NovelToon NovelToon

PACARKU TAK KASAT MATA

Episode satu (bidadari tak bersayap)

Di salah satu sekolah menengah atas, tepatnya di kota jakarta, ada seorang pria yang nampaknya sangat bodoh. Entahlah... entah itu bodoh atau karena pria itu yang ketakutan hingga tidak mampu melawan semua yang telah meremehkannya.

"Hai gendut, tolong beliin gue roti tawar, gue tunggu di depan toilet cewek!" perintah seorang gadis cantik bertubuh mungil seraya memasukkan uang ke dalam saku Zayn.

Zayn yang sedang duduk mengerjakan tugas sekolah milik ketua kelas pun bangkit dari duduknya, dengan kepala yang tertunduk ia berjalan ke arah kantin lalu membeli pesanan Clara.

Setelah itu Zayn pun mengantar kan roti tawar tersebut pada Clara.

"I-ini roti tawarnya," ucap Zayn seraya menyodorkan tangan.

"Zayyyyn...," teriak Clara tepat di depan wajah Zayn.

Zayn menutup telinganya karena tidak tahan mendengar suara Clara yang melengking.

Sedangkan semua murid yang berada di area sekitar menoleh dan melihat kearah Clara dan Zayn.

"I-ini kan roti tawar," kata Zayn setelah tak mendengar teriakan dari Clara lagi.

Lalu Clara mengambil roti tersebut dan memasukkannya secara paksa kedalam mulut Zayn.

"Dasar dudul! yang gue maksud itu pembalut," kesal Clara.

"Haahahaaa." suara tawa mulai terdengar dari murid-murid yang melihat itu, tentunya tawa dari mereka membuat Clara malu dan merasa jengkel pada Zayn.

Clara berniat ingin mengerjai Zayn habis-habisan.

Dan benar saja, saat sepulang sekolah Zayn di paksa untuk melepaskan sepatu dan tas miliknya, lalu semua teman Clara yang terdiri dari empat pria dan empat wanita itu melemparkan barang milik Zayn masuk kedalam rumah kosong.

Mereka melemparkannya melalui jendela, tentu saja tindakan mereka membuat kaca retak dan usang itu menjadi pecah.

Tanpa mereka sadari kalau tindakannya itu telah di perhatikan dari dalam oleh Maudy, si hantu cantik yang masih belum menerima kematiannya.

Lalu Maudy menggunakan kekuatannya untuk mengerjai anak-anak nakal itu, Maudy terbang keluar dari dalam rumah kosong menuju ke halaman dan mengambil selang yang tergeletak lalu Maudy memutar keran air yang sudah terhubung dengan selang tersebut hanya dengan menjentikkan jari lentiknya.

Selang itu berdiri tanpa ada yang memegangi dan mulai menyiram Clara dan teman-teman.

"Aaaaaaa, ada hantuuu!" teriak Clara.

Clara dan teman-temannya itu berlari sekencang-kencangnya.

Berbeda dengan Zayn, mungkin karena tubuh gendutnya itu yang membuat Zayn sulit untuk berlari. Dan Zayn masih berdiri di tempat melihat kearah selang yang terus bergoyang lalu terjatuh.

"Waaaaa!" teriak Zayn dalam hati.

Sedangkan Maudy, dirinya sudah berdiri di samping Zayn yang tak mampu melarikan diri, kakinya gemetar dan kemudian tercium bau tidak sedap. Ya Zayn mengompol lalu jatuh pingsan.

Dengan tidak sengaja Maudy menangkap tubuh Zayn agar tidak jatuh ke tanah, sehingga Zayn terlihat seperti melayang.

"Biar pun gendud ternyata kamu tampan juga," gumam Maudy.

________________

"Hosh... hosh... hosh...," deru nafas Clara yang tersengal.

Clara tertinggal oleh teman-temannya yang sudah berlari jauh, lalu Clara memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Duh, si gendut ketinggalan lagi. Kalau terjadi apa-apa sama dia gimana...," gumam Clara.

Akhirnya Clara menepiskan rasa khawatir itu dan melanjutkan langkah kaki menuju ke rumahnya.

"Bodo amatlah sama Zayn, mau dia dimakan kek sama tuh hantu lagian dia kan gemuk tuh pasti sedap kalau di makan sama tuh hantu, hahahaa," gumam Clara.

Sementara itu, ternyata Zayn sudah berada di atas sofa dalam rumah kosong tersebut.

Merasa kesal dengan Zayn yang tak kunjung membuka mata membuat Maudy jengkel dan menggoyang-goyangkan lampu gantung agar Zayn segera membuka matanya kembali.

Dan benar saja, Zayn membuka mata dan melihat kearah lampu gantung itu dan ternyata di atas sana ada salah satu sepatu miliknya yang tergantung.

Mata Zayn terus mengikuti pergerakkan dari lampu tersebut, ke kanan dan ke kiri.

"Sepatu gue," gumam Zayn.

"Di ambil apa lari?" tanya Zayn dalam hati.

"Di ambil tinggi, ditinggal entar di marahin sama Emak," lanjut Zayn.

Melihat Zayn tidak merespon atas lampu yang terus bergerak membuat Maudy menghentikan aksinya.

Dan Zayn setelah melihat lampu itu sudah tidak bergerak, dirinya bergegas mencari tangga tetapi Zayn tidak menemukan tangga.

Lalu Zayn mencari kursi dan ternyata masih kurang tinggi untuk menggapai sepatunya, Zayn kembali mencari sesuatu untuk disusun di atas kursi tersebut dan Zayn menemukan sebuah kotak di samping meja televisi di ruang tengah.

Dengan cepat Zayn mengambil itu lalu di letakkan nya di atas kursi dan Zayn pun perlahan mulai menaiki kursi tersebut.

Zayn berhasil meraih sepatu itu, tetapi sayangnya Zayn yang hilang keseimbangan membuat dirinya terjatuh dan Zayn kembali tak sadarkan diri.

Sedangkan Maudy hanya menggelengkan kepalanya seraya menepuk jidat.

"Astaga, anak itu sangat konyol sekali," gumam Maudy.

Hari sudah menjadi malam dan Zayn pun masih belum sadarkan diri.

Sedangkan Maudy ia mulai merasa resah karena hanya ada mereka berdua saja di dalam rumah itu, Maudy takut akan terjadi sesuatu pada dirinya apabila hanya berduaan saja dengan si gendut itu.

"Kenapa mesti khawatir, kan dia nggak bisa liat gue," ucap Maudy tepat di depan wajah Zayn.

"Tunggu... tunggu! dari tadi gue panggil gendut mulu padahal gendut ini punya nama yang bagus," ucap Maudy seraya melihat name tag di dada si gendut itu.

"Zayn."

Dan Zayn yang mendengar suara itu pun membuka mata dan betapa terkejutnya Zayn saat melihat bidadari yang berada tepat di depan wajahnya.

Zayn tersenyum manis melihat itu, Maudy mengira kalau Zayn belum sadarkan diri sehingga tersenyum-senyum seperti itu.

Lalu Zayn bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk, Maudy pun berlari dan bersembunyi di balik tembok menghindari mahluk gendut itu.

"Aaaaaaaa!" teriak Zayn kemudian saat melihat bidadari tak bersayap itu menembus tembok.

Zayn berlari tak lupa menyambar tas dan sepatunya yang sudah berada di atas meja.

"Aaaaaaaa!" Zayn kembali berteriak dan pergi meninggalkan rumah kosong itu.

Zayn yang ketakutan terus berteriak dan anehnya banyak wajah pucat yang ia temui selama perjalanan pulang.

Zayn masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam dan langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya, kakak dan adik Zayn hanya diam saja saat melihat Zayn yang seperti itu.

"Mungkin di kejar anjing," ucap Mikayla Kakak Zayn.

Sementara itu Zayn langsung membuka laptopnya dan mencari tau apa yang baru saja ia lihat.

"Hantu?" ucap Zayn dengan melongo.

________________

Keesokan harinya Zayn berangkat ke sekolah dengan pandangan terus lurus ke depan.

Seolah tak melihat mereka yang berwajah pucat.

Namun tetap saja tersimpan rasa khawatir yang menyelimuti hati Zayn. membuat Zayn berjalan dengan tergesa dan tidak sengaja menabrak gerobak penjual roti keliling.

Zayn pun terpental lalu jatuh terlentang dan Zayn kembali tersenyum saat melihat bidadari yang duduk di samping menatap wajah Zayn.

"Lo bisa liat gue?" tanya bidadari itu yang belum Zayn ketahui namanya.

Bersambung.

Hallo kaka semua. Yang mampir sini jangan lupa klik likenya yaa biar aku semangat terus upp nya.

Paayy sampai jumpa di episode selanjutnya.

Episode dua (perpaduan yang pas)

"Mata, bibir, putih kulitnya dan berambut ikal yang sedikit berwarna merah. Semua yang ada pada dirimu sangat pas perpaduannya sehingga membuatmu terlihat sangat cantik," ucap Zayn tanpa sadar yang masih terlentang di jalan.

Zayn sampai tak menyadari kalau dirinya sedang menjadi pusat perhatian semua orang, ya, Zayn sedang di ke rubungi oleh orang-orang yang sedang melintas.

Tetapi Zayn terlalu fokus pada bidadari tak bersayap itu, dengan terus tersenyum Zayn tak lepas memandangi nya.

"Hai bodoh! bersikaplah biasa saja kalau lo nggak pengen dibilang gila!" ucap Maudy.

"Hah? Maksud lo?" tanya Zayn dan "byurr," seseorang menyiram Zayn dengan sebotol air mineral.

Semua orang menertawakan Zayn dan saat Zayn mengerjap kan mata wanita cantik itu sudah menghilang.

"Kemana perginya?" gumam Zayn seraya mengusap wajah.

Zayn tak memperdulikan orang-orang yang menganggap aneh, lalu Zayn melanjutkan langkah kakinya menuju ke sekolah.

Zayn datang telat lima menit, dengan wajah dan bagian atas bajunya basah membuat guru yang sedang mengajar menggelengkan kepala dan menghukum Zayn untuk berjemur di lapangan basket.

"Gue kira udah dimakan hantu tuh bocah," gumam Clara yang melihat Zayn sedang berdiri tegap di tengah lapangan basket dari jendela kelas dekat ia duduk.

Terlihat Zayn yang kepanasan itu mengusap dahinya menggunakan telapak tangan kanannya.

"Hah... udah panas gini gue masih dihukum aja, kesalahan gue cuma sedikit tapi di hukum kaya gini. Sedangkan mereka yang pelaku perundungan selalu di bebaskan dari hukuman," gumam Zayn.

Lalu Zayn tidak merasakan panas lagi saat awan menutupi dirinya dari terik sinar matahari.

"Gimana? Masih panas nggak?" tanya Maudy yang tiba-tiba berada di balik badan gendut Zayn.

"Udah mendingan kok, lo ngapain di tengah lapangan? Emangnya lo dihukum juga?" tanya Zayn.

Tersadar dengan ucapannya sendiri membuat Zayn membulatkan matanya saat dirinya menyadari tidak ada siapa-siapa selain dirinya di tengah lapangan.

Zayn mengusap leher yang berdiri bulu kuduknya.

Lalu Zayn memutar badannya mencari sumber suara itu.

"Emmm, gue bakal nampakin diri tapi lo harus janji dulu ya jangan teriak!" ucap Maudy tepat di telinga Zayn.

"Ta-tapi lo nggak jahat kan?" tanya Zayn yang mulai ber-gemetar.

"Kalau gue jahat, udah gue makan lo kemaren sore," ucap Maudy yang masih berada di belakang Zayn.

Maudy menepuk punggung Zayn dan Zayn pun menoleh lalu Zayn menarik nafas panjang dan "bruk," Zayn jatuh pingsan.

Kali ini Maudy membiarkan Zayn terjatuh ke lantai karena Maudy tidak ingin menarik perhatian dengan menangkap tubuh Zayn yang jatuh.

"Duuh, mau berteman aja kok susah banget, padahal gue udah cantik gini tapi kenapa lo masih takut aja sama gue?" ucap Maudy yang berjongkok di samping Zayn.

Tentu saja dengan jatuhnya Zayn membuat semua orang kerepotan untuk menggotong tubuh Zayn yang berat.

Melihat itu Maudy tidak diam saja, Maudy khawatir kalau Zayn akan jatuh dan itu membuatnya tidak bisa melihat dirinya lagi.

Maudy membantu para siswa mengangkat tubuh Zayn keatas brangkar dan membawanya ke ruang uks.

Dengan setia Maudy menunggu di samping Zayn, Maudy berfikir mungkin kemunculannya yang tiba-tiba itu lah, yang membuat Zayn pingsan.

"Astaga, ini orang pingsan apa tidur sih," gerutu Maudy kemudian yang sudah tidak sabar lagi.

"Gue kan ada janji sesama teman hantu gue, kalau gue nungguin gendut ini pasti bakalan lama," ucap Maudy yang kemudian menulis sepucuk surat untuk Zayn.

Setelah itu Maudy melipat dan memasukan surat tersebut kedalam kantong celana Zayn lalu pergi meninggalkan Zayn seorang diri.

Sebenarnya Zayn sudah sadar sedari tadi, tetapi Zayn merasa takut dan grogi saat melihat bidadari tak bersayap itu menunggu dirinya, membuat Zayn memilih untuk berpura-pura masih pingsan.

Setelah melihat kepergian bidadari yang menembus tembok itu Zayn membuka matanya dan ingin segera membaca surat yang bidadari itu tinggalkan.

"Gue Maudy, gue harap lo nggak takut lagi sama gue setelah perkenalan melalui surat ini ya, dateng ke rumah kosong nanti sore kalau lo menerima pertemanan ini."

Zayn tersenyum setelah membaca surat itu dan dirinya mempertimbangkan undangan tersebut.

________________

Zayn kembali ke kelas saat jam istirahat kedua dengan perasaan yang bercampur aduk, antara senang dan merasa bingung karena akhirnya ada juga yang mengajaknya berteman walau dirinya bukanlah manusia.

Zayn meminjam buku pelajaran yang telah ia lewati agar tak tertinggal, tetapi semua teman sekelasnya tidak ada yang mau meminjaminya.

Zayn pasrah dan mendudukkan bokongnya di bangku lalu datang Clara yang berpura-pura ingin membantu sehingga Zayn merasakan adanya angin surga.

"Lo mau pinjem ini?" tanya Clara seraya menunjukkan buku.

Zayn mengangguk dengan antusias dan menyodorkan tangan siap menerima buku tersebut.

"Eits, ini nggak gratis... buku ini punya Nilam jadi lo harus kerjain dua tugas sekaligus...," ucap Clara.

"Mau nggak mau gue harus kerjain," gumam Zayn.

"Yang ikhlas dong!" bentak Clara.

Lalu Clara menaruh buku milik Nilam dan miliknya untuk Zayn kerjakan.

"Jadi lo dari tadi ngapain aja?" gumam Zayn dalam hati.

Zayn memasukan buku tersebut kedalam tas lalu terdengar bel masuk sekolah, jam pelajaran berlanjut, sekarang semua belajar dengan tenang karena guru yang mengajar saat ini sangatlah galak.

_______________

Jam pelajaran telah usai, semua murid berhamburan keluar dari kelas, namun seperti biasa Zayn yang menjadi incaran untuk melampiaskan kekesalan, kebencian dan keisengan dari teman sekelasnya, ia tertahan di kelas karena celananya yang menempel pada bangku.

Ya, sebenarnya bangku Zayn sudah Iwan berikan lem.

"Kalian jahat banget sama gue, apa salah gue?" gumam Zayn.

Zayn berjalan dengan bangku yang menempel di bokongnya, lalu Zayn yang sedang berjalan di lorong sekolah bertemu dengan Pak Ruslan pengurus sekolah.

"Kamu ngapain ndut?" tanya-nya.

"Biasa Pak, ini kerjaan anak iseng," jawab Zayn.

"Lain kali cobalah berani, biar kamu enggak jadi bulan-bulanan mereka Zayn," ucap pak Ruslan.

Zayn teringat waktu dirinya ingin melawan di saat jam pelajaran olahraga, guru yang sedang mengobrol melalui sambungan teleponnya membiarkan anak-anak bermain terlebih dulu di lapangan, lalu dengan sengaja Iwan mengikat tali sepatu Zayn menghubungkan antara kanan dan kirinya.

Setelah itu, Iwan menaruh kecoa palsu di pundak Zayn membuat Zayn panik karena Zayn takut kecoa.

Zayn berlari lalu terjatuh karena tali sepatu yang terikat.

"Haaahaahaaa." terdengar tawa dari semua yang melihat itu. Kejadian itu seolah menjadi hiburan bagi mereka.

Zayn melepas tali sepatu itu lalu melihat ke arah Iwan yang berlari. Zayn berbalik mengejar Iwan ingin memberinya pelajaran, namun, bukannya membuat mereka menjadi takut tetapi mereka tertawa saat melihat perut Zayn yang bergoyang ke kanan ke kiri ke atas ke bawah dan Zayn merasa sangat malu saat itu, akhirnya Zayn berlari ke arah toilet dan menangis di sana.

Kata siapa lelaki tidak bisa menangis?

Zayn merasa sangat sedih dan malu tetapi tidak ada yang perduli dengannya. itulah yang membuat Zayn menangis.

"Aduh, susah banget ini lemnya udah nempel paling enggak harus di gunting tapi nanti celananya jadi bolong," ucap pak Ruslan.

Menuruti ucapan pak Ruslan membuat Zayn berjalan seraya menutupi bokong yang terlihat celana kolor nya menggunakan tas selempang miliknya.

"Mungkin kalau gue berteman sama Maudy dia bisa bantuin gue bales kenakalan mereka," gumam Zayn.

Bersambung.

Episode tiga (manis dan cantik)

Zayn pulang ke rumah terlebih dulu untuk mengganti seragam lalu Zayn datang ke laundry milik ibunya.

"Bu, sini Zayn bantuin," kata Zayn yang sudah berdiri di samping Sulasih ibunya yang sedang menyetrika.

"Tumben Zayn kamu rajin, biasanya Ibu harus teriak dulu baru kamu mau bantuin Ibu," jawab Sulasih.

"Ibu janji yah jangan marah, nanti Zayn bantu selama seminggu anter jemput laundry langganan Ibu," kata Zayn.

"Hmmm... mencurigakan. Apa yang ada di balik badan kamu Zayn?" tanya ibu yang melihat Zayn menyembunyikan tangan kanannya.

"Heheee...." Zayn nyengir kuda seraya menunjukkan celananya yang bolong.

__________

"Hhhmmm," desis ibunya.

Setelah itu Sulasih menyiapkan laundry yang sudah selesai dan meminta Zayn untuk mengantar sesuai alamat.

"Emmmm... Bu," panggil Zayn.

"Kali ini nggak ada jajan yah, buat beli celana baru, kamu juga tau Zayn celana kamu itu ukurannya besar, harus bikin ke tukang jahit dan itu biayanya lebih mahal dari pada harus beli di toko."

"Iya Bu," jawab Zayn yang matanya mengarah ke Yaya adik perempuan nya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD, Yaya berdiri di pintu rumah samping kios laundry sedang memakan es krim dan menatap Zayn seolah mengejek.

Zayn berfikir untuk merebut es itu tapi Yaya sudah mengetahui tabiat Zayn yang suka mengambil jajan milik Yaya.

Yaya mengunyah tak merasakan dingin es krim tersebut seraya memejamkan matanya, seolah memberi tahu Zayn bahwa es krim itu sangat nikmat, setelah itu Yaya langsung berlari masuk ke dalam rumah.

"Baru mau gue ambil dah lari aja tuh bocah," batin Zayn.

"Ini kuncinya, Zayn," ucap Sulasih seraya memberikan kunci motor.

Zayn mengambil kunci itu dan mulai menyusun barang yang akan di antar.

Sementara itu, di rumah mewah ada Clara yang sedang merasa kesepian, Clara merindukan Zayn ingin mengerjai nya agar hilang rasa kesepiannya.

Clara juga menaruh foto Zayn di dinding dan menjadikan ia target untuk bermain dengan panah kecilnya.

"Kalau di lihat-lihat lo itu sebenarnya ganteng dan manis Zayn, sayang aja lo gendut nggak kira-kira udah gitu bodoh lagi, pelajaran sih oke tapi lo bodoh aja di mata gue," gumam Clara.

Clara menjatuhkan diri ke ranjang dan mengambil nafas panjang, lalu meraih ponsel yang berada di samping kanannya.

Clara membuka ponsel itu yang ternyata mendapat pesan dari Iwan, Nilam dan Lili.

Ketiga teman Clara mengajak untuk nongkrong di kafe.

"Iya udah lah dari pada sepi gue di rumah," ucap Clara yang kemudian menyambar tas selempang kecil yang menggantung di balik pintu kamarnya.

"Bye... bye gendut," ucap Clara pada foto Zayn yang menempel di dinding.

_________________

Maudy berada di rumah kosong sedang menangis bersama teman hantu yang baru saja di temui nya, hantu itu bernama Nanda. Ia meninggal karena kecelakaan sehari sebelum pernikahan.

"Lo yang sabar ya Nda, nasib kita sama, cuma... lo mah enak Nda bukan cowok lo yang ngebunuh lo," ucap Maudy.

"Maksud lo Dy?" tanya Nanda.

"Iya, jadi gue tuh meninggal kecelakaan dulu udah lamaaaaaa banget, dua puluh tahun yang lalu. Dan itu ternyata konspirasi pacar gue sama selingkuhannya. Sedihan mana Nda?" tanya Maudy.

"Huaaaaa." kedua hantu itu menangis bersama dan saling berpelukan.

_______________

Zayn baru saja turun dari motor dan mengambil bungkusan dari box yang berada di jok motor bagian belakang, lalu Zayn mendengar seseorang memanggilnya.

Ya, orang itu adalah Clara. Clara menepikan lalu menurunkan kaca mobil miliknya kemudian berteriak, "Motornya kurang gede Zayn."

"Hahaa," tawa Clara kemudian.

Zayn hanya diam saja melihat Clara yang menertawai dirinya seraya menggelengkan kepala, terlihat Clara kembali melajukan mobilnya dengan wajah yang mengejek Zayn.

"Gue tau sebenernya bukan motor ini yang kekecilan kan, tinggal lo bilang aja gue gendut kan jelas," gerutu Zayn.

Lalu Zayn menarik nafas dalam merasakan kelegaan setelah menyelesaikan pekerjaan.

Zayn juga mengingat tawaran dari Maudy dan berniat ingin menemuinya.

"Kemaren gue bisa liat para hantu berwajah pucat, tapi kenapa sekarang gue cuma bisa liat Maudy? Apa karena gue nabrak gerobak ya?" gumam Zayn seraya mengendarai motornya ke arah rumah kosong.

Zayn merasa merinding saat sudah sampai di halaman rumah kosong yang seharusnya mewah dan memiliki harga jual yang sangat mahal apabila rumah itu terurus.

Sedangkan Maudy, dirinya sudah menunggu kedatangan si gendut Zayn, dan Maudy tersenyum saat melihat Zayn sudah berada di depan rumahnya.

Lalu Maudy terbang dan tiba-tiba sudah berada di samping Zayn.

"Hay Zayn, gue kira lo nggak bakal datang," kata Maudy.

"Zayn, buka mata lo, lo udah terima pertemanan ini jadi lo harus terbiasa dengan gue yang suka muncul tiba-tiba," lanjut Maudy.

"I-iya," ucap Zayn perlahan membuka matanya.

Zayn kembali melihat bidadari tak bersayap itu, lalu Zayn mencoba untuk menyentuh lengan Maudy dengan telunjuknya.

"Brrrrrrr," desis Zayn yang merasa merinding saat telunjuk jari miliknya menembus lengan Maudy.

"Ayo masuk, Zayn jangan lupa motor lo juga masukin garasi ya!" perintah Maudy seraya menjentikkan jari telunjuknya ke arah garasi, lalu garasi itu terbuka dengan sendirinya.

Zayn menganggukkan kepala dan memarkirkan motornya di dalam garasi tersebut.

________________

"Btw, lo ngapain ngajak gue ketemuan di rumah kosong ini?" tanya Zayn yang baru saja mematikan mesin motor.

"Masa iya gue ngajak lo ketemuan di restoran Zayn, yang ada lo di sangka gila ntar."

"Oh iya... iya," jawab Zayn mengangguk kan kepala.

Lalu Maudy mengajak Zayn untuk duduk di sofa ruang tengah dengan televisi yang otomatis menyala.

"Lo duduk aja dulu, gue mau ambil camilan," ucap Maudy yang kemudian melayang ke arah dapur.

"Aduh," pekik Maudy sebelum menembus dinding, lalu Maudy melayang kearah dapur melewati pintu, Maudy melakukan itu karena tidak ingin membuat Zayn takut padanya.

"Ada-ada saja, kalau mau tembus tembok ya tembus aja lagian kan gue udah tau," gumam Zayn.

Sementara itu Maudy sedang membuka laci di dapurnya, di sana masih tersimpan banyak camilan milik Maudy semasa ia masih hidup.

Maudy juga mengambilkan minuman kaleng. Setelah itu Maudy kembali melayang menuju ruang tengah dimana Zayn berada.

"Ini Zayn silahkan dimakan!" perintah Maudy seraya meletakkan camilan itu di meja.

"Hah? Emangnya bidadari makan ginian juga ya?" tanya Zayn seraya mengambil salah satu snack lalu Zayn memutar-mutar bungkus snack tersebut mencari tanggal kadaluarsa.

"Enggak, lo kan manusia jadi gue ambilin makanan manusia lah," jawab Maudy.

"Tapi gue nggak bisa makan Dy...," ucap Zayn lirih.

"Kenapa? Lo nggak suka ya?" tanya Maudy.

"Bukan gitu, tapi ini udah kadaluarsa dari dua puluh tahun lalu Dy," ucap Zayn menjelaskan.

"Oh...," jawab Maudy seraya nyengir kuda.

"Lo manis dan cantik banget sih," gumam Zayn dalam hati saat memperhatikan Maudy.

"Gimana kalau kita pergi belanja aja?" ucap Maudy antusias.

"Tapi gue nggak ada duit Dy,"

"Gue banyak duit kok, lo tenang aja," ucap Maudy yang terbang ke arah lantai atas lalu turun kembali dengan membawa uang.

"Ini Zayn, ayo kita belanja," ajak Maudy.

Sementara itu Zayn tengah melongo melihat uang yang di bawa oleh Maudy.

Bersambung.

Halo kaka, nggak bosen-bosen ya aku minta kalian yang mampir kesini sempatkan jempol untuk klik like dan tap love nya.

Terimakasih, selamat membaca.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!