NovelToon NovelToon

RAHASIA HATI

BAB 1 - DEMI IBUKU

Disini diperlihatkan seorang wanita muda dan cantik yang sedang berjalan masuk kedalam pengadilan dengan dikawal oleh beberapa pihak kepolisian. Bahkan dirinya juga dikerumuni oleh banyak sekali masyarakat yang melemparinya dengan batu dan beberapa barang lainnya seperti botol Aqua, sampah, dan juga kertas - kertas yang sudah dibentuk menjadi bulat - bulat.

"Dasar pembunuh! Kamu tidak pantas untuk hidup,"

"Wanita gak punya hati,"

Suara makian itu terdengar menyakitkan ditelinga wanita itu. Bahkan wanita itu terlihat mencoba untuk tetap tegar dan terus tersenyum. Walaupun sebenarnya dia sudah ingin menangis.

Ternyata semua ini berawal dari kejadian satu bulan yang lalu, Di sebuah rumah sakit terlihat wanita itu yang dengan wajah panik membantu para perawat mendorong sebuah Brankar dorong yang diatasnya terbaring seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya itu pun langsung dilarikan ke dalam ruang UGD untuk segera ditangani oleh dokter. Sementara wanita tadi tidak diizinkan untuk masuk sehingga dirinya hanya bisa menunggu diluar saja sampai dokter selesai memeriksa keadaan wanita paruh baya tersebut.

"Semoga aja Ibu gak kenapa - kenapa ya Allah,"

Tak lama kemudian, Dokter pun keluar dari ruang UGD. Dokter itu pun langsung memanggil nama wanita itu.

"Ibu Nayla," Panggil dokter itu.

Nayla yang mendengar namanya dipanggil oleh dokter tersebut pun langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekati dokter itu.

"Iya, Dok. Bagaimana keadaan ibu saya, Dok,"

"Penyakit jantung yang di derita oleh Ibu Ningsih sudah sangat parah. Kita harus segera melakukan tindakan pemasangan ring di jantungnya sebelum terlambat,"

"Pemasangan ring, Dok?,"

"Iya, Nayla. Ini adalah cara satu - satunya agar ibu kamu bisa terus bertahan hidup,"

"Berapa kira - kira biaya untuk pemasangan ring itu, Dok?,"

"Untuk metode pengobatan ini harganya cukup tinggi yaitu kira - kira 50 juta hingga 80 juta rupiah,"

"50 hingga 80 juta rupiah, Dok?,"

"Iya, Nayla. Dan untuk kali ini saya tidak akan bisa membantumu lagi untuk memberikan pengobatan gratis terlebih dahulu untuk ibu kamu dikarenakan kamu tau sendiri bahwa harga untuk metode pengobatan ini tidaklah murah. Kamu harus melunasi terlebih dahulu biaya administrasinya baru ibu kamu bisa cepat saya tangani. Jika sudah tidak ada yang ingin kamu tanyakan, saya permisi dulu ya,"

"Iya, Dok. silahkan,"

Dokter itu pun pergi meninggalkan Nayla begitu saja. Nayla saat ini benar - benar sangat bingung karena darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk membiayai pemasangan ring di jantung Ibunya. Ketika Nayla sedang berpikir keras untuk mendapatkan uang 50 hingga 80 juta dalam waktu cepat tiba - tiba saja dirinya terpikirkan dengan Ilham - kekasihnya.

Nayla berfikir untuk meminta bantuan kepada Ilham karena hanya Ilham lah harapan satu - satunya sekarang untuk membantu biaya pengobatan ibunya.

"Sepertinya aku harus minta bantuan Ilham karena hanya dia yang bisa membantuku saat ini. Setidaknya jika hanya 50 sampai 80 juta rupiah itu mungkin sangat kecil bagi Ilham,"

Nayla pun langsung mencoba untuk menghubungi Ilham yang pada saat itu sedang mengendarai mobil. Handphone milik Ilham yang pada saat itu terjatuh saat Ilham ingin mengambilnya tanpa Ilham sadari ada seorang wanita yang sedang hamil besar sedang menyebrang jalan. Ilham yang panik pun tidak sempat untuk mengerem mobilnya. Alhasil, Ilham pun tanpa sengaja menabrak wanita itu. Para warga yang melihat kejadian itu pun mulai berdatangan.

Ilham yang tidak ingin dipenjara memutuskan untuk pergi meninggalkan wanita itu begitu saja tanpa melakukan pertanggungjawaban apapun setelah apa yang dia lakukan pada wanita itu. Tetapi, Ilham tidak tau bahwa salah satu warga yang menolong wanita itu sudah menghafalkan nomor plat besi mobil milik Ilham.

...***************...

Ilham dengan raut wajah ketakutan masuk kedalam rumah dengan sangat terburu - buru hingga dirinya tanpa sengaja menabrak seorang wanita paruh baya.

"Ilham, kamu ini kenapa sih?,"

"Maafin Ilham, Ma. Ma, tolongin Ilham. Ilham gak mau dipenjara, Ma,"

"Apa sih maksud kamu? Mama gak ngerti sama sekali,"

"Ilham tadi gak sengaja nabrak orang, Ma,"

"Apa?! Kamu nabrak orang, Ilham,"

"Iya, Ma,"

"Bagaimana bisa kamu nabrak orang,"

"Tadi Nayla menelepon Ilham, Ma. Dan, Handphone Ilham itu jatuh kebawa. Ilham mau mengambilnya tapi Ilham malah gak sengaja nabrak orang,"

"Nayla?! Nayla - kekasih kamu yang miskin itu. Memang dasar wanita miskin pembawa sial. Mama kan sudah bilang berkali - kali sama kamu untuk jangan berhubungan dengan dirinya lagi,"

"Ma, Ilham mohon, Ma. Tolong bantu Ilham. Ilham gak mau dipenjara, Ma,"

"Apa yang dibutuhkan oleh kekasih kamu yang miskin itu sampai dia menelepon dirimu?,"

"Nayla tadi mengirimkan pesan pada Ilham saat Ilham tidak menjawab teleponnya dan dia ingin meminjam uang sebesar 80 juta untuk biaya pengobatan ibunya,"

"Dasar wanita matre, sudah miskin terus matre lagi. Baiklah, Mama akan bantu kamu agar kamu tidak dipenjara. Tapi setelah itu, Kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan wanita miskin itu,"

"Iya, Ma. Ilham janji. Ilham akan meninggalkan Nayla,"

"Bagus, sekarang kamu masuk ke kamarmu. Biar Mama yang urus semua ini,"

"Terimakasih, Ma,"

Ilham pun langsung berjalan masuk ke dalam rumah menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

"Akhirnya ada kesempatan juga aku bisa menyingkirkan wanita miskin itu dari hidup Ilham untuk selamanya. Aku Sania Mirza tidak akan pernah Sudi memiliki calon mantu miskin seperti wanita itu,"

...****************...

Rumah Sakit.

Nayla yang belum mendapatkan jawaban dari Ilham pun mulai merasa semakin bingung karena dia memang benar - benar membutuhkan uang itu dalam waktu cepat demi menyelamatkan nyawa ibunya. Ketika Nayla sedang berjalan mondar - mandir di depan ruang UGD tiba - tiba saja Sania datang menghampirinya.

"Nayla," Panggil Sania.

"Tante Sania?! Tante ngapain ada disini?,"

"Kamu gak perlu banyak basa - basi dengan saya. Saya ingin langsung ke inti dari maksud kedatangan saya menemui kamu disini. Saya ingin menawarkan sesuatu padamu,"

"Maksud Tante Sania itu apa ya? Saya tidak mengerti,"

"Maksud saya, Saya ingin memberikan kamu uang 80 juta untuk biaya pengobatan ibu kamu,"

"Yang benar, Tante. Alhamdulillah, makasih banyak ya Tante,"

"Eiiittsss...tunggu dulu. Kamu tidak usah senang dulu karena semua ini itu ada syaratnya,"

"Syaratnya kamu harus menggantikan posisi Ilham dipenjara,"

"Enggak, saya gak mau dipenjara, Tante. Apa lagi jika saya dipenjara karena suatu kesalahan yang tidak pernah saya perbuat,"

"Yasudah kalau kamu tidak mau. Maka saya juga tidak akan pernah mau memberikan kamu uang senilai 80 juta rupiah untuk mengobati penyakit ibu kamu itu. Biarkan saja ibu kamu mati karena keegoisan kamu yang lebih mementingkan diri kamu sendiri daripada kondisi ibu kamu saat ini,"

"Benar kata Tante Sania, jika aku egois. Maka aku akan kehilangan ibuku. Baiklah, aku rela dipenjara asalkan ibuku bisa sembuh. Di dunia ini aku hanya punya ibuku. Aku tidak akan pernah bisa sanggup jika harus kehilangan dirinya untuk selamanya," - Batin Nayla.

"Bagaimana? Apakah kamu setuju untuk mengantikan posisi Ilham dipenjara?,"

"Setelah saya pikirkan lagi, saya setuju untuk mengantikan posisi Ilham dipenjara. Asalkan, Tante harus janji sama saya. Tante akan benar - benar membiayai pengobatan ibu saya,"

"Iya, iya, sejak kapan saya ingkar janji pada orang lain,"

"Baiklah, sekarang apa langkah pertama yang harus saya lakukan,"

"Ini kunci mobil Ilham. Hilangkan sidik jari Ilham dan gantikan dengan sidik jari kamu. Lalu, kamu datang ke kantor polisi dan bilang kalau kamulah yang telah menabrak wanita hamil yang sedang menyebrang itu hingga tewas,"

Nayla tanpa ragu pun langsung menjalankan apa yang diperintahkan oleh Sania. Ia tau apa yang ia lakukan ini itu salah. Tapi demi keselamatan nyawa ibunya, ia rela untuk dipenjara menggantikan posisi Ilham disana.

Kembali ke saat Nayla yang harus menghadapi pengadilan untuk memutuskan hukuman apa yang pantas untuk dirinya.

"Nayla Anggita, ketua hakim telah memutuskan bahwasanya kamu akan dikenai hukuman 4 tahun kurungan penjara,"

Nayla terlihat masih mencoba untuk tegar. Ia bahkan berusaha untuk menerima semua yang telah menjadi keputusannya sejak awal. Ketukan palu yang dilayangkan ketua hakim menjadi putusan terakhir hukuman yang harus ia terima.

"Demi ibu, aku akan terima hukuman ini,"

Disisi lain, seorang pria berjaket dan bermasker hitam duduk di kursi belakang melihat proses sidang berlangsung. Wajah menunjukkan raut wajah yang sangat marah.

"4 tahun penjara?! Itu sepertinya belum setimpal dengan apa yang ia lakukan," - Batin Pria misterius itu.

BAB 2 - AKU TIDAK BERSALAH

Perusahaan Winasya Group.

Ilham terlihat berjalan di koridor - koridor perusahaan. Beberapa karyawan yang berpapasan dengan dirinya pun langsung tersenyum dan menyapanya. Ilham masuk kedalam ruangannya. Ia duduk di kursinya tanpa merasa ada beban sedikit pun di bahunya.

"Ah, akhirnya masalah tabrak lari itu sudah beres semuanya. Tapi aku masih bingung, sebenarnya apa yang telah Mama lakukan sampai aku tidak dipenjara karena hal ini,"

Sebuah siaran berita di televisi menanyakan tentang sidang pengadilan Nayla yang menjadi tersangka dalam kasus tabrak lari satu bulan yang lalu. Ilham yang mengetahui hal itu pun merasa sangat terkejut dikarenakan Mamanya - Sania yang tidak pernah memberitahukan dirinya kalau akan mengorbankan Nayla dalam hal ini.

"Kenapa bisa Nayla yang malah menggantikan posisi diriku untuk dipenjara?,"

...********************...

Amsterdam, Belanda, 24 Desember 2017.

Di sebuah ruangan yang sangat luas terlihat seorang wanita muda yang sedang duduk sambil membaca sebuah berita di salah satu website berita.

"4 tahun kurungan penjara?! Aku rasa hukuman ini tidak setimpal dengan rasa sakit yang Abang aku rasakan karena kehilangan istri dan juga calon anaknya,"

...***************...

Penjara.

Ilham berjalan masuk ke dalam gedung tahanan yang merupakan tempat dimana Nayla harus menerima hukuman yang seharusnya tidak ia terima. Sebelum masuk ke dalam untuk menemui Nayla, Ilham pun menghela nafasnya dan memberanikan dirinya untuk menatap wajah tak bersalah Nayla.

Di dalam penjara itu, Ilham menunggu kedatangan Nayla di ruang jenguk. Dan tak lama kemudian, Nayla pun datang menemui Ilham dengan dikawal oleh dua orang polisi wanita.

"Mau apa kamu kesini, Ilham?,"

"Aku kesini ingin bertanya padamu. Kenapa kamu mau melakukan semua ini?,"

"Bukankah kamu senang dengan adanya aku yang mengantikan posisimu. Maka kamu tidak akan pernah di dalam sini,"

"Iya, aku memang senang karena aku tidak menerima hukuman ini. Tapi bukan berarti aku senang melihatmu seperti ini, Nay. Ini semua tidak adil untukmu,"

"Beginilah nasib orang menengah ke bawah. Jika dia ingin melihat seseorang yang ia sayangi tetap hidup. Maka dia perlu melakukan pengorbanan besar untuknya termasuk menggantikan posisi oranglain untuk menerima hukuman yang padahal dia tidak pernah tau apa penyebabnya,"

"Nay, Aku akan mencoba untuk membebaskan dirimu. Aku janji padamu,"

"Apakah kamu sanggup menjalani hukuman 4 tahun penjara menggantikan posisiku disini? Kenapa kamu hanya diam saja, Ilham? Kamu tidak bisa kan, maka jangan pernah berjanji padaku apapun yang tidak akan pernah bisa kamu tepati karena itu semua akan sama saja membuatku semakin terluka saat aku terlalu berharap akan janjimu itu. Tetapi kamu tidak kunjung membuktikannya padaku. Dan sekarang kamu pergilah dari sini. Jangan pernah temui aku lagi. Biarkanlah aku menjalani kehidupan baruku di tempat ini. Lupakanlah aku, Ilham,"

Nayla pun pergi begitu saja meninggalkan Ilham. Saat ini, Ilham benar - benar merasa sangat bersalah pada Nayla karena dia tidak tau bahwa Mamanya mengunakan Nayla untuk menggantikan posisinya di dalam penjara.

"Maafkan aku, Nayla,"

...**************...

Di dalam penjara terlihat Nayla yang menangis karena kesedihan yang begitu mendalam. Kenangan - kenangan bersama dengan Ilham yang masih terekam di memori otaknya pun mulai di putar kembali. Pria yang ia impikan menjadi pangerannya sekarang malah menjadi penyebab dia ada di dalam jeruji besi itu.

Sementara itu, disisi lain diperlihatkan seorang pria misterius meletakkan satu buket bunga mawar di atas sebuah makam yang di makam itu tertulis jelas nama "Monica Dewinta".

"Apa kabar sayang? Bagaimana keadaanmu dan anak kita disana? Aku sangat merindukan kalian berdua? Hari ini penjahat itu di hukum 4 tahun penjara dan aku merasa itu belum setimpal dengan apa yang telah ia lakukan padamu sayang. Aku akan membantumu untuk membalas dendam pada wanita itu,"

...****************...

Ilham dengan perasaan marah kembali ke rumahnya untuk mendapatkan penjelasan langsung dari mulut mamanya sendiri.

"Ma, Mama," Teriak Ilham.

Sania yang mendengar teriakan Ilham pun langsung datang menghampirinya.

"Ilham, kamu ini apa - apaan sih?! Kamu tau gak kalau ini itu rumah keluarga terhormat bukan hutan. Kamu harus jaga sikapmu, Ilham,"

"Aku butuh penjelasan dari Mama. Kenapa Nayla bisa ada dipenjara sekarang? Kenapa Mama tega sekali sih membuat Nayla harus menerima hukuman yang tidak seharusnya ia terima,"

"Sekarang coba Mama tanya sama kamu, Memangnya kamu mau dipenjara selama 4 tahun, Enggak kan. Yasudah, jika kamu saja lari dari tanggung jawabamu. Maka kamu harus bisa terima saat orang lain harus menanggung akibat dari kesalahanmu,"

"Ma, Ilham memang tidak mau dipenjara. Tapi bukan Nayla juga dong Ma yang harus di korbankan,"

"Terus siapa lagi? Kamu pikir orang lain selain Nayla mau gitu dimanfaatkan untuk menggantikan kamu mendekam dibalik jeruji besi selama 4 tahun hanya dengan imbalan uang saja. Asal kamu tau aja ya, Mama itu memberikan uang 80 juta pada Nayla untuk membayar biaya operasi ibunya itu. Nayla melakukan semua itu karena dia terpaksa. Dia membutuhkan uang pada saat itu. Jadi, Mama gunakan kesempatan itu untuk melepaskan kamu dari beban hukuman pidana kasus tabrak lari itu. Sudahlah, Mama mau istirahat. Mama capek berdebat sama kamu,"

Sania pun berjalan pergi meninggalkan Ilham. Sementara, Ilham hanya berdiri saja tanpa bergerak dan berkata apapun. Saat ini, Ia benar - benar sangat bingung karena walaupun dirinya dan Nayla tidak punya hubungan apapun lagi. Tetapi siapa yang bisa menghilangkan semua kenangan indah mereka berdua.

BAB 3 - PRIA PENOLONG

4 Tahun Kemudian....

Nayla dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman penjara selama 4 tahun. Nayla dengan sangat gembira melangkah keluar dari gedung tahanan. Setelah 4 tahun hidup di dalam penjara, akhirnya Nayla bisa menghirup udara segar kembali.

"Aku udah gak sabar pengen ketemu sama Ibu. Aku yakin pasti saat ini Ibu sudah sehat kembali karena ibu sudah dapat biaya pengobatan dari Tante Sania," Ucap Nayla sambil tersenyum.

...*******************...

Kampung Sari Mawar.

Arumi pun akhirnya bisa menginjakkan kakinya kembali ke kampung kelahirannya. Ketika Arumi ingin berjalan menuju ke rumah Ibunya, Beberapa Ibu - Ibu yang sedang berbelanja mulai menggosipkan dirinya dan menatap dirinya dengan sinis.

"Eh itukan anaknya Bu Daria kan,"

"Iya yang Narapidana itu kan,"

"Aku kalau punya anak kayak dia itu mungkin udah malu dan pindah ke kampung lain,"

"Eh kalian gak tau apa, Bu Daria kan sampai meninggal karena terkena serangan jantung habis dengar kabar anaknya di penjara karena nabrak orang,"

"Udah miskin aja belagu pakai sok - sokan naik mobil segala kan jadinya nabrak orang,"

"Iya nasibnya dia itu buruk banget udah di penjara terus Ibunya meninggal lagi,"

"Apa aku gak salah dengar? Mereka bilang Ibu sudah meninggal. Tapi bagaimana mungkin, bukannya Tante Sania sudah janji akan membiayai operasi pemasangan ring dijantung Ibu," Gumam Arumi.

Arumi pun mulai perlahan mendekati para Ibu - Ibu tersebut.

"Mohon maaf nih, Bu. Mau numpang tanya kalau saya tidak salah dengar tadi Ibu - Ibu bilang kalau Ibu saya sudah meninggal. Maksud Ibu - Ibu ini semua apa ya?,"

"Iya, Ibu kamu sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu setelah mendengar kabar kamu di penjara karena nabrak orang,"

"Asal kamu tau ya mungkin Ibu kamu itu lebih memilih meninggalkan dunia ini daripada hidup selalu mendengar hinaan dari orang - orang karena anaknya itu adalah seorang Narapidana,"

"Kamu sebaiknya pergi dari kampung ini karena kami gak mau anak - anak kami nantinya tumbuh jadi seorang Narapidana seperti kamu,"

"Iya betul itu, kamu harus pergi dari kampung ini sekarang juga karena kampung ini itu gak menerima mantan NAPI seperti kamu,"

"Saya gak bisa pergi dari sini, Saya harus pastikan sendiri kalau apa yang Ibu - Ibu katakan itu benar,"

"Kami gak akan biarkan kamu masuk ke kampung ini,"

"Kalau dia gak mau pergi juga dari sini, Kita usir paksa aja dia,"

Salah satu dari Ibu - Ibu tersebut pun mengambil beberapa sayuran dari gerobak tukang sayur dan langsung melemparkannya ke arah Arumi. Ibu - Ibu yang lainnya pun ikut - ikutan melempari Arumi dengan sayuran.

"Hey, Ibu - Ibu hentikan. Kalau begini Saya bisa rugi dong," Ucap Tukang Sayur dengan panik.

Ibu - Ibu itu terus melempari Arumi bahkan ada yang melemparinya dengan tomat dan juga telur. Ketika Arumi sedang di serang oleh para Ibu - Ibu, Seorang Pria yang tidak dikenal tiba - tiba saja datang dan memeluknya. Pria tersebut mencoba untuk melindungi Arumi dan membiarkan Jasnya kotor akibat lemparan dari beberapa tomat dan juga telur.

"Kita pergi dari sini sekarang,"

"Kamu tidak bisa terus - terusan berada di sini,"

Pria tersebut pun membawa Arumi pergi dari kampung itu. Setelah Arumi pergi, Para Ibu - Ibu itu mulai berhenti membuang - buang sayuran dari atas gerobak tukang sayur tersebut.

"Sekarang siapa yang mau bayar semua kerugiaan saya ini,"

"Aduh saya lupa kalau persediaan sayur di rumah saya masih banyak,"

"Iya saya juga, kami pulang dulu ya bang,"

"Minta aja ganti ruginya sama Amel kan dia yang duluan ngelemparin Arumi pakai sayuran dagangannya abang,"

"Ih ya malas lah saya ganti rugi, orang sayurannya aja sudah pada rusak semua begini kalau tadi masih ada sayuran yang tersisa baru saya ganti rugi sayur dagangannya abang. Lagipula ya sayur yang abang bawa tadi itu memang udah pada layu semua jadi daripada gak ada yang beli mendingan buat ngusir mantan narapidana aja, Udah ya saya sibuk nih masih mau cuci piring sama cuci baju dulu,"

Para ibu - ibu tersebut pun mulai pergi satu per satu begitu saja tanpa mau ganti kerugian sayuran yang telah mereka rusak.

"Hey, Ibu - Ibu kok pada pergi semua sih. Ganti rugi dulu sayuran saya. Nasib - nasib jualan pagi bukannya untung malah rugi,"

...****************...

Di dalam mobil.

"Kamu tidak apa - apa kan,"

"Aku gak apa - apa kok. Terimakasih ya sudah mau nolongin aku,"

"Sama - sama. Lagipula, sudah jadi tugas kita kan sesama manusia harus saling membantu. Oh ya kita belum kenalan, Nama Saya Akbar Alanza,"

"Nayla Anggita,"

"Nama yang sangat bagus. Oh ya, ngomong - ngomong sekarang kamu mau aku antarkan kemana?,"

"Aku tidak tau. Aku sudah diusir dari kampung dan Ibuku katanya juga sudah meninggal. Aku sudah tidak punya siapa - siapa lagi disini. Aku tidak tau harus kemana sekarang,"

"Hmmmm...Bagaimana kalau kamu ikut denganku saja?,"

"Ikut denganmu?!,"

"Iya, ikut denganku. Kamu bisa tinggal sementara waktu di rumahku. Aku punya seorang adik perempuan tapi dia sedang berada di Belanda. Jadi, kamu bisa meminjam pakaiannya,"

"Baiklah, Aku mau ikut denganmu. Terimakasih ya kamu sudah mau membantuku,"

"Sama - sama, Aku senang bisa membantumu,"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!