Kenya menarik tangan adiknya dan membawanya masuk menuju gudang.
"Aah... Kakak, apa yang kau lakukan?!" Jerit Ayara kesakitan.
Setelah mendorong adiknya Kenya hanya menatap dingin Ayara.
"Tetaplah berada disini, aku muak melihatmu! Kenapa? Kakek hanya selalu melihatmu, dia bahkan jarang memperdulikanku!" Sarkasnya sambil menutup pintu gudang.
Blam!!
"Kakak, tolong! Buka pintunya!"
Ayara hanya gadis yang baru berusia sembilan tahun ia Hanya bisa berteriak sambil memegang gagang pintu berusaha untuk membuka pintunya, namun sekeras apapun ia mencobanya pintu tetap tertutup karena sudah terkunci dari luar.
Ayara Wistara adalah cucu kesayangan dari Haidar Wistara yang merupakan pemilik perusahan besar di Jakarta.
Di karenakan orang tuanya yang telah meninggal ia dan kakaknya pun tinggal bersama Sang kakek lalu Karana kecemburuan kakak-nya ia hampir tewas malam itu.
"Ahhh! Tolooong ... ada kebakaran!!" Teriak seorang pelayan yang berlari melihat kobaran api dari gudang.
Kobaran api itu semakin membesar banyak pelayan yang berlari dan berusaha untuk memadamkan api akan tetapi api tak kunjung padam.
Disisi lain Ayara yang terus berteriak meminta pertolongan kini mulai kehabisan udara di karenakan asap yang semakin menebal.
"Uhuuk-uhuk." Suara batuk Ayara yang semakin melemah.
'Apa aku akan mati disini? Seperti ini? Mengapa kakak tidak datang menolongku? Apa aku akan segera menemui Ayah, dan ibu?' Pikirnya sambil menangis.
Tak habis pikir ia mengingat sikap kakaknya yang telah berubah. Dulu sangat menyayanginya pada saat orang tua mereka masih ada.
Pada saat itu terdengar suara tendangan dan ada seseorang yang berlari sambil mendobrakan pintu dari luar.
'Siapa ... Siapa di sana? ... siapapun, ku mohon tolong aku!' ratapnya tanpa mengeluarkan suara.
Brak!!
Pintu akhirnya terbuka. Ayara melihat pintu dan tangannya yang mencoba meraih sosok yang berada di hadapannya. Seseorang yang sudah berhasil mendobrak pintu itu.
Tap-tap!
Suara langkah kaki seorang pria itu segera berlari dan menggendongnya. Membawa ia keluar dari gudang yang terbakar menuju tempat yang selamat.
Sampai pemadam kebakaran pun tiba, segera mereka memadamkan kobaran api yang lebat dan dalam waktu singkat api pun berhasil di padamkan.
Saat berada di dekapan pria itu. Ia berusaha ingin melihat wajahnya namun pandangannya mulai kabur dan pingsan saat berada di pelukan pria tersebut.
Kakeknya terkejut saat melihat ternyata cucunya lah, yang berada di dalam gudang tadi tanpa pikir panjang ia segera menghampiri cucunya yang berada di gengdongan pria itu dan membawanya ke rumah sakit.
Pagi hari di rumah sakit sang kakek tidak habis pikir mengapa? Cucunya berada di gudang pada malam hari dan bagaimana bisa gudang itu terbakar?
Segera ia menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki apa yang terjadi saat itu dan mengapa bisa terjadi kebakaran di gudang kediamannya.
Setelah beberapa saat Ayara pun membuka matanya melihat kearah sekelilingnya.
ia bertanya-tanya mengapa dia berada di rumah sakit? ia pun mencoba mengingat kembali kejadian mengerikan yang ia alami malam itu yang membuat kepalanya sakit.
Alhasil ingatan tentang kejadian mengerikan tadi malam pun ia ingat dan mencoba mencari sosok yang ia cari yaitu pria yang menyelamatkannya malam itu.
Ayara pun bertanya pada kakeknya, "Kakek siapa yang menyelamat-kan, ku?" tanya Ayara dengan bingung.
*Siapakah pria yang menyelamatkan Ayara? Dan siapakah yang membakar gudang tersebut. Baca up Capter selanjutnya.
Jangan lupa berikan like dan comen, tambahkan favorit jika kalian suka. Salam manis*
Ayara bertanya pada Sang kakek, "Kakek, siapa yang menyelamatkan ku, kek?"
"Apa kau, tidak ingat kalau pamanmu, yang menggendongmu?" jawab kakeknya dengan mengelus kepala Ayara, "Saat itu? Dia juga mempertaruhkan nyawanya masuk kedalam gudang dan mencarimu disana."
Lalu, Ayara melihat kesekelilingnya, mencari sosok pamannya. Namun di sana hanya ada kakek, dan bibinya yang tengah duduk di dekatnya.
"Lalu, dimana? Paman apa dia baik-baik saja?" tanyaku karna tak melihat paman ku sejak tadi.
"Dia, mungkin berada di perusahan. Atau mungkin, dalam perjalanan kemari."
"Kakek dimana kakak, ku? " tanya-ku, yang tidak melihat sosoknya. Jujur saja aku ingin bertanya mengapa dia melakukan itu padaku.
"Mungkin, dia berada di luar. Dia tidak mungkin, berani masuk setelah mengetahui kesalahannya," ucap Kakek.
Dengan menghela nafas panjang, kakenya menjelaskan apa yang terjadi padanya, terjadi karna kecemburuan kakanya sendiri. Ya karna Kenya telah mengakui kesalahannya pada kakeknya ia mengakui, bahwa ia memang membawanya ke gudang pada saat itu.
Tapi ia tidak tau mengapa gudang itu terbakar. Antara percaya dan tidak, Kakeknya sangat kecewa atas apa yang Kenya lakukan pada adiknya sendiri.
Kakek menanyakan keadaan Ayara, "Bagaimana? Sekarang tubuhmu apa kau, merasa sakit? Apa perlu, kakek panggilkan dokter?"
"Aku, sudah merasa baikan kok, kek," jawabku dengan senyum.
"Baguslah," sahut kakek, dan bibi bersamaan.
Bibi ku, yang bernama Valda Wistara, memang selalu berada di luar negri, tepatnya berada di Eropa. Ia sudah menikah dan memiliki anak laki-laki yang masi berusia 5 tahun. Aku tidak menyangka, ia akan datang secepat ini. Setelah mengatahui keadaan ku yang sekarang.
"Bibi, bukankah Bibi, berada di luar negri?" Bibi pun berdiri sambil membantuku duduk.
"Iya, setelah aku mendengar apa yang terjadi padamu aku langsung, memesan penerbangan awal, dan segera datang kemari."
"Terimakasih, Bibi sudah datang. Aku sangat senang," ucapku dengan gembira.
"Iya, Bibi juga sangat bersyukur karna tidak terjadi sesuatu padamu."
Di luar rauangan, Kenya yang duduk di kursi terus merasa bersalah pada adiknya. Sehingga ia tidak berani masuk kedalam, karna ke egoisannya sendiri, ia hampir membuat adiknya tewas.
Beberapa saat kemudian Deon, sampai di rumah sakit. Ia berjalan bak, seorang model, berjalan menuju ruangan pasien, dan memasuki ruangan Ayara, tanpa memperdulikan kenya yang duduk di luar ruangan.
"Cklek,"
Mendengar suara pintu terbuka, membuat semua orang melihat ke arah pintu.
"Paman!!" teriak Ayara yang melihat keberadaan pamannya.
"Apa kau sudah baikan?"
Melihat keadaan Ayara yang sudah membaik membuat Deon, bernafas lega.
"Iya ... paman, tenang saja Bibi, dan Kakek mereka merawatku dengan baik," jawab Ayara dengan senyumnya yang menawan.
"Syukurlah," Deon pun merasa lega.
"Ini semua juga berkat paman. Terimakasih paman sudah menolongku."
"Tidak, masalah ini karna aku juga sudah berjanji pada Ayah dan Ibumu, untuk menjagamu," lirihnya sambil menatap Ayara.
Deon adalah anak dari keluarga Jovanka yang merupakan pemilik perusahaan terbesar saat ini. Deon menjalankan Bisnis keluarganya sejak 2 tahun yang lalu.
Waktu itu keluarganya terjadi kecelakaan. Pesawat yang di tumpangi kedua orang tuanya terjatuh karna trubulensi mengakibatkan pesawat kehilangan keseimbangan, dan cuaca pun memang kurang baik.
Tidak hanya kedua orang tua Deon saja yang berada di sana, Raymond Wistara dan istrinya adalah ayah dan ibu Ayara, berada di pesawat yang sama dengan mereka, pun ikut meninggal akibat pesawat jatuh itu.
Mengingat kejadian itu dan hubungan antara dua keluarga besar. Haidar pun menganggap Deon sebagai putranya, dan mengangkatnya sebagai anaknya, namun Deon bebas tetap memakai nama keluarganya.
Hal ini tidak di ketahui oleh Ayara, karna pada saat itu ia masih berusia 7 thn, yang ia ketahui bahwa Deon adalah kerabat dekatnya dan sering ia panggil paman.
Karna pada saat itu Deon dan keluarganya sangat dekat dan sering berjumpa denganya, bahkan kadang Deon juga sering menemaninya, karna kedua orang tuanya sering berpergian ke luar kota, dan luar negri.
Saat itu Deon berusia 19 thn, Sedangkan sekarang ia sudah berusia 21. Dia juga sudah berhasil membuat perusahaan keluarganya semakin maju.
Namun sebagai pria muda yang tampan ia bahkan memiliki badan yang atletis ya mungkin karna sering olahraga, dan banyak sekali para gadis yang menyukai parasnya yang menawan.
Akan tetapi ia tidak pernah berpacaran dengan gadis manapun, karna sebagai penerus satu-satunya keluarganya ia harus menjalankan perusahaannya di usia muda, dan itu cukup untuk membuat dirinya sibuk sepanjang waktu sehingga tidak ada waktu pribadi yang ia miliki.
Sebenarnya sangat banyak gadis yang selalu mencoba merayunya, namun itu hanya untuk dukungan finansial mereka semata sehingga membuatnya jijik melihat para gadis murahan itu, dikarnakan mereka tidak benar-benar tulus. Itulah mengapa Deon selalu bersikap dingin.
visual Deon jovanka (Lee soo-hyuk)
Satu minggu kemudian, Ayara kini sudah di perbolehkan untuk pulang namun sesampainya di rumah. Ia mengatakan pada kakeknya kalau ia ingin bersekolah di luar negri lebih tepatnya ke Eropa. Ia ingin bersekolah disana dan tinggal bersama sang bibi.
Awalnya kakek tidak setuju dengan kepergian cucunya namun Ayara dan bibinya berhasil meyakinkan Kakeknya.
Ayara, dan bibinya pun berangkat ke Eropa. Kini Ayara juga melanjutkan sekolahnya diasana ia juga berteman baik dengan anak bibinya yang lebih muda 4 thn darinya, dan juga menjalani kehidupan sekolanya dan hari-harinya dengan tenang
Visual Ayara. (Kim Yoo-jung)
Hari-hari berlalu, tahunpun berganti. 10 tahun telah berlalu kini ia sudah berusia 19 tahun.
Ayara tumbuh sebagai gadis cantik, ia juga telah menjadi mahasiswa, dan gadis tercantik di kampus.
Namun sayangnya ia sangat merindukan kakeknya, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke indonesia.
Segera ia langsung memberi tahu Sang kakeknya akan kedatangannya. Dan mengemasi barang-barangnya, serta berpamitan dengan Bibi, Paman, dan sepupunya.
"Apa kau, yakin? Akan kembali?" tanya Bibinya.
"Iya, Bibi aku jugq sudah cukup lama tidak bertemu kakek, aku sangat merindukanya."
"Kakak, bukankah kau sangat senang berada disini?" Rengek Ario sambil menahan tangan Ayara, "Aku akan kesepian jika kau pergi." Ucapnya dengan wajah memelas.
"Tenanglah ... kau, kan bisa kesana pada waktu libur, " tukas ku.
"Hmm, baiklah." Sambil melepaskan tangan Ayara, dan melambaikan tangannya pada mobil Ayara yang mulai menjauh menuju Bandara.
Di Bandara, pesawat menuju Jakarta sudah terbang, Kini telah sampai di Jakarta. Ayara pun turun dari pesawat.
Segeraia menelpon kakenya agar ada yang menjemputnya. Ia yang kini berjalan dengan kopernya.
"Kakek, siapa? Yang akan menjemputku sekarang?" tanyaku.
"Tenang, kakek sudah meminta pamanmu menjemput mu tadi. Mungkin ia sedang dalam perjalanan."
'Aku yang melihat ke sekekliling melihat sosok pria tampan datang menghampiriku, membuatku tercengang bahkan membuat jantungku berdegub kencang. Namun aku merasa ia sedikit familiar. Atau jangan-jangan ia adalah paman, kan?' batinku.
"Deg ... deg!"
'Astaga! Dia semakin mendekat, ahh!! Bagaimana ini? Jangan sampai pipi ku memerah karnanya.'
"Aya, kau datang," sapanya dengan lembut.
"Hah!!" jawabku reflek.
Aku terkejut saat ia memanggil namaku dengan akrab dan lembut, jadi benar dia pamanku. Karna hanya paman sajalah yang memanggilku seperti itu selain kedua orang tuaku.
"Paman," sapaku.
***
"Hah!!" jawabku reflek.
Aku terkejut saat ia memanggil namaku, dengan akrab dan lembut, jadi dia benar-benar pamanku! Karna hanya paman sajalah yang memanggilku seperti itu selain kedua orang tuaku.
"Paman," sapaku.
sedangkan Deon kini juga sudah berusia 31 tahun, Deon telah menjadi pria dewasa yang tampan dan mapan.
"Aya, apa kau terkejut? Kau terlihat seperti tidak mengenalku?" tanyanya.
"A-aku ... hanya, merasa ... Wa-wajah paman sedikit berbeda," jawabku gagap.
'Ahhh! Kenapa? Aku harus gagap saat berbicara dengannya, jika di bandingkan dengan wajahnya yang dulu. Aku rasa dia bertambah semakin tampan. Aduh, apa? Yang aku pikirkan, tidak! Aku harus tenang,' Batinku.
Deon mendekat, mengamati wajah Ayara.
"Benarkah? Wah, justru aku merasa kalau Aya, bertambah tinggi. Aku rasa juga sepertinya bertambah cantik," pujinya sembari mencubit pipi Ayara.
'Sumpah ini gak, ngotak Siapa sih? Yang gak, deg-degan kalo di bilang cantik. Mana yang bilang nya orang ganteng lagi. Aku pengen auto salto hehe ... aku kehabisan kata-kata, bagaimana pun aku harus bersikap biasa saja dia kan, pamanku.
"Be-benarkah?!" Tanpa Ayara sadari wajahnya merona karna malu.
"Iya, ehh, kenapa wajah mu merah?! Apa kau demam?"
Melihat wajah Ayara, Deon segera menyentuh dahi Ayara dan merasakan suhu tubuhnya.
"Ti-tidak, paman itu karna kau ... mencubitnya terlalu kencang," elaknya dengan beralasan.
'Sialan, nih jantung kenapa harus maraton sekarang sih. Batin Ayara.
"Maaf, aku sangat gemas tadi," sambil menarik tangan Ayara, "Baiklah aku akan mengantar mu pulang sekarang."
"Emm," Sahutku mengiakan ajakannya.
Dalam perjalanan pulang. hanya ada kesunyian di dalam mobil. Baik Ayara, atau pun Deon tidak bersuara. Jelas Ayara sedang merasa canggung.
Sedangkan Deon tidak tau harus memulai topik apa? Ya karna ia jarang berbicara dengan wanita, kecuali sekertaris wanitanya kadang. Mengingat dia yang selalu bersikap dingin dan jarang berkomunikasi yang tidak di perlukan.
1 Jam yang lalu sebelum kedatangan Ayara.
Deon yang sedang berada di ruangan rapatnya. Tiba-tiba menerima panggilan dari Haidar, dan langsung mengangkatnya di tengah rapat, dan membuat para kariawan terkejut. Pasalnya, Deon tidak pernah mengangkat telpon saat rapat kecuali itu sangat penting dan mendesak.
"Halo, Deon, apa kau bisa menjemput Ayara? Hari ini dia, pulang dan mungkin penerbangannya akan sampai sekarang. Tolong jemput dia menggantikan ku," pinta Haidar.
"Tapi, apa kau sedang sibuk sekarang?" tambahnya, Haidar yang paham betul akan kesibukan Deon setiap harinya.
"Tidak!!" jawabnya, "saya, tidak sibuk. Sekarang sedang ada waktu kosong."
Sontak! Membuat kariawan lain terkejut. Karna mereka sedang mengadakan rapat, namun Deon berbohong dan segera meninggalkan rapat yang masih berlangsung.
"Baguslah, kau bisa jemput Ayara sekarang."
"Iya, saya akan tiba di bandara dalam waktu 20 menit," jawabnya sembari memutuskan panggilan.
"Crish!" Panggilnya pada asisten pribadinya.
"Iya, tuan." Dengan sigap Crish menjawab.
"Gantikan aku dalam rapat, biar kau yang pimpin rapat hari ini," perintahnya pada crish.
"Baik, tuan, sesuai perintah anda." Lalu crish pun melaksanakan perintah atasannya.
Flashback Off.
Akhirnya Deon, dan Ayara sampai di kediaman Wistara. Deon segera turun dari mobil, dan membukakan pintu untuk Ayara. Mereka pun berjalan masuk.
Melihat Sang kakek yang sudah menunggunya. Ayara langsung berlari dan memeluknya.
"Kakek!!" Sambil memeluk kakeknya, "Aku merindukan, kakek."
"Iya, kakek juga sangat merindukan cucu kesayanganku," ucap haidar sambil mengelus punggung cucunya.
Ayara juga tidak lupa menyapa para kerabatnya yang lain, seperti pamannya yang lain. Yaitu Zeround Wistara, paman ke duanya, beserta istrinya, dan dia juga menyapa sepupunya yang merupakan anak Zeround.
Selesai saling menyapa. Deon segera undur diri, karna ia baru saja menerima panggilan dari crish, ada urusan mendadak dan harus di tangani oleh Deon sendiri.
"Ayara!" Panggil Deon, "Aku, harus kembali ke kantor sekarang. Nanti aku akan menemuimu lagi, dan mengajakmu berjalan-jalan."
"Baik, paman," sahutku.
"Ayah, aku berangkat dulu," Pamit Deon pada Ayah angkatnya, yaitu Haidar.
"Baiklah, hati-hati di jalan," jawab Haidar.
Lalu Deon segera berangkat ke kantor. Sementara Ayara menemani kakeknya berbincang, ia juga megatakan akan segera mengatur kepindahan sekolahnya dan memasuki Universitas di Indo.
Tengah asik berbincang dengan kakeknya, Ayara terkejut dengan kedatangan Kakaknya, pasalnya ia merasa canggung dengan Kakanya yaitu kenya. Karna kejadian waktu itu masi terlintas jelas di kepalanya, mengingat kebencian Kenya padanya. Terkadang membuatnya takut akan teringat kejadian itu.
visual Kenya (Kim Go Eun.)
Kedatangan kenya kali ini untuk melihat Ayara, dan sekaligus meminta maaf, karna dulu ia tidak sempat mengatakanya.
Namun kenya tidak dantang sendiri, ia datang bersama dengan anaknya yang berusia 4 tahun. Bernama Liam Adrelio, anaknya bersama Adnan Adrelio merupakan teman dekat Deon. Sekaligus mitra di perusahaannya.
Adnan Adrelio, (Kim Seon Ho.)
"Kakak!"
Sapaku dan juga menatap anak kecil yang memegang tangannya.
"Apa? Dia anakmu?" tanya ku sambil menghampirinya dan anak itu.
"I-iya, dia putraku," jawab kenya dengan canggung.
"Liam, ini Bibimu Ayara. Katakan Halo! Pada bibi Ayara," pinta kenya pada putranya.
"Hallo! Bibi Ayara, namaku Liam Adrelio," ucapnya memperkenalkan diri.
"Ahh, imutnya apa kau mau bermain denganku?" Ajak Ayara.
"Baiklah bibi," sahut Liam mengiakan ajakan Ayara.
Perlahan-lahan mereka pun berbincang-bincang dengan gembira. Dalam waktu singkat Ayara dan Liam menjadi dekat. Kenya pun mulai mengatakan yang ingin ia katakan sejak lama.
Liam Adrelio.
"Ayara, aku sebenarnya ada yang ingin aku katakan. Kadatanganku kemari adalah untuk meminta maaf padamu," ucapnya mengatakan permintaan maafnya.
"A-aku ... sangat menyesalinya, hanya karna emosi sesaat aku iri, dan melampiaskannya padamu," lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sebenarnya, aku sudah lama memaafkanmu. Jadi tidak perlu terlalu di pikirkan, kak," ucapku padanya.
"Benarkah?! Aku sangat bersyukur kau ternyata sudah memaafkan-ku," kenya memeluk Ayara.
"Sekarang, aku sudah merasa lega. Terimakasih Ayara, kau sudah memaafkan ku."
Kenya merasa lega setelah mendengar Ayara sudah memaafkannya, ia pun mengusap air mata bahagia.
"Sama-sama, Kakak."
Di sisi lain, ada tiga orang yang mengamati kebahagiaan Ayara, Kenya, Kakeknya, dan Liam. Melihat kebahagiaan mereka berempat membuat ketiga orang itu iri. Ketiga Orang itu tidak lain adalah Zeround paman keduanya, serta istri, dan anaknya. Mereka bertiga sangat membenci kebahagiaan Kenya dan Ayara.
"Ayah! Lihat mereka tersenyum bahagia membuat ku tidak tahan. Kenapa? Kakek sangat menyayangi Ayara, dia bahkan sangat memanjakannya. Kakek tidak pernah memperhatikan kita dan selalu mengutamakan mereka," rengek vika pada Zeround.
"Benar, sayang, aku rasa ayahmu itu tidak memperdulikan kita," tambah Ria istrinya.
"Iya, juga ayah selalu memperhatikan kakak, sekarang kakak dan istrinya tiada, tapi malah anaknya yang menjadi penghalang sial, mereka membuatku kesal!" Dengus zeround yang sangat kesal hingga meninju tembok.
"Kita sudah menyingkirkan orang tuanya, dan di saat aku akan menyingkirkan gadis itu. Deon malah menyelamatkannya tepat waktu, benar- benar sial!" ucap Zeroun.
"Benar susah payah aku menghasut kenya saat itu agar membencinya, tidak di sangka itu sia-sia," sahut Sang istri.
***
Berkarya tidak mudah harap tinggalkan like ya dan jika kalian suka harap beri rating dan tambahkan favorit.
Jangan lupa komen.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!