NovelToon NovelToon

Gadis Montir Berhijab

Rencana Pulang Kampung

Di sebuah kamar, seorang gadis yang sedang tertidur lelap. Tiba-tiba dia terbangun, lalu mengerjapkan matanya perlahan dan menggerakkan tubuhnya. Setelah sepersekian detik berikutnya "Astagfirullahal'azim! Sudah jam berapa ini?" kaget gadis itu langsung bangun dari tidur. Dia menghidupkan ponselnya untuk melihat jam. Betapa terkejutnya dia karna jam menunjukan, sudah pukul 05.30. Dia pun bergegas mandi dan seperti biasa sebelum beraktifitas, dia melaksanakn sholat subuh terlebih dahulu, walaupun sekarang waktunya sudah sedikit telat.

Selesai sholat, gadis itu menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Rencananya dia akan membuat nasi goreng dan telur ceplok untuk menu sarapannya pagi ini bersama dengan para sahabatnya. Serta menggoreng krupuk udang sebagai pelengkapnya.

*Prolog*

*Naziah Dzikra, dia adalah seorang gadis dari desa. Dia seorang gadis berhijab yang memiliki alis mata terukir secara alami yang menambah paras cantiknya, berkulit putih langsat, dan bertubuh langsing dengan tinggi 165 cm.

Dia merupakan salah satu mahasiswa dari Fakultas* Tehnik Mesin. *Dan juga menjadi satu-satunya mahasiswi dari Fakultas tersebut. Dia sudah menjadi mahasiswa selama tiga tahun setengah. Saat ini, dia sedang dalam tahap mengerjakan tugas skripsinya.

Sambil berkuliah, Naziah juga bekerja di sebuah bengkel besar di kota itu. Dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan juga untuk terus mengasa kemampuan dan pengetahuannya dalam menangani masalah pada mesin-mesin kendaraan.

Selama tinggal di kota itu, Naziah tinggal di sebuah kontrakan bersama dengan tiga orang sahabatnya. Yang juga sama-sama berasal dari desa yang sama*.

***

Setelah sarapannya siap di atas meja, kemudian Naziah memutuskan untuk membangunkan sahabat-sahabatnya. "TiTa...Ulfi...! Ayo sarapan, kalian udah bangun kan?" teriak Naziah membangun dua sahabatnya.

Kemudian Naziah lanjut membangunkn Anto yang berada di kamar yang lainnya. "Antooo!!! Ayo Cepat Bangun, kalau lambat sedikit... kamu nggak akan mendapat sarapanmu! karna Ulfi yang akan menghabiskannya." teriak Naziah di depan pintu kamar Anto.

Setelah itu, Naziah memilih menyantap sarapannya lebih dulu sambil menunggu para sahabatnya keluar dari kamar masing-masing.

Anto tiba duluan. Dan berkata "Wahh...menu sarapan favorit aku nih..." ucap Anto sambil duduk di samping Ziah.

Setelah itu disusul oleh Tita dan Ulfi "Terimakasih ya Ziah...udah buat sarapan untuk kami." ucap Tita dan Ulfi hampir bersamaan sambil duduk di bangku meja makan di depan Anto. Mereka sudah bergabung untuk sarapan bersama Ziah.

Dalam kontrakan tersebut memiliki 3 buah kamar yang masing-masing terdapat kamar mandi lengkap di dalamnya. Rumah tersebut memiliki dapur, ruang makan, ruang TV, ruang tamu, teras depan yang lebar, sebuah garasi dan teras belakang di samping dapur. Serta memiliki halaman belakang yang luas.

Naziah memilih kamar sendiri. Sedang dua sahabatnya,Ulfiyana dan Tirtawaty yang biasa disapa Ulfi dan Tita memilih satu kamar. Mengapa mereka sekamar? Itu karna sahabat-sahabatnya itu penakut. Dan satu kamar lainnya di huni sahabat Naziah yang cowok namanya Febriyanto,disapa Anto.

Setelah Selesai sarapan mereka terlihat duduk di teras belakang sambil bersenda gurau. Hari ini mereka memang tidak ke kampus, karna para dosen sedang rapat dengan rektor.

"PulKam(Pulang Kampung) yuk..?!!" ajak Tita tiba-tiba pada sahabat-sahabatnya.

"Aku nggak ada waktu Tita... lagi pula, emang kamu nggak kerja?" jawab Naziah balik bertanya pada Tita. Sedang Anto dan Ulfi ikut menganggukan kepalanya atas pertanyaan Naziah.

"Sekali - kali izin libur lah Ziah...." jawab Tita sambil bergelayut manja di lengan Naziah "Ya ya ya... besokan hari sabtu tanggal kan merah! trus besoknya lagi minggu. Kita ke pantai tumpapa yuk!!! udah lama nih nggak mandi laut. Sekalian merilekskan tubuh dan otak yang lelah ini Ziah...yah?!!" goda Tita menjelaskan dengan wajah memelas.

Lama Naziah berpikir dan akhirnya menjawab "Baiklah....tapi nanti besok, hari ini aku kerja dulu. Sekalian izin untuk libur sama Bos. Besok jam 8 kita star PulKam." ucap Naziah "Kamu 'Nto, nggak mau PulKam?" tanya Naziah pada Anto

"Malas aku....mending ketemu pacar malam mingguan bersama" jawab Anto

"Hemm..terserah! Awas ya kamu, pacaran aneh-aneh..." ancam Naziah mengingat cara pacaran anak jaman now yang terlalu bebas."Ingat!!! kamu punya adik perempuan...." ucapan Naziah terpotong

"Iya Ziah... aku ingat. Cepat atau lambat karma akan terjadi pada kita atau keluarga kita. InsyaAllah, pacaran kita masih wajar kok, nggak aneh-aneh, okey!" potong Anto karna dia sudah hafal apa kelanjutan perkataan Naziah.

"Ya udah, aku mau ke bengkel sekarang. Biar Bos senang, dan mau kasih izin libur." ucap Naziah sambil berjalan masuk ke kamarnya untuk mengganti dasternya dengan pakaian montir dan hijab instannya. Naziah memang suka dasteran jika di dalam rumah hanya ada para sahabatnya.

*###*

Pukul 8.07 pagi, Naziah sudah sampai di bengkel tempat biasa dia bekerja. Terlihat beberapa mobil dan motor di sana yang membutuhkan tangan-tangan montir. Bengkel itu buka pada pukul 8 pagi dan akan tutup pukul 8 malam. Di bengkel tersebut mempunyai empat orang montir, salah satunya yaitu Naziah.

Setelah menyimpan helm dan tasnya di loker karyawan. Naziah langsung melapor keruangan Bosnya. Dan Naziah pun mendapat tugas memperbaiki salah satu mobil dengan rusak berat dan 2 buah motor dengan rusak ringan. Setelah itu Naziah langsung bergelut dengan pekerjaannya. Hingga tak terasa jam istirahat makan siangpun tiba. Naziah bergegas membersihkan diri untuk melaksanakan sholat dzuhur.

Selesai sholat, Naziah keluar dari bengkel dengan berjalan kaki. Dia menuju ke sebuah warung gado-gado langganannya yang berada tidak jauh dari bengkel tempatnya bekerja. Dia ke sana untuk makan siang.

Saat tiba di warung tersebut, Naziah langsung masuk ke dalam warung.

"Assalamu'alaikum Mba' Arum...! Mau menu seperti biasa ya Mba'?" kata Naziah sambil tersenyum pada Mba'Arum pemilik warung tersebut.

"Oke...siap Mba'Ziah...! Silahkan cari tempat duduknya dan pesanan ditunggu ya...?!" ucap Mba'Arum pada Naziah. Naziah membalas dengan mengacungkan jempolnya sambil memilih duduk di kursi pojokan dalam warung tersebut.

Tak butuh waktu lama, pesanannya pun datang "Selamat menikmati ya Mba'..." ucap Mba'Arum mempersilahkan.

Naziah membalas dengan anggukan kepala. Kemudian dia mulai memakan makanannya hingga habis. Setelah itu, Naziah langsung beranjak dari duduknya. Dia menemui Mba' Arum untuk membayar makanannya dan mengucapkan Terimakasih pada mba'Arum pemilik warung. Kemudian dia kembali ke bengkel.

Seperti biasa, Naziah bekerja dengan sangat teliti dan telaten. Walaupun dia terlihat sesekali menimpali pertanyaan dan candaan teman kerja serta pungujung yang ada disana. Namun tidak pernah mengurangi tingkat konsentrasinya dalam melakukan servis pada mesin-mesin kendaraan yang dia tangani.

Tanpa Naziah sadari, adanya dia bekerja di bengkel tersebut. Dia menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang membawa kendaraan mereka di bengkel tersebut jika terjadi masalah. Karna Naziah selalu melakukan servis terbaik. Dan bonus untuk para pengunjung adalah memandang wajah cantiknya yang tak pernah bosan untuk dipandangi.

Tak terasa, siang telah berganti malam. Jam udah menunjukan pukul 8 malam. Bengkel pun sudah tutup, namun Naziah masih berdiri di depan pintu gerbang. Dia menunggu Bosnya untuk meminta izin berlibur.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Bosnya itu keluar dari pintu kecil gerbang. Naziah menghampiri Bosnya itu dan mengungkapkan maksud hatinya. "Assalamu'alaikum Bos!" ucap Naziah

"Walaikumsalam! Eh... Ziah, ada apa, kenapa belum pulang?" ucap Bos Naziah.

"Saya menunggu Bos. Saya ingin meminta izin untuk tidak masuk kerja selama 2 hari ke depan? Karna saya ingin menengok ibu dan adik-adik Saya di kampung..." kata Naziah pada Bosnya.

"Emm... baiklah. Cuma 2 hari saja ya... jangan lama-lama!" ucap Bos Naziah sedikit berpikir. "Ya sudah, pulanglah! Tidak baik anak gadis masih di jalan malam-malam begini." kata Pak Ardi perhatian. Pak Ardi yaitu biasa Bos Naziah disapa.

"Iya Bos, trimakasih atas izinnya! Saya duluan ya Pak?!" ucap Naziah dengan menunduk hormat. Kemudian dia memasang helm di kepalanya. Lalu menaiki motornya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju kontrakannya.

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit. Naziah sampai dikontrakannya, dia memarkir motornya langsung di dalam garasi.

Kemudian dia masuk ke dalam kontrakan, setelah sebelumnya mengucap salam di depan pintu. "Assalamu'alaikum....!" ucap Naziah.

"Walaikumsallam warahmatullahi wabarakatu....!" teriak Tita dan Ulfi serempak dari ruangan TV.

"Wah...seru ya...lagi ngeliatin pacar aku!!" ucap Naziah melihat dua sahabatnya yan sedang menonton drakor Lee min ho. "Anto mana?" lanjutnya bertanya karna tak melihat sahabat prianya itu.

"Lagi keluar Ke kostnya Ilham katanya...!" jawab Tita tanpa menoleh saking seriusnya menonton.

"Kebetulan! Aku mau minta tolong Anto belikan roti boy plus roti meses buat oleh-oleh pulang.." ucap Naziah meraih ponselnya dari kantong tasnya untuk menelfon Anto.

tut....tut... suara dering ponsel Naziah yang sedang menghubungi Anto. Setelah dering ketiga, terdengar suara dari seberang teflon "Iya, kenapa cantik...?"tanya Anto

"Lagi dimana 'Nto?" tanya Ziah.

"Ini masih di kost Ilham, sebentar lagi aku pulang. Memangnya kenapa hem...?" jawab Anto

"Kalau pulang, bisa tolong belikan roti boy dan roti meses yang paketan, satu ya..! plus 8 buah lagi yang ecer, untuk kita makan di sini sambil nonton. Nanti uangmu aku ganti di sini. Okey...tidak boleh ada kata penolakan! " perintah Naziah tegas dan tak terbantahkan.

"Iya deh... aku pulang sekarang aja ya...?! Takut tokonya keburu tutup kalau aku sebentar lagi baru pulang. Okey... aku berangkat sekarang. Assalamu'alaikum!!" ucap Anto sambil memutus panggilannya.

"Okey walaikumsallam..!" ucap Naziah sambil berlalu masuk ke kamarnya untuk membersikan diri dan berganti pakaian.

Setelah hampir 30 menit, Naziah selesai mandi dan berganti pakaian rumahan. Dari halaman terdengar deru suara motor Anto berhenti di depan kontrakan.

"Assalamu'alaikum....aku datang girls.... !!! teriak Anto dari pintu masuk.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatu .. ..!"jawab Naziah,Tita dan Ulfi serempak.

Anto yang masuk membawa kardus ukuran sedang di tangannya dan sebuah kantong kresek hitam.

"Ini pesanannya girls! Buat aku duakan... ?!"ucap Anto mengambil kue jatahnya sambil nyengir memperlihatkan giginya setelah memberikan kardus yang dia bawa kepada Naziah

"Iya ambil! Aku mau buat kopi mocca dulu ah .... buat teman roti." ucap Naziah berlalu menuju dapur setelah sebelumnya meletakan kardus kuenya di dalam kamarnya terlebih dahulu.

"Buatkan aku juga ya cantik..." teriak Anto.

"Aku juga ah....mau buat teh! Kamu mau juga Tita?" tanya Ulfi

"Mau dong....! ucap Tita

"Okey.... siap! " ucap Ulfi sambil mengajukan jempolnya ke arah Tita.

Dan Ulfi mengikuti Naziah ke dapur, dia juga akan membuat teh untuknya dan Tita. Karna mereka berdua tidak menyukai kopi.

Malam semakin larut, mereka memutuskan untuk beristirahat setelah film yang mereka tonton selesai.

Bertemu Pria Dingin Menyebalkan

Pukul 07.56 WITA Naziah terlihat duduk di kursi teras depan. Dia sudah rapi dan siap untuk pulang kampung. Dia sedang mengikat tali sepatunya.

"Ulfi...Tita...ayo buruan udah mau jam 8 nih...!" teriak Naziah memanggil teman-temannya.

Terlihat Ulfi dan Tita keluar dengan menenteng sepatu dan ransel mereka. Kemudian mereka ikut duduk di kursi teras di samping Naziah. Lalu memakai sepatu mereka.

"Sabar dong Ziah... kita itu harus cantik dulu baru bisa jalan keluar. Biar kalau ketemu cowok dijalanan nanti, mereka pada terpesona gitu.... ke kitanya. Ya kan 'Ta?" ucap Ulfi pada Naziah sambil memainkan keningnya naik turun ke arah Tita. Naziah hanya menanggapi dengan geleng-geleng kepala menanggapi tingkah narsis dari salah satu sahabatnya itu.

"Okey, kita sudah siap. Ayo berangkat!!" ucap Ulfi bersemangat sambil berdiri. Dan Tita juga ikut berdiri.

"Ayo...! Bismillahirahmanhirohim..." ucap Naziah sambil berdiri dan memasang helm di kepalanya. Serta memakai sarung tangannya. Dan menuruni teras menuju motornya yang sudah terparkir sejak tadi di halaman.

"Anto....kita berangkat ya!!!" teriak Naziah kepada Anto yang masih berada di kamar mandi.

Tak perlu menunggu jawaban Anto, mereka sudah menaiki motor masing-masing. Naziah dengan motor metiknya sendiri. Sedang Ulfi dan Tita berboncengan, dengan Ulfi yang menyetir. Mereka sudah keluar dari lorong dan memasuki jalanan besar. Mereka melajukan motornya beriringan dengan kecepatan sedang.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit,mereka udah memasuki daerah pegunungan. Dengan kondisi jalanan yang mulai menanjak dan berliuk-liuk, serta sedikit lincin karna semalam hujan lebat. Naziah terlihat memimpin perjalanan mereka.

Jalanan yang mereka lalui saat ini adalah merupakan jalanan yang terdapat di daerah pegunungan. Dan merupakan satu-satunya jalan penghubung antara ibu kota Sulawesi Tengah dengan beberapa kabupaten yang ada di kepulauan tersebut. Karna daerah itu pada masa penjajahan Belanda dipenuhi pepohonan kopi. Maka itulah, jalanan tersebut dinamakan Jalan kebun kopi.

Dan sekarang daerah tersebut sudah mulai banyak berdiri rumah-rumah penduduk di sepanjang jalan. Bahkan ada sebuah perkampungan di daerah tersebut. Dan di sepanjang jalan perkampungan tersebut, terdapat lapak-lapak pedagang yang menjual sayuran dan buah-buahan dari daerah tersebut. Juga terdapat warung-warung kopi, jadi bagi pengendara yang ingin ngopi bisa mampir.

"Ziah!!! Cari toilet dong?! Aku mau pipis nih..." teriak Ulfi. Saat dia sudah mendekatkan motornya dengan motor Naziah.

Ziah pun menghentikan motornya di pinggir jalan di dekat salah satu warung makan yang terdapat toilet umumnya.

"Cepat ya...jangan lama-lama pipisnya!" ucap Naziah pada Ulfi yang udah berlari masuk ke dalam toilet.

Sambil menunggu Ulfi, ternyata Tita yang dari tadi berbincang ringan dengan Naziah juga ingin pipis. Akhirnya keluar Ulfi gantian Tita yang masuk. Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Baru sekitar 1 km berjalan, dari kejauhan Naziah melihat ada sebuah mobil tiba-tiba mogok di tengah jalan. Ketika melewati mobil tersebut, Naziah melirik sedikit sambil trus melajukan motornya. Namun dari kaca spionnya, Naziah melihat sang pengemudi turun dan memeriksa mesin mobilnya. Karna merasa iba, Naziah memberi kode lampu sent dan berhenti. Ulfi pun ikut menghentikan motornya.

"Kenapa Ziah, kok berhenti sih...?" tanya Ulfi dan Tita hampir bersamaan.

"Lihat tuh... kayaknya butuh bantuan!" ucap Naziah menunjuk dengan dagunya ke arah mobil di belakang mereka. "Kita tanya yuk.... siapa tau kita bisa bantu?!" sambungnya.

Ulfi dan Tita mengikuti arah yang ditunjuk Naziah.

"hemmm....baiklah jangan lama-lama, mulai panas nih...!" ucap Ulfi malas sambil memutar balik arah motornya mengikuti Naziah yang udah lebih dulu putar balik.

Masih diatas motor Naziah bertanya"Mobilnya kenapa Mas?"

Ya, pengemudi itu adalah seorang pria. Dan kelihatan dari kaca depan yang transparan, pria tersebut tidak sendiri. Karna di dalam mobil itu masih ada seorang pria lagi yang duduk santai sambil memainkan ponselnya.

"Ngga tau Mba', tiba-tiba saja mogok. Mana Saya ngga ngerti mesin lagi...! Dia pakai mogok." jawab pengemudi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Boleh saya lihat...?" tanya Naziah lagi

"Boleh!!" jawab si pengemudi dengan kening berkerut. "Maksudnya mau lihat bagaimana ya... apa dia mengerti dengan mesin?' batin pria itu bertanya-tanya.

Naziah dan Ulfi memarkirkan motor mereka di tempat yang teduh di pinggir jalan tidak jauh dari depan mobil yang mogok tersebut. Naziah melepas helm dan ranselnya dan diletakan di spion motornya. Lalu sarung tangannya disimpan di kantong motor.

Naziah mendekati mobil yang mogok tersebut. "Mas punya kunci-kunci mobilnya...? Kalau ada, boleh ambilkan?!" perintah Naziah pada pria itu.

"Emang Mba' ngerti mesin?" tanya pria itu mengeluarkan pertanyaan batinnya.

"Ya ngertilah!!! Orang dia itu montir alias me-ka-nik..." timpal Ulfi dengan ketus sambil menekan kata terakhirnya.

"Oh iya baiklah, akan saya ambilkan...!" jawab pria itu sambil berlalu mengambil kunci-kunci yang diminta oleh Naziah.

Terlihat pria itu berbicara pada temannya.

"Maaf Bro! Bisa keluar dulu...?! Saya ingin mengambil kunci-kunci di bawah jok tempat duduk itu!" ucap pria itu pada temannya.

"Emang kamu bisa memperbaikinya?" tanya temannya pada pria itu.

"Bukan saya Bos. Tapi gadis itu yang akan memperbaikinya!" jawab pria itu pada temannya sambil menunjuk ke arah Naziah.

"Emang dia bisa...?" tanya temannya itu lagi dengan kening berkerut.

"Gadis itu seorang montir alias mekanik kata temannya..." jawab pria itu lagi

"Trus kamu percaya gitu aja sama orang itu?!" ucap teman pria itu lagi dengan suara sedikit tinggi.

"Mas!!! Mau ditolongin apa nggak...? kalau nggak, ya udah!! Kita mau lanjut aja...!" teriak Ulfi yang mulai jengah. "Disini nggak ada bengkel mobil loh Mas..! Paling dari sini 10 kilo meter lagi baru dapat kampung. Itu perkampungan....! Nggak tahu deh kalau bengkelnya...!" sambung Ulfi sedikit ketus menjelaskan.

"Nggak apa-apa Mas. Saya hanya niat menolong saja, nggak ada maksud lain. Lagi pula, buat apa saya menawarkan bantuan kalau memang saya tidak bisa membantu. Buang-buang waktu saya aja Mas..." sambung Naziah menimpali ucapan Ulfi "Ya udah!!! Ayo! Kita lanjut aja?! Orangnya nggak mau dibantu rupanya?!" lanjut Naziah sambil berbalik. Dia juga jengah dengan ketidakpercayaan teman pria pengemudi mobil tersebut.

"Eh...eh...tunggu dulu Mba'!" tahan pria pengemudi tadi.

Naziah, Ulfi dan Tita akhirnya menghentikan langkah kaki mereka. Lalu pria itu kembali berusaha membujuk temannya itu.

"Kita lihat saja dulu Bro...siapa tahu memang gadis itu bisa memperbaiki mobil kita ini. Kalau tidak, kita akan kemalaman disini. Apa lagi sinyal di sini susah, saya nggak mau jalan loh Bro cari sinyal untuk bisa menghubungi Rahmat. Untuk bisa menjemput kita secepatnya di sini!" sambung pria itu menjelaskan pada temannya

Akhirnya, dengan terlihat terpaksa. Temannya itu mengizinkan pria itu mengambil kunci-kunci yang dibutuhkan oleh Naziah tadi, Lalu kemudian diberikan pada Naziah.

Naziah pun mulai memeriksa mesin mobil itu. Sambil trus diawasi kedua pria itu. Sementara Ulfi dan Tita memilih duduk di atas aspal dengan berselonjoran sambil berbicara.

Setelah beberapa lama Naziah memeriksa mesin mobil itu. Naziah mulai mendapati masalahnya yaitu terjadi switcher starter AUS.

Naziah tiba-tiba terlihat manggut-manggut, "Ini memang harus dibawa ke bengkel Mas...! Tapi, berhubung bengkelnya masih sangat jauh dari sini. Saya akan coba mengakalinya saja, agar Mas-Mas bisa sampai di bengkel kota." ucap Naziah. Pria pengemudi itu langsung menyambut dengan anggukan kepala mendengar pernyataan Naziah itu.

"Sebentar ya...?!" ucap Naziah.

Lalu Naziah berlalu menuju motornya. Dia terlihat mengambil sebuah peniti dari kantong ranselnya. Semua gerak-gerik Naziah itu, tak luput dari pandangan kedua pria itu. Kemudian Naziah kembali berkutat dengan mesin mobil tersebut. Dan tak lama kemudian, Naziah sudah terlihat selesai memperbaiki mobil tersebut.

"Okey !! Mas, bisa coba dihidupkan mobilnya?!" perintah Naziah pada pria pengemudi itu.

Pria itupun masuk ke dalam mobil dan mencoba menghidupkan mobilnya. drrrt....brreemm....,brreemm..... suara mesin mobil itu.

Mereka semua tersenyum bahagia. Tak terkecuali teman pria itu. Yang dari tadi tetap duduk diam di dalam mobil sambil bermain dengan ponselnya. Tiba-tiba teman pria tersebut ikut turun dari mobil dengan sopirnya itu. Dan mendekati Naziah yang masih berdiri di depan mobil sambil menutup kap mobil.

"Alhamdulillah...!" ucap syukur pria pengemudi itu. "Wahh...anda hebat mba'! Trimakasih ya?! Saya nggak bisa bayangkan, jika tadi kami harus menunggu teman kami dulu untuk membawa seorang mekanik ke sini. Bisa jamuran kami di sini baru mekanik itu sampai!" lanjut pria pengemudi itu senang.

"Alhamdulillah! Ah... Mas ini terlalu berlebihan memuji saya. Biasa aja Mas, saya tidak sehebat itu kok! Ini masalah mesin yang sudah sering saya kerjakan." ucap Naziah merendah.

Melihat tangan Naziah yang kotor. Pria pengemudi itupun sedikit berlari, dia mengambil tissu basah dari dalam mobil dan memberikannya pada Naziah.

"Bersihkan tanganmu dengan tissu ini!" ucap Pria pengemudi itu sambil memberikan sebuah kotak tissu basah pada Naziah.

"Terimakasih...!" ucap Naziah menyambut tissu itu. Lalu dia membersihkan tangannya dengan tissu tersebut. "Oia, dari sini langsung bawa ke bengkel ya Mas. Biar nggak mogok lagi nanti. karna ini hanya berlaku sementara." sambung Naziah menjelaskan.

Melihat tangan Naziah sudah bersih. Pria pengemudi itu mengulukan tangannya ke arah Naziah "Boleh kenalan. ..?"ucap pria pengemudi itu.

"Boleh, Namaku Naziah biasa dipanggil Ziah!" ucap Naziah menyambut tangan pria pengemudi itu.

"Aku Aldi. Dan ini Rendi, Bos aku sekaligus sahabatku juga..." ucap pria itu memperkenalkan dirinya dan juga temannya.

"Rendi..." ucap Rendi yaitu teman pria pengemudi itu. Yang ikut mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis kepada Naziah. Seketika wajah ketusnya tadi hilang dan berganti dengan senyum sumringah.

"Maaf...!" tiba-tiba Rendi meminta maaf kepada Naziah

"Maaf...!" ulang Ziah ucapan Rendi dengan kening berkerut. Dia bingung dengan ungkapan maaf itu.

"Iya, karna tadi saya tidak mempercayai anda Mba'! jawab Rendi menjelaskan.

"Oooh. ...tidak apa-apa Mas. Santai saja, wajarkan Mas tidak percaya sama saya tadi. Dan Mas Rendi pasti tadi berpikir, saya berbohongkan? Karna biasanya kan mekanik itu cowok...bukan cewekkan? Nah aku cewek! Ya Wajarlah Mas berpikir begitu. Aku sudah biasa ketemu orang seperti Mas Rendi ini. Jadi aku sudah nggak ambil hati lagi, okey?!" ucap Naziah

"Kita nggak dikenalin nih...?" kata Ulfi dan Tita bersamaan. Tiba-tiba kembali ikut bergabung dengan Naziah, Aldi dan Rendi.

"Oh iya! Kenalkan, ini sahabat-sahabat saya. Ini Ulfi dan ini Tita!" ucap Naziah sambil menunjuk Ulfi dan Tita. Rendi dan Aldi pun berkenalan dengan Tita dan Ulfi.

"Sekalinya kenal sama cowok ganteng, lupa ya sama kita...!" ucap Tita lirih sambil menyengol pundak Naziah.

"Bukan seperti itu, aku pikir kalian tidak mau kenalan dengan pria menyebalkan itu. Karna tadikan Ulfi kayak judes banget gitu sama mereka...!" kata Naziah menjelaskan masih dengan suara lirih.

"Ya habis, tadinya Mas Rendinya kayak nggak percaya gitu sama kamu Ziah sama kamu. Dan kayak dingin gitu lagi sikapnya ke kita tadinya. Jadinya aku malas juga...!" ucap Ulfi "Eh, ternyata ganteng juga ya Ziah. Tapi kayak sombong gitu kelihatannya!" sambungnya lirih

"Maaf ya atas sikapku tadi pada kalian?! Itu karna saya tidak mudah percaya sama orang baru. Apa lagi, ini pertama kalinya saya ke daerah ini. Trus juga, jarang-jarang loh ada mekanik cewek. Seumur-umur baru di sini saya ketemu, yaitu ini.!" ucap Rendi sambil melihat ke arah Naziah dengan tersenyum manis

'Uuh...senyumnya, manis juga!' batin Ulfi.

"Iya ngga apa-apa, udah saya maafkan kok. Unikkan, teman saya ini? Kita aja sahabatnya dari kecil, ngga ngerti sama dia yang bisa-bisanya punya cita-cita jadi montir..." timpal Ulfi ucapan Rendi.

"Tapi aku suka gadis unik seperti ini. Cantik lagi!" ucap Rendi jujur sambil terus menatap Naziah dengan pandangan kagum.

"Ya cantik lah... orang aku cewek. Kalau ganteng itu, berarti aku cowok.!" ucap Ziah narsis sambil tersenyum tipis dan membuang pandangannya ke arah lain. "Ya udah, lanjut yuk... udah panas nih!" sambung Naziah sambil melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul 10.45.

"Ayo....!" ucap Ulfi sambil mengangguk "Kami lanjut ya Mas! Mobilnya udah bisa jalan lagikan Mas?" sambung Ulfi bertanya pada Aldi

"Iya Mba', udah nyala tadi..." jawab Aldi

"Dicoba jalanin dulu Mas! Jangan-jangan cuma nyala, tapi nggak bisa jalan. 'Kan gawat, kalau kita udah pergi. Kalau masih nggak bisa jalan, mumpung masih ada dukunnya disini! Jadi masih bisa diperbaiki lagi." ucap Ulfi melirik Naziah. Dan hanya disambut senyuman oleh Naziah.

"Ya udah, aku coba dulu ya....!" ucap Aldi sambil masuk ke dalam mobil dan duduk di balik kemudi. Kemudian menghidupkan mesin mobilnya dan mencoba menjalankannya beberapa meter kedepan. Lalu menghentikannya tepat di depan motor-motor Naziah dan Ulfi. Setelah itu Aldi kembali turun dari mobilnya dan menghampiri mereka.

"Udah bisa jalan tuh... ! Sekali lagi, Terimakasih ya Mba' Ziah...! ucap Aldi sambil tersenyum menunjuk mobilnya.

"Okey... silahkan duluan aja Mas!" ucap Naziah pada Aldi dan Rendi. "Ayo kita lanjut!!" ucap Naziah pada Ulfi dan Tita sambil mulai melangkah menuju motornya dan diikuti Ulfi dan Tita.

"Eh,bentar Mba' Naziah!" tahan Rendi "Bisa aku minta nomor ponselnya Mba'?" sambungnya

"Hah, untuk apa Mas?" jawab Naziah dengan kening berkerut karna bingung untuk apa coba nomor ponselnya.

"Ya...." ucap Rendi sambil menggaruk pelipisnya "Untuk jaga-jaga aja...! Kita 'kan orang baru di daerah sini. siapa tahu saja kita butuh bantuan Mba' Naziah suatu saat. Jadi kita bisa menghubungi Mba' Ziah lewat nomor HPnya. Pliissss!" sambungnya sambil memohon dan memelas.

Setelah berpikir sejenak, Naziah menjawab "Baiklah.... its okey!" ucap Naziah malas mengambil ponsel Rendi untuk diisi nomor HPnya "Nih...." sambung Ziah mengembalikan ponsel Rendi

"Trimakasih ya Mba'!!" ucap Rendi tersenyum senang.

"Ya udah, nggak ada lagi kan? Kalau begitu, silahkan Mas Rendi!" ucap Naziah lagi

"Iya,Assalamu'alaikum...!" ucap Rendi sambil berjalan menuju ke mobil. Kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Aldi yang udah menunggunya dari tadi di balik kemudi

Kemudian Aldi menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dan Aldi. menekan tombol klakson mobilnya. "Tiiiin....tiiiin...." bunyi klakson untuk pamit pada Naziah,Tita dan Ulfi

Sedang Naziah,Ulfi dan Tita bersiap. Dengan memakai helm, masker, sarung tangan dan memasang ransel mereka di punggung masing-masing. Naziah menaiki motornya dan kembali memimpin perjalanan. Sementara Ulfi dan Tita seperti tadi berboncengan. Mereka menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Tepat memasuki daerah perkampungan, dan keluar dari daerah pegunungan. Motor Naziah membunyikan klakson motornya "tiiiin....tiiiin...." mendahului mobil Aldi dan diikuti Ulfi.

"Tiiiin...tiiiin..."Aldi pun membunyikan klakson mobilnya.

Lalu Naziah menambah laju motornya meninggalkan mobil Aldi. Dan motor Ulfi pun terlihat mengikuti motor Naziah.

"Sungguh, gadis unik!" ucap Rendi sambil tersenyum dan trus memandangi punggung Naziah yang mulai menjauh dan menghilang di antara kendaraan lain.

"Iya ya bro, senyumnya juga manis lagi..." ucap Aldi sambil membayangkan senyuman Naziah tadi.

Plakk... bunyi kepala Aldi yang langsung mendapat jitakan dari Rendi.

"Auuh... sakit tahu! Ngapain kamu mukul kepalaku bro..?" tanya Aldi sambil tangan kirinya mengelus kepalanya yang sakit karna jitakan Rendi. Dan tangan kanannya masih setia memegang setir mobil.

"Jangan coba-coba membayangkannya. Mulai saat ini, dia adalah milikku!" ucap Rendi memperingati Aldi.

"Hah, sejak kapan Bro? Emang dia mau dimiliki sama kamu, Bro? Perasaan, belum ada pernyataaannya deh tadi?!" ucap Aldi bingung.

"Emang sih...tapi lihat aja nanti!! Akan aku pastikan, Naziah jadi milik aku!!" ucap Rendi pasti.

"Baiklah...Aku akan tunggu kabar baiknya nanti..!" ucap Aldi. Sementara Rendi hanya menjawab dengan senyuman penuh arti.

Ke pantai untuk refresing...

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 2 jam lebih. Akhirnya Naziah, Ulfi dan Tita sampai juga di desa mereka.

Mereka memasuki pekarangan rumah Naziah. Karna dari mereka bertiga, rumah Naziah lah yang lebih dulu dilewati. Sedang rumah Ulfi dan Tita bersebelahan, masih sekitar 200 meter lagi dari rumah Naziah.

Naziah sudah memarkirkan motornya di bawah pohon ketapang yang ada di halaman depan rumahnya.

"Ziah! Kita nggak mampir dulu ya, mau langsung istirahat aku. Capek nih...!" ucap Ulfi masih setia duduk di atas motornya dengan Tita.

"Aku juga ya Zi'!" ucap Tita menimpali ucapan Ulfi

"Ya udah, nggak apa-apa...! Langsung pulang aja dan istirahat!" ucap Naziah "O iya, jadi nggak mandi lautnya?" sambungnya bertanya.

"Jadi dong....gimana sih...?! Bukannya karna itu kira pulang? Kalau nanti sore aja...gimana? Biar besok siang atau sore, kita sudah bisa siap-siap balik. Dan masih bisa istirahat sebelum masuk kampus lagi. Bagaimana?" ucap Tita

"Okey! Jadi jam berapa kita berangkat ke pantai?" tanya Naziah lagi

"Jam 3 aja, biar nggak kesorean kita nanti...!"ucap Tita.

"Oke deh.... nanti aku ajak adik-adikku biar rame!" ucap Naziah

"Okey, kita lanjut ya... salam sama mamamu?! Da da.. Ziah!" ucap Ulfi sedikit berteriak. Karna dia sudah melajukan motornya keluar dari halaman rumah Naziah.

Naziah masuk ke teras rumahnya. Dia lalu berdiri di depan pintu rumahnya dan memberi salam. "Assalamu'alaikum Ma', Ziah pulang...!" teriak Naziah sambil meneteng dos di tangannya.

"Walaikumsallam...!" teriak Ibu Adel yaitu mama Naziah dari arah dapur.

Naziah masuk ke dalam rumah dan langsung mendudukkan dirinya di sofa di ruang keluarga. Dan meletakan kardus bawaannya di atas meja yang ada di ruang tersebut.

"Kakak!" terkejut mama Naziah, karna melihat putri sulungnya tiba-tiba sudah di dalam rumah tanpa memberi kabar kepulangannya. "Kok nggak kasih kabar kalau mau pulang nak? Mama jadi nggak sambut kamu... tadi! " ucap mama Naziah "O iya, sama siapa kamu pulangnya kak?" sambungnya lagi sambil duduk di samping Naziah. Naziah langsung mencium tangan ibunya.

"Sama Ulfi dan Tita Ma'! Ngga apa-apa, kita juga pulang cuma sebentar aja, mau mandi laut. Mau refresing sedikit, biar otak segar lagi untuk menyusun skripsi nanti. Dan besok sore, kami sudah akan balik lagi ke Palu." ucap Naziah pada ibunya

"Emang di Palu nggak ada lautnya kak? Jauh-jauh amat, cuma mau mandi laut doang!" ucap mama Naziah.

"Ada Ma...! Cuma air laut di sana kotor. Dan juga terlalu ramai! Nggak asyik gitu...?!" ucap Naziah

"Oooh...begitu!" ucap bu Adel beroh ria. "Ya udah... nikmati liburanya ya..." ucap mama Naziah.

"Iya Ma... Dede sama ade masih di sekolah ya...?" tanya Naziah tentang kedua adiknya.

"Iya, makanya sepi!" jawab mama ziah

Naziah adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Anak dari pasangan Ibu Adel dan Pak Hidayat. Naziah memiliki dua adik perempuan yang masih SMA. Mereka mempunyai nama paggilan kesayangan masing-masing. Naziah dipanggil kakak. Elvira biasa dipanggil dede. Dan Lastri biasa dipanggil ade. Mama dan papa mereka udah membiasakan seperti itu dari kecil. Sementara papa Naziah sudah meninggal 3 tahun lalu karna penyakit maag akut yang dideritanya.

"O iya itu roti boy sama roti meses. Nanti bagi dengan tante di sebelah ya...Kakak mau istirahat dulu ya Ma!" ucap Naziah sambil berlalu ke kamarnya.

*Didalam kamar

Naziah menyimpan ranselnya di atas tempat tidur. Karna sudah masuk waktu dzuhur. Dia memutuskan untuk mandi sebelum melaksanakan sholat dzuhur. Dia langsung ke kamar mandi setelah mengambil handuk kimononya di lemarinya.

Setelah beberapa menit, Naziah selesai mandi. Lalu mengerjakan sholat dzuhurnya. Dan akan beristirahat setelahnya. Sebagai seorang muslim Dia memang selalu melaksanakan kewajibannya untuk lima waktu kecuali pada saat berhalangan. Karna dalam setiap doanya selasai sholat akan terdapat kepasrahan atas hidup, mati, rezeki dan jodohnya kepada Tuhannya(Allah SWT).

#####

Tepat pukul 14.30, Naziah sudah bangun. Kemudian dia mencuci mukanya. sebelum keluar kamar, dia mengganti pakaian daster rumahan dengan celana kain warna coklat dan kaos lengan pendek warna hitam dipadu dengan switer rajut warna senada dengan celananya. Serta tak lupa hijab instannya.

Naziah keluar dari kamar menghampiri adik-adiknya yang asyik menonton televisi.

Terdengar dari ruang keluarga sudah ramai dengan suara adik-adiknya. Mereka sedang membicarakan sikap salah satu pria dari acara FTV yang mereka tonton. Sambil memakan roti oleh-oleh dari Naziah.

"Rame amat sih....cuma berdua juga!" ucap Naziah mengagetkan adik-adiknya.

"Eh...kakak, udah bangun!" ucap Latri, adik Naziah.

"Apa kami mengganggu tidur kakak?" ucap Elvira pada kakaknya karna merasa tidak enak hati.

"Nggak De, kakak memang udah bangun dari tadi." ucap Naziah sambil mengambil satu buah roti dan memakannya. "Mau ikut ke pantai nggak? Kakak sama kak Ulfi dan kak Tita mau mandi laut. Kalau mau ikut, ayo siap-siap kita berangkat sekarang!" sambung Naziah mengajak adik-adiknya.

"Ikut dong kak!!!" teriak Elvira dan Lastri bersamaan. "Baiklah, kami ganti pakaian dulu ya kak!" sambung Elvira. Lalu beranjak ke kamar yang juga diikuti Lastri.

"O iya,mama kemana Dek?" teriak Naziah

"Lagi di sebelah sama om, bawa roti dari kakak!" teriak Lastri menjawab.

"Ya udah, kakak ke sana dulu ya?! Kakak, mau bilangin mama kalau kita udah mau pergi!" ucap Naziah masih setengah berteriak.

*Di rumah omnya Naziah

Memang Rumah Naziah dan Omnya hanya bersebelahan dengan jarak 5 meter.

"Assalamu'alaikum....!" ucap Naziah di depan pintu.

"Walaikumsalam...!" jawab Om, Tante serta mama Naziah serempak "Masuk aja Nak, kita ada di ruang keluarga!" sambung tante Naziah dari dalam.

Kemudian Naziah masuk ke dalam rumah itu dan menuju ruang tamu. "Halo om, tante! Apa kabar, semua sehatkan?" ucap Naziah sambil mencium tangan mereka.

"Alhamdulillah, kita sehat. Kamu sendiri, sehat juga kan Nak?" tanya Om Naziah pada Naziah.

"Alhamdulillah, Ziah juga sehat Om! Cuma badannya agak lelah...!" jawab Naziah

"Ya istirahat dong... biar segar lagi!" ucap tante Naziah.

"Aku mandi laut aja, biar urat-uratnya yang tegang bisa sedikit rileks diterpa ombak sama kena suhu lautnya yang hangat!" ucap Naziah

"Ya udah, Ma, Om, Tante, kita mau berangkat sekarang ke pantainya! Ade sama Dede udah nunggu di rumah! Kami berangkat ya, Assalamu'alaikum...!" kata Naziah.

"Ya udah, walaikumsalam!" ucap Om, Tante dan mama bersamaan "Hati-hati di jalan ya...!" sambung Mama Naziah

Naziah keluar dari rumah Omnya. Terlihat adik-adiknya sudah menunggunya sambil duduk di atas motor mereka.

"Kok lama banget sih kak...! kak Tita udah nelfon tadi. Katanya, mereka udah duluan. ke pantai. Nanti ketemu di sana aja katanya....!" ucap Lastri pada Naziah

"Ya udah, ayo...!" ucap Naziah cuek dengan keluhan adiknya. Sambil naik ke atas motornya dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

Karna berada di desa terpencil jadi mereka tidak perlu memakai helm hanya memakai masker saja.

Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit. Dan melalui jalanan berbatu yang sedikit becek. Akhirnya mereka memasuki area bibir pantai. Dengan pemandangan air lautnya yang biru dan bersih. Serta bibir pantainya dipenuhi pepohonan rindang. Yang memang sengaja dibiarkan untuk menambah kesan sejuk dan asri di daerah pariwisata tersebut. Dan terdapat warung-warung kecil yang menjajakan jagung bakar, pisang goreng, kopi, es blender dan masih banyak lagi.

Masih di atas motor yang berjalan perlahan, mata Naziah mulai sibuk mencari-cari dimana para sahabatnya itu berada. Dan ternyata mereka sedang asyik bermain ayunan kayu yang tersedia untuk pengunjung di bibir pantai.

Naziah dan adiknya memarkir motor mereka dekat motor Ulfi di samping sebuah warung kecil.

"Langsung mandi aja yuk!" ucap Naziah ketika sudah berada di dekat para sahabatnya.

"Ayo...!" ucap Ulfi antusias.

"Eh tunggu dulu, pesan pisang goreng dulu dong...! Biar selesai berendam gitu, enaknya langsung makan yang hangat-hangat. Jadi pesan memang ya...?!" sambungnya

"Iya, tapi kamu aja yang pesan ya... suruh bawa ke sini aja nanti. O iya, sama moccacino satu ya...!" ucap Naziah "Ade sama Dede mau minum apa? Biar aku yang bayar...!" ucap Naziah sambil melepas switernya biar siap nyebur ke laut.

"Oke! Aku pesan ya...!" ucap Tita sambil berjalan masuk ke dalam warung terdekat dari tempat mereka duduk tadi.

Setelah memesan pisang goreng, Tita langsung ikut bergabung bersama Naziah, Ulfi, Elvira dan Lastri yang sudah nyebur ke laut lebih dulu.

Mereka sedang berenang ke sana kemari, sambil bermain air dan tertawa bersama.

Setelah puas berendam dan bermain air, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti. Kemudian mereka duduk di bangku pengunjung yang tersedia dan melanjutkan canda tawa mereka sambil memakan pisang goreng dan minuman yang telah dipesan tadi.

Tak terasa hari mulai gelap, mereka pun memutuskan pulang ke rumah masing-masing dengan pakaian yang sudah basah akibat bermain air.

Sesampainya di rumah, Naziah dan Elvira membawa motor mereka di dekat sumur untuk dicuci. Karna terkena air laut dari pakaian mereka. Jika tidak, mesin yang terkena air laut itu akan berkarat.

Setelah itu mereka membersihkan diri dan berganti pakaian rumahan. Karna sudah waktu magrib, mereka sholat magrib berjamaah di kamar ibunya. Karna dari semua kamar di rumah itu, hanya kamar ibunya yang lebih luas. Maka dari itu mereka sholat di kamar ibunya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!