NovelToon NovelToon

Kultivator Jalan Surgawi

CH-1 Gerbang Emas

Ling Tian merupakan seorang Kultivator Surgawi gerbang ke-3 yang memiliki kekuatan luar biasa dan kemampuan bela diri yang sangat mendominasi dunia persilatan.

Suatu hari, sebuah gerbang emas tiba-tiba muncul di tengah-tengah Gurun Iblis. Waktu itu, Ling tian tengah memimpin seratus ribu pendekar dari 4 sekte besar dan berniat membumi hanguskan sebuah sekte aliran hitam terbesar sebelum sekte itu semakin kuat dan mendominasi.

Alasan keempat sekte putih terbesar bergabung dan melakukan invasi besar-besaran karena akhir-akhir ini, belasan cabang sekte yang berdekatan dengan perbatasan Gurun Iblis diserang dan lebih dari 90% murid yang tinggal disana mati menggenaskan.

Keempat sekte berpikir, jika Sekte Pedang Iblis tersebut sudah mulai berani menyinggung mereka, berarti ada 2 alasan. Alasan yang pertama mereka ingin memancing keempat sekte aliran putih untuk menyerang mereka dan memanfaatkan struktur gurun dan menjebak para pendekar yang masuk ke dalam perangkapnya, dan alasan kedua nya ialah Sekte Pedang Iblis sedang mengumpulkan kekuatan dan berniat mengurangi sedikit demi sedikit kekuatan sekte aliran putih.

Oleh karena itu, keempat sekte memutuskan untuk mengirim pendekar tingkat spiritual langit ke atas, dan mengumpulkan ribuan ahli Geografi untuk mengantisipasi adanya jebakan atau serbuan tersembunyi. Sepanjang perjalanan, para ahli Geografi menemukan ratusan hingga ribuan jebakan dan puluhan array tingkat atas. Jika saja keempat sekte tidak mengutus ahli Geografi, pasukan Ling Tian mungkin hanya akan tersisa kurang dari setengahnya sebelum sampai di markas Sekte pedang Iblis, dan dapat dipastikan bahwa sisa-sisa pasukan Ling Tian akan kalah melawan Sekte Pedang Iblis.

Dikarenakan hal yang tak terduga, sekte pedang iblis belum siap untuk menghadapi pasukan Ling Tian. Walaupun dalam hal jumlah, sekte pedang iblis jauh lebih unggul, yakni satu berbanding dua puluh.

Lebih dari 60% murid sekte Pedang Iblis masih berada di ranah pembentukan pondasi, sehingga mereka tidak memiliki kemungkinan untuk menang melawan pendekar ranah spiritual langit jika bertarung satu lawan satu.

70 ribu pasukan Ling Tian berada di ranah Spiritual langit, 30 ribu orang di ranah Yin-Yang, dan 15 orang di ranah surgawi. Sedangkan di pihak Sekte pedang Iblis, selain yang berada di ranah pembentukan pondasi, memiliki 700 ribu orang di ranah spiritual bumi, 90 ribu orang di ranah Spiritual langit, serta 10 ribu orang di ranah Yin-Yang.

Jia Lan, satu-satunya orang di pihak Sekte Pedang Iblis yang telah mencapai ranah Surgawi. Ia adalah Ketua Sekte sekaligus pendiri Sekte pedang Iblis.

Dia telah mencapai gerbang ke-3, dan ilmu beladirinya juga cukup mendominasi, sama seperti Ling Tian.

Sesekali, pasukan Ling Tian dan para murid sekte Pedang Iblis menengok pertarungan hidup mati di udara antara Ling Tian dan Jia Lan. Benturan yang dihasilkan oleh senjata maupun pukulan Jia Lan dan Ling Tian membuat getaran yang cukup hebat, bahkan jika orang biasa merasakan getarannya, mereka akan sempoyongan dan akhirnya pingsan.

“Bentuk Api Neraka, Zirah Raja Neraka!”

Tubuh Jia Lan tiba-tiba diselimuti oleh api merah kehitaman, Ling Tian mundur beberapa langkah sebelum mengeluarkan jurus selanjutnya.

“Bentuk keabadian, Tubuh Dewa!”

Tubuh Ling Tian tiba-tiba mengeluarkan cahaya emas dan kini bola mata nya juga berubah warna menjadi emas.

Mereka berdua, sekali lagi beradu pukul. Kali ini, guncangan yang ditimbulkannya membuat murid Sekte Pedang Iblis yang masih berada di ranah pembentukan pondasi, kesulitan mempertahankan posisinya membuat pasukan Ling Tian yang mengincar orang-orang di ranah pembentukan pondasi lebih mudah untuk menebas lawannya, bahkan tanpa perlawanan.

Hal itu disadari oleh Jia Lan, dia pun berniat untuk memindahkan lokasi pertarungan ke tempat yang lebih jauh, namun Ling Tian takkan membuat dirinya mengikuti irama Jia lan, ia lebih memilih untuk menghampiri orang-orang di ranah Yin-Yang daripada harus terbang menjauh menghadapi Jia Lan.

Jia Lan pun geram, dia memutar balikkan badan nya dan berteriak sangat keras, “Ling Tian!” sorot mata nya memerah, dia sangat kesal dengan kelicikan Ling Tian. Meskipun begitu, hal tersebut hanyalah siasat biasa yang memang harus dilakukan Ling Tian untuk meningkatkan presentase kemenangan.

Jia lan kemudian mengambil inisiatif yang sama seperti Ling Tian, menyerang pasukan Ling Tian yang berada di ranah Yin-Yang. Akan tetapi, ia dihadang oleh belasan pendekar ranah surgawi yang telah membuka gerbang pertama dan kedua.

Sebenarnya mereka tak ingin berurusan dengan Jia Lan. Meskipun hanya tertinggal 1 tingkatan, kemampuan bela dirinya tak bisa di remehkan, walau ke-15 pendekar ranah surgawi itu menyerang bersamaan, belum tentu bendera kemenangan bisa mereka raih. Saat ini, hanya Ling Tian yang dapat menandinginya. Selain itu, mereka telah bertarung habis-habisan untuk melawan orang-orang di tingkat Yin-Yang, sekarang mereka tidak dalam kondisi prima.

Ling Tian segera melayang dan menghampiri Jia Lan, “serahkan saja dia padaku, urus saja pendekar lain di ranah Yin-Yang!”

“Hei, jangan pergi! Dasar bedebah!” Jia lan hendak mengejar belasan pendekar ranah Surgawi itu, namun Ling Tian mengeluarkan senjata spiritualnya dan melakukan perlawanan.

“Senjata apa ini? Aku belum pernah melihatnya.” Sambil menghindari ratusan anak panah cahaya, Jia lan memperhatikan senjata yang digunakan Ling Tian.

“Terimakasih telah menjadi bahan uji coba senjata yang aku kembangkan ini, senjata ini ku beri nama ‘Xing Wuxi’ karena senjata ini menguntungkan saat pertarungan dekat maupun jauh. Kelemahannya hanyalah kelayakan pemiliknya.”

“Berisik, akan ku keluarkan kemampuanku yang sebenarnya. Kita lihat, apakah senjata mu itu masih bisa berguna atau tidak. Bentuk sejati api neraka, Titisan Malaikat hitam!”

Sosok raksasa berwarna hitam pekat muncul di belakang Jia Lan, sosok tersebut memiliki sayap dan memegang sebuah sabit raksasa. Setiap kepakan sayap nya membuat beberapa bulu nya terjatuh, dan ketika bulu tersebut menyentuh tanah, tanah itu berubah menjadi kehitam-hitaman seperti habis terbakar.

“Senjata ini masih dalam perkembangan, belum bisa menghancurkan Titisan malaikat hitam mu. Akan tetapi aku punya sesuatu yang spesial. Bentuk Sejati Keabadian, Pusaka Para Dewa!”

Tombak, pedang, trisula, dan ribuan senjata lainnya bermunculan di belakang Ling Tian, kini keduanya telah siap untuk mengerahkan serangan penghabisan.

Kedua nya melancarkan serangan, Ling Tian meluncurkan ribuan senjata roh dan Jia Lan pun menggerakkan Titisan Malaikat Hitamnya untuk melawannya.

Percikan api pun terjadi, suara beradu senjata serta tekanan yang sangat besar membuat orang-orang di ranah pembentukan pondasi kehilangan kesadaran, dan orang-orang di ranah spiritual bumi kesulitan bernafas.

Jia Lan yang menyadari hal tersebut kehilangan konsentrasi, dan salah satu serangan Pusaka Para Dewa berhasil menembus jantung Jia Lan.

“I-ini ti-dak mungkin terja-“ Sebelum Jia Lan menyelesaikan perkataannya, kesadarannya pudar dan akhirnya tak sadarkan diri.

“Ketua Sekte, ini tidak mungkin!” Mata orang-orang tertuju pada Jia Lan yang kini Terkapar di tanah, orang-orang dari sekte Pedang Iblis kini tak memiliki semangat tempur lagi.

“Jia Lan, aku sangat mengagumimu. Jika dirimu tak terlalu terpaku pada keselamatan murid-mu, mungkin saja diriku lah yang akan-“

Ling Tian mulai kehilangan kesadarannya dan lama kelamaan dirinya tak bisa mempertahankan posisinya sehingga melayang kebawah dan jatuh ke atas tanah.

“Guru!” Seorang lelaki berpakaian putih dengan segera menghampirinya. Dia adalah salah seorang pendekar ranah surgawi yang telah membuka gerbang kedua. Dia adalah murid satu-satunya murid Ling Tian, meskipun terlihat seperti berumur 20 tahunan, sebenarnya umurnya telah lebih dari satu abad. Sedangkan Ling Tian itu pun sendiri setidaknya 50 tahun lebih tua dari dirinya walau tampangnya bahkan terlihat lebih muda dari muridnya itu. Murid itu bernama Li Fan, dia diangkat menjadi murid Ling Tian di umur 30 tahun, waktu itu ia merasa Li Fan ini memiliki potensi untuk mencapai ranah surgawi, dan ternyata seperti dugaannya, bahkan kini ia hanya tertinggal 1 langkah dari gurunya.

Para pendekar yang dipimpin oleh Ling Tian terkejut melihat hal itu, dalam beberapa saat suasana menjadi sangat hening, hingga akhirnya terasa goncangan yang sangat keras dari dalam tanah.

Li Fan memegang tubuh gurunya dengan erat dan hendak membawanya pergi menjauh. Akan tetapi, tak lama kemudian muncul sebuah gerbang emas raksasa yang menjulang tinggi. Gerbang tersebut terbuka dan menciptakan tekanan angin yang sangat kuat, sehingga banyak pendekar yang terpental.

Disisi lain, tiba-tiba tubuh Ling Tian tersedot ke dalam gerbang tersebut. Setelah menelan Ling Tian hidup-hidup, gerbang itu menutup dengan sendirinya dan menghilang seketika.

CH-2 Gadis Penyuling

Di suatu tempat di kerajaan Qia, tepatnya di Sekte lembah Hijau Daun, seorang anak berusia 6 tahun membuat seluruh sekte di Kekaisaran Liuyu gempar, karena berhasil membuat pil tingkat-10 yang bahkan tak seorang pun alkemis disana yang mampu menciptakannya.

Walaupun tak seorang pun dari lembah hijau daun yang membocorkan siapa pembuatnya, tetap saja mengundang perhatian seluruh sekte aliran hitam maupun putih. Mereka pikir, jika pembuatnya bukan dari sekte hijau daun pun setidaknya mereka bisa membuat relasi dengan lembah hijau daun dan berharap nantinya dipertemukan dengan alkemis jenius ini.

Lembah hijau daun bukanlah sekte yang amat besar, hanya saja popularitasnya kini melesat tinggi sehingga banyak orang yang ingin mendaftar menjadi murid sekte.

Tanpa diketahui, salah satu sekte aliran hitam, sekte bulan sabit mengirim beberapa mata-mata ke dalam sekte Lembah Hijau Daun. Dikarenakan jumlah pendaftar menggunung, sekte Hijau Daun menjadi kurang waspada terhadap mata-mata, tidak dilakukan pemeriksaan terperinci, hanya dalam tulisan yang diberikan pendaftar, itu pun belum tentu dibaca oleh orang yang bertugas mengurusnya.

“Kakek, apakah ini tidak apa-apa?” Tanya seorang anak laki-laki bernama Tang Qin. Dia adalah alkemis jenius yang kini menggemparkan seisi Liuyu. Alkemis lain mungkin akan sangat terpukul, pengetahuan dan keterampilan mereka dalam membuat obat, kalah oleh seorang anak kecil yang bahkan belum membangkitkan blood line nya.

Pria tua itu menghela nafas, melihat ke arah kejauhan dimana para pendaftar untuk menjadi murid berkumpul.

“Semoga saja, kakek sebenarnya agak gelisah dengan ini. Akan tetapi, kakek belum bisa meyakinkan tetua lainnya tentang perihal ini.” Tang Wu mengelus-ngelus Tang Qin, dia pikir bahwa anak kecil ini lebih dewasa dibanding semua tetua lainnya yang tidak memperhatikan keamanan sekte.

“Jika seperti ini, lambat laun sekte kita akan menjadi markas mata-mata. Nanti siang kakek akan pergi ke ibukota untuk meminta bantuan militer kerajaan, kakek yakin mereka akan menyetujuinya.”

“Aku ingin ikut kakek, aku belum pernah melihat ibukota sebelumnya. Aku ingin melihatnya!”

Kakek itu tertawa kecil, “Tang Qin, belum saatnya kamu bepergian ke kota besar seperti itu. Kakek tidak bisa melindungimu seorang diri. Walaupun kakek sudah menembus tingkat Yin-yang, tapi di ibukota banyak orang dengan tingkatan yang lebih tinggi dari Yin-Yang. Apalagi kakek hanya bisa membuka satu lingkaran saja.” Jelas Tang Wu.

Tang Qin agak kecewa karena tidak bisa ikut ke ibukota, akan tetapi dia bisa memahami maksud dari perkataan kakeknya. Kakeknya, Tang Wu ingin cepat-cepat pergi ke ibukota untuk meminta bantuan militer kerajaan. Karena ilmu meringankan dirinya yang terbaik di sekte, dia pikir lebih baik dirinya sendiri yang datang ke ibukota. Selain lebih cepat sampai, karena statusnya sebagai kepala sekte akan menambah kemungkinan pihak kerajaan memberikan bantuan.

Siang harinya, Tang Wu pergi ke ibukota sesuai rencananya. Disisi lain, karena tidak ingin kepikiran kakeknya, Tang Qin berkeliling sekte untuk mencari sesuatu yang menarik.

Akhirnya, dia pun pergi ke ruangan alkemis untuk menghabiskan waktu. Setelah sampai disana, ternyata ada seorang perempuan yang baru berumur 15 tahun yang sedang mencoba memurnikan pil.

“Kamu siapa?” Tanya Tang Qin heran. Karena selama ini dia tidak pernah melihat perempuan tersebut sebelumnya.

Perempuan itu melirik sebentar, dan kembali mengatur tungku nya. “Anak kecil tidak boleh bermain-main di tempat ini, pergilah ke tempat lain. Atau kalau mau, tunggu kakak membereskan ini terlebih dahulu, setelah itu kita bermain.”

Tang Qin agak tersinggung, tapi dia tak memperumitnya. Karena menurut logika, anak kecil sepertinya tidak mungkin mengerti tentang obat-obatan. Dan perempuan itu mau mengajaknya bermain, itu bisa menghilangkan kejenuhannya.

CH-3 Kehidupan Yang Damai

2 jam kemudian, Tang Qin mulai merasa mengantuk. Dia tak terlalu tertarik dengan pemurnian pil tingkat rendah, baginya itu bisa diselesaikan dalam waktu 5 menit. Sedangkan gadis ini, 2 jam pun belumlah cukup. Bahkan saat ini gadis itu malah semakin kerepotan.

Tang Qin mendekat ke arah tungku, Gadis itu menengok ke arah Tang Qin dan menyuruhnya untuk menjauh. Gadis itu berkeringat, dan nafasnya mulai terengah-engah.

“Biarkan aku membantumu, aku ingin segera bermain!” Tang Qin terlihat bosan, tapi gadis itu tak berpikir bahwa Tang Qin benar-benar bisa membantu nya.

“Kalau ingin cepat-cepat selesai, lebih baik kamu jangan terus menggangguku supaya bisa fokus.”

Selagi mengatakan itu, suhu tungkunya menurun drastis, karena ia lupa untuk menyalurkan tenaga dalamnya.

“Ah, gara-gara kamu....” Gadis itu terlihat kecewa.

Tang Qin tersenyum kecil, “Pengendalian api kakak kurang baik, sedangkan penyulingan pil itu memiliki aturan yang cukup ketat.”

“Memangnya apa yang kau tahu?” Gadis itu tampak kesal, ia memang sadar soal itu. Akan tetapi diceramahi anak kecil baginya seperti penghinaan. Apalagi soal penyulingan, dia telah belajar hal itu selama 2 tahun lebih.

“Kak, dengarkan aku jika ingin hasil penyulinganmu berhasil.” Tang Qin berkata serius, sorot matanya membuat Gadis itu tak bisa berkata apa-apa.

Beberapa lama kemudian, akhirnya gadis itu mengangguk.

“Tingkatkan suhunya kembali, hingga 2 kali lipat dari suhu awal”

Gadis itu awalnya terkejut, dia merasa ragu hal ini akan berhasil. Akan tetapi dia ingin mencoba nya.

“Masukkan Akar Ginseng putih dan daun 7 warna, setelah itu turunkan suhu nya hingga 20%.”

Gadis tersebut melakukan seperti intruksi Tang Qin, akan tetapi karena ia kurang mahir dalam pengendalian blood line nya. Akhirnya suhu yang ia atur sedikit melenceng dari seharusnya.

Tang Qin memegang pergelangan tangan Gadis itu, dia menekan beberapa titik saraf tertentu.

“Kak, lebih percaya dirilah. Kemampuan mu seharusnya lebih dari ini, hanya saja kakak kurang percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan terlalu tegang. Salah satu syarat utama seorang penyuling adalah ketenangan. Kehilangan ketenangan berarti kehilangan kemampuan untuk menyuling.”

Gadis itu tak percaya, bahwa anak kecil seperti ini bisa mengatakan hal seperti itu. Dan hal itu berhasil melepas rantai penghalang yang mengekang bakatnya.

Tang Qin kemudian menekan titik akupuntur di pundak dan punggung gadis tersebut, sehingga beban-beban yang sebelumnya terasa berat tiba-tiba lenyap begitu saja.

Gadis itu melanjutkan penyuliingannya, dan dalam kurun waktu kurang dari 10 menit akhirnya penyulingannya berhasil dan hasilnya pun sangat memuaskan, bahkan 100 kali lebih memuaskan dari harapan sebelumnya.

Gadis itu tersenyum lebar, wajahnya yang begitu cantik dan bola mata indah seperti safir, dihiasi oleh senyumannya yang manis membuat Tang Qin terpana. Di kehidupan sebelumnya, Tang Qin bahkan tak pernah membayangkan hal tersebut. Akan tetapi kali ini, dia ingin lebih menikmati hidupnya dibanding menjadi yang terkuat.

Kuat bukanlah hal yang buruk, dengan kuat kita bisa dihormati dan disegani. Akan tetapi, untuk apa menjadi kuat jika tidak bisa menikmati hidup. Ling Tian di masa lalu menghabiskan hampir seluruh hidupnya dengan beladiri. Ratusan tahun ia habiskan untuk berkultivasi, mengasah teknik beladiri, bertarung serta mengembangkan senjata miliknya (Xing Wuxi). Setelah ia bereinkarnasi, ia memahami tentang kekurangannya. Sebelumnya, ia memiliki kehidupan masa kecil yang suram, sejak lahir tidak mengenal orang tua nya, diurus oleh seorang kakek tua yang ternyata adalah ahli beladiri. Dia dibesarkan olehnya hingga berumur 8 tahun, kakek tua itu pun tutup usia dan Ling Tian pun akhirnya menyusuri jalan beladiri yang tiada ujungnya dan ratusan ribu pertarungan yang melibatkan nyawa.

Saat ini, Ling Tian hidup dalam kedamaian. Walaupun seperti dulu, ia tak mengenal orang tuanya. Akan tetapi saat ini dia masih memiliki kakek dan sekte hijau daun sebagai tempat bernaungnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!