NovelToon NovelToon

My Girlfriend ALIEN

MGA - Awal Mula

Spin off dari Hot Daddy and Five Sons

Cerita Naku dan Blue

BLURB

Naku yang seorang anak genius dari dulu begitu terobsesi memanggil Alien ke bumi, ratusan penelitian yang dia lakukan berujung kegagalan.

Hingga suatu hari tanpa dia sadari, alat pemanggil Alien yang dia ciptakan mendapat respon dari Planet Bulbul.

Para Alien disana menugaskan salah satu Alien untuk pergi mencari sumber sinyal itu. Dan ternyata sinyal itu dari Bumi.

Alien itu pergi ke bumi dan saat sampai hal tak terduga terjadi pada dirinya.

Kalung yang fungsinya sebagai remote control untuk memanggil pesawatnya kembali telah dicuri.

Bagaimana dia menjalani kehidupan di bumi yang tidak dia mengerti?

NB : Sebelum bertemu dengan Naku nulisnya Alien dulu soalnya dia belum punya nama.

Aliennya seperti manusia hanya saja telinganya panjang seperti bangsa elif/peri.

Alien ini di planetnya sana gak pake baju ya alias telanjang bulat dan mereka berkomunikasi hanya melalui pikiran.

Bagaimana kehidupan Alien yang terdampar di bumi ini selanjutnya?

*****

"Bos! Bos!"

Panggil Veronica saat Naku tertidur lagi di Labnya. Naku langsung terbangun mendengar panggilan dari Veronica.

Veronica adalah teknologi kecerdasan buatan ala Naku, jadi seperti program komputer yang canggih bahkan kita bisa berbicara padanya.

Naku menghela nafasnya panjang dan mengusap wajahnya kasar. Dia melihat layar komputer canggihnya yang mana memperlihatkan ruang angkasa disana.

"Sepertinya aku harus menyerah," gumamnya. "Mungkin Alien itu memang tidak ada!"

Tapi sebelum itu, Naku ingin melakukan penelitian yang terakhir kalinya.

Lalu Naku meraih papan yang dia jadikan hitungan ke berapa dia melakukan riset Aliennya. Dia menghapus angka itu lalu menggantinya dengan yang baru.

"Veronica, nyalakan kameranya!" perintahnya.

Dan sebuah robot kecil bergerak mendekatinya lalu merekamnya.

Naku berdiri dengan wajah lelahnya sambil membawa papan yang dia tulis sebelumnya.

"Oke, kembali lagi ke penelitian ke 921! Kita akan mulai sekarang!"

Naku menyalakan alatnya dan memutar-mutarnya untuk mengirim sinyal ke ruang angkasa yang sudah dia sambungkan ke satelit ruang angkasa.

Gelombang dialatnya tampak menunjukkan gelombang yang stabil tidak ada lonjakan apapun artinya tidak mendapat respon apapun dari ruang angkasa sana.

"Mungkin ini hanya obsesi gilaku," gumam Naku lagi. "Matikan semuanya Veronica!" perintahnya frustasi.

Tanpa dia sadari sebenarnya sinyal itu ditangkap oleh salah satu planet.

*****

6 bulan kemudian

Sebuah pesawat dari ruang angkasa mendarat tepat di tengah lapangan sepak bola di sebuah stadion waktu tengah malam setelah menempuh perjalanan berbulan-bulan lamanya. Akhirnya pesawat itu sampai dimana sebelumnya mencari sinyal pemanggil yang ditangkap oleh planetnya.

Seorang Alien turun dari pesawat itu, tubuhnya seperti wanita di bumi pada umumnya parasnya sangat cantik tapi mungkin telinganya yang runcing dan panjang sebagai pertanda kalau dia bukan makhluk bumi.

Dan jangan lupakan saat ini dia tengah bertelanjang bulat karena di planetnya dia hidup seperti itu. Alien itu memakai sebuah kalung yang fungsinya sebagai remote control untuk pesawatnya.

Dia mengusap kalung bulat berwarna hijau safir itu dan pesawatnya segera pergi dari stadion sepak bola disana. Pesawat itu akan datang jika dia memberi kode pada kalungnya.

Seorang penjaga stadion mendengar ada suara bising sontak berkeliling stadion dan alangkah terkejutnya dia mendapati seorang wanita telanjang bugil di tengah lapangan.

"Kau siapa?" tanyanya saat mendekat.

Alien itu hanya menatap penjaga wanita itu sambil menelisik tubuhnya yang sama seperti dirinya hanya saja dia terbungkus sesuatu. Apa itu? (maksudnya penjaga itu memakai baju, dan si Alien bingung kenapa tidak telanjang seperti dirinya)

Penjaga yang terus dipandangi seperti itu sontak merasa ketakutan tapi fokusnya tertuju pada kalung yang dipakai Alien itu. Dia pun menariknya dan membawanya kabur, tentu saja membuat Alien mengejarnya.

Tapi karena kalah cepat, Alien kehilangan penjaga stadion itu.

Alien bingung bagaimana caranya kembali ke planetnya jika kalungnya tidak ada.

Akhirnya dia terus berjalan menyelusuri jalan sepi disana hingga menemukan sesuatu yang membuatnya bingung lagi yaitu sebuah benda kotak yang bergoyang. (maksudnya mobil bergoyang)

Sontak dia mendekatinya dan mendengar suara-suara yang sangat asing baginya.

"Akhhhh... Akhhh.... "

Alien semakin penasaran, dia mengintip dan melihat sepasang manusia lawan jenis tengah bergoyang didalam sana.

"Apa yang kedua manusia bumi itu lakukan?" batinnya.

MGA - Blue Wizard

Seminggu berlalu, Alien mulai beradaptasi. Dia sekarang tahu jika dibumi ada dua jenis manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Sementara di planetnya sana hanya ada satu jenis seperti dirinya saja.

Sekarang dia sudah memakai baju yang dia dapatkan dari mobil bergoyang. Ternyata jika ingin hidup dibumi itu harus memakai baju.

Dan jika mau makan, dia harus mengemis dulu setelah melihat orang-orang di pinggir jalan dan menirunya. Dia baru tahu jika dibumi membeli makan itu harus memakai uang.

Alien saat ini sedang memakai baju kemeja yang kebesaran yang dia dapatkan dari mobil bergoyang, dia berjalan tanpa alas kaki kesana kemari ingin mencari makan. Dikantongnya ada uang recehan 2ribuan yang dia dapatkan dari mengemis sebelumnya. Dia mendatangi sebuah warung dan memperlihatkan uang 2ribunya.

Pemilik warung yang melihat itu bingung, ada wanita cantik yang datang dengan memprihatinkan dan memberinya uang 2ribu.

"Harga nasi bungkusnya perporsi 10ribu, uangnya kurang!" ucapnya.

Alien tidak mengerti, dia tetap berusaha menyorongkan uangnya. Akhirnya pemilik warung kasihan, dia pikir wanita cantik itu memiliki kelainan jiwa apalagi melihat telinga panjangnya.

"Ini kamu makan aja gak usah bayar!" ucapnya sambil memberikan satu nasi bungkus.

Alien dengan cepat mengambilnya, dia membuka nasi itu dan menaruhnya di lantai setelah itu dia menungging dan memakannya langsung dengan mulutnya tanpa memakai tangan yang dia contoh dari kucing yang makan di pinggir jalan.

"Ya ampun, itu makannya kok gitu," ucap salah satu pengunjung warung.

Yang pada akhirnya dia jadi bahan omongan dan tertawaan disana. Alien hanya bisa memandangi mereka yang menertawakannya. Dan sedetik kemudian dia juga ikut tertawa bersama mereka sontak membuat mereka takut karena tawa Alien yang dibuat-buat itu.

"Pergi! Pergi!"

Alien diusir dari warung itu, dia berjalan lagi menyusuri jalanan. Sesekali dia mengadah ke langit karena ingin pulang. Dia tidak mengerti cara hidup di bumi, di planetnya dia tidak bicara dengan satu sama lain mereka bicara hanya melalui pikiran tapi di bumi semua orang bicara memakai mulut. Untuk itu, Alien bertekad belajar bahasa bumi. Dia cukup memegang tangan seseorang agar dia bisa mentransfer bahasa manusia itu pada dirinya.

Tapi setiap orang yang dia jumpai dan dia pegang tangannya langsung berlari ketakutan.

Saat malam hari dia selalu kembali ke stadion lapangan sepak bola berharap bertemu dengan penjaga stadion yang mengambil kalungnya. Tapi sayang selama seminggu ini dia tidak bertemu dengannya lagi dan Alien selalu tidur di tengah lapangan bola sana sambil melihat langit di malam hari dan hawa dingin menjadi teman tidurnya.

Jika di planetnya dia bertelanjang bugil tidak merasakan apapun tapi jika di bumi tubuhnya mengikuti normalnya manusia bumi.

Malam ini, Alien bertekad akan memegang tangan siapapun agar dia bisa bicara. Dia tidak ingin terus-terusan begini. Dia ingin mencari kalungnya dan kembali ke planetnya. Alien kembali menyusuri jalanan dan mencari mobil bergoyang karena ingin mengganti bajunya.

Kali ini dia mendapat baju wanita yang seksi, dengan kaki telanjangnya dia berjalan menyusuri malamnya Ibukota.

Hingga dia melihat segerombolan pria dan menghampirinya, Alien meraih tangan salah satu tangan pria itu bersiap mentransfer bahasanya tapi pria itu menyalah artikan jika Alien ingin menggodanya.

"Wah, cantik banget," ucapnya.

Dan teman-temannya yang lain juga ikut merasa kagum. "Mangsa itu, Bro!"

Yah, ternyata mereka sekelompok preman yang suka melakukan tindakan kriminal.

Mereka membawa Alien ke sebuah bangunan tua yang terbengkalai.

"Ayo siapa yang duluan," ucap mereka.

*****

Para preman itu, sudah sangat bernafsu melihat Alien yang memakai baju seksi. Dan anehnya Alien tidak melawan hanya diam saja. Yang membuat mereka berfikir jika Alien adalah wanita malam.

"Ayo sayang, kita bermain," ucap salah satunya yang mendapat giliran pertama.

Alien diam saja sampai pria itu membuka celananya dan memperlihatkan alat perangnya membuat Alien terlonjak, dia langsung mengingat mobil bergoyang yang sering dia lihat dan senjata itu yang membuat wanita berteriak kesakitan.

Oleh karena itu, Alien langsung menendang senjata itu dengan sekuat tenaga lalu berlari meninggalkan tempat itu membuat preman lainnya mengejarnya.

"Jangan lari! Ja*lang sialan!"

Alien terus berlari dan saat melihat ada sebuah club malam dia mengikuti gerombolan wanita yang saat itu masuk kesana.

Alien menatap takjub saat masuk kedalam melihat lampu yang berkelap kelip dengan musik DJ yang memekik ditelinganya.

Dan para preman sebelumnya juga mengikutinya masuk kedalam, membuat Alien berlari dan bersembunyi di salah satu ruangan. Dengan nafas terengah dia menutup pintu dan saat membalik badannya alangkah terkejutnya ternyata disana ada seorang wanita berbadan besar dan para anak buahnya sedang menatapnya.

"Siapa kau, hah! Beraninya masuk kesini!" bentak wanita berbadan besar yang notabene adalah seorang mucikari.

Dia mendekati Alien dan meneliti tubuh Alien dengan seksama. Senyumnya merekah karena melihat tubuh Alien yang begitu sempurna.

"Siapa namamu?" tanyanya.

Alien tidak menjawab karena tidak mengerti dengan bahasanya. Yang mana membuat sang mucikari merasa keheranan sepertinya wanita yang ada di depannya ini memang memiliki kelainan dengan bukti telinganya beda dari yang lain.

Sang mucikari tampak gusar melihat Alien yang hanya diam saja. Dan sedetik kemudian tangan mucikari itu dipegang oleh Alien dan Alien langsung mentransfer bahasa pada dirinya. Alien memejamkan matanya menyerap semua bahasa yang mucikari itu kuasai.

Beruntung mucikari tidak menjauhkan tangannya karena proses itu memakan waktu yang lama. Hingga beberapa jam kemudian, Alien membuka matanya dan melepas tangan mucikari. Sementara mucikari itu ternyata tertidur saat proses transfer berlangsung.

"Bububababibubabu... " Alien mulai berbicara. "Aku bisa bicara!" pekiknya.

Lalu Alien membangunkan mucikari yang tertidur. "Bangun, babi guling!" ucapnya dengan menepuk-nepuk pipinya.

Mucikari itu terbangun. "Apa sebenarnya yang kau lakukan padaku? Aku begitu mengantuk!"

"Aku bisa bicara, apa kau dengar?"

"Ck, ternyata kau wanita gila! Cepat keluar sana! Aku membebaskanmu!"

"Kalungku dicuri, dimana aku harus mencarinya?" tanya Alien kemudian.

"Kau pikir aku seorang cenayang! Sana ke kantor polisi!"

"Kantor polisi?" gumam Alien.

Akhirnya Alien keluar dari club malam itu dan mencari kantor polisi. Dia berkeliling sampai menemukan kantor polisi di ujung jalan.

Alien segera masuk dan mencari kalungnya. "Dimana kalungku?" tanyanya pada salah satu polisi yang berjaga malam.

"Kalung apa?"

"Katanya kalau ingin mencari kalungku ada di kantor polisi!"

Polisi itu mengernyit dan melihat penampilan Alien dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Duduklah! Dan ceritakan apa yang terjadi?"

"Kalungku dicuri dan aku ingin mengambilnya disini!" jelas Alien.

"Tunggu dulu! Jadi anda ingin melakukan laporan kehilangan?"

Alien mengangguk walaupun tidak mengerti. "Jadi dimana kalungku?"

"Dengan siapa? biar saya proses laporannya!" ucap polisi yang bersiap mengetik di layar komputernya.

"Maksudnya?" tanya Alien tidak mengerti.

"Nama anda siapa?"

"Nama?" gumam Alien dengan menyelusuri bahasa yang dia dapatkan dari mucikari sebelumnya. Hingga dia menemukan satu nama yang menurutnya cocok untuknya.

"Namaku Blue Wizard!" ucap Alien mantap.

Polisi itu langsung menelan salivanya kasar. "Jadi namamu itu obat perangsang?"

MGA - Pertemuan

Setelah lepas dari penelitian Aliennya, Naku menjalani kehidupan yang normal. Dia jarang begadang dan bolos sekolah lagi. Satu semester ini, dia menjadi anak yang teladan. Tinggal satu semester lagi, setelah itu dia akan pergi ke California untuk bergabung bersama Profesor Maxton disana.

"Naku, bagaimana cara mengerjakan soal nomor 20? Aku sudah memakai rumus a log b \= c tapi masih tidak bisa!" tanya salah satu teman perempuan satu kelasnya.

Naku berada di kelas XII IPA-2 dimana dikelas itu berkumpulnya anak yang IQnya tinggi. Ini bukan pertama kalinya dia mendapat pertanyaan konyol begitu pasti anak perempuan itu ingin dekat dengannya. Secara Naku begitu menutup diri dari yang namanya perempuan jadi membuat mereka penasaran.

Melihat Bima dan Juna yang begitu menyayangi pasangannya, mereka pikir Naku akan seperti itu juga.

"I don't want to waste time with this bullshit artinya ENYAHLAH!" ketus Naku.

Begitulah Naku, selalu bersikap dingin pada gadis-gadis yang ingin mendekatinya.

Jam pulang sekolah, Naku menunggu Dewa di parkiran sekolah. Kalau Bima dan Juna suka memakai motor lain hal dengan Naku yang memakai mobil untuk bersekolah dan dia selalu bersama Dewa.

"Ck, dimana itu si tukang boker!" decaknya kesal saat Dewa tak kunjung datang.

Hingga sedetik kemudian, dia mendapat pesan di ponselnya.

Bang, aku mau beli alat lukis dulu jadi pulanglah duluan!

Begitulah pesan dari Dewa, pada akhirnya Naku sendirian mengendarai mobilnya pulang ke mansion.

Saat lampu merah, Naku menyetopkan mobilnya sejenak. Dia bermain ponsel sambil menunggu lampu hijau menyala tapi sejurus kemudian kaca mobilnya di ketuk yang mana membuatnya menoleh dan membuka kaca mobilnya.

Matanya membulat melihat ada wanita begitu cantik berdiri disana tapi fokusnya buyar saat melihat penampilan wanita itu yang memakai baju compang camping.

Wanita itu yang tak lain adalah Alien yang menamai dirinya sebagai Blue Wizard itu menyorongkan sebuah selebaran padanya.

"Jangan lupa menghubungiku jika menemukannya!" ucap Blue.

Naku menerima selebaran itu dan membacanya dengan seksama yang bertuliskan dicari dengan gambar kalung dan bertuliskan alamat kantor polisi yang dituju Blue sebelumnya.

Jadi, karena merasa iba pada Blue kantor polisi setempat membuatkan ilustrasi kalung yang dimaksud Blue sebelumnya mereka membuat selebaran dan menyuruh Blue untuk membagikannya di jalanan.

Polisi tidak bisa berbuat banyak karena pada kenyataannya Blue tidak memiliki KTP atau identitas lainnya. Mereka pikir Blue itu salah satu orang berkebutuhan khusus yang dibuang keluarganya. Mereka membantu berharap Blue bisa menemukan keluarganya kembali melalui kalung yang dia cari.

"Apa ini?" gumam Naku.

Bersamaan dengan itu, lampu hijau menyala. Naku segera menginjak gas mobilnya lagi tapi karena penasaran dengan Blue, dia menepikan mobilnya dan mencari Blue berada.

Naku turun dari mobilnya dan matanya terus menelisik mencari sosok wanita yang membuatnya penasaran itu.

Hingga dia menemukan Blue yang sedang duduk dengan para pengemis jalanan.

Awalnya Naku sangat iba melihat keadaan Blue yang seperti itu hingga sedetik kemudian dia terkejut dengan apa yang dilakukan Blue. Ternyata Blue mengambil uang para pengemis jalanan itu.

"Sebenarnya siapa dia?" gumamnya.

*****

"Kenapa kau mengambil uangnya?" tegur Naku saat mendekati Blue di tempatnya.

Naku tidak habis pikir kenapa Blue bisa mengambil uang dari pengemis yang mengalami tuna netra.

"Aku lapar dan aku ingin makan," jawab Blue dengan santainya.

"Tapi jangan mengambil uangnya!" tegas Naku.

"Ini cara mudah untuk mendapatkan uang!" jawab Blue lagi.

"Itu namanya mencuri jadi kembalikan cepat! Aku akan memberimu makan!" ucap Naku dengan merampas uang ditangan Blue lalu mengembalikan ke para pengemis yang sebelumnya Blue ambil tak lupa Naku juga melebihkan uangnya.

Lalu Naku kembali pada Blue sebelum itu fokusnya teralihkan dengan kaki Blue yang tanpa alas kaki dan penuh luka.

"Ayo, ikut aku!" ajak Naku dengan menggandeng tangan Blue untuk masuk kedalam mobilnya.

Blue tampak ragu saat naik ke mobil Naku, bayangan mobil bergoyang itu terlintas dipikirannya. Dia pikir Naku akan melakukan hal itu padanya.

"Ayo masuk!" ucap Naku dengan membuka pintu mobilnya.

Akhirnya Blue menurut yang terpenting dipikirannya adalah makanan.

Saat sudah masuk kedalam tanpa rasa malu sedikitpun Blue menanggalkan baju yang melekat pada dirinya hingga dia telanjang bulat. Yang mana membuat Naku syok melihat apa yang dilakukan wanita itu.

"Apa yang kau lakukan!" pekik Naku.

"Bukankah kita akan melakukannya?" tanya Blue dengan santainya.

"Melakukan apa?" tanya Naku gugup.

"Hal yang manusia bumi lakukan!" jawab Blue dengan mendekati Naku dan tanpa ragu dia naik ke perut Naku sama persis seperti yang dia lihat di mobil bergoyang.

"Oh my God! Aku masih remaja, tahun ini umurku masih 18 tahun! Aku tidak mungkin melakukannya!" tolak Naku dengan lantang.

Mendengar itu, Blue semakin heran. "Apa melakukan hal itu harus ada aturannya?"

"Tentu saja!"

Naku berusaha menjauhkan Blue dari tubuhnya lalu mengambil jaket hodienya dan menyuruh Blue memakainya.

"Pakailah!" perintahnya.

Setelah itu, Naku membawa Blue ke mall karena ingin membelikan baju yang layak untuk Blue pakai. Tapi sebelumnya saat turun dari mobil, Naku membersihkan kaki Blue dengan air mineral lalu menyuruhnya memakai sepatu miliknya yang ada di mobilnya.

"Akhh... sakit!" keluh Blue saat Naku berusaha memakaikan sepatu miliknya dan pada saat itu mengenai luka di sekujur telapak kaki Blue.

"Nanti kita beli obat sekalian untuk mengobati lukamu, sekarang kita beli baju dan makan terlebih dahulu," ucap Naku dengan menggandeng tangan Blue masuk kedalam mall.

Saat naik eskalator Blue begitu ketakutan dan berteriak yang mana membuat Naku menggendong wanita itu sampai naik keatas.

"Bisakah aku mendapat makan dulu?" tanya Blue yang masih di gendongan Naku.

"Baiklah!" jawab Naku.

Naku membawa Blue ke salah satu resto Jepang yang ada di mall itu.

Saat makanan datang, Naku semakin syok melihat cara makan Blue yang ekstrim. Dia naik keatas meja dengan menunggingkan badannya dan akan memakan shabu-shabu yang mendidih diatas kompor tanpa menggunakan sendok.

"Hentikan! Apa kau gila!" pekik Naku dan berusaha mendudukkan tubuh Blue di kursi lagi.

"Aku lapar! Aku tidak pernah merasakan lapar sebelumnya! Datang ke bumi membuat tubuhku menjadi makhluk bumi juga!" ucap Blue lirih.

"Bumi? Bumi? kenapa kau selalu berkata seperti itu. Bukankah kita memang hidup di bumi?" tanya Naku semakin keheranan.

Blue mendekati Naku lalu berbisik padanya. "Sebenarnya aku bukan makhluk bumi!"

"A-apa maksudmu?"

"Aku seorang Alien!"

"What the fu*ck!" pekik Naku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!