NovelToon NovelToon

Si Oyen Pacarku Bukan Manusia

Pengenalan Tokoh

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Assalam'alaikum...

Mohon maaf, Author memakai visual artis Mandarin, yang di harapkan setiap karya ada perbedaan dan juga Author tidak mau karya Author sama dengan karya Author lainnya.

Untuk Novel ini adalah cerita fiktif.

Sebenarnya ingin Author buat sejak author lulus SMP, untuk mengenang kucing Author yang warnanya juga sama "Oranye".

Berikut ini beberapa visual tokoh untuk novel SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA.

...🌹HAPPY READING🌹...

l

...Si Oyen...

...Aaron...

...Oyen si Panglima...

...Kirana...

...(Gadis yang di cintai Oyen)...

...Jimmy...

...(Adik Kirana)...

...Oyen Manusia (Aaron)...

...Nicky...

...Pacar Kirana...

...Dona...

...(Mama Kirana dan Jimmy)...

...Nickholas...

...(Papa Kirana dan Jimmy)...

...Rosa...

...Pemilik kios bunga ROSA...

...(Bos Kirana ibunda Aaron)...

...Magie...

...Teman kerja Kirana...

...Sharla...

...Mantan Nicky...

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Situasi di sebuah rumah megah dan mewah, namun tak ada kedamaian sama sekali di dalamnya.

Suami-istri yang sering bertengkar, dan anak laki-laki mereka jarang ada di rumah.

Dan hari demi hari pertengkaran itu semakin hebat, dan tak bisa teratasi lagi.

"Pokoknya aku ingin Kirana kuliah di luar negeri, agar punya wawasan luas!" seru Dona dengan berkacak pinggang.

"Halah..! Ngapain keluar negeri! ujung-ujungnya tiga M (Macak, Masak, Manak \= Berhias, Memasak, Melahirkan)...!!" seru Nickholas yang juga berkacak pinggang.

"Hai...! jangan salah! seorang wanita itu harus punya pendidikan yang tinggi. Ibu itu guru pertama untuk anak-anak mereka!" seru Dona lagi dengan ketus.

"Iya kalau sudah pendidikan tinggi dan karier lebih bagus dari suami, trus semena-mena sama suami, ya seperti kamu! suka merendahkan suami, aku nggak mau Kirana seperti kamu!!" seru Nickholas sambil melangkah ke arah istrinya.

"Kirana pulang!" seru seorang gadis yang baru masuk ke rumah dengan menggendong tas ranselnya.

Nikholas dan Dona kemudian menghentikan pertengkaran mereka setelah tahu kalau putri mereka pulang.

"Kirana, sudah makan belum?" tanya Nikholas yang kemudian duduk di sofa dan menyalakan televisi yang kebetulan ada pertandingan bola.

"Sudah Pa tadi beli bakso yang lewat depan ruko" jawab Kirana sambil mencium punggung tangan kanan Papanya.

"Ya sudah..! lekas istirahat. Jangan malam-malam tidurnya." nasehat Nickholas yang kemudian kembali menonton bola.

"Apa..! kamu masih saja jualan di ruko lusuh itu! dan jajan sembarangan juga! kalau kamu sakit akan keluar biaya besar. Papa kamu mungkin nggak sanggup bayar ongkos rumah sakit!" seru Dona yang melirik ke arah suaminya yang asyik nonton bola.

"Mama..! sudahlah, buktinya Kirana baik-baik saja. Lagi pula itu ruko kan punya nenek, kalau Kirana bisa menjalankannya kan lumayan. Hitung-hitung Kirana belajar bisnis." bela Kirana sambil mencium punggung tangan mamanya.

"Ah..! pusing mengatur kalian semua! Belum lagi Jimmy!" seru Dona yang masih marah, kemudian melangkah menuju kamarnya.

Kemudian Kirana melangkah menuju ke kamarnya.

Inilah pemandangan yang kerap Kirana dan Jimmy lihat sewaktu mama dan papanya berkumpul.

Pertengkaran dari hal sepele menjadi besar.

Mama mereka Dona yang berasal dari keluarga konglomerat dengan memiliki beberapa perusahaan besar yang semuanya berkembang pesat.

Dona mendapat satu perusahaan pengelolaan udang dari keluarganya dan Dona sendiri juga mempunyai sebuah perusahaan sabun yang juga sedang sukses dan naik daun.

Sedangkan Nickholas adalah anak dari pemilik beberapa ruko pakaian, dan salah satu rukonya di percayakan pada Kirana.

Kirana belajar berbisnis dari ruko itu.

Dan Nickholas juga mempunyai perusahaan kecil di bidang garment, yang merupakan pemasok pakaian di ruko-ruko milik keluarganya.

Sementara itu Jimmy adik Kirana, masih sekolah kelas dua SMA.

Karena sering melihat kedua orang tuanya yang bertengkar, Jimmy sering tak berada di rumah.

Pemuda itu memanfaatkan waktunya untuk keluar rumah dan menginap di rumah teman-temannya.

Kabar terakhir Jimmy ikut balap liar dan sering menang, dan dia gunakan untuk mentraktir teman-temannya.

Hal ini tidak di ketahui oleh Kirana dan kedua orang tuanya.

Kirana sendiri seorang gadis yang sudah setahun lulus SMA dan sengaja tidak melanjutkan kuliah karena ingin fokus dalam bisnis dan mengurus kiosnya.

"Aku rindu keluarga yang harmonis. Kapan lagi aku melihat senyum mama pada papa dan pelukan papa pada Mama?!" gumam Kirana dalam hati yang tak terasa kedua matanya mengeluarkan butiran cairan bening yang menetes di kedua pipinya, pada saat gadis itu menutup pintu kamarnya dan bersandar di pintu tersebut.

Di kamar Kirana tersebut, penuh dengan poster-poster artis dan aktor Mandarin.

Mulai dari Aaron Kwok, Jimmy Lin, Andy Lau, Nicholas Tse, Tony Leung, Ekin Chen, Rosamond Kwan, Maggie Cheung, Nicky WU, Jacky Chan, Jacky Cheung, Jet Li, Kelly, dan lain sebagainya.

Kirana kemudian menaruh tasnya di atas kursi depan meja riasnya, dan segera mengambil baju gantinya lalu masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai dari kamar mandi, tanpa berhias dan menyisir rambutnya, Kirana lanjut merebahkan diri di atas tempat tidurnya.

Berusaha untuk tidur walaupun tak mengantuk.

Gadis itu selalu membayangkan keluarga yang harmonis seperti sebelum menempati rumah megah dan mewah yang di tinggalinya.

Berkali-kali dia membolak-balikkan tubuhnya diatas tempat tidur, mencari posisi ternyaman.

Tak berapa lama, gadis itu terlelap dalam mimpinya.

...☁️☁️☁️☁️...

Kirana berjalan entah kemana, ada perasaan takut karena di kejar sesuatu.

Tiba-tiba "Aaaaaa....!!"

Gadis itu tergelincir di sebuah jurang, tangannya menggapai akar-akar pohon untuk bertahan.

Perlahan-lahan naik ke bibir jurang.

"Aaaa..!!" hampir saja dia tergelincir kembali karena akar pohon yang di pegangnya sangat licin.

Kirana terkejut, karena ada yang menangkap tangannya dan kemudian mengangkatnya naik ke tepi jurang.

"Terima kasih, ka..kau...!!" ucap Kirana yang sangat terkejut dan tak percaya dengan yang dia lihat, seorang pemuda mirip dengan salah satu artis idolanya, Aaron Kwok.

"Anda tidak apa-apa nona?" tanya pemuda itu seraya mengulas senyumnya.

"A..aku tidak apa- apa!" jawab Kirana yang tak henti-hentinya memandang pemuda di hadapannya.

"Syukurlah, permisi nona..!!" ucap pemuda yang mirip dengan artis Mandarin Aaron Kwok itu yang kemudian berjalan meninggalkan Kirana.

"Aaron....! Aaron Kwok...! kita belum kenalan...!" panggil Kirana.

"Aaron....! jangan pergi...!" seru Kirana kembali dan dia berlari mengejar sososk pemuda yang mirip artis ganteng Aaron Kwok itu.

"Aaron...!! jangan pergi....! Aaron Kwok...! Aaron....!!" racau Kirana yang kemudian dia terbangun dari mimpinya.

...☁️☁️☁️☁️...

"Aihh...! hanya mimpi. Seandainya benar terjadi, betapa senagnya aku. Bisa bertemu dengan Aaron Kwok yang tampan dan suaranya yang merdu." kata dalam hati Kirana yang kemudian dia tersenyum-senyum sendiri.

Dan akhirnya dia kembali terlelap dalam tidurnya dengan mimpi yang berbeda.

...~¥~...

...Terima kasih untuk para Readers semuanya, terutama yang telah memberikan dukungan berupa like/komen/favorite/rate 5/gift maupun votenya pada novel SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan...

...Allah Subhana Wa Ta'alla.....

...Aamiin Ya Robbal alaamiin...

...Terima Kasih...

...BERSAMBUNG...

Sarapan hanya bersama Papa

Keesokan paginya.

Selesai mandi dan berganti pakaian, Kirana keluar dari kamar hendak sarapan.

Kirana melihat Papanya sedang asyik makan roti bakar buatan mbok Yem dan di samping Papa ada segelas susu putih.

"Pagi Pa...!" salam Kirana sambil mencium punggung tangan kanan papanya.

"Eh pagi juga sayang..!" jawab Nikholas yang menyempatkan melihat putrinya.

Kirana kemudian mengambil tempat duduk di meja makan itu.

"Apa Jimmy tidak pulang malam ini?" tanya Nickholas pada Kirana setelah menelan roti bakarnya

"Belum tahu ya pa, Kirana kan baru keluar dari kamar. Mungkin mbok Yem tahu pa" jawab Kirana sambil melirik Mbok Yem yang keluar dari dapur.

"Ada apa ya, kok sebut-sebut nama simbok Non?" tanya mbok Yem yang melangkahkan kakinya menuju meja makan dan menghidangkan roti bakar buat putri majikannya.

"Eh simbok! Apa Jimmy sudah pulang mbok?" tanya Kirana pada mbok Yem.

"Sepertinya tidak pulang tuan dan Nona. kamarnya masih gelap. Sebentar saya cek lagi " kata mbok Yem yang ikut khawatir, dan berjalan menuju kamar Jimmy.

"Pa...! mama di mana?" tanya Kirana sambil pangedarkan pandangannya ke sekekitarnya karena tak mendapati mamanya yang ikut sarapan seperti biasanya.

"Mama sudah berangkat duluan. Katanya ada meeting" jawab Nickholas sambil meminum susu yang sudah tersedia di depannya

"Papa harap kamu bisa pertahankan ruko kamu itu. Ruko itu Ruko bersejarah, sejarah tentang nenek, sejarah mama dan papa waktu awal jumpa, dan sekarang akan menjadi sejaran tentang kamu" kata Nikholas seraya menatap ke arah putrinya.

"Iya pa, Kirana tahu itu." ucap Kirana yang menghabiskan roti bakarnya,

"Papa berangkat dulu ya!" kata Nickholas sambil berdiri dan kembali Kirana mencium punggung tangan kanan Papanya

"Iya pa" sahut Kirana yang membiarkan keningnya dicium papanya.

"Tuan, tuan muda Jimmy tidak ada di kamarnya!" kata mbok Yem yang baru saja dari kamar Jimmy dan memberi laporan.

"Berarti hari ini, Jimmy tak pulang lagi!" ucap Nickholas sambil menghela nafas panjang, dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Nickholas kemudian melangkah pergi meninggalkan Kirana dengan mbok Yem yang masih berada ruang makan.

"Bibi Iyem, terus terang saja Kirana rindu saat-saat dimana mama dan papa, Jimmy dan Kirana makan bersama di meja makan ini" kata Kirana yang pikirannya sudah melayang kembali ke jaman saat mereka selalu bersama.

"Yang sabar ya non, ini mungkin cobaan untuk keluarga kita..!" seru Bibi Iyem sambil membereskan piring bekas Nickholas papa Kirana.

"Iya bi..!" jawab Kirana yang sudah menyelesaikan sarapannya dan membantu mbok Yem membereskan piring dan gelasnya.

"Biarkan mbok yang membereskan nona, Nona kan mau berangkat ke Ruko. Nanti kesiangan lho non Kirana!" seru mbok Yem yang tahu nona mudanya, membantunya mencuci piring.

"Nggak apa-apa mbok! besok kalau Kirana menikah biar tahu pekerjaan rumah tangga. Jika suamiku kelak menginginkan istrinya di rumah saja, he..he..! kan Kirana sudah tahu garis besar pekerjaan ibu rumah tangga." kata Kirana sambil tersenyum.

Dan secara tak langsung menyindir papa dan mamanya. Terutama mamanya yang tak pernah ada waktu untuk keluarga.

"Nona begitu malangnya nasibmu. Seharusnya kamu mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang bisa mengajarimu pelajaran rumah tangga." kata dalam hati Bibi Iyem yang begitu sayang pada Kirana yang telah dia rawat sejak bayi.

"Kirana berangkat ya mbok..!"pamit Kirana yang kemudian mengambil tasnya.

Gadis itupun melangkah keluar rumah menuju garasi mengambil kendaraan pribadinya.

Sepeda kayuh warna merah muda dengan keranjang di depannya.

Kirana mengayuh sepedanya menuju ke rukonya dengan santai.

Walaupun kedua orang tuanya mampu membelikannya mobil yang mewah, namun Kirana lebih senang memakai sepeda kayuh ini.

Pada saat Kirana sedang asyik mengayuh sepedanya, tiba-tiba ada pengendara motor mendahuluinya.

Mobil berwarna silver itu melaju dengan kecepatan tinggi, hingga tanpa di sadari pengendara itu telah menabrak sesuatu yang berwarna Oranye, yang kini mengerang kesakitan.

"Woi..! berhenti...! Wooooooooiiii...!" Kirana yang berteriak pada mobil mewah berwarna silver itu.

Namun si pengemudi mobil itu tak menggubrisnya. Dia tetap melaju dengan kecepatan tinggi.

"Tunggu..! Sepertinya aku mengenal pemilik mobil itu? iya mobil silver, apa mungkin!" Kirana yang termenung, mengingat sesuatu tentang pemilik mobil itu.

"Meow....meow...!!"

Tiba-tiba terdengar suara, seperti suara seekor kucing yang masih kecil.

"Oiya,..kucing itu! Ya ampun kasihan sekali!" seru Kirana yang baru sadar tentang korban tabrak lari itu.

Kirana kemudian menghampiri kucing tersebut, dan diangkatlah kucing warna oranye itu.

Kemudian di letakannya kucing berwarna oranye itu di dalam keranjang sepedanya.

Gadis itu kemudian mengayuh sepedanya menuju ke klinik dokter hewan.

Namun sebelumnya, Kirana harus bertanya-tanya pada orang yang ada di sekitar tempat itu, dimana alamat dokter hewan yang sudah buka praktek.

"Permisi, ma'af saya mau tanya. Dimana ya tempat praktek dokter hewan?" tanya Kirana pada seorang ibu-ibu.

"Oh, ma'af nak! Ibu kurang tahu. Ibu tidak pernah pelihara hewan soalnya." jawab si ibu tadi seraya menangkupkan ke dua telapak tangannya.

"Oh iya,tidak Apa-apa. Ma'af permisi!" ucap Kirana yang kemudian dia berjalan dengan mengayuh seoedanya lagi dan berhenti di depan seorang bapak-bapak yang membawa seekor anjing pudel yang diikat lehernya dengan tali yang dia pegang

"Ma'af mengganggu pak! saya mau tanya, dimana letak klinik dokter hewan?" tanya Kirana secara halus.

"Oh, di tempatnya dokter Susi saja." jawab laki-laki itu yang menghentikan langkahnya.

"Dokter Susi? dimana itu?" tanya Kirana yang penasaran.

"Kamu lewat jalan ini lurus, nanti ada perempatan kamu belok ke kanan, nah di sana carilah papan nama Dokter hewan Susi." jelas si bapak itu

"Oh, baik pak! terima kasih." ucap Kirana seraya menangkupkan kedua telapak tangannya.

Kirana kemudian berjalan menyusuri jalan sesuai petunjuk si bapak yang membawa anjing pudel tadi.

Setelah sampai di perempatan jalan, Kirana belok ke kanan.

"Meoowww...!!"

"Sebentar ya puas, tahan! Kirana sedang mencari dokter untuk mengobati luka kamu!" ucap Kirana yang menyempatkan melihat kucing oranye itu yang sedang tak berdaya.

Pandangan mata Kirana tak henti-hentinya melihat dan membaca beberapa papan nama yang terpampang di sekitar jalan itu.

"Klinik Dokter Hewan, Dokter Susi! nah itu dia! seru Kirana yang sangat gembira dan mempercepat langkahnya.

...~¥~...

...Terima kasih untuk para Readers semuanya, terutama yang telah memberikan dukungan berupa like/komen/favorite/rate 5/gift maupun votenya pada novel SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan...

...Allah Subhana Wa Ta'alla.....

...Aamiin Ya Robbal alaamiin...

...Terima Kasih...

...BERSAMBUNG...

Menyelamatkan Kucing Oranye

Sampailah Kirana di sebuah klinik dokter hewan.

Kirana melangkahkan kakinya masuk ke klinik tersebut, dan menjumpai seorang perawat yang sedang membersihkan tempat kerjanya itu.

"Maaf Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang perawat yang baru menyelesaikan tugasnya menyapu, karena klinik dokter hewan itu sebelumnya belum jam buka.

"Maaf ya kak, tadi saya menemukan kucing oranye ini. Kasihan dia baru saja di tabrak mobil. Apakah anda bisa membantu mengobatinya?" tanya Kirana pada perawat Klinik itu.

"Coba saya bersihkan lukanya dulu ya nona!" kata perawat itu yang kemudian mengambil peralatannya untuk membersihkan luka-luka kucing itu.

"Selamat pagi...!" sapa seorang wanita cantik yang memakai pakaian stellan putih-putih yang merupakan baju dinas seorang dokter.

"Pagi juga dokter!" sahut si perawat yang sedang membersihkan luka-luka kucing itu di atas tempat tidur.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter cantik itu pada Kirana.

"Begini dokter, saya tadi menemukan kucing oranye ini yang habis di tabrak sebuah mobil. Tadi aku lihat kucing itu terluka, jadi aku bawa kesini dok!" jelas Kirana yang memang apa adanya.

"Saya dokter Sonia, kalau boleh tahu anda siapa?" kata dokter cantik itu sambil mengulurkan tangannya.

"Oh, saya Kirana dok!" kata Kirana yang membalas uluran tangan dokter Sonia itu.

"Meow...meooowww...!!"

Kucing itu meronta-ronta kesakitan karena lukanya yang sedang di bersihkan oleh perawat klinik.

"Sudah biar saya periksa kucingnya" kata dokter Sheilla yang kemudian mengusap lembut kepala sampai badan kucing itu, yang membuat si kucing yang tadinya memberontak menjadi tenang.

"Kucing manis, kamu terpisah dari keluargamu ya?" ucap dokter Sonia pada si kucing sambil membalut luka pada kedua kaki belakang si kucing oranye itu.

"Apa kamu pernah mempunyai kucing sebelummya?" tanya dokter Sonia yang penasaran pada Kirana.

"Tidak dokter. Aku baru pertama kali memegang kucing, memangnya kena apa Dok?" tanya Kirana yang penasaran.

"Biasanya, kucing sejenis ini kalau belum kenal sama manusia, dia akan lari. Karena kucing jenis ini adalah kucing Bar-bar. Sedangkan dengan kamu, dia tidak lari. Kucing ini benar bukan milik kamu kan?" tanya Dokter Sonia sambil menyerahkan kucing oranye itu pada Kirana.

"Kucing ini bukan kucing milik saya Dok, karena saya bertemu dengan kucing ini ya tadi di jalan. Pada saat kucing ini di tabrak sebuah mobil, seperti yang sudah saya jelaskan tadi di awal, dok!" kata Kirana sambil mengusap-usap kepala kucing itu.

"Hmm.. begitu ya!" ucap Dokter Sonia, yang kemudian Dokter Sonia mengambil obat luka dan perban untuk dibawa pulang oleh Kirana.

"Dua hari lagi kalau belum sembuh juga, bawa ke sini ya. Saya akan cek keadaan kucing oranye ini!" kata dokter Sonia sambil tersenyum manis.

"Baik dokter" kata Kirana yang membalas senyuman dokter cantik itu.

Setelah membayar beberapa lembar uang untuk ongkos pengobatan si Kucing, Kirana segera keluar dari klinik dengan menggendong kucing Oranye itu dan membawa tas kantong plastik kecil berwarna putih yang berisi obat luka dan perban.

"Kamu tidur disini ya sayang, kita akan beli makanan buat kamu..!" kata Kirana pada si kucing yang sedang tidur itu di baringkan di keranjang sepedanya.

Kirana bergegas mengayuh sepedanya menuju ke toko makanan hewan.

Lumayan jauh juga tempat yang di tuju Kirana, namun gadis itu tak merasakan sedikitpun mengeluh rasa capeknya.

Sesampainya di depan kios penjual makanan hewan, Kirana di sambut oleh pelayan toko tersebut.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya pelayan itu dengan ramah.

"Saya mau beli makanan buat kucing beserta kebutuhannya ya kak. Maklum saya baru pertama punya kucing." kata Kirana sambil menggendong dan mengusap-usap kepala si kucing yang membuat si kucing nyaman dan tertidur dalam gendongan Kirana.

"Baik, silahkan anda duduk di kursi itu, Biar saya persiapkan semuanya!" ucap pelayan toko hewan itu seraya menunjuk pada sebuah kursi plastik untuk Kirana duduk.

"Oh ok!" jawab Kirana yang kemudian duduk diatas kursi plastik itu.

Tak berapa lama pelayan toko makanan hewan itu menghampiri Kirana.

"Semua sudah saya masukkan dalam kardus, dan ongkosnya sudah tertera di nota ya kak!" pelayan itu sambil memberikan nota pembayaran pada Kirana.

"Ok, baik! dan ini uangnya" kata Kirana seraya memberikan sejumlah uang pada si pelayan toko makanan hewan itu.

Dan tak berapa lama, Kirana meminta bantuan pada pelayan itu untuk membantu Kirana mengikat kardus yang di boncengan Kirana.

"Makasih ya mbak..!" seru Kirana yang memasukkan kembali si kucing ke dalam keranjang.

"Iya sama-sama." balas si pelayan, dan Kirana pun berlalu dari toko makanan hewan itu menuju ke rukonya.

Sesampainya di depan ruko, Kirana segera membuka dan masuk ke dalam ruko.

Tak lupa Kirana memasukkan sepeda kayunnya ke dalam ruko.

Setelah menutup kembali rukonya, Kirana bergegas membawa kucing oranye dan barang-barang yang di bawanya dari toko makanan hewan tadi ke lantai atas.

"Nah kamu sekarang tinggal di sini ya pus!" kata Kirana yang meletakkan Oyen berserta tempatnya di sudut kamarnya.

"Meoww..! meoww...!!"

" Apakah kamu lapar? tanya Kirana pada si kucing oranye itu.

Kemudian Kirana menuangkan makanan biskuit pada kucing oranye itu.

Kirana mengusap kembali si kucing oranye itu dengan lembut, sebelum dia turun ke bawah untuk membuka rukonya.

"Puss! baik-baik di sini ya. Nanti kalau kamu sudah sembuh, kamu boleh pergi dan carilah keluarga kamu ya! pasti mereka merindukanmu.Tidak seperti keluarga aku. Hiks..!" kata Kirana yang tak terasa keluarlah kristal bening dari kelopak matanya dan jatuh ke pipinya.

"Kamu tahu kucing, kalau aku seperti hidup di neraka. Kedua orang tuaku pekerjaannya tiap hari bertengkar dan bertengkar. Sedangkan adikku yang bernama Jimmy, dia jarang pulang."Kata Kirana yang mencurahkan hatinya pada kucing yang baru bersamanya itu.

"Meoww..!"

"Apa kamu haus?" tanya Kirana yang berusaha memahami kucing oranye itu.

Kirana kemudian membuatkan segelas susu dan sebagian dia letakaan diatas piring kecil, Yan tujuannya agar kucing itu bisa meminum susu tersebut.

Gadis itu menunggui kucing oranye itu sampai makanan dan minuman yang telah dia siapkan untuk kucing itu.

...~¥~...

Yuk dukung Novel SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA,dengan memberi like/komen/♥️/⭐5/🎁 maupun Vote-nya ya.

Dukung juga karya Author yang lainnya ;

*GADIS TIGA KARAKTER (Tamat)

*CINTA UNTUK YULIA (Tamat)

*LOVE IN UNDERGROUND (Tamat)

*JADIKAN AKU YANG KEDUA (Tamat)

*PUTRI PENDEKAR PEDANG AZUYA

*CHEF CINTA

*MBAK JAMU NAIK LEVEL

*GADIS MAFIA (Chat Story)

Terima kasih

...Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!