NovelToon NovelToon

CINTAMU MEMBAWAKU PULANG

Eps.01

Cinta bisa membuat sumber kekuatan sekaligus kelemahan,untuk itu mencintai lah dengan sewajarnya karena pada dasarnya cinta pada sang pencipta lebih utama.

Perkenalan tokoh.

Lina anggreani syahputri (26thn) biasa disapa Lina seorang gadis yang cantik dan ceria berasal dari keluarga sederhana merupakan anak bungsu dari empat bersaudara sejak masih berusia 12 tahun Lina sudah menjadi yatim.

Reza Mahardika seorang pemuda tampan berusia 33 tahun jatuh cinta saat pertama melihat Lina disebuah acara pernikahan seorang teman dan sejak saat itu Reza mulai mendekati Lina melalui sahabatnya yang bernama Murni.

Bagas dirgantara adalah pria yang merupakan cinta pertama bagi Lina mereka berteman sejak masih kecil, hingga dewasa pun Lina tetap memendam cinta buat Bagas.

Ibu Lina yang menginginkan agar putrinya segera menikah melihat Reza pertama kali langsung berniat menjadikan Reza sebagai menantu Lina yang masih mencintai Bagas bahkan berharap kembali bisa berjumpa dengan pujaan hatinya itu awalnya menolak keinginan sang ibu namun karena desakan sang ibu dan tidak ingin menjadi anak durhaka dengan sangat terpaksa menikah dengan Reza lelaki yang baru beberapa bulan dikenalnya.

Reza memang mencintai Lina namun karena sifat Reza yang patuh pada kedua orangtuanya membuat Reza mengikuti setiap perkataan sang ibu sehingga melupakan tugasnya sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga.

Merasa tak dianggap Lina sangat bersedih namun ia mencoba untuk bertahan demi sang ibu dengan seiring berjalannya waktu Lina dan Bagas akhirnya bertemu kembali dan menjalin kasih disaat keduanya telah mempunyai pasangan masing - masing.

(Warning untuk 18+) hai readers mampir yuk dinovel perdanaku, author mengharap support,like,dan vote dan jangan lupa dengan meninggalkan jejak,1 like membuat author lebih semangat☺️

Sepulang dari kerja aku segera pulang kerumah cuaca sangat tidak bersahabat hari ini,dari siang tadi hujan turun sangat deras,aku membatalkan kan janji dengan sahabat - sahabatku untuk nongkrong bareng seperti biasanya yang sering kami lakukan pada saat weekend,malam belum begitu larut ditambah dengan cuaca yang dingin aku berniat untuk segera tidur saja malam ini.

Aku merebahkan tubuhku dan mulai memejamkan mata,sudah hampir 1 jam aku tak kunjung bisa tertidur,tiba-tiba aku mendengar perutku berbunyi keroncongan ternyata cacing di perutku pada protes.

Dengan langkah malas aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju dapur.

Kulihat tidak ada makanan yang tersedia dimeja makan,aku menepuk keningku aku baru ingat sepulang kerja tadi aku tidak memasak satu makanan pun untuk makan malam ,aku saat itu benar - benar lupa bahwa ibuku sedang menginap di rumah kakakku.

Aku menoleh kearah jam dinding sekarang sudah pukul 9 malam "pantas saja cacing - cacing pada protes ternyata aku melupakan makan malam" bathinku

Aku takut bakal tidak bisa tidur dengan perut kosong,aku kembali kekamar mengambil sweater dan meraih kontak motor ku.

Aku menuju tempat usaha kuliner milik sahabatku,sahabatku itu jago dalam urusan masak memasak tak heran jika restoran murni selalu ramai pengunjungnya.

Tidak membutuhkan waktu lama aku sudah tiba di restoran milik Murni,aku memarkirkan motor sembarangan malam ini aku benar-benar sangat lapar.

"Hai Lin" sendirian aja nih" tanya Murni kepadaku

"Menurutmu apakah aku tampak bersama seseorang?" aku balik bertanya Murni tersenyum mencibir.

Aku langsung memesan menu makanan sesuai selera,tak butuh waktu lama Murni telah siap menghidangkan makanan di meja, akupun segera menikmati makan malamku .

Dimeja lain telah duduk dua orang pengunjung pria bertubuh ideal,salah satunya memberi isyarat pada Murni,Murni segera melangkah mendekat kepada kedua pemuda tersebut dengan wajah yang cemberut,pemuda yang memanggil Murni tadi lantas mengulurkan beberapa lembar uang kepada Murni.

Entah apa yang terjadi tiba-tiba Murni terlibat pertengkaran dengan pemuda tersebut tapi tampak dari percakapan antara murni dan pemuda tadi aku bisa tahu bahwa mereka saling kenal sebelumnya,pemuda itu mendorong tubuh Murni,melihat tindakan kasar pemuda itu aku segera menghampiri keduanya beruntung aku berhasil menghentikan pertengkaran antara Murni dan pemuda itu.

Sementara salah satu pemuda itu hanya diam tak bergeming tak lama kemudian mereka berlalu pergi meninggalkan Murni yang masih kesal.

"Pacarmu Mur?" ucapku bertanya pada sahabatku itu namun Murni terkesan enggan untuk menjawabnya aku memahami karakter Murni yang sangat tertutup jika sudah menyangkut urusan pria,tampa berniat menunggu jawaban Murni aku pun segera berlalu dan berpamitan pada Murni karena malam pun hampir larut.

\#\#\#\#\#\#\#

Bersambung.

Terus dukung ya🤗 dan maaf jika kalimatnya masih banyak berantakan jangan lupa ditunggu saran dan kritikannya🙏

Eps.02

Sinar matahari pagi menerobos masuk lewat sela-sela kamarku,cahaya sinarnya membuat aku terbangun dan membuka mataku dengan sangat berat.

Sengaja aku bangun siang karna hari ini hari libur,kubuka ponselku jam menunjukkan pukul 8 pagi akupun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Selesai mandi kurapikan tempat tidurku dan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi dan segelas kopi hangat.

Setelah menghabiskan sarapan pagi,aku kembali kedalam kamar dengan membawa segelas kopi hangat yang tersisa,aku selalu menghabiskan waktu liburku dirumah.

Ku raih ponselku untuk melihat pesan atau panggilan yang masuk hari ini,ternyata tidak ada satu pesan penting,hanya pesan chat dari group WhatsApp yang mengingatkan hari resepsi pernikahan Shintia.

Aku menarik napas dalam, entah mengapa aku selalu tidak suka dengan acara seperti ini namun sampai detik ini aku belum mempunyai alasan yang tepat agar aku tidak perlu hadir di acara pernikahan Shintia nanti.

Aku kembali meletakkan ponsel dan merebahkan tubuhku di sofa yang berada di kamarku,terdengar suara bel yang berbunyi.

"Syukurlah akhirnya ibu sudah pulang,aku tak perlu lagi repot-repot untuk sekedar menyiapkan sarapan pagi"bathinku

Aku senyum-senyum sendiri sambil beranjak dari sofa ku melangkah berjalan menuju keruang tamu,aku segera memutar kenop pintu dan membuka pintu dengan lebar,aku begitu terkejut saat melihat orang yang sedang berdiri di hadapanku ternyata bukan ibuku melainkan seorang pria tampan dengan tubuh atletis.

"Assalamualaikum" sapa pria tersebut tersenyum ramah.

"Waalaikumsalam" balasku dengan sedikit gugup dan mencoba untuk mengingat-ingat, sepertinya aku pernah melihat pria yang sekarang sedang berada tepat di depanku ini sebelumnya.

Aku mempersilakan tamu tersebut duduk di teras depan rumahku.

Setelah duduk pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Reza dan sedang mencari alamat teman kantornya.

"Maaf mbak jika kehadiran saya mengganggu,apakah mbak mengetahui alamat bapak Handoko Sucipto?" kebetulan beliau tinggal di sekitar sini" ujar Reza bertanya kepadaku.

Akupun seketika mulai ingat bahwa pria yang berada di hadapanku sekarang ini adalah teman pemuda yang bertengkar dengan Murni malam tadi,setelah aku ingat akan pria yang mengaku bernama Reza tersebut membuat aku tidak mempercayai ucapannya barusan,aku yakin Reza sedang berbohong dan akhirnya aku berniat mengerjai balik Reza.

"Oh benar Handoko itu yang tinggal diujung gang ini,Handoko itu adalah putra pertama dari pak RT,bagaimana jika aku antar kan kamu kesana agar tidak tersesat kebetulan aku juga sedang ada urusan.

"Ti...tidak usah repot- repot mbak, biar saya saja sendirian kesana" ucap Reza tampak gugup.

"Tidak repot kok,kebetulan saya juga sedang ada urusan hendak keluar jadi sekalian saja" ujarku tersenyum smirk.

"Bolehkah saya meminjam ponselnya mbak,karna ponselku sedang lowbat,aku ingin sekedar memastikan apakah temanku itu sedang berada dirumah" ujar Reza

Walau berat aku terpaksa meminjamkan ponsel ku kepada Reza,Reza medial nomor seseorang namun tidak terdengar olehku balasan dari nomor yang Reza tuju,setelah itu Rezapun mengembalikan ponsel milikku dan segera berpamitan.

Akhirnya aku bisa bernapas lega karna aku telah berhasil membuat Reza segera enyah dari rumahku,setelah Reza berpamitan aku teringat pada Murni,Murni pasti tau siapa Reza dan apa niat sebenarnya ia berkunjung ke rumahku.

Aku medial nomor Murni dan segera menghubunginya tak selang berapa saat terdengar suara Murni dari seberang sana.

"Wah tumben jam segini menelpon Lin " ujar Murni kepadaku.

"Nggak usah berpura-pura tidak tahu lu Mur lu pasti tahu maksud dan tujuanku menelepon,apakah selain hobi masak sekarang lu juga jadi hobi membuat sahabatmu ini susah" jawabku kesal.

"Gue bikin lu susah,emang susah kenapa?" dan apa yang sudah gue perbuat terhadap lu Lin" ujar Murni malah balik bertanya membuat aku semakin kesal.

"Siapa Reza itu Mur dan apa alasan lu memberikan alamat rumah gue pada Reza"sarkas ku

"What?" jadi Reza beneran nekad kerumahmu Lin?"

" Alah jangan sok kaget lu Mur"

"Lu ingat nggak sih Lin gue sering menyampaikan salam dari seseorang?"

"Nggak usah berbelit- belit Mur,to the point aja ke inti permasalahannya"

"Jangan sewot dong cantik main langsung-langsung aja kayaknya ngebet banget lu ya pengen tau,jadi gini Lin,lu ingatkan 2 bulan yang lalu saat acara pernikahan kakak gue, gue mengenalkan lu dengan seseorang?" nah orang itu adalah Reza,dan setelah itu Reza sering titip salam buat lu tapi lu nggak pernah menanggapi salam dari Reza dan tidak mau tau siapa yang sedang titip salam bahkan lu sengaja mengalihkan topik pembicaraan kita saat itu,dan tadi malam Reza menelpon gue menanyakan alamat rumah lu,karena niat Reza serius sama lu gua kasih alamat lu Lin,untuk itu gua minta maaf dengan lu Lin tapi lu jangan khawatir Lin Reza baik orangnya karna gue sudah berteman dengan Reza dari kecil dan Rezapun adalah tetanggaku Lin"ujar Murni menerangkan kepadaku.

"Hmmm tapi seharusnya lu tidak perlu sampai memberikan alamat rumah gue Mur jujur Gue nggak suka dengan cara lu"

"Baik gue ngaku salah sekali lagi gue minta maaf oke please maafin gue dong Lin"

"Lihat nanti apakah lu pantas untuk dimaafkan Mur"

"Segitunyakah Lin?" oiya gimana kalau gue traktir lu makan siang hari ini?$

"Lu sedang mencoba nyogok gua Mur?" tapi jujur gue tertarik dengan tawaran lu Mur,gua bisa mengirit pengeluaran,dan setidaknya gue nggak perlu repot masak siang ini.

"Tepatnya tanda permohonan maaf gue ke lu Lin"

"Maaf sepertinya aku berubah pikiran Mur gua tidak tertarik Mur, jika hanya siang lu traktirnya karena hanya buang waktu toh malam harinya gua juga mesti repot untuk masak makan malam lain halnya jika sampai makan malam gue bisa mempertimbangkan"

"Bus***,lu mencoba memanfaatkan kesempatan di atas semua rasa bersalah gue ke lu Lin?"

"Hahaha terserah sih itupun kalau lu mau kalau nggak ya gapapa,bagi gue nggak ada masalah"

"******** Lin sama sahabat sendiri lu tega"but ok no problem" gue setuju asal lu bahagia Lin"

"Eits,masih ada lagi syarat yang lain"

"Jangan bercanda lu Lin,lu tidak sedang berpikir membuat gue bangkrut bukan?"apa itu syaratnya" tanya Murni penasaran

"Hmmm apa ya sebaiknya?

"Lina jangan buat jantung gue kumat lagi ni " ujar Murni

Aku tertawa geli mendengar ucapan murni barusan tapi setidaknya aku merasa beruntung dapat makan gratis dan aku tidak perlu bersusah payah repot - repot untuk memasak hehehe.

"Traktir makan siang dan malam tampa ada Reza"

"Oke deal" ujar Murni dan segera memutuskan sambungan teleponnya.

#######

jangan lupa like dan votenya ya....terimakasih

Eps.03

Sudah 3 hari ini aku direpotkan dengan urusan pekerjaan rumah,tapi hari ini aku merasa lega mulai besok aku bakal terlepas dari masalah tersebut,karena 5 menit yang lalu mbak lidia memberitahuku melalui pesan chat bahwa ibu akan pulang sore ini.

Sepulang kerja aku tidak langsung pulang kerumah,aku harus mampir kerumah kakakku untuk menjemput ibu terlebih dahulu.

Mas Bram ada pekerjaan yang harus segera beliau selesaikan sehingga tidak bisa untuk mengantarkan ibu pulang.

Saat aku sampai dirumah kakakku.Lidia,ibu dan kakakku sedang asik mengobrol diteras belakang rumah.

Keponakan ku Noval yang masih berumur 5 tahun segera berlari menghambur memelukku ketika melihat kehadiranku,dengan manja ia bergelayut memintaku untuk segera menggendongnya,ku cubit pipinya yang chubby Noval memasang wajah cemberut yang menggemaskan.

Ku keluarkan sebungkus coklat dari dalam saku celanaku mendadak wajahnya berubah sumringah kegirangan.

"Baru sampai Lin?" tanya mbak Lidia

"Iya mbak" jawabku singkat sementara tatapanku fokus pada keponakanku aku semangkin gemes melihat tingkah lucu keponakan ku itu,sambil membopong Noval aku memberikan tuna semur pesanan mbak Lidia

"Sesuai pesanan kan lin" tanya mbak Lidia lagi

"Pastilah mbak,emang masih ngidam ya mbak padahal udah mau lahiran juga"

"Iya Lin mbak dalam minggu ini maunya makan Ikan laut terus"

"Nggak boleh terlalu sering lho mbak karna tuna termasuk ikan laut yang mengumpulkan merkuri dalam jumlah besar,jika mengkonsumsi secara berlebihan sistem saraf bisa terganggu tentunya itu bisa menyebabkan masalah yang cukup serius buat perkembangan baby mbak"ujarku memberi saran kepada kakakku itu.

"Sok tau kamu Lin kayak yang udah pernah hamil,tapi emang udah pantas lho kamu Lin,ayo buruan dong menikah"

"Punya pacar juga nggak mbak,gimana mau menikah"

"Kamu sih terlalu banyak memilih...ingat Lin usiamu sudah menginjak 26 tahun,teman- temanmu udah pada menikah dan diantara mereka sudah mempunyai anak Lin"

"Mulai deh mbak ini,mangkanya aku tu paling malas main kemari"

"Mbak hanya sekedar mengingatkan kamu Lin"

"Benar Lin yang dikatakan mbak mu " timpal ibu.

" Mbak waktu menikah dengan mas Bram usia mbak 21 tahun bahkan mbak Eva 19 tahun Lin*

"Itu karna mbak berdua emang pada genit,masih muda udah pada kebelet kawin"

"Hustt jangan asal bicara kamu Lin jaga ucapanmu terhadap mbak mu tidak sopan namanya" ujar ibu marah.

"Udah deh jangan bahas nikah lagi nanti kalau ketemu jodohnya pada akhirnya aku nikah juga,dan itu bakal tidak lama lagi" jawabku asal.

"Benarkah Lin?" tanya ibu dan mbak Lidia secara serempak,aku mengangguk sambil tersenyum.

"Siapa pria tu Lin dan kapan kamu mengenalkannya kepada kami"

"Hmmm......pria itu masih dalam khayalanku mbak" jawabku sambil berdiri mengambil bungkusan ikan semur tuna lalu menghidangkan dimeja makan,mbak Lidia mengikuti ku dari belakang sambil mengacak rambutku.

"Nggak lucu bercandanya" ujar mbak Lidia.

"Ayo mendingan kita makan keburu dingin nggak enak nanti" ucapku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Kapan kamu sampai Lin" ucap mas Bram menyapaku

"Udah dari tadi mas"

"Segera bersih kan badanmu mas dan kita makan malam bersama" ujar mbak Lidia.

Mas Bram kemudian mengikuti titah sang istri.

Selesai mandi mas Bram pun bergabung bersama kami untuk makan malam,sementara Noval yang tadinya susah makan kini lahap saat aku yang menyuapinya.

"Wah pandai kamu membujuk noval Lin kayaknya udah sangat pantas jika kamu menikah" ucap mas Bram lagi - lagi buat aku tidak nyaman.

"Iya mas tapi sampai sekarang masalahnya lina belum juga mempunyai pacar,bagaimana jika kamu carikan jodoh buat Lina,di kantormu kan ada banyak pria lajang bukan?" timpal mbak Lina

"Betul Lin kamu belum punya pacar?" tanya mas Bram seolah tak percaya,wajahku menjadi memerah menahan malu.

"Sudah sih mas mbak Lidia aja tuh yang pengen dicarikan pacar"

Mbak Lidia dan ibu saling tatap.

"Ehem.....lina?" tegur ibu mata ibu melotot padaku aku pura-pura tak melihatnya.

"Kalau sudah begitu tunggu apa lagi Lin,ajak dong pacarmu itu ketemu kami nggak baik lama- lama pacaran Lin" imbuh mas Bram.

"Siap mas" ucapku mbak Lidia mencibir padaku ia tau aku sedang berbohong pada mas Bram.

Usai santap malam aku dan ibu berpamitan pada mbak Lidia dan mas Bram.

Hari sudah gelap ketika aku dan ibu tiba dirumah,aku langsung menuju kamar mandi membersihkan badanku yang sudah terasa sangat lengket sedari tadi,guyuran air membuat badan ku terasa nyaman.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian aku berniat untuk langsung tidur,belum sempat memejamkan mata, aku dikejutkan dengan suara ibu yang sudah berdiri tepat dibelakang ku aku membalikkan badan.

"Sudah tidur kamu Lin? tanya ibu.

"Belum bu.....emang ada apa sih bu" tanyaku menyelidik,

"Ada temanmu tuh didepan"

"Siapa bu?" tanyaku mengernyitkan alis

"Ibu lupa menanyakannya,kamu Lihat sendiri saja orangnya ada didepan tu,oiya Lin sampaikan ucapan terimakasih sekali lagi pada temanmu dari ibu ya"

"Terima kasih untuk apa bu"

"Untuk oleh-olehnya" jelas ibu sambil tersenyum.

Dengan diselimuti rasa penasaran aku segera menemui tamu tersebut.

Mataku terbelalak aku kaget tak percaya ternyata tamu itu adalah Reza.

"Hei Lin" sapa Reza

"Hei balasku tak bersemangat"

"Apakah kamu belum juga bisa menemukan alamat Handoko sucipto?"

Reza tidak menjawab pertanyaan ku ia hanya tersenyum salah tingkah sambil menggaruk kepala.

"Hmmm aku minta maaf Lin"

"Maaf!....maaf untuk apa?"

"Sebenarnya kemarin itu aku sedang tidak mecari alamat Handoko dan sebenarnya aku tidak mempunyai teman bernama Handoko" ucap Reza

"Lantas alamat siapa yang sebenarnya sedang kamu cari"

Kembali Reza menggaruk kepalanya,Reza tampak bingung.

"Sebenarnya begini Lin sebenarnya ....sudah lama aku ingin mengenalmu lebih dekat lin ta....tapi aku tidak tau bagaimana caranya"

"Maksudnya?

"Sebenarnya beberapa bulan lalu kita sudah sempat berkenalan Lin di acara pernikahan Kakak sepupu Murni"

Aku pura-pura mengingatnya lalu aku kembali pura-pura lupa.

"Benarkah?.... maaf aku tidak mengingatnya maklum saat itu ramai jadi wajar saja kalau aku lupa"jawabku asal.

Reza akhirnya mengulang cerita yang sebelumnya sudah dijelaskan Murni padaku,bagaimana awal Reza dan aku bertemu dan terakhir Reza meminta pada Murni untuk mengenalkan ku dengannya.

"Nah begitu ceritanya Lin"

"O iya aku baru ingat sekarang,ternyata itu kamu dan siapa pria bersamamu yang sedang bertengkar dengan Murni malam tadi?" tanyaku ingin tau.

"Namanya Andy ...Andy dan Murni mereka berpacaran sudah lama,Andy ketahuan selingkuh dan akhirnya Murni minta putus tapi Andy tetap mengejar Murni,Andy tidak ingin putus.

"Sudah ketahuan selingkuh tidak ingin putus dasar lelaki"

"Nggak semua lelaki lho Lin" ujar Reza membela diri.

"Ternyata Murni sudah punya pacar?" tapi kenapa aku tidak mengetahuinya dan mengapa Murni tak pernah cerita tentang Andy padaku padahal aku dan murni sudah lama berteman....dasar murni" bathinku

"Kok malah melamun Lin?...pernah punya pengalaman yang sama ya" ujar Reza menyelidik aku hanya mencibir pada Reza

Sekitar hampir 1 jam kami mengobrol ternyata Reza teman yang asik,humoris,berwawasan luas dan sangat sopan.

Pukul 10 malam Reza berpamitan untuk pulang,saat itu ibu sudah tertidur aku merasa beruntung terhindar dari pertanyaan ibu yang pastinya membahas soal pernikahan.

Aku langsung menuju kamar beberapa menit kemudian lagi-lagi aku terganggu dengan dering suara ponselku,dengan rasa kantuk yang menggelayut,kumatikan ponselku dan tertidur dengan lelap.

#####

Bantu like,vote dan comment donk

biar mangkin semangat nulisnya☺️

maaf ya klu kata-katanya tidak tersunsun rapi maklum pemula

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!