaja untuk masuk telat" jawab dosen itu dan menyuruh eujin keluar
"tapi kali ini saya gak sengaja Lo pak" ucap Eujin sambil memberi kode pada Archos untuk membantunya tapi sayang sekali Rai menggeleng lelah
Liam berdiri "tidak ada tapi-tapi, saya tidak akan menyuruh untuk kedua kalinya"
"kalo gitu saya masuk ya pak, kan bapak gak akan nyuruh saya keluar dua kali"
"silahkan, kamu melangkah masuk kelas saya kasih D dan silahkan mengulang di mata kuliah saya" Liam memberikan senyum menyeramkan
"i-iya saya keluar pak, dadah pak"
dan sekarang Eujin sedang mengerjakan tugas yang mulai mencapai deadline di taman universitas sekalian menunggu Rai
setelah Eujin menunggu beberapa jam akhirnya Rai keluar dari kelas "EUJIIIIIN" teriak Rai
Eujin melirik pada sumber teriakan itu "Raaii..Lo jahat banget masa tadi gw minta bantuan Lo malah geleng-geleng" ucap Eujin dengan nada dan ekspresi sedih
"lagian lo udah gue bilangin dari pagi kalo sekarang itu matkul nya pak Liam"
"tadi gue bangun kesiangan gara-gara mimpi panjang" Jawab Eujin
"bisa-bisanya Lo nganggurin pak Liam demi mimpi panjang lo" Rai menggeleng tidak percaya
"mimpi gue jauh lebih penting daripada pak Liam yaa!!" Eujin menegaskan
Rai mengangguk percaya "iya-iya, kita mau ke perpustakaan kan?"
Eujin mengangguk dan tersenyum so manis (sebenarnya memang manis)
saat mereka sedang berbincang ada anak sekelasnya yang berjalan mendekati Rai dan Eujin lalu berhenti di depan nya "brandal boti, kali ini mau goda pak Liam ya? bukannya Lo cowo ya?!" ucap salah satu cewek dari orang di gerombolan itu
Eujin selalu dipanggil seperti itu karna ia dikira mewarnai rambutnya hijau dan juga memakai softlens hijau padahal itu adalah warna asli rambut dan matanya, ditambah dengan tato di lehernya yang sebenarnya adalah tanda yang selalu muncul saat umurnya 5 tahun sebagai tanda dari keturunan asli ellios
"GILA YA MULUT LO" Raira tidak terima temannya diperlakukan seperti itu
"stop Rai" Eujin menahan Rai yang hampir memukul mereka, "kalo gw emang mau goda pak Liam gimana" lanjut Eujin dengan nada menggoda yang membuat wajah anak-anak itu memerah lalu pergi karna malu tergoda dengan kecantikan Eujin
Rai mengacak rambutnya kesal "Eujin orang kaya mereka tuh jangan kebiasaan digituin"
"iya iya, udah yu" Eujin menarik lengan Rai
Mereka sampai di perpustakaan yang cukup besar, "kita cari referensi disini?" Tanya Rai ragu
"Mau dimana lagi, disini juga pasti lengkap kan?"
Rai menggeleng, "no..no, bukan karna itu"
"Terus"
"Disini kan banyak orang, gimana kalo anak-anak tadi juga ada disini, mereka juga pasti lagi nyari referensi kan?" Lanjut Rai
Eujin mengangguk setuju tapi ia tetap berjalan masuk ke perpustakaan itu "ya mau gimana lagi"
"Jin gue paham lo gak pernah meduliin mereka tapi gue gak bisa kaya lo"
Eujin melirik Rai "iya Rai, sekarang kita masuk dulu ya urusan mereka nanti biar gue yang urus" setelah Eujin mengatakan itu Rai hanya bisa menurut dan mengikuti Eujin masuk kedalam
"Rai gimana kalo gue cari disini terus lo disana?!" Eujin menunjuk pada salah satu rak
"Oke, jangan ngilang" jawabnya lalu pergi ke rak yang ditunjuk Eujin
Bukanya pergi mencari buku untuk referensi tugas, Eujin malah mengambil sembarang buku dan pergi ke tempat duduk lalu membuka handphone nya, "nah kalo disinikan bisa liat web ini
"Sayang banget kalo udah bayar mahal-mahal malah gak bisa buka, tapi kenapa ya web ini cuman bisa dibuka kalo lagi di perpustakaan ini, jangan-jangan yang ngeluarin situs ilegal ini pemilik perpustakaannya,
bukannya kalo kaya gini malah cepet ketauan ya? ah sudahlah yang penting web ini bisa membantu" gumam Eujin
Sudah 2 minggu ini Eujin mencari seseorang dengan marga Abercio, Elard, dan mytress
Awalnya eujin hanya penasaran mencari data orang di internet tapi tidak sengaja ternyata ia menemukan situs ilegal yang menjual data warga, tentu saja Eujin langsung membelinya dengan harapan bisa bertemu lebih cepat dengan keturunan teman-temannya
Jual-beli data seperti itu sebenarnya sangat dilarang tapi Eujin terpaksa membelinya walaupun transaksinya sangat sulit dilakukan
"Padahal 2 Minggu ini aku rajin mencaru tapi aku belum menemukan seseorang dengan marga nama mereka"
pikiran Eujin sangat terpokus pada handphone nya, "EUJIN" kejut Rai menjahili eujin
"HA, Rai gila lo ya" kaget Eujin mengundang gelak tawa dari Rai
"lagian bukannya nyari buku malah main hp" timpal Rai yang masih tertawa "lagi ngapain si?" Rai menarik hp Eujin dan melihat sesuatu yang sedang Eujin baca
Karna masih terkejut Eujin tidak bisa menahan hp nya,
"mytress?
Rai menatap Jin dengan tatapan heran "Jin lo ngapain nyari marga gue?"
"Oh jadi gue lagi nyari orang dengan marga mytress karna...tunggu, apa?" Otak Eujin baru saja terkoneksi
"Mytress itu marga gue" jawab Rai
"Serius?" Eujin membelalakkan matanya
Rai memberikan tanda vis sebagai tanda serius "lo gatau nama lengkap gue Raira mytress?"
Eujin menggeleng, Rai mengusap dadanya sabar "wah gila lo ya gak tau nama lengkap temen sendiri"
"Tapi serius Rai marga lo mytress?"
Rai menganggukinya "lagian lo ngapain nyari marga gue"
"Nanti gue jelasin kalo udah waktunya"
"Sekarang lo main rahasia-rahasiaan ya" jawabnya sembari merangkul Eujin, Eujin hanya tertawa garing menahan tangis rindunya
Deg..
tiba-tiba Rai merasakan dadanya sangat sesak, pernafasan nya pun tidak teratur, sedikit demi sedikit dia mulai kehilangan kesadarannya
"Rai" dengan reflek Eujin menangkap Rai yang terjatuh
Orang-orang ramai segera menawarkan diri untuk membantu Eujin, namun dia langsung menolak dan menggendong nya sendirian kedalam mobil "tidak terimakasih, saya akan langsung membawanya pulang"
Eujin tau jika itu bukanlah pingsan biasa, karena itu ia segera menghidupkan mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi, "kenapa sekarang?!" Gumam Eujin
Tidak lama di perjalanan Eujin sampai di rumah Rai, Eujin menggendong Rai masuk kedalam lalu menutup kembali pintunya ditambah dengan sihir agar tidak menimbulkan kecurigaan dari warga
"Apa sihir teleportasi lagi?" Pikir Eujin mengingat mytress
Dengan posisi Rai yang terbaring dan Eujin duduk di sampingnya, Eujin mengalirkan mana sedikit demi sedikit untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan Rai,
Eujin juga mengintip ke dalam diri Rai menggunakan sihirnya untuk mengetahui sihir apa yang akan Rai miliki
"Ini akan jadi proses yang panjang, seperti saat itu"
disaat tubuhnya pingsan ia menyadari bahwa dia sedang bermimpi..
Seseorang berjalan mendekat, Rai masih memegangi dadanya yang masih terasa sesak walaupun itu dalam mimpi
orang itu berbicar dengan pelan namun masih bisa terdengar oleh Rai "Kita bertemu, artinya kamu akan segera mendapatkan milikmu" orang itu memegang kepala Rai
"Maksudmu? Siapa kamu?"
Wajahnya mulai terlihat sedikit demi sedikit, "mytress" jawabnya tenang dengan senyuman lembut
"kakek?"
"Hahaha bukan tapi bisa dikatakan seperti itu"
Rai menatapnya tajam "jangan membuatku bingung"
"Ah aku akan menjelaskan nya sedikit lalu selebihnya kamu cari tau sendiri atau tanyakan padanya"
Rai duduk dan menarik tangan mytress "apa kamu akan cerita sambil berdiri"
Myth tertawa kecil "ah baiklah aku akan duduk,
Karna kamu dilahirkan sebagai keturunanku, keturunan mytress, seperti aku yang mengorbankan diriku untuk eujin kamu juga harus melakukannya, dia sangat butuh bantuanmu jadi bantu dia bagaimanapun keadaannya"
"Kenapa kamu harus mengorbankan diri?" tanya Rai
Myth mengusap kepala rai "Jika tidak ada dia, mungkin aku akan mati lebih awal dan kamu tidak akan ada disini"
"Memangnya kenapa?"
"Untuk itu kamu tanya sendiri ya waktuku tidak banyak untuk menceritakan itu, tugasku hanya memberikan milikmu"
Myth memfokuskan dirinya mengeluarkan seluruh sihir yang ia miliki lalu sihir itu berpindah masuk kedalam tubuh Rai
...
"khuk.." tubuhnya yang asli mengeluarkan darah dari mulutnya namun ia masih belum sadarkan diri, "Myth cepatlah, kekuatan tubuh anak ini tidak seperti dirimu" ucap Eujin
...
dada Rai bertambah jauh lebih sesak dari sebelumnya, "milikmu akan sama sepertiku namun kamu akan memiliki yang lain seperti dia, jangan lupa berikan salam ku padanya"
"aku harus pergi sekarang, Eujin sudah memarahiku karna terlalu lama"
Myth pergi menjauh dari Rai dan disaat yang sama Rai terbangun dari pingsannya
Eujin segera membantunya duduk "untunglah kamu bangun lebih cepat"
"ah eujin ya, ada salam dari Mytress"
Eujin tertawa "terimakasih sudah mengatakan itu lebih dulu, tapi bagaimana keadaanmu
"mu? Hahahaha"
wajah Eujin memerah karna malu "aku sebenarnya lebih nyaman berbicara seperti ini, lupakan itu bukannya tadi aku tanya tentang keadaanmu ya?"
Rai tersenyum "aku juga lebih nyaman mendengarmu berbicara dengan nyaman, dari dulu aku juga merasakan kalau kamu seperti sedang memaksakan diri
"lalu aku sudah lebih baik, dan tadi dia mengatakan katanya milikku sama sepertinya tapi aku akan mendapatkan yang lain, aku tidak begitu paham tapi seperti itu yang ia katakan"
"kenapa jadi ikut-ikutan formal?" tanya Eujin
"biar keren aja si"
"Hahahaha" mereka tertawa kompak
Eujin sedikit memikirkan yang diucapkan Myth, mendapatkan yang lain? apa maksudnya memiliki dua bentuk sihir? jika iya artinya Rai sama seperti Eujin, dia istimewa
"sudah diam dulu, biar aku lihat apa sihir mu" katanya sambil mengambil tangan Rai
"jangan sampe sakit", Eujin menurut "iya gak bakal sakit"
ia mengecek ulang sihir Rai yang tadi sempat terblokir karna Myth sedang didalam mimpi Rai, "jangan memikirkan apapun"
Rai mulai merasakan ada sesuatu yang mengalir dalam tubuhnya, "Rai kamu merasakan itu kan?"
ia mengangguk, "itu adalah aliran Mana milikku" ucap Eujin
Eujin melepaskan tangannya dari tangan Rai, namun ia belum mengehentikan aliran mana untuk memancing sihir Rai keluar "tahan terus seperti itu sampai kamu benar-benar mengingat perasaan itu"
"Eujin, ada sesuatu yang menabrak aliran tadi"
"kamu harus berpihak pada sesuatu yang menabrak aliran Manaku" jawab eujin lalu diangguki oleh Rai
tidak lama Mana putih keluar dari tubuh Rai, "dia bisa melakukannya dengan cepat" ucap Eujin dalam hatinya
"kamu bisa buka mata sekarang"
"AHHHH" teriak Rai melihat Mana putih mengelilingi tubuhnya, wajar saja itu pertama kali ia melihat Mana
Eujin menutup telinganya "berisik raaai"
"ini keren, Hahahaha" ia tertawa bangga "lalu apa sihir ku?"
"sepertinya tidak punya" jawab Rai sambil memikirkan jawaban lain di pikirannya
"aku serius jin, ah tunggu aku mendengar suara lain"
ia tersenyum "ya kurang lebih seperti itu"
"apa maksudmu membaca pikiran?"
Eujin mengangguk "mau coba lagi?"
"boleh" ia memfokuskan kembali pikirannya pada pikiran Eujin
aku akan memberitahumu apa yang terjadi pada Myth. ucap Eujin dalam pikiran nya
"serius?" Rai langsung antusias mendengar cerita Eujin
"tentu, kalo kamu sudah biasa mengendalikan sihirmu"
Rai menghela nafas panjang "kalo gitu ayo bantu aku belajar mengendalikan ini"
"kita keluar aja gimana? biar kamu bisa membaca pikiran orang-orang yang sedang lewat" Eujin memberi usul
"ayo" Rai segera bangun dan menarik Eujin agar cepat keluar
"bentar dulu, kita keluar pakai teleport"
"teleport?"
"iya teleportasi, sini" Eujin memegang tangan Rai dan dalam hitungan detik mereka sudah berpindah tempat
Rai berlari keluar dari gang sempit itu "kereen, tapi kenapa harus muncul di gang sempit si?!"
"ya supaya gak nimbulin curiga dari orang-orang yang lewat"
"kita bisa muncul dimana aja sesuai kemauan kita?" tanya Rai dan Eujin mengangguk
"gak adil, masa kamu punya sihir keren kaya gini, ya punyaku juga keren si"
Eujin memukul Rai "justru teleport ini keahlian Myth"
"ah jadi maksudnya sama kaya dia artinya aku juga punya?!"
"iya" jawab eujin,
"kalau begitu gimana cara melakukannya?"
"ikuti aku"
"cobalah bayangkan satu tempat dan rasakan seakan-akan kamu berpindah tempat,
ingat karna kita sedang berada diluar tolong bayangkan tempat yang tertutup atau sepi, bisa bahaya kalo kita ketauan warga" Eujin mencoba menjelaskan cara melakukan teleport
Rai menganggukinya dan melakukan sesuai yang dikatakan Eujin,
ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya panjang, mengulang kata-kata yang dikatakan Eujin lalu mempraktekkannya "bayangkan satu tempat, rasakan seakan-akan kamu berpindah tempat"
tapi ternyata tidak semudah itu melakukan teleport, percobaan pertama Rai sama sekali tidak berpindah tempat, "aahg susah" keluh Rai
"baru sekali wajar kalo gagal" Eujin menyemangatinya, walaupun dengan nada sedikit meledek
mengabaikan eujin, Rai masih terus mencoba hal yang di ucapkan Eujin, "lagi"
menarik nafas dan menghembuskan nya panjang, mengulang kata-kata yang dikatakan Eujin dan mempraktekkannya
Cling.. ia berhasil tapi tidak ada satu detik dia kembali lagi ke tempat awal dan hanya berpindah satu langkah
"ahh padahal tadi berhasil kenapa kesini lagi si"
"ffftt, tenang Rai kamu ini termasuk cepat belajar" Eujin mencoba menahan tawanya
Rai mengalihkan pandangannya dari Eujin "berisik"
"daripada itu gimana kalo kamu belajar mengendalikan sihir reader mind?"
"iya juga, kita juga kan kesini mau melatih itu" ia menepuk jidatnya
"sighhh.. cobalah untuk fokus" ucapnya dengan nada sedikit serius
Rai memejamkan matanya dan mulai fokus pada pikirannya dan dengan samar-samar ia bisa melihat kata-kata yang ada di dalam pikiran orang-orang
"aku tidak mau dengan lelaki tua ini", "aku ingin mati saja", "mentang-mentang bos dia memperlakukan ku seenaknya", "aku bangkrut, aku pasti ditinggalkan", lalu masih banyak lagi kata-kata tidak pantas yang bisa ia lihat
Rai mencoba menenangkan dirinya dengan memegang tangannya erat "pikiran manusia itu memang menyeramkan"
"kamu pasti terkejut, kamu bisa berhenti dulu sampai sini" Eujin sangat paham dengan keadaan dan perasaan Rai saat ini, karna ia juga pernah mengalaminya
"aku bisa melanjutkannya" ucapnya dengan nada lemah, Eujin meraih tangan yang tergenggam erat itu dan perlahan-lahan ia melepaskannya
"jangan memaksakan diri, jika aku diposisi mu aku juga pasti akan berhenti" ia mengatakan itu bukan hanya semata-mata menenangkan Rai namun juga menenangkan dirinya sendiri
"aaah suram nyaaa, yosh kita pulang"
dia iniii, kenapa tadi so-soan jadi menyedihkan si. Gumam Eujin dalam hatinya
"aku langsung pulang kerumah"
"HAH KO GITUUU, JIN ANTERIN DONG KAN RUMAHKU LUMAYAN JAUH" ucapnya menggelayuti Eujin
"gak, SANA BERAT" Eujin melepaskan tangan Rai dari pundaknya
"JIN GAK ASIK KITA UNFRIEND AJA" ia membalikan badannya dan melipat tangannya bersikap layaknya orang marah
lelah dengan perilaku seperti itu Eujin akhirnya mengalah "ayo cepetan"
"nah gitu dong" Rai segera naik ke punggung Eujin yang sedang mengaktifkan sihir teleportnya
...🌸🌸🌸...
minggu-minggu setelah hari panjang itu berlalu dan berganti dengan hari lain..
memandang pemandangan luar yang tengah hujan, Eujin membayangkan kejadian beratus-ratus tahun lalu saat ia ditinggal kan keluarga dan juga tunangannya. setelah kejadian itu, sehari pun Eujin tidak pernah melupakannya
...
"Eujin pergi sekarang!!"
"apa maksudmu, cepat pulihkan dulu dirimu"
"aku sudah tidak bisa lagi Jin, sihir miliku bahkan Manaku juga
sudah terkuras, kau harus cepat bergabung dengan Cio dan yang lainya"
"aku pikir jika aku meninggalkan mu saat ini, kita tidak akan bertemu lagi di waktu yang lama"
"jangan berpikir aku akan mati Eujin, kau pikir aku selemah apa"
"bagaimana aku tidak berpikir seperti itu, Sihir dan Mana mu tidak tersisa kan?"
"Eujin ellios!! aku adalah putri dewa kenapa kamu selalu menganggap ku lemah"
"...." Eujin tidak bisa mengatakan apapun, tanpa dia katakan pun Eujin tau hal itu
"dengar Eujin aku tidak mungkin mati secepat itu, sekarang PERGILAH!!"
"maafkan aku Lea, aku mencintaimu lalu sampai jumpa"
...
"Jiin sarapan nya udah dimakan?" suara seseorang dari luar kamar yang menyadarkan Eujin dari lamunan menyedihkannya
"iyaa bunda, piringnya nanti Eujin bawa kebawah sendiri"
"okee jangan lupa langsung simpen di tempat cuci piring" setelah itu bunda kembali ke lantai bawah
Eujin menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan dan mulai menangis "haah, aku merindukan nya"
..
Triing✨.. Rai datang dengan sihir teleport nya dan itu mengejutkan Eujin yang baru selesai menangis
tidak kusangka dia sudah bisa melalukan teleport hanya dengan berlatih 2 Minggu, ucap Eujin dalam hati.
"RAAAI!!" ia menghembuskan napasnya kasar
Rai duduk disembarang tempat "kenapa? aku kesini mau nunjukin kalau aku berhasil?!"
"tapi kalo lain kali masih datang kaya tadi, bakal aku usir kamu dalam hitungan detik" jawab Eujin yang sudah kembali tenang
"kamu pasti marah karna aku masuk pas kamu baru selesai nangis kan?"
"SIAPA YANG BILANG" dengan reflek Eujin mengelak perkataan Rai
Rai menyeringai "kamu lupa aku juga kan punya sihir reader mind"
sial, aku lupa dia pengguna reader of mind. Ucapnya kesal dalam hatinya
"lebih penting dari kamu yang menangis, kamu masih ingat kata-kata mu kan?"
"kata-kata ku? ah yang sebelum kita latihan diluar ya?" jawab Eujin dan langsung diangguki Rai
"kalo gitu..aku harus cerita ya?"
"oh gausah, kita juga gausah temenan ya" jawab Rai yang bersiap mengaktifkan sihir teleportnya
"bercanda Rai" Eujin menahan tangan Rai agar tidak pergi, ya walaupun Eujin tau itu hanya gertakan
"kamu ingat, Myth pasti pernah bilang kalau tidak ada aku dia akan mati lebih awal, aku yakin dia mengatakan itu"
"dulu itu, Myth telat menerima kebangkitan sihir, orang-orang biasanya akan menerima sihir ketika usia mereka menginjak 7 atau 8 tahun dan sedangkan Myth dia baru menerima sihir nya diusia 12 tahun
dan ketika ia menerima kebangkitan sihirnya Myth tidak sadarkan diri hingga berhari-hari
lalu tidak ada pilihan lain, pihak mytress segera mengajukan permohonan pada keluarga kerajaan agar aku bisa membantu mytress
karena Myth adalah penerus dari bangsawan ress, bangsawan yang memiliki pengaruh besar untuk kerajaan, dengan cepat kerajaan menyetujui permohonan itu dan aku yang masih berusia 8 tahun dibawa menuju ke kediaman ress lalu diantar ke kamar Myth
dalam satu kali melihatnya aku langsung tahu dia sedang berada di ujung kehidupannya, Aku berlari dengan sedikit ketakutan "aku tidak mau kamu mati, setidaknya jangan di depanku" itu yang aku katakan saat memegang tangannya
dalam semalam aku bisa memudarkan rasa sakitnya, tapi sayangnya dia tidak bisa langsung sadar dan ditambah ia harus diawasi langsung olehku agar tidak terjadi apa-apa
berhari-hari aku tidak tidur karena menjaganya, aku selalu merasa "jika aku tidur sekarang, dia akan mati"
tapi akhirnya satu Minggu berlalu, aku berhasil membuatnya bertahan hidup dan itu membuatku tenang dan bisa tertidur lelap"
Rai sangat memperhatikan cerita dari Eujin bahkan kata demi kata dia dengarkan dengan baik "saat itu usia mu 8 tahun?"
"yaa, dia lahir lebih awal dariku sekitar 4 tahun"
"Jin diusia mu yang 8 tahun kamu tidak tidur dalam satu Minggu?"
"be..gitulah" Eujin menjawabnya ragu
"kenapa kamu bisa tau kalo dia mengatakan kalau tidak ada Eujin, mytress akan mati lebih awal?"
"kalo itu, waktu masih hidup dia selalu membicarakan itu ketika berbicara dengan orang yang baru dia temui"
Rai merenggangkan ototnya setelah mendengar cerita itu "emmmhhh..sekarang aku paham kenapa dia sangat menghormati mu"
"yaa..aku juga sedikit mengetahuinya si" jawabnya sungkan
"sebenarnya Jin bagaimana dia bisa memiliki keturunan yang usianya sama denganmu, sedangkan usia kalian hanya berbeda 3 tahun?
"kenapa dari ceritamu aku merasa kalian hidup di zaman yang berbeda, apa itu kerajaan apa itu bangsawan, aku bahkan tidak paham" sighh.. Rai menghembus nafasnya lelah karna telah bertanya panjang tanpa jeda
bukannya memberikan jawaban, Eujin sama sekali tidak paham pada pertanyaan Rai "R.. Rai tolong tanya satu-satu"
"akan ku persingkat pertanyaannya, kenapa aku merasa kalian hidup di zaman yang berbeda?"
"ya kalo itu memang benar, kita memang hidup di zaman yang berbeda, singkatnya mereka mati dizaman ku saat itu dan 'aku' berulangkali beringkarnasi sampai akhirnya menjadi diriku saat ini"
Rai membelalakkan matanya "reinkarnasi?"
"ya orang saat ini pasti akan menganggapnya kebohongan, tapi tidak kusangka orang yang sudah tau sihir pun masih menganggapnya bohong" timpal Eujin
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!