NovelToon NovelToon

Pacarku Harimau Putih

perubahan Nathan

Irene Putri Setyowati panggil saja Iren, gadis cantik yang pendiam, cuek dan mandiri

Saat ini dia sedang mengejar pendidikannya di salah satu PTS di Bandung..

Iren tergolong salah satu mahasiswi yang beprestasi dalam satu angkatannya, tak jarang dia slalu di mintai bantuan oleh temen satu prodinya meski kebanyakan dari mereka dengan cara memaksa..

Iren gadis yang sangat pendiam, itu membuatnya tak banyak memiliki teman dekat.

Hanya satu teman dekatnya namun berbeda prodi, Ririn namanya, dia kenal karena satu kost dengan dia.

Meski dekat, namun Iren tak banyak cerita tentang kehidupan pribadinya, Iren sangat tertutup.

"Ireeen!!! Reennn!!!" panggil Ririn.

Tok...tok...tok...

Ririn mengetuk pintu kamar kost Iren..

"Huammmm apa Rin?, masih ngantuk gue" Iren membuka pintu dengan ke penampilan khas orang bangun tidur...

"Elu ka ga ada kelas apa??? Udah stengah 9 ini" kata Ririn sambil menilik jam di pergelangan tangan kanannya..

"Whatttt, stegah 9!!! Matii gue.. Jam 9 gue ada kelas" Iren langsung melotot dan panik..

"Lagian lu tumben tumbenan bangun jam segini" Ririn ikut masuk ke dalam kamar Iren..

"Gue bnyak tugas Rin, jadi nglembur deh" jawab Iren berteriak di dalam kamar mandi.

Kali ini mandi Iren ekspres tidak seperti biasanya sekali mandi bisa menghabiskan waktu 30 menit, kali ini dia mandi hanya memakan waktu 10 menit..

Setelah siap dan sudah memeriksa semua yang harus di bawa Iren pun mengajak Ririn berangkat.

"Ayookk Rin, dah siap nih" ajak Iren sambil mengambil kunci pintu dan kunci mobilnya di atas meja..

"Ayokkk" jawab Ririn.

Mereka berdua berjalan menuju ke mobil Iren untuk ke kampusnya yang tidak jauh dari kost, hanya butuh waktu 10 menggunakan kendaraan..

Sesampainya di parkiran kampus. Iren langsung bergegas menuju ke kelas.

"Rin, gue dulu ya.. Telat nihh, nanti istirahat ketemu lagi ok" kata Iren berlari meninggalakan Ririn..

"Iyeee, dasar lu.. Jangan lari ntar jatoh" teriak Ririn cengengesan..

Iren tiba di kelasnya dengan nafas memburu, dia memegang dadanya merasa lega karena dosen belum masuk..

Saat Iren akan menuju ke bangkunya, tiba tiba kakinya di jegal oleh Cindy hingga dia hampir terjatuh jika tangannya tidak reflek memegang pundak seseorang.

"Upsssss sorry sengaja Ren" kata Cindy cengengesan di ikuti oleh temen satu gengnya.

"Huuhhh untung anak pemilik fakultas, kalo ga udah gue beri lu" batin Iren yang hanya melirik Cindy..

"Ehhh maaf ya ga sengaja" kata Iren saat melihat tangannya masih bertumpu di pundak seorang pemuda yang sedang membaca sebuah buku. Pemuda itu hanya mengangguk dan sekilas tersenyum.

Iren bukannya tidak berani membalas kelakuan Cindy yang sering mengerjainya, namun dia malas untuk meladeni kelakuan anak itu.

Itulah yang membuat Cindy senang mengerjai Iren.

Iren mengambil bangku belakang pemuda itu dan tak lama berselang bu Laura masuk, seketika ruangan jadi sunyi.

"Selamat pagi anak anak, sebelum kita masuk ke materinya kita kedatangan mahasiswa baru pindahan dari Jakarta, selamat bergabung Nathan semoga betah di sini" kata bu Laura sambil menunjuk ke arah Nathan..

Semua menoleh ke arah Nathan, dan Nathan hanya bangkit berdiri dan menundukkan tubuhnya sebagai tanda salam kenal.

Cindy yang berada di depannya hanya melongo, karena dia baru menyadari ada seorang pemuda ganteng yang sedari tadi duduk di belakangnya..

Begitu juga dengan para gadis lain yang melihat takjub menatap ketampanan Nathan..

Tidak dengan Iren yang bersikap biasa saja...

"Ok, berhubung hari ini ibu ada urusan.. Kalian silahkan kumpulkan tugas yang minggu lalu ibu berikan.. Dan untuk Nathan nanti silahkan bisa bertanya kepada Iren dan kamu bisa mengumpulnya besok langsung ke ruangan saya" kata bu Laura.

"Yaahhh bu, kenapa tidak saya aja si yang direkomendasikan ke Nathan?" tanya Cindy..

"Coba lihat tugas kamu" bu Laura meminta tugas Laura..

Cindy pun menyerahkan tugasnya dan bu Laura mengecek tugas Cindy.

Saat bu Laura sepintas mengecek tugas Cindy, dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Cindy, bagaimana bisa saya mempercayakan kamu untuk Nathan jika tugas kamu saja hanya copy paste begini, yang ada nanti kamu mengajari nya hanya copy paste juga" kata bu Laura.

Cindy hanya nyengir kuda saja, dia merasa malu di depan teman temannya terlebih kepada Nathan..

Teman se gengnya pun hanya menahan ketawanya, takut Cindy marah dan tidak mau lagi menjatah mereka shoping..

"sialan nih dosen satu, awas aja nanti gue laporin ke papi" batin Cindy..

"Ok ini sudah semua ya, untuk Iren tolong bantu Nathan ya.. Kalau begitu sampai bertemu lusa" bu Laura berjalan keluar kelas.

Melihat sang dosen sudah keluar kelas, beberapa mahasiswa mulai keluar kelas karena memang sudah tidak ada kelas lagi, begitu juga Iren bersiap siap untuk keluar kelas..

Sedangkan Cindy langsung menghampiri Nathan..

"Haiii, kenalin aku Cindy.. Anak pemilik kampus ini" gaya genit Cindy sambil menyodorkan tangannya..

Namun Nathan hanya tersenyum tidak merespon Cindy, tapi memilih pergi meninggalkan kelas..

"Eghmm maaf tunggu" kata Nathan mencegah Iren.

"Ehhh iya, panggil saja Iren.. Soal tugas bu Laura ya.. Kita ke kantin aja ya bahasnya," kata Iren.

Cindy melihat itu hanya menghentakkan kakinya, baru kali ini dia di acuhkan oleh seseorang pasalnya selama ini justru dia selalu di puja puja oleh mahasiswa di kampusnya..

Sesampainya di kantin yang di ikuti oleh Nathan, Iren memilih bangku di tepi kolam bangku kesayangan dia jika berada di kantin..

"Gue mau pesan dulu ya, mungkin mau sekalian" Iren menawari Nathan..

"Tidak perlu gue masih kenyang" jawab Nathan.

"Ok, hmmm gue ambilin catatan untuk loe dulu deh biar ga kelamaan" kata Iren sambil mengambil buku catatannya dan memberikan ke Nathan..

Nathan menerima buku itu dan mulai mempelajari..

Sedangkan Iren pergi meninggalkan Nathan untuk memesan makanan..

Setelah kepergian Iren, Nathan menatap sekelilingnya..

Dia memiliki insting yang kuat dan bisa membaca pikiran orang orang di sekitarnya..

Namun dia merasa aneh, saat melihat Iren yang dia lihat hanya seperti awan putih tidak seperti yang lainnya begitu jelas..

Ya Nathan di takdirkan sebagai manusia harimau putih yang mengikuti sang ayah. Awal mula dia mendapati bahwa dirinya memiliki kekuatan selayaknya kucing besar itu bahkan bisa merubah wujudnya menjadi harimau putih pada umur 14 tahun, dia tidak serta merta menerima takdirnya itu...

Bahkan dia sempat ingin mengakhiri hidupnya karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia dan sang ayah adalah manusia harimau putih.

Flashback on

Pagi itu, badan Nathan mengalami demam tinggi tidak selayaknya demam biasa..

Terkadang Nathan mengaum seperti seekor harimau yang kesakitan..

"Ayah bagaimana ini" kata bunda Nathan khawatir.

"Mungkin ini sudah waktunya bun, kita harus berkata jujur kepada Nathan. Kita tidak bisa lagi menutupinya lagi" jawab ayah Nathan yang ikut khawatir.

"Tapi ayah, bunda khawatir keluargamu akan menemukan Nathan" bunda Nathan bemar benar gelisah..

"Tenang bunda, ayah sudah bersiap siap untul itu agar mereka tidak mencium keberadaan Nathan" kata ayah Nathan

Ya..hubungan ayah Nathan dan bunda Nathan tidak di restui oleh keluarga ayah Nathan karena bunda Nathan hanya manusia biasa yang bisa mengakibatkan terdeteksinya mereka oleh manusia biasa dan yang lebih di takutkan lagi akan memberikan keturunan yang berbeda karena bercampur dengan keturunan manusia, meski kemampuannya sendiri belum bisa di tebak...

Nathan terus saja mengaum, untung kamar Nathan telah dipasang peredam suara oleh sang ayah dan rumahnya terletak di pinggiran hutan di wilayah itu sebelum mereka pindah ke Jakarta..

"Bunda, lebih baik bunda keluar lah... Saat saat seperti ini akan sangat bahaya untuk bunda.. Biar ayah yang akan menunggu Nathan.. Dan untuk sementara bunda bersembunyi dulu di kamar tunggu ayah di sana.." jelas ayah Nathan.

Ayah Nathan sudah mempersiapkan semuanya karena dia tahu waktu seperti ini akan tiba, hingga saat mereka pindah ke rumah ini ayah Nathan langsung merombak beberapa bagian di rumah tersebut dan kini waktu itu sudah tiba dan semua sudah siap meski di luar ayah Nathan memiliki penjaga sesama manusia harimau namun kemampuannya tidak akan sebanding dengan kemampuan klan yang baru lahir seperti Nathan..

Bunda Nathan menuruti perkataan sang suami, meski berat namun dengan terpaksa dia meninggalkan kamar itu.

"Ghaaauuumm" suara yang di timbulakn Nathan..

Tubuhnya mulai berproses untuk merubah wujud, dari tangannya yang merubah menjadi kaki harimau dan mengeluarkan cakarnya, dan kulitnya mulai ditumbuhi bulu bulu berwana putih dan kapala Nathan yang mulai berubah menjadi kepala harimau.

Dan saat itu juga ayah Nathan merubah dirinya menjadi Harimau yang begitu besar dan gagah..

Setelah Nathan sudah berubah sempurna menjadi seekor harimau, Nathan langsung menyerang sang ayah dan terjadi pergulatan di dalam kamar..

Mereka saling menyerang dengan cakarnya dan saring menjatuhkan..

Namun sebelum kamar Nathan benar benar hancur, sang ayah memancing Nathan untuk keluar barlari menuju pintu rahasia yang dia buat untuk pergi menuju ke hutan dan Nathan terpancing mengejar sang ayah menuju ke dalam hutan..

Nathan yang baru lahir menjadi harimau belum bisa mengontrol dirinya, sedangkan sang ayah sudah terbiasa. Meski pergulatan memakan banyak waktu namun ayah Nathan berhasil mengembalikan wujud asli Nathan yang tergeletak tak berdaya karena kehabisan tenaganya..

Ayah Nathan kambali lagi ke wujud manusianya dan menggendong Nathan berjalan kembali ke rumahnya dan membawa Nathan ketempat tidurnya, kamar Nathan bagai kapal pecah, begitu banyak cakaran cakaran yang Nathan tinggalkan saat pergulatan terjadi, bahkan beberapa susut meja dan lemari rusak terkena cakaran atau gigitan Nathan tidak sedikit pula yang hancur...

Setelah cukup di rasa aman sang ayah pergi meninggalkan kamar Nathan untuk mencari istrinya, dia pun ingin segera beristirahat karena tenaganya hampir terkuras abis untuk melawan putranya sendiri..

penolakan Nathan

Bunda Nathan terduduk merenung di pinggiran tempat tidurnya..

Seketika dia bangun dari duduknya saat mendengar pintu kamarnya terbuka dan munculah sang suami.

"Bagaimana ayah?" bunda tampak khawatir terlebih melihat sang suami yang sangat kelelahan..

"Tidak apa apa bunda, semua baik baik saja.. Nathan sedang tertidur di kamarnya" jawab ayah Nathan.

"Apakah semuanya akan mengalami seperti ini yah?" tanya bunda Nathan.

"Tidak bun, setiap kelahiran baru berbeda beda.. Nathan termasuk yang paling kuat.. Ayah hampir kualahan menghadapinya.. Tapi semua masih bisa ayah kendalikan.. Hanya besok kita lihat apa reaksi Nathan.. Jika Nathan bisa menerimanya semua akan mudah namun jika Nathan mencoba menolaknya ini akan sulit bagi dia.. Ayah istirahat dulu ya bun, ayah sangat lelah.. Besok sementara Nathan pindah kamar dulu" kata ayah Nathan..

"Baiklah yah, istirahatlah" jawab bunda Nathan.

Esok harinya, Nathan terbangun dari tidurnya.. Dia merasa kepalanya begitu berat, saat matanya mulai membuka penampakan yang pertama kali dia lihat adalah kamarnya yang begitu kacau..

Banyak cakaran di mana mana, saat mengamati cakaran besar itu seketika dia seperti flashback mengingat apa yang terjadi..

Seketika itu dia terhuyung dan terduduk di lantai..

"Bundaaa!! Bunda!!!" panggil Nathan sambil memegangi kepalanya..

"Nathan... Ada apa nak... Kamu tidak apa apa sayang???" bunda Nathan tergopoh gopoh berlari menuju ke kamar Nathan setelah mendengar teriakan putranya itu..

"Kepala Nathan sedikit pusing bunda... Dan apa yang terjadi bunda... Kenapa Nathan melihat harimau putih bunda hiksss?" Nathan menangis.

"Anak ayah, kamu gapapa?? bisa ikut ayah nak?" ayah Nathan menggandeng Nathan untuk bangkit berdiri..

"Kita sarapan dulu ayah, biar Nathan sarapan dulu" kata bunda Nathan.

"Baiklah kita sarapan dulu" jawab ayah.

Saat Nathan hendak menanyakan lagi, bunda hanya berbisik bahwa akan di jelaskan nanti setelah sarapan..

Nathan hanya mengangguk dan berjalan perlahan menahan kepalanya yang masih sedikit pusing..

Setelah sarapan, ayah Nathan mengajak Nathan menuju ke hutan.

"Ayah kenapa kita kesini? Nathan takut ayah" tanya Nathan.

"Kamu nanti akan terbiasa dengan ini semua Nathan."jawab ayah Nathan dengan senyum manisnya..

"Maksud ayah??" Nathan bingung.

"Nathan, apa tadi yang kamu lihat ketika bangun tidur.?" tanya ayah Nathan

"Banyak cakaran yang berukuran besar" jawab Nathan..

"Lalu apa lagi?" tanya ayah Nathan lagi..

"Nathan juga seperti melihat sosok harimau putih seolah olah itu Nathan dan berkelahi dengan harimau lainnya.." jawab Nathan polos.

"Itu memang benar adanya Nathan, ini di luar dugaan ayah... Ayah berfikir fase itu akan muncul ketika nanti kamu memasuki umur 18 tahun, ternyata fasemu lebih cepat." jelas sang ayah

"Maksud ayah apa??" Nathan masih bingung..

"Lihat ayah nak" ayah Nathan menunjukan tangannya yang dapat berubah menjadi kaki harimau putih..

"Kita bukan manusia biasa nak, kamu ditakdirkan mengikuti ayah klan harimau putih.." sambung ayah Nathan.

"Aa..aaapa.. Nathan ga mau ayah... Nathan takut" Nathan mundur beberapa langkah dari sang ayahnya ketika melihat mata sang ayah berubah tidak seperti biasanya.

"Jangan takut Nathan, mungkin kamu belum bisa menerimanya untuk saat ini.. Tapi percayalah suatu saat nanti kamu akan terbiasa" kata ayah Nathan sambil mencoba mendekati sang putra.

"Enggak ayah, Nathan ga mau!!! Minggir jangan mendekati Nathan ayah!!! Minggir!!" Nathan mulai merasakan panas dingin di tubuhnya..

"Nathan, kontrol emosi kamu nak... Jangan panik jangan takut nak" kata ayah Nathan setelah melihat mata Nathan yang mulai memerah.

"Grrrrr eghmmmm minggir ayah grrrr ayahhh" suara Nathan yang perlahan berganti auman harimau..

Dan Nathan terjatuh saat melihat tangannya mulai berubah jadi kaki harimau..

"Grrrrr ghaummmm grrrr" suara Nathan..

Sang ayah pun langsung ikut merubah wujudnya kembali...

Mereka berdua saling menggeram yang seolah olah sedang berbicara dalam bahasa harimau..

Ayah Nathan mencoba menenangkan perasaan Nathan, cukup butuh waktu lama untuk bisa mengontrol emosi Nathan.. Itu di anggap hal biasa untuk perubahan awal seperti Nathan..

Hampir 4 tahun Nathan mencoba menolak takdirnya, tak jarang sang ayah harus melawan sang putra karena penolakan itu..

Nathan tidak bisa menerima takdirnya sehingga tidak juga bisa mengontrol emosinya..

Hingga suatu hari, klan dari sang kakek mencium keberadaan Nathan ketika Nathan melawan sang ayah..

Hingga mereka terus di pantau oleh anak buah sang kakek..

Ternyata, kekuatan yang dimiliki Nathan menarik perhatian sang kakek..

Sang kakek tidak menyangka bahwa cucunya akan memiliki kekuatan yang lebih dari dirinya, dan dia berencana akan mendidik Nathan menjadi seorang petarung untuk dia banggakan.

Ketika Nathan sedang berada di rumah sendiri bersama sang bunda..

Munculah beberapa anggota keluarga dari sang ayah yang terang terangan ingin membawa Nathan ke asalnya..

Bunda Nathan menolaknya, hingga perdebatan pun tak terhelakkan...

Di saat itu juga, ketika Nathan melihat dengan mata kepalanya sendiri bunda nya dalam bahaya yang hampir di cengkeram oleh anak buah sang kakek. Nathan secara reflek melompat dan berubah menjadi wujud harimau putih..

Pertarungan pun tidak terhindarkan, Nathan terus menyerang mereka, satu lawan lima..

Hampir saja Nathan terkalahkan jika saat itu tidak datang sang ayah untuk membantunya..

Hingga akhirnya, anak buah sang kakek bisa di kalahkan hingga kabur dari sana..

Sang ayah menatap sosok Nathan yang matanya berubah kuning kehijauan itu pertanda dia bisa mengintrol emosinya tanpa di sadari oleh Nathan..

Dan mereka berdua pun kembali ke wujud manusianya..

"Terimakasih ayah" kata Nathan lemas..

"Bagus nak, akhirnya kamu bisa menguasainya" ayah tersenyum..

"Bunda... Ayah!!!" Nathan teringat bunda nya..

Mereka berdua pun berlari kedalam rumah, keadaan rumah kacau balau..

Sang bunda tergeletak di lantai pingsan..

Ayah dan Nathan menghampiri bunda dan ayah mengangkat tubuh istrinya dan dibaringkan di sofa.

"Nathan, ambilkan minyak angin nak cepat" suruh ayah Nathan sambil menepuk nepuk pipi bunda Nathan pelan...

Nathan pun berlari ke arah dapur di mana kotak p3k di berada dan mengambil minyak angin..

"Ini ayah," kata Nathan memberikan minyak angin itu..

"Bunda, bunda bangun sayang" panggil ayah sambil mengusap usap minyak angin itu di hidung bunda..

"Eghmmmm Nathan..." pangil lirih bunda.

Nathan langsung mendekati bunda nya.

"Iya bunda, Nathan di sini" kata Nathan.

Dan bunda langsung memeluk Nathan dengan menangis.

Saat itulah Nathan beruasaha menerima takdirnya itu..

Semenjak itu Nathan terus berlatih bersama sang ayah untuk mendalami kemampuannya sendiri..

Sang ayah pun cukup bangga dengan kemampuan yang di miliki Nathan..

Flasback off

"Lama ya nunggu?" kata Iren tiba tiba.

"Ahhh tidak, sepertinya gue akan sering membutuhkanmu Iren setelah ini" kata Nathan.

"Tidak masalah... Jika loe mau pinjem buku catatan bilang saja kepada gue," tawar Iren..

"Baiklah, gue pinjam buku loe yang ini ya dan mana tugasnya?" tanya Nathan.

"Ohhh ini" kata Iren saat mulutnya masih di penuhi makanan dan dia sambil membuka bukunya menunjukkan tugas nya..

Saat itu juga Ririn muncul.

"Iren, kok ga tunggu gue sih... Ehhh ada babang tamvan" Ririn cengar cengir saat melihat ada Nathan.

"Ehhh maaf Rin, gue harus bantu si Nathan jadi lupa deh ga ngabarin ke elo heheehe .. Ehh kenalin dulu ini Nathan dan Nathan ini Ririn" kata Iren mengenalkan mereka berdua...

"Haiii, gue Ririn" Ririn mengajak salaman oleh Nathan.

"Nathan" senyum Nathan meraih tangan Ririn.

"Ren, gue balik dulu ya" kata Nathan berpamitan..

"Lohh kok buru buru sihh Than" tanya Ririn memasang wajah cemberut nya.

"Gue ada urusan" jawab Nathan singkat.

"Ok deh, kalau ada butuh apa apa soal materi gue siap minjemin catetan" kata Iren.

"Makasihh ya" Nathan bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Ririn dan Iren.

"Mahasiswa baru Ren?" tanya Ririn.

"Iya baru masuk tadi" jawab Iren singkat sambil melahap makanannya

"Cakep juga Ren, comblangin dong Ren" rengek Ririn.

"Idiiihhhh ogah" jawab Iren cuek.

"Ishhhh dasar loe" Ririn cemberut.

"Hahahahaha usaha sendiri donk, dah sana pesan makanan.. Loe ada kelas lagi ga... Gue udah ga ada kelas paling ke perpus bentar cari cari bahan buat besok" kata Iren.

"Ada bentar lagi, pulangnya tunggu gue ya" kata Ririn sambil bangkit berdiri ingin memesan makanan.

Mereka berduapun makan sambil sesekali mengobrol..

Sedangkan dari jarak jauh ada yang terus mengamati tidak suka kepada mereka..

tragedi di parkiran

Diam diam ada seseorang yang memperhatikan Iren dan Ririn...

"Iren, kenapa mesti elo yang jadi primadona para dosen, sampe papi gue pun bangga sama elo ketimbang gue anaknya.. Lihat aja apa yang akan gue lakuin." senyum smirk Cindy...

Flashback on.

"Pi...." rengek Cindy menghampiri sang papi ke kantor.

"Iya sayang" jawab papi Cindy yang sedang mengecek beberapa berkas di meja kantornya..

Selain memiliki sebuah falkutas, orang tua Cindy juga pengusaha yang cukup sukses di bidang properti. Terlebih saat ini perusahaannya sedang maju dengan pesat..

"Pi... Bilangin dong si bu Laura.. Jangan bikin malu di depan temen temen Cindy" sungut sang anak.

"Cindy... Papi sudah tau duduk permasalahnnya... Dan lagi, kamu itu anak pemilik falkutas bersikaplah yang baik jangan arogant dan sombong... Papi ga suka Cindy..." kata lembut papi Cindy.

"Papi ihhhh, Cindy ngadu ke papi tu pengen di belain bukan malah di ceramahin!!" ketus Cindy..

"Cindy, ini demi kebaikan kamu sayang.. Dan papi juga berharap kamu itu bisa berprestasi, skali kali bikin lah papi bangga Cindy.."

"Pi... Kenapa si, papi slalu saja kaya gini.. Ga kaya mami... Mami itu selalu bisa nyenengin Cindy" Cindy semakin jengkel.

"Cindy!! Papi itu cuma pengen kamu mandiri, jangan selalu mengandalkan papi mu... Kamu itu harusnya bisa nunjukin kalau kamu pantas menjadi mahasiswa di sana tanpa embel embel nama papi, ini juga untuk masa depanmu..... Papi malu Cindy, papi gagal mendidik kamu.. Kamu hanya bisa berfoya foya ngabisin uang ga jelas... Lihat tu teman sekelas kamu yang namanya Iren.. Papi sudah mendapat info dari hampir semua dosen, dia sangat berprestasi dan sangat mandiri meski orang tuanya mampu, tidak kaya kamu yang kamu andalin cuma nama papi!! papi kecewa sama kamu Cindy dan satu lagi Cindy perlu kamu inget, papi bisa seperti sekarang butuh proses panjang dan semua yang papi dapetin ini juga bisa sewaktu waktu berubah, papi hanya berharap kamu bisa berubah lebih mandiri dan cobalah untuk tunjukin ke papi, kamu bisa jadi kebanggaan papi hanya dengan prestasimu" kata papi Cindy mulai mengeluarkan unek uneknya untuk sang putri.

Flasback off

Melihat Iren dan Ririn berjalan mendekat, Cindy pun berjalan mendekati Iren..

"Upsssss maaf Iren, gue ga lihat ada elo" Cindy santai sengaja menyenggol lengan Iren yang sedang memegang jus jambu hingga tumpah di bajunya...

"Ehhhh, elo kalo jalan pake mata napa!!" kata Ririn sewot.

"Ehh siapa elo, yang di senggol aja diem kok elo yang ngegas, pengin lo gue aduin ke bokap gue" tantang Cindy.

"Idihhhh beraninya bawa orang tua, gue jam...." kata kata Ririn di potong oleh Iren.

"Jangan diladenin orang gila kaya dia, nanti sama aja elo gila" bisik Iren.

Ririn melirik Cindy dengan gaya akan menyikutnya, begitupun Cindy dengan gaya tangan mengepal se akan akan ingin menonjok dan berlalu pergi..

Mereka berdua berpisah, Iren memasuki perpustakaan sedangkan Cindy ke kelasnya...

Sebelumnya Iren melipir dulu ke kamar mandi untuk membersihkan bajunya menggunakan tisu yang selalu dia bawa..

Iren memasuki perpustakaan, dan mencari cari buku yang dia butuhkan..

"Kenapa tiba tiba aku merasa damai ya, perasaan dari tadi tidak seperti ini" batin Nathan..

Nathan duduk mojok di ujung perpustakaan dia malas duduk di bangku yang ada di sana, karena bukannya fokus pada yang dia baca tapi malah konsentrasinya malah membaca isi hati orang orang yang ada di sana...

Iren terus asik mencari cari buku yang dia mau, hingga tidak memperhatikan sekitarnya...

Saat di berjalan bergeser hendak pindah ke sisi rak, tanpa sengaja dia menginjak sesuatu..

"Awwww" teriak Nathan..

"Eehh eehh, maaf maaf gue ga sengaja... Lohhh Nathan elo di sini... Kirain dah pulang" kata Iren terkejut..

"Nihhh," Nathan hanya menunjukan buku milik Iren.

Iren hanya mengangguk dia paham apa maksudnya.

Iren pun terus nyoba mencari bukunya, namun buku yang dia mau berada jauh di atas, dia mencoba menggapainya sampai loncat loncat tetap saja tidak bisa..

Hingga sebuah tangan mengambilkannya..

"Nathan... Terima kasih ya" kata Iren.

"Sama sama" jawab Nathan dan kembali duduk di tempat semula..

"Ga duduk di sana aja Than?" tanya Iren.

"Di sini aja" jawab Nathan singkat dan kembali fokus ke buku dan laptopnya..

Begitu jiga Iren menuju ke bangku kosong dan mengeluarkan laptopnya untuk mengerjakan tugas yang lainnya..

Hampir 3jam Iren berada di perpustakaan, dan dia sudah merasa pinggangnya pegal...

Dia merenggangkan badannya lalu membereskan barang barangnya dan pergi keluar..

Diam diam Nathan memperhatikan Iren, meski dia terlihat cuek namun entah apa sepertinya ada sesuatu yang menarik dirinya terhadap Iren..

Iren terus melangkah, sambil tangan memainkan ponselnya hingga dia tidak memperhatikan jalan sama sekali.

Tanpa di sadari Iren akan melangkahi sebuah got dan saat itu Nathan melihatnya..

Hanya dengan tatapannya Nathan, Iren seakan melayang di atas tepat lubangannya got seolah olah ada pijakan di sana..

Iren merasa ada yang aneh saat dia melangkah, dia menghentikan aktifitasnya dan menoleh kebelakang lalu menggarukkan kepalanya yang tidak gatal, lalu menggedikan bahunya..

Melihat Iren akan menoleh, Nathan langsung bersembunyi..

Iren melanjutkan jalannya menuju ke parkiran dan duduk di sebuah bangku yang berseberangan dari mobil yang dia parkir untuk menunggu Ririn keluar dari kelas..

Tiba tiba datang sebuah mobil dengan kecepatan tinggi mengarah ke Iren.

"Awaaaaassss!!!!" teriakan dari orang orang yang berada di sana..

Sedangkan Iren yang kaget hanya menutupi kepalanya daannn

Braaaakkkkk...

Suaranya begitu kencang, semua orang menghampiri Iren yang ternyata tidak apa apa..

"Elo tidak apa apa?, tidak ada yang luka kan?" salah satu mahasiswa yang mendekatinya..

"Ti..tidak apa apa" jawab Iren syok..

"Cepat cepat keluarkan dia dari mobil, kepalanya berdarah" seseorang lagi yang melihat si pengendara pingsan...

Iren sangat terkejut, sekaligus heran kenapa dia bisa selamat se akan akan ada yang menghalangi dan tanpa sengaja dia melihat bagian dari mobil seperti habis menabrak sesuatu, namun tidak dia hiraukan karena dia masih merasa syok..

Badannya terasa lemas semua seperti tulang di tubuhnya sudah berlari meninggalkan dirinya saat kejadian..

Dan di waktu yang bersamaan saat kejadian ketika Nathan sedang memperhatikan Iren, dia merasa Iren akan mengalami sesuatu, dia perlahan bersiap siap merubah dirinya...

Dan firasatnya tepat, datang sebuah mobil ke arah Iren dengan kecepatan tinggi..

Dengan sigap Nathan merubah dirinya menjadi harimau putih dan meloncat bak bayangan menghalau mobil tersebut dan dia langsung pergi meninggalkan tempat itu sebelum ada yang mengetahui keberadaannya..

"Iren, loe tidak apa apa... Gue mendengar ada acident dan nama loe disebut gue langsung kesini, apa perlu kita kerumah sakit???" tanya Ririn khawatir..

"Tidak apa apa Rin, gue cuma kaget aja.. Kejadiannya begitu cepat.. Badan gue lemes semua" jelas Iren sambil menerawang mengingat ingat kejadian itu..

Ini terasa mustahil, seperti ada yang menolongnya tapi entah apa...

Jika tidak sudah di pastikan dia akan mati di tempat karena di depannya tidak ada penghalang sama sekali..

Dan mobil dengan kecepatan tinggi itu tidak mungkin mengerem dengan begitu sempurna terlebih ada bekas penyok di bagian depan mobil..

Iren tidak berani bercerita, dia takut di anggap berhalusinasi yang terpenting saat ini dia selamat...

Setelah kejadian, Nathan hanya mengamati Iren dari jarak jauh...

Dia mengamati setiap pegerakan orang orang di sana..

Dia bisa membaca semua pikiran orang orang itu, dan dia lihat tidak ada yang macam macam..

Namun cukup ada kejanggalan, kenapa ada mobil yang bekecepatan tinggi di area parkir sekitaran kampus pula...

Nathan merubah kembali jadi manusia biasa, dan dia berjalan ke TKP...

Dia mengamati dengan seksama sekitaran mobil dengan berpura pura terkejut.

"Loe ga apa apa?" tanya Nathan ke Iren.

"Ga apa apa kok, cuma kaget aja" jawab Iren.

"Sukurlah" kata Nathan sembari memegang mobil yang akan menabrak Iren itu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi..

Nanthan tahu, ini memang di sengaja oleh seseorang dan Nathan tahu siapa orang tersebut..

Namun untuk saat ini dia tidak berani bertindak karena tidak ada cukup bukti bahkan cctv area parkir mati..

Entah kenapa Nathan semakin peduli terhadap Iren, padahal ini baru kali pertama dia bertemu..

Ini yang masih Nathan pikirkan dan akan cari tau, namun dia tetap harus waspada...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!