Raka Perwira, seorang pria tinggi nan gagah. Tipe impian para gadis, tapi hanya pada orang tertentu saja dia bersikap hangat, selebihnya dia dikenal dingin dan angkuh.
Raka memiliki sahabat, mereka berteman sejak SMA dulu. Sifat nya juga tak jauh dari Raka, dia juga galak dan dingin. Mungkin itu alasan nya kenapa mereka bisa berteman, karena karakter nya sama.
Haris Permana Atmaja, putra sulung dari keluarga Atmaja. Dia adalah satu-satunya nya orang yang bisa akrab dengan Raka. Haris mempunyai seorang adik perempuan.
Hanya saja, dari sejak SMP dulu adiknya itu ikut dengan Ibunya di luar kota. Tapi saat ini kedua orang tua nya sudah pergi, jadi dia harus pulang dan tinggal bersama kakaknya, Haris.
Dia Arlita Bella Atmaja, putri kedua dari keluarga Atmaja. Usia nya baru menginjak 20 tahun, dia gadis yang manis dan cantik. Hanya saja dia tertutup jika soal hati, karena penghianatan kekasih nya dulu, membuat nya trauma untuk menjalin sebuah hubungan.
Sebuah peristiwa membuat Raka bertemu Lita, dan mulai menyimpan hati pada nya. Jika pada gadis lain, dia akan bersikap dingin dan acuh lain hal nya kepada Lita. Dia akan bersikap lembut dan menjelma menjadi pria hangat, sangat mencurigakan ya?
Orang tua Raka tinggal di luar Negeri, walaupun Raka tergolong orang yang serba berkecukupan, tapi dia tak ingin mengandalkan kekayaan orang tua nya. Dia memilih bekerja bersama orang lain, di banding harus mengelola usaha orang tua nya sendiri.
Saat ini Raka bekerja di sebuah perusahaan AM Group, menjadi sekretaris yang merangkap jadi asisten pribadi sang manager.
Semenjak Lita tinggal bersama Haris, Raka jadi lebih sering bertamu ke rumah Haris dengan berbagai alasan. Walaupun dia punya rumah, tapi dia jarang pulang ke rumah nya itu. Untuk apa? Hanya ada bibi ART, tak ada sambutan hangat seorang Ibu di rumah itu. Dan karena alasan itu lah Raka memilih tinggal di apartemen.
Setidaknya suasana di apartemen sedikit berbeda dengan rumah, walaupun sama-sama sendiri.
" Ngelamun Oyy." Ucap Haris dengan menepuk bahu Raka. Saat ini Raka sedang di rumah sahabat nya, Haris.
" Sorry dah.." Ucap Raka cengengesan.
" Dah pulang kerja Lu?"
" Lahh Elu make nanya, maka nya gue disini ya berarti udah pulang dong." Jawab Raka ketus.
" Hhaahaa, iya ya. Gue Lupa Bro."
" Lita kemana?" Tanya Raka.
" Maen kayak nya." Jawab Haris. Raka hanya membulatkan bibir nya.
" Lu gak mau pergi ketemu orang tua Lo, Ka? Ini udah hampir setaun loh." Celoteh Haris, beginilah jika dia bersama Raka, Haris akan cerewet karena tau keadaan sahabat nya itu.
" Males gue, kalo pun iya mereka kangen sama gue mereka aja yang pulang." Jawab Raka.
" Itu sih terserah Lu aja, gue cuma ngingetin." Ucap Haris.
" Si Lita dah punya pacar belum?" Tanya Raka.
" Setau gue tuh dia cuma temenan aja sih, emang kenapa? Jangan bilang lu naksir adek gue?" Ucap Haris.
" Nanya aja kali, posesif amat." Gerutu Raka.
" Gue tau Adek gue cantik, tapi dia masih kecil bro."
" Yaelah, kalo sama gue dia cuma beda 6 tahun aja kali. Gue gak ketuaan kok buat adek lu." Raka menggoda Haris, sudah tau Haris sangat menjaga Adik nya.
Haris hanya diam tak membalas ucapan Raka.
" Bos Lu baik gak?" Tanya Haris setelag beberapa menit hanya diam.
" Baik pake banget dong." Jawab Raka.
" Udah tua?" tanya Raka kepo.
" Apaan sih, Pak Elgar masih muda anjay. Umur nya mudaan dia." Jawab Raka.
" Seriusan?" Tanya Haris.
" Lo liat nih, ini bos gue." Ucap Raka, sambil menyodorkan ponsel nya yang menampilkan foto atasan nya.
" Busettt, ganteng bangett." Ucap Haris heboh.
" Nah, baru Lu percaya kan?" Ucap Raka sambil mengambil ponsel nya dari tangan Haris yang masih asik memandang foto atasan Raka.
" Udah punya bini?" Tanya Haris, jiwa ke kepoan nya mulai meronta.
" Udah lah, udah punya anak juga. Denger-denger sih sekarang Bu Mira lagi hamil lagi anak ke dua." Jawab Raka.
" Ada ya orang seganteng itu, beruntung Lo liat dia setiap hari." Ucap Haris.
" Iya, bos gue mah paket komplit. Udah ganteng, masih muda, baik dan ramah." Celoteh Raka.
Obrolan itu terhenti saat pintu utama terbuka, seorang gadis cantik masuk dengan wajah kuyu nya.
" Dari mana dek?" Tanya Haris, pada adiknya yang baru saja pulang.
" Dari kampus lah bang, dari mana lagi?" Jawabnya pelan.
" Kok sore amat?" Tanya Haris lagi.
" Ada bimbingan, udah ah Lita mau mandi terus tidur."
" Makan dulu dek, Raka bawain ayam goreng kremes tuh di meja." Ucap Haris.
" Oke, kalo gitu Lita makan aja dulu." Ucap nya ceria, dan berlari menuju dapur. Memang Raka selalu membawa makanan berat atau sekedar cemilan, malu lah bertamu ke rumah orang dengan tangan kosong, ya kan?
" Gitu lah adek gue, denger aja makanan pasti langsung ceria."
" Gapapa dong, cewe emang mood nya kan makanan." Ucap Raka tertawa pelan.
" Jangan ngomongin Lita ya." Teriak Lita dari dapur.
" Aduhh, kedengeran lagi." Ucap Raka.
" Telinga adek gue emang ter the best sih." Ucap Haris dengan nada bangga.
" Kalo gue punya adek, rame kayak nya." Ucap Raka, walau dengan nada bercanda. Tapi terlihat dari tatapan mata nya yang sendu, dia pasti kesepian dan Haris tau itu.
" Lahh elu, jangan melow lah. Ada gue buat Lu, tenang aja. " Ucap Haris, dia menepuk bahu Raka.
" Gue tau Lu kesepian, Lu kecewa sama orang tua Lu. Tapi Lu gak boleh benci sama mereka, mau seburuk apa pun, mereka tetep orang tua Lu." Ucap Haris menasehati.
" Ya gue tau Ris, tapi gak ada kah sedikit waktu buat gue? Walau pun gue udah dewasa tapi tetep aja, gue butuh cerita sama orang tua gue. Gue gak punya sandaran rasa nya." Ucap Raka sendu.
" Lu beruntung, kedua orang tua Lu masih ada. Lah gue? Mau nangis meraung-raung pun percuma, mereka gak akan hidup lagi." Ucap Haris, tersirat kesedihan juga pada kata-kata nya.
" Sorry ya, gue dah buat lu sedih." Ucap Raka.
" No problem, gue dah ikhlas sama yang udah terjadi. Sekarang yang terpenting, gue harus jaga adik gue semampu gue. Sebelum ada yang gantiin posisi gue." Ucap Haris.
" Elu emang abang ter the best sih." Ucap Raka.
" Ya iya lah harus, kalo kelakuan gue kayak bangsat, nanti adek gue ngikutin gue gimana? Malu dong." Ucap Haris, dan membuat kedua nya tergelak.
Hal itu tak luput dari penglihatan Lita, sebenarnya dia sudah selesai makan dan akan pergi ke kamar. Tapi ketika mendengar celotehan kakak dan sahabatnya itu, membuat nya mengurungkan niat dan memilih menguping di balik tembok.
" Akhirnya Abang punya orang untuk menceritakan seluruh keluh kesah yang abang rasakan, Lita seneng abang lebih terbuka tentang perasaan abang." Gumam Lita sambil tersenyum manis.
🌹🌹🌹
**Haii, othor kembali dengan cerita baru😁 Maaf kalo banyak typo, harap di maklumi ya☺️
Jangan lupa kasih dukungan dan semangat buat author dengan like, komen, vote, dan follow akun author. happy reading❤️**
Awalnya Raka tak tau kalau Lita adalah adik kandung Haris, sebelum nya dia pernah bertemu dengan Lita di parkiran mall.
Saat itu Lita tengah di kepung oleh pria berandalan, karena Lita seorang diri dan dia seorang gadis yang cantik membuat nya menjadi sasaran empuk para pria yang berniat jahat.
Kebetulan saat itu Raka juga ada di dekat mall itu, dia menghadiri meeting dengan klien di cafe yang tak jauh dari mall tersebut.
Naluri kemanusiaan nya tergerak saat mendengar seorang gadis berteriak meminta tolong. Dia menghampiri kerumunan itu dan seketika emosi nya memuncak tatkala melihat gadis itu sudah terpojok di sudut parkiran dengan pakaian yang sudah robek.
Tanpa basa-basi Raka langsung menghajar pria yang berkerumun itu hingga semua nya terkapar lemah. Raka langsung menghampiri gadis itu dan memakai kan nya jas.
" Kau tak apa-apa Nona?" Tanya Raka.
" A-aku baik-baik saja tuan, Terimakasih sudah menolong saya. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi pada saya." Ucap Gadis itu, yang ternyata adalah adik sahabat nya sendiri.
" Sama-sama, kamu ngapain disini sendirian? Disini rawan kejahatan, tak seharusnya kamu disini sendirian."
" Saya habis bertemu teman saya, Tuan. Saya sedang menunggu taksi, tapi malah ada orang-orang tadi." Jawab Lita.
" Ini sudah cukup larut malam, saya antar saja ya? dimana alamat mu?" Tanya Raka.
" Tenang saja, saya pria baik-baik." Raka meyakinkan.
" Di jalan xxx tuan." Jawab gadis itu.
" Baiklah, Mari masuk." Ucap Raka setelah kedua nya sampai di dekat mobil.
" Terimakasih tuan untuk semua nya." Ucap gadis itu sambil tersenyum.
Degg...
Hati Raka berdebar hebat ketika melihat senyuman manis gadis di samping nya.
" S-sudahlah jangan terlalu banyak berterimakasih, itu sudah tugasku sebagai sesama manusia."
" Oh iya, panggil aku abang atau kakak saja." Ucap Raka.
" Bagaimana kalau om saja?" Usul gadis itu dengan senyuman lagi, dalam sekejap mata kedua nya menjadi akrab.
Raka juga terlihat nyaman dengan gadis itu, padahal biasanya dia dingin dan arogan pada gadis lain.
" Heii, aku belum setua itu kali. Aku masih 26 tahun"
" Yaudah Kakak aja. Seperti nya kakak seumuran abang aku." Ucap Gadis itu.
" Kamu punya abang?" Tanya Raka mulai penasaran, selain alamat nya sama persis dengan alamat sahabat nya.
" Iya, dia abang terbaik." Ucap Gadis itu membanggakan abang nya.
" Ohh iya nama aku Arlita, tapi orang manggil aku Lita." Ucap Lita mengenal kan diri
" Raka Perwira." Jawab Raka singkat, mata nya fokus menghadap jalan.
Tak lama kedua nya sampai di alamat yang Lita berikan.
" Tunggu, ini benar rumah nya?" Tanya Raka.
" Iya. memang kenapa?" Tanya Lita balik.
" Aku merasa tak asing dengan rumah ini." Jawab Raka.
" Yaudah ,masuk dulu yuk. Nanti aku kenalin sama abang aku." Ucap Lita lalu menggenggam tangan Raka dan membawa Raka masuk.
" Abang, Lita pulang." Teriak Lita saat baru saja masuk ke dalam rumah yang cukup sederhana dengan dua lantai itu.
" Darimana saja?" Terlihat seorang pria berpakaian casual turun dari tangga dengan menenteng sebuah buku kecil.
" H-haris?" Ucap Raka. Karena cukup gelap jadi Haris tak dapat melihat wajah Raka dengan jelas.
" Iya, darimana kau tau nama ku?" Ucap Haris.
" Aku bahkan belum memperkenalkan... "
" Raka? Kenapa Lu bisa disini? Sama Adek gue lagi." Ucap Haris dengan wajah terkejut nya.
" Jadi Lita ini adek Lo?" Tanya Raka.
" Iya, emang napa? Duduk Lo." Ucap Haris.
" Gue gak tau Lu punya adek yang udah gadis gini, mana cantik lagi gak kayak abang nya." Kelakar Raka menggoda Haris dan sukses mendapatkan tepukan pada bahu nya.
" Adek gue baru balik kok, selama ini dia tinggal sama nyokap." Jawab Haris.
" Kalian udah saling kenal?" Tanya Lita menganga, sejak tadi ia hanya memperhatikan interaksi kedua nya dengan ekspresi terkejut.
" Dia sahabat Abang, cuma sombong jadi gak pernah mampir." Jawab Haris.
" Ohh yaudah, jadi Lita gak usah ngenalin lagi. Lita ke kamar dulu ya, mau mandi." Ucap Lita.
Haris hanya mengangguk sebagai jawaban nya, Lita sudah berjalan menaiki tangga. Mata Raka tak henti-hentinya menatap punggung Lita sampai gadis itu menghilang.
" Nape lu? Liatin adek gue segitu nya." Ucap Haris, sambil meletakan dua gelas minuman bersoda di meja.
" Gak ada lah." Elak Raka, padahal udah terciduk.
" Ngeles aja lu kayak bajay, jelas-jelas Lo liatin adek gue. Btw kenapa Lo bisa bareng sama adek gue?" Tanya Haris.
" Adek Lu tuh hampir aja jadi korban kekerasan sexual, lu tau? Dia di kepung cowo berandalan." Jawab Raka.
" Yang bener lu?" Ucap Haris terkejut.
" Ngapain gue bercanda bangsat, gak percaya? Tanya aja sama orang nya."
" Lu pikir kenapa tuh adek Lo pake jas? Baju nya robek, kayak nya di tarik sama cowo sialan itu dah." Ucap Raka, dengan menggebu-gebu.
" Sialan tuh cowo." Gerutu Haris, dia tak terima dan merasa marah karena ada yang sudah menyentuh adik kesayangan nya.
" Gue saranin deh ya, jagain tuh adek Lu. Perketat pengawasan nya, takutnya kejadian kayak begini keulang lagi. Untung tadi gue ada disitu habis meeting, kalo nggak? Lo bisa bayangin tuh keadaan adek Lo sekarang." Ucap Raka.
" Sayang aja, dia masih kecil masa depan nya masih panjang. Adek lo cantik, jadi harus di jaga dengan ketat. Ya walaupun gue player, tapi adek Lo tuh keliatan polos banget." Sambung Raka.
" Makasih ye Lu dah nyelamatin adek gue, gue bakal turutin saran Elu. Itu kebiasaan lu gak berubah?" Tanya Haris.
" Selama masih bebas mah yaudah lakuin aja apa yang bikin lo seneng."
" Lo gak berubah ya masih jadi pria brengsek sama kayak dulu." Ledek Haris.
" Tapi gue bakal robah kalo ada cewe yang bisa bikin gue jatuh cinta, sejatuh jatuh nya Ris." Ucap Raka.
" Emang sejauh ini belom ada gitu?" Tanya Haris lagi.
" Belom tuh, sejauh ini mereka cuma pengen duit gue aja. Belom nemu yang pas di hati, ama yang tulus." Jawab Raka.
" Karma tuh, lu sih doyan mainin cewe." Ucap Haris meledek Raka.
" Jahat Lu ama sahabat sendiri." Gerutu Raka.
" Udah ah, dah malem gue cabut dulu. Salam buat adek lo ya." Ucap Raka.
" Oke, sering-sering mampir kesini ya bos." Ucap Haris.
" Bos apaan? Gue masih kerja sama orang laen." Ucap Raka, lalu melenggang masuk ke dalam mobil nya.
🌸🌸🌸
**Belom nemu visual yang pas buat peran mereka, jadi belum ada visual ya😁
Jangan lupa kasih dukungan dan semangat buat author dengan like, komen, vote, dan follow akun author. happy reading ❤️**
Seperti biasa, seolah menjadi kegiatan rutin. Setiap sore Raka pasti akan mampir ke rumah Haris, entah sekedar berbincang atau ada hal yang lain nya.
Jelas saja, di rumah Haris dia bisa melihat pemandangan yang menyegarkan mata. Lita, gadis itu seolah bisa membuat hati Raka berbunga hanya dengan senyuman nya saja mampu membuat Raka insomnia, karena terus terbayang senyuman nya itu.
" Gue perhatiin ya, semakin hari Lu makin sering maen kesini." Ucap Haris, dengan tatapan menyelidik nya.
" Emang kenape?" Tanya Raka balik.
" Enggak sih, cuma aneh aja." Jawab Haris.
" Gabut gue di rumah Ris, kalo gue kesini kan gue jadi punya temen ngobrol." Jawab Raka.
" Kirain Lu ngincer adek gue." Ucap Haris ketus.
" Kalo iya emang napa?" Tanya Raka santai.
" Adek gue masih kecil dia masih kuliah, jangan ganggu dia lah. Cari aja yang lain sono." Ucap Haris.
" Bosen ah, gue sekarang mau yang lebih muda. Lebih fresh." Ucap Raka, dengan senyum jahil nya.
" Gue timpuk Lu ya, adek gue cewe baek-baek. Lah Elu? Playboy cap serutan jagung." Ucap Haris sinis.
" Lah Elu, lupa ama yang gue bilang hem?" Tanya Raka.
" Gue inget, cuma gue gak yakin lu bakalan bisa robah tuh kebiasaan buruk Lu." Ucap Haris.
" Abanggg..... " teriak Lita dari lantai atas, tak lama terlihat Lita turun dari kamar nya, hanya memakai hot pants dan kaos bertangan pendek.
Raka tak bisa memalingkan pandangan mata nya, melihat Lita yang hanya memakai pakaian itu membuat mata nya menjadi segar kembali.
" Jaga mata lo kalo gak mau gue colok tuh." Gerutu Haris.
" Apaan seh Lu." Ucap Raka sengit.
" Apaan dek?" Tanya Haris.
" Kuota data Lita abis bang, harus di isi. Soalnya Lita harus ngerjain tugas." Ucap Lita.
" Wokeh, nih uang nya. Beli sendiri." Ucap Haris, lalu memberikan satu lembar uang berwarna merah.
" Yaelah bang, lebihin dikit napa? Lita pengen jajan kali." Ucap Lita ketus.
" Jajan mulu dek." Gerutu Haris.
" Yaudah lah, Lita berangkat." Ucap Lita dengan wajah kesal nya, dia keluar rumah dengan menghentak-hentakan kaki nya.
" Nihh dari kakak. Mau jajan apa sih?" Tanya Raka.
" Deket konter ada yang jualan seblak sama cilor, favorit ciwi-ciwi." Jawab Lita sambil nyengir.
" Yaudah nih, sana jajan." Ucap Raka, lalu memberikan dua lembar uang merah..
" Kebanyakan ini mah... " Ucapan Lita terpotong.
" Ambil aja, sisa nya buat jajan besok." Ucap Raka, Haris hanya melihat itu dengan tatapan tajam nya. Sudah terlihat bukan? Kalau Raka ingin mendapat kan perhatian dari adiknya, Lita.
" Makasih kak, Lita jalan dulu." Ucap Lita, lalu melangkah riang ke luar rumah.
" Ada bau-bau yang cari perhatian nih." Ucap Haris sinis.
" Apaan lo, jangan selalu menyalah artikan semua kebaikan gue Ris." Ucap Raka, dia cukup sebal dengan perkataan Haris.
" Jangan macem-macem ama adek gue, apalagi rusak dia. Kalo itu sampe terjadi, gue pastiin burung Lu di sunat habis." Ucap Haris tegas.
" Woohhooo, aku takut. Tolongin dong." Ucap raka, dengan mimik wajah yang di buat-buat.
" Lu inget kata-kata gue." Ucap Haris.
Raka hanya mengendikan bahu nya acuh, walau dia tau arti ucapan Haris itu serius tanpa bercanda.
Tak lama Lita masuk dengan wajah ceria nya, di tangan nya dia menenteng beberapa plastik kresek.
" Kamu tuh kalo udah jajan pasti kalap, semua di beli." Gerutu Haris.
" Gadis yang polos, aku menyukai nya." batin Raka, sambil tersenyum menatap Lita.
" Gapapa dong Bang, uang nya juga dari kak Raka kok. Kak Raka juga udah ngasih sama Lita." Ucap Lita ketus, dia membanggakan Raka di depan abang nya sendiri.
" Awas aja lu dek." Gerutu Haris, sama adek nya aja dia garang, apalagi sama Raka?
" Dah lah, abang mau gak nih?" Tanya Lita, sambil mengiming-imingi abang nya dengan makanan berkuah merah itu, apalagi? Pasti seblak, kalau kata Lita mah kesukaan nya ciwi-ciwi.
" Mau lah." Ucap Haris lalu bangkit dan menuju ke dapur.
" Kakak mau? Lita beliin juga, cuma gak di kasih cabe. Takut nya kakak gak suka pedes, atau nanti malah kepedesan." Ucap Lita, berceloteh ria.
Raka mengulum senyum nya, selain cantik dan polos. Ternyata Lita juga sosok yang perhatian.
" Hayu kak, keburu dingin." Ucap Lita cukup keras, karena dari tadi Raka melamun dan senyam-senyum sendiri membayangkan Lita.
" E-ehh iya." Jawab Raka sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.
Raka dan Lita pun berjalan beriringan ke ruang makan, tepat nya dapur. Disana ada sebuah meja dan 4 buah kursi yang melingkar, sederhana tapi mampu membuat Raka nyaman.
" Ini kursi nya ada 4." Gumam Raka.
" Iya, soalnya kan dulu Papah sama Mamah sering kesini sama aku. Tapi saat Papah pergi dan Mamah meninggal kursi ini jadi kosong." Jawab Lita, ternyata gumaman Raka terdengar jelas oleh Lita.
" Ohh, maafin kakak ya buat kamu sedih." Ucap Raka merasa tak enak.
" Gapapa kak, yuk makan keburu dingin nanti gak enak." Ucap Lita, sambil menyendok seblak dari mangkuk.
🌻🌻🌻
Diluar sedang hujan deras, dan ini sudah malam.
" Gak pulang lu?" Tanya Haris sewot.
" Lu kenape sih, gitu amat ama gue. Gak liat noh, hujan nya gede banget." Ucap Raka menunjuk ke arah luar dengan dagu nya.
" Kan lu pake mobil bego." Ucap Haris.
" Dingin anjim." Ucap Raka bergidik.
" Lebay amat lo, pulang sana. Dah malem, besok gue harus kerja." Ucap Haris.
" Ngusir lu?" Tanya Raka konyol.
" Iya." Jawab Haris singkat, mengiyakan pertanyaan Raka. Raka mendelik mendengar jawaban Haris.
" Lu tega amat dah, ama sahabat sendiri. Nanti tungguin ujan nya reda ya?" Ucap Raka, sambil tersenyum jahil.
" Serah lu dah, gue mau tidur." Ucap Haris, padahal baru jam 8 malam tapi Haris sudah berpamitan ingin tidur.
Terpaksa Raka menunggu hujan reda di kursi ruang tunggu.
" Nih rumah kalo sepi serem juga ye." Gumam Raka.
" Darrr..."
" Ehh kancing kancing copot." Ucap Raka latah karena terkejut.
" Hahhaaaa..." Suara tertawa yang tak asing, ya itu suara Lita.
" Ngagetin aja Lit." Gerutu Raka sambil mengusap-usap dada nya.
" Takut ya?" Tanya Lita dengan senyum jahil nya.
" Gak, cuma kaget." Jawab Raka ketus.
" Idihh, marah nih?"
" Enggak, kamu puas bikin kakak jantungan?" Tanya Raka sinis.
" Hehee, maafin Lita deh." Ucap Lita dengan wajah memelas nya.
" Yaudah iya, kok belum tidur?" Tanya Raka.
" Belom ngantuk kak, niatnya mau ngambil air minum. Tapi malah liat kakak sendirian, jadi di kerjain dulu lah biar seru. Kebetulan Lita lagi gabut nih." Ucap Lita panjang lebar.
Akhirnya mereka berdua mengobrol di iringi canda tawa di ruang tamu.
" Aku sangat nyaman dengan mu Lita, aku janji akan berubah. Aku ingin bersama mu, aku menyukai mu Arlita." Batin Raka sambil mendengarkan Lita yang antusias bercerita.
🌻🌻🌻🌻
Bonus Visual
Haris Permana Atmaja.
Arlita Bella Atmaja.
Raka Perwira.
**Ini visual versi author ya, kalau gak suka bisa bayangin dengan visual ala readers☺️
Maaf kalo banyak typo, harap di maklumi.😁
Jangan lupa kasih dukungan dan semangat buat author dengan like, komen, vote, dan, follow akun author. happy reading ❤️**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!