NovelToon NovelToon

Pure Blood And The Billionare Vampire

pindah

jane jangan terus membantah, ini sudah keputusan ayah, kau harus ikut ayah pindah sayang, "ucap leonardo parkins ayah jane

tapi ayah bagaimana sekolahku, lebih baik aku tinggal di asrama ayah, aku akan pindah jika sekolahku sudah selesai, "pinta jane sedikit memelas

tidak bisa sayang, kau tetap harus ikut, ayah tidak bisa meninggalkanmu sendirian disini nak, "jawab sang ayah

jane menangis terseduh, dia sedih meninggalkan sahabat-sahabatnya yang begitu baik padanya

di elusnya kepala putri cantiknya itu, "jangan menangis sayang, seiring berjalannya waktu kau pasti akan senang tinggal disana, percayalah pada ayah" ucap sang ayah yang tak ingin di bantah lagi

jane masih berdiam diri di dalam kamar, besok dia akan ke sekolah sebelum pergi meninggalkan orang-orang yang sudah sangat mengasihinya selama ini

keesokan harinya jane bersiap dengan wajah lusuh dan mata sedikit sembab, "ayah hari ini aku akan bersekolah, aku ingin berpamitan dengan semua temanku" ucap jane seperti tidak bersemangat

pergilah, dan hati-hati di jalan "sang ayahpun menjawab dengan lembut

sampai di sekolah jane langsung berhambur memeluk sahabatnya sally jhonson, jane terseduh dalam pelukan sally, karna tiba-tiba datang dan menangis sally sampai bingung dan tak tau harus berkata apa, dia hanya menepuk punggung jane sampai tangis jane mereda

setelah tenang sallypun bertanya "kenapa? apa ada yang menyakitimu? "tanya sally menatap wajah sembab sahabat baiknya

ak aku akan pindah sally, beberapa hari lagi aku dan ayah pindah, aku takkan bertemu kalian lagi, "ucap jane sedih

teman satu kelas jane pun semua mendekat, benarkah kau akan pindah jane? bagaimana sekolahmu, kau bisa tinggal di asrama jika ayahmu pindah, "ucap beberapa temannya yang ikut mendengarkan cerita kepindahannya

asal kalian tau aku sudah meminta ayah meninggalkanku di asrama, tapi dia tidak mau aku tinggal disini, aku harus ikut dengannya, "jane menjawab pertanyaan teman-temannya

sally dan rekannya yang lainpun menangis, mereka akan kehilangan teman kelas yang baik

kapan kau akan pergi jane? "tanya sally

tiga hari lagi aku akan pindah sally, kau harus belajar yang rajin ya, aku takkan ada di sampingmu lagi, tidak akan ada yang memberimu contekan, "jane berucap sambil bercanda karna tak ingin melihat wajah sahabatnya yang terlihat sendu itu mendengar berita kepergiannya

sallypun tertawa terpaksa dan berkata "kau jangan khawatir aku masih ada clare yang akan memberiku contekan, iyakan clare, "ucapnya sambil berlinang air mata

clare mengangguk pun dalam tangisnya

sudah jangan menangis, bagaimana aku bisa pergi nanti jika melihat kalian menangis, "di hapusnya air matanya dan di ikuti teman-temannya yang lain

nanti kami akan ke rumahmu jane, kami akan membantumu berkemas "bolehkah jane" ucap sally penuh harap

tentu kalian datanglah ada beberapa barang masing-masing aku berikan untuk kalian sebagai kenang-kenangan dariku, "ucap jane pasrah

apa kau tak kan mengunjungi kami lagi? apa selamanya kau akan tinggal disana? tanya clare memastikan

ntahla perasaanku bilang aku akan selamanya disana, semoga saja aku bisa kembali kesini untuk bertemu kalian lagi, "ucapnya lesu

bunyi bel pertanda jam pelajaran di mulai, hari ini mungkin kelas terakhirnya, besok dan seterusnya dia takkan datang ke sekolah lagi, jane ingin waktu berjalan lambat, agar dia bisa lebih lama dengan teman kelasnya.

tapi sebentar saja sudah berbunyi bel lagi pertanda kelas sudah berakhir, jane menghela nafas kuat dia menyusun buku pelajarannya, memasukkannya ke dalam tas, jane melangkah gontai meninggalkan kelas

"aku pulang semua, sampai ketemu besok di rumahku" ucap jane dengan senyum terpaksanya

seisi kelas hanya menatapnya dalam diam, sampai punggung jane sudah tak tampak lagi

sallypun akhirnya menangis, clare dan lainnya menghiburnya, sally adalah teman terdekat jane, bahkan mereka bergantian menginap di rumah masing-masing bergantian

jane tiba di rumah, "aku pulang ayah" ucapnya begitu sampai di depan pintu

sang ayahpun menghampirinya, wajahmu kenapa jelek sekali sayang, ayo cepat masuklah kemudian ganti bajumu dan kita makan siang bersama, "perintah sang ayah pada putrinya yang seperti orang tak berdaya

iya ayah "jawab jane tak ada bantahan

jane memasuki kamarnya di rebahkannya badannya pada kasurnya yang berukuran 4 kaki, di tatapnya langit-langit kamarnya, matanya menerawang jauh, dia telah tinggal di rumah ini lebih dari 13 tahun, pada umur 3 tahun lebih dia di temukan oleh leonardo parkins di panti asuhan, leonardo mengadopsinya.

ayah angkatnya itu merawatnya dengan baik, kini dia harus meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan masa kecilnya

setelah berkutat dengan pemiirannya dia berganti pakaian dan menemui sang ayah

ayah apa kau akan menjual rumah ini? "tanya jane penasaran

tidak "jawab sang ayah lugas

jane tersenyum bahagia, itu berarti suatu hari kita akan kembali kesini ayah? "ucapnya penuh harapan

tentu sayang, (semoga seperti itu) "ucapnya dan di lanjut dalam hati

leonardo membelai surai rambut panjang anaknya yang berwarna coklat itu, "sudah saatnya sayang" ucapnya lembut

jane mengernyit bingung dengan pernyataan sang ayah (apa maksud ayah dengan kata sudah saatnya) "ucap jane dalam hati sambil menatap kedalam manik mata hitam pekat sang ayah

nanti kau akan mengerti nak, dengan sendirinya kau akan memahaminya, "ucap sang ayah lagi

jane tak mau ambil pusing dengan perkataan sang ayah, diapun memint ijin mengemas pakaiannya "ayah aku akan mengemas pakaianku"

ya kemaslah sayang, tak perlu membawa semuanya, kita akan kesulitan nanti jika terlaku banyak barang yang kita bawa, "sang ayahpun memberikan ijin

tak lama suara beberapa orang di luar terdengar semakin mendekat ke rumahnya, ternyata itu sally dan clare juga beberapa teman sekelasnya

pintu rumah tidak tertutup jadi sally dan yang lain tak perlu mengetuk pintu "paman aku datang, "ucap sally begitu melihat paman leonardo duduk di sofa ruabg tamu sibuk dengan lamunannya

suara mengelegar sally mengalihkan pandangan leonardo "kau datang sally masuklah kalian, jane ada di kamar" ucap leonardo mempersilahkan gadis-gadis itu

terima kasih paman, kami ijin ke kamar jane, "ucap sally sopan di ekori teman-temannya

jane kau sudah berkemas, "sally langsung berbicara begitu melihat jane menyusun bajunya ke dalam koper

masuklah kalian , maaf kamarku kecil, aku senang kalian datang sekarang, bukankah kau bilang besok sally? ucap jane mengingat perkataan sahabatnya tadi

ah itu aku tidak sabar membantumu, aku khawatir jika besok aku kemari pasti kau telah selesai mengemas semuanya, "sally berucap sabil tersenyum malu

kau ini takut aku tak memberimu sesuatu atau bagaimana? ucap jane bercanda

is bukan begitu jane, aku hanya ingin bersamamu sedikit lebih lama, hari ini juga aku akan menginap, kau harus tau itu, "sungutnya kesal dengan ucapan jane

Note : holla semua ini karya terbaruku yang mencoba sesuatu yang baru semiga kalian suka jangan lupa tinggalkan jejak ya

rate ✴

vote

like ✅

komen

fav ❤

gift 🌹

kopi ☕ juga boleh

🙏🙏🙏🙏 lope u all semua

perjalanan ke sekolah baru

tidak terasa waktu keberangkatanku telah tiba, semuanya terasa begitu cepat, aku memeluk satu persatu sahabatku, mereka masih terisak dalam tangisnya, mengiringi perjalananku, ku lambaikan tangan sebagai salam perpisahan kami, "jaga diri kalian baik-baik, aku pasti akan sangat merindukan kalian" ucapku sambil melambaikan tangan

ayah hanya menatapku dalam diamnya, di ulurkan tangannya padaku, dan ku sambut uluran tangan ayah, menggenggamnya erat

mobil sewa yang membawa kami dan barang-barang telah sampai di dermaga, tak terasa kami telah sampai di kabin kapal penyeberangan, kata ayah perjalanan kami kurang lebih 4 jam di laut, setelah 4 jam itu aku akan resmi meninggalkan kehidupan lamaku dan memulai kehidupan baruku di pulau lundy.

perasaanku campur aduk antara sedih dan penasaran, sedih karna meninggalkan kota tempatku tinggal selama ini, tetapi juga penasaran karena dari begitu banyaknya tempat kenapa ayah memilih pulau itu.

selama beberapa hari setelah mengetahui keberangkatan kami ayah tak pernah lagi membahas tentang pulau yang akan kami diami, dia terus bungkam jika tidak dia hanya tersenyum kepadaku. aneh itu yang ku rasakan, aku merasa ayah berbeda tak sehangat biasanya.

selama perjalanan di atas laut ku habiskan dengan tertidur lelap, di temani oleh suara ombak yang saling memecah karang, di tambah berisiknya mesin kapal, tahu-tahu saja ayh membangunkan ku, dan beliau bilang kami sudah sampai di pelabuhan lundy

ketika turun dari kapal aku menatap sekeliling, satu kesan muncul di otakku yaitu suram, pulau ini seperti tak banyak penghuninya, sekarang padahal masih siang, aku melirik jam tanganku ternyata pukul 02.00 PM seharusnya matahari masih terlihat tetapi sinar matahari terhalang oleh pepohonan yang sangat lebat di sekelilingku.

pulau ini seperti terisolasi dari dunia luar

jane ayo naik, "suara ayah membuyarkan lamunanku

hah! ini mobil siapa? "tanyaku bingung saat melihat ayah sudah duduk tenang di belakan kursi kemudi mobil mewah yang kini ada di depanku, "ayah kenapa tiba-tiba ada mobil ewah disini? "tanyaku penasaran

mobil ayah nak, barusan di antar orang suruhan ayah nak, ayo cepat masuk kita pulang ke rumah ayah, "ucap ayah tanpa ada keraguan

sontak aku terkejut, akupun melotot tajam "ayah punya rumah dan mobil di pulau terpencil" bagaimana bisa ," ucapku dalam hati yang masih di selimuti kabut penasaran

ayah tersenyum geli kemudian mengangguk menjawab pertanyaanku

kami menaiki mobil hampir satu jam, sebelum akhirnya kami sampai di depan rumah lumayan mewah tapi rumah tersebut berwarna putih pucat, perasaan aneh menyelimutiku saat ku menilik keadaan sekitar, rumah tidak terlalu dekat berjarak agak jauh, tetapi yang menarik perhatianku tidak ada anak-anak yang berlalu lalang bermain, atau ibu-ibu yang sedang duduk bersantai bergosip, atau bapak-bapak yang memotong rumput halamannya, semuanya tampak sepi sekali.

suasana sangat sepi seperti tak ada tanda kehidupan.

jane, nak bantu ayah membawa barng-barang ke dalam rumah ya, "panggil ayah yang kemudian dia berjalan ke arah bagasi mobil

tapi hanya barang-barang ayah, sedangkan punyamu biarkan saja di dalam mobil

hah! kenapa begitu ayah, "tanyaku penasaran

ayah akan langsung mengantarmu ke sekolah barumu, "jawab ayah

sekolah di pulau begini, hah benarkah itu, aku masih sibuk dengan pemikiranku, rasanya banyak keterkejutan yang ku rasakan selama menuju ke lundy island ini, fakta bahwa kepindahan kami yang mendadak dan kepindahan sekolah baruku yang tak ku ketahui kapan ayah megurusnya, itu lebih dari cukup membuatku kesal

kenapa ayah melakukannya secara diam-diam tak berdiskusi dulu padaku, aku pikir ayah sangat egois.

ayah, seharusnya ayah berdiskusi dulu padaku" sungutku marah

ayah menatapku, jane, maafkan ayah semuanya terlalu mendadak jadi ayah harus segera mengurus semuanya dengan cepat, jangan marah ya, oke?

lalu kenapa harus membawa barang-barangku juga ke sekolah baru? tanyaku lagi

kau akan tinggal di asrama sayang, "jawaban ayah membuat hatiku mencelos

kenapa ayah? itu artinya aku tidak tinggal dengan ayah, kedua mataku memanas, mataku sudah berkaca-kaca, bagaimana bisa ayah berbuat begini padaku, bayangkan saja, di pulau asing dan aneh tanpa ada yang aku kenal, aku harus tinggal jauh daru ayah.

aku merasa takut dan sangat risau karenanya

melihat mataku berkaca-kaca ayah menatapku dengan lembut "sayang itu satu-satunya sekolah disini, tenang saja setiap akhir pekan kau bisa pulang mengunjungi ayah nak, "ucap ayah berusaha menenangkan hatiku

dengan berat hati akupun mengangguk setuju, meski rasa kesal, kecewa masih menyelimuti hatiku, aku bisa apa jika semua sudah ayah putuskan secara sepihak.

ayah memintaku masuk kembali kedalam mobil, ayah melajukan mobilnya perlahan, rasa kantuk kembali menderaku, akupun tertidur selama perjalanan menuju sekolah baruku.

aku merentangkan tanganku begitu terbangun dari tidurku, ayah apa masih lama? "tanyaku penasaran padahal aku tidur cukup lama tadi

ayah bukannya menjawab, dia hanya tersenyum menatapku, sambil mendendangkan lagu kesukaannya yang di putarnya di dalam mobil, sementara aku merasakan keanehan yang semakin kian menderaku.

ku tatap sekitar luar dari balik jendela mobil, tidak ada yang menarik, semua hanya dedaunan lebat dan pohon-pohon besar, aku berpikir ini adalah hutan.

kenapa ada sekolah di sekitar hutan? "ucapku dalam hati

apa ayah yakin di sekitar sini ada sekolah? "tanyaku sedikit ragu

sekolah seperti apa yang di bangun di lingkungan tengah hutan begini ayah? "lanjutku

kepala ayah mengangguk-angguk seirama dentuman lagu yang di putarnya "sekolah yang terbaik di pulau ini tentunya"

aku pun memutuskan tak bertanya lagi, lebih baik aku diam, jalanan seperti sudah malam, gelap dan suram, padahl masih sore, aku meringis kala mengingat di tempat ini takkan ada yang namanya mall, ataupun cafe yang biasa ku kunjungi bersama teman-temanku.

saat sedang asik melamun aku melihat ke dalam pepohonan yang rimbun, ada dua benda bulat berwarna keemasan nengikuti laju mobil yang kami kendarai, aku terus menatapnya, begitupun sebaliknya

ku pikir itu hanya khayalanku tapi detik berikutnya benda itu seperti berkedip ringan seperti bola mata, ya sepasang bola mata

aku menyipitkan mataku, hanya memastikan apa yang ku lihat benar nyata atau hanya ilusiku saja.

kedua benda bulat itupun berkedip lagi, membuat sekujur tubuhku merinding menyadari hal itu nyata.

apa itu, itu seperti mata, tapi mata apa? aku sibuk dengan pemikiranku sendiri, aku menatap ayah, aku ingin bertnya padanya, tpi rasa takutku membuat bibirku keluh, seperti tak bisa bergerak, hanya sekedar berucap ayah pun susah.

entah mahluk apa itu, dia terus menatapku dari balik pepohonan.

bersambung.......

Note : jangan lupa like banyak-banyak ya

teman pertama

ketika aku menatap kembali bola mata keemasan itu, tiba-tiba saja sudah lenyap, nath kemana perginya.

apa itu?

mana mungkin itu binatang?

jika itu binatang pasti sudah melayang menerkam mobil ini dan kami yang ada di dalamnya

lalu apa...

aku berkutat terus dengan pemikiranku sampai suara ayah membuyarkan lamunanku

jane, kita sudah sampai sayang

suara lembut ayah seolah membawaku kembali pada dunia nyata, gara-gara menebak mahluk aneh tadi aku baru sadar jika mobil ayah sudah berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang sangat megah, menurutku ini bukan sekolah, ini seperti kastil, di sekitar gedung megah ini banyak terdapat pilar-pilar seperti menara yang menjulang tinggi, meskipun bangunannya terlihat megah tapi menurutku sangat suram

baguskan sekolahnya? "tanya ayah yang melihatku terus menatap bangunan itu dari luar

nah itu sepertinya salah satu gurumu, "ucap ayah ketika seseorang berjalan menghampiri kami

aku menatap wanita cantik yang sedang berjalan ke arahku, meskipun dia belum dekat denganku ntah mengapa tatapan matanya sangat tajam sampai-sampai rasanya menembus jantungku, aura wanita cantik itu sungguh luar biasa, membuat siapapun orang di sekitarnya merasa kecil dan ciut.

selamat sore tuan leonard, "sapa wanita cantik itu sambil tersenyum tipis, saya merry salah satu staff pengajar di sekolah ini.

ayah dan guru itu berbincang sedikit menjauh dariku, tak ku hiraukan apa yang mereka bincangkan aku sibuk dengan pemikiranku, bangunan se mewah ini ada di hadapanku, benar-benar bangunan indah, bangunan ini seperti bangunan fantasi dalam cerita dongeng.

jane, sekarang masuklah, "suara ayah yang tiba-tiba itu mengejutkanku "ingat belajar yang rajin ya, ayah pulang, sampai ketemu akhir pekan minggu ini.

aku menarik nafas panjang dan dengan berat hati akupun menganggukkan kepalaku, sebenarnya aku tak ingin bersekolah disini, ntah mengapa hatiku sangat berat, sebenarnya aku lebih senng tinggal dengan ayah, meskipun beliau bukan ayah kandungku, tapi beliau yang merawatku dari kecil, aku sudah cukup dewasa dalam berpikir, aku tak ingin merengek sepeti anak kecil dan menentang apa yang sudah ayh putuskan.

meski aku tak menyetujui keputusan ayah tapi aku juga tak kuasa menolaknya, aku tak ingin di sebut anak yang egois, aku juga tak mungkin memaksa ayah setiap hari harus bolak balik mengantarkan ku bersekolah dan menjemputku pulang, itu akan membuatnya lelah, aku cukup tau diri untuk tak memaksakan kehendak ku.

aku hanya bisa menurut, sampai ketemu akhir pekan ayah, "ucapku lemas

ayah tersenyum dan mengacak rambutku pelan, dia memelukku dan mencium keningku, sebelum pergi dan akhirnya diapun melajukan mobilnya meninggalkanku.

jane, ayo masuk, saya tunjukkan kamarmu, "ucap miss merry padaku

baik, "ucapku ragu

you can call me miss merry jane, "ucapnya lembut

aku mengangguk dan mengikutinya, sambil menarik koperku

asrama putri terletak di barat bagian kastil ini, miss merry mengantarkanku ke kamar paling ujung di ruangan bagian barat kastil.

setiap kamar terdiri dari dua tempat tidur, dua lemari dan dua meja belajar, ada tirai pembatas di antara tempat tidur untuk memisahkan wilayah teritori kepunyaan.

aku belum memiliki teman sekamar, jadi aku akan sendirian sebelum datang teman yang baru.

hah rasanya sepi sekali, tidak nyam menempati kamar ung begitu luas sendirian, semoga secepatnya aku memiliki teman, semoga .

aku berberes, menyusun semua bajuku ke lemari, setelah selesai akupun mandi, setelah itu aku memutuskan berkeliling, aku harus tau seluk beluk sekolah ini, agar aku tidak tersesat nantinya.

tadi misa merry menawarkan bantuannya padaku, dia akan menemaniku berkeliling sekolah, tapi aku menolaknya, ntah mengapa berada di dekatnya aku merasa gugup.

tanpa aku sadari aku sudah berjalan cukup jauh, aku berada di tengah-tengah aula sekolah, aula ini dangat luas, dan interior langit-langit aula ini sangat indah, banyak kursi di pinggir dinding , di tengah-tengah ada beberapa kursi yang di isi beberapa siswa.

jendela ruangan ini bergaya eropa klasik, berjajar rapi menampilkan pemandangan hijau nan asri di sekitarnya

aku memutuskan duduk di dekat jendela memandang pepohonan hijau nan asri, kaa ku menatap pohon bola mata keemasan itu tampak lagi, dia menatapku tajam, ku alihkan pandanganku, kemudian menatap lagi keluar jendela mengarah ke pepohonan itu, tapi bola mata itu hilang.

aku tersenyum, ternyata hanya ilusiku

hai girl, seseorang menyapaku di dekat teligaku

nyaris saja aku memakinya, seenaknya saja dia berbicara begitu dekat denganku

siapa kau? "tanyaku reflek

lelki berwajah pucat itu terus memandangiku, matanya ke coklatan terus menatapku seakan mengulitiku, karna dia tak jua menglihkan pandangannya terhadapku, dia terseyum lebar "kamu siswa baru? "tanyanya kemudian

aku memutar bola mataku malas, "jika kau tak pernah melihatku, berarti aku adalah siswa baru di sekolah ini, "ucapju sedikit ketus

dia masih saja menatapku, memindai dari atas sampai bawah seakan aku ini sebuah target baginya

kau mau apa!! "sentakku sedikit keras

sepertinya dia tak merasa tersinggung sama sekali, dia justru terkekeh geli melihatku, "ternyata cantik-cantik galak" katanya

padahal aku berbaik hati lo, ingin menemanimu keliling sekolah ini, "katanya lagi

tidak mau, terima kasih, "ucapku sedikit ketus aku tak ingin berkeliling dengan orang asing, "jawabku lagi

aku berharap dia lekas pergi, tapi dia tak kunjung pergi, mala mengulurkan tangannya padaku.

klau begitu, ayo berkenalan, aku clark hudson, panggil aku clark, dia terus mengukurkan tangannya, berharap aku segera menyabut uluran tangannya.

sesungguhnya selama ini temanku wanita, aku menghindari berteman dengan laki-laki

tapi melihat bola matanya yang berbinar aku tak enak hati, ku sambut uluran tangannya jane parkins, panggil aku jane saja.

nama yang cantik seperti orangnya, aku adalah teman pertamamu, jadi karna kita sudah berteman kau akan aku temani berkeliling sekolah ini, "ucapnya tersenyum

tidak mau, "ucapku ketus, seakan aku merasa dia sebuah ancaman

kau takkan bisa menolakku, kau bisa apa jika aku terus menggenggam tanganmu, "ucapnya sedikit mengejek padaku

ayo, ikut aku, "ditariknya tanganku tak memperdulikan aku menolaknya

aku kesal karnanya mulutku bergumam tak karuan, alih-alih ingin membuatnya kesal, dia malah menertawaiku, "kamu lucu sekali, bibirmu panjang karna terus mengumpat" dia terkekeh geli melihatku

akupun pasrah terserah clark mau membawaku kemana, dia menunjukkan taman, perpustakaan, ruangan kelas, ruangan guru, loker, ruang kesehatan, serta ruangan lainnya yang ada di sekolah..

bagaimana apa kau suka? "tanyanya sambil tersenyum ke arahku

aku lelah bisakah aku kembali ke kamarku, "aku tak menjawab pertanyaannya, karna sesungguhnya kakiku benar-benar sangat lelah

bersambung......

Note : jangan lupa like sebanyaknya ya

jangan lupa juga fav, rate, komen dan vote kalian

terima kasih 🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!